Anda di halaman 1dari 9

TRIGEMINAL NEURALGIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Kapita Selekta Semester 5

Disusun Oleh :

Gede Bayu Pipit Permadi (17.007)

AKADEMI AKUPUNKTUR SURABAYA


TAHUN AJARAN 2019
A. Definisi
Secara bahasa, trigeminal merupakan kata sifat dari nerve V, yaitu salah satu

cabang dari saraf kranial; neuralgia sendiri bermakna nyeri paroxysmal yang menjalar

sepanjang satu cabang saraf atau lebih (Parker dan Parker, 2002, hal. 17). Mereka

menambahkan bahwa yang dinamakan Trigeminal Neuralgia dikenal juga sebagai tic

douloureux (Nicholaus Andre, 1756), adalah suatu kondisi yang mempengaruhi saraf

trigeminal (saraf kranial V), salah satu saraf terbesar di kepala yang bertanggung

jawab untuk mengirim impuls rangsangan sentuhan, nyeri, tekanan, dan temperatur ke

otak dari wajah, rahang, gusi, kening, dan sekitar kedua mata (2002, hal. 10). Nerve V

merupakan saraf kranial yang paling besar, keluar secara lateral pada pons tengah dan

memiliki dua divisi, cabang motorik kecil dan cabang sensorik besar. Distribusi

cabang motorik meliputi area temporalis, pterygoid, tensor tympani, tensor palate,

mylohyoid, dan sisi anterior dari digastric; cabang motorik juga memiliki saraf

sensorik yang dapat memberikan sensasi nyeri. Kemudian, saraf ini terbagi menjadi

tiga cabang (Singh, 2016), yaitu :


1. N.VI (Ophtalmicus Nerve). Sifatnya sensorik dan fungsinya mensarafi kelopak

mata bagian atas; merupakan bagian yang paling jarang terkena gangguan.
2. N.VII (Maxillary Nerve). Sifatnya sensoris dan fungsinya mensarafi gigi atas, bibir

atas, batang hidung, rongga hidung, dan sinus maksilaris.


3. N.VIII (Mandibular Nerve). Sifatnya sensoris dan motoris.
Gambar 1. Trigeminal
Nerve
B. Epidemiologi
Prevalensi Trigeminal Neuralgia ialah 15 kasus tiap 100.000 orang. Dengan

predisposisi perempuan : laki – laki = 1,5 – 2 : 1. Pada 90 % pasien, onsetnya terjadi

diatas usia 40 tahun, umumnya pada usia 60 – 70 tahun.


C. Patofisiologi
Karena patofisiologi asli dari Trigeminal Neuralgia masih kontroversial,

etiologi penyakit ini bisa terjadi karena ada gangguan saraf sentral, perifer, atau

keduanya (Singh, 2016). Nervus trigeminus dapat menyebabkan nyeri karena fungsi

utamanya adalah sebagai saraf sensorik. Biasanya, tidak terdapat kerusakan secara

struktural (85%), tetapi banyak para peneliti sepakat penyebabnya adalah kompresi

vaskuler. Dimana kondisi terlilitnya arteri atau vena pada area masuk saraf trigeminus

ke pons, yang merupakan patogenesis idiopatik (trigeminal klasik). Lalu, kompresi ini

menyebabkan demielinasi nervus trigeminus. Nyeri neuropatik merupakan tanda

utama jejas (cedera) pada daerah serat aferen nosiseptif yang tidak termielinisasi atau

hanya memiki lapisan mielin yang tipis.


Trigeminal Neuralgia diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu klasik dan

simptomatik, dengan detail di bawah ini (Stiles, et al., 2007, hal. 8):
Trigeminal Neuralgia Klasik
a. Serangan nyeri paroxysmal pada area facial dan frontal yang bertahan

selama beberapa detik kurang dari dua menit, mencakup satu atau lebih dari divisi

saraf trigeminal.
b. Rasa nyeri yang memiliki setidaknya salah satu poin di bawah ini:
1. Intense, tajam, superfisial atau menusuk.
2. dipercepat dari trigger areas atau oleh trigger factors.
3. Pasien secara keseluruhan menjadi asimptomatik saat paroxysme.
c. Tidak ada bukti klinis mengenai deficit neurologi.
d. Tidak terkait dengan gangguan lainnya.

Trigeminal Neuralgia Simptomatik


a. Serangan nyeri paroxysmal bertahan sejak beberapa detik saja hingga dua

menit, dengan atau tanpa nyeri berturut-turut pada masa paroxysme, mencakup satu

atau lebih dari divisi saraf trigeminal.


b. Rasa nyeri setidaknya memiliki salah satu dari karakteristik di bawah ini:
1. Intense, tajam, superfisial atau menusuk.
2. Dipercepat dari trigger areas atau oleh trigger factors.
3. Luka kausatif, lebih dari sekedar kompresi vaskuler.

D. Faktor Resiko
a. Jenis kelamin: Wanita lebih mudah terkena penyakit ini di bandingkan oleh

pria
b. Umur
c. Status kesehatan: Jika anda memiliki multipe Sclerosis, maka anda beresiko

untuk terkena neuralgia trigeminal.


d. Seseorang yang pernah mengalami kecelakaan di daerah wajah.

E. Penegakan Diagnosa
a. Pemeriksaan Fisik
 Menilai sensasi pada ketiga cabang nervus trigeminus bilateral (termasuk

refleks kornea).
 Menilai fungsi mengunyah (m. masseter) dan fungsi membuka mulut,

serta deviasi dagu.


 Menilai EOM ( End Of Message ).
 Aktivitas yang menimbulkan nyeri (triggers). Dokter akan memeriksa

apakah ada serangan yang nyeri saat melakukan seperti makan, senyum,

berbicara, dan lain –lain.


b. Pemeriksaan Tambahan
 Pemeriksaan syaraf
Menyentuh dan memeriksa bagian wajah dapat membantu dokter

menentukan di mana letak terjadinya nyeri. Reflex test juga dapat

membantu dokter menentukan jika gejala yang timbul disebabkan kerena

tertekannya N.V atau karena hal lain.


 Magnetic resonance imaging (MRI)
Dokter akan meminta pasien melakukan MRI scan di kepala untuk

menentukan penyebab Trigeminal Neuralgia apakah karena multiple

sclerosis atau karena adanya tumor.


c. Diagnosa Banding
Perbedaan antara Trigeminal Neuralgia dan Nyeri Kepala Sebelah

(Migrain), antara lain (Singh, 2016):


1. Trigeminal Neuralgia
 Menyerang pada usia di atas 40 tahun.
 Lebih banyak menyerang perempuan.
 Nyeri pada satu sisi wajah.
 Penyebabnya kerena arteri yang menekan Trigeminal Nerve ada juga

yang karena idiopatik.


 Nyeri terjadi di daerah yang di syarafi oleh trigeminal nerve seperti,

pipi, rahang, gigi, gusi, atau di sekitar mata dan dahi.


2. Nyeri Kepala Sebelah (Migrain)
 Dapat menyerang siapa saja, baik anak – anak maupun orang dewasa.
 Lebih sering terjadi pada wanita.
 Nyeri atau sakit terjadi di satu sisi kepala.
 Penyebabnya belum diketahui (idiopatik).

Sebagai tambahan, Stiles et al. (2007, hal. 10-29) menambahkan

beberapa poin untuk membedakan penyakit Trigeminal Neuralgia dengan

penyakit lainnya:
1. Trigeminal Neuralgia sekunder
2. Nyeri yang berasal dari dental
a. Nyeri pulpa
b. Nyeri periodontal
c. Parafunction-induced alveolitis
d. Sindrom gigi retak
3. Ekstracranial
a. Sinusitis
b. Gangguan Temporomandibular
4. Neuropatik
a. Neuropatik pretrigeminal
b. Neuropatik trigeminal
c. Glossopharingeal neuralgia
d. Postherpetic neuralgia
e. Neuritis perifer
f. Kompresi saraf
5. Neurovaskuler
a. Migrain
b. Cluster headache
c. SUNCT atau Short-lasting Unilateral Neuralgiform

headache with Conjunctival injection and Tearing


d. Hemikrania paroxysmal kronis
e. Giant cell arteritis
6. Psikogenik

F. Penatalaksanaan
a. Menggunakan Obat
 Anticonvulsants
Dokter biasanya memberikan carbamazepine (Tegretol, Carbatrol)

untuk pasien trigeminal neuralgia. Obat anticonvulsant yang lain yang

biasanya di pakai diantaranya oxcarbazepine (Trileptal), lamotrigine

(Lamictal) and phenytoin (Dilantin, Phenytek). Obat – obatan lain seperti

clonazepam (Klonopin) and gabapentin (Neurontin, Gralise) juga dapat di

pakai.
 Antispasmodic agents

 Suntik Botox
Beberapa percobaan mengatakan bahwa suntik onabotulinumtoxinA

(Botox) dapat mengurangi rasa nyeri bagi penderita trigeminal neuralgia.


b. Operasi
Tindakan ini dilakukan jika semua upaya penobatan farmakologis tidak

berhasil. Salah satu tindakan operasi untuk Trigeminal Neuralgia yaitu:

dekompresi mikrovaskuler, dokter akan membuat sayatan di belakang telinga,

kemudian melubangi tulang tengkorak. Melalui lubang kecil ini dokter akan

mencari N.V dan memisahkan pembuluh darah yang menempel dan

menempatka sejenis bantalan (Teflon) antara N.V dengan pembuluh darah.

Resio operasi ini adalah kemungkinan kecil terjadinya penurunan fungsi

pendengaran, mati rasa pada wajah, dan lain – lain.


Gambar : arteri yang
G. DITINJAU SECARA TCMdipisahkan dengan N.V
(AKUPUNKTUR)
Saraf trigeminal memiliki 3 cabang, satu mengarah ke mata,yang ke dua ke

mulut, dan yang ketiga ke rahang. Berdasarka TCM, mereka keluar di sekitar area

taiyang di wajah dan dari perspektif TCM, trigeminal neuralgia memiliki etiologi

multifaktorial:
1. Eksterior - Invasi Angin-Dingin
Akupoint : GB 14, LI 4, BL 12, DU 4 (plus moxa)
3. Interior - LV / ST Fire
Akupoint : LR 2, ST 44, ST 36
3. Interior - Kekurangan Yin dengan meningkatnya api yang kosong.
DAFTAR PUSTAKA

Emedicine.medscape.com/article/1145144-differential#1

Parker, James N. dan Philip M. Parker. 2002. The Official Patient’s Sourcebook onTrigeminal
Neuralgia. ICON Health Publications: San Diego, California.

Stiles, M. Alan, Somsak Mitrirattanakul dan James J. Evans. 2007. Clinical Manual of
Trigeminal Neuralgia. Informa Healthcare: USA.

Lee S.; Treatment of Trigeminal Neuralgia With Sa-Am

Acupuncture; Acupuncture today; 2005.

Penner J.; Trigeminal neuralgia (Tic doloreux); 2017

[www.americandragon.com].

Anda mungkin juga menyukai