Anda di halaman 1dari 7

RESUME BAB I

MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN

Dosen:
Gisti Riza Adistie, SE, MA

Oleh:
1. Kristianus S. Berek (2017330069)
2. Julhermanto Limbong (2017330055)
3. Rhobi Surya Prahendra (2017330072)
4. Angga Dwi Cahyo (2014330074)
5. Viktor N.Darmotiar (2017330059)
6. Sandra (2017330056)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DR.SOETOMO
SURABAYA
2019
BAB 1
MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN

Pengendalian manajemen merupakan fungsi yang penting. Pandangan kuno


menyebutkan SPM merupakan cybernetic yang sederhana atau sistem pengaturan
yang melibatkan umpan balik tunggal, membandingkan ukuran dengan standar
yang diinginkan. Lebih umum, SPM memfokuskan pada pemberian dorongan
karyawan untuk melakukan hal yang terbaik bagi perusahaan. Artinya,
pengendalian manajemen bersifat proaktif daripada reaktif.

A. MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN Manajemen

Fungsi Sumber Daya Proses


Pengembangan produk Manusia Menetapkan tujuan
Operasi Uang Memformulasikan strategi
Pemasaran Mesin Pengendalian manajemen
Keuangan Informasi

Banyak program manajemen, termasuk kebijakan bisnis, manajemen strategis,


dan sistem pengendalian majanemen difokuskan pada elemen dari proses
manajemen. Untuk memfokuskan fungsi pengendalian manajemen, harus dibedakan
berdasarkan penentuan tujuan dan formulasi strategi.

 Penentuan Tujuan

Pengetahuan mengenai tujuan merupakan prasyarat untuk mendesain SPM.


Tujuan tidak harus bersifat finansial. Pada beberapa organisasi, karyawan harus
memahami apa yang menjadi tujuan organisasi karena harus ada klaim bahwa
tindakan yang dilakukan oleh karyawan disengaja atau tidak dapat mendukung proses
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
 Formulasi Strategi
Strategi didefiniskan sebagai cara bagaimana organisasi seharusnya
menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuannya. Banyak
organisasi mengembangkan strategi formal yang dikolaborasikan dengan perencanaan.
Sebagian lainnya tidak memiliki strategi formal, dan mencoba untuk merespons
kesempatan yang ada pada diri mereka sendiri.

 Pengendalian Manajemen Versus Pengendalian Strategis


Pengendalian manajemen difokuskan pada eksekusi dan hal ini melibatkan
pertanyaan umum yang diarahkan untuk pengembangan internal perusahaan, misalnya
memastikan karyawan tetap pada tugasnya. Sedangkan pengendalian strategis
mengarahkan fokus utama pada bagian eksternal, yaitu bagaimana organisasi dapat
bersaing dengan industri laing yang sejenis.

 Penekanan Perilaku
Memastikan karyawan melakukan apa yang terbaik bagi perusahaan adalah
tujuan yang penting karena hal yang terjadi di dalam organisasi ditentukan oleh orang
yang ada dalam organisasi tersebut dan pengendalian manajemen diperlukan untuk
menghindari kemungkinan kemungkinan yang sebaliknya. Ketika karyawan tidak mau
bertindak sesuai dengan keinginan yang diharapkan, manajer harus mengambil langkah
pencegahan dengan menerapkan SPM.

B. PENYEBAB MASALAH PENGENDALIAN MANAJEMEN


Penyebab dibutuhkannya sistem pengendalian dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori
utama berikut:
1) Kurangnya Pengarahan
Kinerja beberapa karyawan tidak cukup memadai karena mereka tidak mengetahui apa
yang diinginkan perusahaan dari mereka. Ketika terjadi kurangnya pengarahan, bisa jadi
perilaku yang diinginkan disebabkan karena faktor kebetulan. Sebuah studi percaya
bahwa tujuan yang dimiliki oleh karyawan tidak selaras dengan tujuan organisasi, dan
rangkaian tujuannya lebih didasarkan pada pandangannya sendiri, bukan pemimpinnya.
2) Masalah Motivasi
Ketika karyawan memahami apa yang diharapkan dari dirinya, beberapa diantaranya
tidak berbuat sebagaimana yang diharapkan perusahaan karena masalah motivasi. Pada
kasus yang ekstrim, hal tersebut dapat berakibat pada penipuan, beberapa pengaruh
berat, termasuk memburuknya moral karyawan, terganggunya hubungan bisnis, bahkan
hilangnya keuntungan akibat reputasi yang memburuk , serta biaya hukum.

Untuk menghindari perilaku negative dan menyimpang, SPM dapat digunakan untuk
memberikan motivasi positif atau perilaku produktif yaitu mendorong karyawan bekerja
keras secara konsisten untuk mencapai tujuan perusahaan.

3) Keterbatasan Individu
Masalah terakhir, ketika karyawan tahu apa yang diharapkan dari mereka dan dimotivasi
untuk memiliki kinerja yang tinggi, pada nyatanya tidak dapat melakukannya dengan
baik karena beberapa keterbatasan lainnya. Secara spesifik mungkin disebabkan karena
kurangnya kemampuan, pelatihan, pengalaman, stamina dan pengetahuan untuk
mengerjakan tugas.
4) Kurangnya Pengarahan

Kinerja beberapa karyawan tidak cukup memadai karena mereka tidak mengetahui apa
yang diinginkan perusahaan dari mereka. Ketika terjadi kurangnya pengarahan, bisa jadi
perilaku yang diinginkan disebabkan karena faktor kebetulan. Sebuah studi percaya
bahwa tujuan yang dimiliki oleh karyawan tidak selaras dengan tujuan organisasi, dan
rangkaian tujuannya lebih didasarkan pada pandangannya sendiri, bukan pemimpinnya.

5) Masalah Motivasi

Ketika karyawan memahami apa yang diharapkan dari dirinya, beberapa


diantaranya tidak berbuat sebagaimana yang diharapkan perusahaan karena masalah
motivasi. Pada kasus yang ekstrim, hal tersebut dapat berakibat pada penipuan,
beberapa pengaruh berat, termasuk memburuknya moral karyawan, terganggunya
hubungan bisnis, bahkan hilangnya keuntungan akibat reputasi yang memburuk , serta
biaya hukum.
Untuk menghindari perilaku negative dan menyimpang, SPM dapat digunakan untuk
memberikan motivasi positif atau perilaku produktif yaitu mendorong karyawan bekerja
keras secara konsisten untuk mencapai tujuan perusahaan.

6) Keterbatasan Individu
Masalah terakhir, ketika karyawan tahu apa yang diharapkan dari mereka dan
dimotivasi untuk memiliki kinerja yang tinggi, pada nyatanya tidak dapat melakukannya
dengan baik karena beberapa keterbatasan lainnya. Secara spesifik mungkin disebabkan
karena kurangnya kemampuan, pelatihan, pengalaman, stamina dan pengetahuan untuk
mengerjakan tugas.

C. KARAKTERISTIK PENGENDALIAN MANAJEMEN YANG BAIK


Pengendalian yang baik berarti manajemen merasa cukup yakin bahwa tidak akan
terjadi kejutan yang tidak menyenangkan. Nyatanya, pengendalian yang baik sekalipun tetap
memberikan probabilitas kegagalan yang sama karena pengendalian yang sempurnya tidaklah
ada. Hal tersebut dikarenakan SPM mahal dan jarang jika dengan biaya yang efektif mencoba
untuk mengimplementasikan pengendalian yang cukup bukan dengan pendekatan yang
mengidealkan pengendalian yang sempurna. Biaya yang dikeluarkan jika tidak memiliki sistem
pengendalian yang sempurna dapat disebut dengan kehilangan kendali.

D. PENCEGAHAN MASALAH PENGENDALIAN


Organisasi tidak selalu dapat menghindari masalah pengendalian mereka, tetapi
beberapa diantaranya dapat dihindari dengan meminimalkan tipe masalah pengendalian yang
pasti dan mengetahui sumber permasalahan atau dengan mengurangi potensi kerugian
maksimum jika masalah itu terjadi. Empat strategi yang menonjol untuk pencegahan adalah:

1. Penghilangan Aktivitas

Manajer yang tidak dapat mengendalikan kegiatan tertentu, mungkin dikarenakan tidak
memiliki sumber daya yang dibutuhkan dan pemahaman yang kurang bagus terhadap
proses yang dibutuhkan. Berdasarkan kepustakaan ekonomi yang difokuskan pada
aktivitas tertentu (transaksi) dapat dikendalikan lebih efektif melalui pasar atau hierarki
organisasi yang dikenal dengan biaya transaksi ekonomis.
2. Otomatisasi
Kemajuan teknologi menyebabkan organisasi mengganti orang dengan mesin dan expert
system dalam melakukan aktivitas yang cukup kompleks dan membuat penilaian serta
keputusan yang anggih. Alat otomatisasi dapat dirancang sesuai dengan perilaku yang
tepat. Akan tetapi, pada sebagian besar situasi manajerial, otomatisasi hanya dapat
menyediakan sebagian solusi terbaik dari pengendalian. Satu kelemahannya adalah
kemungkinan yang terjadi, artinya beberapa hal memerlukan penilaian yang bersifat
intuitif yang memerlukan peran manusia.
3. Sentralisasi
Sentralisasi ada dengan tingkat yang berbeda dalam perusahaan, seperti halnya pada
tingkatan manajemen dalam perusahaan, manajer cenderung melakukan sendiri
beberapa keputusan yang sangat penting yang ada dalam kekuasannya. Sebaliknya, saat
keputusan bersifat desentralisasi, hasil pengendalian dibutuhkan untuk membuat
manajer yang membuat keputusan bertanggung jawab terhadap hasil keputusannya.

4. Pembagian Risiko
Pembagian risiko dapat dilakukan dengan membeli asuransi untuk pelindung dalam
menghadapi kemungkinan kerugian besar yang potensial yang mungkin dapat dihindari.
Cara lain membagi risiko adalah dengan masuk dalam perjanjian joint venture.

E. ALTERNATIF PENGENDALIAN
Untuk masalah pengendalian yang tidak dapat dihindari dan keputusan bukan dibuat
untuk menghindari, manajer harus mengimplementasikan satu atau lebih mekanisme
pengendalian yang secara umum disebut dengan pengendalian manajemen. Kumpulan
mekanisme pengendalian yang digunakan secara umum merujuk pada sistem pengendalian
manajemen (SPM). SPM bervariasi antar perusahaan dan antarentitas atau bidang keputusan
pada tiap-tiap perusahaan. SPM dari beberapa organisasi mencoba merekrut orang-orang yang
dapat dipercaya untuk menjalankan perusahaan dengan baik. Perusahaan lain menggunakan
sistem insentif sederhana yang didasarkan pada kinerja, pencapaian target dalam hitungan
angka, dan mengevaluasi kinerja hanya secara subyektif.
Pemilihan pengendalian tidak dilakukan secara acak, melainkan didasarkan pada beberapa
faktor. Beberapa pengendalian tidak efektif dari sisi biaya dalam situasi tertentu, beberapa
diantaranya lebih baik untuk tipe masalah tertentu pada bidang tertentu.

STUDI KASUS

LEO’S FOUR-PLEX THEATER

 Kesimpulan Permasalahan :
Leo Antonelli membeli bisnis teater Leo’s Four-Plex Thearter dan mempercayakan
pengelolaannya pada keponakannya, Bill Reilly. Akan tetapi, Leo merasa prihatin karena teater
tidak menunjukkan keuntungan yang ia harapkan. Hal tersebut disebabkan terdapat beberapa
masalah pengendalian di dalamnya, diantaranya adalah pengelolaan tiket masuk yang kurang
tepat, Bill Reilly yang dalam menjalankan tugasnya kurang professional dan lain sebagainya.

 Solusi Penyelesaian :
Dalam jangka pendek, Leo Antonelli harus memberhentikan Bill Reilly selaku pengelola dan
menggantikannya dengan pihak professional yang mana tidak ada hubungna darah dengannya.

Dalam jangka panjang, perusahaan Leo’s Four-Plex Theater harus membangun sistem dari awal.
Artinya, melakukan perombakan pada aktivitas-aktivitas yang diduga sebagai penyebab
perusahaan merugi.

- Tiket seharusnya berisi nomor tempat duduk dan berisi dua tiket yang mudah dipotong.
Fungsinya adalah ketika pihak di dalam teater mengotorisasi tiket, mereka memiliki
rekapan tiket terjual yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai