Anda di halaman 1dari 6

Mohon tunggu...

 Kategori
o



o




o





o





o




o


o






o





o





o



o
 Terpopuler
 Terbaru
 Pilihan Editor
 Topik Pilihan
 VideoNew
 Event
 AffiliationNew
o

Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi yang sedang Melanjutkan Studi

❤ Student at Postgraduate Program of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine,


Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Diponegoro
University ❤ "Kalau tidak membaca, bisa menulis apa" ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Hobi Pilihan

Kisah Tanah Jawa dalam 'Jagat Lelembut',


Belum Baca Kok Udah Takut?
28 Juli 2019 23:22 Diperbarui: 31 Juli 2019 09:33 0 11 8 Mohon Tunggu...

Dokpri | penampakan depan buku KTJ ke-2

Buku yang bukan sekadar tentang tak kasat mata.

Berawal dari youtube ternyata saya benar-benar 'jatuh hati' dengan mereka. Apalagi tidak
hanya membuat konten video semata, pun membuat karya yang dicetak alias sebuah buku.
Buku Kisah Tanah Jawa-selanjutnya disingkat KTJ. Dan...bukan hanya satu, hari ini mereka
telah berhasil menerbitkan yang kedua. Wow!
Bagi kalian yang belum mengenalnya pasti akan mengira bahwa buku-buku mereka ini
adalah buku yang membahas sejarah Jawa atau malah buku dengan berbahasa jawa. Tidak
benar-benar salah sih, karena dari segi konten KTJ memang banyak mengangkat cerita soal
kejadian-kejadian di pulau Jawa. Namun jangan menganggap buku ini hanya berisi sejarah
yang sering membuatmu tertidur, bumbu-bumbu mistis dan mitos yang banyak dibicarakan
masyarakat jadi penyedap tak biasa yang racikannya pas untuk disajikan.

Tau sendirilah yah orang Indonesia paling demen yang nakutin khan.

Padahal saya juga tidak pemberani-pemberani amat, namun semenjak mengikuti mereka (tim
KTJ, terutama di video-videonya) saya justru jadi penasaran dan ketagihan. Ketagihan yang
tidak hanya menyimak konten dari video semata pun untuk mencoba lewat bukunya. Biar
makin lengkap 'mencintai' mereka gitu. HAHA. Ya, mereka memang tidak hanya bicara
tentang kejadian lampau juga ada horor-horornya.

Baru-baru ini buku yang bukan pertama untuk mereka sudah bisa ditemui di seluruh penjuru
Indonesia, bahkan kalau tidak salah sudah naik cetakan kedua(?). Buku yang dari judulnya
saja membuat bulu kuduk berdiri, "Jagat Lelembut".

Buku KTJ: Jagat Lelembut yang Membuat Dag-dig-dug

Dokpri | masih mau lanjut gak?

Sebenarnya saya juga sempat maju-mundur-maju-mundur syantik untuk mengambil


keputusan membeli buku ini. Pasalnya ya karena saya sendiri merasa belum cukup berani.
Belum lagi ketika membaca 'warning' yang sudah jauh-jauh hari disebar oleh tim KTJ
ataupun penerbit, yang katanya tidak akan membuat siapa pun pembacanya membaca
sendirian. Alias bisa memunculkan teman lain yang tak terlihat, bahasa kerennya teman
metafisika. Haduh.

Pun itu masih ada tambahan yang lain, dimana dibuku ini bisa saja menimbulkan pusing,
mual sampai hal di luar nalar lainnya. Walau jika terjadi yang demikian sudah diberitau
penawarnya yaitu dengan tutup buku, minum air atau berwudu bagi yang muslim. Khan
makin merinding dong.

Tidak sampai disitu. Ketakutan akan buku ini makin timbul dengan adanya tambahan-
tambahan yang tidak kalah ngeri ketika beberapa teman jadi mewanit-wanti. Katanya saya
harus benar mempersiapkan diri karena teman saya ini sudah melihat pengalaman adiknya
sendiri yang mengalami hal janggal. Masih ditambah lagi dari kakak saya sendiri yang
setelah tahu saya berencana membeli buku ini jadi sering menanyakan apa benar dan yakin
saya membeli buku yang sudah banyak diulas dari sisi kengeriannya itu. Belum lagi ulasan
pembaca yang sudah duluan tamat, yang katanya mengalami hal ini itu. Duh.

Hmmm.. jadi beli atau nggak dong? Beli lah, persis di hari pertama kali rilis. Di tanggal 18
Juli tepat malam jumat kliwon lalu.
Dokpri | Suasana ngobrol bareng buku ke-2 sekaligus perilisan buku di Toko Buku Gramedia
Sudirman Jogja (18/7). Perhatikan deh yang dilingkari putus-putus merah, bukunya ditemenin
bunga sedap malam dong!
Oya..

Setelah dipikir-pikir sekarang, memikirkan rasa takut itulah yang pada akhirnya membuat
saya jadi melewatkan suatu kesempatan penting. Pre-order atau memesan dahulu yang bukan
hanya mendapat buku ini sebelum mereka resmi rilis, juga tanda-tangan dan harga yang lebih
miring. Jadi ada rasa sesal deh kalau begini.

Mungkin memang belum 'jodohnya',di waktu rilisnya saya tidak menjadi orang ke-13 yang
bisa mendapatkan foto mereka apalagi tanda tangan secara cuma-cuma. Yasudahlah, yang
penting buku mereka tetap saya beli juga akhirnya...

walau dengan dag-dig-dug, jedeer.

Bukunya seperti apa sih? Kok belum baca banyak yang sudah takut?

Mari ulas dari yang paling terlihat oleh mata pertama kali.

Dari segi sampul buku, buku kedua KTJ ini lebih menarik ketimbang buku pertama karena
tidak hanya dihiasi dengan ilustrasi lampu minyak, pun ditemani oleh segerombolan
makhluk-makluk halus. Pas jika dihubungkan dengan judulnya, walau itu juga berarti kita
mau tak mau jadi menatap 'mereka' di muka.

Lanjut membuka di halaman pertama, kita sudah dipersilakan "Memasuki Jagat Lelembut".
Diberi penjelasan singkat agar memiliki gambaran gitu. Menjadi semacam perkenalan
terutama bagi yang awam seperti saya. Di halaman awal ini kamu akan tahu ternyata dunia
lain itu rumit dan jumlahnya bisa lebih banyak daripada manusia yang ada di dunia saat
ini. Makin terus dibuka halaman demi halaman berikutnya, makin tak kalah menarik yang
dijelaskan seperti soal soal yang sudah sangat terkenal di Jawa, terkait "Semar yang
Tersamar."

Seperti nama mereka, buku ini juga mengulas secara singkat "Akar Muasal Jawa", yang jika
dijabarkan secara rincinya pasti bisa menjadi beratus atau bahkan ribuan lembar. Sebagai
pengantar dari inti buku ini, dibagian "Sosok-sosok di Jagat Lelembut" kamu akan tahu apa
aja sih yang akan dijelaskan nanti.

Ada banyak pembahasan yang ditawarkan dari buku setebal 201 halaman ini. Yang dijamin
berhasil membuat penasaran lalu jadi ingin melahap habis semua halaman. Pemaparan yang
ditawarkan dalam buku kedua ini diantaranya Alkisah Para Pemegang Kendali, Sosok
Fenomenal (makhluk halus yang paling kita hafal seperti Poci atau miss Kun), Hantu-hantu
Belanda, Hantu Rumah Sakit, Jin (seperti jin-jin penglaris yang sering digunakan rumah
makan), Aneka Sosok Langka (ternyata makhluk halus juga ada yang sudah jarang ditemui
gess), Ragam Sosok dan Fenomena Interdimensional (seperti yang baru-baru ini sempat viral
: bus setan) dan diakhiri sebuah Renungan.
Renungan yang bisa dikatakan sebagai sebuah simpulan, dimana ketika kita sudah selesai
sampai halaman ini mereka berharap pembaca bisa lebih mengerti,lho.

Mengutip di bagian renungan "..bagi teman yang ingin di buka mata batinnya agar bisa
berpikir ulang. Bahwa memiliki mata batin yang terbuka itu tidak senikmat serta seindah
yang dibayangkan." Kalau saya sendiri memang tidak pernah berniat untuk dibukakan,
karena seperti dari awal saya bilang sesungguhnya saya tidak pemberani amat.

Meski di buku kedua KTJ lebih dominan mistisnya, buku ini tidak lupa untuk memberikan
pembaca pesan-pesan menjalani hidup. Pesan yang nampak sederhana dan barangkali sering
kita sepelekan padahal penting diingat.

Seperti untuk wanita yang sedang halangan ada baiknya untuk selalu menjaga kebersihan
seperti tidak membuang pembalut sembarangan (halaman 62), bagi laki-laki daripada sibuk
'memuaskan nafsu sendiri' ada baiknya alihkan pada kegiatan positif (halaman 63), ada juga
pesan untuk tidak melupakan sedekah (halaman 78) dan pesan yang perlu digarisbawahi
lainnya seperti jangan sampai wong jowo ilang jawane (halaman 39). Itu hanya beberapa
contoh, karena masih banyak pesan-pesan lain yang kamu dapat ketika membaca utuh buku
ini.

Ada sekitar 100 ilustrasi yang bisa kamu temui. Ada juga mantra yang bisa saja
mengundangnya. Namun bukan berarti dengan adanya 'sesuatu yang menakutkan' itu kamu
tidak bisa atasi. Saran saya yang juga penakut adalah kamu cukup tidak perlu menatap
gambarnya lama-lama dan segera tutup saja mantra yang kamu temui kalau memang tidak
mau membaca. Sesimpel itu dan saya melahap habis buku ini dengan baik-baik saja lho.

Jadi ingat kata Om Hao di Gramedia Sudirman, yang intinya tidak semua orang akan
mengalami pengalaman yang sama, tergantung diberi wangsit atau tidak. Mungkin saya yang
tidak tetapi saya justru berterima kasih dan tidak apa-apa karena membaca buku KTJ ini
sudah cukup menjadi mata ketiga.

Apa sih yang kurang di buku ini? Saya hanya menyayangkan daftar isi yang tidak
dicantumkan saja. Karena ketiadaan daftar isi, saya seringkali kesusahan ketika ingin mencari
pokok bahasan/bab buku tertentu. Jadi caranya memang mau tidak mau kita harus
membukanya satu persatu.

Namun terlepas dari itu, buku ini sangat laik untuk siapa saja bahkan untuk si penakut seperti
saya. Ya, jangan takut dulu sebelum membacanya habis. Nanti setelah habis membaca baru
takut, bolehlah. HAHA. Candaaa.

Selamat membeli yang belum jadi beli, selamat membaca yang sudah punya tapi masih takut
ajhaa !

Informasi Buku :

Judul : Kisah Tanah Jawa "Jagat Lelembut"


Nama Penulis : Mada Zidan (@mbahkj); Bonaventura D. Genta (@bonaventuragenta); Hari
Hao (@hao-hao_hari)
Penerbit : Gagasmedia
Keterangan edisi : Cetakan pertama, 2019
Halaman : 201
Harga : Rp 88.000,00 (P.Jawa)
ISBN: 978-979-780-944-7

Salam,
Listhia H. Rahman

HALAMAN :

1. 1
2. 2
3. 3

LIHAT SEMUA
Mohon tunggu...
KOMPASIANA ADALAH PLATFORM BLOG, SETIAP ARTIKEL MENJADI
TANGGUNGJAWAB PENULIS.
LABEL

artikellisthia

gayahidup

hobi

Anda mungkin juga menyukai