Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
NIM : 4173141047
KELOMPOK : II (DUA)
MEDAN
2019
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
I. JUDUL PERCOBAAN : PENGAMATAN KOLONI BAKTERI DAN JAMUR
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui cara melakukan pengamatan koloni bakteri dan jamur
2. Mengetahui morfologi koloni bakteri pada urin
3. Mengetahui morfologi koloni jamur pada urin
4. Mengetahui jenis-jenis bakteri yang ada pada urin
5. Mengetahui jenis-jenis jamur yang ada pada urin
III. TINJAUAN TEORITIS :
Ada beberapa metode inokulasi buatan, diantaranya adalah penyiraman (P),
penyiraman dengan pelukaan akar (PLA), dan pelukaan batang dengan tusuk jarum
(LBTJ). Ketiga metode inokulasi tersebut mempunyai efektivitas yang bervariasi
tergantung atas kondisi lingkungan, serta faktor-faktor dari tanaman dan patogennya.
Proses infeksi suatu patogen dan perkembangan suatu penyakit sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti suhu, kelembapan udara, intensitas cahaya, konsentrasi inokulum dan
isolat patogennya, individu, umur, dan varietas tanaman, serta faktor-faktor genetik
lainnya.
Pada fungi, ada dua istilah, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Identifikasi
khamir serupa dengan identifikasi bakteri, yaitu melalui tes biokimia, sedangkan
identifikasi kapang didasarkan pada kenampakan fisik, termasuk karakteristik koloni dan
spora reproduktif. Kapang (mold/filamentous fungi) merupakan mikroba anggota kingdom
fungi yang membentuk hifa. Bagian tubuh kapang dibagi dua bagian, yaitu miselium dan
spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang disebut hifa. Bagian dari hifa
yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut hifa vegetatif. Sedangkan bagian hifa
yang berfungsi sebagai alat reproduktif disebut hifa reproduktif atau hifa udara (Pratiwi,
2008).
Pengamatan karakterisasi bakteri meliputi pengamatan morfologi bakteri.
Pengamatan morfologi bakteri dilakukan secara makroskopis, mikroskopis dan uji
biokimia. Pengamatan sel secara makroskopis meliputi pengamatan morfologi koloni
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
bakteri. Pengamatan dilakukan dengan mengamati bentuk, elevasi, tepian dan warna koloni
bakteri yang tumbuh pada media Pikovskaya.
Pengamatan secara mikroskopis dilakukan dengan melihat bentuk dan warna sel
dengan pewarnaan gram. Uji biokimia yang dilakukan meliputi uji katalase, uji motilitas,
uji oksidatif fermentative (OF), uji sitrat, uji urea, uji gelatin, uji kebutuhan oksigen, uji
katabolisme karbohidrat, uji dekarboksilase dan uji Kligler Iron Agar (KIA) (Marista, dkk.,
2013).
Isolasi bakteri. Sampel yang telah dihaluskan, kemudian dilakukan seri pengenceran.
Metode seri pengenceran yang dilakukan dengan mengambil sebanyak 1 g sampel,
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml akuades sehingga didapat
pengenceran 10-1, untuk mendapatkan pengenceran 10-2 dilakukan dengan mengambil 1 ml
dari pengenceran 10-1 dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml akuades,
demikian seterusnya dilakukan seri pengenceran hingga 10-5. Pengenceran 10-4 dan 10-5
diambil 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah berisi media TSA dan
diratakan, lalu diinkubasi dengan posisi cawan terbalik selama 24-48 jam pada temperatur
30ºC. Identifikasi bakteri. Setelah inkubasi selama 48 jam, dilakukan isolasi bakteri
dengan metode goresan kuadran beberapa tahap hingga diperoleh 1 isolat yang murni
(Yulvizar, 2013).
Morfologi koloni adalah salah satu di antara berbagai karakter bakteri, yang juga unik
untuk genus bakteri tertentu yang dapat berperan dalam identifikasi awal. Ukuran (diukur
dalam milimeter - pinpoint (≤ 1 mm), koloni kecil (2-3 mm), sedang (4-5 mm), dan besar
(> 5 mm)), bentuk (melingkar, tidak beraturan, romboid, umbonat, umbonat) , berfilamen,
atau rhizoid), bau (curdy, fruity, pungent, mentega, bleachy, putrid), tekstur (halus,
transparan, buram, tembus cahaya, kilap logam, berkilau, kasar, kusut, lembab, berlendir,
pitting, atau korosi) ketinggian di atas media padat (datar, terangkat, atau cembung),
margin koloni (seluruh, berserabut, atau tidak beraturan), dan produksi pigmen (kuning,
emas kuning, keputihan, hijau, hijau kebiruan, atau oranye) adalah di antara sifat fisiologis
bakteri yang paling umum, yang memerlukan identifikasi dan karakterisasi (Kandi, 2015).
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
IV. ALAT DAN BAHAN :
IV.1. ALAT IV.2. BAHAN
No Nama Alat Jumlah No Nama Bahan Volume
1 Cawan Petri 1 unit 1 Aquades 200 ml
2 Bunsen 2 unit 2 Nutrient agar 2 gr
3 Jarum Ose 2 unit 3 Potato dextrose agar 3,9 gr
4 Tabung reaksi 2 unit 4 Urin Secukupnya
5 Pipet tetes 1 unit 5 Kotoran gigi Secukupnya
6 Gelas Ukur 1 buah 6 Sputum Secukupnya
7 Pemutar tabung 1 unit 7 Kotoran telinga Secukupnya
8 Inkubator 1 unit 8 Telur busuk Secukupnya
9 Plastik warp 1 gulung
10 Kertas HVS 2 lembar
V. PROSEDUR KERJA :
1. Media yang sudah disiapkan dituang pada cawan petri steril, kemudian mendiamkannya
sampai memadat.
2. Sembari menunggu medianya memadat, menyiapkan inokula yang diencerkan dengan
aquades dengan 2 kali pengenceran pada tabung reaksi. Untuk pengenceran, 1mL urin +
9mL aquades dan 1mL dari larutan itu + 9mL aquades (10-2).
3. Menghomogenkan larutan tersebut dengan pemutar tabung hingga homogen
4. Menggoreskan larutan yang berisi inokula ke media NA untuk bakteri dan PDA untuk
jamur dengan menggunakan jarum ose diantara 2 bunsen yang menyala. Kegiatan ini
dilakukan dengan aseptis.
5. Mengunci cawan petri yang sudah berisi media dan inokula dengan plastik warp agar tidak
terbuka
6. Membungkus kedua cawan petri dengan menggunakan kertas HVS. Pada media NA untuk
bakteri, medianya di balik dan pada media PDA untuk jamur, tidak dibalik.
7. Menyimpan kedua media pada inkubator. Pada media NA (bakteri) disimpan selama 4 x
24 jam dan pada media PDA (jamur) disimpan selama 7 x 24 jam.
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI.1. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Pengamatan Bakteri
No. Sampel Gambar Morfologi Warna
Bentuk Elevasi Tepian Permukaan
1 Urin Bundar Cembung Licin Mengkilat Krim
2 Kotoran Bundar dengan Timbul Tak Mengkilat Putih
teling tepian beraturan
menyebar
3 Telur busuk Tidak beraturan Berbukit- Berombak Mengkilat Putih
menyebar bukit kekunin
gan
4 Sputum Bundar Timbul Berombak Mengkilat Krim
5 Kotoran Bundar Cembung Licin Mengkilat Putih
gigi
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
VI.2. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan didapati bahwa koloni bakteri pada urin, kotoran
telinga, telur busuk, sputum, dan kotoran gigi memiliki morfologi yang bermacam-macam.
Pada urin, bentuk koloni bundar dengan elevasi cembung dan tepian licin, permukaanya
mengkilat dan berwarna krim. Pada kotoran telinga, bentuk koloni bundar dengan tepian
menyebar, elevasi timbul dan tepian tidak beraturan, permukaanya mengkilat dan berwarna
putih. Pada telur busuk, bentuk koloni tak beraturan menyebar, elevasi berbukit-bukit dan
tepian berombak, permukaanya mengkilat dan berwarna putih kekuningan. Pada sputum,
bentuk koloni bundar, elevasi timbul dan tepian berombak, permukaanya mengkilat dan
berwarna krim. Pada kotoran gigi, bentuk koloni bundar, elevasi cembung dan tepian licin,
permukaanya mengkilat dan berwarna putih.
Koloni jamur pada bahan percobaan hanya terdapat pada urin, sputum, dan kotoran
gigi yang mana memiliki morfologi koloni jamur yang berbeda-beda pula. Pada urin,
bentuk koloni tidak beraturan dan menyebar, elevasi berbukit-bukit dan tepian tidak
beraturan, permukaannya suram dan berwarna krim. Pada sputum, bentuk koloni tidak
beraturan dan menyebar, elevasi berbukit-bukit dan tepian tidak beraturan, permukaannya
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
suram dan berwarna krim. Pada kotoran gigi, bentuk koloni filiform, elevasi cembung dan
tepian seperti wol, permukaannya suram dan berwarna hijau.
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
Mikroorganisme yang Ada di Kotoran Gigi
Pada kotoran gigi terdapat bakteri negatif yang terdiri atas Phorphyromonas
gingivalis, Pevotella intermedia, Fusobacterium nucleatum,
Antinobacillus/Aggregatibacter actinomycetemcomitans, Treponema denticola, Neisseria,
dan Veillonella.
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
Koloni Bakteri pada Urin (Menurut Hasil Praktikum)
Setelah diinkubasi selama 4 x 24 jam, pada media NA terdapat koloni bakteri yang
berbentuk bundar, elevasi cembung, tepian licin, dengan permukaan mengkilat dan
berwarna krim.
Koloni Jamur pada Urin (Menurut Literatur)
Setelah dilakukan penanaman 22 sampel pada media PDA yang telah diinkubasi
selama 24 jam. Hasil pengamatan secara makroskopis terdapat 4 sampel positif jamur
Candida sp. dengan ciri-ciri koloni berwarna putih kekuningan, berbau asam, koloni
berbentuk seperti ragi, permukaan koloninya basah dan cembung. Ciri-ciri koloni jamur
Candida sp. Secara makroskopis pada media umumnya berbentuk bulat dengan permukaan
sedikit cembung, halus, licin dan kadang-kadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni
yang telah tua. Umur biakan mempengaruhi besar kecil koloni.Warna koloni putih
kekuningan dan berbau asam seperti aroma tape. Hasil dari pemeriksaan makroskopis dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar Koloni Jamur Candida albicans pada media agar PDA setelah inkubasi 24 Jam
(Indrayati, dkk., 2018).
Koloni Jamur pada Urin (Menurut Hasil Praktikum)
Setelah diinkubasi selama 7 x 24 jam, pada media PDA terdapat koloni jamur yang
bentuknya tidak beraturan dan menyebar, elevasi berbukit-bukit, tepian tak beraturan,
dengan permukaan suram dan berwarna krim.
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
Media NA dan PDA
Media yang digunakan dalam peremajaan bakteri adalah media NA (Nutrient Agar),
dimana media ini mengandung nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan bakteri. Semua
organisme termasuk bakteri membutuhkan nutrisi untuk memenuhi kehidupan yang
diperlukan dalam pertumbuhan organisme tersebut. Adapun komponen-komponen nutrisi
yang ada pada media NA adalah ekstrak daging sapi, pepton, dan agar. Ekstrak daging sapi
merupakan salah satu komponen yang mengandung karbohidrat, nitrogen, vitamin, dan
garam. Sedangkan pepton merupakan sumber utama nitrogen. Sebagai bahan pemadat,
dalammedia NA digunakan agar, namun agar disini tidak merupakan sumber nutrisi bagi
pertumbuhan bakteri .
Media yang digunakan untuk peremajaan jamur adalah media PDA (Potato Dextrose
Agar). Media tersebut mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur yaitu potato
(kentang), dextrose, dan agar. PDA merupakan media yang cocok digunakan untuk
pertumbuhan ragi dan jamur. Media ini mengandung kentang yang dapat mempercepat
proses sporulasi dan pigmentasi bagi jamur. Disamping itu juga mengandung antibiotik
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri,sehingga diharapkan tidak terjadi
kontaminasi oleh bakteri dan hanya jamur serta ragi saja yang dapat tumbuh di dalamnya
(Pelczar dan Chan, 2008).
Teknik-Teknik Isolasi
1. Spread Plate Method (Tebar/Sebar)
Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi
kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat.
Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba. Karena konsentrasi
sel-sel mikroba pada umumnya tidak diketahui, maka pengenceran perlu dilakukan
beberapa tahap, sehingga sekurang-kurangnya ada satu dari pengenceran itu yang
mengandung koloni terpisah (30-300 koloni). Koloni mikrobia yang terpisah
memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung.
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
Bentuk (shape) koloni, dapat berupa circular (bulat beraturan), irregular (tidak
beraturan), dan punctiform (berupa titik)
Bentuk margin atau bentuk pinggiran koloni, dapat berupa entire (halus dan
beraturan), undulate (bergelombang), lobate, filamentous (berfilamen), dan rhizoid
(bercabang seperti akar)
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
Elevasi koloni, dapat dilihat melalui sisi samping cawan Petri, dapat berupa flat (rata),
raised, convex, pulvinate (lebih tinggi dari convex), dan umbonate (raised in the center)
Tekstur koloni, dapat berupa moist, mucoid, dan dry (kering)
Pembentukan pigmen atau warna koloni, berupa warna koloni yang terbentuk, dapat
pula digabungkan dengan penampakan warna lainnya seperti opaque (buram),
translucent (agak transparan), shiny (mengkilap), dan dull (pucat)
Gambar Morfologi Koloni Bakteri (Leboffe, M.J., dan Pierce, B.E., 2012)
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
VII. KESIMPULAN :
1. Cara melakukan pengamatan koloni bakteri dan jamur ialah dengan menggunakan
media biakan seperti NA (untuk bakteri) dan PDA (untuk jamur) dimana dilakukan
inokulasi (menggunakan urin) pada media secara aseptis yang dapat dilakukan
dengan berbagai metode, salah satunya ialah streak plate method (metode gores).
2. Morfologi koloni bakteri pada urin ialah berbentuk bundar, elevasi cembung, tepian
licin, dengan permukaan mengkilat dan berwarna krim.
3. Morfologi koloni jamur pada urin ialah bentuknya tidak beraturan dan menyebar,
elevasi berbukit-bukit, tepian tak beraturan, dengan permukaan suram dan berwarna
krim.
4. Jenis-jenis bakteri yang terdapat pada urin ialah Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pyogenes, Escherichia coli, Klebsiella
oxytoca, Klebsiella ozaenae, Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa
5. Jenis jamur yang terdapat pada urin ialah Candida sp.
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
Marista, Khotima, dan Linda. (2013). Bakteri Pelarut Fosfat Hasil Isolasi dari Tiga Jenis
Tanah Rizosfer Tanaman Pisang Nipah (Musa paradisiaca var. nipah) di Kota
Singkawang. Protobiont. 2(2) : 93-101.
Pelczar, Michael J. ECS. Chan. (2008). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Pratiwi, Sylvia T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.
Widianingsih dan Aldino. (2018). Isolasi Escherichia coli dari Urine Pasien Infeksi
Saluran Kemih Di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri. AL-KAUNIYAH: Journalof
Biology,11(2): 100-108.
Yulvizar. (2013). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik pada Rastrelliger sp.
Biospecies. 6(2) : 1-7.
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
IX LAMPIRAN
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________