1. Benih: Semua Produk yang di produksi oleh balai pembenihan.
2. Gonad: kelenjar seks atau kelenjar reproduksi adalah kelenjar endokrin yang menghasilkan gamet (sel germinal) dari suatu organisme. 3. Pemijahan: Proses pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma oleh induk jantan yang kemudian diikuti dengan perkawinan. Pemijahan sebagai salah satu paket dari reproduksi merupakan mata rantai siklus hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies. 4. Pemijahan alami: Pemijahan yang dilakukan oleh ikan itu sendiri tanpa ada campur tangan manusia. 5. Pemijahan buatan: Dengan metode hipophysasi atau teknik rangsangan ovulasi dengan cara pemberian hormone gonadotropin yang akan mematangkan gonad. 6. Hormon: Zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormon seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran darah. Mereka secara sebagian bertanggungjawab dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal. 7. Hipotalamus: Bagian ventral otak depan vertebrata yang berfungsi dalam mempertahankan homeostatis 8. Hipofisasi: Salah satu teknik dalam pengembangbiakan ikan dengan cara menyuntikkan ekstrak kelenjar hipofisa kepada induk ikan untuk mempercepat tingkat kematangan gonad 9. Gonadotropin: Hormon yang merangsanng aktivitas testes dan ovarium Ringkasan
Tahap Pemeliharaan Larva dimulai dari Persiapan unit pemeliharaan
(bak atau kolam yang sesuai dengan ukuran dan jenis ikan, sesuaikan bak dengan target produksi benih, sesuaikan dengan investasi),penebaran larva, penampilan larva,nutrisi dan pemberian pakan. Pada pemeliharaan larva dibutuhkan pakan yang baik dimana mengandung nutrisi (protein, lemak, mineral, karbohidrat, vitamin dan pigmen) dimana protein berfungsi untuk pertumbuhan, reproduksi dan perbaikan sel yang rusak, lemak berfungsi sebagai sumber energi utama, komponen penting dari membran sel dan pemicu untuk senyawa lain. Pakan tambahan pada pakan dapat berupa perekat, antioksidan, atraktan dan food colorant. Faktor yang mempengaruhi feeding rate pada ikan yaitu: waktu pemberian, musim, suhu air, level DO dan kualitas air TUGAS ARTIKEL
Cara Pemeliharaan Larva dan Benih Ikan Patin
Pemeliharaan larva dan benih ikan patin sebaiknya dilakukan di dalam
ruangan tertutup agar dapat dijaga suhu air serta menghindari kontminan yang dapat masuk ke dalam media pemeliharaan larva. Wadah pemeliharaan larva dapat terdiri dari berbagai macam jenis mulai dari akuarium, bak fiber, bak semen maupun bak kayu, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah kebersihan dan ukuran wadah. Padat tebar larva adalah sekitar 60-80 ekor per liter. Larva dipelihara selama 15 hari, sehingga larva ikan akan mencapai ukuran 3/4 inchi. Larva ikan patin diberikan pakan naupli artemia dari umur 30 jam hingga 7 hari. Adapun pada hari ke 8 hingga 15 larva diberi pakan cacing sutra. Suhu optimal untuk pemeliharaan larva ikan patin adalah antara 29-30 derajat Celcius. Selama pemeliharaan larva dilakukan penyiponan sisa pakan dan faeces secara rutin, penambahan dan penggantian air dapat dilakukan setelah 4 hari pemeliharaan dan dilakukan secara rutin minimal setiap 2 hari sehari atau sesuai dengan kebutuhan. Larva akan berangsur-angsur berubah menjadi benih pada umur sekitar 15 hari dan pada umur tersebut benih kemudian dipanen dan didederkan pada waktu yang lebih besar agar pertumbuhan benih lebih optimal. Wadah pendederan dapat berupa bak semen ataupun fiber hingga benih berukuran 2-3 inchi, seluruh kegiatan pemeliharaan larva hingga benih harus dicatat dan terdokumentasi dengan baik, hal ini untuk menghitung biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi benih patin.Selain itu bertujuan untuk memudahkan dalam evaluasi apabila terjadi kendala dan masalah dalam proses pemeliharaan benih.
Sumber : https://www.budidaya.site/2018/02/cara-pemeliharaan-larva-dan-