2019
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/16477
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISA KUANTITATIF ASAM LEMAK DARI MINYAK
KELAPA SAWIT STEARIN (Refined Bleached Deodorized Palm
Stearin)
DI PT.SOCI SECARA KROMATOGRAFI GAS
KARYA ILMIAH
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
KARYA ILMIAH
Diajukan umtuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar
Ahli Madya
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa Karya Ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
162401027
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGHARGAAN
Segala puji serta syukur tak henti-hentinya penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus
Kristus yang selalu mengalirkan semangat dan berkat kepada penulis hingga
akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan Karya Ilmiah ini dengan baik, adapun
judul Karya Imiah penulis iyalah ANALISA KUANTITATIF ASAM LEMAK
DARI MINYAK KELAPA SAWIT STEARIN (Refined Bleached Deodorized
Palm Stearin) DI PT.SOCI SECARA KROMATOGRAFI GAS. Karya Imiah ini
disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Program
Diploma III Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Kerista Sibayang, M.S., sebagai Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam , Universitas Sumatera Utara yang telah menyediakan
fasilitas pendidikan bagi penulis.
2. Dr. Minto Supeno, MS., sebagai Ketua Program sudi D-III Kimia , Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , Universitas Sumatera Utara yang
telah mengarahkan penulis pada masa perkuliahan.
3. Drs. Albert Pasaribu, M.Sc., sebagai Dosen pembimbing yang telah
menyediakan banyak waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dengan penuh tanggung jawab, serta memberikan motivasi dan
nasihat kepada penulis.
4. Bapak terkasih Pukka Hasiholan Rajagukguk, mamak terkasih Mesteria
br.Siahaan, kakak terkasih Siska, adik terkasih Adryan, Aprillia, Sahabat
terkasih Alona Elliora, Lyunigeti, dan Hurang Roha yang selalu penuh kasih
untuk mendampingi penulis, memberikan didikan dan motivasi kepada
penulis, serta melantunkan doa yang tiada hentinya bagi penulis disepanjang
kehidupan penulis. Kalian adalah sumber semangat dan suka cita terbesar
bagiku. Aku mencintai kalian sepanjang masa.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang turut membantu penulis dalam proses penyelesaian Karya Ilmiah ini. Semoga
kiranya kasih setia-Nya selalu beserta kita sepanjang waktu. Amin.
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISA KUANTITATIF ASAM LEMAK DARI MINYAK KELAPA
SAWIT STEARIN (Refined Bleached Deodorized Palm Stearin)
DI PT.SOCI SECARA KROMATOGRAFI GAS
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian Analisa Kuantitatif Asam Lemak Dari Minyak Kelapa
Sawit Stearin (Refined Bleached Deodorized Palm Stearin) Secara Kromatografi
Gas Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis asam lemak yang
terdapat dalam sampel dengan menggunakan alat instrumen yaitu Kromatografi Gas.
Asam lemak yang terdapat dalam sampel dapat berupa asam lemak jenuh dan asam
lemak tidak jenuh. Dimana sampel RBDPS (Refined Bleached Deodorized Palm
Stearin) tersebut diperoleh dari proses hidrogenasi selanjutnya difraksinasi sehingga
dihasilkan campuran asam lemak yang akan dianalisa dengan menggunakan
Kromatografi Gas. Hasil analisa produk mengandung jenis asam lemak yaitu asam
lemak jenuh berupa asam laurat (C12) 0,114%, asam miristat (C14) 1,084%, asam
palmitat (C16) 60,015%, asam stearat (C18) 4,878%, asam arakidat (C20) 0,377% dan
asam lemak tidak jenuh berupa asam oleat (C18F1) 26,639%, asam linoleat (C18F2)
6,430%,dan asam linolenat (C18F3) 0,117%. Kadar dari hasil analisis asam lemak ini
telah memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
Kata kunci : Asam Lemak, Kromatografi gas, dan Minyak Kelapa Sawit
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
QUANTITATIVE ANALYSIS OF FATTY ACID FROM STEARIN PALM OIL
(Refined Bleached Deodorized Palm Stearin)
IN PT.SOCI GAS CHROMATOGRAPHY
ABSTRACT
Quantitative Analysis of Fatty Acids from Stearin Palm Oil (Refined Bleached
Deodorized Palm Stearin) by Gas Chromatography has been carried out. The
purpose of this study was to determine the types of fatty acids contained in the
sample using an instrument namely Gas Chromatography. The fatty acids contained
in the sample can be saturated fatty acids and unsaturated fatty acids. Where the
sample of RBDPS (Refined Bleached Deodorized Palm Stearin) was obtained from
the hydrogenation process then fractionated so that a mixture of fatty acids was
produced which would be analyzed using Gas Chromatography. The results of the
analysis of products containing fatty acid types are saturated fatty acids in the form
of lauric acid (C12) 0.114%, myristic acid (C14) 1.084%, palmitic acid (C16)
60,015%, stearic acid (C18) 4,878%, arachidic acid (C20) 0.377 % and unsaturated
fatty acids in the form of oleic acid (C18F1) 26,639%, linoleic acid (C18F2) 6.430%,
and linolenic acid (C18F3) 0.117%. The levels of the results of the analysis of fatty
acids have met the prescribed specifications.
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR SINGKATAN x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data hasil analis 28
4.2 Perhitungan 29
4.3 Pembahasan 30
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR SINGKATAN
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 1
PENDAHULUAN
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam penulisan Karya Ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah produk Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS)
tersebut mengandung asam lemak?
2. Jenis asam lemak apa saja yang terdapat dalam produk Refined Bleached
Deodorized Palm Stearin (RBDPS)?
3. Apakah asam lemak dalam produk Refined Bleached Deodorized Palm
Stearin (RBDPS) PT. SOCI yang diperoleh sudah memenuhi standar
spesifikasi kelapa sawit menurut para ahli?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah produk Refined Bleached Deodorized Palm
Stearin (RBDPS) mengandung asam lemak atau tidak.
2. Untuk mengetahui jenis asam lemak beserta kadarnya yang terdapat
dalam produk Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS)
dengan menggunakan Kromatografi gas.
3. Untuk mengetahui apakah produk Refined Bleached Deodorized Palm
Stearin (RBDPS) sudah memenuhi standar spesifikasi minyak kelapa
sawit menurut para ahli.
1.4 Manfaat
Manfaat dari Karya Imiah ini adalah untuk mengetahui kandungan dan
kualitas asam-asam lemak dengan standar mutu spesifikasi minyak kelapa sawit
dari produk Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS) dengan
menggunakan Kromatografi gas.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perusahaan
Oleokimia adalah bahan baku industri yang diperoleh dari minyak nabati
termasuk diantaranya adalah minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit.
PT. Sinar Oleochemical International (SOCI) merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang pengolahan minyak sawit, RBDPS, dan RPDPO menjadi fatty
acid dan glycerin. Ide pendirian pabrik ini didasarkan pada peluang pasar dari
oleochemical sangat besar dan bahan baku untuk pembuatan oleochemical ini banyak
terdapat di Indonesia. Ide ini dicetuskan oleh investor Indonesia pada sebuah
pertemuan antara investor Indonesia dengan investor asing di Jakarta Convention
Center, Jakarta, pada tahun 1991.
Produksi utama minyak yang digolongkan dalam oleokemikal adalah asam
lemak, lemak alkohol, asam amino, metil ester dan gliserin. Bahan-bahan tersebut
mempunyai spesifikasi penggunaan sebagai bahan baku industri kosmetik dan aspal.
Oleokimia juga digunakan dalam pembuatan deterjen (Fauzi, 2004)
Melihat besarnya kebutuhan pasar akan oleochemical ini maka didirikanlah
PT. Sinar Oleochemical International (SOCI) yang memproduksi Beading yang
merupakan bahan baku pembuatan deterjen, sabun, minyak wangi dan lain-lain.
Perusahaan ini merupakan kerja sama antara investor Indonesia dengan investor
Jepang.
Rekan utama PT. Sinar Oleochemical International (SOCI) ini adalah Nippon
Oil and Fat (NOF) yang menguasai bidang teknologi dan pengolahan. Dengan
melihat prospek yang cerah dari perusahaan ini maka invertor Jepang tersebut juga
mencari mitra usaha yang berasal dari Jepang sendiri.
Dengan semakin majunya persaingan industri dalam pengolahan fatty acid
(asam lemak), maka pada awal tahun 1996 PT. Sinar Oleochemical International
(SOCI) mengembangkan produksinya dengan memproduksi Beading dan Flaker.
Menyongsong era perdagangan bebas PT. SOCI juga telah memperoleh sertifikat
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
ISO 9002 pada tanggal 7 Oktober 1996. ISO yang dipelopori oleh negara-negara
Eropa ini mengawasi manajemen kualitas yang bertujuan untuk menghasilkan
produk yang berkualitas tinggi. Dengan adanya sertifikat ISO 9002 ini maka akan
menjamin kualitas produk sehingga diharapkan mampu bersaing di pasar
International.
2.1.2 Lokasi Perusahaan
PT. Sinar Oleochemical International (SOCI) berlokasi di Kawasan Industri
Medan (KIM) Jl. KL. Yos Sudarso Km. 10,5 Medan. PT. SOCI memilih lokasi
Kawasan Industri Medan (KIM) didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan :
1. Mudah dalam pengadaan bahan baku yang diperoleh dari PT. Ivomas Tunggal
yang juga merupakan anak perusahaan Sinar Mas Group yang berlokasi di Gabion
Belawan.
2. Dekat dengan pelabuhan Belawan yang digunakan sebagai sarana pengiriman
produk jadi
2.1.3 Standar Mutu Bahan/Produk
Untuk memperlancar proses produksinya dan untuk menjamin mutu
produknya PT. Sinar Oleochemical International (SOCI) mengadakan pemeriksaan
yang selektif terhadap mutu bahan baku yang diterima. Standard mutu dapat dilihat
seperti pada Tabel 2.1, Tabel 2.2, dan Tabel 2.3
No Parameter Standar
1 %FFA Max 5%
2 Moisture Max 1%
4 Appearance Clear
No Parameter Standar
1 %FFA Max 2 %
2 Colour Max 3R
3 Moisture Max 1 %
7 Apperance Clear
No Parameter Standar
2 Colour Max 3R
7 Apperance Clear
Dengan kata lain, bahan baku adalah bahan utama dalam pembuatan suatu produk.
Bahan baku pembuatan fatty acid dan glycerin adalah :
a. Palm Kernel Oil (PKO) / Minyak inti sawit.
b. Refine Bleached Deodorized Palm Olein (RBDPO) : CPO yang sudah
diambil oleinnya (tinggal stearinnya) dan sudah di bleaching.
c. Refine Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS) : CPO yang sudah di
bleaching (tinggal oleinnya).
Proses Granulasi adalah proses pengkristalan fatty acid, dimana fatty acid
(cair) berubah menjadi padat (solid) dalam bentuk butiran dan lempengan
(bentuk butiran dinamakan beading, dan bentuk lempengan dinamakan
flaker).
minyak kelapa sawit juga dapat difraksinasi sehingga diperoleh fraksi padat (stearin)
dan fraksi cair (olein). Karakteristik yang berbeda pada fraksifraksi tersebut
menyebabkan aplikasinya sangat luas untuk produk-produk pangan ataupun non
pangan, Karena konsumen lebih menyukai minyak jernih berwarna kuning keemasan
maka dilakukan pemurnian kelapa yang membutuhkan beberapa proses pemurnian
sehingga diperoleh RBDPO.(Choo,et al,2001).
Tanaman sawit menghasilakan buah yang disebut tandan buah segar (TBS0.
Setelah diolah tandan buah segar akan menghasilkan minyak. Minyak yang bearsal
dari kelapa sawit terdiri atas dua macam. Pertama minyak yang berasal dari daging
buah (mesocarp). Kedua minyak yang berasal dari inti sawit dikenal sebagai minyak
inti sawit atau palm karnel oil (PKO) ( Pardamean,2008).
Beberapa manfaat kelapa sawit :
a.Bahan baku makanan
Lebih dari 80% minyak goreng yang ada diindonesia terbuat dari minyak
kelapa sawit. Kelebihan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku minyak goreng
adalah kandungan aswam oleat yang sangat tinggi yaitu sekitar 40%. Asam oleat
adalah asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap, sehingga selama proses
penggorengan relatif lebih stabil dibandingkan dengan minyak kedele
(Sulistyo,dkk.2006).
Minyak kelapa sawit dapat juga diolah menjadi bahan makanan seperti mentega,
lemak untuk masakan (shortening), bahan tambahan coklat, bahan baku es krim,
pembuatan asam lemak,vanaspati,bahan baku berbagai industri ringan, bahan makan
ternak
b.Bahan baku kosmetika dan obat-obatan
Krim,shampoo,lotion dan vitamin A adalah beberapa contoh produk yang berasal
dari minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit jauh lebih mudah diserap kulit
dibandingkan minyak lainnya.
c.Bahan baku industri berat dan ringan
Pada industri kulit, minyak kelapa sawit digunakan sebagai bahan pelembut
dan pelunak. Minyak kelapa sawit juga digunakan pada industri tekstil karena
miudah dibersihkan. Sebagai pelumas, minyak kelapa sawit cukup baik digunakan
karena tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi.Minyak kelapa sawit digunakan
sebagai “ cold rolling” dan “flixing agent” pada industri kawat dan perak dan sebagai
bahan flotasi pada pemisahan biji tembaga dan kobalt. Pada indutri ringan, minyak
kelapa sawit dijadikan salah satu bahan baku pembuatan sabun, semir sepatu, lilin,
detergen, dan tita cetak (Pardamean,M.2008).
Komposisi asam lemak minyak sawit cenderung lebih banyak mengandung
asam palmitat dan linoleat, sedangkan pada minyak inti sawit lebih banyak
mengandung asam laurat yang dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut :
Tabel 2.4 Komposisi asam lemak minyak sawit dan minyak inti kelapa sawit (Ketaren,
1986)
Asam Lemak Minyak kelapa sawit(%) Minyak kelapa inti(%)
Asam Kaprilat - 3–4
Asam kaproat - 3-7
Asam laurat - 46 -52
Asam Meristat 1.1 – 2.5 14 - 17
Asam Palmitat 40 – 46 6.5 - 6
Asam Stearat 3.6 – 4.7 1 – 2.5
Asam Oleat 39 – 45 13 - 19
Asam Linolenat 7 – 11 0.5 – 2
Sifat fisiko-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau, dan flavor,
kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih (boiling point), titik pelunakan,
sliping point, shot melting point, bobot jenis, indeks bias, titik keruhan ( turbidity
point). titik asap, titik nyala dan titik api (Ketaren, 1986).
Dalam sudut pandang industri, tujuan utama dari pemurnian adalah untuk
merubah minyak kasar/mentah menjadi edibble oil yang berkualitas dengan cara
menghilangkan zat pengotor yang tidak diinginkan sampain level yang diinginkan
dengan cara yang paling efesien. Bahan yang tidak diinginkan atau pengotor dalam
minyak mungkin biogenic misalnya disintesis oleh tanaman itu sendiri tanpa bahan
tersebut bisa jadi bahan pengotor yang diambil oleh tanaman dari lingkungannya.
Pengotor tersebut mungkin diperoleh selama proses hulu, yaitu ekstaksi,
penyimpanan atau transportasi dari minyak kasar/mentah dari lapang pabrik. Proses
pemurnian yang tepat sangat penting dilakukan dalam rangka untukn memproduksi
produk akhir yang berkualitas tinggi dalam rentan spesifikasi yang telah ditentukan
dan sesuai dengan keinginan pelanggan. Ada 2 tipe dasar teknologi pembersihan
yang tersedia untuk minyak :
Perbedaan diantara kedua tipe tersebut didasarkan pada jenis bahan kimia yang
digunakan dan cara penghilangan FFA. Pembersihan secara fisik tampaknya pada
prakteknya menggantikan pengguanakan teknik pembersihan menggunakan bahan
kimia (alkali) karena tingginya asam lemak bebas (FFA) pada minyak yang
dibersihkan secara kimia. Proses deasidifikasi (deodorisasi) pada proses pembersihan
secara fisik mampun mengatasi masalah tersebut. Terpisah dari hal tersebut, menurut
literatur, metode ini dosarankan karena diketahui cocok untuk minyak tumbuhan
dengan kadar fosfat yang rendah seperti minyak sawit. Dengan demikian,
pembersihan secara fisik terbukti memiliki efesiensi yang tinggi, kehilangan yang
lebih sedikit (Nilai Pemurnian < 1,3), biaya operasi yang lebih rendah, modal yang
lebih rendah dan lebih sedikit bahan untuk ditangani.Nilai pemurnian (NP) adalah
parameter yang digunakan untuk memperkirakan berbagai tahap pada proses
pemurnian. Faktor ini tergantung pada hasil produk dan kualitas dari input yang
dihitung yaitu :
Nilai Pemurnian
Deodorization Bleaching
spilitting
FFA Deodorization
Palm Refined
Fatty Acid Bleached
Distillates Deodorise
(PFAD) d Palm Oil
Neutralized
(RBDPO)
Bleached
Deodorized
Gambar 2.1 Proses pemurnian/refining dari CPO secara kimia dan fisika
Secara umum, pemurnian secara kimia memerlukan tahap proses,peralatan dan bahan
kimia yang lebih banyak bila dibandingkan dengan pemurnian secara fisik. Diagram
proses untuk proses pemurnian secara kimia dan secara fisik digambarkan pada
Gambar 2.1
2.3.1 Pemurnian (Refening) Kimia
Pemurnian secara kimia atau pemurnian basa adalah metode konversional yang
digunakan untu memurkan CPO. Ada tiga tahap pada proses refening secara kimia,
yaitu 1. Degummint, 2. Penjernian dan Filtrasi, 3. Penghilangan bau.
1. Degumming dan Netralisasi
Pada tahap ini, bagian fosfatida dari minyak dihilangkan dengan
menambahkan aditif dibawah kondisi reasksi yang spesifik. Aditif yang
paling umum digunakaan adalah asam fosfat dan asam sitrat. Setelah itu,
dilakukan proses netralisasi dengan menggunakan basa untuk menghilangkan
asam lemak bebas. Larutan kemudian dimasukkan kedalam labu pemisah
sehingga akan terpisah antara bagian minyak dengan sabun hasil reaksi antara
basa dengan asam lemak bebas. Untuk menghilangkan kelebihan basa,
minyak tersebut dicuci dengan air panas.
2. Penjernihan dan Filtrasi
Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu
ruang berada dalam keadaan rapat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam
suhu ruang berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada batasan yang jelas untuk
membedakan minyak dan lemak ini.
Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu
ruang berada dalam keadaan rapat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam
suhu ruang berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada batasan yang jelas untuk
membedakan minyak dan lemak ini.Dalam proses pembentukannya, trigliserida
merupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam-
asam lemak (umumnya ketiga asam lemak berbeda-beda) yang membentuk satu
molekul air (Suarmadji,1989).
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau trigliserol yang berarti triester dari
gliserol yang merupakan bagian terbesar dari kelompok lipida. Trigliserida ini
merupakan senyawa hasil kondensasi dari molekul gliserol dengan tiga molekul
asam lemak seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2
Gambar 2.2 Proses kondensasi 1 molekul gliserol dengan 3 molekul asam lemak
(Mangoensoekarjo, 2003)
dasar, karena beberapa oleokimia dasar yang lain seperti fatty ester, fatty alcohol dan
fatty amina dapat disintesis dari asam lemak. Akibatnya meningkatkan kebutuhan
oleokimia dasar tersebut, diperkirakan kebutuhan asam dunia meningkat 3% per
tahun, dari 2,65 juta ton per tahun 1995 menjadi 4 juta ton pada tahun 2010. Asam
lemak yang berasal dari Amerika dan eropa pada umumnya disintesis dari tallow,
minyak kelapa, minyak kedelai, dan lain-lain.
Produk turunan asam lemak seperti fatty ester, fatty alcohol dan fatty amina
lainnya digunakan untuk menggantikan produk-produk petrokimia. Dengan semakin
meningkatnya kesadaran akan lingkungan, maka permintaan untuk produk asam
lemak nabati akan meningkat. Disamping itu harga produk-produk asam lemak
nabati akan meningkat karena dibebani biaya pencemaran lingkungan (Sulistyo,dkk.
2006).
Asam lemak adalah asam monokarboksilat rantai lurus tanpa cabang yang
mengandung atom karbon genap mulai dari C-4, tetapi yang paling banyak adalah C-
16 dan C-18. Asam lemak digolongkan menjadi tiga yaitu berdasarkan panjang rantai
asam lemak, tingkat kejenuhan, dan bentuk isomer geometrisnya. Berdasarkan
panjang rantai asam lemak dibagi atas; asam lemak rantai pendek (short chain fatty
acids, SCFA) mempunyai atom karbon lebih rendah dari 8, asam lemak rantai
sedang mempunyai atom karbon 8 sampai 12 (medium chain fatty acids, MCFA) dan
asam lemak rantai panjang mempunyai atom karbon 14 atau lebih (long chain fatty
acids, LCFA). Semakin panjang rantai C yang dimiliki asam lemak, maka titik
lelehnya akan semakin tinggi (Silalahi, 2000; Silalahi dan Tampubolon, 2002).
Asam-asam yang ditemukan dialam, biasanya merupakan asam-asam
monokarboksilat dengan rantai tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon
genap. Pembentukan ALB pada umumnya banyak terjadi dilapangan, sebelum buah
mulai diolah dipabrik. Faktor yang paling mempengaruhi adalah derajat kematangan
buah. Kenaikan ALB mulai dari pengolahan dipabrik sampai dipelabuhyan
sebaliknya kurang dari 1 persen. Jika kadar ALB sangat ditentukan oleh mutu panen
yang masuk ke pabrik. Oleh karena itu, ALB merupakan parameter terhadap mutu
produksi minyak kelapa sawit (Naibaho, 1998).
Berdasarkan tingkat kejenuhan asam lemak dibagi atas; asam lemak jenuh
(SFA) karena tidak mempunyai ikatan rangkap, asam lemak tak jenuh tunggal
(MUFA) hanya memiliki satu ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh jamak
(PUFA) memiliki lebih dari satu ikatan rangkap. Semakin banyak ikatan rangkap
yang dimiliki asam lemak, maka semakin rendah titik lelehnya (Silalahi, 2000;
Silalahi dan Tampubolon, 2002).
Berdasarkan bentuk isomer geometrisnya asam lemak dibagi atas asam lemak
tak jenuh bentuk cis dan trans. Pada isomer geometris, rantai karbon melengkung ke
arah tertentu pada setiap ikatan rangkap. Bagian rantai karbon akan saling mendekat
atau saling menjauh. Jika saling mendekat disebut isomer cis (berarti berdampingan),
dan apabila saling menjauh disebut trans (berarti berseberangan). Asam lemak alami
biasanya dalam bentuk cis. Isomer trans biasanya terbentuk selama reaksi kimia
seperti hidrogenasi atau oksidasi. Titik leleh dari asam lemak tak jenuh bentuk trans
lebih tinggi dibanding asam lemak tak jenuh bentuk cis karena orientasi antar
molekul dengan bentuk cis yang membengkok tidak sempurna sedangkan asam
lemak tak jenuh trans lurus sama seperti bentuk asam lemak jenuh (Silalahi, 2000;
Silalahi dan Tampubolon, 2002).
Adapun asam-asam lemak yang penting yang terdapat dalam minyak dan lemak
dapat dilihat pada table 2.5 (Krischenbauer, 1960) sebagai berikut :
Tabel 2.5 Asam Lemak yang penting terdapat dalam minyak dan lemak
Atom Karbon Sumber/hasil Titik cair
Jenis Asam
Pada prinsipnya proses pembuatan metil ester asam lemak sangat sederhana.
Metil ester dihasilakan melalui proses transesterifikasi minyak atau lemak dengan
alkohol. Alkohol akan menggantikan gugus alkohol pada struktur ester minyak
dengan bantuan katalis. NaOH dan KOH adalah katalis yang umum digunakan. Metil
ester umumnya diproduksi dari refined vegetable oil (minyak murni) melalui proses
transesterifikasi. Pada dasarnya, proses ini bertujuan untuk mengubah trigliserida
menjadi metil ester asam lemak. Reaksi transesterifikasi dapat di lihat pada gambar
2.3 sebagai berikut :
~ Transesterifikasi
4. Metil ester yang dihasilkan pada tahap ketiga dicuci dengan menggunakan air
hangat untuk memisahkan zat-zat pengotor dan kemudian dilanjutkan dengan
pengering (drying) untuk menguapkan air yang terkandung dalam metl ester
(Hambali.et al, 2007)
2.5 Kromatografi
b) Kromatografi partisi
f) Kromatografi afinitas
ujung kolom. Manipulasi spuit dapat dianggap sebagai suatu seni yang
dikembangkan dengan latihan dan sasarannya haruslah bagaimana memasukkan
contoh dengan cara yang dapat direproduksi (Vogel, 1994).
3.Kolom
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya
terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen sentral dalam
kromatografi gas. Ada 2 jenis kolom pada kromatografi gas yaitu kolom kemas
(packing column) dan kolom kapiler (capillary column) (Rohman, 2007).
Pemisahan sebenarnya dari komponen-komponen contoh dilaksakan dalam
kolom dimana sifat dasar dari penompang padat, tipe dan banyaknya fase cair,
metode kemasan, panjang dan temperatur merupakan faktor-faktor penting dalam
memperoleh daya pisah yang diinginkan (Vogel, 1994).
4.Detektor
Komponen utama selanjutnya dalam kromatografi gas adalah detektor.
Detektor merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar fase
gerak (gas pembawa) yang membawa komponen hasil pemisahan (Rohman, 2007).
Fungsi detektor, yang terletak pada ujung keluar dari kolom pemisahan
adalah untuk merasakan dan mengukur kuantitas kecil dari komponen yang telah
terpisahkan yang ada dalam aliran gas pengemban yang meninggalkan kolom.
Keluaran dari detektor diumpan ke sebuah perekam yang menghasilkan suatu jejak
pena yang disebut kromatogram.
gas adalah mempunyai volatilitas tinggi dan kestabilan termal yang tinggi. Dalam
menganalisa senyawa – senyawa organik, maka dilakukan perubahan senyawa –
senyawa tersebut menjadi derivatnya yang volatil sehingga memenuhi persyaratan
untuk pemisahan kromatografi.Adapun bagan dari kromatografi gas dapat
digambarkan sebagai berikut (Horwitz and William,1975).
Untuk mengetahui asam lemak dalam minyak, maka asam lemak terlebih
dahulu dipisahkan dari gliserolnya dengan cara menambahkan minyak
denganmethanol sehingga terbentuk gliserol dan berbagai asam lemak.
Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah proses yang mereaksikan
trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani dengan alkohol rantai pendek
seperti metanol atau etanol menghasilkan metil ester asam lemak (Fatty Acids Methyl
Esters / FAME) dan gliserol (gliserin) sebagai produk samping. Katalis yang
digunakan pada proses transeterifikasi adalah basa/alkali, biasanya digunakan
natrium hidroksida (NaOH) atau kalium hidroksida (KOH), dan hasil metil esterasam
lemak dapat dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas sehingga
menghasilkan komposisi asam lemak (Zulyana, 2010).
METODE PENELITIAN
3.1 Alat
Gas Chromatography (Shimadzu 14B dan 7A)
Screw botol 5 mL (vial GC)
Pemanas aluminium blok
Neraca analitik
3.2 Bahan
Produk RBDPS
BF3 – metanol kompleks
N – heksan
NaCl jenuh
NaOH - metanol 0,5 N
3.3 Prosedur
3.3.1 Penentuan Asam Lemak
Diambil sampel RBDPS dan ditentukan asam asam lemak dengan
kromatografi gas
Timbang sampel sebanyak (20±2) mg kedalam botol tertutup
Tambahkan 1 mL BF3 - metanol kompleks dan dikocok sampai larut
Letakkan pada blok pemanas aluminium dengan temperatur 65 oC selama
15 menit
Tambahkan 1 mL NaCl jenuh dan dikocok dengan kuat selama 30 detik
Kemudian tambahkan 1 mL N – heksan dan koocok lagi selama 1 menit
dan diamkan 5 menit
Injeksikan 1 µL lapisan atas ke alat kromatografi dengan menggunakan
suntik injeksi
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
Hasil analisa
No Asam lemak Luas Puncak Waktu Konsentrasi(%)
28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
4.2 Perhitungan
Untuk mengetahui persentase asam-asam lemak dari kromatogram dapat dihitung
dengan persamaan dibawah ini :
4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini minyak ditambahkan dengan NaOH - metanol dimana untuk
menjalani reaksi transesterifikasi. Lalu kedalam larutan ditambahkan BF3 – metanol
sebagai katalis, reaksi esterifikasi pada dasarnya dapat berlangsung tanpa katalis
namun membutuhkan pemanasan untuk menaikkan energi kinetik reaktan agar dapat
melewati energi aktivasi dan bereaksi membentuk produk. Namun, agar reaksi
berjalan dengan cepat maka diperlukannya suatu katalis. Setelah produk terbentuk,
larutan diekstraksi dengan menggunakan n – heksan dan akuades terlebih dahulu
karena produk metil ester cenderung bersifat non-polar dan larut didalam n – heksan.
Ekstraksi berguna untuk memisahkan produk dari hasil samping seperti gliserol yang
lebih larut dalam air. Selain itu, katalis BF3 – metanol dan NaOH – metanol juga
larut dalam air, sehingga didalam fasa organik (n–heksan) diinginkan hanya ada
metil ester saja. Sehingga ada kemungkinan didalam fasa organik terdapat sedikit air
maka ditambahkan NaCl jenuh untuk menarik air.
Produk akhir ini selanjutnya akan dianlisa dengan menggunakan kromatografi gas
shimadzu 14B dan 7A. Hasil pemisahan tersebut mengandung jenis-jenis asam lemak
besrta kadarnya. Adapun asam-asam lemak yang terdapat didalam RBDPS setelah
dianalisa dengan kromatografi gas adalah asam laurat (C12) 0,114 %, asam miristat
(C14) 1,084 %, asam palmitat (C16) 60,015 %, asam stearat (C18) 4,878 %, asam oleat
(C18F1) 26,639 % , asam linoleat (C18F2) 6,430 %, dan asam linolenat (C18F3) 0,117
%. asam arakidat (C20) 0,377 %.
Dari data yang diperoleh jumlah kadar dari masing-masing asam lemak telah
memenuhi standard spesifikasi yangb ditetapkkan sehingga kualitasnya baik.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpula dari Karya Ilmiah ini adalah :
1. Terdapatnya asam lemak dalam produk RBDPS (Refined Bleached
Deodorized Palm Stearin) tersebut yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak
tak jenuh.
2. Dari hasil analisa dengan menggunakan Kromatografi Gas diperolehnya jenis
asam-asam lemak dari produk RBDPS(Refined Bleached Deodorized Palm
Stearin) adalah sebagai berikut :
o Asam laurat (C12) 0,114%
o Asam miristat (C14) 1,084%
o Asam palmitat (C16) 60,015%
o Asam stearat (C18) 4,878%
o Asam oleat (C18F1) 26,639%
o Asam linoleat (C18F2) 6,430%
o Asam linolenat (C18F3) 0,117 %.
o Asam arakidat (C20) 0,377%.
3. Asam-asam lemak yang dihasilkan dari Produk RBDPS (Refined Bleached
Deodorized Palm Stearin) sudah memenuhi standar menurut para ahli, yaitu
menurut Godin dan Spensley, 1971 yang dapat dilihat pada table 5.1 sebagai
berikut :
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
5.2 saran
Moss, J. S. dan Wilkening, V. (2005). Trans Fats Alternatives: Trans Fat-New FDA
Regulations. United States of America: AOCS Press. Hal. 26-29.
Mustafa, H.2004.Teknik Berkebun Kelapa Sawit.Jakarta, Adi Cita Karya Nusa.
Naibaho, P.M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
Sawit. Medan.
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
Sulistyo, B.. Purba, A., Siahaan, D., Harahap, R .2006., Teknologi Pengolahan
Kelapa Sawit dan Turunannya.Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Vogel. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi
Keempat.Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran.
Zulyana dan Hikmah, M.H.2010.Pembuatan Metil Ester dari Minyak Dedak dan
Metanol dengan proses Esterifikasi dan Transesterifiasi. Skripsi. Tekim:
Semarang:UNDIP
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
A B C