Anda di halaman 1dari 7

Puluhan Murid SD Sakit Perut, Diduga Keracunan Cilok

MATARAM, KOMPAS.com - Puluhan murid SDN 28 Mataram, Nusa Tenggara Barat, diduga
mengalami keracunan makanan seusai menyantap bakso cilok pada saat jam istirahat. Juru bicara
Polres Mataram, AKP M Arnawa, mengatakan bahwa pada saat istirahat, seorang siswa mengeluh
sakit perut ke salah satu guru. Siswa tersebut diberi pertolongan dan pengobatan di sekolah.
Beberapa menit kemudian, jumlah siswa yang mengeluh sakit pada bagian perut semakin
bertambah. Korban diduga keracunan seusai mengonsumsi bakso cilok yang dibeli di luar area
sekolah. Dengan dibantu para guru dan warga sekitar, siswa yang mengeluh sakit kemudian
dibawa ke Puskesmas Pagesangan. "Korbannya langsung dibawa ke puskesmas sebanyak 23
orang dan 4 orang dibawa ke Rumah Sakit Umum Kota Mataram," kata Arnawa, Selasa
(25/10/2016). Arnawa menambahkan, menurut informasi dari keluarga korban, saat ini para
siswa yang mengeluhkan sakit perut telah pulang ke rumah masing-masing. Adapun Saiful (32),
pedagang cilok, telah diamankan di Polres Mataram beserta gerobak dan sisa bakso cilok
dagangannya. Polisi akan melakukan uji laboratorium ke Balai Besar Pengawasan Obat dan
Makanan Mataram untuk memastikan kandungan cilok yang diduga meracuni siswa SD 28
Mataram. "Asal-usul belum diketahui masih dilakukan penyelidikan. Apakah itu (cilok) bekas
kemarin atau baru kita belum tahu," kata Arnawa.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Puluhan Murid SD Sakit Perut,
Diduga Keracunan Cilok", (https://regional.kompas.com/read/2016/10/25/23294071/
puluhan.murid.sd.sakit.perut.diduga.keracunan.cilok.)
Penulis : Kontributor Mataram, Karnia Septia
27 Siswa SD di Mataram Diduga Keracunan Cilok
SUARANTB.com
-
25 Oktober 2016

Mataram (suarantb.com) – Sebanyak 27 siswa SDN 28 Mataram, Lingkungan Karang Anyar,


Kelurahan Pagesangan Timur, Kota Mataram keracunan cilok, Selasa, 25 Oktober 2016.

Kejadian terjadi saat siswa sedang jam istirahat. Siswa-siswa tersebut mengkonsumsi cilok yang
kerap berjualan di depan sekolah mereka.

Kejadian terjadi sekitar pukul 11.00 Wita. Korban kemudian dibawa menuju Puskesmas Pagutan.

Berikut nama korban keracunan cilok:

1. RIZAL GIBRAN 12 tahun 15. APDUL RAHMAN


2. BASMAN ASRI 11 tahun 16. YUNITA NINGSIH
3. YUSUP 10 tahun 17. FAISAL RAHMAN
4. LINDA 9 tahun 18. SITI RAHMAWATI
5. NI PT ARETA 9 tahun 19. AHMAD DARMAWAN
6. RAHMA AING 20. APDUL HAPIS
7. DINA APRIANA 10 tahun 21. NOPI ADRIYANI
8. M RIZAL EFENDI 10 tahun 22. DINAH HUSNUL
9. M ARDIYANSAH 10 tahun 23. I NENGAH OKA
10. AHMAD YUDA 10 tahun 24. HIDAYATULOH
11. YUNUS 10 tahun 25. MAULIDA R.
12. IQBAL FIRDAUS 10 tahun 26. MELIDYA KIRANA
13. M IQBAL 10 tahun 27. ELSA
14. Diasti (10)
Kasat Reskrim Polres Mataram, AKP Haris Dinzah, SIK mengatakan kondisi korban saat ini telah
membaik. Korban hanya mengalami muntah-muntah, sakit perut, dan pusing. Polisi hingga saat
ini terus menyelidiki kasus keracunan tersebut.

“Kita telah melakukan pendataan korban dan juga telah mengamankan pedagang cilok tersebut.
Kita akan bekerjasama dengan Balai Pom dan saksi ahli untuk kasus tersebut,” ujarnya.

Pedagang cilok tersebut diketahui berinisial SM (32). Pelaku dibawa ke Polsek Pagutan untuk
interogasi awal. Pelaku kini telah dibawa menuju Polres Mataram guna pengembangan kasus
tersebut. (szr)
Diduga Keracunan Bakso, Begini Kondisi Terkini Satu Keluarga di Pangkep
TRIBUNPANGKEP.COM, BUNGORO-- Satu keluarga di Kelurahan Samalewa Bungoro
diduga keracunan makanan bakso saat silaturahmi perayaan idulfitri 1439 Hijriah di rumah keluarganya.

Informasi dari Polsek Bungoro, empat orang di rawat di RSUD Pangkep, tujuh lainnya di Puskesmas
Bungoro Pangkep.

"Iya betul, ada 11 orang kemarin sore Minggu (17/6/2018) sampai malam yang
diduga keracunan makanan jenis bakso," kata Kapolsek Bungoro, Kompol Asfa dikonfirmasi
TribunPangkep.com.

Dia menyebut 11 orang ini awalnya menghadiri acara silaturahmi keluarga dan mereka disuguhkan bakso,
tahu, ketupat dan es buah.

Satu keluarga tersebut kini dirawat di Puskesmas Bungoro dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Pangkep.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Bungoro, Muhammad Yamin juga membenarkan dan memberikan
informasi terbaru kondisi pasien dirawat di Puskesmas Bungoro.

"Iya yang dirawat di Puskesmas sudah 12 orang. Lima di antaranya sudah dirujuk ke RSUD Pangkep.
Penyebab keracunannya dicurigai dari bakso yang mereka konsumsi namun mereka sudah
membaik,"ujarnya.

Dia menambahkan, satu orang lagi hari ini Senin (18/6/2018) masuk ke Puskesmas Bungoro dengan
dugaan keluhan sama.

Saat ini sisa bakso yang diduga penyebab keracunan makanan itu sudah diambil tim dari Dinas Kesehatan
Pangkep untuk diperiksa di laboratorium BPOM Dinkes.

Dirut RSUD Pangkep, dr Annas Ahmad memberikan kabar terbaru juga soal kondisi pasien yang dirawat
inap di RSUD Pangkep.

"Alhamdulillah sudah membaik, pasien masih dirawat dan kemungkinan besok sudah bisa pulang,"
ungkapnya.

Annas menambahkan pihaknya telah melakukan penanganan terhadap keluhan pasien secara
menyeluruh yang masuk dengan muntah-muntah dan diare.

"Dari pengembangan anamnesis 12 pasien yang masih keluarga itu telah menkonsumsi makanan bakso
secara bersama-sama di acara keluarga sehingga diduga bakso itu menjadi penyebabnya," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Diduga Keracunan Bakso, Begini Kondisi Terkini
Satu Keluarga di Pangkep, https://makassar.tribunnews.com/2018/06/18/diduga-keracunan-bakso-
begini-kondisi-terkini-satu-keluarga-di-pangkep.
Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali
Editor: Anita Kusuma Wardana
Keracunan Bakso, Belasan Warga Dilarikan ke Rumah Sakit
Rabu, 28 Februari 2018 21:01 WIB

TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Berhati-hatilah para penggemar bakso. Kejadian hari di Desa Koting,
Kabupaten Sikka ini bisa jadi pelajaran.
Selasa pukul 19.00 Wita,
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE -Sebelas warga Kampung Gere, Desa Koting A, Kecamatan Koting,
Kabupaten Sikka, mengalami muntah dan mencret usai makan bakso urat, Selasa (27/2/2018) malam
sekitar pukul 19.00 WIB.
Seluruh korban dilarikan ke Kilinik RS St.Elisabeth Nita dan RSUD, dr.TC Hillers Maumere, Rabu
(28/1/2018) pukul 01.20 Wita.
Bakso dibeli Agnes Sulisko Dua Nurak (38), Selasa sore di Warung Bakso Mas Narto di Jalan Gajah
Mada, Kota Maumere.
Bakso lima mangkok seharga Rp 10.000/mangkok dikonsumi 11 orang dari tiga rumah tangga.
Sekitar satu jam setelah makan bakso, warga mulai mengalami mual, muntah dan mencret.
Baca: Polres Kuningan dan Kodim 0615 Gelar Baksos Korban Banjir dan Tanah Longsor
“Saya pulang ikut pertemuan di Kantor DPD II Golkar mau kembali ke Gere, beli lima porsi bakso.
Saya bagi kepada dua rumah tangga keluarga saya. Saya, suami dan tiga anak, kami makan,” ujar Agnes
di RSUD dr.TC Hillers.
Satu setengah jam setelah makan baks urat, kata Agnes, ketiga anaknya, dirinnya dan suaminya mual
dan muntah.
Keponakannya dari rumah yang bertetangga juga berteriak mengalami keadaan yang sama.
“Saya, suami dan anak-anak muntah setengah mati. Anak-anak sampai mencret. Kami dua masih
bisa tahan, namun anak-anak kami kondisinya lemah sekali,” ujar Agnes.
Sanak famil membawa 11 korban ke Klinik RS St Elisabeth di Nita.
Semua mereka diberi obat dan anak-anak dipasang infus.
Namun lima orang dirujuk ke Maumere dan enam orang dirawat di Nita, 10 Km arah
barat Kota Maumere.
Sampai rabu pagi,kondisi empat orang korban di Maumere telah mulai membaik.
Pihak RSUD TC Hillers Maumere membolehkan mereka pulang.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Keracunan Bakso, Belasan Warga Dilarikan ke
Rumah Sakit, https://www.tribunnews.com/regional/2018/02/28/keracunan-bakso-belasan-warga-
dilarikan-ke-rumah-sakit?page=2.

Editor: Eko Sutriyanto


Makan Bakso Bakar Keliling, 6 Warga Dilarikan ke Puskermas Sindar Jaya
SIMALUNGUN, metro24jam.com – Sejumlah warga Nagori Durian Baggal Kecamatan Sindar Raya, Simalungun, terpaksa
dilarikan ke Puskesmas Sindar Raya, usai menyantap bakso bakar yang dijajakan seorang pedagang keliling, Kamis (18/4/2019)
siang kemarin. Informasi yang dihimpun metro24jam.com, Jumat (19/4/2019), ada 6 korban yang mayoritas merupakan anak-
anak dan satu orang dewas. Keseluruhan korban awalnya dibawa berobat ke bidan desa sebelum sebagian dirujuk ke Puskesmas
Sindar Raya. Seluruh korban merupakan warga Nagori Burian Baggal, Kecamatan Sindar Raya, Simalungun, masing-masing
bernama Rahma (51), Daral (5), Sarimando (10). Abel (3), Satria (4) dan Adi (2). Kapolsek Raya Kahean, ketika dikonfirmasi melakui
Kanit Reskrim Ipda B Saragih, Jumat (19/4/2019) siang, membenarkan adanya sejumlah korban yang diduga keracunan usai
menyantap bakso bakar dan sempat dirawat insentif di Puskesmas. “Saat ini kondisinya sudah membaik dan sudah pulang ke
rumah masing-masing,” kata Saragih saat dihubungi via seluler. “Setelah mendapat informasi, kami langsung meninjau ke lokasi
dan korban yang berada di Puskesmas. Kami diperintahkan Kapolsek untuk investigasi dan mendata semua korban keracunan,”
jelasnya. Berdasarkan pengakuan korban yang telah pulang ke rumah, terakhir kali mereka membeli dan mengkonsumsi bakso
bakar keliling di kampungnya. “Permasalah keracunan bakso tersebut sudah dilaporkan ke Polres,” pungkasnya. (age)

Sumber: https://news.metro24jam.com/read/2019/04/19/68945/makan-bakso-bakar-keliling-6-warga-dilarikan-ke-puskesmas-
sindar-raya
Follow Twitter @Metro24Jamcom dan FB http://fb.com/metro24jamcom
208 Warga Bima NTB Keracunan Bakso
27/09/2018

Bima (DOC) – Sedikitnya 208 warga Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat
(NTB) mengalami keracunan usai menyantap bakso yang dihidangkan dalam sebuah hajatan.

“Berdasarkan hasil pendataan pihak Puskemas, total korban keracunan sebanyak 208 orang,”
kata Kepala Subbagian Humas Polres Bima Kota, Ipda Suratno, Kamis (27/9/2018).

Dari jumlah itu, ia menyebutkan, satu diantaranya terpaksa dilarikan ke RSUD Bima untuk
mendapat pertolongan medis lebih lanjut.

“Satu pasien yang mengalami keracunan tersebut, saat ini sedang dalam perawatan intensif di
rumah sakit,” tambah Suratno,
Ia mengatakan, hingga Kamis dini hari seluruh pasien ditangani Puskesmas Sape untuk
mendapatkan perawatan medis. Mereka terdiri dari anak-anak dan orang dewasa. Namun
Suratno belum mengetahui secara pasti perkembangan terakhir terkait kondisi pasien keracunan
yang ditangani.

“Terkait perkembangan terbaru, apakah ada yang dibolehkan pulang atau masih dalam
perawatan belum diketahui. Namun Kapolres telah memerintahkan anggota Polsek Sape untuk
terus memantau kondisi pasien,” tuturnya.

Menurut Suratno, penyebab keracunan yang menimpa ratusan warga di beberapa Desa itu
belum disimpulkan. Untuk mengetahui penyebab keracunan makanan tersebut, petugas sedang
melakukan penyelidikan dengan memintai keterangan saksi-saksi.
“Penyebab keracunan masih diselidiki oleh jajaran Polsek Sape. Namun berdasarkan informasi
sementara, warga yang keracunan akibat menyantap bakso di pesta pernikahan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, dr. Ganis Kristanto Prihadi
membenarkan adanya kejadian keracunan massal tersebut. Untuk mengetahui penyebab
keracunan, pihaknya telah mengambil sampel berupa muntahan pasien serta sisa hidangan pesta
seperti kuah dan bakso.

“Sampel tersebut telah dikirim ke Mataram untuk diuji di Laboratorium Kesehatan Provinsi NTB,”
kata dia.

Gani menambahkan, ratusan korban keracunan mendapat pertolongan medis secara intensif di
Puskesmas Sape. Namun, sebagian besar pasien dibolehkan pulang usai kondisinya membaik.

“Yang tersisa ada 4 orang. Tiga pasien masih dalam perawatan di Puskesmas Sape dan satu
diantaranya telah dirujuk ke RSUD Bima,” terangnya.(kcm/ziz)
Diduga Keracunan Bakso Tusuk, 28 Murid SD
Dilarikan ke Puskesmas
JawaPos.com – Bagi orang tua perlu memerhatikan jajanan anaknya yang di sekolah. Dikhawatirkan
jajanan itu tidak higienis dan bisa mengakibatkan keracunan. Hal itu seperti yang dialami 28 murid SDN
03 Cupak, Kabupaten Solok, Sumbar.

Murid SD itu dilarikan dilarikan ke Puskesmas Juagaek, Nagari Cupak, Senin (13/2), karena diduga
keracunan makanan jenis pentol (bakso) tusuk. Beruntung, peristiwa itu tidak menelan korban jiwa.

Informasi dihimpun, sebelumnya 28 siswa itu membeli jajanan pentol tusuk dari pedagang asongan sekitar
lokasi sekolah. Setelah itu mereka mengalami sakit perut dan muntah-muntah. “Pas jam istirahat, saya
dan kawan-kawan beli pentol,” terang Gilang, salah seorang korban.

Tak lama usai melahap pentol, lanjut murid kelas 3 SD itu, perutnya terasa sakit. Di waktu bersamaan,
diapun merasa mual dan mengeluarkan muntah. “Ternyata, tidak saya saja merasakan mual. Kawan-
kawan yang membeli pentol di tempat itu juga muntah,” terangnya.

Sekitar pukul 09.30, kondisi sekolah semakin riuh dengan pekikan para murid melihat kawan-kawannya
kesakitan dan tumbang dalam waktu bersamaan. Pihak sekolah pun langsung mengambil tindakan dan
membawa muridnya ke Puskesmas Juagaek yang tidak jauh dari lokasi SDN 03 Cupak.

Sementara di Puskesmas Juagaek, Nagari Cupak, Kecamatan Gunungtalang, terlihat puluhan anak-anak
terbaring lesu di sejumlah ruangan puskesmas. Sebagian anak masih tampak mengerang dan meringis
kesakitan. Ada juga yang sudah berangsur pulih dan kembali bisa tersenyum. Puluhan orangtua murid
SDN 03 itu juga tampak memadati ruangan puskesmas.

Linda, 47, salah seorang orang tua murid mengaku terkejut atas peristiwa tersebut. Sebab, selama ini,
anaknya tidak pernah sakit memakan jajanan di sekitar sekolah. “Tadi di telepon sama gurunya, makanya
saya langsung ke sini. Dan ternyata kondisi anak sudah mulai baikan,” sebutnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, Sri Efianti yang turun ke Puskesmas Juagaek mengatakan, 28
murid tersebut sudah mendapatkan perawatan medis. “Kita sudah melakukan penanganan,” terang Sri
Efianti saat dijumpai di lokasi puskesmas. Soal keracunan atau tidak, pihaknya akan membawa sampel
muntah para murid untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Arosuka Solok AKP Edwin mengatakan, pihaknya telah mengamankan
pedagang pentol tersebut untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kepada petugas, pedagang pentol, Putra Nusa,
27, warga Jorong Arotalang, Nagari Talang mengaku, tidak menjual pentol basi. Dengan kata lain, bahan-
bahan pembuat pentol tersebut dibelinya hari Minggu dan dijualnya hari Senin pagi. “Kita masih
mendalami kasus keracunan ini,” sebut Edwin. (rch/iil/JPG)

Anda mungkin juga menyukai