Anda di halaman 1dari 30

Praktikum Meknika Getaran Dasar

Laboratorium Desain

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan mesin pada zaman sekarang sudah maju dan sangat banyak
aplikasinya dalam berbagai bidang khususnya bidang industri dan otomotif.
Banyak sekali kontruksi permesinan yang penerapan komponen –komponen
yang berputar dan dapat menyebabkan momen-momen di sekitar batang
poros. Dan poros pun memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini
sehingga gaya-gaya yang bekerja pada poros harus dianalisa, karena poros
berfungsi juga sebagai media penambah gaya yang menghasilkan
usaha(kerja).
Suatu poros yang berputar pada kenyataanya tidak berada pada kenyataan
dalam kondisi yang lurus atau simetris, melainkan berputar dengan posisi yang
melengkung. Pada putaran yang tertentu lengkungan poros akan mencapai
harga maksimum. Putaran yang menyebabkan lengkungan poros mencapai
harga maksimum tersebut dinamakan dengan putaran kritis dinamakan juga
dengan efek whirling shaft. Sehingga kita perlu memahami dan mengerti apa
saja yang mempengaruhi tentang putaran kritis tersebut dan dapat
diminimalisir.

1.2 Tujuan Percobaan


1) Untuk mengamati efek whirling dari poros panjang langsing yang berputar
didukung oleh bantalan pada kedua ujungnya.
2) Mengetahui hubungan antara parameter-parameter seperti panjang
bentangan poros, beban dan letak beban terhadap titik pusat berat poros.

1.3 Rumusan Masalah


Batasan masalah dalam praktikum ini adalah:
1) Bagaimana efek whirling dari poros panjang langsing yang berputar
didukung oleh bantalan pada kedua ujungnya.
2) Bagaimana hubungan antara parameter-parameter seperti panjang
bentangan poros, beban dan letak beban terhadap titik pusat berat poros.

1
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

1.4 Batasan Masalah


1) Pengamatan pada praktikum dibatasi hanya dibatasi pada masalah getaran
yang berpengaruh pada putaran kritis.
2) Pengamatan dilakukan pada poros panjang langsing yang lurus dengan
diameter tertentu serta memiliki struktur yang merata.
3) Praktikum dilakukan pada poros yang ditumpu dengan dua bantalan
dengan penambahan beban.
4) Setiap kali pengambilan data poros diasumsikan berputar secara konstan.
5) Poros dianggap lurus dan tidak ada defleksi mula.

BAB II

DASAR TEORI

II.1 Definisi Putaran Kritis

2
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

Apabila pada suatu poros yang didukung diantara dua bantalan dipasang disk
maka poros tersebut akan mengalami defleksi statis. Defleksi tersebut disebabkan
oleh berat disk (jika massa poros diabaikan). defleksi akan bertambah besar akibat
gaya sentrifugal pada saat poros berputar.

putaran poros adalah putaran yang mengakibatkan terjadinya defleksi


maksimum pada poros. Hal ini mengakibatkan poros berputar sambil bergetar
dengan amplitudo besar. Gejala ini disebut whirling shaft. Terjadinya whirling
shaft pada permesinan dapat mengakibatkan:

 Timbulnya getaran yang berlebihan, getaran ini kemudian diinduksikan ke


komponen mesin lainya dan sekelilingnya.
 Kerusakan mekanik. Hal ini disebabkan oleh:
- Tegangan bending yang besar pada poros.
- Gesekan antara poros dan rumah.
- Beban yang diterima bearing menjdai berlebih.
 Pada akhirnya, semua hal diatas akan memperpendek umur (komponen) mesin.

Untuk menguraikan terjadinya gejala whirling shaft, berikut ini kita akan
menganalisa suatu model poros dengan panjang L yang disk dengan berat M
kemudian poros tersebut diputar dengan kecepatan ω. Poros tersebut ditumpu oleh
bantalan A dan B.

A B

kr h
r 
M y
e
G

M.(r + e).2

Gambar 2.1 Diagram benda bebas pada poros berputar

3
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

Dimana :

- M = massa disk
- G = Pusat berat disk
- ω = Kecepatan sudut poros
- k = konstanta pegas poros
- e = jarak dari pusat berat sampai pusat poros
- r = jarak dari pusat poros sampai pusat putaran

Poros akan melentur kalau diputar. untuk kecepatan sudut tertentu akan terjadi
kesetimbangan antara inersia yang timbul dengan gaya pegas dari poros.

Bila ωn adalah frekuensi natural disk, maka nilai ωn ditentukan dengan persamaan

sebagai berikut ωn = sehingga persamaan di atas menjadi:

Dari persamaan di atas, maka :


 Untuk ω << ωn maka ω/ ωn ≈ 0, atau r ≈ 0. Ini berarti poros tidak melengkung.

4
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

 Untuk ω > ωn, maka ω/ ωn > 1, dan r/e = negatif, Ini berarti pusat poros dan
pusat disk berada pada pihak yang berlawanan terhadap sumbu putar.
 Untuk ω >> ωn, maka harga ω/ ωn besar sekali dan r/e = -1 atau r = -e. Ini
berarti bahwa pusat berat disk hampir berada pada sumbu putar, atau dengan
kata lain sumbu putar hampir tudak melengkung.
 Untuk ω= ωn maka ω/ ωn= 1, dan r/e = ∞. Ini menunjukan bahwa harga r besar
sekali dan poros bergetar keras sekali. Gejala ini disebut whirling shaft.
Whirling shaft terjadi apabila frekuensi putaran poros sama dengan frekuensi
natural disk. Bila ωc adalah putaran kritis poros, maka whirling shaft terjadi
bila :

ωc = ωn =

II.2 Disk Dipasang Ditengah Poros


II.2.1 Berat Poros Diabaikan,Disk Dipasang Ditengah Poros

A L/2 L/2 B

y
Gambar 2.2 Disk dipasang ditengah poros
M
Misal :
M : massa disk
h : defleksi statis
y : defleksi karena gaya sentrifugal
Total defleksi yang terjadi pada sistem = h + y
Gaya sentrifugal = M. ω2 ( h + y ), dimana ω = kecepatan sudut. Apabila k adalah
kekakuan material poros, maka :

5
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

Dimana : merupakan kecepatan sudut sesuai dengan natural frekuensi.

Dengan mempertimbangkan harga diatas maka persamaan (1) menjadi :

Jika ω = ωc, maka y/h = ∞. Pada saat ini poros dalam keadaan whirling dan ω c
dinamakan kecepatan kritis poros. Putaran poros tiap detik adalah :

Kalau h = defleksi statis poros maka berlaku hubungan :


kh=Mg
Sehingga :

Dari mekanika teknik diperoleh rumus :

Dimana : E = Modulus elastisitas poros


I = Momen inersia penempang poros = π d4 / 64
Dari persamaan (3) diperoleh :

6
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

Untuk massa M an poros yang sama, harga Nc adalah konstan maka putaran kritis
poros adalah :

dimana :

II.2.2 Berat Poros Diperhitungkan, Disk Dipasang Ditengah Poros


Apabila berat poros diperhitungkan dengan massa disk M dipasang
ditengah-tengah, maka putaran kritis poros yang terjadi adalah :
Berdasarkan persamaan Dunkerley :

Dimana : ωn : kecepatan sudut sistem secara keseluruhan


ωs : kecepatan sudut natural poros tanpa disk tetapi berat poros
diperhitungkan
ωl : kecepatan sudut poros dengan disk dipasangi ditengah-tengah
Selanjutnya berdasarkan analisa sebelumnya :
1/ws2 = mgL3/98,454 EI
1/wi2 = mL3/48 EI
Maka didapatkan :

…………………………………(6)

7
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

Dari persamaan :

Sehingga :

Atau

Dimana :

M = massa disk yang dipasang ditengah-tengah poros


m = massa poros

II. 3 Disk Dipasang Tidak Ditengah Poros

a b

Dalam hal ini defleksi statis di titik yang dipasang disk pada poros adalah

Didapatkan harga frekuensi natural dari poros :

8
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

Untuk kondisi ini putaran poros menjadi :

atau

dimana :

II.4 Berat Poros Diperhitungkan Tanpa Disk

Dalam hal ini defleksi statis di tengah-tengah poros adalah :

Didapatkan harga frekuensi natural poros tersebut :

Apabila massa poros diperhitungkan tanpa massa M yang terpasang di tengah-


tengah poros, maka putaran kritis poros menjadi :
Nc = wn/2π

atau

9
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

dimana :

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Peralatan Percobaan


Peralatan yang digunakan:
1. Meja dengan panjang 1,8 meter. Meja tersebut sebagai tempat
diletakkannya peralatan percobaan.
2. Poros, dimana poros yang digunakan dalam percobaan ini ada beberapa
jenis, dengan panjang dan diameter tertentu. Panjang poros adalah 100 cm,
90 cm, 80 cm dengan diameter 6 mm.
3. Tachometer yang berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran poros.
4. Ring pengaman. Posisi ring pengaman dapat digeser posisinya, digunakan
untuk membatasi lenturan poros.
5. Disk dengan berat yang berbeda. Disk tersebut berfungsi sebagai beban
yang dipasang pada poros
6. Motor penggerak. Berfungsi untuk memutar poros.

III.2 Prosedur percobaan


 Percobaan 1

10
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

- Siapkan peralatan dengan sebuah disk dipasang ditengah-tengah, di antara


kedua bantalan.
- Pasang ring pengaman pada kedua sisi disk.
- Perbesar putaran poros, mengamati peralatan dengan teliti sampai terjadi
whirling, ini adalah putaran kritis yang pertama.
- Catat harga Nc, L, M dan diameter poros d. Lihat dari buku referensi harga E
untuk harga poros yang dipergunakan.
- Ulangi percobaan diatas dengan diameter poros yang sama tetapi dengan
panjang yang berbeda. Dilakukan masing – masing 5 kali pengamatan.
- Tentukan massa persatuan panjang dari poros (m).

L/ L/2
2
bantalan
bantalan Ring disk Ring
pengaman pengaman
Motor
poros

Meja

Percobaan I dengan posisi disk ditengah-


tengah poros
Tiga kali percobaan ( L = 100 cm, L = 90 cm, L = 80 cm) dengan lima
pengambilan data putaran kritis untuk tiap percobaan

Interpretasi :
Kemungkinan hubungan antara Nc dan L ditunjukkan oleh Nc = C.L n,
dimana C adalah suatu konstanta. Tentukan harga C dan n. Dengan mengabaikan
massa poros, nilai C secara teoritis ditentukan oleh persamaan:
EI 3
C  1,103 , dan n  
M 2

11
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

Bandingkan harga putaran kritis diatas dengan hasil perhitungan apabila massa
poros turut diperhitungkan.

 Percobaan 2
Ulangi prosedur percobaan 1 tetapi dengan panjang poros L tetap,
sedangkan posisi disk bervariasi terhadap kedua bantalan. Mencatat jarak a , b,
Nc, L, M kemudian melakukan pengamatan termasuk untuk jarak a = b = 0,5 L.

L = 100 cm
b a
bantalan
bantalan Ring disk Ring
pengaman pengaman
Motor
poros

Meja

Percobaan II dengan posisi disk bervariasi


Tiga kali percobaan ( a = 65 cm, a = 75 cm , a = 85 cm ) dengan lima
pengambilan data putaran kritis untuk tiap percobaan

Interpretasi :
Hitunglah untuk C dan n yang diperoleh secara teori.
Menurut teori harga C ditentukan oleh persamaan:
EI 1
C  0,276 2 2
dan n 
M .a .b 2

12
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

 Percobaan 3
Lakukan pengamatan, tetapi tanpa disk dan dengan panjang poros yang
berbeda – beda. Dilakukan pengamatan dengan 5 macam harga L. Menghitung
massa persatuan panjang dari poros.

bantalan
bantalan Ring Ring
poros
pengaman pengaman
Motor

Meja

Percobaan III, tanpa disk


Tiga kali percobaan ( L = 100 cm, L = 90 cm, L = 80 cm ) dengan lima
pengambilan data putaran kritis untuk tiap percobaan

Interpretasi:

Tentukan harga C dan n, bandingkan harga C dan n dari hasil pengamatan


dengan yang diperoleh secara teori . Menurut teori harga C ditentukan dengan

EI 3
persamaan: C  1,58 dan n  
m 2

13
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

III.3 Flowchart Percobaan


III.3.1 Percobaan 1

14
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

III.3.2 Flowchart Percobaan 2

15
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

III.3.3 Flowchart Percobaan 3

16
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

BAB IV
Analisa Data dan Pembahasan

IV.1 Data Percobaan


Terlampir

17
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

IV.2 Flowchart Perhitungan


IV.2.1 Flowchart Perhitungan Percobaan 1

18
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

IV.2.2 Flowchart Perhitungan Percobaan 2

19
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

20
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

IV.2.3 Flowchart Perhitungan Percobaan 3

IV.3 Contoh Perhitungan

21
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

IV.3.1 Contoh Perhitungan Percobaan 1

E = 2x1011N/m

I = πxd4/64 = 0.002943 m4

M= 0.0407 Kg

L = 1m

m= 0.2199 Kg

Tanpa massa:

Nct = 1.103√((2x1011 x0.002943)/(0.0407x13))x60

= 1169.82 rpm

Dengan massa poros:

Nct = 1.103√((2x1011 x0.002943)/((0.486x0.2199+0.0407)x13))x60

=614.35 rpm

IV.3.2 Contoh Perhitungan Pecobaan 2

E = 2x1011N/m

I = πxd4/64 = 0.002943 m4

M= 0.0407 Kg

22
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

L = 1m

m= 0.2199 Kg

a = 0.2m

b = 0.8m

Nct = 0.276√((2x1011 x0.002943x1)/((0.486x0.2199+0.0407)x0.22x0.82))x60

=960.90 rpm

IV.3.3 Contoh Perhitungan Percobaan 3

E = 2x1011N/m

I = πxd4/64 = 0.002943 m4

L = 1m

m= 0.00294 Kg

Nct = 1.58√((2x1011 x0.002943)/(0.00294x13))x60

= 721.006 rpm

IV.4 Analisa Grafik

23
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

IV.4.1 Analisa Grafik Percobaan 1

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Nc pada percobaan 1

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa semakin panjang poros , maka
putaran kritis akan semakin turun. Hal ini dikarenakan dengan bertambah
panjangnya poros, maka berat dari poros itupun akan semakin besar, sehingga
defleksi yang terjadi menjadi semakin besar. Poros yang diabaikan massanya, nilai
putaran kritisnya lebih besar terbukti dari gambar yang dilihat diatas(Nc teoritis)
yang berwarna merah.

Dari grafik yang terlihat diatas, nilai putaran kritis yang paling tinggi yaitu
putaran kritis teoritis yang diabaikan massanya(warna merah), putaran kritis
teoritis yang massanya diperhitungkan(warna hijau), dan yang terakhir putaran
kritis praktikum(warna biru). Apabila dibandingkan, grafik putaran kritis
praktikum yang terlihat lebih mendekati putaran kritis teoritis yang tidak
mengabaikan massanya.

Oleh karena itu untuk perhitungan putaran kritis yang lebih mendekati
kebenaran bisa disimpulkan bahwa massa diperhitungkan, karena apabila tidak
diperhitungkan, nilainya akan semakin tinggi. Hal ini disebutkan dalam rumusan
bahwa :

24
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

E.I
NC = 1,103
(0,486m  M ) L3

dimana dengan adanya penambahan “0,486m” akan memperkecil putaran kritis


hasil perhitungan.

Terjadi perbedaan yang anatara ketiga grafik tersebut dikarenakan bahwa :


adanya slip pada universal joint, slip pada poros dan belt, poros yang mengalami
defleksi mula, gesekan yang terjadi pada bearing dan yang terakhir yaitu
kesalahan dalam mendengarkan untuk menentukan putaran kritis pada saat
praktikum berlangsung, disebabkan karena perbedaan pendengaran setiap orang.

IV.4.2 Analisa Grafik Percobaan 2

Gambar 4.2 Grafik perbandingan Nc pada percobaan 2

Grafik yang terlihat diatas semakin panjang poros maka grafiknya semakin
turun dikarenakan apabila penempatan disk yang semakin dekat dengan bearing,
maka momennya akan semakin kecil sehingga mengakibatkan putaran kritis
menjadi semakin besar.

Hal ini terjadi karena adanya slip pada universal joint, slip pada poros dan
belt, poros yang mengalami defleksi mula, gesekan yang terjadi pada bearing dan

25
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

yang terakhir yaitu kesalahan paralaks dalam mendengarkan untuk menentukan


putaran kritis pada saat praktikum berlangsung, disebabkan karena perbedaan
pendengaran setiap orang.

IV.4.3 Analisa Grafik Percobaan 3

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nc pada percobaan 3

Grafik yang terlihat diatas semakin panjang poros maka grafiknya semakin
turun dikarenakan apabila semakin panjang poros, akan semakin besar pula massa
yang ada, sehingga memperbesar nilai defleksi dan putaran kritis akan semakin
turun. Grafik praktikum lebih tinggi dari grafik praktikum, dikarenaka
perhitungan pada putaran kritis teoritis banyak asumsi yang sigunakan
dibandingkan dengan praktikum, karena proses putaran kritis praktikum langsung
terlihat di alat. Perbandingan nilai putaran kritisnya cukup jauh dikarenakan
asumsi-asumsi yang dipakai cukup banyak.

Hal ini terjadi karena adanya slip pada universal joint, slip pada poros dan
belt, poros yang mengalami defleksi mula, gesekan yang terjadi pada bearing dan
yang terakhir yaitu kesalahan paralaks yaitu kesalahan dalam mendengarkan
untuk menentukan putaran kritis pada saat praktikum berlangsung, disebabkan
karena perbedaan pendengaran setiap orang.

IV.4.4 Analisa Grafik Perbandingan Percobaan 1 dan 3

26
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Nc praktikum percobaan 1 dan 3

Grafik ini mempunyai tren menurun, dikarenakan penggunaan poros yang


semakin panjang akan menurunkan putaran kritis dari poros tersebut. Untuk
perbandingan grafik praktikum, untuk grafik percobaan ke-3 lebih tinggi daripada
grafik perc. Pertama, dikarenakan grafik percobaan pertama diberikan beban mula
sebuah disk, sehingga mempunyai defleksi awal bahkan sebelum diputar,
sehingga nilai putaran kritisnya semakin kecil.

Hal ini terjadi karena adanya slip pada universal joint, slip pada poros dan belt,
poros yang mengalami defleksi mula, gesekan yang terjadi pada bearing dan yang
terakhir yaitu kesalahan dalam mendengarkan untuk menentukan putaran kritis
pada saat praktikum berlangsung, disebabkan karena perbedaan pendengaran
setiap orang.

27
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

Gambar 4.5 Grafik perbandingan Nc teori percobaan 1 dan 3

Grafik ini mempunyai tren menurun, dikarenakan penggunaan poros yang


semakin panjang akan menurunkan putaran kritis dari poros tersebut. Untuk
perbandingan grafikteori, untuk grafik percobaan ke-3 lebih tinggi daripada grafik
teori. Pertama, dikarenakan grafik percobaan pertama diberikan beban mula
sebuah disk, sehingga mempunyai defleksi awal bahkan sebelum diputar,
sehingga nilai putaran kritisnya semakin kecil. Tetapi apabila dibandingkan
dengan grafik praktikum perc1 dan perc3, nilai di grafik ini lebih besar, karena
sifatnya teoritis sehingga banyak asumsi yang ada didalam perhitungannya.

Hal ini terjadi karena adanya slip pada universal joint, slip pada poros dan
belt, poros yang mengalami defleksi mula, gesekan yang terjadi pada bearing dan
yang terakhir yaitu kesalahan dalam mendengarkan untuk menentukan putaran
kritis pada saat praktikum berlangsung, disebabkan karena perbedaan
pendengaran setiap orang.

28
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah

1. Semakin panjang poros yang digunakan maka semakin cepat terjadinya


efek Whirling Shaft. Sebaliknya, semakin pendek poros yang digunakan
maka semakin lama terjadinya efek Whirling Shaft.
2. Penambahan beban pada poros dan semakin dekatnya jarak pembebanan
dengan pusat titik berat poros maka efek Whirling Shaft semakin cepat
terjadi sebaliknya bila semakin jauh jarak pembebanan dengan pusat titik
berat poros maka efek Whirling Shaft semakin lama terjadi.
3. Perbandingan Nc Praktikum dan Nc Teori yang diperoleh adalah:
Percobaan 1
Nilai Nc Praktikum : 280.51 rpm
Nilai Nc Teori : 1169.94 rpm
Percobaan 2
Nilai Nc Praktikum : 313.38 rpm
Nilai Nc Teori : 960.9 rpm
Percobaan 3
Nilai Nc Praktikum : 674.28 rpm
Nilai Nc Teori : 720.9 rpm
V.2 Saran

Adapun saran unuk praktikum ini adalah:

1. Sebaiknya pada setiap poros diberi lubang untuk pengait antara poros
dengan universal joint agar pada waktu poros berputar tidak terjadi slip
yang berlebihan antara poros dengan universal joint.

29
Praktikum Meknika Getaran Dasar
Laboratorium Desain

Lampiran

30

Anda mungkin juga menyukai