Anda di halaman 1dari 15

Berbagai kawasan membentuk integrasi

ekonomi untuk dapat meningkatkan


pendapatan nasional negara anggotanya
(khususnya melalui ekspor)
ASEAN merupakan kawasan integrasi
ekonomi dengan sebagian besar anggotanya
adalah negara berkembang dan memiliki
kontribusi ekspor terhadap PDB di atas 50%
Negara berkembang membutuhkan
kestabilan ekonomi dalam jangka panjang
agar dapat menjadi negara maju
Ketergantungan ekspor yang tinggi negara-
negara ASEAN pada jenis produk tertentu
Diversifikasi ekspor dapat menjadi solusi membuat perekonomiannya rentan terhadap
untuk mengatasi menurunnya ekspor guncangan-guncangan eksternal
saat terjadi guncangan eksternal

Program Studi Ilmu Ekonomi


Sekolah Pascasarjana IPB
Bagaimana keragaan ekonomi negara anggota AFTA ?

Bagaimana keragaan perdagangan synthetic rubber and factice from


oil Indonesia dengan negara anggota AFTA?

Bagaimana daya saing synthetic rubber and factice from oil


Indonesia di negara anggota AFTA?

Bagaimana dampak diversi dan kreasi perdagangan atas


pemberlakuan CEPT-AFTA terhadap produk synthetic rubber and
factice from oil Indonesia?

Program Studi Ilmu Ekonomi


Sekolah Pascasarjana IPB
Penelitian ini mengkaji trade Analisis yang digunakan dalam
creation dan trade diversion tahun pengamatan sebanyak
yang timbul akibat 13 tahun, mulai dari tahun
perjanjian AFTA (CEPT-AFTA) 2001 hingga 2013
.

Komoditas yang digunakan Negara anggota AFTA yang


adalah komoditas dengan dijadikan objek penelitian
kode HS 4002 yaitu adalah sebanyak 4 negara,
synthetic rubber and factice diantaranya Malaysia,
from oil Singapura, Filipina dan
Thailand

Program Studi Ilmu Ekonomi


Sekolah Pascasarjana IPB
Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau
panel data (pooled data). Adapun tahun pengamatan sebanyak 13 tahun, mulai
dari tahun 2001 hingga tahun 2013 dengan data penampang lintangnya sebanyak
empat negara yaitu ASEAN-4 yang diantaranya Malaysia, Singapura, Filipina dan
Thailand. Untuk negara lain selain anggota AFTA ada tujuh negara, diantaranya
China, Korea Selatan, Jepang, Hongkong, Inggris, Meksiko dan Amerika Serikat.

Data yang digunakan adalah:


Nilai ekspor dan impor ITC (Trademap)
PDB Worldbank
Populasi penduduk WDI
Jarak geografis CEPII
Nilai tukar UNCTAD
Indeks harga konsumen ..............

Program Studi Ilmu Ekonomi


Sekolah Pascasarjana IPB
Analisis Revealed Comparative Advantage (RCA) digunakan untuk mengukur daya
saing sebuah komoditas.

Dimana :
RCA = Eit : Ekspor SRAFFO Indonesia ke negara
(Eit/Ejt)/(Wit/Wjt) tujuan
Ejt : Ekspor total Indonesia ke negara tujuan
Wit : Ekspor SRAFFO dunia ke negara tujuan
Wjt : Ekspor total dunia ke negara tujuan

Ket : SRAFFO = Synthetic Rubber and Factice


From Oil

Program Studi Ilmu Ekonomi


Sekolah Pascasarjana IPB
Ln Mijt = α0 + α1 ln GDPCit + α2 ln GDPCjt + α3 ln Distij + α4 RERijt + α5 CEPT + α6
MAFT + α7 MOC + Uijt

Ket :
α0 = Intersep
Mijt = Impor SRAFFO bilateral Indonesia dari negara j pada tahun t Variabel dummy
(1000 USD); mengindikasikan evolusi
GDPit = GDP per kapita Indonesia pada tahun t (USD); Impor Indonesia. Perlu
GDPjt = GDP per kapita negara asal j pada tahun t (USD); diperhatikan :
Distij = Jarak ekonomi antara Negara Indonesia ke negara j (km);
RERijt = Nilai tukar riil anatara Indonesia dengan negara j (Rp/LCU) - Efek net trade creation
CEPT = Variabel dummy dengan nilai 1 jika partner menyepakati jika MAFT > 0 dan MOC
Inclusion List pada CEPT-AFTA sejak tahun 2002 dan 0 untuk = 0;
lainnya; - Efek diversi
MAFT = Variabel dummy dengan nilai 1 jika negara importir adalah perdagangan jika MAFT
Indonesia dan negara eksportir j dalah bagian dari (AFTA) dan > 0 dan MOC < 0;
0 untuk lainnya; - Efek kreasi
MOC = Variabel dummy dengan nilai 1 jika negara importir adalah perdagangan jika MAFT
Indonesia dan negara eksportir j dalah bagian dari dunia dan 0 > 0 dan MOC > 0;
untuk lainnya;
Uijt = error term.
t = 2001 hingga 2013

Program Studi Ilmu Ekonomi


Sekolah Pascasarjana IPB
Sumber : World Development Indicators (2015) Sumber : World Development Indicators (2015)

- Singapura merupakan negara dengan PDB per kapita - Negara dengan jumlah populasi penduduk
nominal tertinggi diantara negara anggota ASEAN terbesar diantara negara anggota ASEAN adalah
- Sedangkan, Filipina merupakan negara dengan PDB per Indonesia
kapita nominal terendah diantara negara anggota ASEAN-
5
Program Studi Ilmu Ekonomi
Sekolah Pascasarjana IPB
Sumber : International Trade Centre (2015) Sumber : International Trade Centre (2015)

- Indonesia mengekspor synthetic rubber and factice


- Indonesia banyak mengimpor synthetic rubber and
from oil tertinggi ke Filipina
factice from oil dari Malaysia dan Thailand

Program Studi Ilmu Ekonomi


Sekolah Pascasarjana IPB
Tahun Malaysia Singapura Thailand Philipina
2001 1.387106 0.11516 0.020472 0.800101
- Daya saing synthetic
2002 0.851679 0.123936 0.020837 0.796115
rubber and factice from
2003 0.600528 0.388366 0.302111 0.145901
oil Indonesia di Malaysia
2004 0.468307 0.254364 0.261873 0.187057 terus menurun dan
2005 0.404608 0.22615 0.254102 0.165589 tergolong memiliki daya
2006 0.391612 0.383254 0.305168 0.277217 saing lemah sejak tahun
2007 0.341052 0.371326 0.416134 0.311368 2002
2008 0.245519 0.248547 0.376323 0.252439 - Indonesia memiliki nilai
2009 0.165968 0.377374 0.373752 0.936008 rata-rata RCA terbesar di
2010 0.105688 0.383475 0.132365 1.425548
Filipina yaitu sebesar
0.52144
2011 0.099494 0.258155 0.233732 1.155408
2012 0.088692 0.287282 0.345104 0.220397
2013 0.074292 0.462825 0.087444 0.105576

Sumber : Diolah dari International Trade Centre (2015)

Program Studi Ilmu Ekonomi


Sekolah Pascasarjana IPB
Nilai RCA* Negara Pengekspor
Negara Tujuan Ekspor Indonesia Malaysia Thailand Singapura Filipina RCA* Tertinggi
Indonesia - 0,249 1,465 0,004 0,182 Thailand
Malaysia 0,401 - 0,934 0,073 0,059 Thailand
Thailand 0,240 1,247 - 0,077 0,003 Malaysia
Singapura 0,298 0,357 0,566 - 0,010 Thailand
Filipina 0,521 0,311 4,373 0,326 - Thailand
* : Nilai rata-rata RCA dari tahun 2001-2013

Sumber : Diolah dari International Trade Centre (2015)

Thailand merupakan negara dengan daya saing tertinggi pada komoditas synthetic rubber and factice from oil
diantara negara ASEAN-5

Program Studi Ilmu Ekonomi


Sekolah Pascasarjana IPB
Variable Coefficient Prob.
PDB riil Indonesia 2.030287 0.0000***
PDB riil Negara Asal 1.356228 0.0028***
Jarak Ekonomi -11.72611 0.0000***
CEPT 0.710013 0.0171**
MAFT 5.970873 0.0029***
XOC 0.367581 0.0421**
- Seluruh variabel
MOC 5.299783 0.0000***
independen signifikan dan
C 5.803117 0.8120
model memiliki R-squared
Effect Spesification
sebesar 0.927
Cross-section fixed (dummy variables)
- Setelah dilakukan uji chow
Weighted Statistics
dan hausman maka terpilih
R-squared 0.927635 Mean dependent var 14.17501
model terbaik yaitu fix
Adjusted R-Squared 0.918408 S. D. dependent var 9.448315
effect model
S. E. of regression 1.032891 Sum squared resid 158.9626
F-statistic 100.5272 Durbin Watson stat 1.191678
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted_Statistics
R-squared 0.855386 Mean dependent var 7.963234

Sum squared resid 181.0541 Durbin Watson stat 1.031598


Sumber : Data diolah
Ket : **) signifikan pada taraf nyata 5%
***) signifikan pada taraf nyata 1%
Program Studi Ilmu Ekonomi
Sekolah Pascasarjana IPB
Keragaan ekonomi antar negara ASEAN memiliki karakteristik yang bebeda sesuai dengan

1 kebijakan ekonomi yang diterapkan, kondisi demografi, ketersediaan sumberdaya alam dan
lainnya.

2 Daya saing synthetic rubber and factice from oil Indonesia secara garis besar memiliki daya saing
yang lemah pada negara anggota AFTA.

Pada dampak pemberlakuan CEPT-AFTA terjadi efek kreasi perdagangan pada hal ekspor yang

3 menyebabkan ekspor Indonesia ke luar negara non anggota AFTA tetap positif atau tetap
dilakukan.

4
Pada hal perdagangan impor yang ditimbulkan yaitu efek kreasi impor, dimana hal tersebut
mengindikasikan bahwa impor Indonesia menjadi lebih murah dibandingkan melakukan impor
dengan negara non anggota.

Program Studi Ilmu Ekonomi


Sekolah Pascasarjana IPB
1 Perdagangan synthetic rubber and factice from oil Indonesia khususnya dalam hal ekspor
seharusnya lebih ditingkatkan.

2 Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan peningkatan jumlah industri pengolahan minyak
bumi menjadi karet sintetis agar lebih bernilai tambah.

Dengan meningkatnya produksi produk turunan minyak bumi khususnya synthetic rubber and

3 factice from oil tersebut akan lebih baik jika diikuti dengan peningkatan kualitas produk yang
diproduksi sehingga synthetic rubber and factice from oil Indonesia semakin diminati oleh negara
lain

Program Studi Ilmu Ekonomi


Sekolah Pascasarjana IPB
Program Studi Ilmu Ekonomi
Sekolah Pascasarjana IPB

Anda mungkin juga menyukai