Anda di halaman 1dari 3

A.

Kromatografi partisi
Kromatografi partisi digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa non ionic
dan senyawa polar dengan berat molekul sedang (<3000) dan pemisahan senyawa-
senyawa ionik. Kromatografi partisi dibedakan menjadi 2 kategori yaitu kromatografi
partisi cair-cair dan kromatografi terikat.
Perbedaan kedua teknik ini terletak pada metode pengikatan fase diam pada
partikel penyangga kemasan kolom. Kromatografi partisi cair-cair, fase diam diikatkan
pada permukaan kemasan secara fisika, sedangkan pada kromatografi partisi fase terikat
fase diam terikat secara kimia.
Pada awalnya, kromatografi partisi hanya tipe-tipe cair, tapi sekarang metode fase
terikat lebih banyak digunakan karena kekurangan dari sistem cair-cair. Salah satu
kekurangannya adalah kemungkinan untuk terkikisnya fase diamoleh aliran fase gerak.
Masalah kelarutan fase diam oleh fase gerak juga menjadi penghalang penggunaan
kemasan fase cair untuk elusi gradient.
1. Kromatografi partisi fase terikat
Kromatografi fase terikat merupakan teknik HPLC yang paling penting
dan paling banyak digunakan pada saat sekarang. Diperkirakan 2/3 dari teknik
teknik pemisahan HPLC dilakukan pada fase diam terikat secara kimia yang
dioperasikandengan mode fase terbalik. Dalam hal penerapan kromatografi fase
terikat terdiri dari partikel silica yang dimodifikasi secara kimiadengan rantai
alkil. Sebaliknya, fase diam pada kromatografi partisi cair-cair terdiri dari partikel
yang dilapisi secara fisik dengan zat cair non polar. Fase terikat mempunyai
beberapa keuntungan yaitu, fase terikat merupakan fase yang stabil , tidak seperti
pada fase yang dilapisi secara fisik. Setiap pelarut dapat dipakai tanpa diubah
selama proses pemisahan berlangsung bila kepolaran solute-solute bervariasi.
Kestabilan fasa terbalik menyebabkan retensi yang baik. Pada akhirnya sifat
ekonomis dan penggunaan yang luas kolom fasa terbalik membuat teknik ini
dominan dalam kromatografi cair modern.
2. Kromatografi partisi cair-cair
Kromatografi partisi dibedakan berdasarkan kepolaran relatif fase diam
dan fase gerak. Konsentrasi solute masing-masing fasa cair dinyatakan dengan
koefisien partisi. Biasanya fase gerak lebih polar daripada fase diam sehingga
kromatografi ini sering disebut kromatografi fase terbalik untuk menjelaskan
prose. Oleh karena itu, fase diam non polar hanya dilapiskan fase gerak harus
dijenuhkan dengan zat cair fasa diam untuk mengurangi erosi lapisan fasa diam.
Pemisahan senyawa-senyawa non polar dapat dilakukan dengan kromatografi
partisi ini. Salah satu kendala jenis kromatografi ini adalah keterbatasan
selektivitas sebagai akibat ketidakcampuran kedua fasa. Kedua cairan (fasa gerak
dan fasa diam) berbeda dengan beberapa senyawa tertahan kuat atau tiidak
tertahan sama sekali pada fasa diam. Oleh karena keterbatasan ini maka jenis
kromatografi partisi ini tidak digunakan lagi sebagai teknik analisis rutin.
Selain itu, contoh kromatografi fase terbalik lainnya adalah kromatografi pasangan ion.
Kromatografi pasanagna ion adalah kromatografi partisi fase terbalik yang digunakan untuk
pemisahan dan penentuan senyawa –senyawa ionic. Fase gerak terdiri dari larutan buffer yang
mengandung pelarut organic seperti methanol atau asetonitril dan suatu pasangan ion yang
memiliki muatan ion yang berlawanan dengan analit. Analit akan bergabung dengan pasangan
ion pada fase gerak dan membentuk pasangan ion yang netral. Senyawa netral yang terbentuk
akan ditahan pada kemasan fase diam. Elusi pasangan ion dilakukan dengan larutan methanol
dalam air atau larutan air dari pelarut organik lainnya.
Sampel+ + ion pasangannya → pasangan (sampel+ ion pasangan-)
Sampel- + ion pasangannya → pasangan (sampel- ion pasangan+)
Keuntungan kromatografi pasangan ion untuk senyawa ionic adalah sebagai berikut.
1. Sistem fase terbalik dapat digunakan untuk pemisahan.
2. Campuran asam, basa, netral, dan juga molekul-molekul amfoter (yang mempunyai satu
gugus anionik dan satu gugus kationik) dapat dipisahkan.
3. Kromatografi pasangan ion juga merupakan pilihan yang baik jika pKa analit serupa.
4. Selektifitas dapat dipengaruhi oleh pemilihan pasangan ion yang muatannya berlawanan.

B. Kromatografi adsorpsi
Kromatografi adsorpsi atau kromatografi cair-padat adalah bentuk klasik dari
kromatografi cair pertama yang pertama kali diperkenalkan oleh Tswett pada awal abad
20. Kromatografi adsorpsi sangat cocok untuk pemisahan senyawayang agak polar.
Partikel-partikel silica atau alumina biasanya digunakan sebagai adsorben. Gugus
polarisasi lanol pada permukaan silica dan gugus polar aluminol pada permukaan
alumina bertindak sebagai tempat-tempat adsorpsi untuk molekul-molekul polar. Jenis-
jenis kromatografi ini menggunakan fasa gerak non polar seperti heksana dan juga
kromatografi fasa normal.
Untuk mengontrol retensisolut, biasanya ditambahkan sedikit senyawa polar
kepada fase gerak, misalnya propanol atau air sebagai modifier. Modifier ini bersaing
dengan molekul-molekul solute untuk merebut tempat adsorpsi. Waktu retensi dapat
diperpendek dengan menaikkan konsentrasi modifier.

Anda mungkin juga menyukai