PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses kimia khususnya dalam zat cair atau fase cair, pengadukan
merupakan salah satu cara di dalam proses pencampuran komponen untuk
mendapatkan hasil yang diiginkan. Pengadukan adalah suatu operasi kesatuan
yang mempunyai sasaran untuk menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam
suatu cairan, dengan alat mekanis yang terpasang pada alat seperti propeller. Pola
aliran yang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung pada jenis pengaduk,
karakteristik fluida yang diaduk dan ukuran serta perbandingan ukuran antara
tangki, pengaduk dan sekat.
Tujuan dari pada operasi pengadukan terutama adalah terjadinya
pencampuran. Pencampuran merupakan suatu operasi yang bertujuan mengurangi
ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan.
Pencampuran dapat terjadi dengan cara menimbulkan gerak di dalam bahan itu
yang menyebabkan bagian-bagian bahan saling bergerak satu terhadap yang
lainnya, sehingga operasi pengadukan hanyalah salah satu cara untuk operasi
pencampuran.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud berujung dari
tujuan langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan pengadukan antara lain: (Mc
Cabe,1985)
2.1 Pengadukan
Pengadukan (agitation) merupakan suatu aktivitas operasi pencampuran
dua atau lebih zat agar diperoleh hasil campuran yang homogen. Pada media fase
cair, pengadukan ditujukan untuk memperoleh keadaan yang turbulen
(bergolak). operasi yang menimbulkan gerakan pada suatu bahan (fluida) di dalam
sebuah tangki, dimana gerakannya membentuk suatu pola sirkulasi. Fungsi utama
operasi pengadukan adalah sebagai sarana pencampuran, yang bertujuan untuk
menyeragamkan suatu campuran bahan. Fungsi lainnya adalah untuk
menyelenggarakan reaksi, mempercepat perpindahan panas, mempercepat
perpindahan massa, serta menyebarkan atau mendispersikan gas di dalam zat cair
dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Salah satu sistem pengadukan yang
banyak ditemui di industri proses kimia adalah tangki berpengaduk, yang
umumnya digunakan untuk mengaduk fluida cair. Sistem ini terdiri dari suatu
tangki penampung fluida, pengaduk (impeller) yang terpasang pada batang
pengaduk dan perangkat penggerak (motor) yang mengubah pasokan energi luar
menjadi gerakan batang pengaduk. (Froust.1980)
Jika kecepatan putar pengaduk tinggi dan sumbu impeller berada di pusat
tangki pada tangki tidak bersekat maka akan menyebabkan terjadinya vortex.
Fenomena vortex ini sangat tidak diinginkan dalam suatu proses pengadukan
karena dapat mengakibatkan pencampuran menjadi tidak sempurna,selain itu,
vortex juga dapat menyebabkan campuran tumpah dari tangki. (McCabe, 1985).
Turbin
Beberapa jenis turbine antara lain: flat blade, disk flat blade, pitched
blade, pitched vane, curved blade, curved blade, arrowhead, titled blade, pitch
curved blade dan shrouded. Pola sirkulasi yang terbentuk adalah radial dan
tangensial. Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk
cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin
biasanya antara 30 - 50% dari diameter tangki. Turbin biasanya memiliki empat
atau enam daun pengaduk.
Turbin yang berdaun datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga
berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah
pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong
menjadi gelembung gas.
Gambar 1.3 Pengaduk Turbin pada bagian variasi.
Turbin jenis daun dengan kemiringan sebesar 45o, beberapa aliran aksial
akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial dan radial akan
terbentuk. Jenis turbin ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran langsung
ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan
hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan
aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran
per satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan.
Helical - Ribbon
Berbentuk seperti tangga spiral di sekeliling sumbu. Aliran yang dominan
berbentuk tangensial. Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan
yang tinggi dan beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminer.
Gambar 1.5 Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d) Semi-Spiral
Adapun bentuk pola alir pada pengadukan suatu larutan dalam tangki
terbagi atas (Mc Cabe, 1994):
a) Pola aliran aksial, yaitu pola alir yang sejajar dengan sumbu impeller.
b) Pola aliran radial, yaitu pola alir yang tegak lurus terhadap sumbu
impeller.
c) Pola aliran tangensial, yaitu pola alir yang mengelilingi sumbu impeller.
Gambar 1.6 (a) Impeller, (b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon
Di dalam operasi pengadukan, terjadi peristiwa arus putar (pola alir yang
melingkar) di sekitar pengaduk yang lama kelamaan dapat menyebabkan
terjadinya vortex. Vortex dapat terbentuk di sekitar pengaduk ataupun di pusat
tangki yang tidak menggunakan baffle. Fenomena vortex ini sangat tidak
diinginkan dalam suatu proses pengadukan, karena dapat mengakibatkan
pencampuran menjadi tidak sempurna. Selain itu, vortex juga dapat menyebabkan
campuran tumpah dari tangki. Gambar 1.7 memperlihatkan bentuk pola alir dan
terjadinya vortex pada suatu operasi pengadukan.
b. Bilangan Power
Bilangan tak berdimensi lainnya adalah bilangan daya. Persamaan yang
digunakan untuk menghitung bilangan daya adalah sebagai berikut:
p
NPo (1.2)
N 3 Da5
Dimana :
Npo = bilangan daya
ρ = densitas fluida (kg/m3)
N = kecepatan pengaduk (rad/s)
Da = diameter pengaduk (m)
P = daya (watt)
m1 m0
(1.3)
V