berbasis Kooperatif
Elisabet Kewa
2016 13500 469
Abstrak: Kotak operasi hitung adalah kotak yang berisi operasi hitung diantarnya penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Untuk meningkatkan minat anak belajar, perlu di
pertimbangkan dengan adanya alat peraga yang dapat membuat anak menjadi lebih paham akan
pelajaran. Karena itu “Kotak Operasi Hitung” dapat digunakan menjadi alat peraga yang mampu
membantu anak lebih memahami operasi hitung, khususnya kelas tiga sd agar memahami konsep
dasar operasi hitung lebih matang. Kotak Operasi Hitung dikembangkan dengan metode ADDIE
(Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, Evaluasi) dengan materi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film animasi
matematika ini dapat diterima dengan baik oleh siswa dan bisa menjadi tambahan pembelajaran
matematika.
Informasi yang didapat saat ini, guru SDN Pancoran Mas 06 Depok lebih sering
menggunakan media pembelajaran dengan buku, papan tulis. Metode yang digunakan guru SDN
Pancoran Mas 06 Depok dengan media pembelajaran tersebut adalah metode ceramah saja tanpa
menggunakan alat peraga, karena guru menganggap metode ceramah adalah metode yang cukup
efektif dalam penyampaian materi di kelas. Karena guru menggunakan metode ceramah dengan
media pembelajaran buku dan papan tulis, akibatnya peserta didik malas membaca. Karena itulah
siswa saat ini membutuhkan alat peraga yang dapat membantu mereka dalam memahami konsep
yang sedang diajarkan oleh guru.
Tujuan pembelajaran dengan alat peraga adalah guru mampu menyampaikan materi
pelajaran dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Salah satu
manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran dengan alat bantu adalah memudahkan guru dan
siswa dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran yang akan diajarkan. Penggunaan alat
peraga sangat besar manfaatnya bagi anak-anak yang memiliki kesulitan belajar terutama dalam
konsep berhitung. Alat peraga ini dapat mengkonkretkan hal-hal yang bersifat abstrak dalam
berhitung.
Suherman dkk (2003: 41) menyatakan bahwa anak-anak yang berada pada tahap operasi
konkrit umunya telah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Kemampuan
ini terlihat dalam memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasi dan serasi,
mampu memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara objektif, dan mampu
berfikir reversibel.
Alat peraga merupakan sarana untuk meningkatkan pemahaman murid terhadap materi
pelajaran, contohnya seperti “Kotak Operasi Hitung”. Kotak operasi hitung membahas tentang
materi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Dengan adanya kotak operasi
hitung, diharapkan siswa mampu memahami konsep operasi hitung dan dapat memberi suasana
belajar yang baru sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan menjadi aktif di kelas. Dengan
demikian pemikiran dan nalar siswa akan bisa terangsang serta perhatian dan penjelasan peserta
didik juga lebih terpusat pada kotak operasi hitung dan penjelasan yang diberikan oleh guru.
Sehingga akan membuat siswa lebih mudah untuk menerima dan menyimpulkan informasi atau
materi yang diberikan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian media pembelajaran
adalah semua peralatan fisik, bahan, atau perangkat yang dapat menyampaikan pesan, merangsang
fikiran, perasaan, perantara atau alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar agar tercipta suasana
pembelajaran yang mengasyikan, alat untuk memberi perangsang bagi siswa supaya terjadi proses
belajar, membawa rasa senang dan gembira bagi siswa, memperbarui semangat belajar mereka,
memantapkan pengetahuan pada benak siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berhasil
dengan baik.
METODE
Tempat penelitian adalah lokasi dimana penelitian dilakukan sehingga diperoleh sejumlah
data yang dibutuhkan dari masalah yang diteliti. Penelitian ini mengambil lokasi di SDN
Pancoranmas 06. Subjek penelitian adalah peserta didik kesulitan belajar matematika kelas III SD.
Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2018. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif
dengan analisis kebutuhan yang berorientasi pada pengembangan produk. Produk yang dihasilkan
berupa media alat peraga matematika kelas III SD berbasis Kooperatif yang memuat pembelajaran
tematik pada materi matematika Sekolah Dasar tingkat rendah. Model yang digunakan dalam
pengembangan media pembelajaran dapat digunakan model desain pembelajaran ADDIE. Model
ini bertujuan agar model instruksional/pembelajaran yang tepat sasaran, efektif, dinamis dan
sangat membantu dalam pengembangan pembelajaran bagi guru.
Model analisis yang digunakan dalam analisis kebutuhan ini dengan menggunakan tahapan
pertama (analisis) pada model pengembangan ADDIE, yaitu model pengembangan yang terdiri
dari lima tahapan yang meliputi analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development),
implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation).
Praktisi pendidikan membuat beberapa revisi dan di pertengahan 1980-an
muncullah model yang lebih interaktif dan dinamis dari aslinya. Model ini kemudian dapat
digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti strategi
dan metode pembelajaran, media dan bahan ajar. Model ADDIE dapat menjadi pedoman dalam
membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan atau pembelajaran yang efektif,
dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri dengan beberapa tahapan.
Data penelitian ini berupa hasil pengamatan atau observasi dan wawancara diklasifikasikan
sebagai data kualitatif. Data ini diinterpretasikan kemudian dihubungkan dengan data kuantitatif
(tes) sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Data yang
berupa tes diklasifikasikan sebagai data kuantitatif. Data tersebut dianalisis secara deskriptif
komparatif, yakni membandingkan nilai tes antar siklus dengan indikator pencapaian. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan analisis dokumen. Pengamatan yang
peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta secara aktif.
HASIL PENELITIAN
Pengembangan media pembelajaran ini sesuai dengan langkah-langkah prosedur penelitian
Research and Developmen model ADDIE yang terdiri dari tahap Analysis (Analisis), Design
(Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Penerapan), dan Evaluation (Evaluasi)
yang dimodifikasi oleh peneliti. Dalam pengembangan media pembelajaran ini menggunakan
model ADDIE yang memiliki lima tahapan dan dilakukan secara sistematis. Pada tahapan ADDIE
hanya dibatasi sampai tahap pengembangan media. Berikut penjelasan tahap-tahap dalam
pengembangan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika yang sesuai dengan model
ADDIE.
1. Penelitian Pendahuluan
Peneliti melakukan penelitian pendahuluan ke sekolah yang bertujuan untuk mendapatan hasil
yang objektif, relevan, sesuai dengan kebutuhan peneliti. Peneliti melakukan penelitian di sekolah
SDN Pancoran Mas 06 Depok. Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh guru matematika
SDN Pancoran Mas 06 Depok, metode yang digunakan oleh guru dalam belajar mengajar adalah
diskusi, ceramah, dan penugasan. Guru sering menggunakan laptop, power point, LCD proyektor
sebagai media pembelajaran dalam metode ceramah yang digunakan di kelas. Tetapi tidak semua
materi pelajaran dapat menggunakan media tersebut karena keterbatasan waktu untuk membuat
materi menggunakan laptop. Oleh sebab itu, guru di SDN Pancoran Mas 06 Depok menggunakan
metode ceramah dengan media buku, papan tulis dan penugasan.
Metode yang digunakan guru saat ini dirasa sudah cocok dan mudah untuk diterapkan di dalam
kelas. Materi yang dapat menggunakan alat peraga seperti operasi hitung (penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian). Untuk materi seperti aljabar, KPK, FPB, dan statistika
biasanya menggunkan latihan-latihan soal.
2. Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil angket yang diisi oleh peserta didik, pada umunya peserta didkk kurang fokus
ketika guru sedang menjelaskan materi dengan metode ceramah. Selain itu, peserta didik juga
merasa bosan karena guru cenderung monoton dalam menjelaskan materi di kelas. Karena peserta
didik tidak fokus dan merasa bosan ketika belajar dapat mempengaruhi kreatifitasnya dan
menjadikan peserta didik yang pasif.
Dengan demikian kebutuhan yang perlu ditingkatkan adalah metode pembelajaran yang
digunakan guru dalam mengajar dikelas khususnya materi operasi hitung. Operasi hitung
merupakan mata pelajaran yang dianggap mudah tetapi masih banyak peserta didik yang masih
belum paham materi operasi hitung. Dalam matematika, operasi hitung adalah konsep dasar yang
harus dipahami dengan baik, karena operasi hitung digunakan dalam rumus matetatika. Jika
peserta didik sudah paham dengan konsep dasar matematika, guru akan lebih mudah menjelaskan
materi-materi berikutnya dan tidak membuang waktu untuk menjelaskan kembali konsep dasar
matematika.
Berdasar kebutuhan yang telah diketahui, peneliti membuat media pembelajaran dengan alat
peraga yagng diharapkan akan membantu, peserta didik dalam belajar dan guru dalam
menerangkan pelajaran khususnya materi operasi hitung (penjumalahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian). Media pembelajaran dapat digunakan di dalam kelas sebagai alat untuk
menerangkan materi khususnya operasi hitung. Karena operasi hitung adalah konsep dasar
matematika yang berada di kelas 1 sampai kelas 6, maka alat peraga atau media pembelajaran ini
dapat digunakan dari kelas 1 sampai kelas 6 sekolah dasar berdasarkan KI, KD, dan tujuan
pembelajaran yang hanya terkait dengan konsep media yang akan dibuat.
Validasi kesenjangan kinerja
Mengidentifikasi karakteristik
peserta didik
Merumuskan tujuan
instruksional
Analisis
Mengidentifikasi sumber-
sumber yang dibutuhkan
Menentukan strategi
pembelajaran yang tepat
Menyusun rencana
pengelolaan program/proyek
2. Bentuk media Audio visual, permainan, alat peraga, internet, video pembelajaran,
pembelajaran yang elektronik
bisa memotivasi
siswa
3. Pemanfaatan Pemanfaatan teknologi sangat berpengaruh karena dengan adanya
teknologi untuk teknologi, alat peraga dapat membuat pelajaran semakin mudah
mendukung proses dipahami
pembelajaran
4. Penerapan media - Membuat plajaran matematika lebih mudah dipahami dan di
pembelajaran senangi
matematika pada - Membuat siswa lebih focus dalam pembahasan materi dan melatih
alat peraga daya pikir siswa.
- Siswa ikut aktif selama penjelasan materi menggunakan alat
peraga
- Pembahasan materi tidak membosankan.
a. Alat
1) Gunting
2) Gergaji
3) Penggaris
4) Palu
5) Engsel
6) Spidol Hitam
7) Karter
b. Bahan
a) Paku (30 buah)
b) Engsel (4 buah)
c) Kayu List
d) Karton Asturo (5 lembar)
e) Triplek
f) Lidi (40 buah)
Setelah mempersiapkan alat dan baha, penilit mulai membuat media pembelajaran dengan
langkah-langkah sebagai berikut;
a. Siapkan alat dan bahan
b. Potong Triplek menjadi 3 ukuran yang berbeda
c. Paku triplek sesuai bentuk yang di inginkan
d. Cat kotak yang sudah dibuat
e. Dua potongan balok yang lain paku pada kedua ujung balok yang telah dipaku dengan
papan triplek sebagai penyangga
f. Beri skala pada papan triplek sebagai garis bilangan
g. Pasang kertas karton disisi atas untuk materi perkalian
h. Lubangi papan atas untuk dimasukkan lidi
i. Hias alat peraga
Cara penggunaan alat
PENGHARGAAN
Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada Prodi Pendidikan Matematika, reka-rekan
mahasiswa serta dosen-dosen yang membimbing sampai akhirnya penelitian ini selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Al A’raf, Aqsha ;Tahmir, Suradi ;Rahman, Abdul. 2015. Keefektifan Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Matematika
di Kelas VIII SMP Negeri 2 Majene. Jurnal Daya Matematis 3 (1), : 1-7
Arif S. Sadiman, dkk. 2008. Media Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Eman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA Jurusan
Pendidikan Matematika UPI, 2003), h. 41.
Leonard. 2013. Kajian peran konsistensi diri terhadap belajar matematikaa. Jurna Formatif, 3(2) :
97-104
Leonard. 2015. EduResearch Raise the standard. Jakarta: Unindra Press
Rayandra Asyar. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada
Press
Rudi, S., & Cepi, R. (2008). Media Pembelajaran Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.
Jakarta : Bumi Askara.