Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Hemoroid merupakan varises pada pleksus venosus hemoroidalis
superior atau inferior. Dilatasi dan pelebaran pleksus superior pada vena
hemoroidalis superior di atas lineadentata akan menyebabkan hemoroid
interna. Pelebaran pleksus di bawah lineadentata akan menyebabkan hemoroid
eksterna yang dapat menonjol keluar dari dalam rectum. Hemoroid dapat
terjadi pada laki-laki maupun wanita. Insidensi hemoroid pada umumnya
paling tinggi pada usia antara 20-50 tahun.
Menurut kamus kedokteran Dorland edisi 28, hemoroid merupakan
prolapse bantalan anus, menyebabkan pendarahan, dan pembengkakan yang
nyeri pada canalis analis. Hemoroid eksternal adalah hemoroid yang terletak
di sebelah distal linea pectinata, ditutupi kulit anus yang mengalami
modifikasi. Hemoroid internal adalah hemoroid yang asalnya di atas linea
pectinata, ditutupi membrane mukosa.
Hemoroid atau wasir adalah vena varicose pada anus. Secara kasar
hemoroid biasanya dibagi dalam dua jenis, hemoroid interna merupakan
varises vena hemoroidalis superior dan media, dan hemoroid eksterna
merupakan varises vena hemoroidalis inferior.
B. Penyebab Hemoroid
Penyebab hemoroid dapat meliputi :
a. Faktor predisposisi :
1. Duduk lama
2. Mengejan pada saat defekasi
3. Konstipasi, makanan rendah serat
4. Kehamilan
5. Obesitas
6. Peradangan pada usus, seperti pada kondisi colitis useratif atau penyakit
chroen.
7. Hipertensi portal.
b. Faktor Lain :
1. Penyakit hati, seperti sirosis hepatis, abses ameba atau hepatitis
2. Alkoholisme
3. Infeksi anoretal
C. Patofisiologi
Hemoroid terjadi karena aktivitas yang meningkatkan tekanan intravena
sehingga terjadi distensi dan penggelembungan vena. Hemoroid
diklasifikasikan menjadi derajat pertama, kedua, ketiga dan keempat, menurut
intensitas atau berat keadaan tersebut. Hemoroid derajat pertama hanya
terbatas pada saluran anus. Hemoroid derajat kedua memperlihatkan prolapse
pada saat mengejan, tetapi tonjolan hemoroid tersebut kemudian dapat masuk
kembali secara spontan. Hemoroid derajat ketiga, merupakan hemoroid yang
mengalami prolapse setiap sekali selesai defekasi dan harus dimasukan
kembali secara manual. Derajat keempat, tidak bisa direposisi.
D. Tanda dan Gejala Hemoroid
Tanda dan gejala meliputi :
1. Pendarahan intermiten tanpa rasa nyeri pada saat defekasi; pendarahan ini
terjadi karena iritasi dan cedera pada mukosa yang mengalami hemoroid.
2. Darah berwarna merah cerah pada feses atau tisu kamar mandi yang
disebabkan cedera pada mukosa yang mengalami hemoroid.
3. Rasa gatal pada anus, akibat hygiene anus yang buruk.
4. Rasa tidak nyaman di daerah anus ketika terjadi pendarahan.
5. Prolasus mukosa rekti akibat mengejan.
6. Rasa nyeri akibat thrombosis pada hemoroid eksterna.
E. Pengkajian Hemoroid
Pengkajian hemoroid terdiri atas pengkajian anamnesis, pemeriksaan
fisik dan evaluasi diagnostik. Pada pengkajian anamnestic didapatkan sesuai
dengan kondisi klinik perkembangan penyakit. Keluhan utama yang lazim
didapatkan adalah nyeri, pendarahan pada anus, dan merasa ada benjolan di
sekitar anus. Pengkajian riwayat dahulu, perawat menanyakan factor
predisposisi seperti adanya hemoroid sebelumnya, riwayat peradangan pada
usus, dan riwayat diet rendah serat. Pengkajian psikososial akan didapatkan
peningkatan kecemasan, serta perlunya pemenuhan informasi intervensi
keperawatan, pengobatan dan rencana pembedahan.
Pemeriksaan survei umum bisa terlihat sakit ringan, sampai gelisah
akibat menahan sakit. Ttv biasa normal atau ada perubahan. Pemeriksaan anus
untuk melihat adanya benjolan pada anus, kebersihan dan adanya ulserasi
disekitar anus. Pemeriksaan colok dubur hemoroid interna tidak dapat diraba
sebab tekanan vena didalamnya tidak cukup tinggi, dan biasanya tidak nyeri.
Colok dubur diperukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinomarektum.
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi
kadar hematocrit dan adanya anemia, pemeriksaan anoskopi untuk melihat
heoroid internal yang tidak menonjol keluar, pemeriksaan
proktosigmoidoskopi, sklero terapi, ligasi, dan hemoroid dektomi pada pasien
dengan keluhan kronis dan dengan stadium III dan IV.
F. Diagnosis Hemoroid
1. Nyeri B.D. kerusakan integritas jaringan, respon pembedahan.
2. Pemenuhan informasi b.d. adanya intervensi kemoterapi, radioterapi,
rencana pembedahan, dan rencanaperawatan rumah.
3. Risiko tinggi infeksi b.d. adanya port de entree luka pasca bedah.
4. Actual/risiko tinggi ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d. intake makanan yang kurang adekuat.
5. Intoleransi aktivitas b.d. cepat lelah, kelemahan fisik umum respons
sekunder dari anemia.
6. Kecemasan pasien dan keluarga b.d. prognosis penyakit, rencana
pembedahan.
G. Penatalaksanaan Hemoroid
1. Penatalaksanaan medis non farmakologi : bertujuan untuk mencegah
perburukan penyakit dengan cara memperbaiki defekasi.
2. Penatalaksanaan medis farmakologis : bertujuan memperbaiki defekasi dan
meredakan atau menghilangkan keluhan dan gejala.
3. Tindakan medis minimal invasive : menghentikan atau memperlambat
perburukan penyakit dengan tindakan-tindakan pengobatan yang tidak terlalu
invasive seperti : skleroterapi hemoroid, terapi laser.
4. Tindakan bedah : tindakan ini terdiri dari dua tahap yaitu yang pertama untuk
menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dan kedua umtuk
mengangkat jaringan yang sudah lanjut.
H. Evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan :
1. Informasi kesehatan terpenuhi
2. Tidak mengalami injuri pasca prosedur bedah reseksi kolon
3. Nyeri berkurang atau teradaptasi
4. Asupan nutrisi optimal sesuai tingkatan toleransi individu
5. Infeksi luka operasi tidak terjadi
6. Kecemasan berkurang
7. Peningkatan konsep diri atau gambaran diri
8. Peningkatan aktivitas
I. Penanganan
Penanganan hemoroid tergantung pada tipe dan intensitasnya :
1. Diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan penggunaan preparat
yang meningkatkan massa feses untuk mencegah konstipasi.
2. Menghindari duduk lama di kloset untuk mencegah kongesti.
3. Obat anastesi local untuk mengurangi pembengkakan setempat dan rasa
nyeri.
4. Krim dan supositoria hydrocortisone untuk mengurangi hemoroid yang
mengurangi edema serta prolapse dari rasa gatal.
5. Berendam dalam air hangat untuk meredakan rasa nyeri.

Anda mungkin juga menyukai