Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas
tanpa adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,
khususnya kepada:
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas final mata kuliah Tata
Tulis Laporan Ilmiah yang berjudul “Ragam Dialek dan Bahasa di Indonesia”.
Penulis cukup menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikkan makalah dipenyusunan makalah yang akan
datang. Harapan penulis ialah semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi
harapan berbagai pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
4. Jenis Ragam Bahasa ………………………………………….……16
A. KESIMPULAN ……………………………………………..…………..21
B. SARAN ……………………………………………………………..…...21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki
oleh manusia. Kehidupan tidak terlepas dari bahasa, walaupun sebenarnya
manusia dapat menggunakan alat lain sebagai alat unutk berkomunikasi.
Namun, bahasa merupakan salah satu media komunikasi yang paling baik
digunakan dan paling sempurna dalam penggunaannya.
Bahasa di dunia tidaklah sama. Dalam suatu negara, beragam bahasa yang
dipergunakan, bahkan pada suatu daerah tertentu beragam bahasa yang dapat
kita dengar dipergunakan orang. Di Indonesia kita mengenal adanya bahasa
nasional (bahasa persatuan, bahasa resmi, bahasa negara, bahasa pengantar,
bahasa kebudayaan) dan bahasa daerah. Keragaman bahasa tersebut merupan
subsistem-subsistem bahasa yang berbeda, yang banyak mengandung
permasalahan yang kompleks dan menghasilkan suatu variasi ragam yang
berbeda (Saefi, 2007).
1
Sampai saat ini, usaha untuk memaparkan dengan jelas dan tegas batas-
batas yang membedakan bahasa dan dialek masih juga belum berhasil
memperoleh rumusan yang memuaskan (Ayatrohaedi, 1983: 1). Oleh karena
itu, penutur diharapkan dapat membedakan dialek dengan variasi bahasa yang
lain agar tidak terjadi salah pengertian. Disamping itu, penutur juga
diharapkan dapat membedakan ragam dialek dengan ragam bahasa yang lain.
Bahasa daerah merupakan kekayaan bangsa yang juga harus dibina dan
dikembangkan. Kebijakan yang tidak serius melakukan pembinaan bahasa
daerah sehingga lambat laun akan membawa kepunahan bahasa daerah. Hal
ini secara tidak langsung merupakan tindak perampasan hak hidup
masyarakat pendukung bahasa-bahasa lokal (Ummi, 1999). Penutur
diharapkan dapat menjaga kelestarian bahasa daerahnya sehingga tidak
menuju kearah perkembangan yang memburuk.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dialek?
2. Jenis-jenis dialek?
3. Hakikat Bahasa?
2
C. Tujuan Makalah
D. Manfaat Makalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Dialek
4
Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983), ada 2
(dua) ciri yang dimiliki dialek, yaitu:
5
petani dan kelompok sederhana lainnya. Sementara itu penduduk sendiri
adalah ekabahasawan. Walaupun mereka mengagumi koine, tapi mereka
hanya mempergunakan dialek saja. Pada tahap berikutnya, masyarakat
berpendidikan itu menjadi ekabahasawan. Mereka menghindari pemakaian
dialek yang sudah kehilangan dasar-dasar kaidahnya. Sejak ini penduduk
bahasanya menjadi dwibahasawan. Pada mulanya mereka belum
memenuhi semua persyaratan bahasa baku tersebut, tergantung kepala
taraf pendidikan mereka. Di samping itu mereka tetap mempergunakan
dialek di antara sesama mereka saja (Gairaud, 1970: 7-8, di kutip oleh
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1983).
1. Jenis-jenis Dialek
Selain dari dialek regional dan sosial, ada istilah “dialek temporal”
atau “dialek hitoris” yang merujuk secara khusus kepada bentuk bahasa
yang diperbedakan menurut pemakaiannya pada kurun waktu tertentu
(misalnya, dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman
Abdullah). Sedangkan dialek adalah system kebahasaan yang khusus
digunakan oleh individua tau bisa diartikan “dialek pribadi”. Idiolek
6
merupakan keseluruhan ciri bahasa seseorang yang khas pribadi dalam
lafal, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.
7
2) Dialek tersebut akan terbawa meskipun dalam komunikasi
formal,
B. Defenisi Bahasa
8
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2001: 88)
Bahasa adalah sistem bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi
diri.
3. Finoechiaro (1964: 8)
9
7. Gorys Keraf (1984: 1 dan 1991: 2)
1. Sifat-sifat Bahasa
10
tetapi terdiri dari sub-subsistem atau sistem bawahan (dikenal dengan
nama tataran linguistik). Tataran linguistik terdiri dari tataran fonologi,
tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon.
Secara hirarkial, bagan subsistem bahasa tersebut sebagai berikut.
11
lambang bunyi itu, sedangkan signifie (petanda) adalah konsep yang
dikandung signifiant.
Salah satu sifat hakiki dari bahasa adalah bahasa itu berwujud
lambang. Sebagai lambang, bahasa melambangkan suatu pengertian, suatu
konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud
bunyi itu. Maka, dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyi makna.
Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai
makna dapat disebut bukan bahasa.
[kuda], [makan], [rumah], [adil], [tenang] : bermakna = bahasa
[dsljk], [ahgysa], [kjki], [ybewl] : tidak bermakna = bukan bahasa.
12
tidak dipatuhinya dan digantikan dengan lambang lain, maka komunikasi
akan terhambat.
2. Defenisi Ragam
13
menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicara.”
1. Perbedaan penutur
14
daerah penutur bahasa juga menyebabkan variasi berbahasa yang disebut
dialek.
2. Perbedaan media
3. Perbedaan situasi
4. Perbedaan bidang
Pada ragam bahasa yang paling pokok adalah seseorang itu menguasai
atau mengetahui kaidah-kaidah yang ada dalam bahasa. Kerena kaidah
bahasa dianggap sudah diketahui, uraian dasar-dasar ragam bahasa itu
diamati melalui skala perbandingan bagian persamaan bagian perbedaan.
Dasar-dasar ragam bahasa yang akan diperbandingkan itu didasarkan atas
sarana ragam bahasa lisan dan ragam tulisan.
15
4. Jenis-jenis Ragam Bahasa
16
3. Tidak harus memperlihatkan gramatikal, hanya perlu
intonasi serta bahasa tubuh,
4. Berlangsung cepat.
Contohnya; “Sudah saya baca buku itu”
2. Ragam Tulis
17
Tata Bahasa:
Kosa kata:
18
B. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
19
3) Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi
A. Ragam Baku
b. Ragam Sastra
c. Ragam Niaga
20
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22