Anda di halaman 1dari 11

Sistem Pelayanan Kesehatan Khususnya di Bidang Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang
paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan
yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata
rantai Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan
kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang
kesehatan.Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi
agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan
ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan pembangunan
dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga
kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen
sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan.
Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan pelayanan di rumah
sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga
mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf
rumah sakit dan pasien, dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Profesi keperawatan merupakan hasil proses integral yang di bangun dari
berbagai elemen yang terintegrasi. Sebagai sebuah profesi yang profesional,
keperawatan dimulai dengan pembangunan karakter dan skill mahasiswa selaku
sumberdaya yang akan terjun langsung ke dalam dunia kerja. Mahasiswa keperawatan
inilah yang diharapkan mampu memperbaiki kinerja dan citra perawat selama ini.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat ini
adalah melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam setiap
aspeknya. Sehingga mahasiswa keperawatn akan mampu membentuk sebuah
revolusioner dalam dunia keperawatan itu sendiri.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan kondisi mahasiswa dan profesi
keperawatan saat ini, faktor penyebab, dan solusi yang diharapkan bagi mahasiswa
dalam memberikan sumbangsih bagi kemajuan profesi keperawatan ini.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan
diangkat dalam makalah ini adalah : ”
1. Bagaimana Sistem Pelayanan Kesehatan Yang ada di Indonesia
2. Sistem Pelayanan Kesehatan Khususnya dibidang Keperawatan

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita semua, khususnya para
pembaca memahami dan bisa melihat gambaran yang sesungguhnya mengenai
pelayanan kesehatan di Indonesia khususnya dibidang kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kwalitas Pelayan Keperawatan

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang


perlu dipahami, salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat
penting adalah tentang apa yang dimaksud dengan kualitas pelayanan.
Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi
kesehatan hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut
sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa
kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit,
memberi pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima
oleh pasiennya.
Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri
setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan
kesehatan.
Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan
dirumah sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting.
Berdasarkan standar tentang evaluasi dan pengendalian kualitas dijelaskan bahwa
pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi
dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian kualitas di rumah
sakit.

Menurut Wiedenback (dalam Lumenta, 1989)


perawat adalah seseorang yang mempunyai profesi berdasarkan pengetahuan
ilmiah, ketrampilan serta sikap kerja yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan
pengabdian.

Sedangkan menurut Karsinah (dalam Wirawan, 1998)


perawat adalah salah satu unsur vital dalam rumah sakit, perawat, dokter, dan
pasien merupakan satu kesatuan yang paling membutuhkan dan tidak dapat
dipisahkan. Tanpa perawat tugas dokter akan semakin berat dalam menangani pasien.
Tanpa perawat, kesejahteraan pasien juga terabaikan karena perawat adalah penjalin
kontak pertama dan terlama dengan pasien mengingat pelayanan keperawatan
berlangsung terus menerus selama 24 jam sehari.
Departemen kesehatan mendefinisikan perawat adalah seseorang yang
memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut
berbentuk pelayanan biologis, psikologis sosial, spiritual yang ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan kemampuan
melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan dalam usaha mencapai
peningkatan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang
memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif
(Aditama, 2002).
Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut diatas, maka dapat
disimpulkan
pengertian >> kualitas pelayanan keperawatan <<adalah >> sikap profesional perawat
yang memberikan perasaan nyaman, terlindungi pada diri setiap pasien yang sedang
menjalani proses penyembuhan dimana sikap ini merupakan kompensasi sebagai
pemberi layanan dan diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri pasien.

B. Aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan


Menurut Parasuraman (dalam Tjiptono, 1997) aspek-aspek mutu atau kualitas
pelayanan adalah :

a. Keandalan (reliability)
Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan. Keseluruhan ini berhubungan
dengan kepercayaan terhadap pelayanan dalam kaitannya dengan waktu.

b. Ketanggapan (responsiveness)
Yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu konsumen dan
memberikan pelayanan itu dengan tanggap terhadap kebutuhan konsumen, cepat
memperhatikan dan mengatasi kebutuhan-kebutuhan.

c. Jaminan (assurance)
Mencangkup kemampuan, pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki pada karyawan, bebas dari bahaya, resiko, keragu-raguan, memiliki
kompetensi, percaya diri dan menimbulkan keyakinan kebenaran (obyektif).

d. Empati atau kepedulian (emphaty)


Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan
memahami kebutuhan konsumen yang terwujud dalam penuh perhatian terhadap setiap
konsumen, melayani konsumen dengan ramah dan menarik, memahami aspirasi
konsumen, berkomunikasi yang baik dan benar serta bersikap dengan penuh simpati.
e. Bukti langsung atau berujud (tangibles)
Meliputi fasilitas fisik, peralatan pegawai, kebersihan (kesehatan), ruangan baik
teratur rapi, berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan atau peralatannya
dan alat komunikasi.
Sedangkan menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa
pelayanan perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan
pelayanan kepada pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan. Aspek dasar
tersebut meliputi aspek penerimaan, perhatian, tanggung jawab, komuniksi dan
kerjasama.

Selanjutnya masing-masing aspek dijelaskan sebagai berikut:


a. Aspek penerimaan
Aspek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum,
menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima
pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan
budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek
penerimaan perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan
luas.

b. Aspek perhatian
spek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu
bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan
kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan
peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan
ketakutan pasien.

c. Aspek komunikasi
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang
baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi
antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga
pasien.

d. Aspek kerjasama
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang
baik dengan pasien dan keluarga pasien.

e. Aspek tanggung jawab


Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu
mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam
bertindak.
Joewono (2003) menyebutkan adanya delapan aspek yang perlu diperhatikan
dalam pelayanan yaitu :
a. Kepedulian, seberapa jauh perusahaan memperhatikan emosi atau perasaan
konsumen.
b. Lingkungan fisik, aspek ini menunjukkan tingkat kebersihan dari lingkungan yang
akan dinikmati konsumen, ketika mereka menggunakan produk.
c. Cepat tanggap, aspek yang menunjukkan kecepatan perusahaan dalam menanggapi
kebutuhan konsumen.
d. Kemudahan bertransaksi, seberapa mudah konsumen melakukan transaksi dengan
pemberi servis.
e. Kemudahan memperoleh informasi, seberapa besar perhatian perusahaan untuk
menyajikan informasi siap saji.
f. Kemudahan mengakses, seberapa mudah konsumen dapat mengakses penyedia
servis pada saat konsumen memerlukannya.
g. Prosedur, seberapa baik prosedur yang harus dijalankan oleh konsumen saat
berurusan dengan perusahaan.
h. Harga, aspek yang menentukan nilai pengalaman servis yang dirasakan oleh
konsumen saat berinteraksi dengan perusahaan.

Sedangkan Soegiarto (1999) menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki Industri
jasa pelayanan, yaitu :
a. Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama dengan batas
waktu standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang sudah ditentukan
waktunya.
b. Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan
konsumen. Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu
tepat memberikan bantuan dengan keluhan-keluhan dari pasien.
c. Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama pengkonsumsian
suatu poduk atau. Dalam memberikan pelayanan jasa yaitu memperhatikan keamanan
pasien dan memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada pasien sehingga
memberikan rasa aman kepada pasien.
d. Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada saat
pelanggan menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima keluhan
tanpa emosi yang tinggi sehingga pasien akan merasa senang dan menyukai
pelayanan dari perawat.
e. Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Pasien
yang membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun situasi dan kondisi
yang nyaman sehingga pasien akan merasakan kenyamanan dalam proses
penyembuhannya.

Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-


aspek kualitas pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut :
a) penerimaan meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum,
menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima
pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan
budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek
penerimaan perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan
luas.
b) perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu
bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan
kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan
peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan
ketakutan pasien.
c) komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik
dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi
antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga
pasien.
d) kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang
baik dengan pasien dan keluarga pasien.
e) tanggung jawab, meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu
mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam
bertindak.

C. Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayan Kesehatan


Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan dasar dan pelyanan rujukan.Pelayanan keperawatan oleh tenaga
perawat dalam pelayanannya memiliki tugas, diantaranya memberikan keperawatan
keluarga, komunitas dalam elayanan kesehatan dasar dan akan memberikanasuhan
keperawatn secara umum pada pelayanan rujukan.
Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan asuhan
keperawatan pada ruang atau lingkup rujukannya seperti pada anak,maka perawat
memberikan asuhan keperwatan elalui pendekatan proses keperawatan anak,untuk
lingkup keperawatan jiwa, perawat akan memberikan asuhan eperawatn pada pasien
gangguan jiwa dll.

D. Faktor yang mempenagaruhi pelayanan kesehatan


Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat
karena dipengaruhi oleh beberapa factor seperti adanya peningkatan ilmu pengetahuan
dan teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi dan
politik.

1. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru


Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan
diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya
pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam
pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit
penyembuhannya maka digunakanlah alat seperti laser, terapi peruahan gen dll.Maka
pelayanan kesehatan ini membutuhkan biaya yang cukup besar dan butuh tenaga yang
professional di bidang tertentu.

2. Pergeseran nilai masyarakat


Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan memiliki
kesadaran yang lebih dalam penngunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan,
demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan
memiliki kesadaran yang rendah terhadap pelayanan kesehatan,sehinnga kondisi
demikian akan sangat mempengaruhi system pelayanan kesehatan.
3. Aspel legal dan etik
Dengan tingginya kesadarn masyarakat tehadap penggunaan atau pemanfaatan
jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntunan hokum dan etik
dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaku memberi pelayanan kesehatan harus
dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan secra profeffional dengan
memperhatikan norma dan etik yang ada dalam masyarakat

4. Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lbh mudah diperoleh dan
di jangkau dan begitu sebaliknya dengan orang yang tergolong ekonomi
rendah.Keadaan ekonomi ini akan mempengaruhi dalam system pelayanan kesehatan.

5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui system politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali
dalam system pemberian pelayan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat
memberikan pola dalam system pelayanan.
Strategi yang ada dalam visi Indonesia sehat diantanya pemahaman tentang
paradigma sehat, srategi professionalisme dalam segala tugas, adanya JPKM,dan
desentralisai.
Dalam menggunakan strategi yang ada, pemerintah telah menyusun misi yang
akan di jalankan sebagaimana dalam system pelayanan kesehatan, diantaranya :
a) Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan
b) Memelihara, meningkatkan melindungi kesehatan individu, keluarga, masyarat dan
lingkungan
c) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
d) Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat

Dalam melaksanakan misi yang ada, keperawatan sebagai profesi dalam bidang
kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan berorientasi
pada paradigma sehat sesuai dengan paradigma keperawatan yang dimiliki, salah
satunya adalah pembangunan kesehai yang berorientasi penyembuhan pada orang
berian pelayanan kesehatan difokuskan pada promosif dam preuk prod agar dapat lebih
meninggkatkan dan memelihara baghat ag segar lebih produktif dan yang sakit agar
lebih sehat. Sehingga akhirnya akan terjadi pola atau gaya hidup sahat pada semua
lapisan masyarakat Indonesia.
E. penyebab rendahnya kualitas pelayanan di Rumah sakit
Banyak alasannya kenapa pelayanan di negeri kita (tercinta) bisa jadi terburuk
salah satunya :
"Menurut dr. Nugroho Wiyadi, MPH, ada pelaku pelayanan primer yang secara
profesi tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang memadai, sehingga
penanganan penyakit tidak sesuai standar, dan sering terjadi pemakaian berbagai obat
secara tidak tepat yang pada akhirnya mengakibatkan ketidakefektifan biaya, dan juga
masalah-masalah lain seperti resistensi obat akibat pemakaian obat antibiotik.
Pemahaman masyarakat yang lemah tentang sistem pelayanan kesehatan
primer (puskesmas/Dokter Praktek Umum) dan sekunder (Rumah Sakit),
mengakibatkan mereka tidak mengikuti sistem rujukan yang ada. “Masyarakat pada
kelas ekonomi lemah cenderung memilih pelayanan kesehatan yang paling dekat dan
murah, tidak peduli apakah petugas yang dia mintai pertolongan tersebut memiliki
kewenangan dan kompetensi yang memadai. Sedangkan masyarakat pada kelas
ekonomi menengah ke atas cenderung langsung memeriksa diri ke dokter spesialis
dengan berbagai risiko ketidaktepatan pemilihan jenis dokter spesialis yang dipilihnya,”
papar Nugroho."

F. Bagaimana pelayanan yang berkualitas


Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa dalam menilai kualitas
jasa/pelayanan, terdapat sepuluh ukuran kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
1) Tangible (nyata/berwujud)
2) Reliability (keandalan)
3) Responsiveness (Cepat tanggap)
4) Competence (kompetensi)
5) Access (kemudahan)
6) Courtesy (keramahan)
7) Communication (komunikasi)
8) Credibility (kepercayaan)
9) Security (keamanan)
10) Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan)

Namun, dalam perkembangan selanjutnya dalam penelitian dirasakan adanya


dimensi mutu pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang lainnya yang
dikaitkan dengan kepuasan pelanggan. Selanjutnya oleh Parasuraman et al. (1990)
dimensi tersebut difokuskan menjadi 5 dimensi (ukuran) kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
1) Tangible (berwujud); meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan,karyawan dan
alat-alat komunikasi.
2) Realibility (keandalan); yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah
dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
3) Responsiveness (cepat tanggap); yaitu kemauan untuk membantu pasien dan
menyediakan jasa/ pelayanan yang cepat dan tepat.
4) Assurance (kepastian); mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para pasien
dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, kesopanan
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-
raguan.
5) Empaty (empati); meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual,
kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan
pasien.

G. Upaya Mendorong Revolusi Keperawatan Bagi Pelayanan Kesehatan

Dalam sebuah perubahan pelayanan keperawatan sebenarnya mempunyai dua


pilihan utama yang saling berhubungan dengan perubahan, mereka melakukan inovasi
dan berubah atau mereka yang hanya menunngu perubahan yang disebabkan oleh
sebuah situasi. Aneh rasanya apabila disatu sisi kondisi masyarakat berubah dari waktu
ke waktu sedangkan dunia keperawatan masih konstan dan statis. Perubahan adalah
bagaimana perawat dan calon perawat berkonstribusi untuk mempertahan profesi
keperawatan sebagai profesi yang sprofesional, namun lebih dari itu berperan aktif
dalam melakukan sebuah perbaikan dalam memberikan pelayanan yang baik.
Mahasiswa keperawatan yang menjadi pengelola awal dalam menciptakan
sebuah perubahan harus memiliki visi dan misi yang jelas terhapap tujuan yang akan
dicapai. Segala hal mengenai tindakan yang akan dilaksanakan harus dioptimalkan
secara maksimal.

Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan mahasiswa keperawatan dalam


menciptakan sebuah revolusi bagi profesi keperawatan, diantaranya:

1. Senantiasa menggali ilmu secara berkesinambungan


Tuntunan seorang mahasiswa yang paling utama adalah memilki pemikiran
akademis dan menguasai ilmu pengetahuan sesuai bidang nya masing masing, tidak
terkecuali juga bagi mahasiswa keperawatan. Hal ini tidak terbatas pada pembelajaran
yang di dapatkan di bangku perkuliahan saja, lebih dari itu pengetahuan yang di dapat
melaui media dan sumber lain pun juga sangat diperlukan. Namun untuk memulai
sebuah perubahan yang signifikan tidak cukup dengan mempelajari ilmu yang sudah di
kembangkan selama ini saja, lebih dari itu yang dibutuhkan adalah melakukan berbagai
riset dan penilitian terkait permasalahan yang belum terpecahkan. Hal ini dilakukan
sebagai upaya mengadakan sebuah perbaikan bagi profesi keperawatan, terutama dari
segi kognitifnya.

2. Mempunyai skill yang baik


Keperawatan merupakan sebuah profesi dengan kemampuam praktek yang
profesional, dimana mereka tidak hanya dituntut punya pengetahuan yang baik saja
melainkan harus memiliki keterampilan. Sebagai seorang tenaga keperawatan. Skill
yang dimilki harus berdasarkan kecakapan dan ketepatan, sehinnga tidak akan terjadi
sebuah kesalahan saat melakukan tindakan kepada pasien nya kelak.
3. Memilki jiwa seorang perawat
Hal yang banyak menjadi masalah dikalangan perawat saat ini adalah,
kurangnya kesadaran akan tugas, fungsi dan perannya sebagai seoran pelayan
kesehatan. sebagai seorang yang bergerak dibidang kemanusiaan , perawat harus
memiliki jiwa sosial dan kemanusiaanya yang tinngi. hal ini akan tercermin dari tindakan
dan kontribusi yang akan dilakukannya baik sewaktu masih menjadi mahasiswa
maupun sebagai tenaga perawat profesional nantinya.

4. Mengikuti perkembangan mengenai isu isu keperawatan yang sedang


berkembang dan ikut andil didalamnya.
Mahasiswa sebagai sebuah barisan pemuda yang berpendidikan tinggi, bersikap
kritis dan mempunyai semangat kepeduliaan merupakan barisan yang paling genjar
dalam melakukan sebuah kontrol sosial. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh
mahasiswa keperawatan, diantaranya dengan mengikuti segala perkembangan dunia
keperawatan baik melalui media ataupun melalui seminar. Selain itu seorang
mahasiswa harus tanggap terhadap kebijakan yang dibuat terkait masalah
keperawatan, seperti contoh yaitu pengesahan rancangan undang undang keperawatan
yang menjadi topik terhangat saat ini. Mahasiswa bisa melakukan dukungan dalam
rangka percepatan pengesahannya melalui cara cara yang bijak tentunya.
Revolusi yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan merupakan sebuah
bentuk dedikasi dan kecintaan yang tinggi terhadap profesi yang digelutinya. Kecintaan
tersebut berawal dari sebuah semangat dan keyakinan akan perbaikan yang bisa
dilakukan . hal tersebut diwujudkan dengan ketekunan dan inovasi kreatif. Yang pada
akhirnya akan melahirkan sebuah profesi keperawatan yang diakui, bermanfaat banyak
dan di hormati di negri ini.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
keperawatan merupakan kekuatan awal terbesar yang dimilki oleh dunia
keperawatan saat ini. Mereka memilki kesempatan dan kekuatan untuk melakukan
perbaikan, mengingat masih banyak nya kesempatan yang dimiliki. Hal ini diwujudkan
dalam sebuah revolusi secara signifikan dan menyeluruh dalam berbagai aspek dalam
dunia keperawatan. Sehinnga pada akhirnya akan tercipta profesi keperawatan yang
profesional, di hargai, dan memberikan manfaat banyak bagi negeri tercinta ini.
Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi
kesehatan hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut
sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa
kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit,
memberi pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima
oleh pasiennya.

B. Saran
Kemajuan dunia keperawatan tidak akan pernah terlepas dari kontribusi
mahasiswa keperawatannya. Seiring dengan kompleksitas yang ada, Kini bukan saat
nya mahasiswa mementingkan diri nya sendiri, melainkan mampu memberikan
sumbangsih pada orang lain. Bangsa ini sesungguhnya membutuhkan orang orang
yang mampu menciptakan sebuah perubahan terutama dari kalangan mahasiswa

DAFTAR PUSTAKA

Ali H.Z., 2002, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Widya Medika, Jakarta.


Alimul, Aziz H., 2003, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 1, Salemba Medika,
Jakarta.
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi, Salemba Medika, Jakarta.
Potter dan Perry, 2005, Keperawatan Fundamental, Vol. 1, Edisi terjemahan, EGC, Jakarta.
Wijono D., 2000, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Air Langga University-Press,
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai