Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
5.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui defenisi dari dielektrik
2. Mengetahui bagian-bagian dari polarisasi.
3. Mengetahui rapat muatan terikat dalam dielektrik.
4. Mengetahui Hukum Gauss dalam Dielektrik.
5. Mengetahui klasifikasi dalam Dielektrik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
5.2 Polarisasi
Meskipun tidak ada perpindahan muatan ketika dielektrik-dielektrik dipengaruhi suatu medan
listrik, tetapi terjadi pergeseran sedikit pada muatan negative dan positif dari atom-atom atau
molekul dielektrik , sehingga memiliki kelakuan seperti dipole sangat kecil. Pada dielektrik tersebut
dikatakan terjadi pengutuban atau dalam keadaan terkutubkan ketika dipole-dipole ditampilkan.
Misalkan sebagai contoh sederhana,polarisasi ditampilkan/digambarkan sebagai suatu dipole
listrik. Muatan titik positif menggambarkan inti dan muatan negative menggambarkan muatan
electron dan kedua muatan tersebut terpisah jarak yang sangat kecil.Orbit electron pada inti
bertindak seperti awan mengitari inti. Ketika atom-atom tidak terjadi polarisasi, awan yang
mengelilingi inti adalah simetri (gambar.1a) dan momen dipolnya nol (karena pergeseran muatan
positif dan negative =0). Dengan adanya pengaruh medan listrik, maka awan electron menjadi
bergeser sedikit atau tidak simetris (gambar.1b), dan atom dikutubkan (terjadi polarisasi). Atom
tersebut dapat digambarkan ekuivalen dengan dipole muatan titik (gambar 1c).
3
c. –q +q
L
(Gambar: 1. a. Atom tidak berpolarisasi b. atom menjadi terpolarisasi kutub E
c. ekuivalen dipole)
Suatu dielektrik papan marmer permitivitasnya 𝜀 (gambar 2) dalam ruangan hampa. Medan
listrik serba sama𝐸̅ diterapkan pada aras normal, menyebabkan polarisasi dalam dielektrik, yaitu
dipole-dipole atom induksi menembus papan marmer. Hasil akhir dari polarisasi adalah
menghasilkan lapisan mutan negative pada salah satu permukaan dan lapisan muatan positif pada
permukaan lain dari papan trsebut, dengan muatan tiap-tiap dipole dilapisi oleh jarak L’
(L’=ketebalan papan marmer)
𝑃⃗ = 𝑣𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
Dari persamaan diatas diperoleh
⃗⃗ 𝒅𝑽...........................................(2)
⃗ = ∮𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑷
𝒑
P= momen dipole total
Contoh
Hitung polarisasi di dalam bahan dielektrik dengan 𝜀𝑟 = 2,8 bila 𝐷 = 3 × 10−7 𝑎𝑥 𝐶/𝑚2
𝐷
𝐷 = 𝜀0 𝜀𝑟 𝐸 → 𝐸=
𝜀0 𝜀𝑟
𝜒𝑒 = 𝜀𝑟 − 1 → 𝑃 = 𝜒𝑒 𝜀0 𝐸 = (𝜀𝑟 − 1)𝜀0 𝐸
𝐷 𝜀𝑟 − 1
𝑃 = (𝜀𝑟 − 1)𝜀0 = 𝐷
𝜀0 𝜀𝑟 𝜀𝑟
2,8 − 1 𝐶
𝑃= 3 × 10−7 𝑎𝑥 = 1,93 × 10−7 𝑎𝑥 2
2,8 𝑚
Bahan dielektrik bukan penghantar listrik. Tetapi karena tidak inert terhadap medan listrik.
Elektron dan proton akan bergeser tempat akibat medan listrik tersebut. Sebagai contoh, tempat
kedudukan (rata-rata) dari elektron akan bergeser mendekati elektroda positif, sedang inti atom
sendiri, yang mengandung proton, akan bergeser mendekati elektroda negatif. Peristiwa ini disebut
sebagai polarisasi. Bila ada medan arus bolak balik, muatan tadi akan bergeser bolak balik mengikuti
frekuensi medan listrik. Polarisasi dapat digolongkan kedalam :
5
yang menyebabkannya. Dipole yang terbentuk merupakan dipole tidak permanen; artinya dipole
terbentuk selama ada pengaruh medan listrik saja. Jika medan listrik hilang maka titik-titik pusat
muatan kembali berimpit lagi. Apabila medan yang diberikan adalh medan searah, dipole terbentuk
hampir seketika dengan hadirnya medan listrik. Oleh karena itu polarisasi elektronik bisa terjadi pada
medan listrik bolak balik berfrekuensi tinggi.
6
muatan ruang dapat menempati posisi yang baru, tidak seluruhnya kembali pada posisi awal. Muatan
ruangan atau polarisasi antar permukaan terjadi bila ada penghantaran muatan lokal dalam dielektrik.
Sebagai contoh Al2O3, bahan bukan penghantar, mengandung partikel aluminium yang sangat kecil,
elektron konduksi dapat bergeser kearah elektroda positif dalam medan bolak-balik. Akan tetapi,
mereka tetap terikat didalam partikel metal. Contoh ini hanya untuk penjelasan belaka, dan jarang
dijumpai dalam barang rekayasa.
Penerapan bahan dielektrik ini berdasarkan hukum Gauss. Di mana Gauss menyatakan bahwa
jumlah garis gaya atau fluks listrik yang keluar dari suatu permukaan tertutup sebanding dengan
jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup itu. Secara matematis, pernyataan
tersebut dituliskan sebagai :
7
dengan S adalah suatu permukaan tertutup dan adalah jumlah muatan yang ada di dalam atau
dilingkupi oleh permukaan tertutup tersebut. Hukum Gauss terutama digunakan untuk menghitung
medan listrik oleh benda bermuatan yang berbentuk khusus, misalnya berbentuk pelat.
Potensial pada titik 𝑟 merupakan jumlah dari potensial akibat elemen volume.
Dengan 𝑅̂ = 𝑟 − 𝑟 ′ dan 𝑅 = |𝑟 − 𝑟 ′ |
𝟏 𝑷(𝒓′ )𝑹
̂ 𝟏 𝟏
𝑽(𝒓) = 𝟒𝝅𝜺 ∫𝑽 𝒅𝑽′ = 𝟒𝝅𝜺 ∫𝑽 𝑷. ⃗𝛁 𝑹 𝒅𝑽′ (4)
𝟎 𝟎 𝑹𝟐 𝟎 𝟎
⃗
𝑅 1 1
Ingat :𝑅2 = −∇ 𝑅 = ∇′ 𝑅
⃗𝑃 1 1
⃗⃗⃗
∇′ . = ⃗∇′ . 𝑃⃗ + 𝑃⃗ ⃗∇′ .
𝑅 2 𝑅
⃗⃗
⃗⃗⃗ ⃗𝛁 ′ 𝟏 = ⃗𝛁
𝑷. ⃗ ′ . 𝑷 − ⃗𝛁 ′ . 𝟏 . P ..............................................(5)
𝑹 𝑹 𝑹
8
1 𝑃⃗ ⃗∇′ . 𝑃⃗
𝑉(𝑟) = (∫ ( ) 𝑑𝑉 − ∫ . 𝑑𝑉 )
4𝜋𝜀0 𝑉′ 𝑅 𝑉′ 𝑅
Teorema divergensi:
Bila persamaan diatas dikorespondensikan dengan pembatas potensial muatan kontiniu, maka
dapat dianalogikan bahwa persamaan diatas mencetak potensial yang dihasilkan oleh distribusi rapat
muatan volume (−𝜌𝑏 ) meliputi seluruh volume dan rapat muatan permukaan 𝜎𝑏 jarak permukaan
yang terikat. Oleh karena itu dapat dianalogikan bahwa:
𝝆𝒃 = −𝛁 ′ . ⃗𝑷
⃗ ...............................................(7)
𝝈𝒃 = ⃗𝑷
⃗ .𝒏
̂ = 𝑷𝒏 ................................................(8)
𝟏 𝝈𝒃 𝒅𝒂′ 𝟏
𝑽(𝒓) = 𝟒𝝅𝜺 (∮𝒔 , . − ∫𝑽′ 𝑹 𝝆𝒃 𝒅𝒗)............................................ (9)
𝟎 𝑹
Dengan pengertian bahwa diferensial dibuat terhadap koordinat titik sumber.Indeks b yang
ditunjukkan dalam setiap persamaan mencerminkan kenyataan bahwa rapat muatan muncul dari
muatan terikat suatu dielektrik.Sebagai akibatnya, hal itu biasanya digunakan acuan sebagai rapat
muatan terikat atau rapat muatan polarisasi.
9
Efek polarisasi menghasilkan susunan rapat muatan yaitu 𝜌𝑏 = −∇. 𝑃⃗ dalam dielektrik dan 𝜎𝑏 =
𝑃⃗. 𝑛̂ pada permukaan. Berikut akan disajikan tentang medan oleh muatan terikat dan muatan bebas.
Muatan bebas boleh terdiri atas electron-elektron pada konduktor atau ion-ion berkeliling dalam
bahan dielektrik atau sembarang muatan, dengan kata lain bukan akibat resultan dari polarisasi. Di
dalam dielektrik rapat muatan total dapat dituliskan :
𝜌 = 𝜌𝑏 + 𝜌𝑓
Oleh karena itu hukum Gauss dapat ditulis
𝜺𝟎 𝛁. ⃗𝑬
⃗ = 𝝆 = 𝝆𝒃 + 𝝆𝒇 = −𝛁. ⃗𝑷
⃗ + 𝝆𝒇 (11)
∮𝒑𝒆𝒓𝒎𝒖𝒌𝒂𝒂𝒏 ⃗𝑫
⃗ 𝒅𝒂
⃗ = 𝑸𝒇(𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒏𝒈𝒌𝒖𝒑𝒊) (14)
Dengan 𝑄𝑓 adalah total muatan bebas didalam volume yang dibatasi permukaan. Hal ini sebagai
cara khusus untuk menyatakan Hukum Gauss didalam konteks dielektrik, sebab hal itu dibuat hanya
untuk muatan bebas, dan muatan bebas adalah muatan bahan yang dikontrol. Dalam hal khusus,
⃗ dapat segera dihitung dnegan metode hokum Gauss.
bilamana diperlukan suatu simetris, maka 𝐷
10
Contoh
Kawat lurus membawa muatan garis serba sama𝜆 dikelilingi bahan penyekat karet dengan
jari-jari R seperti gambar. Carilah medan pergeseran listriknya!
Penyelesaian
⃗ 𝑑𝑎 = 𝑄𝑓(𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑝𝑖) , dengan 𝑄𝑓 = 𝐿. Maka;
∮𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝐷
Di dalam karet, medan listrik tidak dapat dihitung , sebab untuk mengetahui P di tempat itu
tidak diketahui caranya
dielektrik khusus. Jika orde kedua atau suku-suku tinggi dalam komponen 𝐸⃗ dibutuhkan untuk
menggambarkan merincikan bahan, maka dielektrik disebut non linear.Hal ini membutuhkan
eksperimen untuk menentukan apakah persamaan perlu diadakan kasus yang diberikan sebagai
contoh, beberapa keramik menjadi dalam kategori tersebut.
12
polarisasi ini akan menghasilkan medannya sendiri, yang kemudian berkontribusi terhadap
medan total. Pendekatan paling sederhana adalah mulai dengan perpindahan, setidaknya
dalam kasus-kasus di mana D dapat disimpulkan secara langsung dari distribusi muatan
gratis.
(17)
Jadi D sebanding dengan E
(18)
Dengan
(19)
∈ merupakan konstanta yang disebut permitivitas bahan. (Dalam ruang hampa, di mana tidak
terjadi polarisasi, maka seseptibilitasnya adalah nol, dan permitivitas adalah ∈o. Oleh sebab
itu ∈o disebut permitivitas ruang bebas. Adapun permitivitas yang terjadi untuk memiliki nilai
8,85 x 10 ~ 12 C2 / N-m2.)
(19)
Dengan ∈r disebut permitivitas relatif, atau konstanta dielektrik suatu material. Konstanta
dielektrik untuk beberapa zat umum tercantum dalam Tabel 1.
Table 1 Dielectric Constants (unless otherwise specified, values given are for 1 atm, 20° C).
Source: Handbook of Chemistry and Physics, 78th ed.
(Boca Raton: CRC Press, Inc., 1997).
Nilai P dan D proporsional terhadap E. Pada antarmuka antara yang terpolarisasi dielektrik
dan vakum (Gambar 8), P adalah nol pada satu sisi tetapi tidak pada sisi yang lain. Di sekitar
13
ini loop dan karenanya, oleh teorema Stokes', curl P tidak dapat menghilang di
mana-mana dalam loop.
Tentu saja, jika ruang sepenuhnya diisi dengan dielektrik linear homogen, maka
sehingga D dapat ditemukan dari muatan bebas seolah-olah dielektrik tidak ada di sana:
D = ∈o Evac
di mana Evac adalah bidang distribusi muatan bebas yang sama yang akan menghasilkan
dalam ketiadaan setiap dielektrik. Menurut Persamaan. 4.32 dan 4.34, oleh karena itu,
(20)
Kesimpulan: Ketika semua ruang diisi dengan dielektrik linear homogen, di setiap medannya
akan dikurangi oleh faktor konstanta dielektrik. (Sebenarnya tidak demikian, melainkan
diperlukan dielektrik untuk mengisi semua ruang, di daerah di mana medan listrik adalah nol,
keberadaan dielektrik tidak begitu terpengaruh, karena tidak ada polarization dalam setiap
peristiwa.
Misalnya, jika muatan gratis q disematkan dalam dielektrik besar, maka medan listrik
yang dihasilkannya:
(21)
(itu merupakan ∈, tidak ∈o) dan gaya yang diberikannya pada muatan di dekatnya berkurang
dengan sendirinya. Tapi itu tidak ada yang salah dengan hukum Coulomb; sebaliknya,
polarisasi medium sebagian "melindungi" muatan, dengan mengelilinginya pada muatan
terikat dari tanda yang berlawanan
14
(Gambar 9)
Contoh
Kapasitor pararel (Gambar 9) diisi dengan bahan insulasi dari konstanta dielektrik ∈r. Apa
pengaruhnya terhadap kapasitansi ini?
Solusi: Karena bidang terbatas pada ruang di antara lempeng, dielektrik akan berkurang E,
dan karenanya juga beda potensial V, dengan faktor l / ∈r. Dengan demikian, kapasitansi C =
Q / V dinaikkan oleh faktor konstanta dielektrik,
(22)
Ini, pada kenyataannya, cara umum untuk memperkuat sebuah kapasitor.
Gambar 10
Kristal umumnya lebih mudah untuk terpolarisasi di beberapa arah daripada yang lain, dan
dalam hal ini Persamaan. 4.30 diganti dengan relasi linear umum
(23)
15
b. Masalah Nilai Batas dengan Dielektrik Linier
Dalam suatu dielektrik linear homogen, densitas muatan terikat (b) sebanding dengan
densitas muatan bebas (f):
(24)
Dalam keadaan khusus, kecuali muatan bebassebenarnya tertanam dalam bahan, = 0, dan
apa saja muatan yang harus berada di permukaan. Dengan demikian, dielektrik, berpotensi
mengikuti Persamaan Laplace. Namun, untuk menulis ulang kondisi batas yakni dengan cara
membuat referensi hanya untuk muatan bebas. Persamaan 4.26 mengatakan
(25)
(26)
Sedangkan potensi itu sendiri, tentu saja, berkelanjutan:
Vabove =Vbelow (27)
Contoh 4.7
Suatu bidang bahan dielektrik linear homogen ditempatkan dalam medan listrik yang
seragamEo (Gambar 11). Temukan medan listrik di dalam bola.
Gambar 4.11
Solusi:
Hal ini mengingatkan pada contoh 3.8, di mana bola berkonduksi yang tidak bermuatan
adalah diperkenalkan ke dalammedan yang seragam. Dalam hal ini, bidang muatan yang
diinduksi sepenuhnya dibatalkan Eo dalam bola, dalam dielektrik, pembatalan (dari muatan
terikat) ini hanya sebagian.
16
Masalah kami dapat diselesaikan denganpersamaan Laplace, untuk Vin (r, ) ketika r R, dan
Vout (r , ) saat r R, tunduk pada kondisi batas
(28)
(Persamaan kedua mengikuti Persamaan 4.41, karena tidak ada muatan bebas di permukaan).
Di dalam bola, potensial listrik dinyatakan :
(29)
Sementara potensial untuk di luar bola dinyatakan:
(30)
Kondisi batas (i) membutuhkan
(31)
Sementara kondisi (ii)
(32)
17
Sementara
(33)
dan karenanya bidang di dalam bola itu seragam, maka:
(34)
(35)
Sehingga pada kasus kapasitor yang diisi dielektrik energi yang tersimpan diubah menjadi
Maka
(36)
18
Sehingga didapatkan :
Teorema divergensi mengubah kondisi awal menjadi integral permukaan, yang menghilang
jika kita mengintegrasikan seluruh ruang. Oleh karena itu, energi yang dilakukan sama
dengan
(37)
Terlebih lanjut, ini dapat diterapkan ke berbagai bahan. Jika mediumnya adalah dielektrik
linier, maka D = ∈E. Sehingga
Energi total merupakan energi yang dibangun dari muatan bebas hingga konfigurasi akhir
(38)
19
Sebagai pertimbangkan, misalnya, kasus lempengan bahan dielektrik linear, sebagian
disisipkan di antara pelat kapasitor paralel-pelat. Jika medan seragam padaplat kapasitor
paralel, dan medan untuk bagian luar adalah nol. Maka tidak akan ada gaya total pada
dielektrik sama sekali, karena medan di mana-mana akantegak lurus dengan plat. Namun,
dalam kenyataannya ada medan fringing di sekitar tepinya, yang digunakan untuk sebagian
besar dapat diabaikan tetapi bertanggung jawab untuk keseluruhan efek. (Sesungguhnya,
medan tidak dapat berhenti tiba-tiba di tepi kapasitor, karena jika itu terjadi garis integral dari
E sekitar loop tertutup ditunjukkan pada Gambar. 4.31 tidak akan nol.) Dengan demikian
bidang fringing tidak seragam dapat menarik dielektrik ke dalam kapasitor.
Medan fringing sangat sulit untuk dihitung. Jika saya menarik dielektrik keluar sejauh
dx yang mana memiliki jarak yang sangat kecil, maka energi dapat diubah dengan jumlah
yang sama dengan usaha yang dilakukan:
dW = Fme dx (39)
20
di mana Fme adalah gaya yang harus digunakan, untuk melawan gaya listrik F pada
dielektrik:Fme = - F. Dengan demikian gaya listrik pada pelat itu
(40)
Adapun energi yang tersimpan dalam kapasitor adalah
(41)
Dan kapasitansi pada kasus ini bernilai
(42)
Dengan l adalah panjang plat. Adapun muatan total pada plat diasumsikan Q = CV yang
diatur konstan sebagai perpindahan dielektrik.
Tanda minus menunjukkan bahwa gaya berada pada arah x negatif; dan dielektrik ditarik ke
dalam kapasitor.
Pada baterai juga terjadi usaha sebagai perpindahan dielektrik.
21
5.5.4 Dielektrik Isotropik Linier
Diasumsikan bahwa pada suatu titik yang diberikan memiliki kelistrikan dari dielektris tidak
tergantung arah 𝐸⃗ . Kemudian keadaan tersebut diketahui sebagai isotropi. Sejak itu satu arah adalah
kelengkapan ekuivalensi terhadap yang lain, harus parallel terhadap 𝐸⃗ , 𝜒𝑖𝑗 = 0, jika 𝑖 ≠ 0,dan 𝜒𝑥𝑥 =
𝜒𝑦𝑦 = 𝜒𝑧𝑧, , sehingga dapat ditulis sebagai berikut :
𝑃⃗ = 𝜒𝑒 𝜀0 𝐸⃗
Dimana 𝜒𝑒 , adalah suseptibilitas listrik.
Bila persamaan dikombinasikan dapat diperoleh
⃗ = 𝜀0 𝐸⃗ + 𝑃⃗ = 𝜀0 𝐸⃗ + 𝜒𝑒 𝜀0 𝐸⃗ = (1 + 𝜒𝑒 )𝜀0 𝐸⃗ = 𝐾𝑒 𝜀0 𝐸⃗
𝐷
⃗ = 𝜀𝐸⃗
𝐷
dengan: 𝐾𝑒 =1 + 𝜒𝑒 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
𝜀 = 𝐾𝑒 𝜀0
Besarnya 𝜒𝑒, 𝐾𝑒 , 𝜀 dan menunjukan karakteristik sifat kelistrikan dari bahan yang
ditentukan dengan eksperimen, dan nilai-nilai tersebut dapat dicari dalam beberapa table.
Untuk semua bahan, dengan 𝜒𝑒 , positif untuk medan statis, maka:
𝐾𝑒 > 1
⃗ dan 𝐸⃗ diketahui bahwa parallel dalam keadaan itu.Persamaan
Dari persamaan dapat 𝐷
⃗ disebut sebagai persamaan konstitutif, yang bukan merupakan persamaan fundamental
𝐷
dari elektromagnet.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan
hampir tidak ada. Dilektrik tidak memiliki pembawa muatan bebas, namun dielektrik
memiliki inti yang positif dan elektron yang bermuatan negatif.
2) Peristiwa polarisasi adalah tempat kedudukan (rata-rata) dari elektron akan bergeser
mendekati elektroda positif, sedang inti atom sendiri, yang mengandung proton, akan
bergeser mendekati elektroda negatif.
3) Polarisasi dapat digolongkan menjadi 4 bagian yaitu :
a) Polarisasi Elektronik
b) Polarisasi Ionik
c) Polarisasi Muatan Ruang
d) Polarisasi Orientasi
4) Hukum Gauss menyatakan bahwa fluks listrik yang melewati suatu permukaan tertutup
sembarang sebanding dengan muatan total yang dilingkupi permukaan tersebut. Dalam
menerapkan Hukum Gauss pada suatu daerah yang mengandung muatan-muatan yang
diletakkan didalam bahan dielektrik, kita harus memperhitungkan seluruh muatan didalam
permukaan Gauss (polarisasi muatan).
5) Klasifikasi Dielektrik dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
a) Polarisasi Permanen
b) Dielektrik Non Linier
c) Dielektrik Linier
d) Dielektrik Isotropik Linier
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami ingin kritik dan saran yang bersifat
membangun.
23
DAFTAR PUSTAKA
24