Kompilasi
Kompilasi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu daya tarik pendorong bangsa luar datang ke wilayah Indonesia
adalah karena melimpahnya sumber daya alam yang dimilki. Baik itu sumber
daya alam yang bisa diperbaharui seperti hasil perkebunan dan pertanian maupun
sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui seperti hasil pertambangan,
batubara, minyak dan gas bumi. Sejalan dengan Pasal 33 Ayat (2) Undang-
Undang Dasar 1945, yang berbunyi: “Bumi, Air dan Kekayaan Alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat”.
Maka pengelolaan kekayaan alam harus berorientasi kepada konservasi
sumber daya alam (natural resource oriented) untuk menjamin kelestarian dan
keberlanjutan fungsi sumber daya alam itu sendiri. Indonesia memiliki sumber
daya alam utama dalam kebutuhan energi untuk keberlangsungan hidup. “The
increasing demand for energy due to the rapid growth of the human population”
Meningkatnya permintaan energi karena pesatnya pertumbuhan populasi manusia
(Khalil, 2019: 1). Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan peradaban dunia
menyebabkan kebutuhan energi semakin bertambah.
Bertambahnya penduduk maka bertambah pula energi yang dibutuhkan. Hal
ini menuntut ketersediaan energi yang memadai. Saat ini, minyak dan gas
(MIGAS) bumi merupakan sumber energi andalan dan paling banyak dibutuhkan
di berbagai sektor kehidupan. Di sisi lain, minyak dan gas bumi adalah energi
yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini memacu usaha-usaha yang efektif dan
efisien untuk memenuhi kebutuhan migas.
Pada saat ini ada banyak perusahaan migas nasional dan asing, dengan
produksi migas terbesar di Indonesia yaitu Pertamina, Chevron, Total E&P
Indonesie, Exxonmobil, dan British Petroleum. Sesuai amanat konstitusi,
kekayaan alam berupa minyak dan gas yang terkandung di perut bumi Indonesia
harus digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat secara menyeluruh.
Akan tetapi, melihat bangsa sendiri atau perusahaan minyak nasional masih belum
1
2
Hal ini menyatakan bahwa Indonesia dapat bekerja sama dengan perusahaan
lain dan memperoleh royalti. Saat ini terdapat sekitar 23 perusahaan nasional dan
asing yang melakukan pengolahan produksi minyak di Indonesia sejak tahun
1960. Perusahaan asing dan nasional dapat melakukan kerja sama yang baik
dalam meningkatkan basis produksi minyak Nasional yang memang secara
faktual telah terjadi penurunan hingga di bawah satu juta Barrel (satuan ukuran isi
158, 97 liter/42 galon) perhari sejak beberapa tahun terakhir, mengingat jumlah
konsumsi bahan bakar Nasional yang terus meningkat (Liputan, 2011: 34).
‘’Prior to the production sharing contract executed in the upstream oil
and gas business, the country adopted two oil and gas contract regimes:
concession and ‘contract of work.’ The concession regime was adopted from the
Dutch colonial era until early independence and the contract of work regime was
adopted since Indonesia enacted Law No 40/1960 on Oil and Gas Mining. This
regulation provides that oil and resources are state property. In 1966, the fist
PSC scheme was signed between Pertamina and the Independent Indonesian
American Oil Company. This contract is the first PSC in the history of the world
petroleum industry’’. Sebelum kontrak bagi hasil dilaksanakan di bisnis hulu
minyak dan gas bumi, negara mengadopsi dua rezim kontrak minyak dan gas:
konsesi dan ‘kontrak kerja.’ Konsesi Rezim diadopsi dari era kolonial Belanda
hingga awal kemerdekaan dan kontrak kerja Rezim diadopsi sejak Indonesia
memberlakukan UU No. 40/1960 tentang Penambangan Minyak dan Gas Bumi.
Peraturan ini menyatakan bahwa minyak dan sumber daya adalah milik negara.
3
Pada tahun 1966, skema pertama ditandatangani antara Pertamina dan Perusahaan
Minyak Amerika Indonesia Independen. Kontrak ini merupakan pertama di
Indonesia sejarah industri perminyakan dunia (Purwanto and friends, 2015: 11)
PT. Pertamina merupakan Perusahaan Migas yang dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia (National Oil Company). Pertamina merupakan peleburan dua
perusahaan minyak yaitu PN Permina (Perusahaan Negara Pertambangan Minyak
Nasional) yang berdiri pada tanggal 10 Desember 1957 dengan PN Pertamin
(Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia) yang berdiri pada bulan
Februari 1961. " Pertamina was set up to function as both an oil and gas company
and as a state energy regulator. Pertamina both controlled and supervised oil and
gas activities under various production sharing contracts In 2001, the country
introduced the law regulating oil and gas activities, No. 22/2001, which reduced
Pertamina’s regulatory function. Pertamina acts as a state-owned oil and gas
company focusing only on oil and gas operations. The regulatory functions were
moved into an independent Upstream Oil and Gas Implementing Agency called
BP Migas (Badan Pelaksana Minyak dan Gas Bumi). Under this oil and gas law,
the Agency controls upstream activities and manages oil and gas contractors on
behalf of the Government, and downstream activities are controlled by business
licenses issued by the Downstream Oil and Gas Regulatory Agency, called BPH
Migas (Badan Pangatur Hilir Minyak dan Gas Bumi). The BPH Migas regulatory
agency is charged with assuring sufficient supply of domestic fuel oils and natural
gas and the safe operation of downstream activities”.
Pertamina didirikan untuk berfungsi baik sebagai perusahaan minyak dan
gas maupun sebagai pengatur energi negara. Pertamina mengendalikan dan
mengawasi kegiatan minyak dan gas di bawah berbagai produksi berbagi kontrak.
Pada tahun 2001, negara tersebut memperkenalkan undang-undang yang
mengatur kegiatan minyak dan gas, No. 22/2001, yang mengurangi fungsi
pengaturan Pertamina. Pertamina bertindak sebagai minyak dan gas milik Negara
perusahaan yang hanya berfokus pada operasi minyak dan gas. Fungsi pengaturan
dipindahkan ke Badan Pelaksana Minyak dan Gas Hulu independen yang disebut
BP (Badan Pelaksana) Migas. Di bawah UU minyak dan gas ini, Agensi
4
mengontrol kegiatan hulu dan mengelola minyak dan kontraktor gas atas nama
Pemerintah, dan kegiatan hilir dikendalikan oleh izin usaha yang dikeluarkan oleh
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, disebut BPH Migas (Badan
Pangatur Hilir Minyak dan Gas Bumi). Badan pengatur BPH Migas didakwa
memastikan kecukupan pasokan bahan bakar minyak domestik dan gas alam dan
operasi hilir yang aman kegiatan (Purwanto and friends, 2015: 11).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2003 tanggal 18 Juni
2003, Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara merubah nama
menjadi PT. Pertamina. Pertamina melakukan kegiatan usaha migas pada Sektor
Hulu hingga Sektor Hilir (Pertamina. 2018). PT. Pertamina didirikan pada tanggal
17 September 2003 berdasarkan Akta Notaris No.20 Tahun 2003. Saat ini PT.
Pertamina memiliki 6 Refinery Unit (RU) yang berada di seluruh wilayah
Indonesia.
PT. Pertamina RU III adalah salah satu dari 6 (enam) Refinery Unit
Pertamina yang bergerak di sektor hilir yang mengoperasikan Kilang BBM
(Bahan Bakar Minyak) dan Petrokimia yang berada di Plaju-Sungai Gerong.
Terdapat Dua lokasi Kilang PT. Pertamina RU III, yaitu kilang Plaju dan kilang
Sungai Gerong. Awal dibangun kilang Plaju yakni pada tahun 1904, oleh Shell
(Belanda) sedangkan kilang Sungai Gerong berdiri tahun 1926 oleh Stanvac
(Amerika Serikat). Pada tahun 1965 kilang minyak Shell Plaju dibeli oleh PN
Pertamin, kemudian di tahun 1968 PN Permina dan PN Pertamin disatukan
menjadi PN Pertamina. Tujuan dari penyatuan usaha – usaha ini adalah
mempertegas pengelolaaan dan prosedur kerja agar memperlancar usaha
peningkatan produksi minyak dan gas bumi berdasarkan PP RI No. 27 Tahun
1968.
PT. Pertamina RU III Plaju-Sungai Gerong terus mengalami perkembangan,
baik dalam bidang struktur organisasi perusahaan, perkembangan di bidang
eksplorasi dan produksi minyak dan gas, hingga bidang social dan ekonomi
terhadap masyarakat. Keberadaan perusahaan minyak ini memang tak terpisahkan
dari kehidupan masyarakat dimana perusahaan ini turut membantu meningkatkan
5
taraf hidup masyarakat baik di bidang sosial maupun ekonomi, terutama di Kota
Palembang.
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan. Ari Supriyanto menjelaskan dalam
penelitiannya yang berjudul Peranan PT. Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo di
Bidang Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Pali
Tahun 2003-2015, ia membahas proses berdirinya PT. Pertamina EP Asset 2 Field
Pendopo pada tahun 2003, peranan PT. Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo di
bidang sosial dan bidang ekonomi masyarakat. Dalam bidang sosial mengamati
peranan dibidang pendidikan, keagamaan, kesehatan dan bidang sosial lainnya.
Sedangkan bidang perekonomian meliputi peranan perusahaan dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat kecamatan Talang Ubi.
Selanjutnya Noviani Nurkolis, berjudul Dampak Keberadaan Industri pada
Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat dan Lingkungan Industri yang Sekitarnya.
Peneliti menjelaskan bahwa sektor industri memiliki peran penting untuk
pembangunan ekonomi, tetapi di samping itu industri memiliki dampak positif
dan negatif. Perkembangan sektor industri sebagai bagian dari proses
pembangunan nasional dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi telah
membawa perubahan pada kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan ini
termasuk dampak pengembangan industri pada komunitas sosial ekonomi dan
lingkungan di sekitar industri. Dampak perkembangan industri pada aspek sosial
ekonomi mencakup mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian ke sektor
industri dan perdagangan. Dampak industri pada aspek sosial-budaya, antara lain,
adalah berkurangnya kekuatan yang mengikat nilai-nilai dan norma-norma budaya
yang ada karena dimasukkannya nilai-nilai budaya baru dan norma-norma yang
dibawa oleh komunitas migran atau imigran.
Penelitian-penelitian di atas sudah membahas beberapa penelitian mengenai
peranan perusahaan atau industri bagi sosial ekonomi masyarakat maupun
lingkungan sekitar. Ari Supriyanto membahas Peranan PT. Pertamina EP Asset 2
Field Pendopo dan Noviani Nurkolis membahas Dampak Keberadaan Industri
6
3. Skup Temporal
Lingkup temporal adalah periode waktu atau peristiwa yang digunakan
sebagai batasan penelitian. Dalam acara ini periode waktu yang dipilih adalah
periode 7 tahun, yaitu dari 2010 hingga 2016.
1
10
mungkin bagi diri sendiri keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi
hak- hak asasi manusia serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila.
Sosial ekonomi adalah kondisi penduduk yang memiliki tingkat pendidikan,
tingkat pendapatan, tingkat kesehatan, tingkat konsumsi, perumahan, dan
lingkungan masyarakat. Sementara itu, menurut Soekanto (2003) ekonomi sosial
adalah posisi seseorang dalam masyarakat terkait dengan orang lain dalam arti
lingkungan sosial, prestasi, dan hak dan kewajiban dalam kaitannya dengan
sumber daya. Perkembangan dan perkembangan industri menghasilkan perubahan
dalam berbagai aspek sosial-ekonomi masyarakat, perubahan-perubahan ini
mencakup perubahan mata pencaharian, perubahan dalam jumlah peluang,
perubahan dalam tingkat pendapatan, dan perubahan dalam jumlah fasilitas dan
infrastruktur. Berdasarkan kesimpulan saya, sosial-ekonomi adalah posisi
seseorang atau sekelompok orang dalam komunitas yang kondisinya
memungkinkan setiap individu atau kelompok untuk melakukan upaya untuk
memenuhi kebutuhan hidup sebaik mungkin untuk diri sendiri, keluarga dan
masyarakat dan lingkungan.
Kota Palembang terbagi atas 16 kecamatan dan 107 kelurahan pada tahun
2007. Berdasarkan SK Nomor 136/4123/BAK,dibentuk Kecamatan Jakabaring
pada Tahun 2017 yang merupakan pemekaran dari Kecamatan seberang Ulu I dan
Kecamatan Ilir timur III yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Ilir timur II,
sehingga saat ini wilayah administrasi Kota Palembang terbagi menjadi 18
kecamatan dan 107 kelurahan. Berdasarkan PP Nomor 23 tahun 1988, luas
12
2.3.2 Demografi
Secara umum laju pertambahan penduduk dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor
yaitu, fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), migrasi dan komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Khusus kota Palembang masalah
urbanisasi merupakan pendorong pertambahan penduduk, hal ini dapat
dimengerti, karena Palembang merupakan kota terbuka dan terus berkembang
sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Selatan.
diproyeksikan pada tahun 2016, populasi Palembang telah tumbuh sebesar 1,01
persen. Sementara besarnya rasio jenis kelamin pada tahun 2017 untuk pria dan
wanita adalah 100,53 persen, yang berarti bahwa jumlah pria lebih besar daripada
jumlah wanita. Kepadatan populasi di Palembang pada tahun 2017 mencapai
4.052 orang / km2. Kepadatan populasi di 18 kecamatan cukup beragam dengan
kepadatan penduduk tertinggi berada di kecamatan Ilir Timur I dengan kepadatan
11.862 jiwa / km2 dan terendah di Kabupaten Gandus 931 jiwa / km2 (BPS, 2018:
70) .
Polytam), dan produk lainnya (termasuk Residu Vakum, LSWR V500, Decant
Oil, dan Naphtha).
2.4.2 Lokasi
Pada zaman kolonial Belanda daerah Seberang ulu dapat dikatakan tidak
pernah tersentuh pembangunan fisik dari pihak pemerintah Belanda (Gemeente).
Meskipun tampak tidak mendapat perhatian dari pemerintah jauh di daerah hilir di
sekitar muara sungai Komering terdapat aset pemerintah yang sangat vital. Aset
pemerintah itu telah dibangun sejak awal pembangunannya milik Shell yang
berlokasi di Plaju sedangkan Stanvac berlokasi di Sungai Gerong (Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan, 2005: 249).
minyak di Plaju dimiliki oleh Shell, sedangkan kilang di Sungai Gerong dimiliki
oleh Stanvac (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2005: 252).
Pada tanggal 14 Februari 1942 tentara Jepang masuk dan menduduki kota
Palembang melalui serangan dari udara menggunakan parasut lebih dahulu,
dengan maksud agar kilang minyak plaju (BPM) dan sungai gerong (NKPM)
tidak dibumi hanguskan. Jepang ingin kilang minyak itu utuh diduduki agar dapat
dipergunakan, digerakkan kembali memproduksi minyak guna kepentingan
perang. Dan hari berikutnya Kaigun (Angkatan Laut) Jepang baru masuk kota
Palembang melalui Sungai Musi (Alumni Pendidikan Teknik Minyak, 1995: 5).
Nyatanya kilang minyak Plaju dan Sungai Gerong tidak dapat dicegah,
masih dirusak pemiliknya yaitu BPM dan NKPM. Walaupun tentara Jepang (Dai
Nippon) sudah membuat serangan “Blitzkrieg” (serangan kilat) melalui udara
dengan tentara payungnya merebut kota Palembang, kilang minyak Plaju dan
Sungai Gerong, Sumatera Selatan. Tanggal 8 Maret 1942 tentara Hindia Belanda
menyerah kepada Jepang dan pernyataan kalah perang ditanda tangani di
Pangkalian Angkatan Udara Militer Kalijati daerah Subang, Jawa Barat. Jendral
Ter poorten, atas nama balatentara Belanda disaksikan Gubernur Jendral terakhir
Jonkheer lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer menandatangani
kapitulasi tanpa syarat atas seluruh wilayah Hindia Belanda kepada Jendral
Hitoshi Imamura atas nama balatentara kerajaan Jepang(Alumni Pendidikan
Teknik Minyak, 1995: 5).
21
Pada tanggal 24 Desember 1944 pukul 08.00 pagi, kilang minyak “Dai Ici
Seiyujo” Plaju diserang ratusan pesawat pembom Angkatan Udara Amerika,
sedangkan tanggal 25 Desember 1944 tepatnya pukul 08.45 kilang minyak “ Dai
Ni Seiyujo” Sungai Gerong menjadi sasaran bom sekutu. Sejak kedatangan
Jepang di Plaju dan Sungai Gerong, pemilik kilang minyak dari BPM (Plaju) dan
NKPM (Sungai Gerong) yaitu Belanda dan Amerika, sengaja menghancurkan
kilang – kilang minyak itu agar tidak dapat berfungsi (Alumni Pendidikan Teknik
Minyak, 1995: 21-24).
1. Ibnu Sutowo
2. Bambang Utoyo
3. Sainan Sagiman (Mantan Gubernur Sumatera Selatan)
4. J.M. Pattiasina
5. Juaini Mukti.
Dalam perjuangan Kemerdekaan Indonesia, satu – satunya lapangan
minyak yang dapat dikuasi oleh pejuang – pejuang kemerdekaan Indonesia adalah
lapangan minyak di sekitar Pangkalan Brandan Medan dan di daerah Aceh, bekas
milik Shell BPM. Akhirnya pada bulan oktober 1945 suatu upacara
penandatanganan serah terima telah dilakukan atas seluruh tambang minyak yang
berada di bawah Pangkalan Brandan oleh pihak tentara Jepang kepada karyawan
minyak Indonesia dengan disaksikan oleh anggota Pemerintah RI Sumatera Utara
dan pihak Komisi Tiga Negara (KTN). Perusahaan minyak Indonesia yang
23
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
SENIOR VICE
PRESIDENT RENIFING
OPERATION
GENERAL MANAGER
REFINERY UNIT III
SECRETARY
PRODUCTION ENGINEERING
MANAGER DEVELOPMENT
REFINERY RELIABILITY
PLANNING & MANAGER
OPTIMIZATION
MANAGER
MAINTENANCE PROCUREMENT
PLANNING & MANAGER
SUPPORT MANAGER
HSE MANAGER
MAINTANCE
EXECUTION
MANAGER
TURN ARROUND OPI COORDINATOR
MANAGER
GENERAL AFFAIR
MANAGER
Gambar 4.2
Strukur Organisasi
MANAGER ENGINEERING &
DEVELPOMENT
ENGINEERIN
G PROCESS
PROCESS PROCESS EXPERT
CONTROL &
ENGINEERING ENGINEERING SAFETY
LMI3 DC3
CDU POLYPROPYLE
NE
JUNIOR
JUNIOR ASSISTANT
ENGINEERING
ENGINEERING ENGINEERIN
SECONDARY
PRIMARY G DATA
PROCESS
PROCESS
Sumber. Laporan Kerja Praktik PT. Pertamina RU III, 2017.
27
b) Misi
1) “ Operating the refinery in a safe, reliable, efficient, high-quality, and
environmentally-friendly manner, by employing the state-of-the-art
technologies.
2) Improving profitability through refining operations flexibility and
optimisation, and maximising valuable product.
3) Managing the refinery in a professional and internationally-
standardised manner, complying with GCG aspects, and delivering
added value to stakeholders.”
1. Mengoperasikan kilang secara aman, handal, efisien, berkualitas, dan
ramah lingkungan dengan menggunakan teknologi terkini.
2. Meningkatkan profitabilitas melalui fleksibilitas dan optimasi operasi
pengolahan serta memaksimalkan valuable product.
28
PT. Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi
peodman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata
nilai PT. Pertamina adalah sebagai berikut:
- Clean (bersih)
- Compettive (kompetitif)
- Commercial (komersial)
- Capable (berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset
dan pengembangan.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian Sejarah dapat diartikan sebagai metode penelitian dan
penulisan sejarah dengan menggunakan cara, prosedur atau teknik yang
sistematiks sesuai dengan asas-asa dan aturan ilmu sejarah (Daliman, 2018: 24).
Secara harfiah kata metode berasal dari bahasa Yunani methodos, yang
merupakan kombinasi dari kata meta dan hodos yang berarti jalan atau cara atau
arah. Dalam arti luas metode adalah cara bertindak sesuai dengan sistem tertentu
sedangkan dalam arti khusus metode adalah aturan atau sistem tertentu.
Sebagai salah satu kerangka dasar pemikiran ilmiah, metodologi ini
bergantung pada kemampuan penelitian untuk menilai apakah suatu metode
relevan atau sebaliknya harus ditingkatkan dan kemudian menentukan metode lain
yang sesuai dengan objek. Menulis sejarah tentu saja berbeda dari menulis dalam
ilmu sosial lain, di mana menulis sejarah membutuhkan studi tentang dimensi
masa lalu, aktor sejarah dan di mana tempat suatu peristiwa terjadi, sehingga
penulisan sejarah ini dapat dikatakan diakronis dan fokus pada prosesnya (Irwanto
dan Sair, 2014: 10). Pengertian yang telah dijelaskan bahwa dalam penelitian ini
menggunakan metode historis.
Selanjutnya Daliman (2018: 54) menyatakan bahwa kritik intern adalah uji
kebenaran mengenai informasi suatu dokumen. Mengenai kebeenaran (the truth)
itu sendiri merupakan suatu masalah yang tak pernah tuntas untuk dibahas.
Kebenaran yangg berhasil ditangkap oleh seseorang terrhadap suatu gejala atau
32
3.2.3 Interpretasi
Interpretasi adalah menafsirkan atau membuat interpretasi, tetapi yang tidak
subyektif tetapi harus bergantung pada fakta atau fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk mencari kebenaran otentik. Sementara itu, menurut
Kuntowijoyo, interpretasi atau interpretasi sejarah sering disebut sebagai analisis
sejarah. Analisis berarti menggambarkan dan secara terminologis berbeda dari
sintesis yang menyatukan, di mana analisis dan sintesis dipandang sebagai metode
interpretasi utama. Dengan interpretasi ini penulis mencoba mengaitkan fakta atau
data antara satu sumber dengan sumber lainnya dan berusaha untuk dapat
memberikan interpretasi tentang apa yang terkandung dalam sumber yang ada
untuk membahas masalah dalam penulisan skripsi nanti.
3.2.4 Histiografi
Setelah dilakukan proses Heuristik, interpretasi, dan kritik sumber sebagai
tahap akhir dalam metode sejarah adalah teknik penulisan atau dikenal dengan
historiografi. Histiografi penulisan sejarah ialah suatu cara untuk
merokonstruksikan suatu gambaran masa lampau berdasarkan data yang
diperoleh. Sesudah penulis menentukan judul, penulis mengumpulkan bahan-
bahan atau sumber-sumber serta melakukan kritik dan seleksi, kemudian pada
tahap historiografi penulis menceritakan kembali sejarah Perkembangan PT.
Pertamina Plaju – Sungai Gerong Terhadap Perekonomian Kota Palembang pada
Tahun 2010-2016 dan menyajikan dalam bentuk Skripsi.
3.3 Pendekatan
Dalam mengkaji peristiwa sejarah, pendekatan sangatlah penting agar
mampu melakukan eksplansi (penjelasan) dari pada yang membatasi
pengungkapan terjadinya sesuatu atau menguraikan kejadian sebagai narasi.
Penggambaran mengenai suatu peristiwa sangat tergantung pada pendekatan yaitu
dari segi mana kita memandangnya, dimensi mana yang diperlihatkan dan unsur-
unsur mana yang akan diungkapkan. Hal ini disebabkan karena menghadapi
gejala historis yang serba kompleks. Setiap penggambaran atau deskripsi
menuntut pendekatan yang memungkinkan penyaringan data yang diperlukan.
Dalam kegiatan ini penulis menggunakan pendekatan yang digunakan ialah ilmu
ekonomi dan ilmu sosiologi.
34
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perkembangan PT. Pertamina Refinery Unit III Plaju Sungai Gerong
Tabel 4.1
Perkembangan PT Pertamina RU III
Tahun Sejarah
1965 Kilang Plaju/Shell dengan kapasitas 100 MBCD dibeli oleh Negara/ Pertamina
1982 Membangun High Vacuum Unit (HVU) Sungai Gerong dan revamping CDU
(Konservasi energy)
1984 Proyek pembangunan kilang TA/PTA dengan kapasitas produksi 150.000
Ton/Tahun
1986 Kilang PTA (Purified Terephtalic Acid) mulai berproduksi dengan kapasitas
150.000 Ton/Tahun
1987 Proyek pengembangan konservasi 36nergy/Energy Conservation
Improvemant(ECI)
1988 Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang (UPEK)
1994 PKM II: Pembangunan unit Polypropylene baru dengan kapasitas 45.200
Ton/Tahun, revamping RFCCU-Sungai Gerong dan Unit alkilasi, redesign siklon
RFCCU Sungai Gerong, memodifikasi unti Redistilling I/II Plaju, pemasangan Gas
Turbine Generator Complex (GTGC) dan perubahan frekuensi listrik dari 60 Hz ke
50 Hz dan pembangunan Water Treatment Unit (WTU) dan Sulphuric Acid
Recovery Unit (SARU)
2002 Pembangunan Jembatan integrasi Kilang Musi
2003 Jembatan integrasi Kialmg Musi yang menghubungkan Kilang Plaju dengan Sungai
Gerong diresmikan dan Pertamina bertransformasi menjadi PT (Persero)
2007 Kilang TA/TPA berhenti beroperasi
2015 Project 22 dan berbagai project sesuai rencana dan perubahan RDMP ditahun 2015
Pertamina Refinery Unit III merupakan salah satu dari 6 (enam) Refinery
Unit Pertamina dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak
mentah (crude oil) dan intermediate product (Alkylfeed, HSDC, slop oil, LOMC,
Long residue, Raw PP) menjadi produk jadi, diantaranya BBM (Premium,
Kerosene, Solar & Fuel Oil), NBBM (LPG, Musicool, HAP, LAWS, SBPX,
37
LSWR), BBK (Avtur, Pertalite, Pertamax, Pertamax Racing) dan produk lainnya
seperti LSFO dan Polypropylene (Polytam). Pertamina telah banyak memberikan
sumbangsinya dalam kegiatan industri dan ekonomi di Indonesia, terutama di
wilayah Sumatera Bagian Selatan. Dalam perkembangannya di era yang modern
ini, perseroan tidak hanya memfokuskan diri dalam kegiatan industri saja, namun
juga melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).
Suatu kilang minyak bumi umumnya terletak di tepi laut atau sungai yang
besar dan dalam. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan terhadap sarana
pengangkutan crude oil sebagai bahan baku pengolahan dan produk – produk
yang dihasilkan untuk dipasarkan. Sebagai sarana pengangkutan dalam jumlah
yang besar, proses tersebut dapat menggunakan kapal atau sistem perpipaan untuk
menjamin kontinuitas umpan maupun aliran produk. Selain sarana pengangkutan,
juga dibutuhkan sarana penyimpanan ( storage) dalam jumlah besar. Oleh karena
itu, suatu kilang minyak bumi tidak bisa dilepaskan dari Instalasi Tangki dan
Perkapalan (ITP). Secara garis besar, tugas umum ITP adalah sebagai berikut:
Menerima berbagai jenis crude oil melalui kapal tanker maupun melalui
perpipaan.
Menyiapkan dry stock crude oil ( feed stock preparation) untuk diolah di
unit pengolahan (crude distiller ).
Menampung aliran produk dari unit pengolahan, baik yang langsung
sebagai produk akhir maupun produk intermediate.
Mencampur (blending ) berbagai macam produk untuk mendapatkan
produk akhir (BBM dan Non BBM).
38
Pengapalan produk (BBM dan Non BBM) untuk keperluan ekspor dan
domestik.
Pemeliharaan tangki, dimaksudkan untuk menekan kerugian akibat
kerusakan yang lebih berat.
Menekan oil losses akibat kebocoran, drainage, down grade dan
penguapan di tangki.
Pengendalian pencemaran akibat buangan effluent water ke badan sungai.
RU III menerima berbagai jenis crude oil dari berbagai daerah penghasil
minyak di Indonesia. Untuk mengirimkan crude oil tersebut, terdapat dua pilihan
transportasi utama menuju tangki – tangki penampung di RU III yaitu :
- Kapal Tanker
Crude oil dari lapangan eksplorasi diangkut oleh kapal tanker ke unit
pengolahan. Dari kapal tanker, crude oil tersebut dipompakan ke tangki
penyimpanan.
Crude oil yang diterima terkadang memiliki kandungan air yang cukup
tinggi, baik dalam bentuk emulsi ataupun air bebas. Oleh karena itu, crude oil
sebelum diumpankan ke unit proses harus dipersiapkan terlebih dahulu.
Tujuannya adalah untuk memenuhi persyaratan water content yang telah
39
disepakati yaitu maksimal 0,5% volume. Keberadaan air dalam crude oil dapat
menyebabkan kenaikan tekanan pada kolom distilasi dan mengganggu proses
pengolahan minyak bumi
Crude oil dari tanki dipompakan ke unit proses (crude distiller ) dengan
menggunakan pompa- pompa yang ada di Rumah Pompa Minyak (RPM) “R”.
Selain pompa feed , terdapat juga pompa untuk injeksi crude oil ( feed dalam
jumlah yang lebih kecil) ke unit proses.mPipa penghisap tangki pada umumnya
ada tiga, yaitu bagian bawah, tengah dan atas. Pada awal supply menggunakan
pipa penghiisap bagian atas, kemudian dilanjutkan pipa penghisap bagian tengah
dan apabila level sudah mendekati setengah tangki, digunakan pipa penghisap
bawah. Pada posisi level minyak dalam tangki sudah mendekati 3 meter, maka
tangki harus sudah digandeng dengan tangki lain yang penuh. Hal ini bertujuan
untuk menjaga kontinuitas supply crude oil ke unit proses.
D. Penyaluran Produksi
Hasil pengolahan crude oil di unit – unit proses ada yang langsung menjadi
produk akhir dan ada yang memerlukan proses blending atau penambahan bahan
aditif. Produk tersebut bisa sebagai BBM atau non BBM. Produk tersebut
dialirkan ke tangki penyimpanan melalui jalur perpipaan tertentu sesuai dengan
jenis produknya.
E. Tank Ticket
- Warna kuning, dipakai untuk record data pergerakan tank to tank transfer ,
feed (crude/intermediate) ke unit dan produksi ke unit.
- Warna hijau, dipakai untuk record data pergerakan penerimaan crude oil ,
intermediate, komponen dan produksi.
- Warna putih, dipakai untuk record data pergerakan shipment atau lifting
keluar kilang.
- Warna biru, dipakai untuk record data pergerakan stock inventory dan
memeriksa ukuran
- Persiapan di darat.
Setelah surat perintah loading diterima, maka dipersiapkan hal – hal seperti
tangki penampung, pipa yang akan dipakai, dermaga yang akan digunakan,
durasi loading hingga kapal tanker jalan dan pengambilan sampel.
- Persiapan di kapal
kering yang kemudian dinyatakan dalam Dry Certificate. Lalu dicocokkan hasil
pengukuran di kapal dengan di darat. Ketentuan selisih perhitungan antara kapal
dan tanki di darat maksimum 0,5 % volume. Apabila lebih besar dari angka
tersebut, maka dilakukan pengukuran kembali dan apabila masih tetap lebih besar
dari 0,5 % volume maka pihak yang dirugikan dapat membuat Letter of Protest (
Letter of Discrepancies).
Tabel 4.2
Penggunaan Energi
43
4.3 Peranan PT. Pertamina Refinery Unit III di Bidang Sosial Ekonomi
Kota Palembang Pada Tahun 2010-2017
PT. Kilang Pertamina Unit III adalah bisnis BUMN strategis di Indonesia
terkait dengan bisnisnya di bidang minyak (minyak mentah dan produk bahan
bakar), gas alam (LNG, LPG, dan BBG), panas bumi, petrokimia, dan energi. PT.
Kilang Pertamina Unit III memiliki posisi penting dalam pembangunan ekonomi
nasional karena merupakan fondasi negara yang berkontribusi terhadap
penerimaan negara baik dari pajak maupun pembayaran dividen.
Pertamina Unit III tidak terlepas dari kondisi masyarakat itu sendiri. Sebagai
bagian dari industri energi berisiko tinggi, RU III Plaju berkomitmen kuat untuk
secara serius mengelola lingkungan sosial masyarakat di sekitar wilayah
operasional perusahaan yang berpotensi terkena dampak langsung atau tidak
langsung oleh aktivitas perusahaan.
Komitmen PT. Kilang Pertamina Unit III untuk mendukung dan membantu
upaya pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan masyarakat Indonesia
yang diberdayakan secara ekonomi, sosial dan budaya sebagai bagian dari
tanggung jawab sosial perusahaan / CSR. Ini diwujudkan melalui CSR yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan membuat orang mandiri.
Program CSR ini dilakukan melalui sejumlah tahapan yang telah dirancang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan berjalan sesuai dengan visi dan misi
perusahaan dan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar baik di
sektor sosial dan ekonomi kota Palembang.
Tabel 4.3
45
pembangunan gedung sekolah, tabel data berikut tentang peran perusahaan dalam
sektor pendidikan di kota Palembang.
Tabel 4.4
Peran PT. Pertamina Refinery Unit III di Bidang Pendidikan
NO PERAN TAHUN
1 Pembangunan ruang kelas SD Muhammadiyah 2010
17 Sentosa Palembang
2 Perbaikan lapangan basket SMA Negeri 9 2010
Palembang
3 Pekerjaan renovasi gedung dan pembangunan 2010
toilet SD Muhammadiyah 17 Sentosa Plaju
4 Radio Trijaya Palembang Pelatihan 2010
Kewirusahaan
5 Bantuan material untuk rumah Tahfidz Kiai 2011
Marogan
6 Bantuan material untuk SDN 267 Palembang 2011
7 Bantuan dana pembuatan film SMA Xaverius I 2011
Palembang
8 Gempita pendidikan TK/TPA se Kota 2011
Palembang-DPU-DT Palembang
9 Pemasangan Con block halaman sekolah SDN 2011
265 Plaju
10 Sarana dan prasarana siswa SDN 263 2011
Palembang
11 Bantuan metrial pondok pesantren muqimus 2011
sunnah di Ilir Barat II Palembang
12 Bantuan seragam untuk TK/TPA unit 959 di 2011
Sekip Palembang
13 Bantuan mobiler untuk SD Muhammaadiyah 17 2011
Palembang
14 Bantuan mobile untuk SMA Muhammadiyah 4 2011
Palembang
15 Perbaikan lapangan basket dan rehab Lab. 2011
Biologi SMA Negeri 4 Plaju
16 Renovasi Madrasah Tsanawiyah Ponpes Ar- 2012
Rahman Tegal binangun Plaju darat Palembang
17 Pembangunan gedung dan sarana prasarana 2012
madrasah ibtidaiyah ikhlasiyah Kertapati
Palembang
18 Rehab pagar sekolah dan kelas madrasah 2012
tsanawiyah nurul hidayah Gandus Palembang.
19 Renovasi mushollah SMPN 31 Seberang ulu 1 2012
20 Bantuan mobiler YPI MI Subulussalam 2012
Seberang ulu 1
21 Bantuan ruang UKS dan sarana belajar siswa 2013
48
Peran PT. Pertamina RU III dalam bidang keagamaan tidak hanya mengacu
dalam kegiatannya namun dalam memperbaiki sarana dan prasarana tempat
peribadatan, berikut tabel data peran perusahaan dalam bidang keagamaaan.
Tabel 4.5
Peran PT. Pertamina Refinery Unit III di Bidang Keagamaan
NO PERAN TAHUN
1 Renovasi Gereja di Sekojo Palembang 2010
2 Pembangunan Musholla Panti Asuhan Kurnia 2010
Palembang
3 Pembangunan Masjid Babussalam Jakabaring 2010
4 Pembungan Masjid Al-Muhajirin Perum TOP 2010
Jakabaring
5 Revonasi Masjid hidayattullah Plaju 2010
6 Bantuan dana Masjid Al Muhajirin Pakjo 2010
7 Bantuan dana Pengecatan Gereja GPIB Imanuel 2010
Palembang
8 Renovasi Masjid Darul Mutaqien Alang-alang 2010
Lebar Palembang
9 Bantuan rehab langgar Ittihadul Muslimin Plaju 2010
10 Pembangunan Mushola Az Zahra Kertapati 2010
Palembang
11 Renovasi Masjid Darul Mutaqien Bagus Kuning 2010
Plaju
12 Masjid Nurul Taqwa di JL. Nazaruddin 2010
Palembang
13 Pembangunan Pesantren Al Amin Palembang 2010
14 Rehab Masjid Al-Ikhlas Alang-alang Lebar 2010
Palembang
15 Renovasi gereja katolik paroki St. Paulus Plaju 2011
16 Bantuan matrial untuk mushollah istiana di 2011
51
NO PERAN TAHUN
Bantuan alat-alat audio visual POSKESKEL
1 2010
Talang Putri Kec. Plaju Palembang
Bantuan posyandu lansia dinas kesehatan kota
2 2010
Palembang
Sunatan masal dalam rangka HUT Bhayangkara
3 2011
(Polresta Palembang)
53
Plaju melalui Program Bank Sampah Anorganik Sinar Fajar Plaju Darat.
Kelompok ini memberdayakan para ibu rumah tangga melalui kegiatan produktif
dan ekonomis untuk mengubah dan menafaatkan limbah sampah anorganik
menjadi produk bernilai tambah. Selain meningkatkan keterampilan para ibu
rumah tangga, program Kelompok Sinar Fajar berhasil memberikan penghasilan
tambahan kepada 32 ibu rumah tangga sebesar RP. 300.000 / Orang / Bulan dari
sebelumnya tidak berpenghasilan.
Sejak tahun 2014, kelompok Kelompok Sinar Fajar telah mampu
mengembangkan usahanya dengan menerima berbagai pesanan produk seperti
sandal hotel, souvenir pernikahan hingga pernak-pernik lainnya. Terakhir anggota
kelompok Sinar Fajar memperoleh pelatihan yang diadakan oleh RU III Plaju
guna meningkatkan kemampuan dan keahlian setiap anggota kelompok dalam
mengolah sampah anorganik menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis tinggi.
Program Filter Penetral pH pada Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar
“Bintang”
Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar “Bintang” merupakan program CSR
yang dilakukan oleh RU III Plaju di Ring II perusahaan. Kelompok “Bintang”
menghadapi permasalahan kematian bibit dan menjadikan kerugian yang cukup
besar. Banyaknya bibit ikan yang mati jika dinominalkan menjadi rupiah sebesar
Rp. 27.000.000. Permasalahan ini disebabkan oleh perubahan cuaca yang ekstrim
dan mempengaruhi air yang digunakan sebagai wahana pembibitan. Berdasarkan
kajian atau evaluasi perusahaan dan kelompok ditemukan penyebab kematian
bibit dikarenakan perubahan pH air. Bibit ikan akan hidup pada pH air yang
netral. Permasalahan perubahan pH tersebut dapat diatasi dengan pembuatan filter
penetral pH dengan beberapa keuntungan antara lain berkurangnya penggunaan
kapur untuk penetral pH dan penurunan biaya produksi sebesar Rp 1.200.000 per
tahun.
57
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang "Peran PT Pertamina Refinery Unit
III Terhadap Sosial Ekonomi Kota Palembang Tahun 2010-2017 dapat
disimpulkan bahwa PT. Pertamina RU III sebagai perusahaan besar di kota
Palembang tidak hanya fokus pada kegiatan industri tetapi juga melaksanakan
program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), dalam bentuk kegiatan
tanggung jawab lingkungan sosial dan kemitraan dengan masyarakat di sekitar
perusahaan Dalam hal ini, Kilang Pertamina Unit III memainkan peran aktif
dalam melaksanakan program-program ini, termasuk:
1. Berperan di Bidang Sosial, yaitu memberikan bantuan dalam
pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan infrastruktur dan program
Pertamina Peduli Bencana Alam. Dalam pembangunan infrastruktur
dilakukan perbaikan terhadap sarana umum seperti jalan, jembatan, MCK,
dan sarana air bersih di Kota Palembang.
2. Berperan di Bidang Pendidikan, yaitu dalam memajukan pendidikan
seperti bantuan sarana dan prasarana sekolah, bantuan pembangunan
gedung sekolah.
3. Berperan di Bidang Keagamaan, yaitu dalam pembangunan sarana dan
prasarana tempat beribadatan serta kegiatan keagamaan.
4. Berperan di Bidang Kesehatan, yaitu dalam pengembangan sarana dan
prasana tempat kesehatan yang ada di Kota Palembang, serta kegiatan
kesehatan yang bertujuan agar meningkatnya masyarakat yang sehat.
5. Berperan di Bidang Lingkungan, ditujukkan sebagai komitmen
manajemen dalam rangka tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungan hidup dan pelestarian lingkungan yang ada di sekitar
perusahaan maupun Kota Palembang.
58
5.2 Saran
Sebagai akhir dari penulisan ini, penulis ingin menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang diterapkan oleh
Pertamina RU III sudah sangat bagus. Penulis mengharapkan perusahaan
lebih meningkatkan kepeduliaannya lagi tidak hanya masyarakat di sekitar
perusahaan namun seluruh wilayah Kota Palembang.
2. Program pemberdayaan masyarakat hendaknya di kembangkan lagi dengan
cara pengedukasi masyarakat Kota Palembang dalam sebuah latihan
pemberdayaan masyarakat ditambah lagi dengan adanya kemajuan teknologi.
Hal tersebut dimaksud agar masyarakat dapat mengekplorasi peluang
sehingga dapat terciptanya perekonomian yang baik.
3. Dalam Penulisan Skripsi ini masih memiliki kekurangan oleh sebab itu
penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai pedoman
untuk penelitan yang lebih lanjut.