Anda di halaman 1dari 35

1.

UMUM
Penentuan lokasi jalan merupakan suatu tahap
dalam rekayasa jalan (tahap FS) yang dilakukan
setelah tahapan perencanaan dan sebelum
tahap perancangan rinci suatu jalan.
1.1 Umum
1.2 Dasar Hukum
1.3 Pentahapan Pembangunan Jalan
1.3.1 Perencanaan
1.3.2 Studi Kelayakan
1.3.3 Perancangan Rinci
1.3.4 Konstruksi
1.3.5. Pemeliharaan
Definisi
 Penentuan lokasi jalan : penentuan koridor
terbaik antara dua titik yang harus dihubungkan dan
juga mempertimbangkan lokasi-lokasi yang harus
dihindari.
 Koridor : bidang memanjang yang menghubungkan
dua titik
 Trase : garis-garis lurus yang merupakan rencana
sumbu jalan
Dua tahap kegiatan penentuan lokasi
1. Studi penyuluhan (reconnaissance study) untuk
menentukan berbagai koridor yang memenuhi
persyaratan.
2. Suatu tinjauan yang lebih mendalam dari alternatif-
alternatif koridor yang telah diidentifikasi pada
tahap sebelumnya. Hasil dari tahapan ini
merupakan suatu rancangan pendahuluan dalam
koridor terbaik.
Faktor yang menentukan Pemilihan Lokasi Jalan
1) Pengaruh medan / topografi
2) Perpotongan dengan sungai
3) Daerah lahan kritis
4) Daerah aliran sungai
5) Material konstruksi jalan
6) Galian dan Timbunan
7) Pembebasan tanah
8) Lingkungan
9) Sosial
1) Pengaruh medan terhadap jalan dengan jarak terpendek

 Sangat mudah membangun jalan standar yang


diperlukan untuk daerah datar. Tetapi untuk suatu
kecepatan rencana tertentu, biaya konstruksi
meningkat dengan kemiringan dan kondisi medan.

 Oleh karena itu, standar perancangan geometrik


berbeda untuk medan yang berbeda untuk
mempertahankan biaya konstruksi dan waktu
pelaksanaan masih dalam batas yang dapat ditolerir.
Hal ini ditandai dengan lengkung tajam dan
kemiringan curam.
1) Pengaruh medan... (lanjutan)

A B

Garis Kontur
Jalan dengan jarak terpendek
Jalan dengan kelandaian minimum
Definisi
Topografi:
kajian atau penguraian yang terperinci tentang
keadaan muka bumi pada suatu daerah;
Peta Topografi:
peta berskala besar dan rinci yang menunjukkan
bentuk serta ukuran yang tepat dari gunung, bukit,
lembah, danau, sungai, rawa, teluk, laut, dan bagian
lain dari daratan dan air;
Peta Kontur.
Merupakan garis yang digambarkan dalam peta yang
menunjukan titik-titik yang sama tingginya dari suatu
bidang referensi tertentu, umumnya bidang yang
dipakai adalah permukaan air laut.
Contoh Peta Kontur
Peta Kontur
 Garis kontur adalah garis yang menghubungkan
titik-titik dengan ketinggian yang sama.
 Garis kontur adalah garis tertutup (didalam atau
diluar gambar) dan bukan garis patah-patah tetapi
garis lengkung.
 Garis kontur tertutup yang agak kecil berarti puncak
seperti di A pada gambar atau lembah kecil seperti di
B, dan kalau terisi air menjadi danau.
 Garis-garis kontur tidak bisa berpotongan satu sama
lain, kecuali kalau ada dataran yang menonjol (over
hang) seperti di C, tetapi perpotongan harus pada 2
tempat, ini jarang sekali terjadi.
Lanjutan ....
 Kalau kelandaian merata, jarak antara garis-garis
kontur adalah sama. Makin datar medan, makin jauh
jarak antar garis kontur. Makin curam medan, makin
berdekatan jarak antar garis kontur (di D).
 Pada jurang, garis kontur berputar seperti naik dan
turun lagi dibagian sungai (titik E). Garis kontur dan
sungai akan berpotongan tegak lurus.
 Lengkungan dari garis kontur adalah cembung
apabila dilihat kearah mengalirnya sungai.
 Garis kontur umumnya mempunyai angka ketinggian
yang bulat dan tiap garis tinggi kelima dipertebal.
PETA
INPU PROSES HASIL KEGUNAAN
T
Menentukan rute Koridor rencana jalan yang Perancangan alinemen
terbaik untuk menghubungkan titik awal horisontal jalan
menghubungkan titik dan titik akhir
awal dan titik akhir
Membaca kontur pada Perkiraan rencana koridor Perencanaan alinemen
peta arah memanjang jalan memanjang & adanya vertikal dan mengetahui
sumbu jalan daerah yang naik dan aliran air
turun
Membaca kontur pada Gambaran penampang Penentuan tipe terrain dan
1. peta arah melintang beberapa titik sepanjang untuk perancangan
PETA sumbu jalan rencana sumbu jalan penampang melintang jalan
Membaca tali air pada Perkiraan aliran air hujan Untuk menentukan
peta pada daerah sekitar sumbu pemasangan gorong-
jalan gorong, jembatan atau
fasilitas drainase lainnya
Membaca peta untuk Daerah tangkapan air di Penentuan daerah tangkapa
menentukan daerah sekitar lokasi jalan dan air hujan untuk
tangkapan air /daerah daerah aliran sungi perancangan drainase jalan
aliran sungai 180827-petaxsect-0276 dan perancangan jembatan13
B

180827-petaxsect-0276 14
A rendah

tinggi

180827-petaxsect-0276 15
Perhitungan sudut tikungan 1/2
1-2 B-2

1

A-1

2-B

2

Perhitungan Jarak
Perhitungan jarak dilakukan dengan menggunakan persamaan :
di-j = Jarak antara titik i dan titik j, (m)

d i− j = (x j − xi )2 + (y j − y i )2 xi = Koordinat x titik i, (m)


xj = Koordinat x titik j, (m)
X : Arah Timur Peta yi = Koordinat Y titik i, (m)
Y : Arah Utara Peta yj = Koordinat x titik j, (m)
16
Perhitungan sudut tikungan 2/2
 Perhitungan Azimuth
Azimuth adalah suatu sudut yang dibentuk oleh suatu garis di sebuah titik
dengan garis yang menuju arah utara.
Besarnya azimuth ini ditentukan dengan besar tangen sudut yang dibentuk
oleh kedua garis tersebut.
 xB − x A 
Perhitungan azimuth dengan :  A− B = arctan 
 yB − y A 
dimana :  = Azimuth dari titik A ke arah titik B
xA= koordinat x titik A
yA= koordinat y titik A
xB= koordinat x titik B
yB= koordinat x titik B

 Perhitungan Sudut Tikungan


Berdasarkan sketsa gambar, maka perhitungan sudut tikungan adalah sebagai
berikut :
 C =  C −  A = 165(Sudut 1) ' 36" = +58 30'0" → ((+ ) tiku
"−107 o 27
o o
57'36Tikungan
 D =  D −  C = 120(Sudut
o
36' 36"−165 o 2)57' 36" = −45 o 21' 0" →
Tikungan ((− ) t
17
Hasil Perhitungan
PI-3
3

PI-1
1 C(X,Y)

2
A(X,Y)
PI-2
B
A

Hasil Akhir Perhitungan Awal :


• Koordinat titik – titik acuan (X,Y)
• Jarak antar titik (di-j)
• Sudut tikungan ( Δ ) 18
Kemiringan Medan
 Kemiringan medan ditentukan oleh kemiringan
melintang tanah.
 Kemiringan melintang tanah adalah kemiringan
melintang tanah asli yang diukur tegak lurus
terhadap sumbu jalan (dengan garis sepanjang
ROW jalan rencana).
 Kemiringan melintang tanah umumnya diukur tiap
jarak 50 m.
 Kemiringan medan merupakan sebagian besar
kemiringan melintang garis-garis tersebut.
19
Penentuan klasifikasi medan jalan:
 Buat segmen–segmen pada garis sumbu jalan rencana
tiap 50 meter pada peta,
 Tiap segmen tarik garis tegak lurus (ke kiri dan kanan)
garis rencana sumbu jalan, minimal selebar ROW jalan (L)
 Tentukan ketinggian tanah asli di kedua ujung garis
tersebut sehingga didapat z1 dan z2.
 Kemiringan tiap segmen (ei) adalah perbandingan antara
selisih ketinggian (z1 – z2) dengan panjang segmen (L),
 Kemiringan medan adalah nilai rata – rata kemiringan tiap
segmen sepanjang garis rencana jalan (ei).
20
Ilustrasi Penentuan Kemiringan Medan

21
Ilustrasi Penentuan Kemiringan Medan
Ketinggian
titik (m) Kemiringan
Titik
ei (%)
Kiri Kanan

1 21,00 20,50 0,83


2 24,00 23,00 1,67
3 25,00 24,00 1,67
4 26,00 25,50 0,83
5 28,00 27,50 0,83
6 32,50 28,50 6,67
ei rata-rata = 2,40 %
7 31,50 28,50 5,00
ei maksimum = 6,67 %
8 27,50 26,50 1,67 ei minimum = 0,83 %
22
Klasifikasi Medan (terrain)

Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan

Datar D < 10 %
Perbukitan B 10 % - 25 %
Pegunungan G > 25 %

23
2) Perpotongan jalan dan sungai

Penyeberangan Penyeberangan
Terpendek/tegak lurus
Miring
B
A

Project Area
3) Daerah Lahan Kritis
 Rencana jalan diusahakan tidak melewati daerah
lahan kritis, yaitu:
 daerah yang rawan longsor,
 daerah patahan maupun
 daerah genangan atau rawa-rawa,

 karena, walaupun dapat diatasi dengan


penanganan tertentu, namun berimplikasi terhadap
tingginya biaya konstruksi maupun biaya
pemeliharaan jalan.
 Selain itu, kemungkinan penanganan yang kurang
memadai dapat mengancam keselamatan
pengguna jalan.
Lokasi yang perlu dihindari
1. National Parks and other areas of nature conservation and
biodiversity
2. landscape effects, including areas of high landscape value
3. effects on water resources and water supply
4. erosion potential, on slopes and in streams/rivers, and the potential
for accelerated deforestation/desertification
5. potential for pollution (noise, air water)
6. land use types, including industrial and commercial
7. agricultural land and agricultural practices
8. the need to resettle households and the potential to disrupt or
remove community resources and services
9. historical features and monuments of cultural or religious value
10. archaeological sites
11. indigenous and/or disadvantaged groups
12. road safety issues
13. densely populated areas (including severance issues).
4) Sungai dan Punggungan
5) Material Konstruksi Jalan
 Sumber bahan bangunan untuk jalan dapat menjadi
faktor penting bagi penentuan lokasi jalan.
 Pada kasus tertentu biaya pengangkutan material
dapat menjadi lebih besar daripada harga
materialnya itu sendiri, sehingga pengalihan rencana
jalan mendekati lokasi sumber material akan
menjadi lebih ekonomis.
 Bila dibutuhkan untuk membangun jalan khusus
bagi pengangkutan material dari/ke lokasi sumber
material, maka biayanya akan dibebankan kepada
harga material bersangkutan.
6) Galian dan
Timbunan
Ilustrasi Perhitungan Kemiringan Medan
Standar Perancangan Geometrik Jalan
Bina Marga

KODE Kelandaian Medan

Datar D < 10%

Bukit B 10% - 25%


Gunung G > 25%
7) Pembebasan Tanah
 Tidak semua tanah dikuasai oleh negara.
 Tanah milik masyarakat perlu dibebaskan terlebih
dahulu dengan memberikan ganti rugi kepada
pemilik. Terutama di daerah perkotaan, harga tanah
bisa sangat tinggi, belum lagi proses pembebasan yang
dapat memakan waktu lama dan kemungkinan dapat
mengganggu jadwal konstruksi jalan.
 Sementara itu, tanah negara dibawah pengawasan dan
pengelolaan suatu instansi negara (misalnya tanah
hutan, perkebunan dsb.) juga memerlukan koordinasi
yang baik dan tidak sedikit yang menimbulkan
permasalahan terutama masalah waktu.
8) Lingkungan
 Dengan terbangunnya jalan, maka lalu lintas
penggunanya cenderung untuk menghasilkan polusi bagi
lingkungan.
 Baik polusi udara, suara, getaran dsb., hal ini tentu saja
akan berdampak buruk bagi lingkungan.
 Terlebih lagi dengan kecenderungan tumbuhnya
pemukiman/kegiatan lain di sisi jalan yang dapat melipat
gandakan dampaknya terhadap lingkungan.
 Karena itu, di daerah-daerah tertentu seperti daerah
hutan lindung atau cagar alam sangat tidak disarankan
untuk dapat dilalui jalan untuk kendaraan bermotor.
9) Sosial
 Pembangunan jalan juga memiliki dampak sosial. Terutama di
daerah perkotaan, dampak ini akan semakin signifikan.
 Dampak sosial diantaranya dapat ditimbulkan karena adanya
kerugian secara ekonomi yang dialami oleh masyarakat sekitar,
perubahan kehidupan sosial akibat adanya jalan baru atau
menurunnya kualitas hidup masyarakat akibat polusi yang
ditimbulkan pengguna jalan.
 Dampak sosial yang mengakibatkan keresahan masyarakat
tersebut pada gilirannya juga akan merugikan semua pihak
terkait.
 Sehingga, diusahakan lokasi jalan tidak melewati daerah-
daerah yang sensitif bagi kehidupan sosial masyarakat. Atau
diperhatikan dampak-dampak yang mungkin akan timbul dan
harus diidentifikasi penanganan yang terbaik untuk mengatasi
dampak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai