STRUKTUR ORGANISASI
Disusun Oleh:
Amalia Damayanti / 2016470094
Elya Nurhidayah / 2016470102
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayah Nya Shalawat serta salam senatiasa tercurahkan pada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW serta keluarga,sahabat dan para penerus risalahnya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Manajemen.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………ii
Daftar Isi……………………………………………………………………….iii
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………….iv
B. Rumusan Masalah……………………………………………….....v
C. Tujuan……………………………………………………………...v
Bab II : Pembahasan
A. Pengertian Organisasi………………………………………………1
B. Struktur Organisasi…………………………………………………2
C. Pembagian Kerja……………………………………………………6
D. Departementalisasi………………………………………………….9
E. Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi………………………………..11
Bab III : Penutup
A. Kesimpulan……………………...………………………………….14
B. Saran………………………………………………………………..14
Daftar Pustaka…………………….……………………………………………15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur organisasi adalah keseluruhan dari tugas-tugas yang
dikelompokkan ke dalam fungsi-fungsi yang ada sehingga merupakan suatu
kesatuan harmonis, yakni diarahkan dan dikembangkan secara terus menerus
pada suatu tujuan tertentu menuju kondisi optimal, struktur suatu organisasi
di gambarkan dalam bentuk suatu skema organisasi atau organigram, yaitu
suatu lukisan grafis yang menjelaskan berbgai hubungan organisatoris, baik
vetikal maupun horizontal, antar bagian maupun antar individu. Dengan kata
lain, oganigram memberikan gambaran tentang struktur personalia, yakni
penempatan individu-individu pada posisi-posisi yang da dalam suatu
organisasi.
Perlu diperhatikan di sini, bahwa penyusunan stuktur organisasi perlu
dilandasi oleh ide dan imajinsi yang memungkinkan berkembangnya diri
individu yang akan menangani permasalahan organisasi, Tentunya dalam hal
ini individu akan dituntut untuk memiliki “kemampuan abstraksi” pada
tingkat tertentu sehingga mampu menghayati dan menyederhanakan
kenyataan-kenyataan yang ada (dalam dimensi ruang dalam waktu)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian organisasi?
2. Bagaimana struktur organisasi?
3. Bagaimana pembagian kerja?
4. Bagaimana departementalisasi dalam organisasi?
5. Apa saja bentuk-bentuk struktur organisasi?
iv
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian organisasi
2. Mengetahui struktur organisasi
3. Mengetahui pembagian kerja
4. Mengetahui dalam organisasi
5. Mengetahui bentuk-bentuk struktur organisasi
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang
cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya
digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul,
bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya
(uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-
hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan
mengejar tujuan bersama .
James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu
sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat di sekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
1
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga
menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu
keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti
keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi
perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat
mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara
relatif teratur. 1
B. Struktur Organisasi
Pada umumnya, suatu organisasi formal mempunyai struktur yang jelas
dan nyata yang tersusun atas pemimpin atau ketua, sekretaris, bendahara, ketua
bidang dan anggota bidang. Untuk organisasi yang lebih gemuk dalam
strukturnya menambahkan wakil pada setiap presidium seperti wakil ketua,
wakil sekretaris, wakil bendahara, wakil ketua bidang.
Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan secara formal. Elemen struktur organisasi:
Ada 5 elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak
mendesain struktur, antara lain:
Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-
bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
2
Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan
secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk,
geografi, dan pelanggan.
Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang
dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa
bertanggung jawab kepada siapa.
Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang
manajer secara efisien dan efektif.
Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana
tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam
organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.Formalisasi.
Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan. 3
2. Kejelasan kedudukan
Fungsi dari kejelasan kedudukan adalah setiap anggota atau seseorang yang
terdapat dalam struktur organisasi sesungguhnya bisa mempermudah dalam
melaksanakan koordinasi dan juga hubungan, karena adanya keterkaitan
3 Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta:
Salemba Empat. Hal. 214-224
3
dalam penyelesaian mengenai suatu fungsi yang telah dipercayakan kepada
seseorang atau anggota.
a) Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen
untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi
organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus
terkait erat. Tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen
melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun
perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini.
Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -
4
inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang
berfungsi dengan baik untuk masing- masing dimensi.
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya
produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya
adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara ketat,
menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu,
dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba
masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas
terbukti.
b) Ukuran organisasi
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah
organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh,
organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih
cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan
vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil. Namun,
hubungan itu tidak bersifat linier. Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur
dengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang
penting saat organisasi meluas.
c) Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input
menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi
untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik
menjadi produk atau jasa.
d) Lingkungan
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga
atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi
kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok,
5
pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok
tekanan publik, dan sebagainya.
Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena
lingkungan selalu berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan
yang relatif statis -tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang
berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak ada terobosan
teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas dari
kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi
organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat
dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis
mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku,
preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan
semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih
sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding lingkungan yang
dinamis. Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan
sebuah organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah
satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui
penyesuaian struktur organisasi.5
C. Pembagian Kerja
Pengertian pembagian kerja adalah analisis jabatan yang merupakan suatu
aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang
harus melakukan tugas tersebut. Aktivitas ini adalah sebuah upaya untuk
menciptakan kualitas dari pekerjaan dan kualitas dari kinerja total suatu
perusahaan. Perusahaan akan baik jika sumber daya manusia didalamnya telah
mampu melaksanakan pekerjaan masing – masing dengan jelas, spesifik, serta
tidak memiliki peran ganda yang dapat menghambat proses pencapaian
kinerja.
Pengertian pembagian kerja (job description) menurut beberapa ahli:
6
Menurut Hasibuan (2007). Pembagian kerja yaitu informasi tertulis
yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan,
hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan
tertentu dalam organisasi.
Menurut Rivai (2004). Pembagian tugas adalah hasil analisis pekerjaan
sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah
informasi mngenai pekerjaan.
Menurut Pophal (2008). “Pembagian kerja adalah rekaman tertulis
mengenai tanggung jawab dari pekerjaan tertentu. Dokumen ini
menunjukkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk jabatan tersebut dan
menguraikan bagaimana pekerjaan tersebut berhubungan dengan
bagian lain dalam perusahaan”.6
Manfaat Pembagian Kerja Rivai (2004: 125) menyatakan bahwa manfaat
pembagian kerja adalah untuk menentukan:
1. Ringkasan pekerjaan dan tugas-tugas (job summary and duties)
2. situasi dan kondisi kerja (working condition)
3. Persetujuan (Approvals)
Dalam perusahaan taupun organisasi memiliki tingkat manajemennya
masing-masing ,dari tingkat manajemen atas(top manager) atau (SPL)
Stategic Planing Level,Midle manager atau (MCL) Manajement Control
Unit,Tingkat manager paling bawah atau (OCL)Operational Control
Level.Penjelasan dari tingkatan ini adalah:
a. Top manager (SPL) Strategic Planing Level
Adalah Tingkat manager paling atas yaitu tugasnya adalah sebagai
pembuatan Rencana/planing.Perumusan strategi dan sasaran.Biasanya
tingkat management ini mengambil informasi dari lingkungan
luar,maksutnya karna pentingnya informasi ini untuk kepentingan apa
yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat luas,dengan begini si manager
ini membuat rencana apa yang harus dikerjakan oleh perusahaannya agar
6 http://www.psychologymania.com/2013/05/pengertian-pembagian-kerja.html diakses
pada 27/09/2017
7
hasil produksinya nanti dapat mendapat minat tinggi dari konsumen
luas.Dan juga dalam hal pelaporan keadaan di perusahaan atau organisasi
tingkat ini lebih mengambil informasi perusahaan secara ringkas
saja.misal omset bulan ini mencapai target atau tidak,dan berapa
jumlahnya, tingkat ini hanya menerima laporan akhir saja.karena tugas
untuk membuat laporan sudah ada yang mengerjakannya.
8
bagi pejabat yang memegang jabatan itu. Pembagian kerja yang kurang jelas
akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggung
jawabnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres. Disinilah
letak pentingnya peranan pembagian kerja dalam setiap perusahaan atau
organisasi (Hasibuan, 2007: 33).7
D. Departementalisasi
Departementalisasi merujuk kepada proses pengelompokkan aktivitas
menjadi sejumlah departemen. Divisi tenaga kerja menghasilkan spesialis
yang memerlukan koordinasi. Koordinasi ini difasilitasi dengan
mengelompokkan para spesialis bersama-sama dalam sejumlah departemen.8
Departementalisasi adalah upaya mengelompokan aktivitas pekerjaan
sehingga aktivitas-aktivitas dan hubungan yang serupa dan logis dapat
diselenggarakan secara serempak. Divisi tenaga kerja menghasilkan spesialis
yang memerlukan koordinasi. Koordinasi ini difasilitasi dengan
mengelompokkan para spesialis bersama-sama dalam sejumlah departemen.
Terdapat dua dasar departementalisasi adalah:
a. Departementalisasi Fungsional
Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang
sama atau kegiatankegiatan (tugas) sejenis untuk membentuk suatu satuan
organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang
paling umum dan bentuk dasar departementalisasi. Kebaikan utama
pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan
dan kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui
spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai
manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. Pendekatan
fungsional mempunyai berbagi kelemahan yaitu struktur fungsional dapat
menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-
kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-
9
tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta
kurang inovatif.
b. Departementalisasi Divisional
Organisasi divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas
dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan.
Struktur organisasi divisional atas dasar produk
Setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau
sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila
jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-
metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain
dalam organisasi.
Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Departementalisasi wilayah, kadang-kadang juga disebut
depertementalisasi daerah, regional atau geografis adalah
pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat di mana
operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi
menjalankan usahanya.
Departementalisasi langganan adalah pengelompokan kegiatan-
kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk atau jasa
tertentu. Pembentuan divisi atas dasar langganan digunakan dalam
pengelompokan kegiatan-kegiatan penjualan atau pelayanan, dan
diperlukan bila suatu divisi menjual sebagian besar atau semua
produknya kepada suatu kelas langganan tertentu.
Departementalisasi proses atau peralatan adalah pengelompokan
kegiatan-kegiatan atas dasar proses atau peralatan produksi. Hal ini
sering dijumpai dalam departemen produksi. Tipe
departementalisasi ini mempunyai kegunaan bila mesin-mesin atau
peralatan-peralatan yang digunakan memerlukan ketrampilan-
ketrampilan pengoperasian khusus atau akan lebih ekonomis bila
10
kapasitas digunakan sepenuhnya. Departementalisasi proses atau
peralatan ditentukan atas dasar pertimbangan ekonomis.
Kebaikan-kebaikan struktur organisasi divisional dapat diperinci yaitu
meletakkan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang
sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat, merempatkan pengembangan
dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas, dan
tempat latihan yang baik bagi para manajer strategik. Kelemahan-
kelemahan struktur organisasi divisional antara lain adalah masalah
duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu, dan dapat
menimbulkan tidak konsistennya kebijakan antara divisi-divisi.
Perusahaan yang melakukan departementalisasi diuntungkan dengan
pembagian kontrol dan koordinasi pada perusahaan tersebeut. Wilayah
kekuasaan dan tanggung jawab dipersempit sehingga untuk memimpinnya
menjadi lebih mudah.9
9 http://lisetyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/50960/Desain+dan+Struktur+Organ
11
Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia. Karyawan-karyawan
yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan
dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini
tepat untuk diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan yang hanya
menghasilkan beberapa jenis produk maupun layanan. Struktur organisasi
bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi antar unit kerja.
Contoh Struktur Organisasi Fungsional
12
3. Struktur Organisasi Matriks
Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization)
merupakan kombinasi dari Struktur Organisasi Fungsional dan Struktur
Organisasi Divisional dengan tujuan untuk menutupi kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur Orgnisasi tersebut.
Struktur Organisasi Matriks ini sering juga disebut dengan Struktur
Organisasi Proyek karena karyawan yang berada di unit kerja fungsional
juga harus mengerjakan kegiatan atau tugas proyek-proyek organisasi yang
ditugaskan kepadanya. Struktur Organisasi Matriks ini mengakibatkan
terjadinya multi komando dimana seorang karyawan diharuskan untuk
melapor kepada dua pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan
pimpinan proyek. Struktur Organisasi ini biasanya digunakan oleh
perusahaan yang berskala besar atau perusahaan-perusahaan multinasional.
10 http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-contoh-bentuk-struktur-organisasi/
diakses pada 27/09/2017
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Organisasi adalah suatu kelompok orang yang bekerja sama untuk tujuan
bersama
2. Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan secara formal
3. Pembagian kerja adalah analisis jabatan yang merupakan suatu aktivitas
dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang harus
melakukan tugas tersebut.
4. Departementalisasi adalah upaya mengelompokan aktivitas pekerjaan
sehingga aktivitas-aktivitas dan hubungan yang serupa dan logis dapat
diselenggarakan secara serempak.
5. Bentuk-bentuk Struktur Organisasi meliputi :
a) Struktur Organisasi Fungsional
b) Struktur Organisasi Divisional
c) Struktur Organisasi Matriks
B. Saran
Kami selaku pemakalah mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman semua agar makalah ini dapat dibuat dengan lebih baik lagi.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka.
14
DAFTAR PUSTAKA
15