BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
BAB II : PEMBAHASAN
1.1 Arti Al-Karim Secara Rinci
1.2 Pengertian Al-Karim
1.3 Al-Karim Sebagai Teladan Kita Semua
BAB III : PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semua yang ada di alam ini merupakan ciptaan (makhluk) Allah SWT. Allah SWT m
empunyaisifat-sifat yang agung, mulia, dan besar yang tidak terdapat pada semua rnakhluk-
Nya. Oleh karena itu,semua makhluk-Nya harus menyembah kepada-Nya. Namun. sifat-
sifatAllah SWT tersebut tidak hanyatergambar dalam sifat wajib-
Nya, melainkan juga dari nama-nama baik yang menyertai-Nya (Asma’ulHusna).
Firman Allah SWT dalam QS Al Hasyr ayat 24 : “Dia-
lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-
Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada dilangit dan di bumi. Dan Dia-
lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Apabila seseorang menyatakan diri mencintai Allah SWT, maka hal ini bisa dibuktika
n dari seberapa sering ia menyebut nama-
Nya. Menyebut Allah SWT dapat dilakukan dengan menyebut kalimat¬kalimat tayyibah atau
menyebut nama nama Allah SWT dalam Asmaul Husna. Keduanya merupakan proses
zikir (mengingat) kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam Alquran : “Hanya milik Allah asma-
ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-
ul husna itu.”(QS. Al A’raaf : 180)
Berdasarkan ayat di atas, kita diperintahkan untuk selalu menyebut nama-
nama Allah SWT yang terhimpun dalam Asmaul Husna. Semua kegiatan yang dilakukan seb
aiknya didahului dengan menyebutnamaNya (terwujud dalam kalimat basmalah..Allah
SWT memerintahkan untuk menyebutNya denganAsmaul Husna sebagai pujian dan pengantr
doa kepadaNya. Dalam berdoa kita pasti meminta sesuatu.Dengan memuji nama-
Nya terlebih dahulu, harapan akan terkabulnya doa kita tentu akan semakin besar.
Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah menjelaskan : “Sesungguhnya Allah SWT me
mpunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu,barang siapa yang menghafalka
nnya, maka ia akan masuk surga” (HR. Bukhari)
Hal ini menunjukkan apabila kita mengenal Asma`ul Husna dengan bersungguh-
sungguh,menghafal, kemudian memahami maknanya serta beribadah kepada Allah maka ak
an menjadi penguatiman yang paling besar, bahkan mengenal Asma` dan sifat-
Nya merupakan dasar iman, di mana iman seseorang itu kembali kepada dasar yang ag
ung ini
1.2 Rumusan Masalah
Pada kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan secara rinci salah satu Asmaul Husna, yaitu
Al Karim. Penjelasan yang akan kami bahas diantaranya :
Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-
nama ini, karena nama-
nama Allah adalah alamat kepadaDzat yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun
timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi yang jelas adal
ah kita tidak boleh musyrik dalam mempergunakan atau menyebut nama-
nama Allah ta'ala. Selain perbedaaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapa
t pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000
nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Dzat Allah SWT yang harus di
pahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad.
Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan kebenaran yang l
ain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis "Allah adalah ...", karena tidak
ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan Allah, akan tetapi harus dapat mengerti deng
an hati dan keterangan Al-
Qur'an tentang Allah ta'ala. Pembahasan berikut hanyalah pendekatan yang disesuaikan deng
an konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada Allah harus dip
ahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-
kata itu. Allah itu tidak dapat dimisalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti terca
ntum dalam surat Al-Ikhlas.
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-
Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang p
un yang setara dengan Dia". (Al-Ikhlas 112:1-4)
Para ulama menekankan bahwa Allah adalah sebuah nama kepada Dzat yang pasti ada
namanya. Semua nilai kebenaran mutlak hanya ada (dan bergantung) pada-
Nya. Dengan demikian, Allah Yang Memiliki Maha Tinggi. Tapi juga Allah Yang Memiliki
Maha Dekat. AllahMemiliki Maha Kuasa dan juga Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayan
g. Sifat-sifat Allah dijelaskan dengan istilah Asmaaul Husna, yaitu nama-
nama, sebutan atau gelar yang baik.
“Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: “Ini te
rmasuk karunia Rabbku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni
kmat-
Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) d
irinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi Ma
ha Mulia”.
ُسانُ َما غ ََّركَُ بِ َربِكَُ ْالك َِر ِيم ِ ْ يَا أَيُّ َها
َ اْل ْن
“Hai manusia, apa yang telah memperdaya kamu (berbuat durhaka) terhadap Rabbmu Yang
Maha Pemurah”.
“Jika kamu kafir maka sesungguhnya AllahMaha Kaya darimu (tidak memerlukanmu) dan Di
a tidak meridhai kekafiran bagi para hamba-
Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai kesyukuran itu bagimu” [az-
Zumar/39:7]
Al
Karîm adalah yang mulia dalam segala hal, yang amat banyak pemberian dan kebaikannya, b
aik ketika diminta maupun tidak. Nama al-
Karîm menunjukkan kesempurnaan kemuliaan Allah Azza wa Jalla dalam zat dan segala sifat
serta perbuatan-Nya:
ُُّ َ ن َع ِل ْمتُ أ
َي ُل ُْ ِّللاِ أ َ َرأَيْتَُ إ
َُّ لَُ ت ق ْلتُ يَا َرسو
ُْ َش ُةَ قَال ُْ َع
َ ِن َعائ
ل قو ِلي اللَّه َُّم ِإنَّكَُ عفوُ ك َِريمُ ت ِحبُُّ ْال َع ْف َُو فَاعْفُ َعنِي
َُ ْيلَةُ لَ ْيلَةُ ْالقَد ُِْر َما أَقولُ فِي َها قَا
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha , ia berkata: “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika seandai
nya aku mengetahui malam Lailatul Qadar, apa yang aku ucapkan?” Beliau bersabda: “Ucapk
anlah: Ya Allah sesungguhnya engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau mencintai sifa
t pemaaf, maka ampunilah aku”. [HR. at-Tirmidzi 5/534, dan dishahîhkan al-Albâni]
Disamping itu, jika seseorang bertaubat dari kesalahannya, Allah Azza wa Jalla meng
hapus dosanya dan menggantikan kesalahan tersebut dengan kebaikan. Allah Azza wa Jalla b
erfirman:
ورا َر ِحي ًما َُّ َُسنَاتُ َوكَان
ً ّللا غَف َ س ِيئ َاتِ ِه ُْم َح َُّ ُصا ِل ًحا فَأولَئِكَُ ي َبدِل
َ ّللا َ ل َُ َاب َوآ َ َمنَُ َو َع ِم
ُ ً ل َع َم َُ ن ت ُ َّ ِإ
ُْ ل َم
“Kecuali orang-
orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti
Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [al-
Furqân/25:70]
ًاطنَ ُة َ ُض َوأَ ْسبَ َُغ َعلَيْك ُْم نِعَ َمه
ِ َظاه َِرُةً َوب ُ ِ ت َو َما فِي ْاْل َ ْر َّ س َّخ َُر لَك ُْم َما فِي ال
ُِ س َم َاوا َُّ ن
َ َّللا َُّ َ أَلَ ُْم ت ََر ْوا أ
ُّللا َي ْرزق َها َو ِإيَّاك ُْم َوه َُو الس َِّميعُ ْال َع ِليم
َُّ ل تَحْ ِملُ ِر ْزقَ َها
ُ َ ُن دَابَّة ُْ َو َكأ َ ِي
ُْ ن ِم
“Dan berapa banyak binatang yang tidak membawa rezkinya sendiri. Allah-
lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Men
getahui”. [al-‘Ankabût/29:60]
Orang yang masih dalam perjalanan sangat teringin untuk cepat sampai kepada Allah s.w.
t. Dia terpesona melihat keadaan orang-orang yang telah sampai. Kadang-
kadang timbul rasa tidak sabar untuk ikut sama sampai kepada tujuannya. Perasaan tidak saba
r akan menimbulkan harapan atau cita-
cita agar ada seseorang yang dapat menolong mengangkatnya. Orang yang diharapkan itu mu
ngkin terdiri daripada mereka yang telah sampai atau mungkin juga dia menaruh harapan kep
ada wali-wali ghaib dan malaikat-malaikat.
Maksud dan tujuannya tidak berubah, iaitu sampai kepada Allah s.w.t tetapi dalam menca
pai maksud itu sudah diselit dengan harapan kepada selain-
Nya. Ini bermakna sifat bertawakal dan berserah dirinya sudah bergoyang. Sebelum dia terjat
uh, Hikmat ini menariknya supaya berpegang kepada al-
Karim. Walau kepada siapa pun diletakkan harapan namun, harapan dan orang berkenaan teta
p mencari al-Karim. Tidak ada harapan dan cita-cita yang dapat melepasi al-Karim.
Nama ini memberi pengertian istimewa tentang Allah SWT Al-Karim bermaksud:
5. Allah SWT memberi bukan kerana permintaan, tetapi cukup sekadar harapan, cita-
cita dan angan-angan hamba-hamba-Nya. Dia tidak mengecewakan harapan mereka.
6. Allah SWT memberi lebih baik daripada apa yang diminta dan diharapkan oleh para hamba-
Nya.
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Makhluk yang paling dicintai Allah Azza wa Jall
a adalah orang yang mampu menghiasi diri dengan sifat yang merupakan penjabaran dari sifa
t-
sifat Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla Maha Mulia makam Dia Azza wa Jalla mencin
tai orang yang memiliki sifat mulia dari para hamba-Nya”[10] .
2. Menanamkan sifat pemurah dalam diri seorang muslim. Karena diantara makna al-
Karîm adalah Maha Pemurah. Tentu Allah Azza wa Jalla amat mencintai orang yang bersifat
pemurah. Dan Allah Azza wa Jalla membenci orang yang bersifat kikir. Allah Azza wa Jalla
berfirman:
4. Wajibnya memuliakan kitab Allah Azza wa Jalla, al-Qur’ânul Karîm. Karena, al-
Qur’ân adalah kalam Allah Azza wa Jalla yang mulia, yang diturunkan melalui perantara mal
aikat yang mulia kepada Rasul yang mulia.
6. Wajibnya mencintai para rasul Allah Azza wa Jalla. Barangsiapa yang membenci salah seo
rang diantara mereka, maka ia adalah musuh Allah Azza wa Jalla, sesuai dengan kandungan a
yat di atas.
7. Menumbuhkan sifat suka memuliakan tetangga dan tamu, sesuai anjuran Rasulullah Shalla
llahu ‘alaihi wa sallam.
8. Menumbuhkan sifat suka pemaaf, karena Allah Azza wa Jalla menyukai sifat pemaaf.
9. Mendorong kita untuk selalu berdoa kepada Allah Azza wa Jalla. Karena Allah Azza wa Ja
lla Maha Pemurah terhadap hamba-
Nya. Allah Azza wa Jalla malu mengembalikan tangan hamba yang diangkat saat berdoa dala
m keadaan kosong. Karena nama Allah al-
Karîm bergandengan dengan nama Allah Azza wa Jalla al-
Hayiyyu sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:
1.2 Saran
Beribadahlah kepada Allah berdasarkan Asma`ul Husna ini.
K a r e n a D i a Maha Penerima Taubat, berdzikir dengan-
Nya karena Dia Maha Mendengar, beribadah dengan raga karena Dia Maha Melihat, dengan
seterusnya.
Sebagai umat Muslim sudi kiranya Kita “memahami maknanya, dan mempercayainy
a”,atau mampu melaksanakan kandungan-Nya, atau juga mempercayai kandungan makna-
m a k n a n ya , m e n g h a f a l , m e m a h a m i m a k n a n ya d a n m e n g a m a l k a n k a n d u n g
a n n ya . I t u semua insya Allah dapat memperoleh curahan rahmat Ilahi sesuai niat dan usaha
nya
DAFTAR PUSTAKA
https://almanhaj.or.id/2718-penjabaran-makna-nama-allah-azza-wa-jalla-al- karim.html
http://www.jelajahinternet.com/2015/02/asmaul-husna-al-karim-dan-penjelasannya.html
http://didit-pekiringan.blogspot.co.id/2014/09/al-karim-yang-maha-mulia-
dermawanatau.html
http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2014/12/asmaul-husna-al-karim.html
http://rahmarosalianas.blogspot.co.id/2014/10/makna-asmaul-husna-al-kariim-al-mumin.html
TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“TENTANGُAL-KARIM”
DISUSUN OLEH:
Kelas: X IPA-7
GURU PENDAMPING: SUGIYANTORO, S.pd.I,M.Pd.I