Makalah Keadaan Gizi Anak Usia Dini
Makalah Keadaan Gizi Anak Usia Dini
Makalah Ini Disusun Guna untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah:
Dosen Pembimbing :
Siti Makhmudah, MA
Disusun Oleh :
Fitria Khofifah
Segala puji bagi Allah yang telah berkenan melimpahkan rahmat dan taufiq-Nya
kepada saya sehingga dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul Keadaan Gizi
Anak Usia Dini, dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Gizi dan
Kesehatan AUD.
Saya sangat berharap makalah ini berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Keadaan Gizi Anak Usia Dini. saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangannya, Oleh sebab itu, saya
berharap kritik, dan saran demi perbaikan makalah yang telah saya buat, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi saya dan siapapun yang
membaca dan umumnya bagi dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....…………………………………..........….………… i
DAFTAR ISI………………...…………………………………..........……… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Gizi...........................................…....……...………... 3
B. Masalah Gizi dan Dampaknya terhadap kesehatan...................... 3
C. Gizi Seimbang Untuk Anak Usia Dini......................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…............................................................................... 14
B. Saran............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah
gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya
disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya
kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu
seimbang dan kesehatan, serta adanya daerah miskin gizi. Sedangkan masalah
gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu
yang disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan
kesehatan.
Gizi dan masalah gizi selama ini dipahami sebagai hubungan sebab
akibat antara makanan (input) dengan kesehatan (output). Oleh karena itu
masalah gizi tidak akan terlepas dari masalah kesehatan, karena masalah gizi
berhubungan erat dengan masalah kesehatan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
A. Pengertian Gizi
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yang berarti “makanan”.
Ilmu gizi bisa berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa
Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan. Secara umum
ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan
antara makanan yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkannya
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Masalah kurang gizi sampai saat ini terutama diderita oleh bayi,
anak-anak usia sekolah dan wanita. Anak-anak yang kekurangan gizi akan
mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan mental yang pada akhirnya
akan menyebabkan tingginya angka kematian dan kesakitan serta
berkurangnya potensi belajar dan daya tahan tubuh.
1
Cecep Triwibowo, Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Nuha Medika, Yogyakarta,
2015, hlm. 73.
Status gizi anak balita secara sederhana dapat diketahui dengan
membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut tinggi
badan dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut
umur sesuai dengan standar, anak disebut mempunyai gizi baik. Kalau
sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah
standar sikatakan mempunyai gizi buruk.
Masalah kurang gizi dan dampaknya terhadap kesehatan yang
dipandang sebagai masalah kesehatan umum di Indonesia, yang terdiri
dari:2
Busung lapar atau gizi buruk adalah kondisi kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam asupan
makanan sehari-hari hingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi
(AKG). Ada beberapa cara untuk mengatahui seorang anak terkena
busung lapar yaitu : Pertama, dengan cara menimbang berat badan
2
Achmad Djaeni, Ilmu Gizi, Dian Rakyat, Jakarta, 2000, hlm. 57.
secara teratur setiap bulan, bila perbandingan berat badan dengan
umurnya dibawah 60% standar maka dapat dikatakan anak tersebut
terkena busung lapar. Kedua, dengan mengukur tinggi badan dan
lingkar lengan atas, bila tidak sesuai dengan standar anak normal
waspadai akan terjadi gizi buruk.
Dampak atau akibat dari KVA antara lain, yaitu buta senja,
perubahan pada mata yang terjadi keratinisasi pada mata, infeksi
saluran pernapasan, perubahan pada kulit menjadi kering, perubahan
pada saluran gastrointestinal dan gangguan pada lapisan email gigi.
Kekurangan vitamin A juga berhubungan dengan meningkatnya
kemudahan untuk terkena infeksi khususnya pada saluran pernapasan
dan saluran pencernaan.
Selain tubuh yang gemuk dan besar, adapun gejala yang muncul
jika anak mengalami gizi lebih karena kegemukan:
3
Hamam Hadi, Beban Ganda dan Implikasinya, Dian Rakyat, Jakarta, 2005, hlm. 24.
1) Ukuran Lingkar Pinggang dan Pinggul Besar
2) Nyeri Sendi
3) Mudah Lelah
b) Obesitas
Obesitas adalah status gizi anak yang sudah lebih parah dari
sekadar overweight atau kelebihan berat badan. Anak dengan obesitas
bisa dibilang mengalami kegemukan. Artinya, kategori gizi lebih pada
anak yang mengalami obesitas terpaut jauh dari rentang normal yang
seharusnya.
Mungkin pada awalnya sang buah hati Anda mengalami
kelebihan berat badan atau overweight saja. Namun, karena tidak
diatur pola makannya dan terus-terusan diberikan makanan yang
berlebihan, berat badan anak akan kian bertambah.
Hal tersebut yang kemudian membuat anak berubah dari
overweight menjadi obesitas. Sama seperti overweight, obesitas
terjadi akibat asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh anak jauh
lebih banyak ketimbang kalori yang dipakai sehari-hari untuk
beraktivitas. Namun, masih ada beragam penyebab obesitas lainnya,
seperti:
Bila kita makan makanan yang beraneka ragam maka sangant besar
manfaatnya bagi kesehatan. Mengapa ? karena kekurangan zat gizi tertentu
pada satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan
lain. Semakin beraneka ragam makanan yang dikonsumsi, maka semakin
terjamin keseimbangan zat gizi dalam tubuh.
4
Leily Amalia, dkk, Ilmu Kesehatan dan Gizi, Modul, Vol. 5 No. 3, Universitas Terbuka,
Tangerang Selatan, 2014, hlm. 36.
Lemak dan minyak yang terdapat didalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi, mengonsumsi lemak dan minyak paling
sedikit 10% dari kebutuhan energi. Dan dianjurkan mengonsumsi lemak
dan minyak dalam makanan sehari-hari tidak lebih dari 25% dari
kebutuhan energi.
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik untuk bayi karena
ASI mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang.
Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan
ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi dan kadaluarsa dan
keterangan penting lainnya. Semua keterangan yang rinci pada label
makanan kemas sangat membantu konsumen pada saat memilih dan
menggunakannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Masalah gizi tidak lepas dari masalah makanan karena masalah gizi timbul
sebagai akibat kekuranagan atau kelebihan kandungan gizi dalam
makanan. Kekurangan gizi pada umumnya terdiri dari kurang energi
protein (KEP), gangguan akibat kurang iodium (GAKI), anemia gizi besi
(AGB), kurang vitamin A (KVA). Dan kelebihan gizi pada umumnya
terdiri dari overweight (kelebihan berat badan) dan obesitas.
B. Saran
Kurangnya ilmu pengetahuan orang tua dalam hal gizi pada anak itulah
yang menyebabkan anak mengalami gizi buruk,untuk mencegah gizi buruk
pada anak berikanlah makanan yang seimbang agar anak tumbuh dan
berkembang dengan baik. Seharusnya orang tua diberi sosialisasi tentang
asupan gizi yang pas dan benar agar tidak salah dalam memberikan makanan
pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Leily, dkk. (2014). Ilmu Kesehatan dan Gizi. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka. Modul Edisi 1. Vol. 5.
Hadi, Hamam. (2005). Beban Ganda dan Implikasinya. Jakarta: Dian Rakyat.