Teknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid 3 PDF
Teknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid 3 PDF
28
Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah
dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008 tentang
Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk
digunakan dalam Proses Pembelajaran.
22,946.00
Aslimeri dkk.
TEKNIK TRANSMISI
TENAGA LISTRIK
JILID 3
SMK
TEKNIK
TRANSMISI
TENAGA LISTRIK
JILID 3
Untuk SMK
Penulis : Aslimeri
Ganefri
Zaedel Hamdi
ASL ASLIMERI
t Teknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid 3 untuk SMK/oleh Aslimeri
—— Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
viii. 248 hlm
Daftar Pustaka : 462
ISBN : 978-979-060-159-8
ISBN : 978-979-060-162-8
Diperbanyak oleh:
PT. MACANAN JAYA CEMERLANG
Jalan Ki Hajar Dewantoro Klaten Utara,
Klaten 57438, PO Box 181
Telp. (0272) 322440, Fax. (0272) 322603
E-mail: macanan@ygy.centrin.net.id
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya,
Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari
kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena
buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi
syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan,
atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial
harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi masyarakat
khususnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah
Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai
sumber belajar.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para peserta
didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-
baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena
itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, buku teks ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku teks ini
disajikan sebagai buku pegangan pendidik dan peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dan lembaga diklat lainnya, yang membuka bidang keahlian Akomodasi
Perhotelan, yang mana struktur dan isi dari buku ini dapat memberikan gambaran kepada
pembaca tentang seluruh rangkaian aktivitas dan operasional yang ada di hotel untuk
memudahkan bagi pembaca memahami suatu sistem operasional hotel secara
menyeluruh/holistik.
Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan dan pelatihan berba sis
kompetensi adalah tersedianya bahan ajar yang memadai baik dalam bentuk buku teks
atau modul yang dikembangkan dengan mengacu pada unit-unit kompetensi yang ada
di Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan tertuang dalam struktur
kurikulum, yang mana pada unit-unit kompetensi tersebut mengandung keahlian-keahlian
tertentu sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Pada buku teks yang berjudul ”Akomodasi Perhotelan” ini menjelaskan Dasar
Kompetensi Kejuruan yang terdiri dari empat unit kompetensi yang dikenal juga dengan
kompetensi inti (comon core), kompetensi ini harus dimiliki setiap orang yang bekerja
pada bidang hospitality industri. Kompetensi kejuruan yang terdiri dari delapan unit
kompetensi yang tertuang dalam kelompok mata pelajaran pada kurikulum, sedangkan
muatan lokal dan pengembangan diri serta unit-unit tambahan lainnya (additional unit)
dijelaskan sebagai pemahaman tambahan bagi pembaca terutama
menyangkut sistem operasional hotel secara holistik.
Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari isi buku, maka buku Teknik
Transmisi Tenaga Listrik ini kami susun menjadi 3 (Tiga) jilid. Buku Teknik Transmisi
Tenaga Listrik Jilid 1 memuat 3 bab, yaitu Pemeliharaan Sumber Listrik DC;
Pengukuran Listrik; serta Transformator Tenaga. Adapun untuk buku Teknik Transmisi
Tenaga Listrik Jilid 2 memuat 3 bab, yaitu Saluran Udara Tegangan Tinggi; Gardu
Induk; Sistem Pentanahan Titik Netral; serta Konstruksi Kabel Tenaga. Sedangkan untuk
buku Teknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid 3 memuat 2 bab, yaitu Pemeliharaan
Kabel Tegangan Tinggi; dan Pemeliharaan SUTT/SUTET Bebas Tegangan.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan buku ini kami
ucapkan terima kasih.
Penyusun
v
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
vii
BAB IX PROTEKSI SISTEM PENYALURAN
9.1 Perangkat Sistem Proteksi ...................................................... 579
9.2 Syarat-Syarat Relai Proteksi .................................................... 585
9.3 Penyebab Terjadinya Kegagalan Proteksi ................................ 587
9.4 Gangguan pada Sistem Penyaluran ......................................... 589
9.5 Proteksi Penghantar ................................................................ 591
9.6 Sistem Proteksi SUTET .......................................................... 594
9.7 Media Telekomunikasi ............................................................. 597
9.8 Relai Jarak (Distance Relai) .................................................... 597
9.9 Karakteristik Relai Jarak .......................................................... 605
9.10 Pola Proteksi .......................................................................... 610
9.11 Current Differential Relai ......................................................... 618
9.12 Proteksi Transformator Tenaga ................................................ 628
9.13 Relai Arus Lebih (Over Current Relay) .................................... 633
9.14 Proteksi Penyulang 20 KV ....................................................... 636
9.15 Disturbance Fault Recorder (DFR) .......................................... 637
9.16 Basic Operation ...................................................................... 640
9.17 Auto Recloser ......................................................................... 642
viii
BAB VIII
PEMELIHARAAN KABEL TEGANGAN TINGGI
pada lokasi yang terpisah jauh banyak, baik dari segi jumlah
463
Pemeliharaan peralatan Untuk mempercepat pe-
penyaluran tenaga listrik kerjaan tersebut maka
diperlukan untuk memper- diperlukan manajemen
tahankan unjuk kerjanya. Namun, pemeliharaan.
di lain pihak sebagian besar
pemeliharaan itu memerlukan 8.1.1 Manajemen
pembebasan tegangan yang Pemeliharaan Peralatan
berarti bahwa peralatan yang Penyaluran
dipelihara harus dikeluarkan dari Suatu sistem tenaga listrik
operasi. mempunyai jumlah dan jenis
peralatan instalasi penyaluran
Keluarnya beberapa per- yang sangat banyak yang
alatan dari operasi selama dihubungkan satu dengan
pemeliharaan dapat me- lainnya membentuk suatu
nyebabkan berkurangnya sistem penyaluran.
keandalan penyaluran, ber-
kurangnya kemampuan pe- Peralatan dengan jumlah dan
nyaluran bahkan padamnya jenis yang banyak itu harus
daerah yang dipasok oleh dipelihara untuk mempertahan-
peralatan tersebut. Per- kan unjuk kerjanya.
masalahan tersebut juga
dialami oleh pemeliharaan Sehubungan dengan
kabel tenaga dengan pemeliharaan peralatan sistem
memelihara kabel tenaga tenaga listrik, pada umumnya
menyebabkan pemadaman membutuhkan dikeluarkannya
kabel tenaga tersebut. peralatan tersebut dari operasi
464
serta menyangkut jumlah yang dilaksanakan untuk setiap peralatan
sangat banyak, maka antara lain:
penanganannya perlu didasari – Setiap peralatan memerlukan
pemikiran manajemen yang pemeliharaan.
baik. Dalam hal ini perlu pe- – Petunjuk pabrik pembuat
rencanaan (planning), peralatan pada umumnya
pengorganisasian memberikan periode dan jenis
(organizing), penggerakan pemeliharaan untuk peralatan
(actuating) dan pengendalian tersebut.
(controlling) dengan baik.
– Dalam hal tidak ada petunjuk
dari pabrik maka pengalaman
8.1.2 Perencanaan masa lalu (statistik kerusakan)
Perencanaan pemelihara- dapat dipakai sebagai dasar
an peralatan penyaluran perencanaan jadwal dan jenis
tenaga listrik meliputi pemeliharaan.
koordinasi antara kebutuhan – Kondisi lokal dimana
akan pemeliharaan dan peralatan tersebut
kondisi (keandalan) sistem. terpasang.
Dalam hal ini diupayakan agar
kedua kebutuhan itu terpenuhi Perlu dipertimbangkan,
sebaik mungkin. apakah ada alternatif
pemasokan menghindari
Hasil dari perencanaan ini pemadaman selama peralatan
adalah jadual dan jenis yang dipelihara dikeluarkan dari
pekerjaan yang akan operasi.
465
– Jenis penggunaan listrik kemungkinan dapat
yang dipasok. menyebabkan menurunnya
terganggu. Prosesnya
hanya berhenti pada jadwal Hasil perencanaan peme-
466
dasar utama untuk melakukan perubahan siklus
pemeliharaan adalah pemeliharaan peralatan.
rekomendasi pabrik serta
manual instruction dari Hal yang sama diberlakukan
masing-masing peralatan juga terhadap PMT.
instalasi listrik.
8.1.3 Pengorganisasian
Dengan pengurangan Rencana pemeliharaan
siklus pemeliharaan ini dapat sebagai hasil perencanaan
dipastikan akan memberikan diatas merupakan dasar dalam
efisiensi dalam bidang pengaturan orang, alat, tugas,
pemeliharaan, antara lain: tanggungjawab, dan wewenang
– Mengurangi biaya untuk terlaksananya pekerjaan
pemeliharaan. pemeliharaan.
– Mengurangi kebutuhan
man-hours per-peralatan. Pengorganisasian ini perlu
dalam mengalokasikan sumber
– Mengurangi waktu
daya yang ada atas pekerjaan-
pemadaman.
pekerjaan yang diperlukan agar
– Meningkatkan mutu dapat dimanfaatkan secara
pelayanan dengan tingkat efektif dan efisien.
keandalan dan kesiapan
– Rincian pekerjaan yang harus
peralatan yang lebih tinggi.
dilaksanakan
– Berikut ini merupakan
Rincian ini perlu dibuat untuk
langkah efisiensi yang
membantu kelancaran
dilakukan berupa
467
pelaksanaan sekaligus pekerjaan terlaksana dengan
menghindari kesalahan. baik atau tidak terjadi saling
Dalam hal ini tingkat rincian mengelak di antara personil
yang diperlukan tergantung untuk melaksanakan suatu
kesiapan yang akan pekerjaan.
melaksanakan pekerjaan
itu. Pengalokasian personil ini
– Pembagian pekerjaan harus mempertimbangkan:
468
Dasar penyusunan yang melakukan proses mem-
utama adalah pengalaman pengaruhi kegiatan seseorang
dalam pelaksanaan yang lalu. atau suatu kelompok kerja
– Koordinasi pekerjaan dalam usaha melaksanakan
• Meminimalisir tuntutan
waktu pelaksanaan. Proses ini disebut
469
Kondisi yang tidak baik pekerjaan diperlukan proses
(pusing, kurang tidur, letih, mempengaruhi dan mengarah
dan lain-lain) dapat pencapaian tujuan yaitu ter-
membahayakan dirinya laksananya pekerjaan pe-
serta orang lain. meliharaan dengan baik.
Selanjutnya diskusi
mengenai apa yang akan Ada berbagai gaya
dikerjakan akan sangat kepemimpinan yang secara
membantu pelaksanakan umum dikenal namun sulit untuk
pekerjaan. menyatakan satu gaya yang
470
tujuan. Salah satu faktor pengendalian agar penyimpang-
penting di sini adalah unsur an dapat teridentifikasi.
kewibawaan. Penyimpangan dalam pe-
laksanaan dapat saja terjadi
8.1.5 Pengendalian oleh kemungkinan-kemungkinan
Dalam upaya tercapainya berikut ini:
sasaran seperti yang • Adanya perubahan karena
direncanakan, seorang lingkungan;
atasan/ pimpinan perlu • Terjadinya kesalahan karena
melakukan pengendalian karena informasi kurang jelas;
pada umumnya terjadi • Terjadi kesalahan karena
perubahan situasi dan kemampuan personil yang
lingkungan serta kesalahan tidak sesuai dengan
pada saat pelaksanaan. pekerjaannya,
• Ditemukan masalah lain
Melalui pengendalian ini,
diluar yang sudah
penyimpangan yang terjadi
direncanakan.
dapat teridentifikasi sehingga
tindakan koreksi dapat segera
Untuk dapat melaksanakan
dilakukan untuk memperbaiki
pengendalian diperlukan
penyimpangan pelaksanaan
sasaran pengendalian,
pekerjaan.
indikator-indikator dan standar
yang jelas.
Dalam mencapai tujuan
sesuai dengan yang
Pelaksanaan pekerjaan
direncanakan, diperlukan
dievaluasi, hasil yang dicapai
471
dibandingkan terhadap mestinya sehingga dapat dicegah
standar dan melaksanakan terjadinya gangguan yang
tindakan koreksi bila menyebabkan kerusakan.
diperlukan. Unsur manusia
adalah hal yang paling utama Tujuan pemeliharaan
dalam pengendalian yang peralatan listrik tegangan tinggi
menyangkut: adalah untuk menjamin
• kelemahan (kesalahan, keberlanjutan penyaluran
kemalasan, ketidaktahuan), tenaga listrik dan menjamin
• kecurangan, keandalan, antara lain:
• perbedaan pemahaman/
penafsiran atas sesuatu, Untuk meningkatkan reliability,
• keengganan merubah availability, dan effiency
sesuatu yang sudah Faktor yang paling dominan
dianggap mapan (kebiasaan dalam pemeliharaan peralatan
cara kerja). listrik tegangan tinggi adalah
pada sistem isolasi. Isolasi di sini
8.2 Pengertian dan Tujuan meliputi isolasi minyak, udara
Pemeliharaan dan gas atau vacuum. Suatu
Pemeliharaan peralatan peralatan akan sangat mahal
listrik tegangan tinggi adalah bila isolasinya sangat bagus,
serangkaian tindakan atau dari isolasi inilah dapat
proses kegiatan untuk ditentukan sebagai dasar
mempertahankan kondisi dan pengoperasian peralatan,
meyakinkan bahwa peralatan dengan demikian, isolasi
dapat berfungsi sebagaimana
472
merupakan bagian yang sistem check list atau catatan
terpenting dan sangat saja. Sedangkan pemeliharaan
menentukan umur dari harus dilaksanakan oleh regu
peralatan. Untuk itu, kita perlu pemeliharaan.
memelihara sistem isolasi
sebaik mungkin, baik terhadap 8.3. Jenis-Jenis Pemeliharan
isolasinya maupun penyebab Jenis-jenis pemeliharan pada
kerusakan isolasi. kabel sebagai berikut.
Dalam pemeliharaan
peralatan listrik tegangan
tinggi kita membedakan antara
pemeriksaan atau monitoring
(melihat, mencatat, meraba serta
mendengar) dalam keadaan
operasi dan memelihara
(kalibrasi/pengujian, koreksi/re-
setting) serta memperbaiki/
membersihkan) dalam
keadaan padam.
Pemeriksaan atau
monitoring dapat dilaksanakan
oleh operator atau petugas
patroli setiap hari dengan
473
1. Pemeliharaan harian
Pemeliharaan harian seperti Tabel 8.1.
JADWAL : HARIAN
1 2 3
474
2. Pemeliharan Mingguan
1 2 3
475
NO. PERALATAN/KOMPONEN URAIAN PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3
476
3. Pemeliharaan Semesteran
Pemeliharaan berupa monitoring Saluran Kabel Tanah
Tegangan Tinggi yang dilakukan oleh petugas patroli setiap
semester serta dilaksanakan dalam keadaan operasi seperti
Tabel 8.3.
JADWAL : SEMESTER
1 2 3
477
4. Pemeliharaan Tahunan
JADWAL : TAHUNAN
1 2 3
478
NO. PERALATAN/KOMPONEN URAIAN PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3
479
8.4 Pemeliharaan yang Dilakukan terhadap Kabel Laut Tegangan
Tinggi
JADWAL : HARIAN
1 2 3
480
2. Pemeliharaan Kabel Laut Mingguan
JADWAL : MINGGUAN
1 2 3
481
3. Pemeliharaan Kabel Laut Semester
JADWAL : SEMESTER
1 2 3
482
NO. PERALATAN/KOMPONEN URAIAN PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3
483
4. Pemeliharaan Kabel Laut Tahunan
JADWAL : TAHUNAN
1 2 3
484
NO. PERALATAN/KOMPONEN URAIAN PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3
485
NO. PERALATAN/KOMPONEN URAIAN PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3
486
8.5 Prosedur Pemeliharaan
Prosedur pemeliharaan kabel dan kabel laut dapat dilihat pada tabel 8.9.
487
Sesuai Surat Keputusan General Manager
PT. PLN (Persero) UBS P3B No. 005.K/
021/GM.UBS. P3B/2002, tanggal 07
Januari 2002, perihal ”Pembentukan Tim
Penyempurnaan Prosedur Operasi Sistem
dan Pemeliharaan PT. PLN (Persero) UBS
P3B”, maka diterbitkan buku ”Prosedur
Pelaksanaan Pekerjaan pada Instalasi
Listrik Tegangan Tinggi/Ekstra Tinggi”.
488
pada instalasi listrik tegangan tinggi/
ekstra tinggi yang meliputi:
Manuver pembebasan tegangan.
Pelaksanaan pekerjaan pada instalasi dalam
keadaan tidak bertegangan.
Manuver pemberian tegangan.
1. PENGORGANISASIAN KERJA
• Pengawas K3
• Pengawas Manuver
• Pelaksana Manuver
• Pengawas Pekerjaan
• Pelaksana Pekerjaan
489
PERANAN PERSONIL Peranan personil pada butir 2.1 sebagai
berikut.
490
PELAKSANA Bertindak selaku eksekutor manuver pada
MANUVER instalasi tegangan tinggi/ekstra tinggi.
491
PENANGGUNG JAWAB • Mengelola seluruh kegiatan pekerjaan
PEKERJAAN yang meliputi: personil, peralatan kerja,
perlengkapan K3 dan material pe-
kerjaan.
• Melakukan koordinasi dengan Unit lain
yang terkait.
492
PENGAWAS Menjaga keamanan instalasi dan
MANUVER menghindari kesalahan manuver yang
dilakukan oleh operator gardu induk
dengan cara sebagai berikut.
493
PELAKSANA • Memasang dan melepas pentanahan
PEKERJAAN lokal.
• Memasang dan melepas taging, gembok,
dan rambu pengaman.
• Melaksanakan pekerjaan.
494
PENGAWAS Personil yang mempunyai keterampilan,
PEKERJAAN pengalaman dan keahlian dalam bidang
pemeliharaan.
495
2. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengawas Pekerjaan
• Memberikan penjelasan mengenai
pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan
baik dan aman.
• Membagi tugas sesuai dengan
kemampuan dan keahlian personil
(Formulir 3).
Pengawas K3
• Memberikan penjelasan mengenai
penggunaan alat pengaman kerja/
pelindung diri yang harus dipakai
(Formulir 1).
• Memberikan penjelasan pengamanan
instalasi yang akan dikerjakan.
• Menjelaskan tempat-tempat yang
berbahaya dan rawan kecelakaan terhadap
pelaksana pekerja.
496
Pengawas Manuver
• Menyampaikan hasil koordinasi dengan
unit terkait.
• Menjelaskan langkah-langkah untuk
manuver pembebasan dan pengisian
tegangan (Formulir 4 dan 7).
497
c. Pemasangan taging pada panel kontrol dan
memasang gembok pengaman pada box PMT,
PMS Line, PMS Rel, dan PMS Tanah.
498
grounding/arde terlebih dahulu, baru kemudian
dipasang pada bagian instalasi yang akan
dikerjakan), jangan terbalik urutannya.
499
b. Melepas pengaman tambahan seperti
gembok dan lock-pin, mengaktifkan rangkaian
kontrol dengan menutup MCB/Fuse/
terminal.
500
Jika remote kontrol Dispatcher gagal, maka
berdasarkan perintah Dispatcher, posisi switch
lokal/remote diposisikan lokal dan pelaksana
manuver melaksanakan manuver penutupan
PMT untuk pemberian tegangan.
501
8.6 Dokumen Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
502
Jarak aman minimum diperlihatkan pada tabel
berikut ini.
20 30
70 150
85 100
150 500
• Formulir 1
Lampiran formulir 1
503
• Formulir 2
Pemeriksaan kesiapan pelaksana sebelum
bekerja pada instalasi tegangan tinggi/ekstra
tinggi.
• Formulir 3
Pembagian tugas dan penggunaan alat
keselamatan kerja.
• Formulir 4
Manuver pembebasan tegangan instalasi
tegangan tinggi/ekstra tinggi.
• Formulir 5
Pernyataan bebas tegangan.
• Formulir 5 lanjutan
Serah terima pekerjaan.
• Formulir 6
Pernyataan pekerjaan selesai.
• Formulir 7
Manuver pemberian tegangan instalasi listrik
tegangan tinggi/ekstra tinggi.
• Formulir 8
Surat pendelegasian tugas.
504
• Formulir 9
Permintaan izin kerja, berlaku untuk pekerjaan
yang dilaksanakan oleh pihak di luar PT PLN
UBS P3B.
505
memelihara secara rutin seksi perlu diperiksa
peralatan. Apabila diperlukan tekanannya setiap minggu untuk
pemeliharaan tingkat mengetahui kenaikan dan atau
pemeliharaan dan keahlian penurunan masing-masing seksi
pelaksana harus mempunyai tekanan.
kompetensi yang tinggi.
506
11. blower 1. Bersihkan pcc (panel control
kabinet)
12. baju tahan api
3. Catat penunjukan
3. Pelaksanaan pemeriksaan manometer
Sebelum melakukan
4. setting
pekerjaan pemeliharaan
tekanan minyak, jika tangki 5. alarm
berada di dalam ruang bawah
tanah maka yakinkan bahwa 6. tripping
507
4. Daftar pemeriksaan tekanan minyak
SKTT : ......................................
Joint /OTC : ......................................
UPT : ......................................
1.
2. R S T R S T
3.
4.
508
berlangsung tanpa koordinasi 1. Peralatan yang digunakan
membuat instalasi kabel Peralatan kerja
tegangan tinggi tersebut Tidak diperlukan peralatan kerja
terancam terkena gangguan. untuk memeriksa tekanan minyak
Bedasarkan pengalaman kabel cadangan.
instalasi kabel sering
mendapat gangguan dari 2. Peralatan K3
pekerjaan proyek maupun a. Helm
kegiatan rumah tangga,
b. Sepatu tahan benturan
contohnya terkena bor
pembuatan arde telkom, bor c. Kaca mata
509
Daftar Hasil tekanan minyak kabel spare
Gudang/Upt : ....................................
Bulan/tahun : ....................................
510
terhadap terminasi atau sealing 3. Cara Pelaksanaan
end adalah membersihkan pemeliharaan
porselin isolator. Pemeliharaan bushing pada
a. Peralatan dan material yang waktu beroperasi yaitu
digunakan: pengecekan secara fisik apakah
kondisinya baik, dan pada
1. Tool kit
kondisi tidak bertegangan ialah
2. Lap kain yang tidak
dengan cara membersihkan
berserat
permukaan bushing
3. Sakapen menggunakan sabun rumah
5. Semen remover
511
4. Hasil pemeliharaan out door termination
R S T R S T
R S T R S T
512
8.10 Tank Chamber Umum kemungkinan terendam air.
Instalasi kabel tanah Tangki minyak ini tertentu
tegangan tinggi jenis jumlahnya, bergantung pada
menggunakan minyak profile kabel, makin rendah kabel
dilengkapi dengan instalasi tersebut ditanam, maka tangki
pemasok minyak yang minyak yang harus disediakan
berfungsi menjaga kondisi bertambah dan karakteristiknya
tekanan di dalam kabel selalu pun berbeda. Untuk menjaga
positip. Pemasok minyak peralatan ini bekerja dengan
menggunakan tangki-tangki baik dan andal serta terjaga
yang bertekanan, yang kondisinya maka perlu dilakukan
akan memberikan tekanan pemeliharaannya.
pada kondisi kabel bebannya
rendah dan tangki juga Baik yang dipasang di atas
berfungsi untuk menampung maupun di bawah tanah harus
kelebihan tekanan pada waktu selalu dilakukan
kabel tersebut dibebani. pemeliharaannya, namun untuk
tangki yang dipasang di bawah
Fungsi tangki minyak pada tanah lebih sering diperiksa
instalasi kabel tegangan tinggi khususnya pada musim hujan.
terisi minyak sangat penting. Untuk melakukan pemeliharaan
Umumnya pemasangan tangki tangki-tangki tersebut dapat
berada ruangan di bawah dilakukan dengan kondisi
tanah, sehingga secara fisik ionstalai dalam keadaan
tangki minyak berada pada bertegangan yaitu dapat dipakai
tempat yang lembab dan tangki cadangan, untuk
513
mengganti tangki yang dilakukan c. Oksigen
pemeliharaan. d. Sepatu kerja
e. Obat-obatan
1. Peralatan kerja
f. Senter
Untuk melaksanakan
pekerjaan pemeliharaan tangki
minyak perlu disediakan 3. Prosedur pemeliharaan
panjang 3 m
b. Helm
514
f. Petugas masuk ke i. Mengganti tangki minyak
ruangan tangki (jika perlu)
menggunakan peralatan
j. Membersihkan pipa-pipa
K3 lengkap
minyak dari lumpur dan
g. Membersihkan ruang dan karat
tangki
k. Membersihkan pipa-pipa
h. Mengecat tangki (jika minyak dari lumpur dan
perlu) karat.
5. Hasil pemeliharaan
515
8.11 Anticrossbonding sistem transposisi dan
Converting crossbonding, yaitu sistem
516
mengambang yaitu tidak d. Generator 5 Kw
terkena tanah dalam satu e. Takel rantai
major section. Untuk
f. Tool set
mengetahui apakah material
ini kondisinya baik, maka g. Pompa lumpur
d. Sepatu kerja
1. Peralatan yang digunakan
e. Obat-obatan
Untuk melaksanakan
pekerjaan pengujian anticorrosion f. Senter
covering diperlukan peralatan g. Tenda
peralatan sebagai berikut.
h. Tandu
a. Kaki tiga 3 ton
i. Masker
b. Blower dan slang
j. Alat Pemadam Api
c. Tangga aluminium panjang
3m
517
3. Material • Buka tutup crossbonding
• Pasang HV test
Instalasi kondisi off
(ditanahkan sesuai kebutuhan). • kabel tegangan tinggi
yang diuji.
518
• Atur tegangan sampai dengan link bar crossbonding.
5 kV. Masing–masing fasa sebelum
519
crossbonding. Pemeliharaan i. Alat uji Hv test 0-30 kV,
CCPU tidak hanya dilakukan 10 A
pada waktu pemeliharaan kabel j. Alat uji tahanan tanah
dilaksanakan namun perlu
dilakukan pemeriksaan apabila
instalasi kabel mengalami 4 . Peralatan K3
b. Helm
520
h. Tandu
6. Cara pemeliharaan
Bersamaan dengan
pekerjaan pemeliharaan dan
pengujian anticorrosion
covering (ACC) sebagai
berikut.
c. Lakukan pengukuran
tahanan isolasi dengan
megger 1.000 volt antara
konduktor dengan tanah.
521
VOLTAGE TEST
ONCORROSION COVERING AND CCPU
I. Tahanan Isolasi
MEGGER
Merek:
522
B. Uji CCPU
R *)
523
8.12 Cara Memeriksa angka yang terpasang secara
Tekanan Minyak paralel dengan garis aliran dan
dengan Manometer tidak terganggu pada saat
pembukaan. Jika manometer
berisi cairan pada suatu bejana
8.12.1 Manometer biasa
berhubungan seperti pada
Manometer biasa adalah gambar 8.1(d) sehingga
tabung yang dipasangkan diperlukan bejana yang cukup
pada suatu bejana, pipa atau panjang (tinggi) jika tekanannya
kanal untuk mengukur tinggi maka dibuat suatu
tekanan. Persamaan manometer dengan bentuk
hydrostatic digunakan untuk khusus dilengkapi jarum
menentukan tekanannya. penunjuk yang bebas bergerak
Sehingga dari manometer ini sesuai dengan tekanan dari
dapat diketahui besarnya benda cair yang diukur.
tekanan bahkan dapat
digunakan untuk mengetahui Tekanan minyak ditunjukan
tekanan dari benda cair yang nilainya oleh jarum pada
mengalir. manometer yang mempunyai
prinsip kerja berdasarkan tekanan
Untuk menjamin minyak dan pegas yang
terhadap pembacaan tekanan porosnya dipasangkan jarum
karena akselerasi/percepatan penunjuk, di mana pada kondisi
pada manometer diperlukan seimbang angka yang
suatu tabung yang pada ditunjukan sebagai tekanan
dindingnya diberi skala dan yang sebenarnya dari minyak
524
kabel. Gambar 8.2(c). Dengan absolute (referensinya 0 bars)
teknologi maka manometer ini berarti vakum disini adalah nilai
dilengkapi dengan saklar yang tekanan ruang dibawah nilai 1 bar
difungsikan sebagai alat dari tekanan atmosfer.
pemutus atau penyambung Satuannya seperseribu bar
arus dan dihubungkan dengan atau millibars. Walaupun tidak
indikator atau rele proteksi ada ruang hampa yang mutlak
sehingga manometer akan kosong/hampa atau vakum.
berbungsi sebagai alat bantu
untuk mengindikasikan Tujuan mevacuum suatu
tekanan alarm dan trip atau peralatan seperti kabel TT, trafo
tekanan berlebih. dan alat-alat lain adalah untuk
mengupayakan setelah kondisi
Nilai absolute adalah vacuum atau kondisi tidak ada
penunjukan atau nilai tekanan benda asing berada di dalam
yang berbasis pada tekanan ruang tersebut sehingga pada saat
nol bar, pada umumnya diisi dengan minyak atau gas
manometer menunjukan isolasi (sf6) akan dapat mengisi
nilainya berdasarkan tekanan ruang-ruang hingga terkecil
udara 1 bar sebagai tekanan maka didapat pengisian yang
atsmosfer. baik tanpa ada ruang yang
berisi udara atau terdapat udara
8.12.2 Manometer terjebak yang sering berakibat
Manometer Vacuum adalah panas dan terjadi flash
manometer yang dapat over/gangguan yang cukup fatal
menunujukan kevacuman serta kerusakan breakdown
suatu ruangan yang secara isolasi peralatan.
525
Gambar 8.1 Dasar manometer
526
Gambar 8.2 Dasar Manometer tekanan minyak
527
8.12.3 Pemeliharaan pilot tertanam dekat dengan kabel
kabel dan power sehingga memungkinkan
manometer terkena induksi, untuk itu
memerlukan desain yang
528
pengukuran dan pengujian 3. Cara Pemeliharaan
dengan waktu tertentu. Manometer
Manometer sebagai
1. Peralatan kerja dan K3
pengindera tekanan minyak
Untuk memelihara kabel sepanjang waktu harus
pilot diperlukan peralatan sebagai mempunyai kinerja yang benar,
berikut. karena ketidakakuratan
a. Meger 0 sampai manometer dapat menyebabkan
5000 volt salah kerja yang mengakibatkan
kerugian atau dapat mengurangi
b. Meger 0 sampai
keandalan sistem operasi kabel
1000 volt
tanah tegangan tinggi.
c. Pompa air
529
dan akan turun pada waktu beban • Pengujian terhadap
turun/rendah atau suhu luar setting tekanan alarm.
rendah. • Pengujian setting tripout
• Pengujian terhadap
kinerja jarum penunjuk.
• Pengujian setting
tekanan normal.
530
Hasil pemeliharaan Manometer
psi, mmbar) R S T R S T *)
Normal
Alarm
Tripping
Tertinggi pernah
dicapai
531
1. Pilot Kabel sunshilled tank atau panel
Seperti kabel instalasi kontrol. Semua terminal klem
yang lain, apalagi kabel pilot tersebut mempunyai risiko
tertanam dengan kedalaman kelembaban atau bersentuhan/
kurang lebih 2,5 meter berhubungan dengan peralatan
di bawah tanah dengan suhu yang lain yang dapat
tanah yang panas maka akan menyebabkan kondisi isolasi
terpengaruh oleh kondisi kabel pilot menurun atau nol
lingkungan di sekitarnya. sama sekali. Untuk mengetahui
Khususnya pada terminal perubahan kinerja kabel pilot
kabel pada panel control harus dilakukan pengukuran-
cabinet yang ada di dalam pengukurannya.
underground tank chamber
maupun yang ada di
532
2. HASIL PEMELIHARAAN KABEL PILOT
1. Tahanan
isolasi
2. Tahanan
DC
533
2. Kabel pilot 19 pair
1 2 3 4 5 6 7 8 9 . . . – 19
1. Tahanan
isolasi
2. Tahanan
DC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 . . . – 28
1. Tahanan
isolasi
2. Tahanan
DC
534
8.13 Penggelaran Kabel dengan menggunakan struktur yang
diperlihatkan pada kertas lampiran no.
8.13.1 Penggelaran kabel
2272/78/A.
penarikan dengan
mesin winch
535
terhadap komponen kabel yang mengikuti sistem penarikan
lain sebagaimana terlihat pada alternative yang lain dan di sini
tabel (mengindikasikan akan diuraikan.
keregangan maksimum yang
8.13.2 Penarikan dengan roler
diizinkan untuk berbagai
bertenaga
komponen kabel).
Ini bisa jadi mengadopsi
kedua bagian-bagian yang
Dari semua kasus antara
diandalkan dengan tujuan
titik (mata) tarikan kabel dan
menekan regangan tarikan
tambang (tali) penarikan, harus
mesin Winch, dan sebagai
digunakan sebuah alat khusus
bagian andalan, apabila diatur
yang bernama ”swivel”, alat ini
sesuai dengan keadaan parit
mempunyai fungsi ganda
(galian).
dapat meringankan kenaikan
torsi tarikan tambang dan
1. Metoda ikat berlanjut
memudahkan dalam melewati
roler-rolel. Regangan tarikan yg
diakibatkan oleh sebuah
tambang baja di mana kabel
Pada rute yang diikatkan pada jarak 2 m tali
penggelaran berbelok-belok penarik yang dibuat supaya
dan penghitungan regangan kabel bergerak.
tarikan mungkin melebihi
angka reganganya ini
diindikasikan pada poin 3.0 Hal ini perlu untuk
berikut yang perlu diikuti, mempersiapkan tambang yang
kemudian ini perlu juga untuk
536
sesuai dengan belokan-belokan keregangan dan componen
dan jalan-jalan raya kabel lainnya.
persimpangan. Dengan tujuan
untuk melaksanakan tipe ini, 8.14.2 Tarikan ujung, dengan
gelaran tambang panjangnya dua mata tarikan diikatkan
kali lipat terhadap rute yang pada konduktor
dikehendaki. – Kabel pole tunggal tembaga
6 kg/mm2 Cu. section
2. Peralatan gelar – Alminium 3 kg/mm2 Al.
Peralatan gelar yang section
diperlukan dalam penarikan – Kabel tiga pole tembaga
kawat adalah katrol, meter, dan 5 kg/mm2 total Cu section
lain-lain.
– Aluminium 3 kg/mm2 total Al
section
8.14 Regangan Maksimum
yang Diizinkan pada Nilai peregangan ini adalah
Kabel sesuai untuk koduktor
berpenguat, pada conductor
8.14.1 Porsi lurus berpenguat dimungkinkan
Ini adalah aturan yg baik menerima regangan yg lebih
dalam menggunakan regang- tinggi (14 kg/ mm 2 Cu. dan
an tarikan untuk konduktor, 8 kg/mm2 untuk Al.)
dimana secara umum adalah
bagian yg paling rawan. Dia
kadang baik dan cocok untuk
menggunakan ukuran
537
8.14.3 Tarikan ujung 2. Porsi belok
dengan mata tarik Aturan umum radius belok tidak
diikatkan pada boleh lebih kecil dari 30 kali dari
Armouring lingkaran luar kabel.
Tarikan ujung dengan mata
tarik diikatkan pada Armouring
3. Belokan dilengkapi dengan
dilakukan pada kawat tipe kawat
roler Tekanan paksa antara
lempengan baja 8 kg/mm2 total
kabel dengan roler tak boleh
section dari amouring tersebut.
melebihi:
• Kabel berbungkus alu-
1. Ujung tarikan dengan minium:
bungkus baja 200 kg.
– Digunakan tarikan ujung • Kabel ber ”lead sheathed”:
dengan pembungkus 50 kg.
baja pada kabel ber- • Kabel tanpa bunkus metal:
bungkus alumunium: 50 kg.
3 kg/mm2 sheat section. • Tekanan paksa harus
dihitung dengan rumus
– Digunakan pada kabel
berikut.
ber ”lead sheathed”:
1 kg/mm2 sheath section.
Td
F0 = R
(kg)
Dimana:
F0 = Tekanan paksa antara
kabel dan roler (m)
538
T = Kekencangan tarik 8.15 Perhitungan Daya Tarik
setelah belokan (m) Horizontal)
F = l · p · f (kg)
4. Belokan-belokan dengan
penyangga bersambung Dimana:
539
Rumus hitungan sebagai
R
L2 = L1 cos hk ∂ + V1 + K sin hk ∂
L1 berikut.
Dimana:
Ft = L2 · p · f (kg)
L1 = panjang equifalen inlet
Yang mana arti simbol-simbol telah
K = koifisien gesek (ab.O.1)
kita ketahui.
∂ = sudut belok (radiant)
540
Tabel 8.9 Bahan Pipa Saluran Bahan Pipa Saluran Gesek
541
peregangan bertahap terjadi F1 = l · p · f . cos ω ± 1 · p · h
antara kabel dan pipa saluran.
l = panjang porsi pada posisi mir-
Radius belokan pipa harus ing
tidak pernah lebih kecil dari p = berat kabel per meter
40 kali diameter lingkaran luar
f = koefisien gesek
kabel.
h = perbedaan level
F = l · p · f (kg)
542
5. Porsi belok Jadi, belokan-belokan
Regangan tarik setelah dipertimbangkan sebagai ”titik-titik
belokan dievaluasi kurang lebih perubahan kecenderungan”,
seperti rumus berikut. karena alasan inilah panjangnya
dari porsi lurus antara dua
F2 = F1 · e f ∂ ( kg) belokan harus diperpanjang
sesuai dengan dua sisi
Dimana:
panjangnya terhadap
F1 = kuat tarik pada inlet (masuk) belokannya.
f = koifisien gesek
543
8.16 Peralatan Pergelaran
544
Jumlah Uraian keterangan
2 Roler kabel
545
8.17 Jadwal Pemeliharan Saluran Kabel Tegangan Tinggi
546
HV DC Test pada 6 bulan
CCPU
Pembersihan 1 tahun
crossbonding
547
8.18 Kebocoran Minyak
Start
Catatan tekanan
sebelumnya
Perubahan tekanan
minyak tidak dapat Jika perubahan tekanan
diperiksa/dianalisis minyak sangat besar
dalam periode atau tekanan minyak
beberapa jam sudah menunjuk ke trip
(switch out)
548
Kebocoran minyak kecil jika 2. Kebocoran minyak kecil
perbedaan tekanan pada Bila terjadi kebocoran minyak
ketiga fasa pada seksi yang kecil dari pengalaman disebabkan
sama. Pemeriksaan dimulai karena paking, konektor, dan pada
jika perbedaan tekanannya saat pembersihan permukaan kabel
adalah 30 kPa. dengan benda tajam.
549
3. Bagan Alir tindakan untuk kebocoran kecil
Apakah kebocoran
di antara katup.
Gambar alir 8.4 Langkah awal bila terjadi kebocoran minyak kabel
4. Kebocoran Besar
Pada masalah ini penyebab utama kejadian ini harus diketahui
terutama penyebab kerusakan dari luar (eksternal). Kecepatan
tindakan sangat diperlukan untuk itu dapat dilakukan tindakan sesuai
bagan alir berikut ini.
550
Bagan alir kebocoran besar
Apakah Kabel
kabel operasi Apakah
harus Kabel kabel
operasi harus
Diproses
dengan operasi Diproses dengan
operasi katup A
Cari lokasi
Lanjutkan
pasokan minyak sementara
Apakah kabel harus
Pencegahan
kebocoran
1
551
1
Selesai
Gambar 8.5 Langkah bila terjadi kebocoran minyak kabel cukup besar
552
5. Memperbaiki kabel minyak yang bocor
Sealing end
pada Gas
• Melapisi permukaan
dengan plastik
tape.
553
Lokasi Kebocoran Perbaikan Perbaikan
Minyak Sementara Permanen
Tangki Tekanan
Kabel Tenaga
554
Lokasi Kebocoran Perbaikan Perbaikan
Minyak Sementara Permanen
• Melapisi permukaan
dengan plastik
tape.
555
ditempatkan pada meter diketahui terjadi kerusakan lapisan
tekanan dan ”valve panel”. pelindung kabel maka perlu
ditindaklanjuti dengan mencari
3. Katup nomor 4 dibuka.
lokasi kerusakan
4. Alrian minyak tekanan tinggi lapisan pelindung kabel.
dari tangki akan terlihat
pada meter dan Untuk mengatasi kerusakan
”valvepanel” sehingga lapisan pelindung perlu mencari
penunjukan meter tekanan lokasi untuk itu diperlukan
berada di bawah batas dari pengukuran, sehingga kabel tersebut
tekanan minyak tertinggi harus tidak dioperasikan (bebas
yang perbolehkan. tegangan). Digunakan bermacam-
Sebagai hasil
pemeriksaan rutine pada
lapisan pelindung kabel
556
8.19.2 Metode Murray konduktornya dan lapisan
557
Jika galvanometer Tahanan geser mempunyai
menunjuk angka nol tingkat dari 0–100, yang akan
setelah mengatur posisi dibaca dan menjadi acuan
center tap pada tahanan perhitungan prosentase jarak
geser maka akan diperoleh untuk menentukan jarak dari titik
persamaan seperti rumus ukur ke lokasi gangguan pada
pada sistem jembatan lapisan pelindung kabel.
Weatstone:
1. Cara pengukuran
R1 2L - X a. Mengisolasi kabel gangguan
R2 = X
dengan cara melepas plat
penghubung di antara kedua
R2 × 2 L
X = R +R sisi pada links boxes.
1 2
rangkaian tertutup).
558
Gambar 8.7 Mencari lokasi kerusakan P.E.oversheath dengan jembatan Murray
559
c. Mendeteksi lokasi gangguan arah jarum dan besarnya
P.E. oversheath di kabel tegangan (polarity) dan menjadi
dengan sistem elektrode. petunjuk perbedaan (arah dari
arus bocor) arus DC antara
560
Gambar 8.8 Mencari lokasi kerusakan PE
561
• Alirkan arus DC dengan satu elektrode dan pointer pada
bentuk pulsa ke kabel galvanometer akan membuat
yang gangguan. arah penyimpangan semakin
562
Gambar 8.10 Metode pengukuran
563
Kerusakan pada
P.E.over- sheath dari
suatu kabel.
A X
Pelapisan pelindung
dengan resin/glass
tape atau heat
shrinkcabel tube.
X
B
Anticorrosion tape
(polyethylene)
X P.E.Adhesive tape.
564
Metode perbaikan P.E. & PVC 8.20 Memperbaiki Kerusakan
oversheath. Kabel (Kerusakan
Eksternal)
3.1. Pertama bagian yang
rusak pada P.E. atau PVC
over sheath berupa 8.20.1 Memperbaiki kerusakan
serabut kawat atau sejenis lead sheath kabel
tape yang berserabut Perbaikan dapat dilaksanakan
dibersihkan. jika telah diketemukan lokasi
565
1. Kasus A: Kerusakan Jika kabel dengan kondisi
diperkirakan tidak dari luar dapat diperbaiki maka perbaikan
kabel sesuai dengan kondisinya,
Pada kasus ini kabel harus tetapi jika tidak dapat maka
566
menutup keretakan kebocoran yang lebih besar
digunakan palu dan maka
lubang keretakan 1) Setelah mengupas P.E.
ditutup dahulu kemudian oversheath, fibrous tape
dapat digunakan cara dan re-inforcement,
plumbing yang diperlukan penguat dengan
disapukan di sekitar cara menyolder pada
lokasi yang retak. daerah yang mengalami
2) Gunakan fibrous tape kerusakan.
dan reinforcement tape 2) Gunakan 6 lapisan tape
untuk melapisi lead yang tahan minyak dari pita
sheath pada lokasi plastik pada pada
kerusakan serta daerah yg mengalami
567
lapisan lembaran P.E. 8.20.2 Mengganti kabel yang
adhesive tape. rusak
Multymetal
Setelah melapisi Jika kerusakan terjadi pada
P.E.oversheath, fibrous kabelnya sendiri, tetapi jika
tape dan reinforcement, screen dan insulation paper tidak
dilakukan pembersihan rusak maka kabel dapat
di tempat terjadi dioperasikan dalam waktu yang
kerusakan. cukup lama setelah lead sheath,
P.E. oversheath dan
5) Tutup valve dikedua sisi
pembersihan/filter minyak
pengisian minyak kabel
isolasi telah dilakukan pada
dan gunakan campuran
kabel tersebut.
multymetal untuk
melapisi di daerah yang Kabel yang telah mengalami
mengalami kerusakan. kerusakan maka kabel dipotong
dan tidak digunakan lagi
6) Lakukan langkah seperti
sehingga perlu kabel baru sebagai
pada kasus 2) – (3 – 4).
pengganti.
568
Gambar 8.12 Metoda pengukuran
569
untuk menentukan kelayakan pada 20°C adalah 0.0754 Ω/Km
kabel tersebut. (maks) pada kabel minyak
ukuran 240 mm². Jenis
a. Kabel minyak Pengukuran yang kedua
dilakukan setelah kabel
1) Pengujian tahanan
selesai disambung.
isolasi kabel
3) Pengujian oversheath
570
dilakukan setelah kabel c. Pengujian aliran minyak
selesai disambung dan telah (oil flow test)
teriisi minyak kembali. Setelah perbaikan, setiap
seksi minyaknya harus diukur
571
L = panjang seksi kabel (m) Dimana:
b = koefisien gesekan minyak P = perbedaan tekanan pada
pada kabel (MN/m6 ) seksi kabel tersebut.
572
termasuk semua sambungan minyak yang tarikannya
pada seksi kabel tersebut dan hal menyebabkan penurunan
tersebut hanya menjadi gambaran tekanan yang telah diketahui.
dalam pemeliharaan dan Koefisien impregnasi K
petunjuk. Perhitungan itu tidak didifinisikan sebagai berikut.
menunjukkan gangguan tak Tidak boleh leibih besar dari
semestinya dari sistem kabel 4,5 × 10–4:
tersebut.
dV 1
K= × dP
V
d. Test koefisien
impregnasi
573
8.21 Auxiliary Cable
kg
1 = 7,35559 × 10 (mmHg)
2
cm 2
1. Continyuity Test
574
3. Tes tahanan isolasi 4. Tes ketahanan tegangan
575
dengan engineer yang lebih boleh lebih jelek lagi dari nilai
ahli. 74 dB pada frekuensi 1.300 Hz
dan kondisi kabel pada
5. Cross Talk
keadaan seimbang.
Cross talk antara urat
(pair) kabel diukur dan tidak
576
CATATAN
577
CATATAN
578
BAB IX
PROTEKSI SISTEM PENYALURAN
listrik sekunder)
Proteksi terdiri dari
579
bekerjanya relai, peralatan Secara garis besar bagian
peralatan bantu.
580
Masing-masing elemen/bagian Pada bagian ini besaran
dipergunakan.
581
Relai
CT
Saklar
Rangkaian Trip
582
memberikan isyarat untuk Apabila besaran tersebut
583
bagian jaringan yang terganggu arus gangguan dapat
584
9.2 Syarat-Syarat Relai di daerah pengamanannya dan
585
yang terputus menjadi lebih 9.2.4 Andal
586
9.2.5 Ekonomis atau kalau gangguan itu
587
lama, sehingga panas yang Kegagalan atau kelambatan
588
– Kegagalan PMT dalam 9.4 Gangguan Pada Sistem
ada kerusakan.
Gangguan pada jaringan
sistem.
– Trafo arus terlalu jenuh.
589
9.4.1 Gangguan Sistem manual atau otomatis dengan
590
seperti ini disebut gangguan • kerusakan komponen relai,
591
9.5 Proteksi Penghantar transmisi (gardu induk dan
592
Dalam usaha untuk Blok diagram sistem proteksi
dihindarkan.
593
Sistem proteksi jaringan Proteksi Cadangan sebagai
• PUTT remote
• POTT
• Blocking
9.6 Sistem Proteksi SUTET
b) Differential Relai
Pada dasarnya, hanya ada
• Pilot
satu pola pengaman SUTET yang
• Current
dipakai pada sistem transmisi
• Phase
500 kV di pulau Jawa, yaitu suatu
c) Directional Comparison pola yang menggunakan dua
Relai Line Protection (LP) berupa
• Impedance Distance Relai (Z) + Tele
• Current Proteksi (TP) yang identik,
• Super imposed
594
disebut LP(a) dan LP(b). Pada Distance Relai tanpa Tele
595
Tabel 9.1 Pola Standar
Pola DC Z Z + DEF + TP Z
non standar I
Pola PC Z Z + TP Z
non standar II
596
9.7 Media Telekomunikasi 9.8 Relai Jarak (Distance Relai)
phase comparison, dan relai cur- proteksi bekerja selalu cepat dan
differential.
597
Gambar .9.5 Daerah pengamanan relai jarak
598
Relai jarak akan bekerja • Bila harga impedansi
599
Gambar 9.6 Block diagram relai jarak
600
1. Peralatan tegangan tinggi 4. Panel PLC
• PMT send)
• CT reciept)
2. Marshalling Kios
9.8.2 Pengukuran impedansi
• MCB PT
gangguan oleh relai
• MCB sumber AC/DC
jarak
• Terminal rangkaian arus
Menurut jenis gangguan
(CT) dan tegangan (PT).
pada sistem tenaga listrik,
• Terminal limit switch PMT
terdiri dari gangguan hubung
dan PMS
singkat tiga fasa, dua fasa, dua
• Terminal rangkaian trip
fasa ke tanah, dan satu fasa ke
dan reclose
tanah. Relai jarak sebagai
3. Panel Relai
pengaman utama harus dapat
• MCB AC dan DC
mendeteksi semua jenis
• Relai Jarak
gangguan dan kemudian
• Relai Lock Out
memisahkan sistem yang
• Aux. Relai
601
terganggu dengan sistem yang Dimana:
VR
ZR = I
R
602
pengukuran impedansi untuk Sehingga,
Vrelai = VS – VT
Irelai = IS – IT
R–S VR – Vs IR – Is
S–T VS – VT IS – IT
T–R VT – VR IR – IT
603
9.8.5. Gangguan hubung sedangkan arus fasa terganggu
Arus netral : In = IR + IS + IT
1 Z
Kompensasi urutan nol: K0 = 3 (Z0 – 1 )
Z2
604
Tabel 9.3 Tegangan dan arus masukan relai untuk gangguan hubung singkat
R–N VR IR + K0 In
S–N VST IS + K0 In
T–N VT IS + K0 In
605
9.9.1 Karakteristik impedansi • Mempunyai keterbatasan
ditambahkan relai
directional.
606
9.9.2. Karakteristik Mho • Mempunyai keterbatasan
geser.
607
9.9.3 Karakteristik Reaktance SUTT perlu ditambah relai
Ciri-cirinya: directional.
mengantisipasi gangguan
608
9.9.4 Karakteristik Quadrilateral • Dengan seting jangkauan
609
9.10 Pola Proteksi 9.10.1 Pola Dasar
Agar gangguan sepanjang Ciri-ciri Pola dasar:
SUTT dapat ditripkan dengan • Tidak ada fasilitas sinyal
seketika pada kedua sisi ujung PLC
saluran, maka relai jarak perlu • Untuk lokasi gangguan
dilengkapi fasilitas teleproteksi. antara 80 – 100% relai akan
bekerja zone-2 yang
waktunya lebih lambat
(tertunda).
Keterangan:
Z2 = Timer zone 2
T23 = Timer zone 3
610
9.10.2 Pola PUTT relai jarak zone-2 bekerja
(Permissive disertai dengan menerima
Underreach Transfer sinyal (carrier receipt).
Trip) • Bila terjadi kegagalan sinyal
Keterangan:
CS = sinyal kirim
CR = sinyal terima
Z2 = trip zone 2
TZ2 = waktu trip zone 2
611
9.10.3 Permissive Overreach relai jarak zone-2 bekerja
Transfer Trip (POTT) disertai dengan menerima
Prinsip Kerja dari pola POTT: sinyal (carrier receipt).
Keterangan:
CR = sinyal terima
tZ2 = waktu trip zone-2
612
9.10.4 Pola Blocking disertai dengan tidak ada
(Blocking Scheme) penerimaan sinyal block
(carrier receipt).
Prinsip kerja dari pola
Blocking: • Bila terjadi kegagalan sinyal
PLC maka relai jarak akan
• Pengiriman sinyal block
mengalami mala kerja.
(carrier send) oleh relai
• Membutuhkan sinyal PLC
jarak zone-3 reverse.
cukup half duplex.
• Trip seketika oleh • Relai jarak yang dibutuhkan
teleproteksi akan terjadi bila merek dan tipenya sejenis.
relai jarak zone-2 bekerja
613
9.10.5 Penyetelan Daerah Jangkauan pada Relai Jarak
selektivitas pengamanan,
yaitu dengan mengatur hubungan
614
9.10.6. Penyetelan Zone-1 ZL1 = Impedansi saluran berikutnya
Waktu kerja relai seketika, (t1= 0) Zone-3min = 1,2 (ZL1 + 0,8 · ZL2)
615
Waktu kerja relai t3= 1,2 sampai 2. Menentukan jenis gangguan
dengan 1,6 detik. dan memilih fasa yang
terganggu.
9.10.9 Peyetelan Zone-3 Re-
Prinsip penyetelan starting
verse
dibagi 2, yaitu:
Fungsi penyetelan zone-3 re-
1. Starting arus lebih :
verse adalah digunakan pada
I fasa-fasa = 1.2 CCC atau ct
saat pemilihan teleproteksi pola
I fasa-netral = 0.1. CCC
blocking. Dasar peyetelan
atau ct
zone-3 reverse ada dua jenis
2. Starting impedansi:
• Bila Z3 rev memberi sinyal trip.
Zsmin = 1,25 × Zone-3 Zsmax
Zone-3 rev = 1.5 Z2 – ZL1 = 0.5 x kV/(CCC
• Bila Z3 rev tidak memberi atau Ct × √3)
616
• Untuk system 150 dan 500 kV: arah gangguan, jika kedua relai
Rb = 8 × Zone-1 × k0 × 2 pada penghantar merasakan
gangguan di depannya maka relai
617
9.11 Current Differential • Relai sejenis pada setiap ujung
Relai saluran.
618
9.11.1 Pilot Relai
619
yang masuk dengan arus Untuk gangguan di depan:
yang keluar daerah pengaman. ∆Vr ∠–ø rep dan ∆ir mempunyai
Prinsip kerja diperlihatkan pada polaritas yang berlawanan
Gambar 9.21, di mana pada sedangkan untuk gangguan di
saat gangguan internal output belakang: ∆Vr ∠–ø rep dan ∆ir
dari comparator memberikan mempunyai polaritas yang sama
nilai 1. arah ditentukan dari persamaan:
620
9. 21 Gelombang sudut fasa pada Phase Comparison Relai
621
Gambar 9. 22 Prinsip pengukuran superimposed tegangan dan arus
622
9.11.4 Relai tanah selektif (se- dirasakan 67G penghantar 1 > 67G
lection ground Relai) penghantar 2. Apabila salah satu
pada gambar. Jika ada gangguan relai 50G umumnya < setting waktu
623
Relai arah hubung tanah a. Sistem proteksi cadangan
memerlukan operating signal lokal (local back up
dan polarising signal. Operating protection system).
signal diperoleh dari arus Proteksi cadangan lokal
residual melalui rangkaian trafo adalah proteksi yang dicadangkan
arus penghantar (Iop = 3Io) bekerja bilamana proteksi utama
sedangkan polarising signal yang sama gagal bekerja.
diperoleh dari tegangan Contohnya : penggunaan OCR
residual. Tegangan residual atau GFR.
dapat diperoleh dari rangkaian
b. Sistem proteksi cadangan
sekunder open delta trafo
jauh (remote back up
tegangan seperti pada Gambar
protection system)
9.25.
Proteksi cadangan jauh
VRES = VAG + VBG + VCG = 3Vo adalah proteksi yang
dicadangkan bekerja bilamana
proteksi utama di tempat lain
624
cadangan lokal. Hal ini berarti tenaga (circuit breaker) dan
bahwa kemungkinan sekali waktu kirim sinyal teleproteksi.
bahwa proteksi cadangan dari jauh Fault clearing time menurut SPLN
akan bekerja lebih efektif dari 52-1 1984 untuk sistem 150 kV
proteksi cadangan lokal. sebesar 120 ms dan untuk sistem
70 kV sebesar 150 ms.
Dengan penjelasan di atas
berarti bahwa waktu Besaran fault clearing time
penundaan bagi proteksi berhubungan dengan mutu
cadangan lokal cukup lama tenaga listrik di sisi konsumen,
sehingga mungkin sekali batasan Kedip menurut SE
mengorbankan kemantapan Direksi PT PLN (PERSERO)
sistem demi keselamatan No. 12.E/012/DIR/2000 adalah
peralatan. Dengan demikian 140 ms untuk bekerjanya
berarti pula bahwa proteksi proteksi utama sistem 150 kV
cadangan lokal hanya sekedar dan 170 ms untuk bekerjanya
proteksi cadangan terakhir proteksi utama di sistem 70 kV,
demi keselamatan peralatan. sedangkan untuk proteksi
cadangan maksimum sebesar
500 ms.
9.11.7 Operating time dan fault
clearing time Fault clearing time proteksi
Kecepatan pemutusan cadangan sebesar 500 ms
gangguan (fault clearing time) dapat dicapai dengan
terdiri dari kecepatan kerja memanfaatkan proteksi
(operating time) Relai, cadangan zone 2 distance
kecepatan buka pemutus Relai dari GI remote. Dari
625
kedua hal di atas maka untuk dan reach setting 80% sebesar
PLN UBS P3B fault clearing ≤ 50 ms.
time di sistem 150 kV adalah
120 ms untuk bekerja proteksi
9.11.8 Relai Proteksi Busbar
utama dan 500 ms untuk
Sebagai proteksi utama
bekerja proteksi cadangan,
Busbar adalah relai differensial,
sedangkan di sistem 70 kV
yang berfungsi mengamankan
adalah 150 ms untuk bekerja
pada busbar tersebut terhadap
proteksi utama dan 500 ms
gangguan yang terjadi di
untuk bekerja proteksi
busbar itu sendiri.
cadangan.
Konfigurasi Busbar ada 3
Untuk memenuhi fault
macam:
clearing time di atas maka
1. Busbar tunggal (Single
perlu ditetapkan batasan
Busbar).
operating time dari relai
itu sendiri. Dengan mem- 2. Busbar ganda (Double
pertimbangkan waktu Busbar).
kerja pmt dan waktu yang 3. Busbar 1,5 PMT.
diperlukan teleproteksi maka
operating time relai proteksi Gangguan pada busbar relatif
626
besar dibandingkan pada 1. Waktu pemutusan yang cepat
gangguan penghantar, (pada basic time).
terutama jika pasokan yang
2. Bekerja untuk gangguan di
terhubung ke pembangkit
daerah proteksinya.
tersebut cukup besar.
3. Tidak bekerja untuk gangguan
Dampak yang dapat
di luar daerah proteksinya.
ditimbulkan oleh gangguan di
bus jika gangguan tidak segera 4. Selektif, hanya mentripkan
diputuskan antara lain: PMT-PMT yang terhubung ke
seksi yang terganggu.
a. kerusakan instalasi,
627
Gambar 9.25 Wiring diagram sistem proteksi untuk konfigurasi double busbar
mencegah kerusakan
transformator sebagai akibat 9.12.1 Tujuan pemasangan
628
peralatan/sistem sehingga dihindari atau dibatasi se-
kerugian akibat gangguan minimum mungkin dan bagian
dapat dihindari atau dikurangi sistem lainnya tetap dapat
menjadi sekecil mungkin beroperasi.
dengan cara:
4. Memberikan pengamanan
1. Mencegah kerusakan cadangan bagi instalasi
transformator akibat adanya lainnya.
gangguan/ketidak normalan
5. Memberikan pelayanan
yang terjadi pada
keandalan dan mutu listrik yang
transformator atau
terbaik kepada konsumen.
gangguan pada bay
transformator. 6. Mengamankan manusia
terhadap bahaya yang
2. Mendeteksi adanya
ditimbulkan oleh listrik.
gangguan atau keadaan
abnormal lainnya yang
9.12.2 Gangguan pada trafo
dapat membahayakan
tenaga
peralatan atau sistem.
Gangguan pada
3. Melepaskan (memisahkan) transformator daya tidak dapat
bagian sistem yang kita hindari, namun akibat dari
terganggu atau yang gangguan tersebut harus
mengalami keadaan diupayakan seminimal
abnormal lainnya secepat mungkin dampaknya.
mungkin sehingga
Ada dua jenis penyebab
kerusakan instalasi yang
gangguan pada transformator,
terganggu atau yang dilalui
arus gangguan dapat
629
yaitu gangguan eksternal dan – gangguan tap changer
gangguan internal. kerusakan bushing,
630
penyalaan bunga api yang e. Pentanahan melalui reaktor
berulang-ulang (restrike yang impedansinya dapat
ground fault). berubah-ubah (resonant
gangguan.
9.12.5 Jenis proteksi trafo
• Relai Bucholz
• Relai Jansen
631
• Relai tekanan lebih • Lightning arrester
632
9.13. Relai Arus Lebih (Over 9.13.1 Relai gangguan
Current Relay) tanah terbatas
633
pengaman transformator rangkaian Open-Delta, tetapi
tenaga dan berfungsi untuk tidak menutup kemungkinan
mengamankan peralatan listrik ada yang menggunakan
akibat adanya gangguan koneksi langsung 3 Phasa.
phasa-phasa maupun phasa Untuk membedakan arah
ke tanah. tersebut maka salah satu
phasa dari arus harus
Relai ini mempunyai 2 buah
dibandingakan dengan
parameter ukur yaitu tegangan
Tegangan pada phasa yang
dan arus yang masuk ke dalam
lain.
relai untuk membedakan arah
arus ke depan atau arah arus • Relai connections
Sumber tegangan PT
umumnya menggunakan
634
Gambar 9.28 Diagram phasor Torsi
635
9.14 Proteksi Penyulang 20 KV 9.14.3 Relai hubung tanah
636
9.14.5 Relai frekwensi kurang DFR akan bekerja secara
(under freqwency relay) real time untuk memonitor
melepas SUTM atau SKTM bila terkait lainnya pada saat terjadi
637
• Mengetahui unjuk kerja • Time Synchronizing (GPS).
sistem proteksi terpasang. • Master Station.
• Melihat harmonik dari sistem • Monitoring Frekuensi.
tenaga Listrik.
• DC Monitoring
• Melihat apakah CT normal/
tidak (jenuh). Bagian dari DFR (Distur-
• Memastikan bahwa PMT bance Fault Recorder):
bekerja dengan baik. DAU (Data Acquisition Unit), AC/
DC Power Supply
• Dokumentasi Pengembangan
Communication Channel, Sistem
DFR
Alarm.
638
Mencetak/print out ulang menggunakan tombol panah
Record gangguan yang pernah ke atas/ke bawah.
direkam:
• Apabila nomor record yang
• DFR II harus dalam kondisi akan dicetak sudah
Manual Mode. diperagakan, maka
kita cukup menekan tombol
• Tekan tombol Record Select
Enter.
display akan tampil Record
Select.
Mencetak Setup Parameter
• Tekan kunci panah ke bawah,
display tampil: • DFR II harus dalam kondisi
639
9.16 Basic Operation yang menyala, maka lihat
Switch on: Menyalakan DFR petunjuk bagian trouble
JJ : MM : SS REC . . . . Catatan:
640
yang menyala, berarti ada Dari kondisi Automatic kita
gangguan di dalam DFR, dapat merubah ke kondisi
contoh lampu Off Line, artinya manual dengan cara:
DFR dalam keadaan tidak siap
Tekan tombol Manual,
merkam. Lihat bagian Trouble
pada display akan tampil
Shooting.
Manual Mode. Berarti kita
sudah ada pada posisi Manual
operation
641
peragaan, tekan tombol panah ke diikuti dengan perubahan
bawah atau cancel. status input digital.
642
kesinambungan pelayanan/ tidak tepat dapat menimbulkan
suplai energi listrik tetap terjaga kerusakan pada peralatan,
serta batas stabilitas tetap sehingga dapat menimbulkan
terpelihara maka PMT dicoba dampak pemadaman meluas
masuk kembali sesaat setelah serta waktu pemulihan yang
kejadian trip diatas. Dengan lebih lama.
memasukan kembali PMT ini
diharapkan dampak gangguan
9.17.1 Kaidah penyetelan A/R
yang bersifat temporer tersebut
penentuan dead time
dapat dikurangi. Untuk
mengurangi dampak gangguan Penentuan dead time harus
643
b. Karakteristik PMT • Waktu de-ionisasi udara
66 0,1
110 0,15
132 0,17
220 0,28
275 0,3
400 0,5
644
• Operating time PMT proteksi, namun untuk basic
(0.05 - 0.1 detik). time (instanteneous)
645
mekanik PMT, dan waktu 2) Seting berbeda untuk
pemadaman busur api kedua sisi
+ waktu deionisasi udara.
– Untuk sumber di kedua
– Tipikal set 0,5 – 1 detik. sisi maka sisi dengan
fault level rendah reclose
terlebih dahulu baru
2) Reclaim time
kemudian sisi lawannya.
– Memberi kesempatan
PMT untuk kesiapan – Untuk sumber di satu sisi
646
yang dipilih TPAR a. PMT dibuka secara manual
(inisiate gangguan atau beberapa saat setelah
1 fasa) dengan setting PMT ditutup secara manual.
dead time lebih lama.
b. PMT trip oleh Circuit Breaker
– SUTT yang hanya satu Failure (CBF) atau Direct
sisi tersambung ke Transfer Trip (DTT).
pembangkit maka pola
c. PMT trip oleh pengaman
yang dipilih TPAR
cadangan (Z2, Z3, OCR/GFR).
dengan pola S/C di sisi
pembangkit disetting d. PMT trip oleh Switch On To
DL/DB out. Fault (SOTF).
647
Auto Recloser tidak boleh h. Faktor yang mempengaruhi
dioperasikan pada: pola
648
b. Jaringan radial sirkit ganda. i. Pengoperasian high
speed auto recloser
c. Jaringan looping sirkit tunggal.
649
membahayakan turbin dan Penerapan A/R cepat 3
generator. (tiga) fasa Dapat diterapkan
pada konfigurasi atau sistem
d. Operasi high speed A/R 3
berikut.
(tiga) fasa khususnya pada
sistem 500 KV (SUTET) • SUTT jaringan radial sirkit
tidak boleh diterapkan bila tunggal atau ganda.
hasil studi menunjukan
• SUTT jaringan looping sirkit
bahwa high speed reclosing
tunggal atau ganda.
akan dapat menimbulkan
tegangan lebih transien • Pengoperasian high speed
650
A/R 3 (tiga) fasa harus memberikan manfaat yang
didahului dengan keyakinan besar dengan resiko yang
(berupa hasil studi) bahwa kecil.
pengoperasian A/R akan
651
CATATAN
652
CATATAN
653
CATATAN
654
BAB X
PEMELIHARAAN SUTT/SUTET BEBAS TEGANGAN
(antar-GI). – Mempertahankan
time).
655
– Mengurangi kerugian secara peralatan (condition base
ekonomis. maintenance/CBM)
– Memberi keyakinan
– Pemeliharaan yang
berdasar kondisi/karakter
656
10.2.2 Pemeriksaan rutin 10.2.2.1 Ground patrol
pengembangan. ROW)
– Penggantian.
657
terhadap tower berikut Melalui pemeriksaan ini
tower
10.2.3 Pemeriksaan
– Ground wire sekitar tower
sistematis
– Klem pemegang kawat dan
Pemeriksaan sistematis
asesorisnya
adalah pekerjaan pengujian yang
– Isolator dan asesorisnya
dimaksudkan untuk menemu-
– Benda asing yang terdapat
kan kerusakan atau gejala
pada tower, isolator, dan
kerusakan yang tidak dapat
kawat
ditemukan atau diketahui pada
658
disusun saran-saran perbaikan- Beberapa hal yang
659
penggalian liar, pencurian 10.2.5 Pemeliharaan darurat
660
satu solusinya ialah memasang Contoh yang dapat dilakukan
661
daerah pegunungan atau f. Pembersihan kawat dari
g. Ground patrol.
bengkok-bengkok akibat
662
tanah sekeliling pondasi t. Penggantian tension clamp
longsor. konduktor.
(diluar ROW).
karena pencurian.
663
10.3 Prosedur 4. Mempersiapkan: SDM,
organisasi kerja.
1. Adanya laporan dari petugas
diperlukan.
664
10.3.1 Peralatan yang dipelihara
Peralatan yang dipelihara pada saluran udara tegangan tinggi dan saluran
udara tegangan ekstra tinggi seperti Tabel 10.1 berikut ini.
Tabel 10.1 Peralatan yang Dipelihara pada Saluran Udara Tegangan Tinggi dan
I Ruang Bebas/Lingkungan
665
I Ruang Bebas/Lingkungan
8 Kegiatan layang-layang
II Tiang/Menara/Tower
1 Konstruksi tiang
3 Tangga/baut panjat
666
II Ruang Bebas/Lingkungan
11 Kawat grounding
III Isolator
1 Piringan isolator
5 Suspension clamp
6 Tension clamp
7 Ikatan isolator
8 Armour rod
667
IV Ruang Bebas/Lingkungan
1 Pondasi/chimney
2 Kaki tiang/stub
7 Talud pengaman
V Kawat Penghantar
1 Kawat fasa
668
V Ruang Bebas/Lingkungan
3 Spacer
5 Repair sleeve
6 Jumper wire
7 Sagging
8 Armour rod
1 Kawat petir
669
No. Ruang Bebas/Lingkungan
4 Repair sleeve
5 Tension clamp
6 Suspension clamp
7 Jumper wire
8 Sagging
9 Armour rod
670
Tabel 10.2 Jenis-Jenis Kelainan pada Saluran Udara Tegangan Tinggi dan
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
1 Amblas
2 Andongan rendah
3 Bahaya I
4 Bahaya II
5 Bahaya III
6 Bengkok
7 Benda asing
8 Cat pudar
9 Dekat jalan
10 Erosi
11 Hilang
12 Karatan
671
No. Jenis Kelainan
13 Kendor
14 Kotor
15 Kritis
16 Longsor
17 Mekar/rantas
18 Melorod
19 Miring
20 Pecah/retak
21 Putus
22 Rusak
23 Semak belukar
24 Tertimbun
672
No. Jenis Kelainan
25 Tergenang
26 Tidak seimbang
1 Ditinggikan chimneynya
2 Dinaikkan kawatnya
3 Dibongkar
4 Ditebang/dipangkas
5 Diluruskan
6 Dibersihkan
673
No. Jenis Penanggulangan
7 Digalvanis/dicat ulang
8 Ditanggul
9 Diganti
10 Dikencangkan
11 Dibabat
12 Dipasang patok
13 Dinormalkan
14 Diarmor rod/dipress
15 Disambung
17 Diperbaiki
18 Diperiksa
19 Diseimbangkan
674
10.3.1.3 Contoh abnormality peralatan
675
2. Kerusakan pada menara
676
3. Kerusakan pada isolator gantung
677
4. Kerusakan pada kawat pentanahan
Kerusakan pada kawat pentanahan dapat dilihat pada Gambar 10.4.
678
10.3.2 Peralatan kerja – Tambang
– Karpet – Klinometer
679
– Infrared thermovision 10.3.2.2. Peralatan K3
– Tandu
– Jas hujan
– Lampu penerangan
680
1. TOPI PENGAMAN
2. KACAMATA
ULTRAVIOLET (UV)
3. PAKAIAN KERJA
(WERK PACK)
4. LANYARD
5. SABUK PENGAMAN
6. SARUNG TANGAN
7. SEPATU PANJAT
681
10.3.2.3 Meterial 10.3.3 Petunjuk
pemeliharaan pemeliharaan
9. Minyak WD4
3. Setiap beban yang akan
682
4. Setiap petugas wajib Instruksi kerja peralatan transmisi
peralatan transmisi
10.3.4 Pelaporan pekerjan pe-
Pemeliharaan peralatan meliharan
transmisi wajib mengikuti
Pekerjaan pemeliharaan yang
prosedur kerjanya atau
telah diselesaikan harus dilaporkan
instruksi kerja, agar tercapai
ke pemberi tugas yang memuat:
satu kesepakatan untuk
– Proses persiapan
meyelesaikan pekerjaan secara
– Tanggal, hari, jam pelaksanaan
runtut/bertahap, tertib, lancar,
– Personel yang terlibat
dan aman.
683
– Organisasi kerjanya – Kesimpulan
684
CATATAN
685
CATATAN
686
LAMPIRAN A
DAFTAR PUSTAKA
687
688
LAMPIRAN B
1 T tera = 1012
2 G giga = 109
3 M mega = 106
4 K kilo = 103
5 m mili = 103
6 µ mikro = 106
7 n nano = 109
8 p piko = 1012
689
Contoh Penggunaan Awalan Pada Satuan SI
No. Lambang Keterangan
690
b. Lambang Gambar untuk Diagram
Lambang Gambar untuk Diagram Saluran Arus Kuat
No. Lambang Keterangan
691
No. Lambang Keterangan
692
No. Lambang Keterangan
13 Penghantar fleksibel.
17 a) Percabangan penghantar.
b) Dua percabangan penghantar.
(a) (b)
20 Saluran udara.
693
No. Lambang Keterangan
26 Sadap sistem
694
No. Lambang Keterangan
(b)
(b)
3 3
33 Kotak sambung cabang tiga.
3
3
34 Kotak sambung cabang empat.
3 3
35 Penghantar netral
36 Penghantar pengaman
695
No. Lambang Keterangan
696
c. Lambang Gambar untuk Diagram Instalasi Pusat dan Gardu Listrik
(a) (b)
(a) (b)
(a) (b)
697
No. Lambang Keterangan
(a) (b)
7 Pemisah
DS (Disconnecting Switch)
(a) (b)
8 Pemutus daya
LBS (Load Break Switch)
10 a) Pengaman lebur
b) Sakelar pemisah dengan pengaman
lebur
(a) (b)
698
No. Lambang Keterangan
12 Kotak kontak
13 Tusuk Kontak
14 Kontak tusuk
16 a) Klakson
b) Sirene
c) Peluit yang bekerja secara listrik
17 Bel
18 Pendengung
21 Bumi; pembumian
699
No. Lambang Keterangan
700
d. Lambang Gambar untuk Diagram Instalasi Bangunan
No. Lambang Keterangan
701
No. Lambang Keterangan
▼
1) pernyataan ”ke atas” dan ”ke
bawah” hanya berlaku jika
▼ gambar dibaca dalam posisi
yang benar
a) b) 2) Panah pada garis miring
menyatakan arah aliran daya
3) Pengawatan berpangkal pada
lingkaran atau titik hitam
702
No. Lambang Keterangan
a) b)
17 a) Lampu darurat
a) b) Armatur penerangan darurat
b)
3 × 40 W
703
No. Lambang Keterangan
20 Lampu sorot
▼▼
21 Lampu sebar
▼ ▼
23 Peranti listrik
Catatan: Jika perlu untuk lebih jelas
dapat diberikan nama
27 Kunci listrik
28 Instrumen interkom
▼
704
No. Lambang Keterangan
a) b) c)
a) b)
a) b)
35 a) Sakelar kelompok
b) Fungsi dari sakelar
a) b)
705
No. Lambang Keterangan
a) b)
37 a) Sakelar Silang
------
38 Sakelar dim
39 Tombol tekan
43 Sakelar waktu
––
706
No. Lambang Keterangan
45 Kotak kontak
e. Nomenklatur Kabel
Code Lambang Contoh
A Selubung atau lapisan perlindungan luar
bahan serat (misalnya goni/jute) NKRA, NAKBA
AA Selubung atau lapisan perlindungan luar
dua lapis dari bahan serat (jute) NAHKZAA,NKZAA
707
Code Lambang Contoh
708
Code Lambang Contoh
709
Code Lambang Contoh
710
3
28
Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah
dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008 tentang
Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk
digunakan dalam Proses Pembelajaran.
22,946.00