Anda di halaman 1dari 4

Nama : M.

Okta Hamdika
Nim : 3201 7070 77
Kelas :5A

ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN


A. Pengertian Arsitektur dan Lingkungan

Berdasarkan kamus, kata arsitektur (architecture), berarti seni dan ilmu membangun bangunan.
Menurut asal kata yang membentuknya, yaitu Archi = kepala, dan techton = adalah karya kepala tukang.
Arsitektur dapat pula diartikan tukang, maka architecture sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam
suatu media yang mengandung keindahan. Berdasarkan anggaran dasar Ikatan Arsitektur Indonesia,
arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara
utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban
manusia.

Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri mereka dan
ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan
membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota,
perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot
dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di
dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada
di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan terdiri dari
komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara,
air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa
seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang mempelajari
lingkungan adalah ekologi.

Arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata
kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik
sumber daya alam, yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan. Arsitektur
lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architecture).

B. Konsep Arsitektur dan Linkungan

Menurut KBBI, Konsep adalah rancangan atau ide yang diabstrakan dari peristiwa konkret. Konsep
merupakan gagasan ide dengan menggabungkan segala unsur sintesa / analisis agar ide tersebut dapat
berkembang dan menyempurnakan ide itu sendiri. Dalam arsitektur, konsep itu sendiri sangatlah penting
karena untuk membangun sebuah bangunan kita membutuhkan konsep. Dalam konsep itulah, seorang
arsitek dapat menyimpulkan bangunan dengan bentuk seperti apa yang ingin ia buat berdasarkan tema
yang ia buat.

Konsep arsitektur dan lingkungan yang paling dikenal oleh para arsitektur adalah Green Architecture atau
Arsitektur hijau. Green Architecture merupakan konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan
pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih
baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam
secara efisien dan optimal. Terdapat beberapa prinsip yang diterapkan dalam Green Architecture ini

1. Hemat energi / Conserving energy


Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa
mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate
Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang
ada.
3. Minimizing new resources
Mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut
tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang/ Penggunaan material bangunan yang tidak
berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
4. Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect
for site
Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti
bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan
yang ada ).
5. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user
Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua
kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism
Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.
Selain itu juga, Green Architeture ini mempunyai sifat sifat, diantaranya :

1. Sustainable ( Berkelanjutan )

Berkelanjutan berarti bangunan arsitektur hijau tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten
terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang signifikan
tanpa merusak alam sekitar.

2. Earthfriendly ( Ramah lingkungan )


Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep arsitektur hijau apabila
bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan
disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian
energi.Oleh karena itu bangunan berkonsep arsitektur hijau mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan
sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung lainnya.

3. High performance building.

Bangunan berkonsep arsitektur hijau mempunyai satu sifat yang tidak kalah pentingnya dengan
sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance building. Salah satu fungsinya ialah untuk
meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari alam (Energy of
nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi (High technology performance). Contohnya :

a. Penggunaan panel surya (Solar cell) untuk memanfaatkan energi panas matahari sebagai
sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.

b. Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang, penggunaan konstruksi – konstruksi
maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep arsitektur hijau.

Secara sederhana konsep Green Architecture bisa diterapkan dalam rancangan rumah sederhana
sekalipun, hanya apakah ada goodwill atau tidak untuk penerapannya. Konsep-konsep sederhana seperti
rumah hemat listrik, hemat air, dan sebagainya dapat mulai diterapkan untuk mengantisipasi
berkurangnya sumber listrik dan air di kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan Prinsip serta Sifat sifat yang
diterapkan dalam Green Architecture. Konsep ini sangatlah positif. Tidak hanya untuk alam saja, namun
juga manusia sekitar. Karena itulah konsep ini banyak digunakan oleh para arsitektur sekarang.

C. Bangunan Hemat Energi

Penghematan energi melalui rancangan arsitektur mengarah pada penghematan penggunaan


listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, atau peralatan listrik lain dalam bangunan.
Bagaimana arsitektur bangunan sedemikian rupa dirancang agar ruangan cukup terang tanpa banyak
menggunakan lampu dan agar udara dalam ruang dapat sejuk tanpa bantuan mesin AC. Bagaimana
penerangan dan pendinginan udara dapat dilakukan secara alamiah tanpa menggantungkan peralatan
listrik yang konsumtif terhadap energi yang bersumber dari BBM.

Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak
nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengkonsumsi energi listrik yang bersumber
dari BBM. Kebutuhan energi perkapita dan nasional dapat ditekan jika secara nasional bangunan
dirancang dengan konsep hemat energi.

Bangunan Hemat Energi adalah bangunan yang tidak terlalu banyak menggunakan energi dari
bumi, dan tidak mencemarkan lingkungan seperti air, udara, dan tanah. karena jaman sekarang sudah
terjadinya pemanasan global seperti, atmosfer yang bolong, naiknya permukaan air laut di karenakan
panasnya permukaan bumi ini. bukan hanya itu, energi energi di bumi seperti minyak bumi, pohon, air di
bumi sudah banyak sekali pengurangan.
Sesuai dengan pengertiannya, bangunan hemat energi lebih merujuk kepada konsep Green
Archicteture dimana prinsip – prinsip yang digunakan adalah menjaga dan menggunakan alam sebaik
mungkin. Sehingga kedepannya nanti masih terdapat sisa cadangan alam (yang dapat maupun tidak dapat
diperbaharui) masih dapat digunakan dengan baik.

Salah satu contoh bangunan yang menggunakan ide bangunan hemat energy yaitu Building and
Construction Academy (BCA) yang terdapat di Singapura. Bangunan tersebut menjadi sebuah kompleks
bangunan yang tidak menggunakan energy sama sekali atau yang disebut dengan ZEP (Zero Energy
Building). Mengapa? Karena bangunan yang dirancang oleh DP Architect itu memproduksi energi untuk
keperluan sehari-hari dengan menggunakan panel tenaga matahari. Selain menggunakan tenaga matahari
sebagai sumber energi, mereka juga menampung air hujan untuk digunakan sebagai toilet.

http://www.solaripedia.com/13/388/5454/singapore_zero_energy_building_windows.html

https://www.designboom.com/architecture/dp-architects-zero-energy-building-bca-academy-
singapore-01-17-2015/

Anda mungkin juga menyukai