Anda di halaman 1dari 12

39

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015


 
ANALISIS PERAN PERAWAT TRIAGE TERHADAP WAITING TIME DAN
LENGTH OF STAY PADA RUANG TRIAGE DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT dr SAIFUL ANWAR MALANG

Vita Maryah Ardiyani ¹), M. Titin Andri W. ²), Rinik Eko K. ³)


),2),3)
¹ Program Magister Keperawatan Gawat Darurat Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit krusial yang berfungsi sebagai pintu
utama dalam penanganan kasus kegawatdaruratan. Pada Istalasi gawat darura total Lengh Of Stay
(LOS) dan Waiting time digunakan untuk melihat tingkat kepadatan dan kinerja klinis. Pada
kegiatan triage perawat bertanggung jawab untuk dapat mengambil keputusan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan peran perawat triage dengan waiting time dan length of stay
pada ruang triage di instalasi gawat darurat rumah sakit dr Saiful Anwar Malang dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Subyek dalam penelitian ini adalah pasien pada ruang
triage dengan teknik quota sampling sebanyak 200 pasien dan perawatan ruang triage yang
menangani 200 pasien tersebut. Data dikumpulkan melalui lembar observasi yang telah di validasi
dengan uji kappa. Hasil penelitian menunjukkan analisis bivariat menggunakan uji Chi Square
dengan tingkat kepercayaan 0,05 didapatkan terdapat hubungan antara peran perawat dengan
waiting time ( p =0.000.), tidak terdapat hubungan antara peran perawat dengan length of stay (p =
0.263). Analisis multivariat menggunkan regresi logistik didapatkan kontribusi peran perawat
sebesar 10% pada waiting time dan 0.9 % pada length of stay. Bagi perawat diharapakan
meningkatkan skill terkait penanganan pasien triage, pemahaman kasus, penetapan kriteria
kegawatadaruratan secara tepat dan peran koloborasi dapat menjadi fokus dalam penangan
pasien pada ruang triage. Penelitian selanjutnya diharapkan mengkaji secara detail faktor-faktor
lain yang mengpengaruhi kinerja perawat dan penangan pasien pada ruang triage.

Kata kunci: peran perawat, waiting time, penetuan prioritas, length of stay, triage

PENDAHULUAN Pada Instalasi gawat darurat total Length


Instalasi Gawat Darurat (IGD) Of Stay (LOS) dan Waiting time digunakan
merupakan unit krusial dari suatu rumah untuk melihat tingkat kepadatan dan kinerja
sakit yang berfungsi sebagai pintu utama klinis. Pengukuran Lengh Of Stay (LOS)
dalam penanganan kasus kegawatdaruratan. setiap pasien diukur dari awal kedatangan
Kunjungan pasien ke Instalasi Gawat pasien sampai dengan perpindahan pasien
Darurat (IGD) mencapai 4.402.205 (13,3%) ke unit lain yang digunakan sebagai indikator
dari total seluruh kunjungan di RSU dengan kunci penilaian efesiensi peningkatan kinerja
jumlah kunjungan 12% merupakan rujukan operasional dan klinis (Niels, et al, 2012).
dari Rumah Sakit Umum yang berasal dari Sistem triage di Indonesia belum
1.033 Rumah Sakit Umum dari 1.319 terstandart secara nasional, meskipun
Departemen Kesehatan telah menetapkan
40
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 
sistem triage nasional akan tetapi pada ruang triage Waiting time rata-rata dari
pelaksanaannya belum teraplikasi secara penanganan 10 pasien dewasa adalah 1-3
nasional. Secara konsep, perawat merupakan menit dimana standart Waiting time adalah 0
petugas kesehatan yang mempunyai peran menit dimana jika terdapat kepadatan pasien
dan tanggung jawab utama dalam melakukan yang mempengaruhi waitingtime akan
triage di Instalasi Gawat Darurat (IGD) berpengaruh pada peningkatan trobolisis,
(Andersson, Omberg & Svedlund, 2006). peningkatan antibiotic, berpengaruh pada
Pada kegiatan triage perawat bertanggung status fungsional, kematian dan peningkatan
jawab untuk dapat mengambil keputusan waktu rawat inap pada rumah sakit (Mason.
segera (decision making), melakukan Suzane, 2007). Penelitian ini bertujuan
pengkajian resiko, pengkajian sosial, untuk menganalisis hubungan peran perawat
diagnosis, menentukan prioritas dan triage terhadap waiting Time dan length of stay
merencanakan tindakan berdasarkan tingkat pada ruang triage di instalasi gawat darurat
urgency pasien (Sands, 2007). rumah sakit dr Saiful Anwar Malang.
Hasil observasi pada laporan
manajemen rumah sakit dr Sailful Anwar METODE
Malang pada bulan desember tahun 2013 Penelitian ini menggunakan jenis
menunjukkan jumlah rata-rata pasien penelitian kuantitatif observasional analitik
perhari adalah 83 pasien dan jumlah rata-rata yang mempelajari determinant yaitu faktor-
pasien perminggu adalah 442 pasien. Sebagai faktor yang berhubungan dengan kejadian
rumah sakit provinsi tipe A pendidikan dan masalah yang berkaitan dengan
rumah sakit dr Saiful Anwar Malang kesehatan. Desain penelitian mengggunakan
merupakan rumah sakit rujukan utama dari pendekatan studi penampang analitik
segala penjuru rumah sakit di Jawa timur. (analytic cross sectional study)
Pelaksanaan triage pada rumah sakit dr Saiful Populasi dalam penelitian ini adalah
Anwar Malang sepenuhnya dilaksanakan pasien dan perawat triage di Instalasi Gawat
oleh perawat yang berwenang penuh atas Darurat Rumah Sakit dr Saiful Anwar
operasional kegiatan di ruang triage sampai Malang. Subyek dalam penelitian ini adalah
dengan penentuan prioritas pasien pada ruang triage pada Unit gawat
kegawatdaruratan pasien dimana Lengh Of Darurat Rumah Sakit dr. Saiful Anwar
Stay (LOS) dan Waiting time sebagai salah Malang dengan teknik quota sampling
satu indikator kunci penilaian efesiensi sebanyak 200 pasien dan perawatan ruang
peningkatan kinerja operasional dan klinis. triage yang menangani 200 pasien tersebut
Berdasarkan observasi yang dilaksanakan
41
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 
Instrumen yang digunakan dalam melalui lembar observasi yang telah di
penelitian ini dengan menggunakan validasi dengan uji kappa.
observasi yang disusun peneliti berdasarkan
tinjauan pustaka yang berpedoman pada HASIL PENELITIAN
standar waitingtime,dan length of stay). Pada Hasil penelitian pada subjek perawat
komponen peran perawat lembar observasi didapatkan data umum perawat meliputi
di susun berdasarkan teori proritas peran jenis kelamin, umur dan riwayat pendidikan.
perawat yang dilaksanakan pada ruang triage Tabel.1 menunjukkan data umum 13
Instalasi Gawat Darurat. Data dikumpulkan perawat traige yang memenuhi kriteria
inklusi penelitian.

Tabel 1 Karakteristik umum subjek perawat triage IGD RSU dr. Saiful Anwar Malang.
Kategori Jenis kelamin(%) Total (%)
Pria Wanita
Usia 37±8.25 ≥ 37 tahun 30.77 30.77 62.54
<37 Tahun 15.38 23.08 38.46
Pendidikan S1 Keperawatan 7.69 7.69 15.38
terakhir
D3 Keperawatan 38.46 46.15 84.62
Masa kerja 5-10 Tahun 7.69 23.07 30.74
10-15 Tahun 15.38 38.46 53.84
Total 46.15 53.85 100

Berdasarkan tabel diatas rata –rata Keperawatan. Dalam Kategori masa kerja
usia perawat pada ruang triage Instalasi perawatan di ruang triage dikategorikan pada
gawat darurat 37 tahun (SD = 8,25)yang rentang 5-10 tahun dengan persentase
merupakan rentang usia produktif. jumlah perawat sebesar 30.74% dan untuk
Pendidikan perawatan di ruang triage sesuai rentang masa kerja 10-15 tahun dengan
dengan kriteria inklusi dikategorikan dalam persentase jumlah perawat sebesar 53.84%
jenjang D3 dan S1 keperawatan dengan Hasil penelitian pada subjek 200
persetase 15.38% menepuh jenjang pasien triage diperoleh karakter subjek
pendidikan S1 keperawatan dan 84.62% pasien bedasarkan usia, jenis kelamin dan
menepuh jenjang pendidikan D3 kategori kasus yang dijabarkan pada tabel.2
42
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 

Tabel 2 Karakteristik umum subjek pasien triage di IGD RSU dr. Saiful Anwar Malang

Variabel Kategori Jenis kelamin(%) Total (%)


Laki-laki Perempuan
Usia pasien Anak 3.5 6.5 10
Dewasa 48 42 90
Kategori Trauma 9.5 7 16.5
Kasus
Non Trauma 31.5 57 88.5
Total 41 59 100

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan usia Berdasarkan hasil penelitian


pasien dikategorikan menjadi 2 kategori didapatkan data peran perawat, waiting time,
yaoti anak dan dewasa dengan sebagian length of stay dan penentuan prioritas
besar subjek merupakan kategori pasien kegawatdaruratan di ruang triage IGD
dewasa sebar 90 %. Pengkategorian kasus rumah sakit dr. Saiful Anwar Malang yang
pasien dikategorikan menjadi kasus trauma tergambar pada tabel 5.
dan non trauma dengan persentase terbesar
pada non trauma.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Peran Perawat, Waitingtime dan Length Of Stay

Variabel Kategori Jumlah responden Persentase (%)


Peran perawat Tidak baik 12 6
Baik 188 94
Waiting time Sesuai standart 155 77.5
Tidak Sesuai Standar 45 22.5
Lengt Of stay Sesuai standart 38 19
Tidak Sesuai Standar 162 81

total 200 100

Berdasarkan tabel 3 diketahui gambaran sebagian besar sesuai dengan standar ( 0


variabel penelitian berdasarkan kategori detik) sebesar 77.5% sedangkan waitingtime
penilaian. Peran perawat dijabarkan menjadi pasien yang tidak sesuai standart( lebih dari
2 kategori, perawat yang menjalankan peran 0 detik) sebesar 22.5%. Lengt Of stay pasien
dengan baik pada pasien sebesar 94%, pada ruang triage sebesar 81% tidak sesuai
perawat yang menjalakan peran dengan tidak dengan standar yaitu maksimal 5 menit pada
baik hanya sebesar 6%. Waiting time pasien pasien dewasa dan maksimal 7 menit untuk
untuk mendapatkan tindakan medis pasien anak-anak.
43
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 

Tabel 4 Hubungan peran perawat dengan waiting time di IGD RSU dr. Saiful Anwar Malang.

Variabel waiting time (%)


Tidak sesuai Sesuai Total P
standar standar (%)
Peran Tidak baik
perawat 4.5 2.0 6.5 0.000
Baik
18.5 75.5 93.5
Total
23 77 100.0
Berdasar tabel 4 didapatkan gambaran dilakukan untuk mengetahui hubungan
peran perawat yang dihubungkan dengan antara peran perawat dengan waiting time dan
waitingtime. Keseuaian waiting time didapatkan hasil p value sebesar 0.000 < (α
berdasarkan standar terlihat terutama pada 0.05) sehingga H1 di terima, artinya terdapat
perawat yang menjalankan peran dengan hubungan antara peran perawat dengan
baik yaitu sebesar 75.5%. Uji chi square waiting time.

Tabel 5 Hubungan peran perawat dengan length of stay di IGD RSU dr. Saiful Anwar Malang.

Variabel Length of Stay (%)


Tidak sesuai p
standar Sesuai standar Total (%)
Peran Tidak baik
perawat 4.5 2.0 6.5 0.263
Baik
76.5 17.0 93.5
Total
81.0 19.0 100.0

Berdasar tabel 5 diketahui tidak baik sebesar 19%. Hasil uji chi square
persentase lenght of stay sebagaian besar tidak untuk mengetahui hubungan peran perawat
sesuai dengan standar yaitu sebesar 81%. dengan length of stay didapatkan hasil p value
Persentase sebaran ketidaksesuaian lenght of sebesar 0.263 > (α 0.05) sehingga H1 di
stay dengan standar didapatkan perbedaan tolak yang artinya tidak terdapat hubungan
yang signifikan pada perawatan yang antara peran perawat dengan length of stay
menjalankan peran dengan baik sebanyak di IGD RSU dr. Saiful Anwar Malang.
81% dan perawat yang menjalankan dengan
44
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 

Tabel 6 Hubungan peran perawat dengan waiting time, dan Length Of Stay. di IGD RSU dr. Saiful
Anwar Malang

Hubungan antar variabel Nilai Walt-test Nilai r Square


regresi logistik Regresi Logistik
Peran perawat dengan waiting time 51.714 0.100
Peran perawat dengan length of stay 64.716 0.009

Berdasar tabel 6 dapat disimpulkan peran Malang. Pelaksanaan peran perawat yang
perawat memiliki signifikasi pada tiga berdasar prosedur rumah sakit juga sesuai
variabel terikat yaitu waitingtime, penentuan, dengan peran perawat triage yaitu segera
dan length of stay dengan kontribusi sebesar melakukan intervensi dan prosedur
10% pada waiting time, dan 0.9 % pada length organisasi untuk meningkatkan keselamatan
of stay. pasien dan petugas di unit gawat darurat
(College Emergency Nursing Australia, 2007).
PEMBAHASAN
Peringkat kedua pelaksanaan peran
Pelaksanaan Peran Perawat Pada Ruang
perawat berdasarkan hasil observasi pada
Triage di IGD RSU dr. Saiful Anwar
perawat triage IGD RSU dr. Saiful Anwar
Malang.
Malang adalah peran komunikator. Dimana
Pada ruang triage peran perawan
perawat mengindentifikasi masalah klien
pada penelitian ini di fokuskan pada 3 peran
kemudian mengkomunikasikan hal ini secara
utama yaitu care giver, leader, manager dan
verbal atau tertulis kepada anggota lain
komunikator. Data yang di dapatkan dari
dalam tim kesehatan (Barbara et all, 2010 &
observasi peran perawat perawat sebesar
Potter and Perry, 2005). Peran perawat
94% perawat menjalankan perannya dengan
sebagai komunikator merupakan prosedur
baik dan hanya sebesar 6% perawat yang
yang harus dilaksanakan oleh perawat ruang
menjalankan peran dengan tidak baik. Secara
triage IGD RSU dr. Saiful Anwar Malang
keseluruhan perawat yang menjalankan care
dimana komunikasi baik secara verbal
giver yaitu sebagai pemberi asuhan fisik,
maupun nonverbal dilakukan oleh perawat
psikososial, perkembangan, budaya dan
terutama pada saat serah terima pasien ke
spiritual (Barbara et all, 2010 & Potter and
ruang kritis setelah penentuan prioritas
Perry, 2005). Peran perawat triage sebagai care
kegawatdaruratan, sedangkan komunikasi
giver didasarkan pada alur prosedur
secara tertulis dilakukan perawat melalui
pemeriksaan wajib pada system pelayanan
ruang triage IGD RSU dr. Saiful Anwar
45
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 
lembar dokumentasi baik pada ruang triage ketersediaan perawat pada ruang triage.
maupun pada lembar triage pasien. Waiting time dihitung pada setiap pasien yang
Peran perawat sebagai leader dan mendapatkan tindakan medis dengan tingkat
manager dilaksanakan hanya pada sebagian ketepatan waktu yang paling tepat untuk
kecil perawat. Minimnya pelaksanaan peran setiap tindakan medis yang didapatkan
sebagai leader dan manager dipengaruhi (Huffman, 1994). Ketidak sesuaian waiting
minimnya jumlah perawat di ruang triage time dengan standart dijumpai terutama pada
sehingga sebagian merawat melaksanakan kasus kasus prioritas 3 dimana ketika jumlah
peran mandiri dalam pelayanan pasien pada pasien melebihi jumlah perawat maka
ruang triage. Pada pelaksanan peran perawat pasien-pasien dengan kriteria kegawatan
sebagai leader dan manager dilakukan yang paling ringan mendapatkan penundaan
perawat triage berupa pendelegasian penanganan pada ruang triage. Penangan
tindakan, melakukan monitoring tindakan pasien berdasarkan prioritas merupakan
delegasi dan mendokumentasikan penerapan sistem triage dalam rangka
monitoring. Sebuah penelitian pada tahun pengurangan waktu tunggu untuk
2012 disebuah rumah sakit di Tanggerang mendapatkan tindakan medis (Depkes RI,
menyimpulakan dengan adanya peran 2005).
perawat yang baik maka akan meningkatkan
penanganan pasien pada Instalasi Gawat Perbandingan Length of Stay Dengan
Darurat ( Trisniati, Eni, 2012). Standar di Ruang Triage IGD RSU dr.
Saiful Anwar Malang.
Perbandingan Waiting time Dengan Berdasarkan observasi Lengt Of stay
Standar di Ruang Triage IGD RSU dr. pasien pada ruang triage sebesar 81% tidak
Saiful Anwar Malang. sesuai dengan standar yaitu maksimal 5
Hasil observasi waiting time pada 200 menit pada pasien dewasa dan maksimal 7
pasien triage didapatkan hasil sebesar 77.5% menit untuk pasien anak-anak. Persentase
sesuai dengan standar ( 0 detik) sedangkan ketidak sesuaian lenght of stay dengan standar
waitingtime pasien yang tidak sesuai standart( pada ruang triage IGD RSU dr. Saiful Anwar
lebih dari 0 detik) sebesar 22.5%. Sesuai Malang di pengaruhi oleh manajemen ruang
dengan ketetapan prosedur rumah sakit yang triage dimana pasien tidak dapat dipindahkan
memberikan tindakan langsung pada pasien, keruang kritis sebelum status dokumentasi
ketidak sesuaian waitingtime dengan standar pasien jelas kecuali untuk kasus kasus kritis
dipengaruhi oleh jumlah pasien pada setiap prioritas 1. Hasil observasi length of stay sesuai
shift yang dibandingakan dengan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
46
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 
lenght of stay yaitu penempatan staf, petugas hubungan antara beban kerja fisik dengan
kesahatan, waktu kedatangan pasien dan waktu tanggap perawat (Widodo, Panggah
pelaksanaan manajemen rumah sakit (Yoon Dan Pratiwi, Arum, 2008). Dapat
et all, 2003). Strategi pemeriksaan pasien dan disimpulkan bahwa waiting time pada
penanganan yang dipilih oleh perawat juga Instalasi Gawat Darurat dipengaruhi oleh
sangat berpengaruh pada Lengt Of stay pada beban kerja perawat secara fisik dimana
ruang triage. penjabaran beban fisik secara umum dapat
dilihat pada kuantitas pasien yang ditangani.
Hubungan Peran Perawat dengan Waitingtime sebagai salah satu
Waiting time di Ruang Triage IGD RSU indikator penilaian efisiensi peningkatan
dr. Saiful Anwar Malang. kinerja klinis (Mason. Suzane, 2007) dimana
Uji chi square dilakukan untuk menjadi bagian dari proses triage yang
mengetahui hubungan antara peran perawat diterapkan pada ruang triage yang didalamnya
dengan waiting time dan didapatkan hasil p terdapat sebuah pelaksanaan manajemen di
value sebesar 0.000<(α 0.05) sehingga IGD yang menjadi prosedur tetap dalam
terdapat hubungan antara peran perawat penanganan pasien (Yoon et all, 2003).
dengan waiting time. Dari 200 subjek Berdasarkan prosedur tetap pelayanan ruang
penelitian angka keseuaian waiting time triage, pemberian tindakan medis pada pasien
dengan standar cukup besar mencapai secara tepat dilalaksanakan secara prosedural
77.5% dan hal ini berhubungan dengan sesuai ketentuan rumah sakit. Peneletian
pelaksanaan peran perawat yang baik. sebelumnya yang dilaksanakan pada untuk
Pengukuran waiting time dilakukan pada mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
setiap pasien yang mendapatkan tindakan dengan waktu tanggap pada penanganan
dengan tingkat ketepatan waktu yang paling kasus pada respon time intalasi gawat
tepat untuk setiap tindakan medis yang darurat RSUP dr Wahidin Sudirohusodo
didapatkan dimana perawat bertindak menunjukkan hasil Hubungan ketersediaan
sebagai penerima pertama pasien dan orang petugas triase dengan waktu tanggap di IGD
pertama yang memberikan tindakan pada Bedah terlihat dari hasil terdapat hubungan
pasien sehingga berpengaruh pada yang bermakna antara keberadaan dokter
waitingtime pasien. Sebuah penelitian yang dan perawat triase di meja triase untuk
dilaksanakan untuk mengetahui hubungan menerima pasien baru dengan ketepatan
beban kerja perawat dengan waktu tangga waktu tanggap (Sabriyati dkk, 2012).
perawat gawat darurat pada RSU Boyolali
pada tahun 2007 didapatkan hasil terdapat
47
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 
Hubungan Peran Perawat dengan dilaksanakan di rumah sakit Royal Victoria
Length Of Stay di Ruang Triage IGD Inggris menunjukkan hasil bahwa
RSU dr. Saiful Anwar Malang. penggunaan tim triage secara signifikan
Berdasarkan hasil penelitian, uji chi menurunkan waktu pengkajian, waktu
square yang dilakukan untuk mengetahui tunggu dan pemindahaan pasien selama
hubungan peran perawat dengan length of stay waktu intervensi pada pasien (Subash F et
didapatkan hasil p value sebesar 0.263 > (α all, 2003).
0.05) yang artinya tidak terdapat hubungan length of stay pada ruang triage
antara peran perawat dengan length of stay dipengaruhi tingkat kegawatan pasien
pasien pada ruang triage IGD RSU dr. Saiful dimana pada kasus kasus pasien prioritas 3
Anwar Malang. Peran perawat sebagai care ditemukan length of stay melebihi standar yang
giver berpengaruh pada length of stay pasien juga dipengaruhi ketersediaan tenaga
pada ruang triage dimana mencapkup strategi kesehatan pada ruang triage. Sejalan dengan
pemeriksaan dan penanganan yang dipilih penelitian pada sebuah rumah sakit di jakarta
dalam penanganan barbagai kasus di ruang utara yang meneliti faktor-faktor yang
triage (Yoon et all, 2003). Selain itu mempengaruhi Length Of Stay pada rumah
berdasarkan pelaksanaan peran perawat sakit tersebut menunjukkan hasil bahwa
sebagai leader, manager dan komunikator pasien lansia, pasien dengan kasus
yang diobservasi selama penelitian emergency berat, pasien pasien rujukan,
menunjukan bahwa ketika seorang perawat training ECG untuk dokter dan training
menjalankan 3 peran yang diobservasi advance cardiac life support (ACLS) untuk
terutama melakukan peran manager dengan perawat berhubungan dengan Length Of Stay
melibatkan perawat lain tidak berpengaruh pada unit gawat darurat (Erwan Jus, 2008).
secara signifikan dalam penuruanan lenght of Penelitian lain yang dilaksanakan pada
stay hal ini dikarenakan meskipun perawat rumah sakit di Melbuern Australia pada
sudah melaksanakan peran dengan baik akan tahun 2003 menunjukkan hasil yang serupa
tetapi lenght of stay pasien pada ruang triage yaitu menyimpulkan bahwa Length Of Stay
IGD RSU dr. Saiful Anwar Malang banyak pada Instalasi Gawat Darurat berhubungan
dipengaruhi oleh faktor-faktor kelengkapan dengan jenis diagnosa pasien, status usia,
adminitratif dimana pasien tidak jenis kelamin dan waktu kedatangan pasien
dipindahkan pada ruang perawatan kritis pada Instalasi Gawat Darurat dan stategi
dengan cepat jika persyaratan administratif yang di gunakan untuk menurunkan Length
pasien belum terpenuhi dengan lengkap, Hal Of Stay ( Termasuk Perbaikan Akses) secara
ini bertentangan dengan hasil penelitian yang signifikan menurunkan biaya perawatan dan
48
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 
morbiditas pasien ( Don Liew et all, 2003). kepeda pasien (Mason, 2007). Dimana dari
Secara konseptual length of stay dipengaruhi keseluruhan proses triage ditujukan untuk
oleh banyak faktor, salah satunya adalah pengkajian pasien yang lebih awal dan
penenganan penderita sejak awal secara singkat, penentuan dari penanganan pasien
tepat dan baik( Lynelle, 1995). length of stay yang mendesak, mendokumentasikan
memberikan gambaran tingakt efisiensi, juga temuan, mengontrol alur pasien di unit
dapat memberikan gambaran mutu gawat darurat, menempatkan pasien pada
pelayanan yang apabila di terapkan pada area perawatan yang sesuai, awal dari
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang tindakan diagnostik dan intervensi terapeutik
memerlukan pengamatan lebih lanjut. yang terbatas, dapat mengontrol infeksi dan
untuk pendidikan kesehatan bagi pasien (
Hubungan Peran Perawat dengan Elliot, et al, 2007). Dapat disimpulakan
Waiting time, dan Length Of Stay di bahwa peran perawat memiliki kontribusi
Ruang Triage IGD RSU dr. Saiful Anwar pada ketiga variabel terikat yaitu waitingtime,
Malang. penentuan prioritas kegawatdaruratan dan
Berdasarkan hasil uji regresi logistik untuk length of stay dimana pada masing-masing
mengetahui kontribusi dan sigifikansi peran variabel peran peran dipengaruhi berbagai
perawat terhadap waitingtime, dan length of stay faktor yang terkait system, prosedur klinis
didapatkan hasil dari peran perawat memiliki dan kompetensi personal.
signifikasi pada tiga variabel terikat yaitu
waitingtime, dan length of stay dengan KESIMPULAN
kontribusi sebesar 10% pada waiting time dan Peran perawat tidak berpengaruh
0.9 % pada length of stay. Peran perawat juga pada length of stay pasien pada ruang triage
berkontribusi pada waiting time dan Lenght of sedangkan waiting time dipengaruhi oleh
stay. Dari kedua indikator pelayanan klinis ini peran perawat. Peran perawat memiliki
peran perawat berperan memiliki signifikansi signifikasi pada tiga variabel terikat yaitu
dalam penentuan waitingtime dan length of waitingtime dan length of stay dengan kontribusi
stay sesuai dengan standar yang ada. Dimana sebesar 10% pada waiting time dan 0.9 %
seorang perawat triage dituntut menjalankan pada length of stay .
sistem pelayanan bersifat darurat sehingga
perawat dan tenaga medis lainnya harus
memiliki kemampuan, keterampilan, teknik
serta ilmu pengetahuan yang tinggi dalam
memberikan pertolongan kedaruratan
49
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 
DAFTAR PUSTAKA Fathoni, M., Sangchan, H., Praneed, S.
(2010). Triage Knowledge and Skills among
Andersson, A. K., Omberg, M & Svedlund, Emergency Nurses in East Java Province,
M. (2006). Triage in the emergency Indonesia. Conference Abstracts. p: 153.
department – a qualitative study of the factors www.sciencedirect.com
which nurses consider when making decisions.
Journal Compilation, Vol. 11, No. 3, p. Gerdtz, M. F And Bucknall, T. K. (2001).
136-145 . Triage nurses’ clinical decision making. An
observational study of urgency
Australian College for Emergency assessment.Journal of Advanced Nursing; 35:
Medicine.(2005). Policy on the Australian 550–561. August 2001.
Triage
Scale.www.acem.org.au/P06_Aust_Tria Gilboy, Nikki., et al. (2005). Emergency Severity
ge_Scale. di akses 25 April 2013. Index HandbookKeputusan Mentri
Kesehatan Republik Indonesia.(2009).
Barbara, et al. (2010). Fundamental Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Keperawatan Konsep, Proses dan Rumah Sakit. Jakarta: Menteri
Praktek. Jakarta: EGC. Kesehatan Republik Indonesia

Broadbent, M., Jarman, H., & Berk, M. Huffman. (1994). Waiting time and Length Of
(2004).Emergency department mental health Stay Concept. www. Gov.on.ca
triage scales improve outcomes. Journal of
Evaluation in Clinical Practice, 10, 1, Jayashree, M., & Singhi, S. (2011). Initial
57–62 Assessment and Triage in ER. Indian
Journal Of Pediatrics, 78(9), 1100-1108.
College Emergency Nursing Australia.
(2007). Emergency Departement Model Of Jus, Erwan. (2008). Factor Influencing Length
Care. NSW Ministy Of Healt. Of Stay In The Emergency Department In a
Private Hospital In North Jakarta. Mediana
Crook J.A. (2001) . How do expert mental Vol 27 no.4.
health nurses make on-the-spot clinical
decisions? A review of the literature.Journal of Mackway, J. K., Marsden, J., & Windle, J.
Psychiatrics and Mental Health Nursing 8, (2006). Emergency triage. Manchester
1–6. triage group 2nd ed. Blackwell
publishing: USA.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.(2005). Pelayanan Mason, Suzane. (2007). Optimizing Triage,
Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Waiting Time And Service Delivery In
Esensial Dasar. Jakarta: Departemen Busy Emergency Depatmen. University
Kesehatan Republik Indonesia. Of Sheffield.

Don liew, et al. (2003). Emergency Departmen Ministri Of Health.(2012). Emergency


Length Of Stay Independency Predict Excees Departmen Model Of Care. Emergency
Inpatient Length Of Stay. Medical Journal Care Institute New South Wales.
vol 179
Nieils, et al. (2012). Time Series Analysis
Elliot, D., Aitken, L., Chaboyer, W. (2007). Of Emergency Department Length Of
ACCN’s Critical Care Nursing. Australia: Stay Per 8-Hour Shif. West Journal
Elsevier. Emergency Medicine. May 13 (2) : 163-
168.
50
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
 
Oman, Kathleen., et al. (2008). Panduan Subash F, et al. ( 2003). Team Triage
Belajar Keperawatan Emergency. Improve Emergency Departmen
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Efficiency. Emergency Journal
EGC. 2004:21:542-544.

Oman, Kathleen., et al. (2008). Panduan Trisniati, Eni. (2012). Hubungan


Belajar Keperawatan Emergency. Pengetahuan Tentang Cidera Kepala
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran dan Peran Perawat Dalam Penanganan
EGC. Pasien Cidera Kepala Di IGD RS
QADR Tanggerang Tahun 2012.
Potter dan perry. (2005). Fundamental Http/: Digilib. Esaunggul.ac.id.
keperawatan.Jakarta : EGC.
Widodo, Panggah dan Pratiwi, Arum.
Sands, N. (2004). Mental health triage (2008). Hubungan Beban Kerja Dengan
nursing: An Australian perspective. Waktu Tanggap Perawat Gawat Darurat
Journal of Psychiatric Mental Health Menurut Persepsi Pasien di IGD RSU
Nursing, 11, 150−155. Pandan Arang Boyolali. Bentang Ilmu
Keperawatan ISSN 1979-2697 Vol 1 no
Sands, N. (2009).An Exploration of Clinical 3: 125-130.
Decision Making in Mental Health
Triage. Archives of Psychiatric Nursing, Yoon P, Steiner, Reinhardt. (2013).
Vol. 23, No. 4 (August): 298-308. Analysis Of Factor Influecing Length
Of Stay In the Emergency Depatment.
Semonin, Holleran. (2008). Caringfor the http://www.cnbi.nml.
Patient in the Emergency Department.
www.bookdev.com. Di akses 7 April Zimmerman, P. G., & Herr, R. (2006).
2013. Triage Nursing Secrets. USA: Mosby
Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai