Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya
pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru
melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan
perbaikan sarana prasarana dan manajemen sekolah. Untuk itu perlu
dipersiapkan kepala sekolah yang mampu hidup berkembang dan berjaya
sesuai tuntutan pendidikan masa depan. Peraturan-peraturan seperti Peraturan
Pemerintah No. 74 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 28 Tahun 2010 telah mengatur dan menjelaskan bahwa jabatan Kepala
Sekolah merupakan tugas tambahan bagi guru dan juga seorang Kepala
Sekolah harus memiliki lima kompetensi, seperti yang tercantum dalam
Permendiknas No. 13 Tahun 2007, meliputi kompetensi; (1) Kepribadian; (2)
Manejerial; (3) Kewirausahaan; (4) Supervisi; dan (5) Sosial. Untuk
mempersiapkan diri menjadi kepala sekolah seorang guru harus mengikuti
diklat dan melakukan On The Job Learning (OJL) sebagai proses penyiapan
calon kepala sekolah.
Berdasarkan uraian di atas maka On The Job Learning (OJL) ini perlu
diadakan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh peserta
Diklat Calon Kepala Sekolah. Selain untuk menemukan fakta, data dan
deskripsi lapangan yang sebenarnya juga untuk melatih dan mengasah jiwa
Kepemimpinan seorang calon kepala sekolah melalui dua orang kepala
sekolah, yaitu kepala sekolah sendiri dan kepala sekolah magang.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah menyatakan bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan
tertinggi di sekolah dituntut memiliki lima dimensi kompetensi yaitu dimensi
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial.
Sebagai konsekuensinya, secara akademik pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah harus mampu menjamin adanya peningkatan kelima dimensi
kompetensi tersebut.
1
2

Selain pemberlakuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.28


Tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai Kepala Sekolah yang isinya
menguraikan syarat-syarat dan tahapan yang harus dilalui bagi guru untuk
dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Adapun proses penyiapan
calon kepala sekolah meliputi rekrutmen serta pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah. Rektrutmen meliptui proses pengusulan calon, seleksi
administratif dan seleksi akademik. Sedangkan pendidikan dan pelatihan
adalah proses pemberian pengalaman pembelajaran teoritik maupun praktik
kepada para calon yang telah lulus rekrutmen .
Guru yang telah lulus seleksi calon kepala sekolah harus mengikuti
program pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah di lembaga
terakreditasi.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
19 Tahun 2017 tentang perubahan atas peraturan pemerintah No. 74 Tahun
2008 menegaskan bahwa guru sebagai tenaga profesional memiliki peran
strategis untuk mewujudkan visi penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan
prinsip profesionalitas.
Tahap akhir dari kegiatan ini adalah pemberian tes dan penilaian
kepada calon kepala sekolah untuk mengetahui pencapaian kompetensi calon
kepala sekolah. Sebagai hasil akhir, peserta diklat akan memperoleh sertifikat
yang dapat dijadikan sebagai bukti keabsahan seorang guru yang diberi tugas
tambahan sebagai kepala sekolah.

B. Tujuan
Adapun tujuan diadakannya kegiatan On The Job Learning (OJL) ini
adalah untuk membekali calon kepala sekolah dalam menemukan, membaca,
mengkaji dan menelaah fakta lapangan berdasarkan panduan format kajian On
The Job Learning (OJL), sehingga tersusunlah sebuah laporan On The Job
Learning (OJL) yang lengkap dengan uraian deskripsi gambar dan data lain
yang mendukung tentang keadaan sekolah magang pertama dan sekolah
magang kedua. Untuk itu tujuan khusus diadakannya kegiatan On The Job
Learning (OJL) ini adalah agar calon kepala sekolah mampu ;
3

1. Meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran


power point melalui kegiatan workshop yang dilaksanakan calon kepala
sekolah;
2. Meningkatkan kemampuan guru junior baik terhadap perencanaan
pembelajaran maupun terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
disupervisi oleh calon kepala sekolah;
3. Meningkatkan pemahaman calon kepala sekolah dalam penyusunan
perangkat pembelajaran;
4. Meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah dalam mengkaji 9 aspek
manajerial di SD Negeri 091396 Hutabayu Pane (Sekolah Magang I) dan
SD Negeri 094099 Siruberube (Sekolah Magang II);
5. Meningkatkan kompetensi sosial calon kepala sekolah dengan melakukan
kegiatan peningkatan kompetensi AKPK di Sekolah Magang II;
6. Meningkatkan kemampuan calon kepala sekolah dalam menyusun laporan
kegiatan On The Job Learning (OJL) dan ;
7. Untuk meningkatkan keprofesionalan seorang calon kepala sekolah dalam
(1) Aspek Kepribadian, (2) Aspek Kompetensi Manajerial, (3) Aspek
Kewirausahaan, (4) Aspek Supervisi, dan (5) Aspek Sosial.

C. Hasil yang Diharapkan


Hasil yang penulis harapkan dari pelaksanaan kegiatan On The Job
Learning (OJL) adalah penulis memiliki kemampuan untuk;
1. Meningkatnya kemampuan guru dalam membuat dan mempergunakan
power point setelah dilaksanakan kegiatan workshop yang diadakan calon
kepala sekolah;
2. Meningkatnya kemampuan guru junior baik terhadap perencanaan
pembelajaran maupun terhadap pelaksanaan pembelajaran setelah
disupervisi oleh calon kepala sekolah;
3. Meningkatnya pemahaman calon kepala sekolah dalam penyusunan
perangkat pembelajaran;
4. Meningkatnya kompetensi calon kepala sekolah dalam mengkaji 9 aspek
manajerial di SD Negeri 091396 Hutabayu Pane (Sekolah Magang I) dan
SD Negeri 094099 Siruberube (Sekolah Magang II);
5. Meningkatnya kompetensi sosial calon kepala sekolah setelah
melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi Analisis Kebutuhan
4

Peningkatan Keprofesian (AKPK) di SD Negeri 094099 Siruberube


(Sekolah Magang II) dan ;
6. Meningkatnya kemampuan calon kepala sekolah dalam penyusunan
laporan On The Job Learning (OJL).

Anda mungkin juga menyukai