Oleh :
LIYANA SYAZWINA
NIM 33152828J
karena hanya atas izin dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan lancer dan tanpa halangan. Segala puji syukur atas segala
2. Kepada Alm.papa saya yang sangat saya cintai dan sayangi sampai akhir
beliau selama ini serta doanya dari surga sana, saya dapat menyelesaikan
3. Kepada mama saya yang selalu mendoakan saya serta memberi dukungan
selama ini.
4. Kepada kedua adik perempuan saya yang sudah memberi dukungan, cinta
5. Kepada ibu ifan selaku pebimbing saya yang selalu menemani dan
8. Kepada semua teman – teman saya dikampus yang selalu memberi saran
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran allah swt yang telah
Universitas Setia Budi. Penulis memilih judul karya tulis ilmiah “ PEMERIKSAAN
Ilmiah ini penulis mengucapakan terimakasih kepada beberapa pihak yang sudah
ikut serta dan membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah ini yaitu kepada :
2. Prof. dr. Marsetyawan HNE S, M. Sc., Ph. D, Selaku Dekan Fakultas Ilmu
3. Dra. Nur Hidayati, M.Pd selaku ketua Jurusan Progam Studi D-III Analis
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Progam Studi D-III Analis
dan saran dari segala pihak yang bersifat membangun untuk memperbaiki Karya
Tulis Ilmiah ini lebih baik lagi. Akhir kata, semoga Karya Tulis ini dapat
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
INTISARI ...................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah ......................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................. 3
1.3 Tujuan penelitian.................................................................... 4
1.4 Manfaat penelitian.................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Toksoplasmosis ...................................................................... 6
2.1.1 Etiologi .......................................................................... 7
2.1.2 Toksoplasma gondii ...................................................... 8
2.1.3 Morfologi Dan Klasifikasi ............................................... 9
2.1.4 Pathogenesis ................................................................ 12
2.1.5 Cara Infeksi Dan Gejala klinis ....................................... 13
2.2 Respoon imun terhadap infeksi Toksoplasma…………………. 16
2.3 Diagnosis………………………………………………… ............. 17
2.4 Pemeriksaan Metode Aglutinasi .............................................. 18
2.4.1 pengertian uji aglutinasi................................................. 18
2.4.2 prinsip kerja Aglutinasi .................................................. 19
2.5 Pengobatan ............................................................................ 20
2.6 Pencegahan dan pengendalian............................................... 21
2.7 Hubungan pemeriksaan Toksoplasmosis dengan
peternak dan buruh tani ......................................................... 22
BAB III METODO PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian................................................. 23
3.2 Populasi Dan Sampel ............................................................. 23
3.3 Metode .................................................................................. 23
3.4 Alat Dan Bahan ....................................................................... 23
3.5 Prosedur penelitian ................................................................. 24
36 Analisa Data ............................................................................ 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian ....................................................................... 27
4.2 Pembahasan........................................................................... 29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 37
5.2 Saran ...................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
Lampiran
PENDAHULUAN
parah. Salah satu penyakit parasit yang sering kita jumpai di Indonesia
Hartono pada tahun 1972 dan dilaporkan pada tahun 1988. Hartono
kambing dan domba di rumah potong hewan surabaya dan malang. Setiap
radang pada kulit, kelenjar getah bening, jantung, paru, mata, otak dan
ini dapat mencapai angka 5% pada kehamilan akibat infeksi yang terjadi
adalah 1 per 10.000 lahir hidup. Hal ini dipengaruhi oleh angka kejadian
standart higiene yang tidak sama. Disuatu daerah keadaan sosial ekonomi,
1980;Levine 1990).
Banyak faktor dan sumber penularan dari infeksi toksoplasma
merupakan hal yang harus diwaspadai dan dihindari. Hal ini dilakukan untuk
sebagai peternak dan buruh tani. Setiap aktivitas yang mereka lakukan tidak
1. Apakah ada infeksi Toksoplasma gondii pada peternak dan buruh tani di
toxoplasmosis pada peternak sapi dan buruh tani di daerah Klakah Jawa
Timur.
kebersihan diri dan cuci tangan yang benar setelah mencari pakan
sapi diladang.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Toksoplasmosis
kucing, burung dan bisa juga melalui hewan ternak misalnya babi, sapi,
dampak yang sangat merugikan bagi manusia dan hewan di seluruh dunia
seperti kucing, anjing, burung, sapi dan kambing maupun feses mereka.
Selain itu infeksi dapat disebabkan mengkonsumsi daging mentah atau yang
Manceaux pada tahun 1908 ditemukan pada limfa dan hati dihewan
pengerat Ctenodactylus gundi di daerah Tunisia Afrika dan pada tahun 1908.
kelinci. Pada tahun 1937 parasit ini juga ditemukan pada neonates dengan
diketahui, tetapi baru pada tahun 1970 daur hidup parasit ini menjadi jelas
ketika ditemukan daur seksualnya pada kucing atau Hutchisom (Astuti,
2010).
2.1.1 Etiologi
terjadi pada awal kehamilan maka akan memiliki dampak yang lebih
Dwintasari, 2011).
herbifora seperti kambing, sapi, domba dan babi. Karena infeksi pada
mikron. Parasit ini mempunyai sehelai selaput sel, sebuah inti lonjong
Dunia : Animalia
Filum : Apicomplexa
Kelas : Sporozoasida
Bangsa : Eucoccidiorida
Suku : Sarcocystidae
Marga : Toksoplasma
Jenis : Toksoplasma gondii
dalam sel-sel sistem retikulo-endotel dan juga bisa pada sel parenkim
dalam sel epitel usus kecil kucing, dan pada daur seksual
sporozoit gambar dapat dilihat pada gambar 2. Bila ookista ini tertelan
pada salah satu ujung badan takizoit berbentuk runcing dan ujung satu
lain agak membulat dapat dilihat pada gambar 3. Pada saat takizoit
akan tetapi terbentuk stadium istirahat yaitu kista jaringan (Srisasi dkk,
mikron berisi kira-kira 3000 bradizot, kista ini dapat ditemukan seumur
hidup dalam tubuh hospes terutama di otak, otot jantung, dan otot
bergaris (Chahaya,2003).
2.1.4 Patogenesis
kecuali sel darah merah (tidak berinti). Invasi dari parasit ini biasanya
terjadi pada usus lalu parasit masuk ke dalam sel hospes dan
difagostosis sehingga sebagian sel ada yang mati dan ada yang lolos
terdapat pada tinja kucing. Biasanya cara penularan ini lebih sering
tempat atau wadah makan kucing atau dapat juga didesinfeksi dengan air
dan juga dapat melalui donor darah, dimana orang sakit menerima
jarum suntik atau alat medis lainya yang terinfeksi Toxopasma gondii.
Infeksi ini juga bisa secara kongenital yaitu penularan dari ibu hamil yang
infeksi sering terjadi pada orang dewasa, namun pada orang dewasa
biasanya sebab tidak diketahui dengan pasti oleh karena adanya gejala
yang susah dikenali, tetapi infeksi primer pada seorang ibu yang sedang
belum cukup umur dengan gejala lebih berat dan dapat disertai dengan
pusat dan lesis, dan juga ada yang tampak normal pada waktu dilahirkan
respon imun spesifik dan respon imun non spesifik. Respon imun non
spesifik terjadi setelah kontak parasit dengan sel hospes, mencapai puncak
pada minggu pertama dan menurun sampai tidak terdeteksi pada minggu
kedua. Sel yang berperan dalam stadium awal infeksi respon imun non
spesifik dan menghasilkan sumber utama IL-12 adalah sel makrofag, sel Nk,
dan sel netrofil serta sel endotel. Sedangkan sitokin yang berperan pertama
adalah sitokin tipe 1 yaitu IL 12, IFN ɣ dan TNF α. Sel dendritik, makrofag
gondii adalah parasit intraseluler. Molekul APC sistem imun non spesifik
langsung sel enterosit, melalui tight junctions (celah antar epitel), atau
fisiologi dan morfologi akan menghasilka radikal bebas yaitu nitric oxide
(NO). Sel enterosit mengsekresikan kemokin dan sitokin yang menarik sel
yang berperan pada fase awal infeksi, akan tetapi secara keseluruhan
antara sel T CD4+ dan sel T CD8+. Sel T CD8+ diaktifasi oleh IL-2 yang
takizoit atau sel yang telah diinfeksi oleh Toksoplasma gondii. Aktifitas ini
memiliki memori yang menetap berasal dari kista intraselular yang ruptur
secara teratur dan periodik. Sel T yang telah aktif akan mengaktifkan sel B,
assay dan dapat juga dengan tes UAL (uji aglutinasi lateks) (Soedarto,
IgM, IgG aviditas rendah atau titer IgG tinggi. Untuk pengujian kadar IgG
membedakan infeksi primer atau infeksi dimasa lalu (Olson dkk, 2016).
menemukan zat anti IgM. Namun zat anti IgM tidak selalu ditemukan. Hal ini
dikarenakan zat anti IgM yang cepat hilang dalam darah walaupun
Apabila adanya zat anti IgM tidak dapat ditemukan maka bayi yang
penderita toksoplasmosis zat anti IgG mulai dibentuk sendiri pada umur 2-3
bulan dan pada masa ini titer zat anti IgG tetap ada atau naik (Sutanto dkk,
2013).
2.4 Pemeriksaan Metode Aglutinasi
dengan larutan dari lateks dan diluent yang telah dilapisi antigen
klas IgM atau IgG. Uji aglutinasi lateks ini memiliki beberapa
kadar yang rendah dibanding dengan uji Uji Aglutinasi Lateks, jika Uji
terbentuk coklat, dan pada hasil positif dua warna pada lateks dan
antara antibodi atau antigen yang diikatkan pada partikel lateks. Uji
(Natalia, 2001).
2.5 Pegobatan
hanya obat yang digunakan terhadap stadium takizoit yang proliferatif, tetapi
tidak mempunyai efek terhadap bradizoit yang berada didalam kista. Oleh
karena itu pengobatan yang dilakukan hanya efektif untuk infeksi akut saja
dan tidak efektif untuk infeksi kronis dan infeksi menahun yang dapat
menjadi aktif kembali. Ada bagai macam obat yang biasa digunakan untuk
dipakai sebagai kombinasi selama 3 minggu atau sebulan, serta dapat diberi
ditemukan dengan konsentrasi tinggi di plasenta dan juga obat ini dapat
diberikan kepada ibu hamil yang terinfeksi primer. Tujuan untuk mencegah
untuk pengobatan rutin pada ibu hamil dan bayi (Sutanto dkk, 2013)
pengobatan, namun pada ibu hamil dengan infeksi primer harus diberikan
e. Untuk ibu hamil hindari kontak langsung dengan hewan peliharaan, dan
wanita yang sedang hamil dan anak – anak yaitu dengan menghindari
daging yang setengah matang. Serta mengurangi kontak fisik dengan hewan
sabun, jangan memberi hewan peliharaan kucing dan anjing daging mentah
tani.
sering mengkonsumsi daging sapi, ayam dan kambing yang diolah menjadi
bahwa kotoran kucing yang mencemari air, tanah, dan pakan hewan ternak
karena itu peneliti ini tertarik untuk meneliti faktor risiko lain dengan
bekerja yang baik. Begitu juga pada peternak yang selalu melakukan kontak
fisik dengan hewan ternak mulai memberi makan rumput hewan peliharaan,
1999).
BAB III
METOODOLOGI PENELITIAN
Mada Yogyakarta.
3.3 Metode
(Particle Lateks).
a. Alat
b. Bahan
tepat.
tidak keluar lagi, setelah selesai jangan lupa menutup bekas tusukan
dengan plester.
b. Pembuatan serum
lebih 10 menit.
3) Selesai sentrifugasi cairan atas yang berwarna kuning diambil
pindahkan cairan serum pada tabung cup kecil putih jangan lupa
7 menit.
d. Interpretasi Hasil
menggunakan rumus
dari peternak serta buruh tani di daerah Klakah Jawa Timur. Setelah
62%.
Perempuan 13 62%
Jumlah 21 100%
dari usia produktif dan usia diatas 50 th. Didapatkan jumlah responden
orang.
Tabel 2. Karakteristik berdasarkan Usia
Umur Responden
Total 21 100%
berikut :
4.2 PEMBAHASAN
toksoplasmosis pada peternak dan buruh tani di daerah Klakah Jawa Timur,
dengan mengetahui kebiasaan dan aktivitas pada peternak dan buruh tani
dan buruh tani di daerah Klakah Jawa Timur yang melakukan kontak
langsung dengan tanah, air dan rumput yang mungkin tercemar oleh tinja
ini dilakukan untuk mengetahui berapakah persentasi hasil positif dari dari
gondii, memungkinkan terjadi infeksi pada peternak dan buruh tani yang
melakukan pekerjaan dengan sanitasi yang kurang baik dan benar. Dimana
dikarenakan setiap pekerjaan yang mereka lakukan ada kontak fisik dengan
tanah, air dan rumput yang memungkinkan dapat terkontaminsai oleh tinja
Kuisioner yang dilakukan yaitu memiliki poin yang mengenai aktivitas sehari-
yang terlihat dari jenis kelamin dan usia dari responden. Adapun hasilnya
sebagai berikut
peternak dan buruh tani di daerah Klakah dari 21 sampel yang telah
laki dan 5 perempuan. Pada penelitian ini hasil positif lebih banyak terjadi
penelitian ini dapat digolongkan dengan wanita yang bekerja buruh tani
dari hasil penelitian (66,67%) wanita yang memiliki pekerjaan buruh tani
dan peternak lebih banyak terjadi dibandingkan dengan buruh tani dan
dengan persentase sebagai berikut yaitu hasil positif terbanyak ialah pada
terbanyak pada usia 20-30 tahun dan 41-50 tahun dengan jumlah yang
sama yaitu sebanyak 2 orang (25%) dan hasil positif pada usia 51 tahun
sebanyak 1 orang (12,5%). Hasil positif pada usia tersebut termasuk usia
atau akan mengalami abortus pada usia kehamilan yang masih dini, Pada
toksoplasmosis.
didapatkan dari poin pertama atau pertanyaan satu yaitu ditinjau dari
yang positif, serta dari responden yang menjawab tidak sebanyak 6 orang
dengan menjaga sanitasi kebersihan diri yang baik dan benar, dengan
responden melakukan cuci tangan yang baik dan benar mencuci tangan
bahwa pada saat beraktifitas diladang saat mencari rumput dan betani
hasil positif pada semua responden. Untuk memperjelas hasil dari poin
tiga, dapat dilihat dari poin empat berikut yaitu ditinjau dari responden
menggunakan air kran yang bersih atau air botol yang merupakan air
bahwa iya kabanyakan dari mereka menggunakan air botol untuk bercuci
hewan apakah responden melakukan cuci tangan yang baik dan benar.
dengan baik dan benar, menggunakan sabun dan air bersih setelah
kadang hasil positif sebanyak 2 orang (9,52%). Dapat diketahui dari hasil
yang kurang cukup baik serta mencuci tangan yang tidak benar pada saat
responden yang sudah melakukan kbersihan mulai dari cuci tangan, serta
faktor lain seperti, melalui makanan dan minuman yang selalu mereka
dengan mencuci tangan yang tidak benar, karena tidak menggunakan air
mencuci tangan dengan air botol yang merupakan air bekal mereka
kontak fisik dengan rumput dan tanah. Dimana tanah dan rumput memiliki
ookista. Banyak dari buruh tani yang memiliki kebiasaan hal tersbut
perlakuan mencuci tangan yang kurang baik dan benar sebelum makan,
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Astuti,T.N. 2010. “ Toxoplasma gondii Nicole & Splendore 1908 (Online). Vol. 6, No. 01,24-24,
(http://ejournal.litbang.depkes.go.id, diakses 15 Mret 2018).
Cox, F.E.G., 1982. : Immunology. In: modern Parasitology. A Text book of Parasitology. Blackwell
Scientific, Publications, London. (p.173) .
Iskandar, T., 1999. Tinjauan tentang toksoplasmosis pada hewan dan manusia..(online),Vol.8,No.2
th.1999, (Diakses tanggal 14 maret).
Levine. N.D. 1990. Buku Pelajaran Parasitologi veteriner. Universitas Gajah Mada Press.
Yogyakarta
Natalia, L. 2001. “ uji aglutinasi lateks untuk mendiagnosa penyakit ngorok (septicaemia epixootica)
di lapangan “. Jurnal Ilmu ternak dan veteriner, (Online), Vol. 6, No.3,
(http://peternakan.litbang.pertanian.go.id, diakses 8 mei 2018).
Olson, R, K., Nardin, D,E., 2016 .imunologi dan Serologi Klinis Modern : Untuk Kedokteran dan
Analis Kesehatan ( MIT / CLT ). Jakarta., ECG
Subekti, &. Kusumaningtya, E. 2011. “Perbandingan Uji Serologi Toksoplasmosis dengan Uji Cepat
Imunostik ELISA dan Aglutinasi Lateks” . Balai besar penelitian veteriner (Online),
Vol,16. No.3, ( http.//.oaji.net.com).
Subekti, Didik T & Nurfida K.A. 2006. “ Imunopatogensis Toksoplasma gondii berdasarkan
Perbedaan Galur “. Jurnal Wartazoa, Vol 16 (3) ; 131 – 136.
Rittenhouse-Olson, K. dan Nardin, E.D. 2003. Imunologi dan Serologi Klinis Modern. Terjemahan
oleh Ong, H.O. dan Mardella, E.A. 2016 : EGC.
Triana. A., 2015. Faktor Determinan toksoplasmosis Pada ibu hamil , jurnal kesehatan masyarakat.
(online).25-31 ( http://journal.unnes.ac.id)
Van Der. V, J., S. P. Admowirio, and L. Basuki. 1974. Serologic study toxoplasmosis in Indonesia.
Wiyarno. Y., 2013. Infeksi Toxoplasma pada penjual daging kambing dipasar tradisional
Surabaya.(online), Vol. 11. Januari. (jurnal.unipasby.ac.id)
Lampiran 1. Data pengambilan sampel Responden.
Lampiran 2. Foto proses penelitian
Lampiran 3. Hasil pemeriksaaan
Lampiran 4 : Bentuk kuisioner
KUISIONER RESPONDEN
PENELITIAN TOXOPLASMA GONDII
DI DAERAH KLAKAH JAWA TIMUR
Nama Responden :
Umur Responden :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :