Anda di halaman 1dari 2

Pandangan Alkitab Tentang Homoseksualitas, Gay, Dan Lesbian

Sekali waktu saya memimpin upacara pemakaman seorang ibu anggota jemaat gereja kami.
Kebetulan seorang putranya mempunyai kecenderungan seksual yang agak berbeda. Dia menjadi
kewanita-wanitaan dan mengarah kepada kehidupan waria. Kebetulan ada banyak teman-teman
warianya yang juga hadir di upacara pemakaman itu. Di satu waktu, orang ini berkata kepada
kami bahwa kalau gereja mau melayani kaum waria ini, dia sanggup mengumpulkan ratusan
teman-temannya. Sebenarnya ini kesempatan yang baik untuk melayani mereka, sayangnya
gereja kami tidak mempunyai instrumen – dan mungkin juga tidak punya visi ke sana – untuk
melayani kelompok waria ini, sehingga tidak ada follow-up.

Di dalam terang Alkitab, khususnya Perjanjian Baru, saya ingin menunjukkan bagaimana
seharusnya paradigma orang Kristen terhadap homoseksualitas, gay, dan juga lesbian. Alkitab
secara tegas menunjukkan bahwa homoseksualitas adalah dosa, tetapi Alkitab tidak menyatakan
bahwa para pelakunya – dalam hal ini biasa disebut gay dan lesbian – bebas diperlakukan dalam
ketidakadilan seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Tuhan Yesus membeci dosa homoseksualitas,
sama seperti Dia membenci dosa-dosa yang lain, tetapi Dia tetap mengasihi mereka yang terlibat
di dalam-Nya. Tuhan mau para gay dan lesbian ini diperlakukan dalam terang kasih ilahi,
sehingga mereka dapat bertobat dan dipulihkan dari dosa homoseksualitas.

Perhatikan hal ini sekali lagi, kekristenan membenci dan memusuhi dosa homoseksualitas, tetapi
mengasihi gay dan lesbian dalam kasih Kristus, sehingga mereka dapat dibawa kembali dari
dosa-dosa itu dan disadarkan kepada kemurnian seksualitas yang sebenarnya. Meskipun gay dan
lesbian berdosa dengan orientasi homoseksualitasnya, adalah tidak benar jika kita bebas
melakukan tindakan kekerasan dan penganiayaan kepada mereka. Yang harus dilakukan adalah
menyadarkan mereka dan membawa mereka kepada pertobatan di dalam Tuhan Yesus.

Alkitab jelas menyebutkan bahwa homoseksualitas adalah dosa dan kekejian di mata Allah.

 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran,
sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka … kepada hawa nafsu yang
memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan
yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar
dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang
lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki … (Roma 1:24-
27)
 Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan,
karena itu suatu kekejian. (Imamat 18:22)
 Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan
perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian … (Imamat 20:13)
 … sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang
sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah
menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang. Namun
demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan
menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga (Yudas 1:7-8)
 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat
bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala,
orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan
penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (1 Korintus 6:9-10)

Kata “pemburit” berasal dari teks asli Alkitab bahasa Yunani “arsenokoites” yang artinya adalah
“One who lies with a male as with a female, sodomite, homosexual.”

Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang dengan keinginan homoseks. Alkitab memberitahu
kita bahwa seseorang menjadi homoseks karena dosa (Roma 1:24-27) dan pada akhirnya karena
pilihan mereka sendiri. Seseorang mungkin dilahirkan dengan kecenderungan terhadap
homoseksualitas, sama seperti orang dapat dilahirkan dengan kecenderungan kepada kekerasan
dan dosa-dosa lainnya. Ini bukan merupakan dalih untuk hidup dalam dosa dengan mengikuti
keinginan dosa mereka.

Tetapi Alkitab tidak menggambarkan homoseksualitas sebagai dosa yang “lebih besar”
dibanding dosa-dosa lainnya. Semua dosa adalah kekejian dan tidak menyenangkan Tuhan.
Homoseksualitas hanyalah salah satu dari sekian banyak hal yang dicantumkan dalam 1 Korintus
6:9-10 yang menghalangi seseorang dari Kerajaan Allah. Menurut Alkitab, pengampunan Allah
tersedia bagi kaum homoseks, sama seperti bagi orang yang berzinah, penyembah berhala,
pembunuh, pencuri, dll. Allah juga menjanjikan kekuatan untuk menang terhadap dosa, termasuk
homoseksualitas, kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus untuk keselamatan
mereka.

Salah satu fenomena sosial yang terjadi di dekade belakangan ini adalah munculnya dorongan
yang kuat dari kelompok homoseks untuk menuntut persamaan hak dan keadilan bagi mereka.
Sekarang, mengakui bahwa dirinya adalah gay adalah lesbian bukanlah hal yang terlalu tabu.
Sehingga mereka juga merasa mempunyai hak asasi yang sama bahkan juga di dalam lembaga
pernikahan.

Di sinilah gereja dan kekristenan harus membuat keputusan yang tegas. Jikalau Alkitab dengan
jelas mengatakan bahwa homoseksualitas adalah dosa, maka gereja pun juga tidak boleh
memberikan izin bagi lembaga pernikahan sesama jenis. Ini bukan tentang hak asasi manusia,
tetapi tentang otoritas tertinggi yang dipercayai oleh gereja, yaitu Alkitab sendiri.

Gereja harus memperhatikan dengan seksama masalah homoseksualitas ini secara jujur dan
realistik dalam kasih dan pengertian. Tuhan jelas tidak menginginkan seorang pun terikat oleh
homoseksualitas. Kasih karunia-Nya cukup untuk memberikan kemenangan bagi mereka yang
sedia menaklukkan masalah ini kepada-Nya. Gereja perlu mengambil prakarsa
memberitakan pesan yang menimbulkan harapan ini kepada kaum gay dan lesbian.

Sekali lagi, gereja perlu mengambil prakarsa melayani golongan ini. Adalah tidak benar jika
gereja membiarkan saja atau bahkan mengacuhkan, meminggirkan orang-orang yang bergumul
dengan masalah ini. Gereja harus ambil bagian di dalam karya Tuhan Yesus Kristus untuk
membawa pertobatan di kalangan gay dan lesbian.

Anda mungkin juga menyukai