Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

“Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”

Oleh : Kelompok 4 (XI IPS II)


Nama Anggota :
1. Ahmed Daffa Musyaffa (01)
2. Darda Arjanta W. (09)
3. Hilmy Izzuddin (14)
4. Narendra Krishna T. (23)
5. Sayfur Rozy M. (30)
6. Zhafira Aliefia N. (36)
SMA NEGERI 34 JAKARTA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt.


berkat rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah sejarah tentang “PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA”.
Sesuai dengan judul yang telah disebutkan di atas dalam penulisan ini, kami
memaparkan mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekitar proklamasi, kapan
terjadinya proklamasi, bagaimana terbenuknya proklamasi , serta materi-materi
lain yang berkaitan dengan topik tersebut.
Tujuan dari penulisan makalah ini, selain untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Sejarah, kami lakukan sebagai bahan pembelajaran bagi anggota
satu sama lain untuk lebih mendalami tentang materi ini dan membagikannya
kepada teman-teman.
Namun di samping itu, kami menyadari betul bahwa dalam penulisan ini
masih terdapat banyak kekurangan. Dan untuk itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang sekiranya membangun dari para pembaca sekalian agar kekurangan
dalam penelitian ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih sempurna untuk proses
penambahan wawasan kita semua.

Jakarta, 23 Januari 2018


Penulis,

Kelompok 4
Daftar Isi

Kata Pengatar.................................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan.....................................................................................................
1.4. Manfaat Penulisan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 BPUPKI......................................................................................................................
2.2 PPKI...........................................................................................................................
2.3 KEKALAHAN JEPANG DAN KEKOSONGAN KEKUASAAN............................................
2.4 PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA...................................................................
2.5 PERISTIWA RENGASDENGKLOK................................................................................
2.6 PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI..............................................................................
2.7 PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA................................................................
2.8 CARA PENYEBARAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA................................

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................
3.2 KRITIK DAN SARAN....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perjalanan Indonesia dalam mencapai kemerdekaan sangatlah panjang. Butuh
perjuangan yang panjang untuk dapat merdeka. Berbagai peristiwa telah terjadi. Peristiwa itu
telah menjadi sebuah warisan yang pada saat ini kita diharapkan dapat menggali, menganalisa
dan mengumpulkan sehinga menjadi sebuah catatan yang berharga dalam menjalani kehidupan
berbangsa serta bernegara yang baik.
Peristiwa sekitar proklamasi dalam makalah ini menceritakan bagaimana perjuangan para
tokoh bangsa yang sangat bersemangat dalam memproklamirkan kemerdekaannya sehingga
mencapai sebuah kebebasan dalam negara.
Peristiwa ini merupakan peristiwa yang harus diingat sepanjang masa oleh rakyat
Indonesia sendiri. Dimana kita akan selalu mengenang jasa-jasa para pahlawan dalam
memerdekakakn Negara Indonesia. Oleh karna itu, sebagai rakyat hedaknya kita menjadikan
peristiwa ini menjadi inspirasi dalam menegakkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana proses pembentukan BPUPKI?
2. Mengapa PPKI diundang ke Dalath, Vietnam?
3. Apa maksud Peristiwa Rengasdengklok?
4. Seperti apa perumusan Teks Proklamasi?
5. Bagaimana detik-detik Proklamasi?
6. Seperti apa cara penyebarluasan berita Proklamasi?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui proses pembentukan BPUPKI.
2. Untuk mengetahui peristiwa penting yang terjadi sekitar proklamasi.
3. Untuk mengetahui perumusan teks proklamasi.
4. Untuk mengetahui cara penyebarluasan berita proklamasi.
5. Untuk mengetahui apa saja yang dibahas saat siding penting sebelum peristiwa Proklamasi.

1.4 MANFAAT PENULISAN


1. Menambah pemahaman dan cakrawala berfikir bagi penulis.
2. Sebagai salah satu tugas mata pelajaran Sejarah.
3. Sebagai salah satu kajian dalam mata pelajaran Sejarah.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)


Pada tahun 1944 Jepang terdesak dalam Perang Asia Pasifik, sehingga untuk menarik
simpati rakyat Indonesia agar mau membantu Jepang dalam Perang ini. Maka Perdana Menteri
Jepang, Koiso memberikan janji kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Untuk
merealisasikan janji tersebut, Maka di bentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepangnya Dokoritzu Djunbi Coosakai.
BPUPKI dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945, Letnan Jendral Kumakici Harada selaku
Panglima Perang, mengumumkan pembentukan BPUPKI. Lalu pada tanggal 29 April 1945,
BPUPKI resmi dibentuk, sementara anggotanya di lantik pada tanggal 28 Mei 1945, dengan
struktur keanggotaan :
Ketua : Dr.Radjiman Wedyodningrat
Wakil : Ichibangase dan Soeroso
Sekretaris : A.G Pringgodigdo
Anggota : 60 orang dan bertambah 6 orang
Tugas BPUPKI adalah untuk menyelidiki dan merencanakan pemerintah Indonesia yang
akan menerima kemerdekaan dari jepang dan menyusun ramncangan UUD.

 BPUPKI mengadakan siding sebanyak dua kali, yaitu :


a. Sidang Pertama (29 Mei 1945-1 Juni 1945 )
Hasil sidang pertama adalah konsep dasar Negara atau yang biasa kita sebut sebagai
Pancasila. Dalam sidang ini ada 3 tokoh yang menyampaikan konsep dasar Negara
(Pancasila), yaitu :
 Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945), Dengan bunyi konsep Dasar Negara :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyaktan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
 Mr. Supomo (31 Mei 1945), Dengan bunyi konsep Dasar Negara :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan bathin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
 Ir. Soekarno (1 Juni 1945). Dengan bunyi konsep Dasar Negara :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sebelum sidang BPUPKI yang pertama selesai, terjadi masa Reses (istirahat). Pada masa
Reses ini terbentuklah Panitia Sembilan yang bertugas untuk membahas kembali Konsep
Dasar Negara yg di rumuskan pada saat sidang Pertama BPUPKI untuk mencapai
kesepakatan yang menjadi Dasar Negara bagi Negara Indonesia.
Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia Sembilan mengadakan pertemuan di rumah Laksamana
Maeda untuk membahas usul – usul mengenai asas dasar yang telah dikemukakan pada
saat sidang pertama BPUPKI.
Kesembilan anggota Panitia Sembilan adalah :
1. Ir. Sukarno (Ketua)
2. Drs. Moh. Hatta (Wakil)
3. Mr. A.A Maramis
4. Abikoesno Tjokrosoejoso
5. Abdul Kahar Muadzakir
6. Hadji Agoes Salim
7. Mr. Achmad Soebardjo
8. K.H Wachid Hasyim
9. Mr. Muhammad Yamin
Hasil kerja panitia Sembilan di sebut Jakarta Charter atau Piagam Jakarta, yang di dalamnya
terdapat rumusan Pancasila. Yaitu :
o Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk –
pemeluknya.
o Kemanusiaan yang adil dan beradab
o Persatuan Indonesia
o Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan.
o Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Sidang kedua BPUPKI(10 – 17 Juli 1945)


Hasil dari sidang kedua ini adalah rancangan UUD 1945. Selanjutnya, BPUPKI membentuk
Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia
Perang UUD dengan suara bulat menyetujui isi Pembukaan UUD yang diambil dari Piagam
Jakarta.
Panitia Perancang UUD kemudian membentuk panitia kecil yang diketuai oleh prof. Dr.
Soepomo. Tugas panitia kecil perancang UUD adalah menyempurnakan dan menyusun
kembali rancangan UUD yang telah disepakati . Dalam kesempatan itu, dibentuk pula
“Panitia Penghalus Bahasa” yang terdiri atas Prof. Dr. Husein Djajadiningrat, Prof. Dr.
Soepomo dan H. Agoes Salim.

2.2 PPKI (PANITIA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA)


Tanggal 7 agustus 1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah selesai menyelesaikan
tugasnya, dan digantikan dengan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam
bahasa Jepangnya, Dokoritzu Djunbi Inkai. PPKI dibentuk atas usulan Jendral Terauchi.
Keanggotaannya dilantik pada tanggal 9 Agustus 1945 di Dallat, Vietnam Selatan oleh Jendral
Terauchi, dengan Ir. Sukarno sebagai Ketua, Drs. Moh. Hatta sebagai wakil. Anggota PPKI awalnya
berjumlah 21 orang, lalu, bertambah 6 orang sehingga jumlah akhir anggota PPKI sebanyak 27
orang.
Tugas PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pemindahan
kekuasaan dari Jepang ke Indonesia dan menetapkan UUD 1945.

PPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali.


 Sidang Pertama pada tanggal 18 Agustus 1945. Hasilnya adalah sebagai berikut
o Menetapkan UUD 1945.
o Memilih Ir. Sukarno sebagai presiden dan Mr. Moh Hatta sebagai wakil presiden.
o Untuk sementara tugas presiden dibantu oleh Komite Nasional sebelum terbentuknya
MPR.
Pada sidang ini, dilakukan pengesahan dasar Negara yang sebelumnya dirumuskan oleh
panitia Sembilan. Pengesahan ini dilakukan dengan mencoret/mengganti bunyi sila
pertama “Dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya”
menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”

 Sidang Kedua pada tanggal 19 Agustus 1945 yang menghasilkan dua buah keputusan, yaitu
:
o Menetapkan 12 kementrian dalam lingkungan pemerintahan yaitu, Kementrian Dalam
Negeri, Luar Negeri, Kehakiman, Keuangan, Kemakmuran, Kesehatan, Pengajaran,
Sosial, Pertahanan, Penerangan, Perhubungan, dan Pekerjaan Umum.
o Membagi daerah Republik Indonesia dalam 8 provinsi, yaitu Sumatra, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.

 Sidang Ketiga pada tanggal 22 Agustus 1945


Berhasil mengambil keputusan untuk membentuk Komita Nasional Indonesia Pusat dan
Daerah, Partai Nasional Indonesia, serta Badan Keamanan Rakyat.

Perbedaan dan Kesepakatan yang Muncul dalam Sidang PPKI


Pada sidang pertama PPKI rancangan UUD hasil kerja BPUPKI dibahas kembali. Pada
pembahasannya terdapat usul perubahan yang dilontarkan kelompok Hatta. Mereka
mengusulkan dua perubahan yaitu :
1. Berkaitan dengan sila pertama yang semula berbunyi ”Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi ”Ketuhanan Yang
Maha Esa”.
2. Bab II UUD Pasal 6 yang semula berbunyi ”Presiden ialah orang Indonesia yang beragama
Islam” diubah menjadi ”Presiden ialah orang Indonesia asli”.
Semua usulan itu diterima peserta sidang. Hal itu menunjukkan mereka sangat
memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa. Rancangan hukum dasar yang diterima BPUPKI
pada tanggal 17 Juli 1945 setelah disempurnakan oleh PPKI disahkan sebagai Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia. UUD itu kemudian dikenal sebagai UUD 1945. Keberadaan UUD 1945
diumumkan dalam berita Republik Indonesia Tahun ke-2 No. 7 Tahun 1946 pada halaman 45-48.
2.3 KEKALAHAN
JEPANG DAN KEKOSONGAN
KEKUASAAN
Perang Dunia II terjadi setalah Jepang membombardir Pearl Harbour pada 7 Desember
1941. Hancurnya Pearl Harbour, ternyata memudahkan Jepang untuk mewujudkan citacitanya,
yaitu membentuk persekemakmuran Asia Timur Raya. Daerah-daerah di Asia Timur dan Asia
Tenggara, termasuk Indonesia berhasil diduduki oleh Jepang. Pembentukan Persekemakmuran
Asia Timur Raya berhasil diwujudkan, meskipun hanya untuk sementara.
Serangan Jepang ke Indonesia (Hindia Belanda) pertama-tama terjadi 11 Januari 1942
dengan mendarat di Tarakan (Kalimantan Timur). Balikpapan yang merupakan daerah yang kaya
akan minyak bumi, jatuh ketangan Jepang 24 Januari 1942, disusul kemudian Pontianak 29
Januari 1942, Samarinda 3 Pebruari 1942, Banjarmasin 10 Pebruari 1942. Dalam
perkembangannya, Jepang mulai mengalami kesulitan, terutama setelah Amerika Serikat
menarik sebagian pasukannya dari Eropa. Pada bulan Mei 1942, serangan Jepang terhadap
Australia dapat dihentikan karena tentara Jepang menderita kekalahan dalam pertempuran Laut
Koral (Karang). Serangan Jepang terhadap Hawai juga dapat digagalkan oleh tentara Amerika
Serikat dalam pertempuran di Midway pada bulan Juni 1942. Kekalahan Jepang terhadap
Sekutu, dengan ditanda tanganinya perjanjian PostDam, maka secara resmi Jepang
menyerahkan kekuasaan pada Sekutu. Dengan demikian di Indonesia terjadi kekosongan
kekuasaan. Kesempatan ini oleh bangsa Indonesia dimanfaatkan untuk memproklamasikan
kemerdekaan.
Untuk mengakhiri peperangan ini, maka pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat
menjatuhkan bom atom yang pertama di atas kota Hirosyima. Tiga hari kemudian, tanggal 9
Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan lagi di atas Nagasaki. Akibatnya bukan saja membawa
kerugian material, karena hancurnya kedua kota tersebut dan banyaknya penduduk yang
menemui ajalnya. Tetapi secara politis telah mempersulit kedudukan Kaisar Hirohito, karena
harus dapat menghentikan peperangan secepatnya guna menghindari adanya korban yang lebih
banyak lagi. Hal ini berarti bahwa Jepang harus secepatnya menyerah kepada Sekutu atau
Serikat. Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
2.4 PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Karena terjadi kekalahan Jepang terhadap Sekutu dalam beberapa pertempuran seperti
yang disebutkan diatas, maka Jepang mulai ngobral janji. Janji itu dikenal dengan janji
kemereekaan. Bila bangsa Indonesia mau membantu Jepang dalam menghadapi Sekutu, maka
kelak kemudian hari akan diberikan kemerdekaan. Untuk mengawalinya dibentuklah Badan yang
bertugas menyiapkan segala sesuatu berkaitan dengan kemerdekaan yang dijanjikan.
Pemerintah Jepang membentuk BPUPKI yang dalam perkembangannya berubah menjadi PPKI.
Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat (unconditional
surrender). Hal ini diumumkan oleh Tenno Heika melalui radio. Kejadian itu jelas mengakibatkan
pemerintah Jepang tidak dapat meneruskan janji atau usahanya mengenai kemerdekaan
Indonesia. Soal terus atau tidaknya usaha mengenai kemerdekaan Indonesia tergantung
sepenuhnya kepada para pemimpin bangsa Indonesia.
Sementara itu Sutan Sjahrir sebagai seorang yang mewakili pemuda merasa gelisah
karena telah mendengar melalui radio bahwa Jepang telah kalah dan memutuskan untuk
menyerah pada Sekutu. Sjahrir termasuk tokoh pertama yang mendesak agar proklamasi
kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan oleh Sukarno-Hatta tanpa harus menunggu janji
Jepang.
Itulah sebabnya ketika mendengar kepulangan Sukarno, Hatta dan Radjiman
Wedyodiningrat dari Dalat (Saigon), maka ia segera datang ke rumah Hatta dan memintanya
untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, tanpa harus menunggu dari pemerintahan
Jepang. Hatta tidak dapat memenuhi permintaan Sjahrir maka diajaknya ke rumah Sukarno.
Namun Sukarno belum dapat menerima maksud Sjahrir dengan alasan bahwa Sukarno hanya
bersedia melaksanakan proklamasi, jika telah diadakan pertemuan dengan anggota-anggota PPKI
lain. Dengan demtidak menyimpang dari rencana sebelumnya yang telah disetujui oleh
pemerintah Jepang. Selain itu Sukarno akan mencoba dulu untuk mengecek kebenaran berita
kekalahan Jepang tersebut.

2.5 PERISTIWA RENGASDENGKLOK


 Pada tanggal 15 agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepaada sekutu
Berita kekalahan itu telah diketahui oleh beberapa tokoh pemuda.
 Kekakalah Jepang menimbulkan menimbulkan keinginan kuat untuk memerdekakan
Indonesia.
Oleh karena itu para pemuda mengadakan rapat dimana terdapat golongan tua (yang tidak
sependapat bahwa proklamasi dilakukan sebelum kepastian dari Jepang) dan golongan
muda (yang ingin segera mendesak Soekarno memplokamirkan proklamasi kemerdekaan
Indonesia)
 Terjadi rapat yang dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 1945 pada pukul 8 malam.
Rapat ini dipimpin oleh Chairil Saleh dan dihadiri oleh beberapa tokoh pemuda, seperti
Kusnandar dan Djohar Nur.
 Hasil rapat tersebut adalah bahwa kemerdekaan Indonesia milik indonesia sendiri.
Para golongan muda juga berpendapat bahwa permasalahan kemerdekaan harus lepas dari
pengaruh PPKI yang mereka anggap sebagai perwakilan dari Jepang.
 Akibat dari rapat tersebut timbulah perbedaan pendapat antara golongan tua dengan
muda.
Golongan Tua bersikukuh untuk merundingkan proklamasi kemerdekaan dengan PPKI
terlebih dahulu, tetapi golongan muda ingin memproklamasikan kemerdekaan secepat
mungkin dan tidak adanya pengaruh dari Jepang.
 Akibat dari perbedaan pendapat.
Akibatnya adalah terjadinya peristiwa rengasdengklok, merupakan peristiwa penculikan
Soekarno-Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945 ke kota Rengasdengklok oleh Golongan Muda
guna mempercepat proses proklamasi kemerdekaan Indonesia.
 Soekarno setuju untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan apabila kembali ke Jakarta
Di jakarta kedua golongan bersepakat untuk melaksanakanya pada tanggal 17 Agustus 1945
sebelum pukul 12.00 WIB.

2.6 PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI


 Perumusan teks proklamasi kemerdekaan dilakukan di rumah Laksamada Muda Tadashi
Maeda di Jl. Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Dipilihnya rumah Laksamada Tadashi Maeda karena
tempat ini dianggap paling aman dari ancaman pemerintah militer Jepang.
 Perumusan dan penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh
Soekarno, Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo, peristiwa itu disaksikan oleh sorkarno BM.
Diah Sudiro dan Sayuti Melik.
 Tokoh tokoh tua dan golongan muda lainnya menunggu di serambi depan. Soekarno
menulis konsep teks proklamasi kemerdekaan pada secarik kertas, sementara Moh. Hatta
dan Ahmad Soebarjo menyumbang pikiran secara lisan. Konsep proklamasi kemerdekaan
terdiri dari 2 kalimat yaitu :
 Kalimat pertama merupakan pernyataan kemauan bangsa Indonesia untuk
menentukan nasibnya sendiri.
 Kalimat kedua merupakan pernyataan mengenai pengalihan kekuasaan

 Setelah konsep teks proklamasi kemerdekaan di hadapan hadirin yg hadir saat itu. Konsep
tersebut disetujui dengan sedikit perubahan. Atas usulan sorkarni teks proklamasi
ditandatangani oleh Soekarno-Hatta, atas nama Indonesia.
 Kemudian konsep tulisan soekarno itu di ketik oleh sayuti melik dgn sedikit perubahan yg
telah di setujui perubahan mencangkup tiga hal di antaranya
 Tulisan "tempoh" diganti menjadi "tempo"
 Tulisan "Wakil wakil bangsa Indonesia" menjadi "atas nama Indonesia"
 Tulisan "Djakarta, 17-08-05" menjadi " Djakarta, hari 17 boclan 8 tahoen 05"
 Selesai diketik oleh Sayuti Melik, Soekarno Hatta membubuhkan tanda tangannya masing
masing.

2.7 PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA


Sebelum teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan, terlebih dahulu Soekarno
menyampaikan pidatonya dengan sangat gagah dan semangat yang berkobar. Begitu pula
dengan masyarakat Indonesia yang menyaksikannya.
Teks Proklamasi ini akhirnya diproklamirkan pada hari Jumat Legi pada pukul 10.00 WIB
di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Dalam peristiwa proklamasi itu, disusunlah acara
sebagai berikut:

1. Pembacaan Proklamasi.
Disampaikan oleh Soekarno, kemudian dilanjutkan dengan pidato singkat berbunyi:
“Demikianlah, saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka! Tidak ada satu ikatan lagi
yang mengikat tanah-air kita bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita!
Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia, medeka kekal dan abadi.InshaAllah, Tuhan
memberkati kemerdekaan kita itu!”

Teks Proklamasi Asli yang Diketik

2. Pengibaran bendera Merah Putih.


Pengibaran dilaksanakan oleh Suhud dan Latief Hendradiningrat. Namun secara spontan
peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, sehingga sampai sekarang pengibaran
bendera Merah Putih dalam setiap upacara bendera selalu diiringi dengan lagu
Kebangsaan Indonesia Raya.
Teks Proklamasi yang Ditulis Soekarno

3. Sambutan Wali Kota Suwirjo dan Dr. Muwardi.


Peristiwa besar tersebut hanya berlangsung lebih kurang satu jam lamanya. Namun
demikian pengaruhnya besar sekali, sebab perstiwa tersebut telah membawa perubahan
yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
itu bukan hanya sebagai tanda bahwa sejak itu bangsa Indonesia telah merdeka, tetapi di
sisi lain juga merupan detik penjebolan tertib hukum kolonial dan sekaligus detik
pembangunan bagi tertib hukum nasional, suatu tertib hukum Indonesia.

2.8 CARA PENYEBARAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA


Dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada akhirnya peristiwa proklamasi
diketahui oleh segenap rakyat Indonesia. Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945
di daerah Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada hari itu
juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei (sekarang
Kantor Berita ANTARA), Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks proklamasi dari seorang
wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang
markonis), supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz
melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, sebab
mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar melalui udara. Akibat dari penyiaran tersebut,
pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan menyatakan sebagai
kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang dan para
pegawainya dilarang masuk. Akhirnya, mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31,
dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.
Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga
dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam
penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada
rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan
gerbong kereta api, misalnya dengan slogan Respect our Constitution, August 17!(Hormatilah
Konstitusi kami tanggal 17 Agustus!). Melalui berbagai cara dan media tersebut, akhirnya berita
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah Indonesia dan di luar negeri.
Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga disebarkan secara langsung oleh para
utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut menyebarkan
berita proklamasi, Teuku Mohammad Hassan dari Aceh, Sam Ratulangi dari Sulawesi, Ketut Pudja
dari Sunda Kecil (Bali) dan A. A. Hamidan dari Kalimantan.

Penyebaran melalui Koran Gedung Penyebaran Berita / Radio Antara


Mural Proklamasi yang Dibuat Rakyat

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan “ Proklamasi Kemerdekaan Indonesia” dapat disimpulkan bahwa :
Peranan Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan seluruh bangsa Indonesia dalam
memperjuangkan kemerdekaan sangat penting sebagai bagian dari sejarah bangsa ini.Semua
nilai-nilai yang terkandung dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik ini harus di maknai
dan diwariskan kepada generasi penerus.Jadikan Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia
sebagai penguat rasa nasionalisme dalam jati diri bangsa.

3.2 KRITIK DAN SARAN


Bertolak dari peranan Para pahlawan yang begitu besar dalam memperjuangkan
kemerdekaan bangsa Indonesia, penyusun memberikan kritik dan saran sebagai berikut.
Kritikan kami tujukan kepada masyarakat Indonesia yang tidak bisa menghargai
perjuangan Pahlawan, itu tercermin dari bagaimana mereka seenaknya berbuat berbagai
kerusuhan, tindak korupsi dan pembodohan bangsa. Dan yang paling penting adalah disaat
upacara bendera.
Kami menyarankan kepada pemimpin negeri ini untuk selalu menanamkan nilai-nilai
kepahlawanan dalam semua aspek pendidikan di Indonesia, serta melakukan kajian-kajian
tentang pembenahan sistem yang ada sekarang agar Indonesia kedepannya menjadi lebih baik.
Tentu hal ini tidak boleh lepas dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia yang berbudi luhur.

DAFTAR PUSTAKA
 http://furotul29.blogspot.nl/2013/10/makalah-latar-belakang-dan-perjuangan.html.
 Buku pendidikan Sejarah Indonesia.
 Buku Revolusi Belajar KODING Sejarah XI IPS Semester 2.

Anda mungkin juga menyukai