Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TELAAH JURNAL

Penulis Janya Chimluang, Sureeporn Thanasilp, Lanchasak


Akkayagorn, Ratchaneekorn Upasen, Noppamat
Pudtong dan Wilailuck Tantitrakul
Tahun Terbit 2017
Judul Effect Of An Intervention Based On Basic Buddhist
Principles On The Spiritual Well-Being Of Patients With
Terminal Cancer
Lembaga penerbit European Journal Of Oncology Nursing
Volume, nomor & Vol : 31 No : 10 Hal : 46-51
Halaman
Tanggal terbit 18 Agustus 2017
Reviewer 1. Eka puspita Sari
(mahasiswa-npm) 2. Friko Boby Pramana
3. Merry Lidya
4. Wayan Lilis Alfiyanti

1. Pendahuluaan
a. Latar Belakang Kanker adalah penyakit kronis yang membutuhkan
pengobatan jangka panjang dan perawatan intim
serta memburuknya gejala hingga tidak dapat
disembuhkan sepenuhnya. Pasien kanker yang
menghadapi tahap terminal dapat mengalami
penderitaan fisik dan psikologis. Ketika pasien
mengetahui bahwa kematian akan datang lebih
dekat, mereka mungkin tertekan, kehilangan
harapan untuk hidup, merasa bahwa hidup mereka
tidak berharga, takut mati dan rasa takut akan
berpisah dari orang yang mereka cintai. Perasaan ini
membuat kesedihan spiritual dan mengurangi
kesejahteraan rohani.
Kesejahteraan spiritual bagi individu dipengaruhi
oleh iman pribadi, kepuasan spiritual, praktek
keagamaan, tingkat keparahan penyakit, dukungan
sosial dan peristiwa kehidupan yang penuh stres.
keyakinan dan kegiatan keagamaan menyebabkan
kesejahteraan pada individu.
b. Alasan Peneliti ingin meningkatkan kesejahteraan spiritual
pada pasien kanker dengan menggunakan prinsip-
prinsip Buddhis sebagai intervensinya.
c. Tujuan Untuk mengevaluasi efek dari intervensi baru
berdasarkan prinsip-prinsip dasar Buddha pada
kesejahteraan spiritual di antara pasien dengan
kanker terminal.
d. Teori & hasil Studi sebelumnya telah menemukan bahwa pasien
penelitian dengan rendahnya kesejahteraan spiritual lebih
sebelumnya mungkin mengalami depresi ( Stutzman dan
Abraham, 2017 ) dan kualitas hidup yang rendah (
Bai dan Lazenby 2015 ).
Tantitrakul dan Thanasilp (2009) menemukan
bahwa berlatih kegiatan keagamaan (misalnya
sedekah, observasi ajaran atau nyanyian) adalah
prediktor penting dari spiritual kesejahteraan di
antara pasienkanker pada tahap terminal.
Intervensi spiritual memiliki efek amoderate pada
kesejahteraan rohani ( Oh dan Kim, 2014 ).
Terapi spiritual yang berakar dalam Islam
meningkatkan spiritual kesejahteraan secara
signifikan pada pasien dengan kanker payudara (
Jafari et al, 2013.; Zamaniyan et al., 2016 ).
2. Metodelogi
penelitian
a. Subjek penelitian Anak-anak dan orang dewasa berusia 10 – 53 tahun
dengan diagnosa kanker terminal dan telah

2
diberikan perawatan serta menyadari diagnosa
penyakitnya

b. Teknik Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah


pengumpulan Quasi-Experimental Research Study dengan pre
data dan post-test control groups
c. Alat Alat pengumpulan data dengan kuesioner dan
pengumpulan menyelesaikan SWBS ( pre-test dan post test)
data
d. Prosedur Prosedur penelitian ini yaitu :
penelitian 1. Peneliti merekrut peserta dari Hospital Of
Excellence In Thai Traditional and
Complementary Medicine For Cancer In
Sakonnakhon.
2. Peneliti menetapkan kriteria peserta yang
akan diteliti yaitu :
a. Peserta di diagnosa dengan kanker
terminal dengan gejala,dan menyadari
diaknosa mereka
b. Beragama budha
c. Berusia 10-53 tahun
d. Bisa membaca dan menulis dalam
bahasa Thailand
3. Peneliti mengukur ukuran sampel dihitung
dengan G*power version 3.1.9.2, setelah itu
didapatkan 25 peserta dengan kelompok
terkontrol dan 23 peserta dengan kelompok
eksperiment
4. Melakukan 3 intervensi selama 3 hari
berturut-turut dengan waktu 2-3 jam dalam
sehari yaitu :
1) Hari pertama (kegiatan mengajar atau
pelatihan moralitas etik untuk perilaku
moral yang baik)

3
a) Intervensi dimulai dengan membangun
hubungan dan pengenalan diri kepada
peneliti, kegaiatan ini dilakukan selama
30 menit.
b) Dalam kegiatan pertama, para peserta
memperkenalkan diri melalui seni yaitu
mereka diinstruksikan untuk menulis
nama meraka sendiri dengan
menambahkan warma atau lukisan di
notebook pribadi masing-masing yang
telah dibagikan peneliti.
c) Peneliti meminta peserta untuk
menuliskan alamat mereka masing-
masing dinotebook yang telah dibagikan
serta meminta peserta untuk menulisan
tiga hal tentang diri mereka sendiri, apa
yang mereka ingin kembangkan dan
menjelaskan apa arti nama mereka
d) Peneliti menanyakan tentang perasaan,
kesan dan pelajaran apa yang
didapatkan setelah mengikuti kegiatan ini
kepada peserta.
2) Hari kedua (Pelatihan konsentrasi
(memberikan studi mental pikiran yang
damai dan kualitas pikiran baik)
a) Peneliti menggunakan permainan
perhitungan yang melibatkan bertepuk
tangan , setelah itu berbaring dilantai
dan bermeditasi.kegaitan ini berdurasi
10 menit
b) Kegiatan yang selanjutnya yaitu
kelompok peserta yang sudah dibagikan
berkerjasama untuk mengambil kacang
hijau dengan syarat para peserta
berjalan ke peserta yang dan kemudoan

4
bergantian menyebutkan kata-kata
favorit mereka disertai dengan
penjelasan dari pengalaman mereka.
Jumlah kacang hijau yang mereka
berikan kepada peserta yang lain
tergantung bagaimana reaksi mereka
ketika mendengarkan penjelasan dari
peserta sebagai pasangannya.
c) Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang
dengan pasangan peserta yang berbeda
d) Kegiatan selanjutnya pada hari kedua
adalah peserta mendiskusikan perasaan
mereka dan apa yang mereka telah
pelajari dari kegiatan tersebut
e) Kegiatan yang terakhir pada hari kedua
adalah peserta diminta untuk
menuliskan tiga keinginan mereka untuk
orang lain pada saat ini dan untuk masa
depan. Berikutnya peserta diminta untuk
mempersiapkan diri untuk menjalankan
ibadah agar mereka semakin dihormati
dan memiliki iman dalam membuat
keinginan mereka menjadi kenyataan
f) Peneliti menanyakan tentang perasaan,
kesan dan pelajaran apa yang
didapatkan setelah mengikuti kegiatan
ini kepada peserta.
3) Hari ketiga (Pelatihan kebijaksanaan
(memberikan studi intelektual untuk hidup
bahasgia dengan pengakuan hidup dan
kehidupan nyata))
a) Peneliti mmemberikan umpan balik
positif peserta satu sama lain tentang
pengalaman masa lalu mereka

5
b) Peneliti meminta pesera untuk
menceritakan kisah-kisah dari rintangan
masa lalu mereka, setiap peserta
menghabiskan waktu 10 menit ketika
bercerita
c) Peneliti menanyakan tentang perasaan,
kesan dan pelajaran apa yang
didapatkan setelah mengikuti kegiatan ini
kepada peserta.
5. Setelah itu hasil penelitian dianalisis
mengunakan analisis descriptive statistics
Chi-Squared test
6. Peneliti setelah itu menganalisis
perbandingan antara 2 kelompok yang
sudah dibagikan dengan menggunakan
analisis ANCOVA
7. Dari hasil penelitian pun dinilai
kesejahteraan spiritual pasien dengan
Spiritual Well-Being Scale (SWBS)
e. Analisis data Menggunakan analisis descriptive statistics Chi-
Squared test dan untuk perbandingan 2 kelompok
sampel menggunakan analisis ANCOVA
3. Hasil dan
Pembahasan
a. Hasil Penelitian ini mendapatkan jumlah peserta
sebanyak 48 pasien yang sesuai dengan kriteria
yang dimiliki peneliti hasil pre test dan skor spiritual
yang digunakan didapatkan hasil tidak ada
perbedaan spiritual kesejahteraan antara kelompok
eksperiment dan kelompok terkontrol, hasil dari post
test dan diwawancarai tentang kegiatan yang
dilakukan selama 3 hari, sebagai berikut :

1. Peserta mengatakan “saya merasa lebih


baik saat mendengarkan orang lain berbagi
perasaan dan cerita. saya suka ketika kami
berbagi pengalama dan berbicara karena itu

6
membuat saya ingat kenangan manis saya
dan membuat saya bersantai. Saya pikir
saya biisa menjadi lebih baik dari diri saya
sebelumnya”
2. Peserta megatakan “ kegiatan ini membuat
saya menyadari saya memiliki kesempatan
yang baik untuk dapat mendengarkan orang
lain”
3. Peserta mengatakan “aku punya
kesempatan untuk mengubah sikapku,
bertukar pendapat, membuka pikiran dan
mengetahui perasaan pasien yang lain”
4. Peserta mengatakan “perawatan ini sangat
baik dan mengesankan, aku dapat mengakui
orang lain, dan aku tahu bagaimana
perasaan setiap pasien, kita semua menjadi
mengenal satu sama lain dan saya merasa
hati saya lebih tenang”
Peserta mengatakan “Dalam aktivitas
terakhir saya ini, saya dapat menuliskan
rencana saya untuk kerabat dan saudara
kandung, semua kegiatan termasuk masalah
yang postif dan negative saya”
b. Pembahasan Penelitian ini menunjukan bahwa prinsip-prinsip
Buddha bisa mengingkatkan dimensi religious dan
secara keseluruhan kesejahteraan rohani dari
pasien dengan kanker terminal hal ini didukung
dengan Intervensi yang dilakukan peneliti dalam
setiap tahap memiliki sebuah tujuan tersendiri yaitu:
1. Hari pertama (kegiatan mengajar)
Pada hari pertama kegiatan mengajar ini
bertujuan untuk setiap peserta berbagi
tentang kebenaran diri mereka sendiri ke
peserta yang lain, mereka dapat berbagi hal-

7
hal yang mereka banggakan dalam hidup
mereka
2. Hari kedua Pelatihan konsentrasi
(memberikan studi mental pikiran yang
damai dan kualitas pikiran baik)
Kegiatan pada hari kedua bertujuan untuk
peserta dapat berbagi perasaan mereka
pada peserta yang lain dan peneliti
mengajarkan tentang bagaimana memberi,
melakukan hal yang baik dan berbagi zakat
kepada peserta serta peserta belajar untuk
memahami dan menerima diri mereka
sendiri dengan analisis mengunakan
permainan psikologi penilaian diri
3. Hari ketiga (Pelatihan kebijaksanaan
(memberikan studi intelektual untuk hidup
bahasgia dengan pengakuan hidup dan
kehidupan nyata))
Kegiatan pada hari ketiga bertujuan untuk
peserta menyadari bahwa mendengarkan
cerita seseorang membuat kita merasa lebih
baik dan dapat memberikan rasa nyaman
kepada semua peserta.
Kegiatan ini membantu peserta untuk
memahami kebenaran hidup yang indah, menerima
penyakit mereka dan menerima apapun keadaaan
tak terduga yang nantinya muncul akibat penyakit
mereka, hal ini meberikan kepuasan spiritual kepada
absen dan meningkatkan kesejahteraan rohani
pasien.
4. Kesimpulan,
keterbatasan saran
dan rekomendasi
a. Kesimpulan Penelitian ini mendukung hubungan antara praktek
keagamaan dari spiritual kesejahteraan pada pasien

8
Thailand dengan kanker terminal seuai dengan
model konseptual spiritual Buddha.
Prinsip-prinsip dasar Buddha dapat digunakan untuk
membantu pasien dengan kanker terminal untuk
berpikir positif tentang penyakitnya dan untuk
meningkatkan kebijaksanaan pasien untuk
memahami kebenaran hidup dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rohani pasien
b. Keterbatasan Penggunaan sampel yang kecil sehingga tdak
mengmungkinkan mendapatkan data yang
menunjukan perubahan dalam dimensi eksistensial
c. Saran Penelitian lebih lanjut harus meningkatkan ukuran
sampel untuk meningkatkan data yang didapatkan
d. Rekomendasi Dalam rangka untuk menentukan efektivitas
intervensi, peneliti menganjurkan peneliti berikutnya
untuk menguji coba dengan uji coba terkontrol seara
acak yang nantinya akan memberikan bukti kuat
untuk efek intervensi ini.
5. Kekuatan dan
Kelemahan jurnal
oleh reviewer
a. Kekuatan 1. Jurnal ini memaparkan secara jelas dan lengkap
hasil penelitian pada jurnal ini dengan
menarasikan serta memasukan hasil penelitian
ke dalam tabel.
2. Jurnal ini juga banyak membahas teori
sebelumnya tentang perawatan spiritual Buddha
yang dapat membantu pasien mempersiapkan
dan menerima kenyaatan penyakit terminalnya
3. Jurnal ini bahasa sangat mudah dipahami dan
setiap singkatan pada jurnal memiliki kolom arti
singkatan sehingga memudahkan reviewer
untuk mereview
4. Pada jurnal ini intervensi yang diberikan sangat
mudah untuk dipahami dan dapat diterapkan di

9
Indonesia akan tetapi perlu adanya pelatihan
dari pemuka agama Buddha kepada perawat-
perawat di Indonesia
b. Kelemahan 1. Pada jurnal ini intervensi yang diberikan lebih
banyak kepada peserta yang berusia diatas >53
tahun sedangkan pada anak-anak hanya sedikit
saja
2. Hasil wawancara tidak diklasifikasikan pendapat
dari anak yang berusia 10 tahun dengan usia
yang diatas 53 tahun

10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pasien kanker yang menghadapi tahap terminal dapat mengalami penderitaan
fisik dan psikologis. Ketika pasien mengetahui bahwa kematian akan datang lebih dekat,
mereka mungkin tertekan, kehilangan harapan untuk hidup, merasa bahwa hidup mereka
tidak berharga, takut mati dan rasa takut akan berpisah dari orang yang mereka cintai.
Perasaan ini membuat kesedihan spiritual dan mengurangi kesejahteraan rohani. Pasien
membutuhkan perawatan psikologis sebanyak perawatan fisik. Untuk pasien dengan

Keadaan psikologis pasien terminal sangat penting karena meskipun kesehatan


fisik mereka terus menurun, kesehatan psikologis mereka masih mampu untuk pulih dari
penyakit dan agitasi dan mereka bisa tetap tenang bahkan pada akhir hidup mereka.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi berdasarkan prinsip dasar


Buddha layak,tepat dan berpotensi efektif untuk mendukung pasien kanker terminal di
menghabiskan sisa hidup mereka dengan lebih baik spiritual kesejahteraan dan
kebahagiaan dan kedamaian. Mendorong pasien untuk meningkatkan mereka spiritual
kesejahteraan melalui berlatih prinsip-prinsip Buddha ajaran, konsentrasi dan
kebijaksanaan. Tim kesehatan harus lebih memperhatikan spiritual kesejahteraan pasien
dengan kanker terminal.

3.2. Saran
a. Institusi pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan atau
materi pembelajaran baik kalangan mahasiswa pendidikan sarjana maupun profesi
agar dapat melaksanakan intervensi ini untuk meningkatkan kesejahteraan pada
pasien terminal dengan kanker.
b. Pendidikan
Dalam dunia pendidikan hendaknya bisa mengajarkan intervensi dengan prinsip
buddhis ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan pada pasien
terminal dengan kanker dan bisa implementasikan di indonesia.
c. Mahasiswa
Untuk rekan-rekan mahasiswa diharapkan mahasiswa mampu memahami konsep
keperawatan anak dengan penyakit terminal berdasarkan evidence base practice

11
dengan mencari jurnal internasional dan nasional untuk menambah pengetahuan
rekan-rekan mahasiswa.

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai