DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 :
1. ZIKMAL PUADI
2. MILA ZURIAH
3. SISI ANDIRANI
4. PUTRI NURPAZILA
5. DEO PALENZA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Makalah Komunikasi dan
Koordinasi Pemerintahan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... i
B. PERUMUSAN MASALAH ....................................................................... i
REFERENSI ....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PERUMUSAN MASALAH
BAB II
KOMUNIKASI INTERNAL KELEMBAGAAN
Beberapa para ahli mengkonsepkan komunikasi internal sebagai fungsi komunikasi yang secara
khusus di rancang oleh peruhaan untuk membangun dan membina hubungan dengan stakeholder
internal, sehingga tercipta kedekatan emosional yang di wujudkan melalui komitmen dan keterlibatan
yang bermanfaat bagi kesuksesan terkait pencapaian tujuan perusahaan.
a. Bovee dan Thill (2000) menyatakan bahwa komunikasi internal merupakan pertukaran
informasi dan ide-ide dalam sebuah organisasi.
b. Menurut Argenti (2003) Mengatakan bahwa komunikasi internal adalah menciptakan
suasa hormat untuk semua karyawan yang berada dalam kelompok. Pengelolaan
komunikasi dating langsung dari salah satu manajer kedepan, dan dari suoervisor untuk
karyawan tetapi ketika perusahaan tumbuh lebih besar dan lebih kompleks, pengelolaan
komunikasi sulit di tangani,sehingga diperlukan sebuah komunikasi internal.
c. Effendy (2004) mengatakan bahwa komunikasi internal adalah pertukaran gagasan di
antara administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan yang menyebab kan
terwujudnya perusahaan tersebut lengkap dengan struktur nya yang khas (organisasi)
dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical di dalam perusahaan yang
menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).
2. DIMENSI KOMUNIKASI INTERNAL
Effendy (2005) menyatakan bahwa kimunikasi ionternal terbagi dalam dua dimensi,
yaitu:
a. Komunikasi vertical
Komunikasi secara timbal balik dari atas (pimpinan) kebawah (karyawan)
disebut sebagai downward communication dan komunikasi dari bawah
(karyawan) keatas (pimpinan atau manajer) disebut upward communication.
Dalam proses komunikasi vertical secara downward communication tersebut
pimpinan memberikan intruksi, petunjuk, pengarahan, informasi, penjelasan,
teguran, dan lain-lain pada bawahan. Dalam proses komunikasi vertical secara
upward communication tersebut bawahan memberikan laporan, gagasan, usul
atau saran kepada pimpinan. Komunikasi secara dua arah secara timbal balik
dalam organisasi sangat penting sekali.
Pimpinan harus mengetahui laporan, tanggapan, gagasan, saran dari bawahan
sebagai petunjuk efektif tidaknya atau efisien tidaknya kebijakan yang telah
dilakukan. Oelh karena itu jika komunikasi hanya satu arah saja dari pimpinan
kebawah maka proses manajemen organisasi besar kemungkinan tidak berjalan
sebagaimana yang diharapkan. Komunikasi vertical dapat dilakukan secara
langsung antara pimpinan tertinggi dengan seluruh karyawan, atau juga dapat
dilakukan secara langsung antara pimpinan tertinggi dengan seluruh karyawan,
atau juga dapat dilakukan secara berjenjang melalui kepala biro, bagian, sub
bagian, seksi, dan sub seksi.
b. Komunikasi horizontal
Komunikasi secara mendatar diantara karyawan dalam satu unit atau antara staf
dengan anggota staf lainnya. Kalau dalam komunikasi verbal lebih bersifat
formal, makan dalam komunikasi horizontal seringkali berlamgsung dalam
suasana tidak formal. Sering tampak dalam waktu istirahat, sedang dalam
perjalanan pulang, atau waktu rekreasi. Yang dibicarakan lebih banyak hal-hal
yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan sering muncul dalam
komunikasi horizontal, kadang tidak mempunyai dasar sama sekali.
3. TUJUAN KOMUNIKASI INTERNAL
RUSLAN (1999) mengatakan bahwa tujuna dari komunikasi internal adalah:
Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan
dalam suatu organisasi/perusahaan
Untuk menghilangkan kesalah pahaman/hambatan komunikasi antara
manajemen perusahaan antara manajemen perusahaan dengan karyawannya.
Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan tentang
kebijakan, peraturan dan ketatakerjaan dalam sebuah organisasi.
Sebagi sarana saluran atau alat komunikasi internal bagi pihak karyawan untuk
menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran dan informasi serta
laporan kepada pihak manajemen perusahaan (pimpinan).
4. MANFAAT KOMUNIKASAI INTERNASIONAL
Sunarto (2003) menyatakan bahwa komunikasi internal sangat penting karena:
Komunikasi internal merupakan sebuah forum strategis bagi manajemen dalam
menyampaikan kebijaksanaan organisasi. Apabila organisasi internal tidak dilaksanakan
maka mudah sekali terjadi kesalahpahaman serta terbentuk desas-desus yang tidak
benar. Individu akan membuat asumsi sendiri, bahkan mendengar informasi yang tidak
benar dari sumber luar.
Komunikasi dengan karyawan merupakan langklah awal dari membina hubungan baik
dengan masyarakat sekitar. Terdapat kecendrungan bahwa masyarakat sekitar lebih
percaya kepada karyawan dari manajemen,.
Komuniaksi internal yang dilakukan secara intensif akan mampu mendorong motivasi
dan kinerja seseorang. Apabila motivasi dan kinerja karyawan meningkat maka pada
giliran berikutnya akan diikuti pula dengan meningkatkan prokdutivitas selanjutnya.
Komunikasi internal menjadi sarana terbentuknya rasa saling percaya antara karyawan
dan manajemen. oleh karena itu perlu ditingkatkan komunikasi dua arah yang mampu
menghubungkan antara manajemen dengan karyawan.
5. DAMPAK DARI KOMUNIKASI INTERNAL
Levi (2001) menyatakan bahwa suatu fondasi suatu komunikasi yabng sukses terdiri dari
pengirim, penerima, dan pesan atau informasi tetapi hal ini juga dapat membuat
kesalahpahaman. Pihak pengirim bias gagal utnuk mengirim pesan atau tidak benar untuk
mengirim pesan yang bermanfaat. Pihak penerima bias mengubah atau salah mengartikan
pesan tersebut. Pesan dapat menjadi tidak akurat atau berubah.
Panuju dan Redi (2001) menyatakan bahwa komunikasi dalam tim sering terjadi kesalahan hal
ini bisa terjadi karena adanya ketidakmengertian (misunderstanding) yang merupakan sumber
disintegrasi dan konflik. Hal ini juga dapat memicu atau menimbulkan rangsangan (stimulus)
yang dapat menimbulkan suatu prasangka (prejudice). Berbagai aksi unjuk rasa yang dilakukan
oleh karyawan terjadi bukan hanya karena ketidakpuasan terhadap pendapatan dan reward
saja, melainkan karena ketidakmengertian mereka terhadap eksistensi organisasinya.
6. STUDI KASUS
INTERNAL BRANDING PADA PERUSAHAAN SAMPOERNA
INTERNAL BRANDING CORPORATE PT.SAMPOERNA Tbk.
Sebuah perusahaan akan melakukan pencitraan untuk menciptakan karakter dan ciri
khas yang dapat membedakannya dengan perusahaan-perusahaanlain. Hal tersebut juga dapat
dimanfaatkan suatu perusahaan untuk menarik segmentasi pangsa pasar demi kemajuan dan
perkembangannya. Selai menjaga hubungan baik dengan pihak eksternal perusahaan sebagai
cara pencitraan yang baik, perusahaan atau organisasi juga melakukan rebranding pada bagian
internalnya. Hal tersebut digunakan untuk mendukung terbentuknya kualitas yang baik pada
perusahaan. Kampanye rebranding dalam internal perusahaan biasanya dilakukan dengan cara
mengkomunikasikan kepada karyawannya mengenai segala aspek dalam membangun, sehingga
pada karyawannya dapat membentuk perilaku yang sesuai dengan misi perusahaan itu sendiri.
Hal tersebut juga dilakukan oleh perusahaan rokok terbesar diindonesia, yaitu PT.
Sampoerna,Tbk. Perusahaan rokok ini juga memiliki cara-cara tersendiri untuk melakukan
internal branding pada perusahaannya. Berbagai cara dikemas oleh PT. Sampoerna untuk
meningkatkan kualitas perusahaan agar tercipta citra baik dimata eksternal perusahaan. Dalam
melakukan internal branding perusahaan, PT. Sampoerna memiliki media internal yang
bertujuan untuk peningkatan hubungan antara karyawan dengan pihak manjemen perusahaan.
Dengan membangun hubungan yang harmonis, maka akan tercipta kerjasama antara karyawan
dan seluruh managemen perusahaan. PT. Sampoerna memilik beberapa bentuk internal
branding seperti yang disebutkan dibawah ini.
a. Dresscode yang sama pada semua keluarga besar sampoerna pada hari jumat
(mulai dari karyawan terbawah hingga atasan)
Melalui MAP, proses penilaian kinerja akan menjadi lebih konsisten dan
terpadu diseluruh tingkat organisasi. Selain itu hasi penilaian yang lebih terarah
karena dilakukan berdasarkan kinerja yang jelas dan penilaian yang dihasilkan
dari dialog terbuka dan objektif diantara karyawan dan atasannya.