Intervensi Harga Oleh Pemerintah Dalam P
Intervensi Harga Oleh Pemerintah Dalam P
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw. yang berpedoman
pada kitab suci Al-quran 1. Ajaran Islam juga meliputi segala aspek kehidupan yang
didelegasikan khusus untuk umat akhir zaman dengan segala permasalahan dan solusinya.
Islam juga membahas hubungan manusia dengan manusia ()معاملة, termasuk didalamnya
kegiatan ekonomi.
Islam memandang aktivitas ekonomi secara positif. Semakin banyak manusia terlibat
dalam aktivitas ekonomi, maka semakin baik selagi tujuan dan caranya sesuai ajaran Islam.
Ekonomi mampu menambah ketaqwaan kepada Allah swt. selama didalamnya terkandung
nilai-nilai Islam. Untuk itu, perlu dituntut dan dikendalikan seperti ibadah lainnya supaya
berjalan dengan ajaran Islam secara kemajemukan.
Islam juga menghormati kegiatan ekonomi yang memberikan kebebasan kepada pasar
dan menyerahkan hukum pasar untuk memainkan perannya secara wajar sesuai dengan
penawaran dan permintaan yang ada.
ْس أ َ َح ٌد يَ ْطلُبُنِّي
َ ق إنِّي ِِّل ْر ُج ْو أ ْن أ َ ْلقَى َربِّى َو لَي
ٌ الر ِّاز
َّ ط ِّ ض ا ْلبَا
ُ س ُ س ِّع ُر ا ْلقَا ِّب
َ "إنَّ هللاَ ُه َو ا ْل ُم
"بِّ َم ْظلَ َم ٍة فِّي د ٍَم َو الَ َما ٍل
1
Depdiknas. Kamus Besar bahasa Indonesia ,(Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), hlm. 549
2
Lihat Qardhawi, Halal Haram, Alih Bahasa Wahid Ahmadi, ( Surakarta: Era Intermedia ), hlm. 358
1
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis melihat perlunya pembahasan mengenai
hal tersebut, pembahasan itu penulis angkatkan menjadi karya tulis berjudul “Intervensi
Harga Oleh Pemerintah dalam Perspektif Islam”.
C. Penjelasan Judul
Agar terhindar dari distorsi dan kekurangan dalam memahami judul penulis akan
menjelaskan maksud dari judul paper ini sebagai berikut :
Islam : Agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw. yang berpedoman
pada Al-Quran dan Hadits.
D. Tujuan Penulis
1. Syarat untuk mengikuti ujian akhir di Madrasah Sumatera Thawalib Parabek
tahun ajaran 2015/2016.
3
Depdiknas.op.cit., hlm .543
4
Ibid., hlm 1057
3
E. Metode Penulisan
1. Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data dengan metode library research atau metode yang
mengacu pada data-data tertulis baik berupa jurnal, artikel, dan sebagainya, baik
digital maupun non digital, internet browsing, dan lain-lain.
2. Pengolahan Data
a. Metode Deduktif
Dalam metode ini, pengelolahan data diambil dari ketentuan yang umum
kemudian dilanjutkan dengan beberapa ketentuan yang lebih spesifik untuk
menguraikan ketentuan sebelumnya.
b.Metode Komparatif
Metode Komparatif adalah pengelolahan data dengan metode membandingkan
argumen-argumen para ulama dan mengambil yang paling kuat.
F. Sistematika Penulisan
Bab I membahas tentang pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan dan
batasan masalah, penjelasan judul, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab III membahas tentang intervensi harga oleh pemerintah dalam perspektif
ekonomi Islam yang berisi intervensi pemerintah, pendapat ulama, dan analisis penulis.
Bab IV berupa penutup dari karya tulis yang terdapat didalamnya kesimpulan dan
saran.
3
BAB II
A. Pengertian Harga
Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain
untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada
waktu tertentu dan tempat tertentu. Istilah harga digunakan untuk memberikan nilai finansial
pada suatu produk barang atau jasa. Biasanya penggunaan kata harga berupa digit nominal
besaran angka terhadap nilai tukar mata uang yang menunjukkan tinggi rendahnya nilai suatu
kualitas barang atau jasa. Dalam ilmu ekonomi harga dapat dikaitkan dengan nilai jual atau
beli suatu produk barang atau jasa sekaligus sebagai variabel yang menentukan komparasi
produk atau barang sejenis lainnya.5
Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang dinyatakan dengan uang,6 harga juga
bisa menentukan kualitas sebuah barang yang akan diperjualbelikan.
Secara istilah dalam konsep Islam dikatakan harga ialah harga yang adil, maksudnya
adalah harga yang tidak menimbulkan eksploitasi atau penindasan (kezaliman) sehingga
merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak yang lain. Harga harus mencerminkan
manfaat bagi pembeli dan penjualnya secara adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan yang
normal dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarkannya.7
Menurut Ibnu Khuldun, harga adalah hasil dari hukum permintaan dan penawaran.
Pengecualian satu-satunya dari hukum ini adalah harga emas dan perak, yang merupakan
standar moneter.8
B. Ketentuan Harga
Ketentuan atau regulasi harga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan perkonomian terutama dalam khazanah pemikiran ekonomi Islam sebab regulasi
harga yang tidak tepat justru dapat menciptakan ketidakadilan. Regulasi harga
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Harga.
6
M. Iqbal, Islam Mazhab Swalayan, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010) hlm. 73
7
Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, ( Bandung: Pustaka Setia, 2010) hlm. 340
8
Abdullah,Ibid., hlm. 292
5
diperkenankan pada kondisi-kondisi tertentu dengan tetap berpegang pada nilai keadilan.
Regulasi harga harus menunjukkan tiga fungsi dasar, yaitu:
1. fungsi ekonomi yang berhubungan dengan peningkatan produktivitas dan
peningkatan pendapatan masyarakat miskin melalui alokasi dan realoksi
sumber daya ekonomi;
2. fungsi sosial dalam memelihara keseimbangan sosial antara masyarakat kaya
dan miskin;
3. fungsi moral dalam menegakkan nilai-nilai syariat Islam, khususnya yang
berkaitan dalam transaksi ekonomi.
Baqir Shadr menjelaskan bahwa pada dasarnya, jika pasar telah bekerja dengan
sempurna, tidak ada alasan untuk mengatur tingkat harga. Penetapan harga kemungkinan
justru akan mendistorsi harga sehingga menganggu mekanisme pasar itu sendiri. Pada masa
Rasulullah saw. dan masa kekhalifahan Umar Bin Khattab r.a., kota Madinah pernah
mengalami kenaikan tingkat harga barang-barang karena menurunnya pasokan di pasar yang
disebabkan oleh gagal panen. Beliau menolak permintaan para sahabat untuk mengatur harga
pasar, tetapi kemudian melakukan impor besar-besaran sejumlah dari Mesir, sehingga
penawaran barang-barang di Madinah kembali melimpah dan tingkat harga mengalami
penurunan. Akan tetapi, pada masa Khalifah Umar Bin Khattab, langkah ini ternyata tidak
memadai. Tingkat daya beli masyarakat Madinah saat itu sangat rendah sehingga harga baru
ini pun tetap tidak terjangkau. Khalifah Umar kemudian mengeluarkan sajenis kupon (yang
dapat ditukarkan dengan sejumlah barang tertentu) yang dibagikan kepada para fakir miskin.9
9
Ibid., hlm 340
5
2. Penetapan harga untuk kestabilan harga. Hal ini biasanya dilakukan untuk
perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha pengendalian
harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya perang harga, khususnya
bila menghadapi permintaan yang sedang menurun.
3. Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagiannya dalam
pasar. Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan luas tertentu,
maka ia harus berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya.
Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan
pengusaha mempertahankan atau mengembangkan bagian pasar tersebut.
4. Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan. Apabila
perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui
pada harga berapa ia akan menetapkan penjualan. Ini berarti bahwa ia belum
memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut.
5. Penetapan harga untuk memaksimal laba. Tujuan ini biasanya menjadi
panutan setiap usaha bisnis. Kelihatannya usaha mencari untung mempunyai
konotasi yang kurang enak seolah-olah menindas konsumen. Padahal
sesungguhnya hal yang wajar saja. Setiap usaha untuk bertahan hidup
memerlukan laba. Memang secara teoritis harga bisa berkembang tanpa batas.
1. Berorientasi laba yaitu bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang
dapat menghasilkan laba yang paling tinggi.
2. Berorientasi pada volume yaitu penetapan harga berorientasi pada volume
tertentu.
3. Berorientasi pada citra (image) yaitu bahwa image perusahaan dapat
dibentuk melalui harga.
4. Stabilisasi harga yaitu penetapan harga yang bertujuan untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga perusahaan dengan
harga pemimpin pasar (market leader).
7
10
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/02/pengertian-dasar-penetapan-dan-tujuan.html
11
Op.Cit.
12
Ibid.
7
keuntungan orang melakukan monopoli, juga untuk membatasi hasil produksi dan
menjaga agar faktor-faktor produksi tidak keluar dari pekerjaan.
Dalam hal ini kesulitannya adalah dalam memberikan harga dan pemberian
upah yang layak, tetapi hal ini dapat diselesaikan apabila mesin-mesin dibuat untuk
segala keperluan, dan metode mempelajari sesuatu dari kesalahan diizinkan sehingga
sampai pada harga yang layak. Bila perlu nasionalisasi dari perusahaan yang
mempunyai hak monopoli dilindungi sebagai langkah ekstrim karena menurut Kitab
Al-Quran seorang pemilik yang sah suatu perusahaan bukanlah satu-satunya orang
yang bisa menggunakannya. Mereka yang memerlukan semua kekayaan adalah
karunia Allah dan diperoleh melalui penggunaan sumber-sumber yang telah
dianugerahkan Tuhan untuk kepentingan semua umat manusia.13
13
Ibid.
14
Ibid.
15
Ibid, hlm. 154
9
Oleh karena itu, ahli keuangan dari Negara Islam harus tahu bahwa dalam
ekonomi yang berkembang selalu ada tujuan untuk menggunakan defisit keuangan
(penambahan uang melalui pinjaman-pinjaman terutama dari bank), meskipun
objeknya adalah stabilitas harga, dimana letak tujuan itu, tentunya adalah soal
pertimbangan praktis.
Pertanyaan mengenai hal ini timbul dari pertambahan hasil produksi , dan ini
timbul dari naiknya keperluan moneter untuk tiap unit hasil produksi karena
berkurangnya kecepatan uang masuk dan meningkatnya proses pembuatan uang masa
datang yang normal bagi ekonomi berkembang. Ketika menangani masalah-masalah
pembiayaan defisit, faktor penting lain yang harus diperhatikan adalah bunga dari
pinjaman-pinjaman tidak boleh menunjukkan pengaruh kurang baik pada produksi
distribusi dan kepegaiwan.
Bila ada kenaikan harga karena adanya penambahan yang tidak cukup dalam
produktivitas menghasilkan baik faktor musiman, perputaran atau faktor lainnya,
maka banyak yang dilakukan oleh negara Islam untuk mencegah kenaikan harga
dengan menukar fiskal atau kebijakan moneter, ataupun meransum barang-barang
konsumsi penting dan memberikan lisensi untuk investasi baru.
Hal ini membawa kita kepada diskusi mengenai peranan dari Negara Islam
dalam hal menaikan harga yang menghasilkan bertambahnya aktivitas kemajuan.
Dalam ekonomi yang berkembang dimana program-program kemajuan yang termasuk
pergantian sumber-sumber jauh dari teknik-teknik dan aktivitas produksi
16
Ibid
9
tradisional;sudah diketahui bahwa harrga naik, karena adanya lembaga-lembaga
sosio-ekonomi yang masih tradisional, negara yang terutama tergantung pada
ekonomi pertanian dimana perkembangannya tidak secepat perkembangan negara
industri, dan karena tumbuhnya ketidaktentuan bantuan dan pinjaman luar negeri.
Banyaknya persoalan itu menyebabkan pejabat-pejabat moneter mengalami kesulitan
dalam mengatasi hal ini..
Berkurangnya barang dengan cara buatan yang diciptakan oleh para pengusaha
yang tamak mengakibatkan perubahan harga disebabkan oleh usaha spekulatif,
penimbunan, perdagangan gelap dan penyelundupan.
ئ ِّ الَ يَحْ ت َ ِّك ُر إِّالَّ َخ:َ قَال.صلى هللا عليه وسلم- ِّّللا
ٌ اط ُ ّللاِّ ع َْن َر
َّ سو ِّل َ ع َْن َم ْع َم ِّر ب ِّْن
َّ ع ْب ِّد
jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung, dan punggung mereka (lalu
dikatakan kepada mereka): “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu
sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu ”.
ع َم َر رضي هللا عنه َما أنَّ رسو َل هللاِّ صلَّى ُ ف أ َ ْخبَ َرنَا َماِّلكٌ ع َْن نَافِّ ٍع ع َْن عَب ِّدهللاِّ ب ِّْن َ َح َّدثَنَا
ُ ع ْب ُدهللاِّ ْبنُ يُ ْو
َ س
السلَ َع َحتى يُ ْهبَ َط بِّ َها إِّلَى
ِّ ض َوالَ تَلَقَّ ُوا ٍ علَى يَب ِّْع بَ ْع َ ض ُك ْم ُ هللا علي ِّه وسلَّ َم قَا َل الَ يَبِّ ْي ُع بَ ْع
)2020:كتاب ا ِّلبيوع,ق )صحيح البخاري
ِّ س ْو
ُّ ال
11
BAB III
INTERVENSI HARGA OLEH PEMERINTAH DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang kebaikan dan mencegah dari yang munkar.
Merekalah orang-orang yang beruntung. )Qs.3:104(
Rasulullah SAW telah menjalankan fungsi Al-Hisbah atau market supervisor
dengan melakukan inpeksi ke pasar untuk mengecek harga dan mekanisme pasar.
Dimana beliau banyak menemukan bisnis yang tidak jujur sehingga beliau
menegurnya. Kemudian Rasulullah telah memberikan pendapat dan masukan-
masukan berupa perintah dan larangan demi sebuah pasar yang Islami.
17
Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013) hlm. 142
18
Abdullah, Peradaban Pemikian Ekonomi Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2010) , hlm. 336-337
13
19
Abdullah, Ibid, hlm 341
13
Alasan yang umum dalam mengambil kebijakan ini adalah untuk melindungi
konsumen dari harga yang terlalu tinggi. Pengaruh penetapan ini juga tidak jauh
berbeda, yaitu menimbulkan banyak distorsi bagi perekonomian. Karena harga terlalu
rendah, maka akan terjadi kelebihan permintaan sebab konsumen membeli harga lebih
murah dari yang seharusnya. Namun bagi konsumen jelas harga ini tidak
menguntungkan sehingga kemungkinan akan enggan untuk melepaskan barang-
barangnya ke pasar. Para produsen akan cenderung menjual barangnya ke pasar lain
(black market) yang bisa memberikan harga yang lebih tinggi.20
Adapun intervensi pemerintah dalam hal regulasi harga sebenarnya merupakan
hal yang kurang populer dalam khazanah pemikiran ekonomi Islam sebab regulasi
harga yang tidak tepat justru akan menimbulkan ketidak adilan dalam penentuan
harga. Seperti zaman dahulu, Rasulullah sangat enggan untuk diminta menetapkan
harga pasar, seperti kisah ketika Rasulullah SAW. diminta untuk menentukan harga
yang tiba-tiba menaik. Pada saat itusahabat berkata, “ Wahai Rasulullah tentukan
harga untuk kita! ” Beliau menjawab, “ Allah itu sesungguhnya adalah penentu
harga, penahan, pencurah serta pemberi rezeki. Aku mengharapkan dapat menemui
Tuhanku dimana salah seorang dari kalian tidak menuntutku karena kezaliman dalam
hal darah dan harta ”.
Dari hadits di atas jelaslah bahwa pasar merupakan hukum alam (Sunnatullah)
yang harus dijunjung tinggi, tak seorang pun dapat mempengaruhi harga. 21
2. Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung
a. Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara
mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk
melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang
tinggi untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan konsumen membeli produk
dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih murah.
Pengaruh pajak terhadap pembentukan harga adalah sebagai berikut:
1) Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual
barang tersebut naik.
20
Ibid.
21
http://adianggasukmana.blogspot.co.id/2015/02/paper-intervensi-harga-dalam-perspektif.html
15
b. Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam
pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya
diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang kebutuhan
pokok.
Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru berkembang untuk
menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap produk-produk impor.
Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk
melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.
Pengaruh subsidi terhadap harga pasar adalah sebagai berikut:
1) Subsidi yang diberikan atas produksi suatu barang menyebabkan harga jual
barang tersebut turun, karena biaya produksi menjadi lebih rendah.
2) Subsidi dapat dinikmati oleh produsen dan konsumen, sebab dengan biaya
produksi lebih rendah maka harga beli konsumen juga lebih murah, artinya
harga penawaran berkurang.
3) Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta dipasar menjadi lebih rendah dan
jumlah keseimbangan lebih tinggi.22
22
http://ipsterpadusmk.blogspot.co.id/2012/10/e-peran-pemerintah-dalam pembentukan.html
23
Qardhawi,Op.Cit
15
“Allahlah yang menentukan harga, yang mencabut, yang meluaskan dan yang
memberi rezeki. Saya mengharap ingin bertemu Allah sedang tidak ada seorang
pun di antara kamu yang meminta saya supaya berbuat zalim baik terhadap darah
maupun harta benda.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Tarmizi, Ibnu Majah, ad-
Darimi dan Abu Ya'la)
Intevensi harga yang mengganggu kebebasan pribadi seseorang adalah sebuah
kezaliman, akan tetapi apabila di pasar telah muncul hal-hal yang tidak wajar seperti
monopoli komoditas yang mempermainkan harga, maka pada saat itu penetapan
harga dibolehkan agar melindungi masyarakat dari orang-orang yang menggeruk
keuntungan secara semena-mena.
Secara garis besar Dr. Yusuf Qardhawi membagi hukum penetapan harga menjadi
dua bagian :24
a) Haram, yaitu apabila kezaliman dan pemaksaan yang tidaak betul. Menetapkan
harga yang tidak dapat diterima atau melarang sesuatu yang Allah benarkan.
b) Boleh atau bisa menjadi wajib, yaitu mempertimbangkan hukum penawaran
dan permintaan agar terwujudnya keadilan antar sesama. Salah satu contoh
penetapan harga menurut Dr. Yusuf Qardhawi yaitu memaksa masyarakat
untuk menunaikan kewajiban membayar harga mitsil dan melarang mereka
menambah dari harga mitsil.
2. Ibnu Taimiyah
Bagi Ibnu Taimiyah Negara memiliki otoritas sentral karena kesejahteraan
manusia tidak mungkin akan tercapai tanpa adanya ikatan yang kooperatif (sama
menguntungkan) antara sesama mereka.25 Karena itulah pemerintah sangat
diperlukan dalam mengambil kebijakan-kebijakan strategis dalam penetapan harga
agar terciptanya kemakmuran bersama.
Sama halnya dengan Dr. Yusuf Qardhawi, Ibnu Taimiyah juga membedakan
dua jenis penetapan harga, yaitu penetapan harga yang tidak adil dan cacat hukum
serta penetapan harga secara adil dan sah menurut Islam.26 Penetapan harga yang
tidak adil dan hukum adalah penetapan harga yang dilakukan pada saat kenaikan
24
Ibid.
25
Mujahidin,Op.Cit,hlm133
26
Abdullah,Op.Cit,hlm 263
17
27
Ibid.
17
dalam hal ini pemerintah dapat meminta pedagang tersebut untuk menaikkan
harganya kembali. Hal ini pernah dilakukan oleh khalifah Umar Bin Khattab.
Dari pemikiran diatas dapat diketahui bahwa Yahya Bin Umar sangat
mendukung kebebasan ekonomi.Kebebasan yang dimaksud bukanlah kebebasan
yang dianut oleh ekonomi konvensional, tetapi kebebasan yang terikat oleh syariat
Islam.
4. Imam Syafi’i
Menurut mazhab Syafi'i, penguasa tidak berhak untuk menetapkan harga,
biarkan masyarakat menjual dagangan mereka sebagaimana yang mereka inginkan.
Bahkan penetapan tersebut dikatakan sebagai tindakan zalim. Hal ini mengingat,
bahwa masyarakat itu sebagai pihak yang menguasai harta mereka, dan penetapan
harga merupakan belenggu terhadap mereka. Penguasa memang diperintahkan untuk
melindungi maslahat umat Islam namun tidaklah pandangannya pada kemaslahatatan
pembeli dengan memurahkan harga itu lebih utama dibandingkan pandangannya pada
kemaslahatan penjual dengan menaikkan harga.
Jika terjadi perselisihan di antara dua pihak, penjual dan pembeli, maka pihak
terkait itu harus melakukan ijtihad bagi kepentingan diri mereka sendiri. Menetapkan
harga dengan tekanan berarti bertentangan dengan firman Allah SWT:
ۚ اض ِّم ْن ُك ْم
ٍ ارةً ع َْن ت َ َر ِّ َيَا أَيُّ َها الَّ ِّذينَ آ َمنُوا َال تَأ ْ ُكلُوا أ َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم ِّبا ْلب
َ اط ِّل إِّ َّال أ َ ْن تَكُونَ تِّ َج
ّللاَ كَانَ ِّب ُك ْم َر ِّحي ًما َ َُو َال ت َ ْقتُلُوا أ َ ْنف
َّ َّس ُك ْم ۚ ِّإن
Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka di antara kamu. (An-Nisa`: 29)
19
28
http://ponpesaswaja.blogspot.co.id/2013/11/soal-penetapan-harga-oleh-pemerintah.html
19
Pasar merupakan suatu fasilitas publik yang tidak hanya sebagai sarana
bertemunya penjual dan pembeli dalam melakukan kegiatan tukar menukar barang,
akan tetapi pasar juga memiliki otoritas tertinggi dalam keberlangsungan lalu lintas
perekonomian. Penetapan nilai atau penetapan harga sejatinya harus sesuai dengan
harga yang dikehendaki oleh pasar.
Konsep Islam memahami bahwa pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan
ekonomi bila prinsip persaingan bebas dapat berlaku secara efektif. Maka pasar tidak
mengharapkan adanya intervensi dari pihak manapun, tak terkecuali negara dengan
dengan otoritas penentuan harga atau private sektor dengan kegiatan monopolistik
ataupun lainnya.
Karena pada dasarnya pasar tidak membutuhkan kekuasaan yang besar untuk
menentukan apa yang harus dikonsumsi dan diproduksi. Sebaliknya, masing-masing
individu diberikan kebebasan untuk memilih sendiri apa yang dibutuhkan dan
bagaimana memenuhinya.
Contoh yang dapat kita ambil adalah kebijakan pemerintah mengimpor beras
dari luar negeri dengan harga yang lebih murah. Hal inilah yang menyebabkan
kerugian yang besar pada pedagang beras dalam negeri. Efek dari impor tersebut
mengakibatkan harga beras dalam negeri jauh lebih murah karena harus bersaing
dengan harga beras luar negeri. Penurunan ini mungkin akan menguntungkan para
konsumen, akan tetapi tidak untuk pedagang beras dan para petani gabah. Para petani
akan mengalami kerugian karena telah mengeluarkan modal yang besar dalam
preawatan padi, akan tetapi mereka terpaksa menjual padi atau beras kepada
distributor beras karena murahnya harga pasar beras.
Ilustrasi diatas dapat kita simpulkan bahwa intervensi yang berlebihan dan
tidak memperhatikan kebutuhan pasar oleh pemerintah akan menciptakan
ketidakadilan dan tidak menghendaki kesejahteraan masyarakat. Keputusan
pemerintah dalam melakukan impor sedangkan ketersediaan beras dalam negeri
mencukupi.
Mengenai haramnya intervensi pemerintah dalam penetapan harga pasar,
pandangan-pandangan ulama yang telah penulis paparkan diatas dapat kita jadikan
acuan apakah intervensi pemerintah dalam pengendalian harga pasar haram secara
mutlak. Bagi Yusuf Qardawi intervensi penguasa dalam penetapan harga haram
apabila menetapkan harga tidak sesuai kaidah-kaidah yang berlaku. Hal ini berarti
bahwa haramnya intervensi pemerintah ketika intervensi tersebut tidak menghendaki
21
21
perekonomian sangat penting dalam mengawasi perekonomian agar tidak terjadi
penindasan-penindasan.
Dalam Islam keterlibatan pemerintah dikenal dengan nama Al-Hisbah
(pengawasan). Pemerintah memiliki andil dalam mengontrol dan mengawasi kegiatan
pasar agar tidak terjadi penindasan. Secara umum Islam berpandangan bahwa para
pelaku pasar harus diberikan kebebasan sendiri dalam mentapkan harga, sedangkan
intervensi atau keterlibatan pemerintah dilakukan apabila kondisi pasar dalam keadaan
tidak normal, dan apabila kondisi pasar dalam keadaan normal pemerintah tidak berhak
untuk melakukan intervensi. Ibnu Taimiyah memaparkan bahwa pemerintah hanya
boleh melakukan intervensi tehadap kebijakan penetapan harga dalam empat situasi
diantaranya adalah :
Pertama : Kebutuhan masyarakat atau hajat orang banyak akan sebuah
komoditas (barang maupun jasa), para fuqaha sepakat bahwa sesuatu yang menjadi
hajat orang banyak tidak dapat diperjualbelikan kecuali dengan harga yang sesuai.
Sebagai contoh jika seseorang membutuhkan makanan yang menjadi milik orang lain,
maka orang tersebut dapat membeli dengan harga yang sesuai, tidak dibenarkan
sipemilik makanan menentukan harga yang tinggi secara sepihak.
Kedua : Terjadi kasus monopoli (penimbunan) atau ihtikar para fuqaha sepakat
untuk memberlakukan hak hajar (ketetapan yang membatasi hak guna dan hak pakai
atas kepemilikan barang) oleh pemerintah. Hal ini untuk mengantisipasi adanya
tindakan negatif yang dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan kegiatan
monopolistik atau penimbunan barang.
Ketiga : Terjadi keadaan al hasr (pemboikotan), dimana distribusi barang hanya
terkonsentrasi pada satu penjual atau pihak tertentu. Penetapan harga disini untuk
menghindari penjualan barang tersebut dengan harga yang ditetapkan sepihak dan
semena-mena oleh pihak penjual tersebut.
Keempat : Terjadi koalisi dan kolisi antara para penjual; dimana sejumlah
pedagang sepakat untuk melakukan transaksi diantara mereka sendiri, dengan harga
penjualan yang tentunya di bawah harga pasar. Ketetapan intervensi disini untuk
menghindari kemungkinan terjadi fluktuasi harga barang yang ekstrim dan dramatis.
Dari keempat kondisi diatas kita memahami dengan jelas bahwa Islam sebagai
agama rahmatallil’alamin mengatur dengan jelas sejauh mana intervensi dalam Islam
diperbolehkan. Intervensi pemerintah memang dipandang sebagai solusi dalam
pengentasan perekonomian tidak serta merta berlangsung tanpa adanya batasan-batasan
23
sehingga buah dari intervensi tersebut malah akan menciptakan kezaliman terhadap
para pelaku pasar. Akan tetapi pada hakikatnya pinsip ekonomi dalam Islam menuntut
agar tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran para pelaku ekonomi yang
berlandaskan Al-Quran dan Sunnah.
Dalam pandangan penulis apakah negara mayoritas Islam mengizinkan
kenaikan harga ataupun tidak tergantung pada tipe objektif uang diinginkan suatu
negara untuk mencapainya melalui pelaksanaan program kemajuan. Bila aktivitas
kemajuan dari negara hanya menguntungkan beberapa orang yang mendapatkan hak-
hak istimewa karena kelalaian dari banyak orang, penulis tidak bersedia untuk
menerima tipe kemajuan seperti itu dalam negara mayoritas Islam, walau keadilan apa
pun yang dimilikinya. Kenaikan harga yang tidak dapat dielakkan karena untuk
kemajuan, masih dapat dibenarkan kalau kemajuan itu adalah untuk kepentingan
rakyat29. Negara mayoritas Islam harus memperhatikan apakah tiap orang mendapat
bagiannya. Dalam firman Allah SWT;
ِّ ُ س ِّب ْي ِّل ذَا ِّلكَ َخي ٌْر ِّللَّ ِّذ ْينَ يُ ِّر ُدونَ َوجْ هَ هللاِّ َوأ
وآلءىكَ ُه ُم ِّ فأَا
ْ َوا ْل ِّم،ُت ذَاا ْلقُ ْربَى َحقَّه
َّ س ِّك ْينَ َوا ْبنَ ال
)38( َا ْل ُم ْف ِّل ُح ْون
Artinya;
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula)
kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik
bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang
beruntung. (Ar Rum,30:38).
Ini ialah anugerah Allah yang sangat tinggi, Allah mengaruniai orang-orang dengan
kecakapan, dan kemudian mereka itu menaklukkan dunia sehingga bermanfaat pada
tiap-tiap kehidupan. Karena itu suatu negara Islam mesti menjalankan ajaran Islam
sebagai faktor dari kemajuan, sehingga bersemangat untuk menggunakan kecakapannya
untuk kebaikan sesama manusia. Bila semangat melakukan usaha untuk penambahan
harga, mesti kita bersedia menerima situasi seperti itu di negara Islam
29
Ibid,hlm 155
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Intervensi pemerintah dalam penetapan harga merupakan suatu keterlibatan
pemerintah dalam kegiatan perekonomian yang terjadi dalam pasar. Keterlibatan
tersebut dapat berupa peraturan-peratuan atau membuat regulasi, menjalankan
kebijakan fiskal dan moneter serta melakukan kegiatan ekonomi secara langsung. Yang
kesemuanya itu merupakan usaha-usaha pemerintah dalam menciptakan kestabilan
haga sehingga terciptanya kemakmurran seluruh masyarakat.
Dalam Islam hukum intervensi pemerintah terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Intervensi yang dilarang atau diharamkan, yaitu keterlibatan pemerintah dalam
penetapan harga yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku atau tidak
memperhitungkan kebutuhan pasar secara tidak meyeluruh.
2. Intervensi yang diperbolehkan, yaitu keterlibatan pemerintah dalam penetapan
harga ketika terjadi kondisi darurat dimana dibutuhkannya pihak ketiga dalam
penetapan harga agar terciptanya keadilan antar pelaku pasar.
B. Saran-Saran
Setelah membaca karya ilmiah ini, penulis merekomendasikan beberapa saran-
saran kepasda pembaca agar tercapainya tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini
diantaranya :
1. Islam adalah agama yang komplek, dimana kompleksitas Islam telah mengatur
segala sendi kehidupan se-spesifik mungkin. Bahkan terhadap hal-hal yang belum
tersentuh oleh sains modern sekalipun Islam telah menyinggungnya sebelum
manusia menghadapi peradaban yang maju seperti sekarang. Untuk itu diharapkan
pembaca dapat mengenal dan memahami Islam secara lebih mendalam, mengetahui
esensi-esensi yang termaktub didalamnya sehingga Islam menjadi kepribadian dan
menjadi acuan kehidupan kita sehari-hari.
2. Setelah membaca karya ilmiah ini pembaca diharapkan lebih memahami ketentuan-
ketentuan yang ada dalam penetapan harga pasar. Tidak dapat dipungkiri semua
kita tidak terlepas dari pasar. Karena begitu pentingnya pasar maka pembaca
25
25