Anda di halaman 1dari 20

BAB VI

SIEVE ANALYSIS

6.1 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui pengertian sieve analysis.
2. Mengetahui manfaat sieve analysis.
3. Mengetahui nilai koefisien keseragaman butir pasir (C).
4. Mengetahui aplikasi sieve analysis dalam perminyakan.
5. Mengetahui metode penanganan problem kepasiran.

6.2 Teori Dasar


Sieve analysis adalah penentuan persentase berat butiran agregat
yang lolos dari satu set sieve. Tahap penyelesaian suatu sumur yang
menembus formasi lepas (unconsolidated) tidak sederhana seperti tahap
penyelesaian dengan formasi kompak (consolidated) karena harus
mempertimbangkan adanya pasir yang ikut terproduksi bersama fluida
produksi. Seandainya pasir tersebut tidak dikontrol dapat menyebabkan
pengikisan dan penyumbatan pada peralatan produksi. Disamping itu juga
menimbulkan penyumbatan pada dasar sumur. Produksi pasir lepas ini,
pada umumnya sensitive terhadap laju produksi. Apabila laju alirannya
rendah, pasir yang ikut terproduksi sedikit dan sebaliknya.
Formasi lepas adalah formasi yang tidak memiliki sementasi yang
baik, merupakan suatu sistem yang tidak stabil sehingga daya ikat antar
butiran yang ada pada batuan sangat kecil, sedangkan formasi lepas
merupakan formasi yang memiliki sementasi yang baik, merupakan suatu
sistem yag stabil sehingga daya ikat antar butiran pada formasi batuan
besar. Pemilihan besar keseragaman butiran menurut Schwartz yaitu :
C < 3, merupakan pemilahan yang seragam
C > 5, merupakan pemilahan yang jelek
3 < C < 5, merupakan pemilahan yang sedang

104
Analisa saringan atau analisa ayakan (Sieve Analysis) adalah
prosedur yang digunakan untuk mengukur distribusi ukuran partikel dari
suatu bahan.Analisis ayak dilakukan dengan menggunakan seri yang
ukuran lubangnya tertentu, biasanya berbanding √2. Sebagai ukuran
standar adalah lubang ayakan yang dibuat dari kawat berdiameter 0.0021
inch, dianyam sehingga menghasilkan lubang sebanyak 200 buah untuk
tiap inch linear. Lubang ayakan ini dinyatakan berukuran 0.0029 inch atau
74 mikron dan disebut 200 mesh.
Analisis ayak dilakukan dalam suatu alat yang terdiri dari susunan
ayakan dan mesin penggetar atau vibrator. Ayakan disusun dengan lubang
ayakan besar diatas dan ayakan berlubang kecil dibawah secara berurutan.
Kemudian sampel dimasukkan di ayakan teratas.

Gambar 6.1. Electric Sieve Shacker

Adapun beberapa gerakan dalam analisa ayakan yaitu sebagai


berikut:

a. Ayakan dengan gerakan melempar


Disini Gerakan dengan arah membuang bekerja pada sampel.
Sampel terlempar keatas secara vertikal dengan sedikit gerakan
melingkar sehingga menyebabkan penyebaran pada sampel dan

105
terjadi pemisahan secara menyeluruh, pada saat yang bersamaan
sampel yang terlempar keatas akan berputar (rotasi) dan jatuh diatas
permukaan ayakan, sampel dengan ukuran yang lebih kecil dari
lubang ayakan akan melewati saringan dan yang ukuran lebih besar
akan dilemparkan keatas lagi dan begitu seterusnya. Sieve shaker
modern digerakkan dengan elektromagnetik yang bergerak dengan
menggunakan sistem pegas yang mana getaran yang dihasilkan
dialirkan ke ayakan dan dilengkapi dengan kontrol waktu.

Gambar 6.2. Ayakan dengan gerakan melempar

b. Ayakan dengan gerakan horisontal


Dalam metode ini sampel bergerak secara horisontal (mendatar)
pada bidang permukaan sieve (ayakan), metode ini baikdigunakan
untuk sampel yang berbentuk jarum, datar panjang atau berbentuk
serat.Metode ini cocok untuk melakukan analisa ukuran partikel
bahan bangunan dan agregat.

106
Gambar 6.3. Ayakan dengan gerakan horizontal

Faktor–faktor yang membuat pasir ikut terproduksi :


1. Aliran multi fasa
Umumnya masalah ini terjadi ketika sumur telah memproduksi air.
Diperkirakan karena telah terjadi perubahan kondisi sementasi
matriks formasi di sekitar lubang sumur.
Selain itu pula, perubahan fasa membuat semua fluida yang berada
di reservoir saling berkompetisi sehingga menimbulkan gaya gesek
antara fluida dengan batuan. Hal ini merangsang pelepasan
partikel pada formasi yang lemah.
2. Karakteristik reservoir
Umumnya di sumur yang dangkal dan muda memiliki potensi
yang besar untuk memproduksi pasir. Karena umurnya yang muda
sehingga tingkat kekompakan di formasi rendah.
3. Tekananformasi
Di daerah intermediate umumnya produksi pasir berhubungan erat
dengan rendahnya tekanan di formasi. Sumur horizontal sangat
sensitive terhadap perubahan tekanan di formasi karena
mempengaruhi kekompakan di formasi horizontal section.

107
Metode yang umum untuk menanggulangi masalah kepasiran
meliputi penggunaan slotted atau screen liner, dan gravel packing. Metode
penanggulangan ini memerlukan pengetahuaan tentang dstribusi ukuran
pasir agar dapat ditentukan pemilihan ukuran screen dan gravel yang tepat.
Dengan menggunakan screen liner pasir tak dapat masuk ke dalam
lubang sumur. Namun pada formasi yang tak kompak, pasir akan banyak
terproduksi yang akhirnya menyebabkan sand-blocking atau robeknya
screen karena pasir yang begitu banyaknya. Kelebihan dari screen liner
ini biayanya lebih ekonomis, sedangkan kekurangannya belum dapat
memastikan ukuran screen nya yang tepat untuk menanggulangi
problem kepasiran. Karena jika ukuran pasirnya lebih kecil dari ukuran
screennya, maka pasir akan tetap ikut terproduksi pada zona perforasi
kita.
Metode lain untuk mengatasi masalah kepasiran jika dengan
penggunaan screen liner mengalami kegagalan yaitu dengan pemasangan
gravel pack. . Gravel pack dipasang diantara casing, annulus dan liner.
Metode ini digunakan dengan menginjeksikan butiran pasir ke dalam zona
perforasi yang ukurannya lebih kesil dari ukuran pasir yang ikut
terproduksi, agar bisa menutupi rongga-rongga atau lubang perforasi kita.
Alat untuk menginjeksikan pasir tersebut dikenal dengan coil tubing, alat
ini semacam tubing yang bersifat elastis.

108
Gambar 6.4. Gravel Packing

Adapun pelaksanaangravel pack adalah sebagai berikut:


a. Pembersihan perforasi dengan clean fluid sebelum gravel pack
dipasang.
b. Penentuan ukuran gravel pack sesuai dengan ukuran butiran pasir
formasi.
c. Squeeze gravel pack ke dalam lubang perforasi, digunakan water wet
gravel jikadigunakan oil placement fluid.
d. Produksikan sumur dengan segera setelah packing, aliran produksi
dimulai dengan lajuproduksi rendah kemudian dilanjutkan dengan
kenaikkan laju produksi sedikit demisedikit.

Jenis gravel pack pada umumnya dapat dibagi dua, yaitu :


1. Open Hole Gravel Pack (OHGP), yaitu gravel pack yang
ditempatkan di antarasaringan dengan dinding bor pada formasi
produktif.
2. Inside Gravel Pack (IGP), yaitu gravel pack yang ditempatkan antara
casing yangdiperforasi dengan pipa saringan.

109
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan di dalam
perencanaan gravel pack, yaitu :
 Ukuran gravel pack yang tersedia
Gravel pack tersedia dalam beberapa ukuran. Apabila
ukurangravel hasil perhitungan tidaktersedia, umumnya memakai
ukuran yang lebih kecil. Kadang-kadang memakai ukuran yang
lebih besar apabila ukuran yang lebih kecil tidak tersedia.
 Angularitas dan Besar Butir Gravel
Permeabilitas dan kompaksi gravel dapat dipengaruhi oleh
angularitas dan besar butir.Suman mengemukakan angularitas secara
relatif tidak begitu mempengaruhi terhadappermeabilitas gravel.
Akan tetapi Archie mengemukakan bahwa permeabilitas angular
jauhlebih besar bila dibandingkan dengan permeabilitas yang bundar.
 Kebasahan Gravel
Minyak kadang-kadang bersifat senyawa polar yang apabila
diserap oleh permukaan gravel,menyebabkan gravel cenderung
bersifat basah minyak (oilwet). Oleh karena itu, jikaminyak
digunakan sebagai fasa kontinyu untuk fluida pembawa dalam
penempatan gravel,material gravel sebaiknya dibasahi dulu dengan
air sebelum dinjeksikan ke dalam sumur.
Adapun prosedur pemasangan gravel pack di dalam lubang sumur
mengikutiurutan-urutansebagai berikut :
Perbesar lubang pada formasi produktifnya dan bersihkan dengan air
garam.
Turunkan rangkaian pipa dan injeksikan gravel ke dalam sumur
untuk mengisi lubang tadi dengan tekanan tertentu.
Turunkan pipa saringan dengan packer yang dilengkapi pipa
pembersih (wash pipe)untuk membersihkan pasir yang ada di dalam
lubang sumur. Biasanya dengan sirkulasibalik atau dengan sirkulasi
biasa.

110
Setelah selesai penurunan pipa saringan pada kedalaman tertentu
dudukkan packer,baru diangkat pipa pembersih.

Pemasangan gravel pack bertujuan untuk menghentikan pergerakan


pasir formasi, serta memungkinkan produksi ditingkatkan sampai
kapasitas maksimum. Pada kenyataannya, operasi gravel pack gagal
meningkatkan kapasitas produksi, meskipun dapat menahan pergerakan
pasir. Kelebihan dari metode ini yaitu lebih akurat dalam penyaringan
pasirnya, sedangkan kekurangannya lebih mahal dan hanya bisa bertahan
selama dua tahun.
Secara umum, problem kepasiran sebenarnya dapat diindikasikan
dengan kriteria parameter sebagai berikut:
1. Faktor sementasi batuan yang relatif kecil.
2. Kekuatan formasi yang relatifkecil.
3. Laju produksi yang besar (lebih besar dari laju produksi kritis)
menyebabkan gaya seret fluida menjadi besar. Hal ini
mengakibatkan kestabilan pasir menjadi runtuh.
4. Pertambahan saturasi air akan menyebabkan clay yang ada dalam
formasi mengembang. Hal ini mengakibatkan kestabilan menjadi
berkurang, sehingga kestabilan pasir mudah runtuh.

111
Gambar 6.5. Sieve Analysis

Penurunan produktivitas sumur dapat disebabkan oleh beberapa


hal,yaitukondisireservoir, kondisi produksi, proses penyumbatan pada
tubing,lubangbor dan perforasinya, ataukerusakan mekanis. Plugging atau
penyumbatan pada tubing, lubang bor dan perforasinya dapat
disebabkan oleh pasir, partikel-partikel formasi termasuk batuannya,
partikel-partikellumpur,endapan paraffin, asphalt, scale atau collapse pada
tubing/casing.
Terproduksinya air dalam sumur dapat menimbulkan bermacam-
macammasalah, diantaranyayaitu :
 Kerusakan peralatan dan fasilitas produksi.
 Penyumbatan aliran fluida produksi dalam pipa alir.
 Masalah-masalah lain yang sangat mengganggu produktivitas sumur.

Analisa butiran pasir adalah untuk mengetahui distribusi besar butir


dari pada formasi pasir. Tujuan menganalisa butir pasir untuk menentukan
metode-metode penanggulangan masalah kepasiran. Untuk
mengkumulatifkan persen berat terhadap besar butir (grain size)
menentukan baik - buruknya pemilahan (sorted) diambil perbandingan

112
ukuran butiran pada kumulatif 40 % terhadap butiran pada kumulatif 90 %
berat, secara matematis ditulis :
𝑑40
C = 𝑑90

Dengan mengetahi sifat-sifat butiran pasir dari analisa saringan


(sieve analysis) dapat dipakai sebagai penuntun untuk memilih sistem
penanggulangan kepasiran (sand control).

6.3 Peralatan dan Bahan


5.3.1. Peralatan
1. Torison balance dan anak timbangan
2. Mortal dan Pastle
3. Tyler sieve ASTM (2, 1, 1, 5, 3 , 4, 10, 20, 60, 140, 200)
4

Gambar Alat :

Gambar 6.6. Torison Balance

113
Gambar 5.7. Mortal dan Pastle

Gambar 6.8. Tyler Sieve ASTM

114
5.3.2.Bahan
1. Batuan reservoir

Gambar 6.9. Batuan Reservoir

6.4 Waktu dan Tempat Praktikum.


Hari : Minggu
Tanggal : 21 Oktober 2018
Waktu : 10.00 – 13.00
Tempat : Gedung C STT Migas Balikpapan

6.5 Prosedur Kerja


1. Ambil contoh bantuan reservoir yang sudah kering dan bebas
minyak.
2. Batuan dipecah-pecah menjadi fragmen kecil-kecil dan dimasukkan
kedalam mortal digerus menjadi butiran-butiran pasir.
3. Periksa dengan binocular, apakah butiran-butiran pasir tersebut
benar-benar saling terpisah.
4. Timbang yang teliti 200 gram pasir tersebut.
5. Sediakan sieve analysis yang telah dibersihkan dengan sikat bagian
bawahnya (hati-hati waktu membersihkannya).

115
6. Susunlah sieve diatas alat pengguncang dengan mangkok pada
dasarnya, sedangkan sieve diatur dari yang paling halus diatas
mangkok dan yang paling kasar ada dipuncak.
7. Tuangkan hati-hati pasir batuan reservoir (200 gram) kedalam sieve
yang paling atas, kemudian dipasang tutup dan dikeraskan
penguatnya.
8. Goncangkan selama 30menit.
9. Tuangkan isi sieve yang paling kasar (atas) kedalam mangkok
kemudian ditimbang.
10. Tuangkan isi dari sieve yang paling halus (berikutnya) ke dalam
mangkok tadi juga, kemudian timbang berat kumulatif.
11. Teruskan cara penimbangan di atas sampai isi seluruh sieve
ditimbang secara kumulatif.
12. Dari berat timbangan secara kumulatif dapat dihitung juga berat pasir
dalam tiap-tiap sieve.
13. Ulangi langkah 1 sampai dengan 11 untuk contoh batuan reservoir
yang kedua.
14. Buat tabel dengan kolom, nomor sieve, opening diameter, %
retained cumulative, percent retained.
15. Buat grafik semilog antara opening diameter dengan cumulative
percent retained.

116
6.6 Hasil Analisa dan Perhitungan
5.6.1. Hasil Analisa
Berat Sampel : 93,97 gr

Tabel 6.1.Hasil percobaan sieve analysis


Berat Berat
US Sieve Opening Diameter Berat Kumulatif Kumulatif
Series No (mm) (gr) (gr) (%)
16 1,19 38,9 38,9 40,97
30 0,59 27,4 66,3 69,84
40 0.42 18,7 85 89,53
50 0,297 9,93 9,93 100

Dari hasil plot didapatkan:


1. Opening diameter pada berat kumulatif 40 %, d40 = 1,21 mm
2. Opening diameter pada berat kumulatif 50 %, d50 = 1,002 mm
3. Opening diameter pada berat kumulatif 90 %, d90 = 0,41 mm
Koefisien keseragaman butir pasir (C) adalah:

d40 1,21mm
C= = = 𝟐, 𝟗𝟓
d90 0,41mm

Menurut Schwatrz adalah:


C < 3, merupakan pemilahan yang seragam

5.6.2. Perhitungan

117
a. Berat Kumulatif
Berat US Sieve Series + Berat Kumulatif diatasnya
1. US Sieve Series No.16 = 0 + 38,9 = 38,9 gr
2. US Sieve Series No.30 = 38,9 + 27,4 = 66,3 gr
3. US Sieve Series No.40 = 66,3 + 18,7 = 85 gr
4. US Sieve Series No.50 = 85 + 9,93 = 94,93 gr

b. % Berat Kumulatif

Berat kumulatif
x 100%
∑ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓

38,9
1. US Sieve Series No.16= 𝑥 100% = 𝟒𝟎, 𝟗𝟕%
94,93
66,3
2. US Sieve Series No.30= 𝑥 100% = 𝟔𝟗, 𝟖𝟒%
94,93
85
3. US Sieve Series No.40= 𝑥 100% = 𝟖𝟗, 𝟓𝟑%
94,93
94,93
4. US Sieve Series No.50= 𝑥 100% = 𝟏𝟎𝟎 %
94,93

118
c. Perhitungan interpolasi antara opening diameter dan
persentase berat kumulatif
1. Opening Diamater pada berat kumulatif 40%, (d40)

69,84
40,97

40

0,59 1,19 X

69,84 – 40,97 0,59 – 1,19


=
69,84 - 40 0,59 – x
28,87 -0,6
=
29,84 0,59 − 𝑥
x = 1,21 mm

2. Opening Diamater pada berat kumulatif 50%, (d50)

Dari
9,84
50 % gamba
r
diatas
40,97
0,59 x diperol
1,19
69,84 – 50 0,59 – x eh :
=
69,84 - 40,97 0,59 - 1,19
19,84 0,59 - x
=
28,87 -0,6
x = 1,002 mm 5
8

119 4
8
.
3. Opening Diamater pada berat kumulatif 90%, (d90)

89,53
90

69,84
0,42 x 0,59

89,53– 90 0,42 – x
=
89,53 - 70,34 0,42 - 0,59
-0,47 0,42 - x
=
19,69 -0,17
x = 0,41 mm

120
6.7 Pembahasan
Pada percobaan penentuan ukuran butir sampel core yaitu core yang
kita gunakan adalah core kering kemudian ditumbuk hingga menjadi
butiran yang halus kemudian dilihat dengan binocular untuk memastikan
butiran telah lepas-lepas, kemudian di masukkan pada set analysis
selanjutnya di ayak selama kurang lebih 30 menit untuk menentukan
ukuran butirannya. Kemudian butiran yang ada pada setiap sieveditimbang
dan ditentukan Opening diameter dari setiap butiran. Didapatkan Opening
Diameter dan Berat masing-masing adalah 1,19 mm, 38,9 gr ; 0,59
mm/inch, 27,4 gr ; 0,42 mm, 85 gr ; 0,297 mm, 94,93 gr, lalu ditentukan
Berat kumulatif dan % berat kumulatif didapatkan masing-masing dari
data yang diperoleh adalah 38,9 gr, 40,97% ; 66,3 gr, 69,84% ; 85 gr,
89,53% ; 94,93 gr, 100%.
Dari grafik semilog hubungan antara opening diameter Vs % berat
kumulatif berdasarkan dari tabel percobaannya, diperoleh gambar grafik
hubungan antara opening diameter Vs % berat kumulatif tersebut.
Kemudian plotkan pada berat kumulatif 40%, 50% dan 90% masing-
masing terhadap garis grafik, kemudian tarik garis ke bawah untuk
mendapatkan besarnya opening diameter dari persen berat kumulatif
masing-masing yang telah ditentukan sebelumnya. Besar nilai opening
diameter-nya pada d40 adalah 1,21 mm, pada d50 1,002 mm, dan pada d90
adalah 0.41 mm.

121
Grafik Opening Diameter vs
Berat kumulatif
120

100 0.297, 100


0.42, 88.45
% Berat kumulatif

80
0.59, 66.12
60

40 1.19, 38.45

20

0
0.1 1 10
Opening Diameter

Gambar garik 6.1 hubungan Opening Diameter Vs Berat Kumulatif

Dari perhitungan menggunakan persamaan di atas diperoleh nilai


koefisien keseragaman butir pasir berharga = 2,87 mm dan menurut
Schwartz pemilahan tersebut termasuk dalam kategori pemilahan yang
seragam.
Sieve analysis ini sendiri berfungsi dalam menghitung besar
keseragam dan ukuran dari butiran pasir pada suatu formasi batuan.
Sehingga dapat memudahkan kita dalam memperhitungkan dan mengatasi
problem kepasiran, yaitu penggunaan screen liner atau grapel pack.

122
6.8 Kesimpulan
1. Praktik atau prosedur yang digunakan untuk menilai distribusi
ukuran partikel dari bahan granular.
2. Sieve analysis bermanfaat untuk mengetahui keseragaman butir.
3. Sampel menunjukkan C = 2,95 yang berarti pemilahan yang seragam.
4. Sieve analysis untuk mengetahui karakteristik butiran.
5. Sehingga dengan mengetahui opening size kita dapat menentukan
pemasangan sand pack atau gravel pack untuk mencegah problem
kepasiran.

123

Anda mungkin juga menyukai