DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
1. Myelinda Ariyanti(108116047)
2. Nurul Abibah (108116048)
3. Indri Wahyuni (108116049)
4. Ahmad Fatoni (108116050)
5. Vivi Nurafni Septiana (108116051)
6. Mirna (108116052)
7. Sahrul Hardiyanto (108116053)
8. Hendrawan (108116054)
9. Anis Isfatun K (108116055)
10. Anjas Upi Rachmawati (108116056)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Akut Miokard
Infark (AMI)” ini, meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu tugas pada mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Dalam kesempatan ini tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Atas bantuan dan dorongannya, semoga mendapat balasan dari Allah SWT, dan kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya serta bagi pembaca pada
umumnya.
Karena sifat keterbatasan yang dimiliki, maka saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan, dan semoga makalah ini dapat menjadi titik sumbangan bagi pengembangan
ilmu pengetahuan .
Penyusun
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Infark adalah area nekrosis koagulasi pada jaringan akibat iskemia lokal,
disebabkan oleh obstruksi sirkulasi ke daerah itu, paling sering karena trombus
atau embolus (Dorland, 2002). Miokard merupakan jaringan otot jantung. Akut
menunjukkan onset atau perjalanan waktu suatu kelainan atau penyakit. Iskemia
dapat terjadi oleh karena obstruksi, kompresi, ruptur karena trauma dan
vasokonstriksi. Obstruksi pembuluh darah dapat disebabkan oleh embolus,
trombus atau plak aterosklerosis. Kompresi secara mekanik dapat disebabkan oleh
tumor , volvulus atau hernia. Ruptur karena trauma disebabkan oleh aterosklerosis dan
vaskulitis. V asokonstriksi juga dapat disebabkan oleh obatobatan. Infark miokard
merupakan perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton, 2009). Secara
klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumnya
pada pria 3555 tahun, tanpa gejala pendahuluan (Santoso, 2005).
Infark miokard secara spontan terjadi karena ruptur plak, fisura, atau diseksi plak
aterosklerosis. Selain itu, peningkatan kebutuhan dan ketersediaan oksigen dan
nutrien yang inadekuat memicu munculnya infark miokard. Halhal tersebut
merupakan akibat dari anemia, aritmia dan hiper atau hipotensi.
Infark miokard jenis ini disebabkan oleh vasokonstriksi dan spasme arteri
menurunkan aliran darah miokard.
Pada keadaan ini, peningkatan pertanda biokimiawi tidak ditemukan. Hal ini
disebabkan sampel darah penderita tidak didapatkan atau penderita meninggal
sebelum kadar pertanda biokimiawi sempat meningkat.
b. Infark miokard tipe 4b Infark miokard yang muncul akibat pemasangan stent
trombosis.
Peningkatan kadar troponin 5 kali lebih besar dari nilai normal. Kejadian
infark miokard jenis ini berhubungan dengan operasi bypass koroner .
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah
mencapai selsel jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan
pembuluh darah diantaranya: atherosclerosis, spasme, dan arteritis. Spasme
pembuluh darah bisa juga terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat
penyakit jantung sebelumnya, dan biasanya dihubungkan dengan beberapa
hal antara lain: (a) mengkonsumsi obatobatan tertentu; (b) stress emosional
atau nyeri; (c) terpapar suhu dingin yang ekstrim, (d) merokok.
b. Faktor Sirkulasi
c. Faktor darah
1. Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi. Merupakan faktor risiko yang bisa
dikendalikan sehingga dengan intervensi tertentu maka bisa dihilangkan. Y ang
termasuk dalam kelompok ini diantaranya:
Peran rokok dalam penyakit jantung koroner ini antara lain: menimbulkan
aterosklerosis; peningkatan trombogenessis dan vasokontriksi; peningkatan
tekanan darah; pemicu aritmia jantung, meningkatkan kebutuhan oksigen
jantung, dan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Merokok 20 batang
rokok atau lebih dalam sehari bisa meningkatkan risiko 23 kali disbanding
yang tidak merokok.
b. Konsumsi alkohol
Meskipun ada dasar teori mengenai efek protektif alkohol dosis rendah
hingga moderat, dimana ia bisa meningkatkan trombolisis endogen,
mengurangi adhesi platelet, dan meningkatkan kadar HDL dalam sirkulasi,
akan tetapi semuanya masih kontroversial. Tidak semua literature
mendukung konsep ini, bahkan peningkatan dosis alcohol dikaitkan dengan
peningkatan mortalitas kardiovaskular karena aritmia, hipertensi sistemik
dan kardiomiopati dilatasi.
c. Infeksi
d. Hipertensi sistemik.
f. Kurang olahraga
g. Penyakit Diabetes
2. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi. Merupakan faktor risiko yang
tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu diantaranya:
a. Usia
Risiko meningkat pada pria datas 45 tahun dan wanita diatas 55 tahun
(umumnnya setelah menopause)
b. Jenis Kelamin
Morbiditas akibat penyakit jantung koroner (PJK) pada lakilaki dua kali
lebih besar dibandingkan pada perempuan, hal ini berkaitan dengan estrogen
endogen yang bersifat protektif pada perempuan. Hal ini terbukti insidensi
PJK meningkat dengan cepat dan akhirnya setare dengan laki pada wanita
setelah masa menopause
d. Ras
Insidensi kematian akiat PJK pada orang Asia yang tinggal di Inggris lebih
tinggi dibandingkan dengan peduduk local, sedangkan angka yang rendah
terdapat pada RAS afrokaribia
e. Geografi
Tingkat kematian akibat PJK lebih tinggi di Irlandia Utara, Skotlandia, dan
bagian Inggris Utara dan dapat merefleksikan perbedaan diet, kemurnian
air , merokok, struktur sosio ekonomi, dan kehidupan urban.
f. Tipe kepribadian
Tipe kepribadian yang memiliki sifat agresif, kompetitif, kasar , sinis, gila
hormat, ambisius, dan gampang marah sangat rentan untuk terkena PJK. T
erdapat hubungan antara stress dengan abnormalitas metabolisme lipid.
g. Kelas social
Tingkat kematian akibat PJK tiga kali lebih tinggi pada pekerja kasar laki-
laki terlatih dibandingkan dengan kelompok pekerja profesi (misal dokter ,
pengacara dll). Selain itu frekuensi istri pekerja kasar ternyata 2 kali lebih
besar untuk mengalami kematian dini akibat PJK dibandingkan istri pekerja
professional / nonmanual .
Area yang dipengaruhi oleh MI bergantung pada pembuluh arteri koroner yang
terpengaruh dan besarnya sumbatan koroner. Dengan memahami anatomi jantung dan
area MI dapat menolong perawat mengantisipasi disritmia, gangguan konduksi, dan
gagal jantung yang merupakan komplikasi utama dari MI.
Cabang anterior intraventricular dari arteri koroner kiri merupakan area yang
memberi makan bagian otot jantung anterior, yang mempengaruhi sebgian besar
ventrikel kiri. Sebuah sumbatan pada area ini menyebabkan jantung anterior
Bagian arteri koroner kanan (Right coronary Artery) memberi makan jantung
bagian inferior dan bagian nodus atrioventrikular dan nodus sinoatrial. Sebuah
sumbatan pada RCA dapat menyebabkan Inferior MI dan pembentukan implus dan
konduksi yang abnormal. Disritmia yang serius dapat terjadi pada awal inferior
MI yang dapat mengancam jiwa.
Arteri koroner sirkumflek memberi makan bagian jantung lateral dan bagian
jantung posterior. Lesi pada bagian sirkumflek menyebabkan infark pada bagian
lateral jantung pada bagian ventrikel sebelah kiri.
1. Nyeri :
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,
biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan
gejala utama.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu
dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan
bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening
atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(mengumpulkan pengalaman nyeri).
2.6 PENATALAKSANAAN
Tatalaksana di rumah sakit :
3. Diet. Karena risiko muntah dan aspirasi setelah infark miokard, pasienharus puasa
dan minum cair dengan mulut dalam 4-12 jam pertama. Dietmencakup lemak <
30% kalori total dan kandungan kolesterol <300mg/hari. Menu harus diperkaya
dengan makanan yang kaya serat, kalium,magnesium, dan rendah natrium.
4. Usus. Istirahat di tempat tidur dan efek penggunaan narkotik untuk menghilangkan
nyeri sering mengakibatkan konstipasi. Dianjurkanpenggunaan kursi komod di
samping tempat tidur, diet tinggi serat, danpenggunaan pencahar ringan.
a. Morphin.
Obat ini mengurangi atau menghilangkan nyeri dengan menurunkan preload.
Morfin diberian dengan dosis 2-4 mg dan dapat diulang dengan interval 5-15
menit sampai dosis total 20 mg.
b. Nitrat.
Obat ini untung mananggulangi spasme arteri koroner dan menurunkan
miokard akan oksigen dengan menurunkan tekanan baik preload maupun
afterload. Menyebabkan relaksasi dari otot polos pembuluh darah melalui
stimulasi dari prosuk cyclic guanosine monophosphate intraseluler,
mengakibatkan penurunan tekanan darah. Nitrat sublingual dapat di berikan
dengan aman dengan dosis 0,4 md dan dapat di berikan sampai 3 dosis dengan
interval 5 menit.
c. Aspirin.
Menghambat sisitem cyclooxygenase, menurunkan level dari tromboxane A2,
yang merupakan aktifator platelet yang poten. Diberikan aspirin dengan dosis
160 atau 325 mg setiap hari.
d. Terapi farmakologis antitrombolitik.
Penggunaan untuk menghambat terjadinya obstruksi koroner selama fase awal
penyakit berdasarkan bukti klinis dan laboratoris bahwa trombosis mempunyai
peran penting dalam patogenesis.
e. Beta-Blocker.
Penggunaan memperbaiki keseimbangan suplai dankebutuhan oksigen
miokard, mengurangi nyeri, mengurangi luasnya infark dan menurunkan resiko
terjadinya aritmia ventrikel yang serius.Inhibitor ACE. Pengobatan
direkomendasikan untuk menurunkanmortalitas dan juga untuk pencegahan gagal
jantung dan infark miokarrekuren.
2.7 PENCEGAHAN
Tindakan pengobatan yang paling penting pada arterosklerosis adalah
pencegahan primer. Pencegahan tersebut karena berbagai alasan, antara lain :
1. Pada penyakit arterosklerosis secara klinis baru dapat terlihat setelah masa laten
yang lama. Perkembangan penyakit ini bergejala pada awal masa dewasa. Lesiyang
dianggap sebagai prekuser penyakit arterosklerosis ditemukan pada dinding arteri
koronaria anak-anak dan dewasa muda.
4. Faktor-faktor resiko yang dapat diubah hiper lipidemi,diet kalori, lemak total,lemak
jenuh,hipertensi,kolesterol, dan garam, merokok,obesitas, gaya hidup yang kurang
gerak dan setres.Pada orang dewasa yang cenderung menderita penyakit koroner
adalahmereka yang memiliki faktor resiko dan yang jelas menderita penyakit. Tetapi
pengendalian faktor resiko sedini mungkin agaknya dapat mencegah aterogenesis
atau memperlambat perkembangan penyakit sedemikian rupa sehingga jumlah
mortalitas atau morbiditas dapat dikurangi.
2. Laboratorium: Creatin fosfakinase (CPK) . Iso enzim CKMB meningkat. Hal ini
terjadikarena kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke dalam aliran
darah. Normal 0-1 mU/ml. Kadar enzim ini sudah naik pada hari pertama(kurang
lebih 6 jam sesudah serangan) dan sudah kembali kenilai normalpada hari ke 3.
2.10 KOMPLIKASI
1. Gagal jantung kongestif
2. Disritmia
Dapat terjadi apabila curah jantung sangat berkurang dalam waktu lama. Syok
kardiogenik dapat fatal pada waktu infark atau menimbulkan kematian atau
kelemahan beberapa hari atau minggu kemudian akibat gagal paru atau ginjal
karena organorgan ini mengalami iskemia. Syok kardiogenik biasanya berkaitan
dengan kerusakan sebanyak 40% massa otot jantung.
4. Trombo embolus
5. Perikarditis.
Perikarditis terjadi sebagai bagian dari reaksi peradangan setelah cidera dan
kematian sel. Sebagian jenis perikarditis dapat timbul beberapa minggu setelah
infark, dan mungkain mencerminkan suatu reaksi hipersensitifitas imun terhadap
nekrosis jaringan. (Elizabeth,2001)
Hal ini jarang ditemui pada miokard akut tetapi biasanya terjadi setelah 48
jam pada gagal jantung selain takikardi bisa terdengar bunyi jantung ketiga,
krepitasi paru yang luas dan t kongesti vena paru.
Gagal ventrikel kanan ditandai oleh peningkatan tekanan vena jugularis dan
sering di temui pada hari – hari pertama sesudah infark akut. Selalu bersamaan
dengan infark dinding inferior .
Emboli paru sering merupakan penyebab kematian infark miokard akut, akhir-
akhir ini berkurang karena mobilisasi penderita lebih cepat. Dugaan terdapat
edema paru bila timbul hipotensi mendadak atau gagal jantung terutama
ventrikel kiri beberapa saat setelah serang infark miokard.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Infark Miocard adalah proses rusaknya jaringan jantung karena adanya
penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner sehingga suplai darah pada jantung
berkurang yang menimbulkan nyeri yang hebat pada dada. Serangan jantung biasanya
terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner menyebabkan terbatasnya atau
terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung. Jika terputusnya atau
berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan
jantung akan mati. Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-
remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Diagnosis MCI biasanya
dapat di diagnostik berdasar pada riwayat penyakit sekarang, EKG, dan serangkaian
enzim serum. Prognosis tergantung pada beratnya obstruksi arteri dan dengan
sendirinya banyaknya kerusakan jatung.
3.2 SARAN
Untuk mencapai suatu keberhasilan yang baik dalam pembuatan Makalah
selanjutnya, maka penulis memberikan saran kepada: Mahasiswa. Dalam pengumpulan
data, penulis mendapatkan berbagai kesulitan. Dengan usaha yang sungguh-sungguh,
sehingga penulis mendapatkan data untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Pendidikan. Pada Prodi Keperawatan, khususnya perpustakaan. Agar dapat
menyediakan buku-buku yang sudah mengalami perubahan-perubahan yang lebih maju
sehingga buku tersebut bukan saja sebagai sumber ilmu tetapi dapat dijadikan sumber
referensi untuk materi makalah. Khususnya untuk makalah-makalah yang akan
dijadikan makalah selanjutnya. Dengan adanya makalah ini yang berisikan tentang
Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne. C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 2. Editor:
Monica Ester. EGC: Jakarta
http://www.academia.edu/8271194/PENGERTIAN_AKUT_MIOKARD_INFARK
https://www.scribd.com/doc/117887812/makalah-miokard-infark
https://www.scribd.com/doc/101443773/Makalah-Infark-Miokard-Akut
https://www.scribd.com/document/254127974/Makalah-AMI-Seminar