Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Remaja merupakan kelompok orang yang berada pada rentang usia 10-24
tahun (WHO). Remaja adalah individu baik pria maupun wanita yang berada pada
masa atau usia anak-anak dan dewasa (Hariyani Sulistyoningsih S.KM., M.KM ,
2011). Pada masa ini remaja akan mengalami beberapa perubahan baik fisik
maupun psikis. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi pada masa
remaja akan mempengaruhi status kesehatan dan gizi pada remaja tersebut. Masa
remaja juga merupakan periode pertumbuhan dan proses kematangan manusia,
sehingga terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Pertumbuhan fisik
pada remaja terjadi secara bersamaan dengan proses matangnya organ reproduksi.
Asupan zat-zat gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan
membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan
masalah gizi salah satunya yang paling sering terjadi pada remaja khususnya
remaja puteri adalah kurang zat besi atau anemia, karena Remaja Putri mengalami
menstruasi dan meningkatnya kebutuhan zat besi selama growth sprut (Nurhayati
(2011, hlm. 123). Selain itu juga remaja putri seringkali menjaga penampilan,
keinginan untuk tetap langsing atau kurus sehingga berdiet dan mengurangi
makan. Diet yang tidak seimbang dengan kebutuhan zat gizi tubuh akan
menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi yang penting seperti besi (Utamadi,
2002).
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam
darah lebih rendah daripada nilai normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan
pembentukan sel darah merah dalam produksinya guna memperhatikan kadar
hemoglobin pada tingkat normal. Menurut WHO pada tahun 2004 memperkirakan
prevalensi anemia diseluruh dunia terdapat sekitar dua milyar (Dr. Ir. Dodik
Briawan, MCN , ). Prevalensi anemia pada remaja di Indonesia masih cukup
tinggi. Berdasarkan survei nasional tahun 1995, prevalensi anemia pada remaja
puteri adalah sebesar 57,1%. Prevalensi pada kelompok usia 5-14 tahun cukup

1
2

tinggi dibanding kelompok umur yang lain yaitu sebesar 28,3%. Hasil beberapa
penelitian didapatkan sekitar 41,4% - 66,7% remaja puteri di Indonesia menderita
anemia ( WHO, 2001).
Penanganan anemia bisa diberikan melalui pengobatan maupun tata laksana
makanan dengan pemberian makanan yang mengandung tinggi Fe yang sesuai
kebutuhan. Pada remaja pemenuhan kebutuhan Fe/hari adalah 0.7-0.9 mg Fe/hari
dan kebutuhan zat gizi akan meningkatkan remaja puteri sedang mengalami
menstruasi dan pemenuhan Fe/hari menjadi 2.2 mg Fe/hari atau mungkin lebih
saat menstruasi berat. Pemenuhan Fe pada anemia bisa melalui makanan sehari-
hari seperti meal, sepinggan maupun snack. Pemenuhan kebutuhan Fe pada snack
berupa jajanan, jajanan remaja dimasyarakat dirasa masih kurang, untuk itu
pemenuhan kebutuhan untuk snack dalam hal ini jajanan remaja anemia harus
tinggi Fe. Pizza merupakan jajanan yang popular dikalangan remaja di Amerika
(Italian Heritage & Culture Chair, 2010-2011), lalu meluas keseluruh belahan
dunia, salah satunya Indonesia. Pizza yang sedang trend saat ini adalah pizza cone,
selain menjadi trend di kalangan remaja saat ini, pizza cone juga disebutkan
bahwasanya pizza cone hanya memiliki kalori 50% lebih sedikit dibandingkan
dengan jenis pizza biasa, sehingga pizza cone bisa dijadikan pilihan alternative
jajanan sehat (Spoon University).
Oleh karena itu, saya ingin membuat produk jajanan sehat untuk remaja puteri
anemia yang tinggi kandungan Fe-nya melalui pizza cone tersebut dengan variasi
isi hati sapi. Hati sapi dipilih karena mengandung zat besi yang cukup tinggi
sekitar 7 mg (Sumber Informasi Gizi : Berbagai Publikasi Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia serta sumber lainnya). Pizza tersebut akan diisi dengan hati
sapi yang diolah bersama dengan jamur champignion, paprika dan diberi saus
balado.

B. Rumusan Masalah Penelitian


Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini
yaitu apakah pizza cone dengan variasi isi hati sapi saus balado dapat dijadikan
jajanan untuk Remaja Putri penderita Anemia?
3

C. Tujuan Penelitian
Tujuan pembuatan tugas ini adalah :
Tujuan yang akan dicapai untuk pembuatan karya ilmian Seminar Tata Boga
dengan judul di atas adalah :
1. Tujuan Umum
Merancang dan membuat produk makanan tinggi Fe bagi Remaja Putri
penderita Anemia.
2. Tujuan Khusus
a. Menghasilkan karya nyata produk Pizza yang divariasikan bentuknya
menjadi Cone dengan variasi rasa hati sapi saus barbeque yang ditujukan
sebagai media nyata hasil uji coba buah karya penulis pada pelaksanaan
Seminar Tata Boga.
b. Menghasilkan karya tulis berbentuk laporan pada mata kuliah Seminar
Tata Boga
c. Menghasilkan media penayangan materi dalam Power Point slide show
dan photo show (foto-foto produk pizza cone).

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat,
diantaranya adalah :
a. Dapat memberikan informasi terkait jajanan sehat tinggi Fe untuk remaja
puteri anemia.
b. Memberikan tambahan wawasan bagi penulis terkait jajanan sehat tinggi
Fe untuk remaja puteri anemia agar mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari untuk menghindari anemia.
c. Merancang dan membuat inovasi terkait jajanan popular (Pizza).

Anda mungkin juga menyukai