Dosen:
Gisti Riza Adistie, SE, MA
Oleh:
1. Kristianus S. Berek (2017330069)
2. Julhermanto Limbong (2017330055)
3. Rhobi Surya Prahendra (2017330072)
4. Angga Dwi Cahyo (2014330074)
5. Viktor N.Darmotiar (2017330059)
6. Sandra (2017330056)
Penentuan Tujuan
Penekanan Perilaku
Memastikan karyawan melakukan apa yang terbaik bagi perusahaan adalah
tujuan yang penting karena hal yang terjadi di dalam organisasi ditentukan oleh orang
yang ada dalam organisasi tersebut dan pengendalian manajemen diperlukan untuk
menghindari kemungkinan kemungkinan yang sebaliknya. Ketika karyawan tidak mau
bertindak sesuai dengan keinginan yang diharapkan, manajer harus mengambil langkah
pencegahan dengan menerapkan SPM.
Untuk menghindari perilaku negative dan menyimpang, SPM dapat digunakan untuk
memberikan motivasi positif atau perilaku produktif yaitu mendorong karyawan bekerja
keras secara konsisten untuk mencapai tujuan perusahaan.
3) Keterbatasan Individu
Masalah terakhir, ketika karyawan tahu apa yang diharapkan dari mereka dan dimotivasi
untuk memiliki kinerja yang tinggi, pada nyatanya tidak dapat melakukannya dengan
baik karena beberapa keterbatasan lainnya. Secara spesifik mungkin disebabkan karena
kurangnya kemampuan, pelatihan, pengalaman, stamina dan pengetahuan untuk
mengerjakan tugas.
4) Kurangnya Pengarahan
Kinerja beberapa karyawan tidak cukup memadai karena mereka tidak mengetahui apa
yang diinginkan perusahaan dari mereka. Ketika terjadi kurangnya pengarahan, bisa jadi
perilaku yang diinginkan disebabkan karena faktor kebetulan. Sebuah studi percaya
bahwa tujuan yang dimiliki oleh karyawan tidak selaras dengan tujuan organisasi, dan
rangkaian tujuannya lebih didasarkan pada pandangannya sendiri, bukan pemimpinnya.
5) Masalah Motivasi
6) Keterbatasan Individu
Masalah terakhir, ketika karyawan tahu apa yang diharapkan dari mereka dan
dimotivasi untuk memiliki kinerja yang tinggi, pada nyatanya tidak dapat melakukannya
dengan baik karena beberapa keterbatasan lainnya. Secara spesifik mungkin disebabkan
karena kurangnya kemampuan, pelatihan, pengalaman, stamina dan pengetahuan untuk
mengerjakan tugas.
1. Penghilangan Aktivitas
Manajer yang tidak dapat mengendalikan kegiatan tertentu, mungkin dikarenakan tidak
memiliki sumber daya yang dibutuhkan dan pemahaman yang kurang bagus terhadap
proses yang dibutuhkan. Berdasarkan kepustakaan ekonomi yang difokuskan pada
aktivitas tertentu (transaksi) dapat dikendalikan lebih efektif melalui pasar atau hierarki
organisasi yang dikenal dengan biaya transaksi ekonomis.
2. Otomatisasi
Kemajuan teknologi menyebabkan organisasi mengganti orang dengan mesin dan expert
system dalam melakukan aktivitas yang cukup kompleks dan membuat penilaian serta
keputusan yang anggih. Alat otomatisasi dapat dirancang sesuai dengan perilaku yang
tepat. Akan tetapi, pada sebagian besar situasi manajerial, otomatisasi hanya dapat
menyediakan sebagian solusi terbaik dari pengendalian. Satu kelemahannya adalah
kemungkinan yang terjadi, artinya beberapa hal memerlukan penilaian yang bersifat
intuitif yang memerlukan peran manusia.
3. Sentralisasi
Sentralisasi ada dengan tingkat yang berbeda dalam perusahaan, seperti halnya pada
tingkatan manajemen dalam perusahaan, manajer cenderung melakukan sendiri
beberapa keputusan yang sangat penting yang ada dalam kekuasannya. Sebaliknya, saat
keputusan bersifat desentralisasi, hasil pengendalian dibutuhkan untuk membuat
manajer yang membuat keputusan bertanggung jawab terhadap hasil keputusannya.
4. Pembagian Risiko
Pembagian risiko dapat dilakukan dengan membeli asuransi untuk pelindung dalam
menghadapi kemungkinan kerugian besar yang potensial yang mungkin dapat dihindari.
Cara lain membagi risiko adalah dengan masuk dalam perjanjian joint venture.
E. ALTERNATIF PENGENDALIAN
Untuk masalah pengendalian yang tidak dapat dihindari dan keputusan bukan dibuat
untuk menghindari, manajer harus mengimplementasikan satu atau lebih mekanisme
pengendalian yang secara umum disebut dengan pengendalian manajemen. Kumpulan
mekanisme pengendalian yang digunakan secara umum merujuk pada sistem pengendalian
manajemen (SPM). SPM bervariasi antar perusahaan dan antarentitas atau bidang keputusan
pada tiap-tiap perusahaan. SPM dari beberapa organisasi mencoba merekrut orang-orang yang
dapat dipercaya untuk menjalankan perusahaan dengan baik. Perusahaan lain menggunakan
sistem insentif sederhana yang didasarkan pada kinerja, pencapaian target dalam hitungan
angka, dan mengevaluasi kinerja hanya secara subyektif.
Pemilihan pengendalian tidak dilakukan secara acak, melainkan didasarkan pada beberapa
faktor. Beberapa pengendalian tidak efektif dari sisi biaya dalam situasi tertentu, beberapa
diantaranya lebih baik untuk tipe masalah tertentu pada bidang tertentu.
STUDI KASUS
Kesimpulan Permasalahan :
Leo Antonelli membeli bisnis teater Leo’s Four-Plex Thearter dan mempercayakan
pengelolaannya pada keponakannya, Bill Reilly. Akan tetapi, Leo merasa prihatin karena teater
tidak menunjukkan keuntungan yang ia harapkan. Hal tersebut disebabkan terdapat beberapa
masalah pengendalian di dalamnya, diantaranya adalah pengelolaan tiket masuk yang kurang
tepat, Bill Reilly yang dalam menjalankan tugasnya kurang professional dan lain sebagainya.
Solusi Penyelesaian :
Dalam jangka pendek, Leo Antonelli harus memberhentikan Bill Reilly selaku pengelola dan
menggantikannya dengan pihak professional yang mana tidak ada hubungna darah dengannya.
Dalam jangka panjang, perusahaan Leo’s Four-Plex Theater harus membangun sistem dari awal.
Artinya, melakukan perombakan pada aktivitas-aktivitas yang diduga sebagai penyebab
perusahaan merugi.
- Tiket seharusnya berisi nomor tempat duduk dan berisi dua tiket yang mudah dipotong.
Fungsinya adalah ketika pihak di dalam teater mengotorisasi tiket, mereka memiliki
rekapan tiket terjual yang sebenarnya.