Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
NIA NANDY KHAIRUNNISAK
P1337420919024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hospitalisasi merupakan keadaan dimanaseseorang dalam kondisi
yangmengharuskanuntuk mendapat perawatan dirumahsakit untukmengatasi atau meringankan
sakitnya.Hospitalisasi pada anak dapat menimbulkankecemasan dan stress dimana hal
itudiakibatkan karena adanya perpisahan,kehilangan control, ketakutan mengenaikesakitan pada
tubuh, serta nyeri dimanakondisi tersebut belum pernah dialamisebelumnya. Respon fisilogis
yang dapatmuncul akibat kecemasanyang tidak teratasiyaitu seperti adanya perubahan pada
systemkardiovaskuler berupa palpitasi, denyutjantung meningkat, perubahan pola nafas
yangsemakin cepat, nafsu makan menurun, gugup,pusing, tremor, hingga
insomnia,keluarkeringat dingin, wajah menjadi kemerahan,gelisah, rewel, anak mudah terkejut,
menangis,berontak,menghindar hingga menarik diri,tidak sabar,tegang, waspada
terhadaplingkungan, hospitalisasi juga akan berdampakpada perkembangan anak dimana juga
akanmengakibatkan terganggunya prosespengobatan. Perawatan anak yang berkualitastinggi
akan dapat mengurangi kecemasan danketakutan yang terjadi karena bilakecemasandan
ketakutan tidak ditangani akan membuatanak menolak tindakan perawatan danpengobatan yang
diberikan sehinngga akanmempengaruhi lamanya perawatan,memperberat kondisi anak
bahkanmenyebabkan kematian pada anak, dampakdari anak sakit yang tidak ditangani juga
akanmenyebabkan kesulitan dan kemampuanmembaca yang buruk, memiliki gangguanbahasa,
menurunnya kemampuan intelektualdan social serta fungsi imun (Saputro, 2017).
Bermain atau yang lebih dikenal dengan terapibermain diharapkan dapat mengurangi
dampakakibat hospitalisasi, karena rumah sakitmerupakan lingkunganbaru bagi anak
yangdimana terjadi tindakan-tindakan medis yangdianggapmenakutkan bahkan
terkadangmenimbulkan trauma yang dapat mengangguperkembangan anak. Terapi bermain
adalahterapi yang diberikan pada anak yang
mengalami kecemasan, ketakutan, danmengenal lingkungannya. Tujuan dari terapibermain ini
adalah menciptakan suasana amanbagian akan untuk mengekspresikan diri
mereka, memahami bagaimana sesuatu dapatterjadi, mempelajari aturan social danmengatasi
masalah mereka serta memberikankesempatan bagi anak anak untuk berekspresidan mencoba
sesuatu hal yang baru, selain itudengan terapi bermaindiharapkan anak dapatmelajutkan fase
tumbuh kembangnya secaraoptimal, mengembangkan kreativitas anaksehingga anak dapat
beradaptasi lebih efektifterhadap stress (Saputro, 2017).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
EBNP (Evidance Based Nursing Practice) berupa terapi bermain pada anak
dengan kecemasan sebagai dampak hospitalisasi di ruang Anak Lantai Dasar
RSUP Dr. Kariadi Semarang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui respon pasien yang mengalami kecemasan sebagai
dampak hospitalisasi di ruang Anak Lantai Dasar RSUP Dr. Kariadi
Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat kecemasan sebelum dilakukan terapi bermain
b. Mengetahui tingkat kecemasan setelah dilakukan terapi bermain
c. Mengevaluasi respon pasien selama pelaksanaan terapi bermain
C. Manfaat
Dapat memberikan informasi, penerapan serta pengembangan EBNP tentang
terapi bermain dalam menurunkan tingkat kecemasan pada anak sebagai
dampak hospitalisasi selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kariadi Semarang.
2. Menganalisis bagaimana penerapan terapi bermain di ruang Anak lantai
Dasar RSUP Dr Kariadi Semarang.
3. Melaporkan hasil yang didapatkan selama studi kasus ini mengenai
penerapan terapi bermain di ruang Anak lantai Dasar RSUP Dr Kariadi
Semarang.
D. Kriteria Pasien
Populasi dalam studi kasus ini adalah pasien anak di ruang Anak lantai
Dasar RSUP Dr Kariadi Semarang, yang akan di ambil 1 orang pasien dengan
kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria yang apabila terpenuhi dapat
mengakibatkan calon objek menjadi objek penelitian (hijijah, 2012) kriteria
inklusi dalam studi kasus ini yaitu :
a. Pasien dengan orientasi baik
b. Pasien dengan mobilisasi yang baik
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria ekslusi yaitu kriteria di luari inklusi (Hijijah, 2012), kriteria
ekslusi dalam studi kasus ini yaitu :
a. Pasien dengan penurunan kesadaran
E. Prosedur Intervensi Keperawatan Mandiri berdasarkan EBP
1. Penulis mengumpulkan data pasien anak yang menjalani hospitalisasi di
BAB IV
LAPORAN KASUS
PENGKAJIAN
A. Data Demografi
1. Klien/Pasien
a. Tanggal Pengkajian : 03 September 2019
b. Tanggal masuk : 30 Agustus 2019
c. Ruangan : Anak Lt. Dasar
d. Identitas
Nama : An. R
Tgl lahir/umur : 6 Juli 2009/10 tahun 1 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Diagnosa medis : Hidrosefalus Non Komunikan
Penanggung jawab : Ny. K
2. Orangtua / Penanggung jawab
Ibu
a. Nama : Ny. K
b. Umur : 29 tahun
c. Hub. Dengan klien : Ibu
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : IRT
f. Suku : Jawa
g. Agama : Islam
h. Alamat : Siramin rt 4 rw 7 Brebes
i. No.telp :-
Ayah
a. Nama : Tn. A
b. Umur : 20 tahun
c. Hub. Dengan klien : Ayah
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan :-
f. Suku : Jawa
g. Agama : Islam
h. Alamat : Siramin rt 4 rw 7 Brebes
i. No.telp :-
9. Terapi Obat
1. RL 12 tpm → IV
2. Dexametason 5 mg/8jam → IV
3. Ranitidine 25 mg/12 jam → IV
4. Paracetamol syr 2c/8jam → PO
DAFTAR MASALAH
Masalah
No Tgl/Jam Data Fokus
Keperawatan
1. 7September DS : Ansietas
2019 berhubungan
Keluarga pasien mengatakan bahwa
dengan
13.10 WIB An. R gelisah karena ingin cepat
hospitalisasi
pulang
DO :
N : 100 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,7 oC
RENCANA KEPERAWATAN
Jam
07/09/ 1 Ansietas Setelah 1. Lakukan terapi 1. Untuk nad
2019 berhubungan dilakukan bermain yang mengatasi ia
dengan tindakan disukai anak kecemasan
13.15
hospitalisasi keperawatan dan dengan padapasien
WIB
selama 3x24 pertimbangan akibat dari
jam, perawat yang hospitalisa
diharapkan sesuai dengan si
2. Agar pasien
pasien dengan usia anak
2. Manajemen nyaman
Ansietas
lingkungan: dengan
berhubungan
kenyamanan kondisi
dengan
3. Monitor
lingkungan
hospitalisasima
kecemasan
mpu 4. Monitor TTV sekitar
3. Untuk
memenuhi
mengetahui
kriteria hasil
kestabilan
yaitu :
kondisi
1. Pasien fisik pasien
tidak
gelisah
2. Pasien
tidak cemas
3. TTV
normal
TINDAKAN KEPERAWATAN
Kode
Tgl/Jam Tindakan Keperawtan TTD
Dx. Kep
07/09/2019 1 1. Melakukan terapi bermain yang disukai nadia
anak dan dengan pertimbangan perawat
13.20 WIB
yang sesuai dengan usia anak
2. Memanajemen lingkungan: kenyamanan
3. Memonitor kecemasan
4. Memonitor TTV
CATATAN PERKEMBANGAN
O:
N : 98 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5oC
A : masalah teratasi
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Setelah dilakukan intervensi berupa terapi bermain yang diambil
berdasarkan jurnal tervalidasi pada An. Rmasalah keperawatan
ansietas/kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi yaitu menunjukkan Skor
kecemasan turun dari 18 (kecemasan sedang) menjadi 8 (kecemasan ringan)
setelah mengikuti kegiatan bermain. HR : 100 x/menit, RR : 22 x/menit, S :
36,7oC menjadi HR : 98 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36,5oC.
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya merasa dada saya berdebar-debar
2. Saya jarang sakit kepala
3. Saya merasa sulit konsentrasi
4. Saya merasa gemetar
5. Saya sering merasa sakit perut
6. Saya merasa lemah
7. Saya merasa ketakutan tanpa sebab
8. Saya merasa tidak berdaya
9. Saya merasa sering ingin kencing
10. Saya merasa sulit tidur tadi malam
11. Saya merasa gembira
12. Saya sering mimpir buruk
13. Saya tidak suka lingkungan di RS
14. Saya merasa ingin menangis
15. Kadang saya nyeri dada
16. Saya merasa santai
17. Saya merasa tidak nafsu makan
18. Saya takut pada luka saya
19. Saya tidak takut disuntik
20. Saya takut sembuhnya lama
21. Saya merasa ingin marah
22. Saya senang jika perawat datang
23. Saya mudah tersinggung
24. Saya merasa gelisah
25. Saya merasa sesak napas
26. Saya merasa mudah lelah
27. Kadang saya nyeri punggung
28. Saya merasa tenang
8 (kecemasan
TOTAL SKOR
ringan)
B. Pembahasan
Hospitalisasi dapat dianggap sebagai sesuatupengalaman yang mengancam dan
dapatdianggap sebagai stressor, serta dapatmenimbulkan krisis bagi anak dan keluarga.Hal
tersebut terjadi dimana kondisi anak tidakmemahami mengapa dirawat, sehingga akanterjadi
stress dengan adanya perubahan akanstatus kesehatan, lingkungan dan kebiasaansehari hari dan
keterbatasan mekanismekoping. Anak-anak dapat bereaksi terhadapstress hositalisasi sebelum,
selama, dan setelahpemulangan. Konsep sakit yang dimiliki olehanak bahkan lebih penting bila
dibandingkandengan usia dan kematangan intelektual dalammemperkirakan kecemasan.
Berkembangnya gangguan emosional jangkapanjang merupakan dampak dari
hospitalisasi.Gangguan emosional tersebut terkait denganlama dan jumlah masuk rumah sakit,
dan jenisprosedur yang dijalani di rumah sakit.Hospitalisasi berulang dan lama rawat lebihdari
4 minggu dapat berakibat gangguan dimasa yang akan datang.
Gangguanperkembangan juga merupakandampak negative dari hospitalisasi,
penelitianyang dilakukan oleh lilis murtutik dan wahyunidalam Utami, Y (2014) menunjukkan
bahwasemakin sering anak menjalani hospitalisasiberisiko tinggi mengalami gangguan
padaperkembangan motorik kasar.
Anak yang sakit dimungkinkan di rawat dirumah sakit khusus anak atau di rumah
sakitumum yang memiliki fasilitas ruangan khususuntuk anak. Perlu
mempertimbangkankebutuhan dan perkembangan anak denganmempersiapkan sarana di unit
perawatan anakdengan perabotan yang berwarna cerah dansesuai dengan usia anak, dekorasi
ruanganyang menarik dan familiar bagi anak, sertaadanya ruang bermain yang
dilengkapiberbagai macam alat bermain.
Menurt marks (1998) dalam Utami, Y(2014) tempat bermain sebaiknya memiliki area
yangluasuntuk memfasilitasi mobilitas kursi roda,standar infus dan anak yang terpasang
traksi.Keberagaman alat bermain sesuai dengan usiadan kebutuhan anak penting dimiliki
untukmelengkapi tempat bermain tersebut.Meskipun tempat bermain penting disediakandi
setiap bangsal anak terdapat beberapakondisi yang memungkinkan anak tidak dapatterlibat di
dalam tempat bermain. Situasi inimengharuskan perawat lebih kreatif untukmemberikan
kesempatan bermain pada anak
(Utami, Y,2014).
Terapi bermain diharapkan dapat menjadialternative dalam menangani kecemasan
anak.Agar anak dapat bermain secara efektifdirumah sakit. Hal ini didukung oleh
berbagaipenelitian yang dilakukan diantaranya olehKaluas I, Ismanto dan Kundre
(2015)didapatkan hasil bahwa terapi bermain puzzledan bercerita juga efektif dalam
penurunankecemasan anak usia prasekolah selamahospitalisasi di ruang anak manado.Perawat
dapat menggunakan terapi bermainuntuk membantumenurunkan stress dankecemasan pada
anak yang berhubungandengan hospitalisai. Bermain yangdimaksudkan adalah permainan
therapeutik (therapeutic play), yaitu, upaya yang dilakukanuntuk membantu melanjutkan
perkembangannormal yang memungkinkan anak beresponlebih efektif terhadap situasi yang
sulit sepertipengalaman pengobatan,merupakan permainanbentuk kecil berfokus pada bermain
sebagaimekanisme perkembangan dan peristiwa yangkritis seperti hospitalisasi, terdiri dari
aktivitas-aktivitas yang tergantung dengan kebutuhanperkembangan anak maupun lingkungan,
dandapat disampaikan dalam berbagai bentuk yangdiantaranya adalah wayang interaktif,
seniekspresi atau kreatif, permainan boneka dll
(Utami, 2014).
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Intervensi terapi bermain dapat mengatasi kecemasan anak dengan
hospitalisasi dibuktikan dengan Skor kecemasan turun dari 18 (kecemasan
sedang) menjadi 8 (kecemasan ringan) dan HR : 100 x/menit, RR : 22 x/menit,
S : 36,7oC menjadi HR : 98 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36,5oC.
B. Saran
Diaharapkan terapi bermain dapat diterapkan di pelayanan klinik maupun
dapat menjadi bahan ajar atau informasi bagi mahasiswa di Institusi serta dapat
dikembangkan maupun dimodifikasi bagi para peneliti selanjutnya untuk
mengatasi masalah kecemasan pada anak dengan hospitalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D. (2011) Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :
SalembaMedika, h : 50-52,56,77,80.
Gloria M. Bulechek, et al. (2013). Nursing Interventions Classifications (NIC). Edisi
keenam. Missouri: Mosby Elsevier
Moorhead Sue, dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th Indonesian
edition. Indonesia: Mocomedia.
Nanda. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020, Edisi 11.
Jakarta: ECG.
Saputro,Heri&Fazrin, Intan. 2017. Anak SakitWajib Bermain Di Rumah Sakit.
Sukorejo: Forikes
Utami, Yuli.2014. Dampak HospitalisasiTerhadap Perkembangan Anak.Jurnal
ImiahWIDYA Volume 2 Nomor 2 Mei–Juli 2014