Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tempe merupakan jenis makanan fermentasi dengan bahan dasar kedelai

atau jenis kacang-kacangan yang lain. Tempe memiliki berbagai kelebihan dari

segi nilai gizi dibandingkan makanan lain. Tempe termasuk makanan sumber

protein nabati karena kandungan proteinnya sangat tinggi yaitu 18,3 g per 100 g

tempe. Tempe juga mengandung abu, kalsium, vitamin dan beberapa asam

amino yang dibutuhkan tubuh manusia.

Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia.

Para vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai

pengganti daging. Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia

dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk

produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per

orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg (Haryanto, 2010).

Salah satu upaya yang diberikan oleh pihak perbankan untuk menyalurkan

dana ke masyarakat dengan adanya program pembiayaan/kredit. Kredit

merupakan penyaluran dana yang dilakukan melalui pemberian pinjaman kepada

masyarakat dalam upaya mendorong kinerja usaha sehingga dapat dimanfaatkan

untuk meningkatkan produktivitas usaha sektor riil yang dilakukan oleh

masyarakat secara individu maupun kelompok. Sebelum kredit diberikan, untuk

meyakinkan nasabah bener-benar dapat dipercaya, maka terlebih dulu bank

mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup analisis prinsip 5C


(Character, Capital, Collateral, Capacity, Condition) dan prinsip 7P (Personality,

Purpose, Prospect, Payment, Profitability, Protection, Party) (Rahmawati, 2010).

Jika calon debitur yang mengajukan kredit tidak memenuhi salah satu

syarat tersebut (sebagai standar), maka permohonan kredit harus segera ditolak.

Kondisi ini merupakan salah satu indikasi sulitnya UMKM untuk mengakses

sumber permodalan formal. Maka dari itu pada penelitian ini akan menganalisis

mengenai prinsip 5C dan 7P pada UMKM Tempe Zainal untuk mengetahui

apakah UMKM tersebut layak untuk diberi pembiayaan atau tidak.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian pada UMKM Tempe Zainal adalah sebagai

berikut :

1. Mengetahui identitas calon debitur dan gambaran umum UMKM Tempe

Zainal.

2. Menganalisis kemampuan pemilik UMKM Tempe Zainal dalam memenuhi

syarat kredit dengan menggunakan analisis kredit prinsip 5C.

3. Menganalisis kemampuan pemilik UMKM Tempe Zainal dalam memenuhi

syarat kredit dengan menggunakan analisis kredit prinsip 7P.

4. Menganalisis kelayakan pemberian kredit pada UMKM Tempe Zainal.


II. PEMBAHASAN

2.1 Identitas Calon Debitur

Nama Pendiri : Bapak Zainal (almarhum)

Nama pengelola: Ibu Mustofiah

Umur : 53 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMP

Alamat : Jl. Pulau Bacan Gg. Jambu No.25, Jagabaya II, Way Halim,

Kota Bandar Lampung, Lampung 35121.

2.2 Gambaran Umum Usaha

UMKM Tempe milik Bapak Zainal beralamatkan di Jl. Pulau Bacan Gg.

Jambu No.25, Jagabaya II, Way Halim, Kota Bandar Lampung, Lampung.

UMKM Tempe Zainal Berdiri sejak tahun 1980 yang didirikan oleh bapak Zainal

Mustofa dan sekarang usaha tersebut dikelola oleh Ibu Mustofiah yang merupakan

generasi ke-tiga dari kakak iparnya dulu. Pengelola Ibu Mustofiah ini merupakan

anak ketiga dari delapan bersaudara dan sekarang berumur 62 tahun.

UMKM Tempe Zainal memiliki karyawan sebanyak empat orang bagian

produksi dan dua orang bagian pemasaran. Setiap hari Tempe Zainal

memproduksi tempe membutuhkan kedeleai sebanyak 5 Kwintal. Modal yang

dimiliki adalah modal sendiri.

Usaha Tempe Zainal ini memasarkan tidak hanya di pasar saja, namun jika

ada pesanan secara personal maupun usaha juga tetap dilayani. Seperti RS. Urip

Sumoharjo sudah lima tahun berlangganan tempe milik Ibu Mustofiah. Warung
Usaha seperti Bebek Belur dan Geprek Bensu pun sudah berlangganan hampir dua

tahun ini dan hingga sekarang menjadi pelanggan tetap.

2.3 Analisis Kredit Prinsip 5C pada UMKM Tempe Zainal


Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa

kredit yang diberikan pada UMKM Taman Bunga Vanva harus benar-benar akan

kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penelitian kredit pada UMKM

Taman Bunga Vanva sebelum kredit tersebut disalurkan (Puspitaningtyas, 2012).

Penelitian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan analisis prinsip 5C. Berikut

hasil analisis prinsip 5C pada UMKM Tempe Zainal :

a. Character

Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari

seseorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Hal ini bank

meyakini benar bahwa calon debiturnya memiliki reputasi baik, artinya selalu

menepati janji dan tidak terlibat hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas,

misalnya penjudi, pemabuk, atau penipu. Guna membaca sifat atau watak dari

calon debitur dapat dilihat dari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar

belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya

hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.

Nilai Character ini bisa dilihat dari hasil wawancara antara Customer Service

kepada nasabah yang hendak mengajukan kredit yaitu UMKM Tempe Zainal

mengenai latar belakang, kebiasaan hidup, pola hidup nasabah, dan lain-lain.

Latar belakang nasabah yang dulunya adalah seorang pekerja menjadi hal yang

memperkuat bahwa character dari calon nasabah pekerja keras dan gigih dalam

berusaha.
b. Capital

Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh UMKM yang dikelola

calon debitur. Bank harus meneliti modal calon debitur selain besarnya juga

strukturnya untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dapat dilihat dari

laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan

melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya dan ukuran

lainnya. Capital secara singkat berati modal sendiri yang dimiliki oleh calon

debitur.

Asset yang dimiliki oleh Ibu Mustofiah sebagai calon debitur yaitu berupa

rumah dan tanah yang buat usaha tersebut. Rumah dan tanah tersebut merupakan

modal yang dimiliki oleh calon debitur yang dapat dijadikan penilaian oleh pihak

bank untuk memberikan kredit atau pinjaman. Asset yang dimiliki selain asset

usaha merupakan jaminan yang kuat bahwa saat usaha yang dimiliki Ibu

Mustofiah selaku debitur mengalami kemunduran masih ada asset lain yang dapat

digunakan untuk pembayaran kredit. Sehingga untuk prinsip capital sudah

terpenuhi namun belum optimal.

c. Collateral

Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang

bersifat fisik maupun yang nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit

yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi

sesuatu, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

Skala usaha yang dijalankan oleh calon debitur sudah termasuk usaha kecil

sehingga untuk memperoleh pinjaman kembali anggunan yang diberikan sudah

tidak bisa menggunakan BPKB motor. Ibu Mustofiah memberikan anggunan


berupa BPKB Mobil dan Surat tanah dan bangunan asli sebagai jaminan untuk

mendapatkan pinjaman atau kredit. Kelancaran usaha yang ditawarkan oleh

UMKM Tempe Zainal menjadi nilai tambahan untuk anggunan. Jaminan atau

anggunan yang diberikan akan menentukan jumlah kredit yang akan diterima oleh

Ibu Mustofiah. Anggunan atau jaminan tersebut menjadikan calon debitur telah

memenuhi prinsip collateral.

d. Capacity

Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam

membayar kredit. Bank harus mengetahui secara pasti atas kemampuan calon

debitur dengan melakukan analisis usahanya dari waktu ke waktu. Pendapatan

yang selalu meningkat diharapkan kelak mampu melakukan pembayaran kembali

atas kreditnya. Sedangkan bila diperkirakan tidak mampu, bank dapat menolak

permohonan dari calon debitur. Capacity sering juga disebut dengan nama

Capability.

Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa usaha yang dijalankan oleh debitur

memiki omzet yang besar. Selain itu dibandingkan awal berdirinya tentu usaha

tersebut telah memperoleh pendapatan yang jauh lebih besar. Pendapatan yang

terus meningkat diharapkan menjadi acuan bahwa calon nasabah yaitu Ibu

Mustofiah mampu membayar kredit sesuai kesepakatan. Omzet yang didapatkan

meski tidak menentu namun untuk kadar UMKM omzet sejumlah Rp 150.000.000

termasuk sudah besar. Sehingga memenuhi prinsip capacity.

e. Condition

Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi

yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Penilaian kondisi dan bidang
usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga

kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

UMKM Tempe Zainal dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang

terbukti dari asset yang dimiliki. Awalnya hanya memproduksi satu kwintal sehari

dan tiap tahunnya meningkat, hingga sekarang memproduksi lima kwintal dalam

sehari. Selain itu omzet yang diperoleh tentu semakin meningkat dengan

meningkatnya skala produksi. Diawal berdirinya Usaha Tempe Zainal juga

menggunakan modal sendiri Rp. 3.500.000 . UMKM Tempe Zainal saat ini sudah

mempunyai omzet hingga Rp 150.000.000 . Hal ini menunjukkan bahwa UMKM

Tempe Zainal memiliki prospek yang baik dan sudah memenuhi prinsip

condition.

2.4 Analisis Kredit Prinsip 7P pada UMKM Tempe Zainal


Prinsip 5C merupakan prinsip yang utama harus terpenuhi namun dalam

penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis kredit prinsip 7P

dengan unsur penilaian pada UMKM Tempe Zainal adalah sebagai berikut:

a. Personality

Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah

lakunya sehari-hari maupun kepribadiaannya di masa lalu. Penilaian personality

juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam

menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.

Kepribadian dari calon debitur yaitu Ibu Mustofiah cukup baik dalam hal

pinjaman. Beberapa tahun lalu calon debitur pernah meminjam uang di Bank dan
tidak mengalami masalah. Selain itu sikap saat di wawancara menunjukkan bahwa

calon debitur memiliki sikap yang sopan dan menghargai orang lain.

b. Purpose

Purpose yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk

jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat

bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja,

investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.

Calon nasabah yaitu Ibu Mustofiah ingin melakukan kredit untuk

penambahan asset dan memperluas usahanya. Menurut beliau jenis kredit yang

diinginkan adalah kredit investasi yaitu kredit yang diberikan digunakan sebagai

pembelian asset atau investasi untuk kelancaran usaha.

c. Prospect

Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah

menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa

mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.

Hasil survei menunjukkan bahwa UMKM Tempe Zainal yang dijalankan oleh

calon debitur memiliki prospek yang bagus terbukti dengan adanya buku tabungan

khusus usaha dimana didalamnya terlihat arus kas dari usaha itu sendiri.

d. Payment

Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit

yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga

jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.
Sumber dana yang digunakan untuk pengembalian kredit sebagian besar dari

usaha tempe tersebut. Namun jika usahanya mengalami kollaps maka masih ada

sumber dana lain yang beliau miliki yaitu dari hasil rumahnya yang disewakan.

e. Profitability

Profitability menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari

laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau

akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan

diperolehnya.

Berdasarkan hasil survei pada calon debitur menunujukkan bahwa laba yang

diperoleh oleh Ibu Mustofiah selaku pemilik UMKM Tempe Zainal mengalami

pasang surut. Namun untuk saat ini Usaha Tempe Zainal masih dikategorikan

memiliki profitabilitas yang tinggi. Sehingga calon nasabah yakin akan mampu

mendapatkan laba yang lebih besar disaat mendapatkan kredit.

f. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan

mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar

aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau

orang atau jaminan asuransi.

Jaminan yang diberikan oleh calon debitur yaitu BPKB Mobil dan Surat

Tanah dan Bangunan yang berarti bahwa calon debitur menjaminkan usahanya

untuk mendapatkan kredit.

g. Party

Party berarti mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau golongan-

golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya sehingga


nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas

kredit yang berbeda pula dari bank.

Calon nasabah setelah dilakukan survei dan diberikan sejumlah pertanyaan

menunjukkan bahwa nasabah tersebut merupakan salah satu pelaku usaha kecil

yang layak diberikan fasilitas kredit berupa kredit investasi. Kredit investasi

diberikan kepada pelaku usaha yang memiliki pendapatan cukup besar dan usaha

yang dijalankan oleh Ibu Mustofiah termasuk yang layak untuk diberikan kredit

investasi.

2.5 Analisis Kelayakan Kredit pada UMKM Tempe Zainal

Hasil survei yang dilakukan pada UMKM Tempe Zainal sebagai salah satu

usaha yang dijadikan jaminan calon debitur yaitu Ibu Mustofiah menentukkan

semua persyaratan untuk pengajuan kredit. Selain itu prinsip-prinsip dalam

pemberian kredit yaitu prinsip 5C dan 7P telah terpenuhi seluruhnya oleh Ibu

Mustofiah. Hal ini menunjukkan bahwa Ibu Mustofiah selaku pemilik UMKM

Tempe Zainal layak diberikan kredit guna memperluas usahanya dan membeli

asset. Jenis kredit yang cocok diberikan kepada Ibu Mustofiah adalah kredit

investasi. Kredit investasi yaitu kredit jangka panjang yang jangka waktu dan

angsurannya disesuaikan dengan arus kas usaha, yang dapat digunakan untuk

membiayai pemabangunan atau perluasan pabrik atau gedung serta investasi lain

untuk suatu usaha.


III. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Calon debitur bernama Ibu Mustofiah yang beralamatkan di Jl. Pulau

Bacan Gg. Jambu No.25, Jagabaya II, Way Halim, Kota Bandar

Lampung dengan usaha yang dimiliki bernama UMKM Tempe Zainal

yang memiliki omzet Rp 150.000.000/bulan.

2. Prinsip – prinsip 5C dalam penilaian kelayakan kredit pada calon

nasabah yaitu pemilik dari UMKM Tempe Zainal telah terpenuhi semua

meliputi prinsip Character, Capital, Collateral, Capacity, Condition.

3. Prinsip-prinsip 7P dalam penilaian kelayakan pada calon nasabah yaitu

pemilik UMKM Tempe Zainal telah terpenuhi semua dan dimiliki oleh

calon debitur. Prinsip tersebut meliputi Personality, Purpose, Prospect,

Payment, Profitability, Protection, Party.

4. Ibu Mustofiah selaku pemilik UMKM Tempe Zainal layak diberikan

kredit dengan jenis kredit yang cocok untuk diberikan adalah Kredit

Usaha Rakyat.

3.2 Saran
Sebaiknya pihak pelaku usaha UMKM Tempe Zainal mengajukan kredit kepada

pihak lembaga pembiayaan kalau ingin memperluas usaha dan pasar. Dan untuk

pihak perbankan sebaiknya memberikan persyaratan yang mudah dan kriteria

penilaian kelayakan pemberian kredit tidak terlalu banyak dalam penyaluran

kredit pada UMKM.


DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Riska Dewi. 2019. Faktor-Faktor Eksternal Mikro Yang


Mempengaruhi Kesuksesan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm)
(Studi Pada Kawasan Sentra Industri Keripik Di Bandar Lampung).
Universitas Lampung. Lampung.
Haryanto, E.,. 2010. Budidaya Kacang, Jakarta. Penebar swadaya

Puspitaningtyas, Ayu. 2012. Analisis Prinsip 5C dan 7P pada Penyaluran Kredit


pada PT. BPR Antar Rumeksa Arta Karanganyar. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.

Rahmawati, Andria. 2010. Analisis Kemampuan Usaha Mikro Dan Kecil Dalam
Memenuhi Syarat Pengajuan Kredit Berdasarkan Prinsip 5c, Prinsip 7p Dan
Prinsip 3r (Studi Kasus Ulamm Lewwipanjang Bandung). Universitas
Telkom. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai