Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PEMBERIAN OBAT ANTITHROMBOLITIK PADA MENCIT

Disusun oleh :

SEMESTER 3 KARYAWAN

Alfiana Asrifatul Latifah ( 170801001)

Arini Stefhanie Lintuuran (170801002)

Ester Sibarani (170801004)

AKADEMI FARMASI MAHADIKA

Jl. Suci No.9A, Susukan, Ciracas, Jakarta Timur

Telp : (021) 8400742


KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat NYA sehingga laporan
praktikum ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga laporan praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam laporan praktikum ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan praktikum ini.

Jakarta 9, Januari 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ....................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
1.2 Tujuan penelitian .............................................................................................................. 5
1.3 Manfaat penelitian ................................................................................................................ 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 6
2.1 Monografi bahan ................................................................................................................... 6
MENADIONUM ............................................................................................................................. 6
BAB III ......................................................................................................................................... 11
METODE PENELITIAN.............................................................................................................. 11
3.1 Alat dan Bahan .................................................................................................................... 11
3.2 Cara Kerja ........................................................................................................................... 11
3.3 Perhitungan ......................................................................................................................... 11
BAB IV ......................................................................................................................................... 13
HASIL PENGAMATAN .............................................................................................................. 13
BAB V .......................................................................................................................................... 14
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 14
BAB VI ......................................................................................................................................... 15
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat
kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi
fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan . Jika tes membutuhkan darah atau plasma,
spesimen harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan. Spesimen-
antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen untuk mencegah pembentukan
microclot. Pencampuran yang lembut sangat penting untuk mencegah hemolisis.

Antikoagulan memiliki berbagai penggunaan. Ada yang digunakan untuk profilaksis


(pencengahan) atau pengobatan gangguan tromboemboli. Trombus adalah gumpalan. Emboli
adalah gumpalan yang membebaskan, perjalanan melalui aliran darah dan penginapan didalamnya.

Koagulasi darah adalah transformasi darah dari sifat solution menjadi bentuk gel. Bentukan
suatu bekuan disumbat trombosit akan memkoagulasi darah adalah transforkoagulasi darah adalah
transformasi darah dari sifat solution menjadi bentuk gel. Bentukan suatu bekuan disumbat
trombosit akan memperkuat dan menunjang sumbatan tersebut dapat menutupi lubang
dipembuluh. Koagulasi merupakan mekanisme homeostatik yang difungsikan dalam proses
koagulai darah. Reaski dasar koagulasi darah adalah perubahan protein plasma yang larut
(fibrinogen) dari fibrin yang bersifat tidak larut. Proses tersebut memerlukan pengeluaran 2 pasang
peptide 4c dari setiap molekul fibrinogen. Bagian koagulasi darah adalah transformasi darah dari
sifat solution menjadi bentuk gel. Bagian yang tesisa (fibrin monomer) kemudian akan
berpolimerasi rerga, fibrin monomer lainnya membentuk fibrin.

Campbell 2003, proses pengumpalan darah dimulai ketika endothelium pembuluh misak
akibat adanya luka dan jaringan ikat pada dinding terpapar kedarah. Trombosit menempel ke wa”.
Kolagen dalam jaringan ikat tersebut dan mengeluarkan fibrinogen yang membuat trombosit riaur-
a berdekatan dan menjadi lengket, trombosit selanjutnya membentuk sumbat yang memberikan
reriindungan darurat sehingga tidak terjadi kehilangan darah. Penutupan ini diperkuat oleh
gumpalan. Masi darah dari sifat solution menjadi bentuk gel. Bentukan suatu bekuan disumbat
trombosit akan memperkuan dan menunjang sumbatan tersebut dapat menutupi lubang di
pembuluh. Koagulasi merupakan mekanisme homeostatik yang difungsikan dalam proses

4
koagulasi darah. Reaksi dasar koagulasi darah adalah perubahan protein plasma yang larut
(fibrinogen) dari fibrin yang bersifat tidak larut.

1.1 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penghitungan dosis obat yang diberikan pada mencit?
2. Bagaimana perhitungan konversi dosis mencit ke dalam dosis manusia?
3. Bagaimana hubungan dosis obat yang diberikan dengan respon yang dihasilkan?
4. Bagaimana mekanisme kerja obat antikoagulan dan efek toksisitas?

1.2 Tujuan penelitian


1. Mengetahui perhitungan dosis obat yang diberikan pada mencit
2. Mengetahui perhitungan konversi dosis mencit ke dalam dosis manusia
3. Mengetahui hubungan dosis obat yang diberikan dengan respon yang dihasilkan
4. mengetahui mekanisme kerja dan efek toksisitas antikoagulan.

1.3 Manfaat penelitian

Dengan meneliti suatu obat, kita dapat mengetahui indeks terapi dari obat tersebut. Sehingga
dalam keputusan klinik, kita dapat menentukan hubungan dosis suatu obat yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu efek yang diinginkan dengan efek yang tidak diinginkan diminimalkan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Monografi bahan
 Aquadest (Dirjen POM,1979: 96)
Nama Resmi AQUA DESTILLATA

Nama Lain Air murni, air suling, air batering

Rumus Molekul H2O

Berat Molekul 18,02

Rumus Struktur -

Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak


berasa

Penyimpanan Dalam wadah tertup baik

Kegunaan Sebagai zat tambahan

 Vitamin K (FI edisi 3 hal 357)


Nama Resmi MENADIONUM

Nama Lain Vitamin K

Rumus Molekul
C11H8O2

Berat Molekul 172,18 g/mol

6
Rumus Struktur

Pemerian Serbuk hablur; kuning cerah; bau khas lemah; oleh


pengaruh cahaya warna menjadi coklat muda

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

Kegunaan Antihemoragi

 Asetosal (Depkes RI 1979, hal 43)


Nama Resmi ACIDUM ACETYLSALICYLICUM

Nama Lain Asetosal, asam asetilsalisilat

Rumus Molekul C9H8O4

Berat Molekul 180,16

Rumus Struktur

Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak


berbau atau hamper tidak berbau, rasa asam

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan Analgetikum, antipiretikum

7
 Heparin (FI edisi 3 hal 357)
Nama Resmi HEPARINUM

Nama Lain Heparin

Rumus Molekul C12H19NO20S3

Berat Molekul 12000 – 15000 g/mol

Rumus Struktur

Pemerian Serbuk; putih atau putih kuning gading; agak higroskopik

Penyimpanan Dalam wadah tertutp rapat; terlindung cahaya; sebaiknya


pada suhu 20o

Kegunaan Antikoagulan

Uraian bahan

 Vitamin K

Vitamin K secara farmakologi berperan dalam produksi faktor II, VII, IX, dan X sehingga jika
terjadi defisiensi, akan menyebabkan gangguan perdarahan. Hal ini dapat diatasi dengan
pemberian vitamin K1 yang memiliki aktivitas serupa vitamin K alami tubuh.

Efek Samping: yang paling sering terjadi adalah efek samping lokal berupa nyeri dan bengkak
pada lokasi injeksi. Interaksi obat di antaranya adalah penurunan absorpsi pada penggunaan
bersama dengan orlistat. Efek samping yang umum terjadi, yaitu nyeri dan bengkak pada lokasi
injeksi. Selain itu dapat timbul flushing sensation, dan peculiar sensation of taste, pusing,

8
berkeringat banyak, hipotensi singkat, sesak nafas, dan sianosis. Efek samping yang jarang dan
biasanya terjadi setelah injeksi berulang, yaitu plak gatal, indurasi, dan eritema yang kadang dapat
berkembang menjadi lesi seperti skleroderma. Pemberian vitamin K pada bayi dilaporkan dapat
menyebabkan hiperbilirubinemia, tetapi jarang terjadi dan biasanya pada pemberian dengan dosis
melebihi dosis yang dianjurkan

 Asetosal
Farmakodinamik aspirin bekerja melalui inhibisi enzim siklooksigenase 1 dan 2 (COX-1 dan COX-
2) secara ireversibel, sehingga menurunkan produksi prostaglandin dan derivatnya, yaitu
thromboxan A2. Efek yang diperoleh adalah efek antipiretik, antiinflamasi, dan antiplatelet.
Efek Samping: Penggunaan aspirin (asam asetilsalisilat) yang sering dilaporkan adalah
adanya keluhan saluran cerna. Interaksi obat aspirin terjadi terhadap bermacam obat,
namun aspirin juga berinteraksi dengan alkohol dan makanan. Efek samping utama
penggunaan aspirin (asam asetilsalisilat) adalah perdarahan dan toksisitas saluran cerna.
Perdarahan dapat terjadi di mana saja karena obat ini memengaruhi agregasi platelet. Efek
samping lain yang cukup berbahaya adalah eksaserbasi penyakit saluran napas. Intoksikasi
salisilat akibat aspirin juga dapat terjadi, namun lebih jarang dibandingkan pada kasus
penggunaan asam salisilat.
 Heparin
Heparin bekerja secara tidak langsung pada berbagai bagian system pembekuandarah
intrinsic dan ekstrinsik dengan mempotensiasi aktivitas penghambatantitrombin III
(kofaktor IIa ) dan factor IXa, Xa, Xia, dan XIIa, denganmembentuk kompleks dan
menginduksi perubahan konformasi dalam molekulantitrombin III . penghambatan factor
Xa teraktivasi mengganggu pembentukanthrombin dan dengan demikian menghambat
berbagai aktivitas thrombin pada proses koagulasi. Heparin juga memacu pembentukan
kompleks antitrobin III-thrombin, sehingga dengan demikian menginaktivasi thrombin dan
mencegahkonversi fibrinogen menjadi fibrin; aktivasi ini mencegah perluasan
thrombinyang ada.Untuk mengaktivasi thrombin, diperlukan dosis yang lebih besar
disbanding dosisuntuk menghambat thrombin. Heparin juga mencegah pembentukan
gumpalanfibrin yang stabil dengan menghambat aktivasi factor penstabil fibrin
olehthrombin. Heparin tidak memiliki aktivitas fibrinoliti.

9
Sebagai antikoagulan alami yang diproduksi sel basofil dan sel mast, heparin bekerja
dengan meningkatkan efek serine protease inhibitor (serpin) antitrombin (AT) yang
merupakan kofaktor utama heparin dalam menginhibisi trombin dan protease koagulasi
lain, terutama faktor Xa dan IIa. Heparin berikatan dengan inhibitor enzim AT melalui
sekuens pentasakarida sulfat yang berafinitas tinggi dan terdapat dalam polimer heparin.
Selain itu, heparin harus berikatan dengan enzim koagulasi dan antitrombin untuk
menghambat trombin. Kompleks antara trombin, antitrombin, dan heparin akan
menyebabkan inaktivasi enzim prokoagulan sehingga menghambat pembentukan trombin.
Saat protease terinaktivasi, heparin yang berikatan dengan antitrombin akan dilepaskan
sehingga dapat berikatan lagi dengan serpin bebas lainnya. Heparin tidak memiliki efek
fibrinolitik sehingga tidak dapat menghancurkan klot yang sudah terbentuk.
Efek samping: Heparin adalah terjadinya perdarahan. Interaksi obat yang paling
memerlukan perhatian adalah peningkatan efek antikoagulan pada penggunaan bersama
obat yang mempengaruhi fungsi trombosit maupun sistem koagulasi.

10
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
 Timbangan Hewan
 Stopwatch
 Alat suntik
 Beaker Glass
 Gunting

Bahan
 Vitamin K 1mg/kg
 Acetosal 100 mg/kg
 Heparin 1000 ui/kg
 Aqua Pro inj 100 ml

3.2 Cara Kerja


1. Ambil 3 ekor mencit dan timbang masing-masing mencit
2. Suntikan masing-masing mencit melalui intraperitonial dengan vitamin k, acetosal, dan
heparin
3. 30 menit setelah di injeksi, potong ekor mencit dengan alat pemotong (gunting) yang
tajam kira-kira 1 cm dari ujung paling distal
4. Setelah ekor dipotong, cepat-cepat celupkan ekor mencit ke dalam air hangat (37°C)
5. Catat waktu pendarahan mulai saat memotong ekor sampai darah berhenti mengalir
6. Bandingkan waktu pendarahan antara control dengan perlakuan dan antara kelompok-
kelompok obat-obat lain
7. Bahas hasil dan simpulkan

3.3 Perhitungan
 Dosis manusia Vitamin K = 10 mg

11
Berat mencit 1 = 12 gram
Dosis untuk mencit = 12 gram x 0,0026 = 0,00156 x 10 mg = 0,0156 mg
20 gram
= 0,0156 mg x 100 ml = 0,2 ml
10 mg

 Dosis manusia Acetosal = 100 mg


Berat mencit 2 = 11 gram
Dosis untuk mencit = 11 gram x 0,0026 = 0,00143 x 100 ml = 0,143 mg
20 gram
= 0,143 mg x 100 ml = 0,1 ml
100 mg

 Dosis manusia Heparin = 5000 ui


Berat mencit 3 = 21 gram x 0,0026 = 0,00273 x 1000 ui = 2,73 ui
20 gram
= 2,73 ui x 200 ml = 0,1 ml
5000 ui

12
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

No Bobot Mencit Zat Uji Durasi Darah


Berhenti

1 12 gram Vit K 01.31

2 11 gram Acetosal 15.00

3 21 gram Heparin 10.51

13
BAB V

PEMBAHASAN

Pada percobaan diatas dilakukan pengujian efek Antikoagulan pada hewan percobaan yaitu
mencit yang bertujuan untuk mengetahui zat uji yang digunakan yang paling cepat
memberhentikan pendarahan dan yang mempunyai efek anti penggumpalan darah.

Pada mencit ke-1 diberikan Vitamin K sebanyak 0,2 ml melalui intraperitonial, setelah
pemberian obat didiamkan 30 menit untuk mencapai efek terapi vitamin K. Setelah 30 menit,
buntut mencit dipotong dan darah berhenti di 1 menit 31 detik.

Pada mencit ke-2 diberikan Acetosal sebanyak 0,1ml melalui intraperitonial, setelah
pemberian obat didiamkan 30 menit untuk mencapai efek terapi Acetosal. Setelah 30 menit, buntut
mencit dipotong dan darah berhenti di menit ke 15.00.
Pada mencit ke-3 diberikan Heparin sebanyak 0,1ml melalui intraperitonial, setelah
pemberian obat didiamkan 30 menit untuk mencapai efek terapi Heparin. Setelah 30 menit, buntut
mencit dipotong dan darah berhenti di 10 menit 31 detik.

14
BAB VI

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa Vitamin K dalam proses
pemberhentian darah memiliki efek tercepat selama 1 menit 31 detik dibandingkan Acetosal dan
Heparin . Sedangkan Heparin dapat memberhentikan darah di 10 menit 51 detik lebih cepat
dibandingkan Acetosal. Dan Acetosal dalam percobaan diatas tidak memberikan efek
antikoagulan melainkan memberikan efek pengencer darah sehingga darah membutuhkan waktu
cukup lama berhenti di menit ke 15.

15
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Mycek Mary J, 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2. Widya Medika.

Pearce Evelya C, 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedic. PT. Gramedia: Jakarta.

Sastradipradja D, 2003. Penggunaan Hewan Coba Dalam Penelitian. Lartude Pertanian: Bogor.

Tjay T H dan Rahardja K. 2002. Obat-obat Penting. Prolex Media Kompotindo Gramedia:
Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai