Anda di halaman 1dari 9

A.

HAKEKAT MANUSIA

Hakekat manusia adalah sebagai berikut :

1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya


untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.

3. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.

5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih
baik untuk ditempati

6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan


ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas

7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung


kemungkinan baik dan jahat.

8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial,


bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya
tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

Bidang Perbedaan :

1. Perbedaan fisik, usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran,
penglihatan dan kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga dan
suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4. Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar.
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian disekolah.
Kepribadian Manusia :
1. Koleris
Kepribadian pertama yang disebutkan dalam teori Hippocrate-Galenus adalah
Koleris. Koleris dikenal sebagai tipe kepribadian yang memiliki semangat dan
selalu optimis. Selain itu sifat tersebut juga disertai dengan keras kepala
hingga mudah marah.
Sisi negatif dari sifat koleris ini adalah sifatnya yang tidak sabaran dan
menyukai keributan hingga pertengkaran yang berujung perkelahian. Intinya
karakter koleris adalah tipe yang memiliki semangat tinggi serta emosi yang
meledak-ledak.

2. Melankolis

Orang yang termasuk golongan Melankolis adalah mereka yang sering merasa
khawatir dan orang-orang yang mudah menyerah. Namun kelebihan
Melankolis adalah seseorang yang analitis dan sangat kreatif. Walaupun
begitu Melankolis kadang sering meremehkan diri mereka sendiri yang pada
kenyataannya diri mereka tidak seburuk itu.

3. Plegmatis

Tidak suka kekerasan dan selalu cinta damai adalah karakter khas dari seorang
Plegmatis. Plegmatis juga seorang yang sering menyebarkan kebahagiaan

lewat humor-humornya yang jenaka.

Plegmatis juga orang yang tidak mudah terpengaruh dan tipe yang tidak mau
terlihat populer. Plegmatis lebih suka ketenangan dan tidak mau ambil pusing

terhadap hal-hal yang menurutnya tidak terlalu penting.


4. Sanguinis

Selalu mendahulukan perasaan daripada pemikiran adalah karakter khas tipe


Sanguinis. Selalu bersemangat dan hangat kepada setiap orang yang ia temui

membuat dirinya dicintai banyak orang akibat keramahannya tersebut.

Sangat tidak suka dengan kesedihan membuat Sanguinis selalu mencari cara
untuk terus bahagia. Dan sisi negatif dari Sanguinis adala mereka orang yang
takut untuk tidak populer. Mereka menyukai kepopuleran dan akan stress jika
mereka tidak populer dalam hidup.

B. DIMENSI KEMANUSIAAN

1. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu

Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu


organisasi atau kelompok, manusia harus memiliki kesadaran diri yang
dimulai dari kesadaran pribadi di antara segala kesadaran terhadap segala
sesuatu. Kesadaran diri tersebut meliputi kesadaran diri di antara realita, self-
respect, self-narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan
persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi
pribadi yang menjadi dasar bagi self-realisation.

Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang


bukan merupakan tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal
dengan Homo sapiens memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk
berpikir dan berlaku bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia dapat
mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya seperti, karya,
cipta, dan karsa. Dengan pengembangan potensi-potensi yang ada, manusia
mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya yaitu makhluk
ciptaan Tuhan yang paling sempurna.

Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang


memakan waktu puluhan atau bahakan belasan tahun untuk menjadi dewasa.
Upaya pendidikan dalam menjadikan manusia semakin berkembang.
Perkembangan keindividualan memungkinkan seseorang untuk
mengmbangkan setiap potensi yang ada pada dirinya secara optimal.

Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan


berkembang jika disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia
dapat menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya.
Melalui pendidikan pula manusia dapat mengembangkan ide-ide yang ada
dalam pikirannya dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari yang
dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.

2. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia


memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan
salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia
lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan
manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup,
warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan
interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam
arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan
dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang
diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela
mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini
dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat
ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.

Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai
perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat
tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian,
kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya.
Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia
berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan
kehidupan bermasyarakat.

Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang
dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu
sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan,
“manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia
tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya.
Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak
terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan
kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.

Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping


manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga
hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.

3. Pengembangan manusia sebagai makhluk Susila

Aspek kehidupan susila adalah aspek ketiga setelah aspek individu dan sosial.
Manusia dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan yang buruk karena
hanya manusia yang dapat menghayati norma-norma dalam kehidupannya.
Dalam proses antar hubungan dan antaraksi itu, tiap-tiap pribadi membawa
identitas dan kepribadian masing-masing. Oleh karena itu, keadaan yang yang
cukup bermacam-macam akan terjadi berbagai konsekuensi tindakan-tindakan
masing-masing pribadi.

Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat orang
harus memiliki aturan-aturan norma. Aturan-aturantersebut dibuat untuk
menjadikan manusia menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih menghargai
nilai-nilai moral yang akan membawa mereka menjadi lebih baik.

Selain aturan-aturan norma, manusia juga memerlukan pendidikan yang dapat


digunakan sebagai sarana mencapai kemakmuran dan kenyamanan hidup.
Pendidikan dapat menjadikan manusia seutuhnya. Dengan pendidikan,
manusia dapat mengerti dan memahami makna hidup dan penerapannya.

Melalui pendidikan kita harus mampu menciptakan manusia yang bersusila,


karena hanya dengan pendidikan kita dapat memanusiakan manusia. Melalui
pendidikan pula manusia dapat menjadi lebih baik daripada keadaan
sebelumnya. Dengan pendidikan ini, manusia juga dapat melaksanakan
dengan baik norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat. Manusia akan
mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat jika diberikan
pendidikan yang tepat.

Dengan demikian, kelangsungan kehidupan masyarakat tersebut sangat


tergantung pada tepat tidaknya suatu pendidikan mendidik seorang manusia
mentaati norma, nilai dan kaidah masyarakat. Jika tidak maka manusia akan
melakukan penyimpangan terhadap norma-norma yang telah disepakati
bersama oleh masyarakat.

4. Pengembangan Manusia Sebagai Mahluk Religius


Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai
makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui
kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa
menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa
dia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain,
yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi
fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang
mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.

Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan.


Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang
sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang
diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya.

Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada
Tuhan Yang Maha Esa, untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu
ilmu. Ilmu tersebut diperoleh melalui pendidikan. Dengan pendidikan,
manusia dapat mengenal siapa Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia
dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang
dapat mengerti bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang
makhluk Tuhan. Manusia dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat
mempelajari tanda-tanda kebesaran Tuhan baik yang tersirat ataupu dengan
jelas tersurat dalam lingkungan sehari-hari.

Maka dari keseluruhan perkembangan itu menjadi lengkap dan utuh dalam
setiap sisinya, baik dari sisi individu, sosial, susila, maupun religius.
Keutuhan dari setiap sisi tersebut dapat menjadikan manusia menjadi makhluk
yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk-makhluk Tuhan
yang lain
DAFTAR PUSTAKA

https://nie07independent.wordpress.com/hakikat-manusia/

http://tiocalpucino.blogspot.com/2013/02/hakekatperbedaan-
individu-dalam-hal.html

https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/muhammad-farid-
hermawan/ada-4-tipe-kepribadian-manusia-menurut-psikologi-
yang-manakah-kamu-c1c2/full

https://azenismail.wordpress.com/2010/05/31/pengembangan-
manusia-sebagai-makhluk-individu-sosial-susila-dan-religius-dalam-
bingkai-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai