Tata Guna Lahan
Tata Guna Lahan
BAB I
PENDAHULUAN
I.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah daerah
untuk dapat mengambil kebijakan dalam penyusunan Rencana Detil
Tata Ruang (RDTR).
2. Memudahkan seseorang atau instansi untuk mengetahui dan
membuat peta tata guna lahan yang baru.
(Dulbahri, 1993; dalam As-Syakur 2007). Data-data yang diolah dalam SIG
pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital,
dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan
analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi
keruangan yang umumnya berbentuk peta.Sedangkan data atribut
merupakan data table yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai
objek sebagai data spasial.
Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam
bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan
kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi
suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan
lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu
kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain.
Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis
yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas
penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya.
Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model
data vektor.Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi
empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur.Data vector
adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan,
menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis
atau area (polygon) (Barus dan Wiradisastra, 2000). Lukman (1993)
menyatakan bahwa sistem informasi geografi menyajikan informasi
keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa komponen utama
yaitu:
1. Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari
peta, data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil
pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data
spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digitaltersebut
dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak
sehingga terbentuk basisdata (database). Menurut Anon (2003; dalam
5
Selain data visual (citra) juga diperoleh data citra (numeric), karena
tiap objek mempunyai karakteristik yang berbeda, maka tiap objek akan
memantulkan atau memancarkan tenaga elektromagnetik membentuk
karakteristik berbeda, juga dalam interaksinya antara tenaga dan objek
dipengaruhi oleh kondisi atmosferik.
Citra digital adalah citra yang diperoleh, disimpan, dimanipulasi,
dan ditampilkan dengan basis logika biner. Citra digital biasanya dihasilkan
melalui bantuan pemindai atau skaner (scanner), meskipun dewasa ini citra
digital juga bisa diperoleh melalui berbagai macam kamera digital dengan
harga murah, bahkan yang telah terintegrasi dengan telpon seluler
sekalipun. Citra digital penginderaan jauh diperoleh dari sistem perekaman
melalui sensor yang dipasang pada pesawat terbang ataupun satelit. Citra
dalam format digital biasanya disimpan pada media magnetik,
optik,ataupun media lainya (disket, hard disk, compact disk, CCT atau
computer compatible tape, optical disk dan flash disk), serta dapat
ditampilkan menjadi gambar pada layar monitor komputer. Dalam tulisan
ini, citra digital penginderaan jauh adalah citra yang menggambarkan
kenampakan permukaan (atau dekat permukaan) bumi, dan yang diperoleh
melalui proses perekaman pantulan (reflectance), pancaran (emittance),
ataupun hamburan balik (backscatter) gelombang elektromagnetik dengan
sensor optik-elektronik yang terpasang pada suatu wahana (platform), baik
itu wahana di menara (crane), pesawat udara maupun wahana ruang
angkasa.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
7
II.5. Pendanaan
Pendanaan untuk Program Peta Tataguna Lahan ini diambil dari
iuran setiap anggota KKN IST AKPRIND 2017 yang dipergunakan untuk :
Rp. 20.000
Akomodasi -
Rp.120.000
Total :
8
BAB III
PEMBAHASAN
Data penggunaan lahan saat ini dirasakan semakin penting karena laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi membuat penggunaan lahan oleh manusia pada
daerah yang luas dan tersebar benar-benar sangat kompleks. Penggunaan
lahan pada saat sekarang (present land use) merupakan pertanda adanya dinamika
dari eksploitasi oleh manusia (baik secara perorangan maupun masyarakat) terhadap
sekumpulan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhannya (Ritohardoyo,
2009).
9
teknik penginderaan jauh mampu menyajikan informasi tentang penggunaan
lahan karena dapat menyajikan informasi detail penggunaan lahan pada
suatu daerah. Melalui penginderaan jauh dapat diketahui informasi tentang suatu
wilayah tanpa kontak langsung dengan daerah yang dikaji. Untuk itu teknik
penginderaan jauh lebih praktis dan efisien dalam mengumpulkan informasi
mengenai suatu daerah.
Peta penggunaan lahan berisikan hasil delineasi jenis guna lahan yang ada
diseluruh daerah kajian yang mana memuat fungsi dominan untuk suatu kawasan,
blok peruntukan, atau persil lahan (Permen PU No. 20 Tahun 2011). Pemetaan
penggunaan lahan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang
penggunaan lahan pada suatu lokasi. Pemetaan penggunaan lahan dilakukan sesuai
kebutuhan. Pemetaan penggunaan lahan dapat dilakukan dengan skala detail
maupun skala menengah. Penginderaan jauh dan sistem informasi geografi
digunakan sebagai sarana pengolahan peta penggunaan lahan, karena penginderaan
jauh dan sistem informasi geografi telah berkembang pesat dan mampu
memaksimalkan pekerjaan. Banyaknya jenis citra penginderaan jauh dengan berbagai
macam resolusi, baik spektral, spasial maupun temporal telah mendorong teknologi
ini sebagai salah satu alat untuk memperoleh data sumberdaya bumi yang cukup
handal dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan para penggunanya.
Pemanfaatan citra satelit untuk pemetaan penutup lahan ataupun penggunaan
lahan di Indonesia pada saat ini sudah banyak dilakukan, terutama untuk
pemetaan pada skala tinjau, detail dan semi detil. Namun, pemetaan penggunaan
lahan skala detail masih sangat minim di Indonesia karena resolusi spasial citra
penginderaan jauh yang banyak beredar di Indonesia masih berkisar 10 meter ke atas.
Selain minim, kebanyakan pemetaan detail hanya berpusat di pulau jawa.
sedangkan kebutuhan akan data penggunaan lahan terutama data yang detail sangat
diperlukan untuk pembuatan peta-peta tematik bertema kekotaan oleh instansi
pemerintah. Menggunakan citra satelit dapat menghemat waktu dan tenaga serta lebih
10
murah dibandingkan dengan survey langsung di lapangan. Namun demikian untuk
menjaga akurasi data yang dihasilkan, pekerjaan lapangan harus tetap dilakukan.
Peta penggunaan lahan dapat digunakan sebagai dasar dari
perencanaan detail kota. Sebagian besar kota-kota di Indonesia ialah kota- kota
yang tengah berkembang, sehingga perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian
pemanfaatan perlu dilakukan sejak dini guna memaksimalkan fungsi kota yang
berkembang. Hal ini tentu saja membutuhkan data penggunaan lahan yang akurat
dan cukup detail untuk wilayah perkotaannya.
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Laporan Akhir Individual ini merupakan hasil pelaksanaan program
kerja selama di lokasi KKN yaitu RT 01,02,03 Dusun Trayeman, Kelurahan
Pleret, Desa Pleret.
Dalam pelaksanaan kegiatan KKN khususnya program individu Peta
Tataguna Lahan yang telah diuraikan di atas dapat diambil beberapa
kesimpulan antara lain:
1. Kegiatan dilaksanakan dalam kerja 3 minggu.
2. Peta penggunaan lahan dapat digunakan sebagai dasar dari
perencanaan detail kota. Sebagian besar kota-kota di Indonesia ialah kota-
kota yang tengah berkembang, sehingga perencanaan, pemanfaatan, dan
pengendalian pemanfaatan perlu dilakukan sejak dini guna memaksimalkan
fungsi kota yang berkembang. Hal ini tentu saja membutuhkan data
penggunaan lahan yang akurat dan cukup detail untuk wilayah perkotaannya.
IV.2 Saran
Berdasarkan dari pengalaman yang telah penulis peroleh selama pelaksanaan
KKN dalam upaya pengembangan masyarakat Dusun Trayeman, maka ada
beberapa saran yang perlu disampaikan yaitu:
1. Kepada panitia penyelenggara KKN, sebagai perencana, penyusun strategi dan
kurikulum KKN, hendaknya mempertimbangkan kembali pola kegiatan KKN
terkait efektivitas dan efisiensi dalam semua perencanaan kegiatan KKN di
masa mendatang. Dan yang tak kalah pentingnya adalah dapat tepat waktu
dengan semua yang telah direncakan sejak awal.
2. Pihak LPPM IST AKPRIND Yogyakarta untuk menempatkan mahasiswa
KKN sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan progam kerja yang sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh warga dengan melakukan survei
sebelumnya.
12
3. Sebaiknya ditanamkan sikap disiplin pada anak sejak awal sehingga dapat
bersikap lebih baik saat kegiatan belajar mengajar dilakukan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Peta Rupa Bumi Digital Indonesia Lembar Bantul 1408 - 221 Edisi 1 - 1999
Skala 1 : 25.000
14
LAMPIRAN
15
16
17