Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 2
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................................. 3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Ergonomi dalam K3 .............................................................................................. 4
2.1.1. Sejarah Ergonomi .................................................................................... 4
2.1.2. Pengertian Ergonomi ............................................................................... 5
2.1.3. Tujuan Ergonomi .................................................................................... 5
2.1.4. Konsep Keseimbangan dalam Ergonomi ................................................ 6
2.1.5. Prinsip Ergonomi .................................................................................... 8
2.2. Fisiologi Kerja dalam K3 .................................................................................... 10
2.2.1. Pengertian Fisiologi Kerja..................................................................... 10
2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja ............................................. 11
2.2.3. Hal-hal yang Diukur dalam Fisiologi Kerja .......................................... 12
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
3.2. Saran....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia kerja memiliki banyak interaksi yang saling terkait di


dalamnya. Elemennya dapat meliputi manusia, alat-alat, tempat kerja, dan
banyak hal lainnya. Hal ini memungkinkan banyak hal yang dapat terjadi,
sehingga perlu untuk dikaji lebih dalam dengan berbagai multidisiplin ilmu
yang berbeda. Seiring perkembangan zaman, muncul ilmu yang mengkaji
terkait hal ini, biasa disebut sebagai ergonomi. Namun, permasalahan tidak
sampai disitu saja.
Muncul masalah terkait kelelahan manusia sebagaimana manusia
memiliki keterbatasan dalam berbagai aspek. Mental, fisik, dan kejiwaan
merupakan hal yang perlu diatasi dalam hal ini. Maka dari itu, manusia
kembali mengembangkan ilmu pengetahuannya dengan mengkaji ilmu faal
kerja atau juga disebut fisiologi kerja.
Oleh karena itu, maka penting bagi kita mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat yang berkuliah pada mata kuliah Dasar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) untuk mengkaji masalah ini.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang ada, maka penulis merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1.1.1. Bagaimana konsep ergonomi dalam K3?
1.1.2. Bagaimana konsep fisiologi kerja dalam K3?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.3.1. Untuk memahami konsep ergonomi dalam K3
1.3.2. Untuk memahami konsep fisiologi dalam K3

2
1.4. Manfaat Penulisan
Penulis berharap, setelah membaca makalah ini, pembaca bisa:
1.4.1. Menjadikan makalah ini sebagai rujukan untuk tugas-tugas
mendatang
1.4.2. Menjadikan makalah ini sebagai bahan untuk ujian-ujian dalam
menyelesaikan kuliah di kelas Dasar-dasar K3

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Ergonomi dalam K3

2.1.1. Sejarah Ergonomi


Istilah ini mulai muncul pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas-
aktivitas yang berkaitan telah dimulai puluhan tahun sebelumnya.
Beberapa kejadian penting diantaranya adalah sebagai berikut
(Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra, 2009):
2.1.1.1.CT. Thackrah, England, 1831
Adalah seorang dokter dari Inggris melakukan studi
pada lingkungan kerja di industri konveksi (penjahitan baju)
yang dirasakan tidak nyaman oleh operator. Ia mengamati
tentang: 1) Postur tubuh manusia pada saat bekerja
berhubungan dengan kesehatan kerja. 2) Pencahayaan, ventilasi
dan temperature di lingkungan kerja, 3) Pembebanan kerja, jam
kerja, dan gerakan yang berulang-ulang.
2.1.1.2.FW Taylor, USA, 1898
Adalah seorang insinyur Amerika yang menerapkan
metode ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam
melakukan pekerjaan. Beberapa metodenya menjadi konsep
ergonoomi dan manajemen modern.
2.1.1.3.FB. Gilbreth, USA, 1911.
Gilbreth mengamati metode kerja yang lebih detil
dengan cara studi dalam Analisa Gerakan Dalam bukunya
Motion Study yang diterbitkan tahun 1911 ditunjukkan
bagaimana posisi membungkuk dapat diatas dengan merancang
meja yang bisa naik-turun (adjustable).

4
2.1.1.4.E. Mayo, USA, 1933.
Adalah seorang warga Australia yang melakukan suatu
riset di perusahaan listrik. Tujuan riset tersebut adalah
Kuantifikasi pengaruh dari variable fisik seperti misalnya
pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap efisiensi
dari para operator kerja pada unit perakitan.

2.1.2. Pengertian Ergonomi

Ergonomi adalah bidang multidisiplin yang menggabungkan


ilmu-ilmu psikologi, engineering, biomekanik, design industry, design
grafis, statistik, antropometri dan penelitian operasional. Intinya adalah
kajian atau studi bagaimana mendesain alat-alat agar fit (pas-cocok)
dengan tubuh manusia (pekerja) dan kemampuannya. Sebenarnya
istilah faktor manusia dan ergonomic adalah identic. (Achmadi, Umar
Fahmi, 2013).

Praktisi ergonomi berasal dari berbagai bidang, namun paling


banyak adalah bidang psikologi, terutama ahli psikologi yang
mengkhususkan diri kedalam psikologi engineering, psikologi kognitif,
psikologi terapan serta ahli biomedik yang berasal dari ilmu fisiologi.
Namun demikian, ahli berlatar belakang disiplin lain juga banyak,
terutama ilmu-ilmu kesehatan. Ahli kesehatan masyarakat sangat
diperlukan dalam percabangan ilmu ini.

2.1.3. Tujuan Ergonomi


Secara umum tujuan dan penerapan ergonomic adalah (Tarwaka,
2004):

a. Meningkatkan kesejahateraan fisik dan mental melalui upaya


pencegahan cedera dan penyakuit akibat kerja, menurunkan beban
kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

5
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas
kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat
guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu
usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu
aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem
kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas
hidup yang tinggi.

2.1.4. Konsep Keseimbangan dalam Ergonomi


Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan
kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga
tercapai performansi kerja yang tinggi. Dalam kata lain, tuntutan tugas
pekerjaan tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh
terlalu berlebihan (overload). Hubungan antara kemampuan kerja,
tuntutan tugas dan performa sebagai konsep dasar ergonomi dapat
dijelaskan pada bagan dibawah ini.

Gambar 2.1. Konsep Keseimbangan Ergonomi


Sumber: Manuaba, 2000 dalam Akbar, Muhammad Gifhari (2016)

6
a. Kemampuan Kerja.
Kemampuan seseorang sangat ditentukan oleh:
1. Personal Capacity (Karakteristik Pribadi); meliputi faktor usia,
jenis kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, status
sosial, agama dan kepercayaan, status kesehatan, kesegaran
tubuh, dsb.
2. Physiological capacity (Kemampuan fisiologis); meliputi
kemampuan dan daya tahan cardio-vaskuler, syaraf otot, panca
indera, dsb.
3. Psycological Capacity (Kemampuan psikologis); berhubungan
dengan kemampuan mental, waktu reaksi, kemampuan
adaptasi, stabilitas emosi,dan sebagainya.
4. Biomechanical Capacity (kemampuan Bio-mekanik) berkaitan
dengan kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian,
tendon dan jalinan tulang.
b. Tuntutan Tugas.
Tuntutan tugas pekerjaan/aktivitas tergantung pada:
1. Task and material Characteristics (karakteristik tugas dan
material); ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin,
tipe, kecepatan dan irama kerja, dsb.
2. Organization Characteristics; berhubungan dengan jam kerja
dan jam istirahat, kerja malam dan bergilir, cuti dan libur,
manajemen, dsb. Performa
3. Environmental Characteristics; berkaitan dengan manusia
teman setugas, suhu dan kelembaban, bising dan getaran,
penerangan, sosio-budaya, tabu, yang anorma, adat dan
kebiasaan, bahan-bahan pencemar, dsb.

7
c. Performa kerja
Dalam skripsi yang ditulis oleh Akbar, Muhammad Gifhari
(2016), performa kerja seseorang tergantung pada rasio dan
besarnya tuntutan tugas terhadap besarnya kemampuan individu
yang bersangkutan. Agar performa kerja yang optimal dapat
terpenuhi, perlu adanya keseimbangan antara tuntutan tugas
dengan kapasitas yang dimiliki (Manuaba, 2000 dalamTarwaka,
2004)

2.1.5. Prinsip Ergonomi


Dalam skripsi yang ditulis oleh Septian Tri Hertanto (2017),
ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari keserasian kerja dalam
suatu sistem (worksystem). Sistem ini terdiri dari manusia, mesin dan
lingkungan kerja (Bridger, 2003). Pada penerapannya jika pekerjaan
menjadi aman bagi pekerja atau manusia dan efisiensi kerja meningkat
maka tercapai kesejahteraan manusia. Keberhasilan aplikasi ilmu
ergonomi dilihat dari adanya perbaikan produktivitas, efisiensi,
keselamatan dan diterimanya sistem desain yang dihasilkan (mudah,
nyaman dan sebagainya) (Pheasant, 1999).
Ergonomi dapat digunakan dalam menelaah sistem manusia dan
produksi yang kompleks yang berlaku dalam industri sektor informal.
Dengan mengetahui prinsip ergonomi tersebut dapat ditentukan
pekerjaan apa yang layak digunakan agar mengurangi kemungkinan
keluhan dan menunjang produktivitas. Penerapan ergonomi dapat
dilakukan melalui dua pendekatan (Anies, 2005 dalam Hertanto,
Septian Tri, 2017), diantaranya sebagai berikut:
2.1.5.1.Pendekatan Kuratif
Pendekatan ini dilakukan pada suatu proses yang sudah
atau sedang berlangsung. Kegiatannya berupa intervensi,
modifikasi atau perbaikan dari proses yang telah berjalan.
Sasaran dari kegiatan ini adalah kondisi kerja dan lingkungan

8
kerja. Dalam pelaksanaannya terkait dengan tenaga kerja dan
proses kerja yang sedang berlangsung.
2.1.5.2.Pendekatan konseptual
Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan sistem dan
akan sangat efektif dan efisien jika dilakukan pada saat
perencanaan. Jika terkait dengan teknologi, sejak proses
pemilihan dan alih teknologi, prinsip-prinsip ergonomi
telahditerapkan. Penerapannya bersama-sama dengan kajian
lain, misalnya kajian teknis,ekonomi, sosial budaya dan
lingkungan. Pendekatan holistik inidikenal dengan pendekatan
teknologi tepat guna.

Aplikasi ergonomi dapat dilaksanakan dengan prinsip


pemecahan masalah. Pertama, melakukan identifikasi masalah yang
sedang dihadapi dengan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi.
Kedua, menentukan prioritas masalah dan masalah yang paling
mencolok harus ditangani lebih dahulu. Kemudian dilakukan analisis
untuk menentukan alternatif intervensi. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam penerapan ergonomi (Anies, 2005 dalam Hertanto,
Septian Tri, 2017):
a. Kondisi fisik, mental dan sosial harus diusahakan sebaik mungkin
sehingga didapatkan tenaga kerja yang sehat dan produktif
a. Kemampuan jasmani dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan antropometri, lingkup gerak sendi dan kekuatan
otot.
b. Lingkungan kerja harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi
tubuh dan anggota tubuh sehingga dapat bergerak secara leluasa dan
efisien.
c. Pembebanan kerja fisik dimana selama bekerja peredaran darah
meningkat 10-20 kali. Meningkatnya peredaran darah pada otot-otot
yang bekerja memaksa jantung untuk memompa darah lebih banyak.

9
d. Sikap tubuh dalam bekerja. Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan
dengan tempat duduk, meja kerja dan luas pandangan. Untuk
merencanakan tempat kerja dan perlengkapan yang dipergunakan,
diperlukan ukuran-ukuran tubuh yang menjamin sikap tubuh paling
alamiah dan memungkinkan dilakuka ngerakan-gerakan yang
dibutuhkan.

2.2. Fisiologi Kerja dalam K3

2.2.1. Pengertian Fisiologi Kerja


Fisiologi kerja adalah studi tentang fungsi organ manusia
yang dipengaruhi stress otot. Saat seseorang melakukan kerja fisik
diperlukan gaya otot, dan aktivitas otot ini memerlukan energi
dimana suplai energy memberi beban kepada sistem pernafasan dan
sistem kardiovaskular. Sistem pernafasan dibebani oleh kerja fisik
karena adanya peningkatan Ventilation (inhalation dan exhalation)
untuk mensuplai kebutuhan oksigen pada otot yang melakukan
pekerjaan. Sedangkan pembebanan pada sistem kardiovaskular
dikarenakan jantung harus memompa lebih cepat untuk memberikan
oksigen pada otot yang terlibat melalui pembuluh darah.
Kesimpulannya bahwa saat tubuh melakukan kerja fisik akan terjadi
perubahan pada kecepatan denyut jantung dan konsumsi oksigen.
Ketika seseorang mulai bekerja, denyut jantung dan tingkat
konsumsi oksigen meningkat sampai memenuhi kebutuhan.
Peningkatan ini tidak terjadi tiba-tiba, sehingga kebutuhan ini akan
dipenuhi terlebih dahulu oleh energi yang tersimpan di otot. Dengan
cara yang sama, ketika seseorang berhenti bekerja, kecepatan denyut
jantung dan konsumsi oksigen akan menurun secara perlahan-lahan
sampai kondisi normal. Untuk melakukan penilaian beban fisik
dalam bekerja dengan metode fisiologi maka pengukuran harus
dimulai sebelum pekerja melakukan pekerjaannya. Pengukuran terus

10
dilakukan selama waktu bekerja sampai sebelum variable – variable
fisiologi kembali ke level awal.
Selain mengukur secara langsung dengan mengetahui tingkat
konsumsi oksigen, dapat juga dilakukan pengukuran secara tidak
langsung yaitu dengan mengukur kecepatan denyut jantung
seseorang. Kecepatan denyut jantung akan meningkat saat seseorang
bekerja, karena jantung harus memompa lebih cepat untuk
memberikan oksigen pada otot yang terlibat melalui pembuluh
darah.

2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi BebanKerja


Menurut Rodhal, Adiputra dan Manuaba dalam Tarwaka
(2004 : 95), bahwa secara umum hubungan antara beban kerjadan
kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat
kompleks, baik faktor internal maupun faktor eksternal.

2.2.2.1.Beban Kerja Oleh Karena Faktor Eksternal


Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang
berasal dari luar tubuh pekerja, meliputi:
a. Tugas-tugas (task)
Meliputi tugas bersifat fisik seperti, stasiun kerja,
tata ruang tempat kerja, kondisi lingkungan kerja, sikap
kerja, cara angkut, beban yang diangkat. Sedangkan tugas
yang bersifat mental meliputi, tanggungjawab,
kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja dan sebagainya.
b. Organisasi Kerja
Organisasi kerja meliputi lamanya waku kerja,waktu
istirahat, shift kerja, sistem kerja dan sebagainya.
c. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja ini dapat memberikan beban
tambahan yang meliputi, lingkungan kerja fisik,

11
lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja biologis dan
lingkungan kerja psikologis.
2.2.2.2. Beban Kerja Oleh Karena Faktor Internal
Faktor internal beban kerja adalah faktor yangberasal
dari dalamtubuh akibat adanya reaksi daribeban kerja
eksternal yang berpotensi sebagaistressor, meliputi:
a. Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh,
status gizi,kondisi kesehatan, dan sebagainya)
b. Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan,
keinginan, kepuasan dan sebagainya).

2.2.3. Hal-hal yang Diukur dalam Fisiologi Kerja


Perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi internal
seseorang dapat terukur melalui beberapa paramateri diantaranya
yaitu:

a. Laju detak jantung (heart rate)


b. Tekanan darah(blood pressure)
c. Temparatur tubuh (body temperature)
d. Laju Pengeluaran Keringat (sweating rate)
e. Konsumsi oksigen yang dihirup (oxygen consumption)
f. Kandungan kimiawi dalam darah (latic acid content)

12
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Istilah ergonomi mulai muncul pada tahun 1949, akan tetapii aktivitas-
aktivitas yang berkaitan telah dimulai puluhan tahun sebelumnya.
Ergonomi adalah bidang multidisiplin yang menggabungkan ilmu-ilmu
psikologi, engineering, biomekanik, design industry, design grafis,
statistik, antropometri dan penelitian operasional. Intinya adalah kajian
atau studi bagaimana mendesain alat-alat agar fit (pas-cocok) dengan
tubuh manusia (pekerja) dan kemampuannya. Sebenarnya istilah faktor
manusia dan ergonomic adalah identic. (Achmadi, Umar Fahmi, 2013).
Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapsitas
kerjaharus selalu dalam garis keseimbangan sehingga tercapai performansi
kerja yangtinggi. Dalam kata lain, tuntutan tugas pekerjaan tidak boleh
terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu berlebihan
(overload).

Fisiologi kerja adalah studi tentang fungsi organ manusia yang


dipengaruhi stress otot. Saat seseorang melakukan kerja fisik diperlukan
gaya otot, dan aktivitas otot ini memerlukan energi dimana suplai energy
memberi beban kepada sistem pernafasan dan sistem kardiovaskular.
Sistem pernafasan dibebani oleh kerja fisik karena adanya peningkatan
Ventilation (inhalation dan exhalation) untuk mensuplai kebutuhan
oksigen pada otot yang melakukan pekerjaan.Sedangkan pembebanan
pada sistem kardiovaskular dikarenakan jantung harus memompa lebih
cepat untuk memberikan oksigen pada otot yang terlibat melalui pembuluh
darah. Kesimpulannya bahwa saat tubuh melakukan kerja fisik akan terjadi
perubahan pada kecepatan denyut jantung dan konsumsi oksigen.

13
3.2. Saran
Sebagai mahasiswa FKM, sudah seharusnya kita mengkaji lebih
dalam terkait materi ini. Bukan hanya karena ini adalah bagian dari mata
kuliah kita, melainkan karena ergonomi dan fisiologi kerja akan sangat
bermanfaat nantinya di masa mendatang. Bisa saja suatu saat, kita akan
menjadi seorang direktur yang harus memperhatikan berbagai elemen
yang ada dalam perusahaan sehingga produktivitas dari para pekerja dapat
efisien dan efektif.

Selain itu, ilmu yang ada dalam ergonomi dan fisiologi kerja dapat
kita manfaatkan dalam kehidupan kita sehari-hari.Saat bekerja, kita bisa
memperhatikan suasana tempat kerja, membuat tempat kerja kita lebih
aman, nyaman sehingga kelelahan maupun kejenuhan tidak terlalu cepat
menghampiri kita.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hertanto, Septian Tri. 2017. Perancangan Perbaikan pada Kursi Kerja Berdasar
Aspek Antropometri di CV. Mitra Jaya.[Thesis].Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang.

Astuti, Rahmaniyah Dwi. 2007. Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan Beban
Angkat terhadap Kelelahan Muskuloskeletal. Nomor 2/Tahun X

Tarwaka. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan


Produktivitas. Surakarta: Uniba Press

Tim Dosen Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja Program Studi
Teknik Industri, Universitas Wijaya Putra. 2009. Buku Ajar Ergonomi dan
Perancangan Sistem Kerja. Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra:
Surabaya.

Rustani, Lalan dan Nurfajriah.2015. Analisis Beban Kerja Fisiologi dan Psikologi
Karyawan Pembuatan Baju di PT Jaba Garmindo Majalengka. Jurnal
Bina Teknika, Vol II, Nomor 2 Edisi Desember 2015

15

Anda mungkin juga menyukai