Anda di halaman 1dari 8

Definisi gudang dan pergudangan

Gudang adalah tempat, bangunan atau premis untuk menyimpan barang-barang dengan
selamat sehingga barang-barang itu diperlukan. Pergudangan merangkumi semua aktiviti
yang berkait dengan penyimpanan dan penstoran barang-barang di dalam gudang.
Pergudangan ialah salah satu cabang perniagaan yang membantu melicinkan perjalanan
perniagaan dengan sara penyimpanan dan penstoran (Loo Chee Kuang, 2007).
Pergudangan berfungsi sebagai tempat menyimpan barang untuk pengeluaran atau hasil
pengeluaran dalam jumlah dan jangka masa tertentu yang kemudian proses penghantaran
barangan ke lokasi yang ditetapkan berdasarkan permintaan. Pengawalan amat diperlukan
dalam aktiviti pergerakan barang dan dokumen untuk meningkatkan penggunaan
pergudangan agar jumlah data

BAHAN BAKU KIMIA

• KIMIA INDUSTRI
• KIMIA FARMASI
• KIMIA AGRICULTURAL
• KIMIA TEXTIL
• KIMIA PIGMEN COLOUR
• KIMIA INSECTISIDA DAN PESTICIDA

• KIMIA INDUSTRI
Seiring sejalan perkembangan dan kemajuan jaman banyak sebuah industri atau pabrik-
pabrik didirikan di berbagai Negara. Industri tersebut dengan berbagai macam-macam
produksinya sesuai dengan kebutuhan manusia dan industri tersebut rata-rata 90%
menggunakan bahan-bahan kimia untuk kebutuhan produksi. Industri tersebut baik
dalam bentuk kimia bahan baku atau material produksi maupun bahan baker untuk
mesin produksi atau teknik industri. Bahan baku kimia itu sendiri banyak jenisnya
tinggal tergantung aplikasi atau fungsi dan kegunaanya sesuai kebutuhan produksi
industri tersebut.

• KIMIA FARMASI
Didalam kehidupan manusia wajar sajah kalau manusia akan terserang sebuah penyakit,
tetapi manusiapun tetap selalu mempelajari cara-cara untuk menyembuhkan sebuah
penyakit tersebut, tinggal tergantung penyakit yang diderita oleh manusia itu sendiri.
Kimia farmasi adalah salah satu kimia yang mempelajari atau memproduksi obat-obatan
baik untuk mencegah maupun mengobati sebuah penyakit si penderitanya, rata-rata
obat-obatan farmasi di formulasi khusus oleh para ahli dan diawasi ketat oleh
departemen kesehatan. Salah satu contoh bahan kimia farmasi yang digunakan untuk
pembuatan obat-obatan. Asam Sitrat Monohidrat Kegunaan : Pengasaman dalam
farmasi, synergi untuk antioksidan Informasi : Diperoleh dari hasil extrak jeruk lemon,
nanas atau fermentasi tetes dengan Aspergillus Niger

• KIMIA AGRICULTURAL
Indonesia adalah negara agraris (yang mayoritas sebagian besar wilayahnya dijadikan
lahan pertanian) banyak langkah dan sebuah cara oleh para petani untuk menuai hasil
panen yang memuaskan. Langkah dan cara tersebut adalah : Memberikan pupuk
terhadap tanaman yang ditanamnya baik menggunakan pupuk organik maupun non-
organik. Kimia agricultural, kimia yang mampu membantu menggemburkan tanah dan
menyuburkan tanaman, ada yang dengan cara di taburkan juga di semprotkan disebut
pupuk ures.

• KIMIA TEXTIL
Ketika keruntuhan manusia semakin banyak. Di jaman era globalisasi selain pangan dan
papan, sandang pun menjadi prioritas utama dalam kebutuhan hidup manusia, banyak
manusia berfikir menciptakan konsep dan sistem untuk memproduksi bahan textil dan
mendirikan pabrik textil umumnya ketika memproduksi bahan-bahan textil harus disertai
penggunaan bahan-bahan kimia. Untuk textil dari mulai tahap awal Washing Softener
(cuci pelembut) sampai Direct Agent (pewarnaan atau pemekatan warna) dengan
menggunakan sistem dan teknik juga pencampuran kimia untuk mencapai hasil yang
sempurna.

• KIMIA PIQMEN COLOUR


Adalah kimia pewarna untuk mewarnai suatu benda atau produk yang akan di warnai
agar supaya lebih menarik ketika dilihat oleh mata, piqmen colour terbagi menjadi 2 : 1.
Pewarna Basis Air (yang larut dengan air tidak larut dengan minyak) 2. Pewarna Basis
Oil (yang larut dengan minyak tidak larut dengan air)

• KIMIA INSECKTISIDA PESTICIDA


Didalam sentra pertanian dari mulai bercocok tanam sampai menuai hasil panen
terkadang tumbuh kembangnya tanaman banyak mengalami gangguan. Seperti hama,
ulat, benalu dan lain-lain. Bahan kimia insecktisida dan pesticide di formulasi khusus
untuk membasmi hama dan lain-lain, karena bersifat racun.

• KIMIA SABUN
Adalah kimia yang unsurnya surfacktan atau (poambuster) zat aktif yang memiliki
kemampuan untuk membersihkan berbagai macam sesuatu yang dibutuhkan oleh
manusia di dalam kehidupan sehari-hari contoh sabun cuci piring. Untuk membersihkan
perabot atau alat-alat rumah tangga, sabun mandi untuk membersihkan tubuh kita dan
sebagainya.

• KIMIA WATER TREATMENT Bahan-bahan kimia yang fungsinya untuk menjernihkan air
yang terkontaminasi dengan kotoran-kotoran limbah. Baik limbah karena perubahan
cuaca maupun limbah pembuangan hasil produksi pabrik. Biasanya sistem cara kerjanya
melalui 3 proses. 1. Klorinisasi 2. Koagulasi 3. Filterasi

• KIMIA UMUM : Adalah bahan-bahan kimia yang bias digunakan untuk membuat
produk-produk kebutuhan yang dipakai oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya : bahan-bahan atau produknya digunakan untuk mandi, mencuci perabot
rumah tangga juga mencuci pakaian.

• KIMIA SABUN : Adalah kimianya unsurnya surfaktan (foambuster) memiliki


kemampuan untuk membersihkan berbagai macam sesuatu yang dibutuhkan oleh
manusia di dalam kehidupan sehari-hari.

n jangka masa barang disimpan dalam nilai minimum (Romailprincipe, 2009).

PENYIMPANAN ZAT-ZAT/BAHAN-BAHAN KIMIA


Bahan kimia yang ada di laboratorium jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah
peralatan. Di samping jumlahnya yang banyak, bahan kimia juga dapat menimbulkan resiko
bahaya yang cukup tinggi. oleh karena itu hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan dan
penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko
bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities),
wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi
(inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan bahan-bahan kimia diantaranya:
wujud zat, konsentrasi zat, bahaya dari zat, label, kepekaan zat terhadap cahaya, dan
kemudahan zat tersebut menguap.
Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis akan lebih tepat
apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama
tingkat kebahayaannya. Semua bahan harus diberi label secara jeas, dan untuk larutan harus
dicantumkan tanggal pembuatannya.
Penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium di dasarkan pada wujud dari zat
tersebut (padat, cair dan gas), sifat-sifat zat (Asam dan basa), sifat bahaya zat (korosif, mudah
terbakar, racun dll), seberapa sering zat tersebut digunakan. Sistem penyimpanan bahan-bahan
kimia didasarkan pada bahan yang sering dipakai, bahan yang boleh diambil sendiri oleh
pemakai laboratorium, bahan yang berbahaya/racun, dan jumlah bahan yang dsimpan.
Cara menyimpan bahan-bahan kimia sama hanya dengan menyimpan alat-alat
laboratorium, sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan,
seperti:
1. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastic sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
2. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastic.
3. Bahan yang dapat berubah apabila terkena matahari langsung harus disimpan daam botol
gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup.
4. Bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dapat disimpan dalam
botol berwarna bening.
5. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi symbol karakteristik masing-masing bahan.
7. Sebaiknya bahan disimpan dalam botol induk yang berukuran besar. Pengambilan bahan kimia
dari botol secukupnya saja sesuai kebutuhan, dan sisa bahan praktikum disimpan dalam botol
kecil, jangan dikembalikan ke dalam botol induk, bertujuan untuk menghindari rusaknya bahan
dalam botol induk.
Tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang baika dalah di ruangan khusus, tidak
bercampur dengan tempat kegiatan praktikum berjalan. Kelembaban ruangan harus benar-
benar diperhatikan untuk mencegah agar bahan tidak mudah rusak. Untuk bahan padat yang
tidak mudah meledak atau terbakar dapat diletakkan dalam lemari tertutup, sedangkan untuk
bahan yang mudah terbakar atau meledak diletakkan dalam rak terbuka yang tidak terkena sinar
matahari secara langsung. Tujuannya agar bila terjadi ketidakberesan mudah untuk diketahui.
Tmpat penyimpanan bahan cair seperti asam, kloroform sebaiknya di simpan di lemari asam,
sedangkan untuk bahan yang tidak berbahaya dapat disimpan dalam lemari tersendiri.
Tujuannya bila terjadi kebocoran maka gas dapat langsung keluar melalui cerobong asap dari
lemari asam, jadi tidak menyebar. Untuk lebih jelas berikut akan dibahas syarat-syarat dalam
penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium.
Syarat-syarat penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium.
1. Bahan mudah terbakar
Banyak bahan-bahan kimia yang dapat terbakar sendiri, terbakar jika terkena udara,
terkena benda panas, terkena api, atau jika bercampur dengan bahan kimia lain. Fosfor (P)
putih, fosfin (PH3), alkil logam, boran (BH3) akan terbakar sendiri jika terkena udara. Pipa air,
tabung gelas yang panas akan menyalakan karbon disulfide (CS2). Bunga api dapat
menyalakan bermacam-macam gas. Dari segi mudahnya terbakar, cairan organic dapat dibagi
menjadi 3 golongan:
a. Cairan yang terbakar di bawah temperatur -4oC, misalnya karbon disulfide (CS2), eter
(C2H5OC2H5), benzena (C5H6), aseton (CH3COCH3).
b. Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4oC - 21oC, misalnya etanol (C2H5OH),
methanol (CH3OH).
c. Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21oC – 93,5oC, misalnya kerosin (minyak lampu),
terpentin, naftalena, minyak baker.
Syarat penyimpanan:
 Temperatur dingin dan berventilasi,
 Tersedia alat pemadam kebakaran,
 Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok.

2. Bahan mudah meledak


Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “explosive“ (E) dapat meledak
dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik. Contoh bahan kimia mudah meledak antara lain: ammonium nitrat,
nitrogliserin, TNT. Hal-hal yang dapat menyebabkan ledakan adalah:
a. Karena ada udara cair. Udara dapat meledak jika dicampur dengan unsur-unsur pereduksi dan
hidrokarbon
b. Karena ada gas-gas
c. Karena ada debu. Debu padat dari bahan mudah terbakar bercampur dengan udara dapat
menimbulkan ledakan dahsyat
d. Karena adanya pelarut mudah terbakar.
e. Karena ada peroksida.
Syarat penyimpanan:
 Ruangan dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari panas dan api
 Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis
Kombinasi zat-zat yang sering meledak di laboratorium pada waktu melakukan percobaan
adalah:
 Ammonium nitrat (NH4NO3), serbuk seng (Zn) dengan air
 Peroksida dengan magnesium (Mg), seng (Zn) atau aluminium (Al)
 Klorat dengan asam sulfat
 Natrium (Na) atau kalium (K) dengan air
 Asam nitrat (HNO3) dengan seng (Zn), magnesium atau logam lain
 Kalium nitrat (KNO3) dengan natrium asetat (CH3COONa)
 Nitrat dengan eter
 Halogen dengan amoniak
 Fosfor (P) dengan asam nitrat (HNO3), suatu nitrat atau klorat
 Merkuri oksida (HgO) dengan sulfur (S)

3. Bahan beracun
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “very toxic (T+)” dan “toxic (F)”
dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau
kontak dengan kulit. Contoh: kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene,
atripin, sublimate (HgCl2), persenyawaan sianida, arsen, dan gas karbon monoksida (CO) dari
aliran gas.
Syarat penyimpanan:
 Ruangan dingin dan berventilasi
 Jauh dari bahaya kebakaran
 Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan
 Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
 Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang dipergunakan

4. Bahan korosif
Bahan dan formulasi dengan notasi “corrosive (C)” adalah merusak jaringan
hidup. Contoh asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat merusak wadah dan
bereaksi dengan zat-zat beracun.
Syarat penyimpanan:
 Ruangan dingin dan berventilasi
 Wadah tertutup dan beretiket
 Dipisahkan dari zat-zat beracun

5. Bahan Oksidator
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ”oxidizing (O)“ biasanya
tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah dapat menimbulkan ledakan
dahsyat, terutama peroksida. Contoh: Chlorat, Perklorat, Bromat, Peroksida, Asam Nitrat,
Kalium Nitrat, Kalium Permanganat, Bromin, Klorin, Fluorin, dan Iodin yang mudah bereaksi
dengan Oksigen (dalam kondisi tertentu).
Syarat penyimpanan:
 Temperatur ruangan dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok
 Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

6. Bahan reaktif terhadap air


Contoh: natrium, hidrida, karbit, nitrida.
Syarat penyimpanan:
 Temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi
 Jauh dari sumber nyala api atau panas
 Bangunan kedap air
 Disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder)

7. Bahan reaktif terhadap asam


Zat-zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan gas yang mudah terbakar atau
beracun, contoh: natrium, hidrida, sianida.
Syarat penyimpanan:
 Ruangan dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
 Ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong-kantong
hydrogen
 Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja

8. Gas bertekanan
Contoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder.
Syarat penyimpanan:
 Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
 Ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari
 Jauh dari api dan panas
 Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub.
Penyimpanan bahan harus memperhitungkan sumber kerusakan bahan.Sumber-sumber
kerusakan yang disebabkan bahan-bahan kimia di dalam lingkungannya meliputi:

1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kontak dengan udara
bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan kimia dengan udara
bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas. Dampaknya bahan kimia
tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan dan keracunan.

2. Cairan: air, asam, basa, cairan lainnya


Usahakan semua bahan kimia dalam keadaan kering dan harus disimpan dalam tempat yang
kering. Cairan yang bersifat asam mempunyai daya merusak lebih hebat dari air. Asam yang
sifatnya gas seperti asam klorida bersama udara akan mudah berpindah dari tempat asalnya.
Cara yang paling baik adalah dengan mengisolir asam itu sendiri, misalnya menempatkan botol
asam yang tertutup rapat dan ditempatkan dalam lemari khusus, atau di lemari asam.

3. Suhu/temperatur
Pengaruh temperatur akan menyebabkan terjadinya reaksi atau perubahan kimia dan
dapat mempercepat reaksi. Panas yang cukup tinggi dapat memacu terjadinya reaksi oksidasi.
Keadaan temperatur yang terlalu rendah juga mengakibatkan hal yang serupa.

4. Mekanik
Bahan-bahan kimia yang harus dahindari dari benturan maupun tekanan yang besar
adalah bahan kimia yang mudah meledak, seperti ammonium nitrat, nitrogliserin,
trinitrotoluene (TNT).

5. Cahaya/Sinar
Sinar ultra violet (UV) sangat mempengaruhi bahan-bahan kimia. Seperti larutan
kalium permanganat, apabila terkena sinar UV akan mengalami reduksi, sehingga akan
merubah sifat larutan itu. Oleh karena itu untuk menyimpan larutan kalium permanganat
dianjurkan menggunakan botol yang berwarna coklat.

6. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga yang dikenal dengan “segitiga
api”. Komponen itu adalah adanya bahan bakar (bahan yang dapat dibakar), adanya panas yang
cukup tinggi, dan adanya oksigen. Untuk menghindari terjadinya kebakaran salah satu dari
komponen segitiga api tersebut harus ditiadakan. Cara termudah ialah menyimpan bahan-
bahan yang mudah terbakar di tempat yang dingin, sehingga tidak mudah naik temperaturnya
dan tidak mudah berubah menjadi uap yang mencapai titik bakarnya.

7. Sifat bahan kimia itu sendiri


Bahan-bahan kimia mempunyai sifat khasnya masing-masing. Misalnya asam sangat
mudah bereaksi dengan basa. Reaksi-reaksi kimia dapat berjalan dari yang sangat lambat
hingga ke yang spontan. Reaksi yang spontan biasanya menimbulkan panas yang tinggi dan
api. Ledakan dapat terjadi bila reaksi terjadi pada ruang yang tertutup. Contoh reaksi spontan:
asam sulfat pekat yang diteteskan pada campuran kalium klorat padat dan gula pasir seketika
akan terjadi api.
http://gudang-kimiaku.blogspot.co.id/

http://alangnaim.blogspot.co.id/2011/02/definisi-gudang-dan-pergudangan.html

http://ainunchem.blogspot.co.id/2012/12/pedoman-penyimpanan-zat-kimia-di_13.html

Anda mungkin juga menyukai