Anda di halaman 1dari 4

ISU-ISU NUTRISI

Situasi Gizi (Kecukupan Asupan Energi Penduduk Indonesia)

A. Gizi Ibu Hamil


1. Lingkar Lengan Atas (LILA) <23, 5 cm
Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil dapat
menyebabkan Kurang Energi Kronis (KEK). Wanita hamil berisiko mengalami
KEK jika memiliki LILA < 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK beresiko melahirkan
bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR akan membawa risiko kematian, gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak. KEK juga dapat menjadi penyebab tidak
langsung kematian ibu. Hasil Riskesdas tahun 2013, mendapatkan proporsi ibu
hamil umur 15-49 tahun dengan LILA < 23,5 cm atau berisiko KEK di Indonesia
sebesar 24,2%. Proporsi ter-rendah di Bali (10,1 %) dan tertinggi di NTT (45,5%).
(Kemenkes RI, 2016)
2. Anemia
Anemia pada ibu hamil dihubungkan dengan meningkatnya kelahiran
prematur, kematian ibu dan anak dan penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi
pada ibu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin/bayi saat
kehamilan maupun setelahnya. Paling tidak setengahnya disebabkan kekurangan
zat besi. Ibu hamil dinyatakan anemia jika Hb kurang dari 11 mg/L. Riskesdas
tahun 2013 mendapatkan anemia terjadi pada 37,1% ibu hamil di Indonesia,
36,4% ibu hamil di perkotaan dan 37,8% ibu hamil di pedesaan. (Kemenkes RI,
2016)
3. Asupan Gizi
Studi Diet Total (SDT) 2014 mendapatkan bahwa, baik di perkotaan maupun
di pedesaan, lebih dari 50% ibu hamil mendapatkan asupan energi yang kurang
dari 70% AKE (angka kecukupan energi) dan hanya 14% yang tingkat kecukupan
energinya cukup. Demikian pula kecukupan protein, 49,6% ibu hamil di perkotaan
dan 55,6% di pedesaan mendapatkan asupan protein ≤ 80% Angka Kecukupan
Protein (AKP). (Kemenkes RI, 2016)
Untuk mencegah anemia, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi paling sedikit
90 tablet tambah darah selama kehamilannya. Target cakupan pemberian 90 tablet
tambah darah pada ibu hamil tahun 2014 adalah sebear 95%. Hanya provinsi Bali
yang mencapai target, sedangkan cakupan nasional hanya 85,1% demikian pula
provinsi selain Bali. (Kemenkes RI, 2016)
B. Gizi Bayi dan Balita (0-59 bulan)
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
BBLR, yaitu berat lahir kurang dari 2.500 gr lebih berisiko mengalami
masalah kesehatan dan keterlambatan pertumbuhan. BBLR mempengaruhi
tumbuh kembang anak di masa berikutnya dan masalah kesehatan yang dialami
dapat mengakibatkan komplikasi yang berakhir dengan kematian. (Kemenkes RI,
2016)
Riskesdas 2013 mendapatkan bahwa sebesar 11,1% dari balita usia 0-59 bulan
memiliki berat lahir kurang 2500 gr, dengan persentase tertinggi di provinsi
Sulawesi Tenggara dan ter-rendah di Provinsi Sumatera Utara. Persentase tahun
2013 tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan hasil Riskesdas 2010, yaitu
sebesar 10,2%. (Kemenkes RI, 2016)
2. Balita Gizi Kurang
Masalah gizi kurang (termasuk di dalamnya gizi buruk) pada balita di
Indonesia menurut hasil Riskesdas 2007, 2010 dan 2013 belum menunjukkan
perbaikan, bahkan ada sedikit peningkatan. (Kemenkes RI, 2016)
Provinsi dengan persentase balita gizi buruk ter-rendah menurut hasil
riskesdas 2013 adalah Provinsi Bali dengan persentase sebesar 13,2% den yang
tertinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan persentase sebesar 33%.
(Kemenkes RI, 2016)
3. Balita Pendek
Childhood stunting atau tubuh pendek pada masa anak merupakan akibat
kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan di masa lalu dan digunakan
sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak. Childhood stunting
berkolerasi dengan gangguan perkembangan neurokognitif dan risiko menderita
penyakit tidak menular di masa depan. (Kemenkes RI, 2016)
Persentase balita pendek di Indonesia termasuk tertinggi yaitu 37,2% menurut
hasil Riskesdas 2013, tidak membaik dibandingkan hasil riskesdas 2007 dan 2010.
Provinsi Riau dengan persentase balita pendek ter-rendah dan NTT dengan
persentase tertinggi. (Kemenkes RI, 2016)
4. Asupan Gizi
SDT 2014 mendapatkan bahwa rerata tingkat kecukupan energi pada balita
adalah sebesar 101% dengan 55,7% balita mendapatkan asupan energi yang
kurang dari Angka kecukupan energi (AKE) dan 17,1% balita mendapatkan
asupan energi melebihi Angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan, yaitu ≥
130% AKE. (Kemenkes RI, 2016)
Menurut Riskesdas 2013 dapat diketahui bahwa prevalensi gizi kurang
tertinggi di NTT (33,0%) dan ter-rendah di Bali (13,2%). Jika dilihat dari
persentase kecukupan energi, NTT merupakan provinsi dengan proporsi
kecukupan energi ter-rendah (92,3%), sementara proporsi kecukupan energi di
Bali melebihi angka nasional yaitu sebesar 101,10%. (Kemenkes RI, 2016)
Kebutuhan protein sebagai zat pembangun tubuh juga menentukan
pertumbuhan pada anak. Protein berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan
jaringan tubuh termasuk pembentukan enzim, hormon dan antibodi. Hasil SDT
2014 mendapatkan 23,6% balita hanya mendapatkan ≤ 80% AKP dan 10,6%
mendapatkan asupan 80-<100% AKP, sementara 65,8% mendapatkan asupan
protein ≥100% AKP (54,3% balita mendapatkan asupan protein ≥120% AKP dan
11,5% mendapatkan asupan 100-<120% AKP). (Kemenkes RI, 2016)
C. Gizi Anak Umur 5-12 tahun
Meskipun tidak sepesat balita, pertumbuhan anak umur 5-12 tahun masih
berlangung pesat, pada usia ini anak mulai menempuh pendidikan dan memiliki
beragam aktivitas untuk menunjang perkembangan fisik dan kognitifnya. Namun
seperti pada balita, kondisi gizi anak pada usia ini masih membutuhkan perhatian,
tercermin dari persentase pendek yang juga tinggi, yaitu mencapai 30,7% dengan
persentase ter-rendah di Provinsi DI Yogyakrta dan tertinggi di Provinsi Sulawesi
Barat. Sedangkan asupan energi rerata AKE pada anak umur 5-12 tahun adalah
sebesar 86,5% dengan proporsi yang mengkonsumsi <70% AKE sebesar 29,7%.
(Kemenkes RI, 2016)
D. Gizi Remaja (13-18 tahun)
Rerata tingkat kecukupan energi pada kelompok umur 13-18 tahun adalah
sebesar 72,3% dengan proporsi yang mengkonsumsi <70% AKE sebesar 52,5%.
(Kemenkes RI, 2016)
E. Gizi Dewasa
Pada kelompok dewasa >18 tahun, hasil Riskesdas 2013 mendapatkan 11,1%
penduduk termasuk kategori kurus, 62, 7% normal dan 26,3% mengalami kelebihan
berat badan (14,8% diantaranya obesitas, IMT>27). (Kemenkes RI, 2016)
Rerata tingkat kecukupan energi pada kelompok umur 19-55 tahun adalah
sebesar 73,8% dengan proporsi yang mengkonsumsi ≥130% AKE hanya sebesar 4,6%
penduduk umur 19-55 tahun. Sedangkan pada umur >55 tahun rerata tingkat
kecukupan energi sebesar 78% dengan proporsi yang mengkonsumsi ≥130%AKE
juga hanya sebesar 6,3% penduduk umur >55 tahun. Sebagian besar penduduk pada
usia dewasa mendapatkan asupan energi <100% AKE. (Kemenkes RI, 2016)

TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :

1. Mahasiswa/i dapat mengetahui isu-isu terkait nutrisi yang ada di Indonesia.


2. Mahasiswa/i dapat mengetahui jenis-jenis dari terapi nutrisi.
3. Mahasiswa/i dapat mengetahui manfaat dari terapi nutrisi.
4. Mahasiswa/i dapat mengetahui cara pemberian terapi nutrisi kepada pasien.
5. Mahasiswa/i dapat mengetahui penelitian/ evidence base terkait terapi nutrisi yang
efektif untuk diterapkan.
6. Mahasiswa/i diharapkan dapat mengetahui dan menerapkan implementasi dari terapi
nutrisi dalam asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2016. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI
(Situasi Gizi).
http://www.kemkes.go.id/development/resources/download/tabloid/infodatin/infodatin-
gizi-2016.pdf. Diaskes pada 27 September 2019 pukul 19.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai

  • Prambanan
    Prambanan
    Dokumen5 halaman
    Prambanan
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Henry
    Henry
    Dokumen4 halaman
    Henry
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • E Dari NW York
    E Dari NW York
    Dokumen3 halaman
    E Dari NW York
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Majapahit
    Majapahit
    Dokumen5 halaman
    Majapahit
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Stupa Agung
    Stupa Agung
    Dokumen4 halaman
    Stupa Agung
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Borobudur
    Borobudur
    Dokumen3 halaman
    Borobudur
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Anne Boleyn
    Anne Boleyn
    Dokumen3 halaman
    Anne Boleyn
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Palatoskisis
    Palatoskisis
    Dokumen1 halaman
    Palatoskisis
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Palatoskisis
    Palatoskisis
    Dokumen1 halaman
    Palatoskisis
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Elizabeth Tudor
    Elizabeth Tudor
    Dokumen2 halaman
    Elizabeth Tudor
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Lanjutan MH
    Lanjutan MH
    Dokumen2 halaman
    Lanjutan MH
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Mading 1
    Mading 1
    Dokumen2 halaman
    Mading 1
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Patof
    Patof
    Dokumen4 halaman
    Patof
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Artikel Windows
    Artikel Windows
    Dokumen4 halaman
    Artikel Windows
    Riska Febrianty Arsyad
    Belum ada peringkat
  • Nanda Nic Dan Noc Untuk Glaukoma
    Nanda Nic Dan Noc Untuk Glaukoma
    Dokumen6 halaman
    Nanda Nic Dan Noc Untuk Glaukoma
    Faridaa Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • HIPOTERMIA
    HIPOTERMIA
    Dokumen21 halaman
    HIPOTERMIA
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Depression
    Depression
    Dokumen2 halaman
    Depression
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Lanjutan MH
    Lanjutan MH
    Dokumen2 halaman
    Lanjutan MH
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Istiqomah
    Istiqomah
    Dokumen19 halaman
    Istiqomah
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Mading 1
    Mading 1
    Dokumen2 halaman
    Mading 1
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Penguin
    Penguin
    Dokumen2 halaman
    Penguin
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Tari Kecak
    Tari Kecak
    Dokumen1 halaman
    Tari Kecak
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Bougainvillea
    Bougainvillea
    Dokumen2 halaman
    Bougainvillea
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Tari Kecak
    Tari Kecak
    Dokumen1 halaman
    Tari Kecak
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi Hipotermia
    Patofisiologi Hipotermia
    Dokumen3 halaman
    Patofisiologi Hipotermia
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Makna Tari Saman
    Makna Tari Saman
    Dokumen1 halaman
    Makna Tari Saman
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Isu Revisi
    Isu Revisi
    Dokumen6 halaman
    Isu Revisi
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Definisi Perkembangan Keluarga
    Definisi Perkembangan Keluarga
    Dokumen1 halaman
    Definisi Perkembangan Keluarga
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat
  • Tahapan Perkembangan Menurut Carter
    Tahapan Perkembangan Menurut Carter
    Dokumen2 halaman
    Tahapan Perkembangan Menurut Carter
    Yukimura Sanada
    Belum ada peringkat