Anda di halaman 1dari 8

https://www.isan.co.id/jalur-evakuasi-fakta-dan-penerapannya.

html

Jalur Evakuasi adalah jalur khusus yang menghubungkan semua area ke


area Titik Kumpul (area aman). Dalam sebuah proyek konstruksi, jalur
evakuasi sangatlah penting untuk mengevakuasi para pekerja ke tempat aman
apabila di dalam sebuah proyek terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Contoh penerapan jalur evakuasi di proyek gedung bertingkat terdiri dari
jalur menuju Tangga Darurat, dan jalur menuju Titik Kumpul di luar gedung.

Jumlah dan kapasitas Jalur Evakuasi menyesuaikan dengan jumlah penghuni


dan ukuran gedung. Kebutuhan Jalur Evakuasi juga dipengaruhi oleh waktu
rata-rata untuk mencapai lokasi yang aman (Titik Kumpul). Sebagian besar
ahli keselamatan menyarankan setiap proyek gedung memiliki setidaknya 2
Jalur Evakuasi, lebih baik jika memiliki jalur evakuasi yang lebih banyak.

Untuk standar lebar jalur evakuasi, sebenarnya tidak ada ketentuan secara
umum. Yang harus diperhatikan apakah jalur ini bisa dilalui dengan baik
dan cepat, dan untuk jalur evakuasi (di luar bangunan) hendaknya bisa
memuat dua kendaraan sehingga apabila saling berpapasan tidak menghalangi
proses evakuasi. Dalam penentuan jalur evakuasi juga harus disepakati
dimana titik kumpul yang aksesnya mudah dan luas.

Yang perlu diperhatikan dalam jalur evakuasi adalah:

1. Jalur evakuasi harus cukup lebar, yang bisa dilewati oleh 2 kendaraan atau lebih (untuk jalur
evakuasi di luar bangunan).
2. Harus menjauh dari sumber ancaman dan efek dari ancaman.
3. Jalur evakuasi harus baik dan mudah dilewati.
4. dan intinya harus aman dan teratur.

Urutan evakuasi dapat dibagi ke dalam tahap-tahap berikut:

1. Deteksi
2. Keputusan
3. Alarm
4. Reaksi
5. Perpindahan ke area perlindungan atau stasiun perakitan.
6. Transportasi

https://bpbd.ntbprov.go.id/?q=pengertian_bencana

Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang


Penanggulangan Bencana, definisi bencana adalah sebagai berikut:

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis.

Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh


faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu,
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan
mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor.

Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa


atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa


atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas
masyarakat, dan teror.

Kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan


dicatat berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban
dan/ataupun kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang
sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung sebagai
satu kejadian.

Menyelamatkan diri saat terjadi kebakaran, ini yang harus dilakukan:

- Jangan panik, cari sumber api, lakukan pemadaman jika masih bisa dilakukan. Jika
tidak, segera cari jalan keluar yang aman.
- Evakuasi dan selamatkan semua orang atau anggota keluarga yang ada.
- Matikan listrik dan kompor.
- Jika jalan keluar harus melewati api, tutup kepala dan badan dengan kain atau
selimut basah.
- Balut tangan saat memegang pintu atau keluar lewat jendela.
- Jika ada asap, merangkaklah karena udara bersih ada di bawah dan gunakanlah
penutup hidung.
- Jika baju anda terkena api, rebahkan tubuh ke tanah dan berguling untuk mematikan
api.
- Setelah keluar rumah, segera minta bantuan atau telepon petugas pemadam
kebakaran.

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Ini Yang Harus
Dilakukan Bila Terjadi Kebakaran,
https://pekanbaru.tribunnews.com/2015/12/09/ini-yang-harus-dilakukan-bila-terjadi-k
ebakaran.
Penulis: Ariestia
Editor: Ariestia

Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa langkah yang dapat


diambil jika terjadi kebakaran di tempat kerja.

1. Jangan Panik

Saat terjadi peristiwa di luar dugaan, kepanikan hanya akan membuyarkan


konsentrasi dan mendorong munculnya kecerobohan. Rute penyelamatan atau
denah tempat kerja yang sudah lekat dalam ingatan juga bisa dihilangkan
seketika oleh rasa panik.

Usahakan untuk tetap tenang dan ingat kembali denah tempat kerja atau rute
keselamatan. Biasanya denah atau rute keselamatan itu terpasang dekat
tangga atau lift.

2. Matikan Peralatan Listrik

Saat mendengar alarm kebakaran, jangan buru-buru meninggalkan meja kerja.


Biasanya kebakaran terjadi akibat hubungan arus pendek listrik, sehingga
sebaiknya matikan atau lepaskan peralatan listrik. kemudian amankan
dokumen yang dirasa penting.

3. Lindungi Saluran Pernapasan

Saat titik kebakaran berada cukup dekat, maka asap bisa jadi tak
terhindarkan. Segera lindungi hidung dan mulut dengan tisu, tisu basah,
sapu tangan atau bisa juga atasan yang dipakai. Asap kebakaran yang
terhirup bisa beraki.

Asap akan bergerak ke atas, sehingga bungkukkan badan serendah mungkin,


atau merangkaklah. Saat terjebak asap dalam kondisi ramai, tetap berada
di posisi semula, tapi tetap bungkukkan badan. Tetap tutup hidung dan
mulut dan bernapas perlahan.

4. Ikuti Petunjuk Evakuasi

Biasanya jika kebakaran terjadi di sebuah gedung, akan ada pengeras yang
memberikan petunjuk arah untuk penghuni gedung. Namun jika tidak ada,
ikuti petunjuk arah evakuasi yang biasa terpasang di dinding.

Satu hal yang harus diperhatikan adalah jangan keluar dari gedung
menggunaan lift karena dikhawatirkan dapat berhenti mendadak saat kondisi
darurat.

Selain terjebak di dalam lift, orang juga dapat mengalami gangguan saraf
akibat lift yang berhenti mendadak. Dalam situasi seperti ini, disarankan
untuk menggunakan tangga darurat.

5. Jangan Sampai Terjebak di Keramaian

Penyebab banyaknya korban kebakaran biasanya karena penghuni gedung yang


fokus pada satu akses keluar gedung. Penghuni gedung berdesakan dan
terlanjur menghirup asap kemudian pingsan.

Sebaiknya jika terjebak keramaian, usahakan mencari jalan lain, bisa


dengan ke ujung ruangan, lorong atau tangga.

Kalau memungkinkan, orang dapat keluar lewat jendela, dengan catatan jika
posisi jendela tak terlalu tinggi dari tanah. Untuk mengatasi rasa cemas
akibat ketinggian, coba duduk di kerangka jendela. Dorong tubuh perlahan
dengan kedua tangan, jaga agar tubuh tidak tegang. Usahakan untuk mendarat
dengan kedua kaki dan lutut jangan terkunci.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171027122207-284-251548/5-
langkah-penting-menyelamatkan-diri-dari-kebakaran

8 Langkah-langkah Penanggulangan Kebakaran |


Download Modul
Written by Anwar Arifin

 font size
 Print
 Email

Rate this item


 1
 2
 3
 4
 5

(8 votes)

Jika terjadi kebakaran, Langkah-langkah Penanggulangan Kebakaran pertama yang


harus dilakukan adalah :

1. Memadamkan secara langsung dengan alat pemadam api yang sesuai yang diletakkan pada
tempat terdekat.
2. Jika api tidak padam, panggil teman terdekat dan segera hubungi kepala gedung (fire
marshall).
3. Bunyikan alarm / tanda bahaya kebakaran jika api belum padam.
4. Apabila alarm otomatis berbunyi, bantu evakuasi (pengosongan gedung) melalui pintu
darurat dan segera lakukan pemadam dengan alat pemadam yang tersedia.
5. Hubungi unit pemadam kebakaran untuk minta bantuan dengan identitas yang jelas.
6. Amankan lokasi dan bantu kelancaran evakuasi (pengosongan gedung) dan bantu kelancaran
petugas pemadam
7. Beritahu penolong atau petugas pemadam tempat alat pemadam api dan sumber air.
8. Utamakan keselamatan jiwa dari pada harta benda

Sumber : http://1.bp.blogspot.com

Langkah-langkah Penanggulangan
Kebakaran :
Penyelamatan Diri
1. Buat rencana penyelamatan diri, dengan menentukan sedikitnya dua jalur keluar dari setiap
ruangan. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah pembatas ruangan
akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri.
2. Persiapkan petunjuk arah di pintu darurat.
3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat
bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut dan hidung
dengan kain yang dibasahi.
4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman. Pastikan
bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus
melalui jendela.
5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini
hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali menerobos
kobaran api.

Penanggulangan Kebakaran :
A. Tindakan Pencegahan / Preventif

Segala upaya yang dilakukan agar kebakaran tidak terjadi kebakaran :

1. Memberikan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan


2. Menempatkan barang-barang yang mudah terbakar di tempat yang aman dan jauh dari api
3. Tidak merokok dan melakukan pekerjaan panas di tempat barang-barang yang mudah
terbakar
4. Tidak membuat sambungan listrik sembarangan
5. Tidak memasang steker listrik bertumpuk-tumpuk
6. Memasang tanda-tanda peringatan pada tempat yang mempunyai resiko bahaya kebakaran
tinggi
7. Menyediakan apar ditempat yang strategi
8. Matikan aliran listrik bila tidak digunakan
9. Buang puntung rokok di asbak dan matikan apinya
10. Bila akan menutup tempat kerja, periksa dahulu hal-hal yang dapat menyebabkan kebakaran

B. Tindakan Pemadaman / Represif

Tindakan yang dilakukan untuk memadamkan kebakaran sebagai upaya memperkecil


kerugian yang ditimbulkan dan mencegah agar kebakaran tidak meluas

Teknik dan taktik penanggulangan kebakaran

A. Teknik penanggulangan kebakaran


Kemampuan maksimal dalam menggunakan peralatan yang tersedia guna
memadamkan kebakaran

B. Taktik penanggulangan kebakaran


Kemampuan maksimal tentang cara-cara yang digunakan dalam rangka pemadaman
kebakaran

C. Sistem Pemadaman

A. Sistem Isolasi

Cara pemadaman dengan tidak memberi oksigen pada benda yang terbakar

1. Menutup dengan karung basah


2. Menimbun dengan tanah, pasir atau lumpur

B. Sistem Pendinginan

Cara pemadaman dengan menurunkan suhu pada benda yang terbakar

1. Menyiram dengan air


2. Menimbun dengan daun, batang pohon yang mengandung air

C. Sistem Urai

Cara pemadaman dengan membagi-bagi benda yang terbakar menjadi bagian kecil
sehingga api mudah dikendalikan Bila sistem isolasi dan pendinginan tidak dapat
dilakukan

Untuk lengkapnya, dapatkan File Download Modul Penanggulangan Kebakaran.


Presentasi yang lebih baik tentang Penanggulangan Kebakaran kami sajikan dari
Bpk. Eko Kiswanto, Senior Engineering yang memiliki file Slide Share dengan link
sebagai
berikut : https://www.slideshare.net/ekokiswantoslide/materi-pelatihan-teori-api-2

https://www.pemadamapi.biz/index.php/en/jenis-tips/tips-apar/item/15
-langkah-langkah-penanggulangan-pemadaman-api-kebakarann

Anda mungkin juga menyukai