Anda di halaman 1dari 158

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT
TAHUN 2004
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. i


DAFTAR TABEL …………………………………………………………………….. ii
DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………………….. iii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………... iv
DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………………………… v
INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ………………………………. vii
RINGKASAN ……………….……………………………………………………… 1
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT …………………………………… 3
I. LAPORAN REALISASI APBN …………………………………….…………..... 3
II. NERACA ……………………………………………………………………..... 5
III. LAPORAN ARUS KAS ………………………………………………………..... 7
IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ……………………………..…...... 9
A. PENDAHULUAN …………………………………………………............. 9
A.1. DASAR HUKUM ……………………………………………………. 9
A.2. KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO......... 9
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN …............. 11
A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI ……………………………………........... 13
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBN ………......... 19
B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBN ........................ 19
B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBN ...................... 21
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA ……………………………........ 34
C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM ......................................... 34
C.2. PENJELASAN PER POS NERACA ................................................ 35
C.3. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA …………….. 54
C.4. CATATAN PENTING LAINNYA .................................................. 55
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN ARUS KAS ………………........ 57
D.1. IKHTISAR LAPORAN ARUS KAS ................................................. 57
D.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN ARUS KAS ............................. 58
LAMPIRAN ................................................................................................... 69

Daftar Isi -i-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR TABEL

1. Sektor TA 2004 26
2. Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia 36
3. Kas di Bendahara Penerimaan pada Kementerian Negara/Lembaga 37
4. Uang Muka dari Rekening BUN Menurut Lender 37
5. Uang Muka dari Rekening BUN Menurut Tahun Anggaran 38
6. Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2004 38
7. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2004 39
8. Aset Tetap per 31 Desember 2004 42
9. Aset Lainnya per 31 Desember 2004 43
10. Tuntutan Ganti Rugi Menurut Kementerian Negara/Lembaga 44
11. Aset Lain-lain Menurut Kementerian Negara/Lembaga 44
12. Bagian Lancar Utang Luar Negeri per Jenis Utang 46
13. Bagian Lancar Utang Dalam Negeri per Jenis Obligasi 46
14. Utang Bunga dan Kewajiban Luar Negeri Lainnya 47
15. Utang Bunga Obligasi 47
16. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi 48
17. Utang Luar Negeri Perbankan per Jenis Utang 50
18. Utang Luar Negeri Non Perbankan per Jenis Utang 50
19. Akumulasi SAL s.d Akhir TA 2003 51

Daftar Tabel -ii-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR GRAFIK

1. Perkembangan Realisasi Penerimaan Perpajakan dan PNBP TA 2000-2004 19


2. Perkembangan Realisasi Belanja Negara TA 2000-2004 20
3. Komposisi Alokasi APBN TA 2004 20
4. Komposisi Realisasi Penerimaan Dalam Negeri TA 2004 21
5. Komposisi Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam TA 2004 22
6. Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 2004 23
7. Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Untuk Daerah TA 2004 24
8. Komposisi Realisasi Pengeluaran Rutin per Jenis Belanja TA 2004 24
9. Komposisi Realisasi Belanja Rutin Menurut Sektor TA 2004 27
10. Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah Menurut Sektor
TA 2004 28
11. Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek Menurut Sektor TA
2004 29
12. Komposisi Realisasi Dana Perimbangan TA 2004 30
13. Struktur Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004 34
14. Struktur Aset Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004 34
15. Struktur Kewajiban dan Ekuitas Dana Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004 35
16. Komposisi Aset Tetap Berdasarkan Jenisnya per 31 Desember 2004 42
17. Komposisi Utang Jangka Panjang Pemerintah per 31 Desember 2004 51
18. Komposisi Arus Kas Bersih per Aktivitas 57
19. Komposisi Penerimaan Perpajakan TA 2004 59

Daftar Grafik -iii-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR LAMPIRAN

1. Laporan Realisasi Anggaran Penerimaan Dalam Negeri TA 2004 69


2. Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin dan Pembangunan per Kementerian Negara/Lembaga
TA 2004 73
3. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin TA 2004 75
4. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah TA 2004 78
5. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek TA 2004 81
6. Realisasi Anggaran Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Umum TA 2004 84
7. Realisasi Anggaran Dana Penyesuaian Tahun Anggaran 2004 85
8. Daftar Saldo Kas KPPN per 31 Desember 2004 86
9. Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2004 90
10. Daftar Persediaan per 31 Desember 2004 91
11. Posisi Dana Penerusan Pinjaman Luar Negeri dan Dalam Negeri SLA, RDI, dan RPD per 31
Desember 2004 92
12. Rincian Pencairan Pinjaman Pendanaan KUMK Posisi 31 Desember 2004 93
13. Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN per 31 Desember 2004 94
14. Penyertaan Modal Pemerintah pada Non BUMN (Minoritas) per 31 Desember 2004 99
15. Penyertaan Modal Pemerintah pada Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional/Regional
per 31 Desember 2004 100
16. Daftar Aset Tetap per 31 Desember 2004 101
17. Saldo Rekening-Rekening Escrow dan Reboisasi per 31 Desember 2004 103
18. Ringkasan Aset Negara Ex-BPPN yang Dikelola PPA untuk Periode 27 Februari 2004 – 31
Desember 2004 104
19. Ringkasan Data Nominatif Aset Kredit yang Diserahkan kepada Tim Pemberesan (TP) 105
20. Piutang Negara Non Perbankan Instansi Pemerintah dan Lembaga Negara Posisi per 31
Desember 2004 106
21. Data Aset Kontraktor Kontrak Kerjasama BP MIGAS 107
22. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Luar Negeri 108
23. Bagian Lancar Utang Obligasi Dalam Negeri per 31 Desember 2004 109
24. Utang Bunga Dan Kewajiban Luar Negeri Lainnya 110
25. Utang Bunga Obligasi Negara per 31 Desember 2004 111
26. Interest, Accrued Interest, and Accrued Indexation Formula Computation for Government Bond 113
27. Obligasi Negara Jangka Panjang Per 31 Desember 2004 115
28. Daftar Pengawasan Saldo Rekening Sementara Cadangan Subsidi dan PSO (Escrow
Accounts) 117
29. Rekening Sub Account Dana Bagi Hasil SDA Pada PT BNI (Persero) Tbk. Cabang Kramat
Jakarta 118
30. Rekapitlasi Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember
2004 119
31. Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN 121

Daftar Lampiran –iv-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR SINGKATAN
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BAPEKKI : Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional
BAPETEN : Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional
BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BBM : Bahan Bakar Minyak
BGP : Belanja Gaji/Upah Proyek
BHMN : Badan Hukum Milik Negara
BI : Bank Indonesia
BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
BMFL : Belanja Modal Untuk Fisik Lainnya
BMGB : Belanja Modal Untuk Gedung dan Bangunan
BMJ : Belanja Modal Untuk Jaringan
BMNF : Belanja Modal Non Fisik
BMPM : Belanja Modal Untuk Peralatan dan Mesin
BMT : Belanja Modal Untuk Tanah
BP MIGAS : Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
BPBP : Belanja Pembelian Bahan Proyek
BPHTB : Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
BPK : Badan Pemeriksa Keuangan
BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan
BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional
BPPT : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
BULOG : Badan Urusan Logistik
BUMD : Badan Usaha Milik Daerah
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
BUN : Bendahara Umum Negara
CAP : Cadangan Anggaran Pembangunan
CPI : Consumer Price Index
DAK : Dana Alokasi Khusus
DAU : Dana Alokasi Umum
DBH : Dana Bagi Hasil
Direktorat IA : Direktorat Informasi dan Akuntansi
Direktorat PBM/KN Direktorat Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara
Direktorat PKN : Direktorat Pengelolaan Kas Negara
Direktorat PPHLN : Direktorat Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
Direktorat PPP : Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman
Direktorat PSUN : Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara
DJPLN : Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara
DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
GBHN : Garis-Garis Besar Haluan Negara
HTI : Hutan Tanaman Industri
KKKS : Kontraktor Kontrak Kerja Sama
KMK : Keputusan Menteri Keuangan
KONI : Komite Olahraga Nasional Indonesia
KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat
KU : Kiriman Uang
KUHR : Kredit Usaha Hutan Tani
KUMK : Kredit Usaha Mikro dan Kecil
KUN : Kas Umum Negara
KUTPA : Kredit Usaha Tani Persuteraan Alam
LAK : Laporan Arus Kas
LDKP : Lembaga dana Kredit Pedesaan
LKP : Lembaga Keuangan Pelaksana

Daftar Singkatan –v-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

LRA : Laporan Realisasi Anggaran


MAK : Mata Anggaran Pengeluaran
MAP : Mata Anggaran Penerimaan
PFK : Perhitungan Fihak Ketiga
PMP : Penyertaan Modal Pemerintah
PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak
PPh : Pajak Penghasilan
PPN : Pajak Pertambahan Nilai
PPnBM : Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Propenas : Program Pembangunan Nasional
PSL : Past Service Liability
PSO : Public Service Obligation
PT PPA : Perusahaan Terbatas Pengelolaan Aset
RDI : Rekening Dana Investasi
RPD : Rekening Pembangunan Daerah
SABMKN : Sistem Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara
SAI : Sistem Akuntansi Instansi
SAL : Sisa Anggaran Lebih
SAP Standar Akuntansi Pemerintahan
SDA : Sumber Daya Alam
SIBOR : Singapore Interbank Offered Rate
SIKPA : Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran
SILPA : Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
SLA : Subsidiary Loan Agreement
SPM-GU : Surat Perintah Membayar-Ganti UYHD
SPM-LS : Surat Perintah Membayar- Langsung
SUN : Surat Utang Negara
TA : Tahun Anggaran
TAB : Tahun Anggaran Berjalan
TAYL : Tahun Anggaran Yang Lalu
TGR : Tuntutan Ganti Rugi
THT : Tabungan Hari Tua
TP : Tim Pemberesan Aset
TPA : Tagihan Penjualan Angsuran
TSP : Tempat Simpan Pinjam
USP : Usaha Simpan Pinjam
UYHD : Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan

Daftar Singkatan –vi-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Indeks Catatan atas Laporan Keuangan

LAPORAN REALISASI APBN


Pendapatan Negara dan Hibah
Catatan B.2.1 Pendapatan Negara dan Hibah
Catatan B.2.1.1 Penerimaan Dalam Negeri
Catatan B.2.1.1.1 Penerimaan Perpajakan
Catatan B.2.1.1.1.1 Pajak Dalam Negeri
Catatan B.2.1.1.1.2 Pajak Perdagangan Internasional
Catatan B.2.1.1.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak
Catatan B.2.1.1.2.1 Penerimaan Sumber Daya Alam
Catatan B.2.1.1.2.2 Bagian Pemerintah atas Laba BUMN
Catatan B.2.1.1.2.3 Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya
Catatan B.2.1.2 Penerimaan Hibah

Belanja Negara
Catatan B.2.2 Belanja Negara
Catatan B.2.2.1 Belanja Pemerintah Pusat
Catatan B.2.2.1.1 Pengeluaran Rutin
Catatan B.2.2.1.2 Pengeluaran Pembangunan
Catatan B.2.2.1.2.1 Pembiayaan Rupiah
Catatan B.2.2.1.2.2 Pembiayaan Proyek
Catatan B.2.2.2 Belanja untuk Daerah
Catatan B.2.2.2.1 Dana Perimbangan
Catatan B.2.2.2.1.1 Dana Bagi Hasil
Catatan B.2.2.2.1.2 Dana Alokasi Umum
Catatan B.2.2.2.1.3 Dana Alokasi Khusus
Catatan B.2.2.2.2 Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
Catatan B.2.2.2.2.1 Dana Otonomi Khusus
Catatan B.2.2.2.2.2 Dana Penyesuaian
Catatan B.2.2.3 Suspen

Defisit Anggaran
Catatan B.2.3 Defisit Anggaran

Pembiayaan
Catatan B.2.4 Pembiayaan
Catatan B.2.4.1 Pembiayaan dalam Negeri
Catatan B.2.4.1.1 Perbankan dalam Negeri
Catatan B.2.4.1.2 Non Perbankan Dalam Negeri
Catatan B.2.4.2 Pembiayaan Luar Negeri Neto
Catatan B.2.4.2.1 Penarikan Pinjaman Luar Negeri Bruto
Catatan B.2.4.2.1.1 Penarikan Pinjaman Program
Catatan B.2.4.2.1.2 Penarikan Pinjaman Proyek
Catatan B.2.4.2.2 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri

SILPA (SIKPA)
Catatan B.2.5 Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran – SILPA (SIKPA)
Catatan B.2.6 Sisa Anggaran Lebih (SAL) Awal Tahun Anggaran 2003
Catatan B.2.7 Sisa Anggaran Lebih (SAL) Sampai Dengan Tahun Anggaran 2004

NERACA
ASET
Aset Lancar
Catatan C.2.1 Rekening Kas BUN di Bank Indonesia
Catatan C.2.2 Rekening Kas di KPPN

Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -vii-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan C.2.3 Rekening Pemerintah Lainnya di BI


Catatan C.2.4 Kas di Bendahara Pengeluaran
Catatan C.2.5 Kas di Bendahara Penerimaan
Catatan C.2.6 Uang Muka dari Rekening BUN
Catatan C.2.7 Piutang Pajak
Catatan C.2.8 Piutang Bukan Pajak
Catatan C.2.9 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Catatan C.2.10 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
Catatan C.2.11 Piutang Lain-lain
Catatan C.2.12 Persediaan
Investasi Jangka Panjang
Catatan C.2.13 Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah
Catatan C.2.14 Dana Bergulir
Catatan C.2.15 Investasi Non Permanen Lainnya
Catatan C.2.16 Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah
Catatan C.2.17 Investasi Permanen Lainnya
Catatan C.2.18 Aset Tetap
Catatan C.2.19 Dana Cadangan
Catatan C.2.20 Aset Lainnya

KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Catatan C.2.21 Utang Perhitungan Fihak Ketiga
Catatan C.2.22 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Catatan C.2.23 Utang Bunga
Catatan C.2.24 Utang Jangka Pendek Lainnya
Kewajiban Jangka Panjang
Catatan C.2.25 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN
Catatan C.2.26 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya
Catatan C.2.27 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan
Catatan C.2.28 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan
Catatan C.2.29 Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN
Catatan C.2.30 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya

EKUITAS
Ekuitas Dana Lancar
Catatan C.2.31 SAL
Catatan C.2.32 SILPA (SIKPA)
Catatan C.2.33 Dana Lancar Lainnya
Catatan C.2.34 Cadangan Piutang
Catatan C.2.35 Cadangan Persediaan
Catatan C.2.36 Pendapatan yang Ditangguhkan
Catatan C.2.37 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek
Ekuitas Dana Investasi
Catatan C.2.38 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
Catatan C.2.39 Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Catatan C.2.40 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Catatan C.2.41 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang
Ekuitas Dana Cadangan
Catatan C.2.42 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan

LAPORAN ARUS KAS


ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Catatan D.2.1 Penerimaan Perpajakan
Catatan D.2.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak
Catatan D.2.3 Pendapatan Hibah
Catatan D.2.4 Belanja Pegawai
Catatan D.2.5 Belanja Barang dan Jasa

Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -viii-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Catatan D.2.6 Belanja Subsidi


Catatan D.2.7 Dana Perimbangan
Catatan D.2.8 Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
Catatan D.2.9 Bunga Utang
Catatan D.2.10 Belanja Operasi Lain-Lain

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN


Catatan D.2.11 Penjualan Aset
Catatan D.2.12 Belanja Modal

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN


Catatan D.2.13 Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri
Catatan D.2.14 Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri
Catatan D.2.15 Pendapatan Pelunasan Piutang
Catatan D.2.16 Pembayaran Utang Pokok Dalam Negeri
Catatan D.2.17 Pembayaran Utang Pokok Luar Negeri
Catatan D.2.18 Penerusan Pinjaman Luar Negeri

ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN


Catatan D.2.19 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga
Catatan D.2.20 Penerimaan Kiriman Uang
Catatan D.2.21 Penerimaan Transito
Catatan D.2.22 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga
Catatan D.2.23 Pengeluaran Kiriman Uang
Catatan D.2.24 Pengeluaran Transito
Catatan D.2.25 Saldo Awal Kas
Catatan D.2.26 Saldo Akhir Kas
Catatan D.2.27 Kas di Bendahara Pengeluaran
Catatan D.2.28 Kas di Bendahara Penerimaan
Catatan D.2.29 Rekening Pemerintah Lainnya pada Bank Indonesia

Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -ix-


RINGKASAN
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

RINGKASAN

Berdasarkan Pasal 23E Undang-Undang Dasar 1945 dan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2003 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2004,
Pemerintah menyusun pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN TA 2004 berupa laporan
keuangan. Laporan keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dengan demikian penyusunan dan penyajian laporan
keuangan pemerintah ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban konstitusional pemerintah
kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selaku wakil rakyat atas pelaksanaan APBN TA 2004.

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) ini disusun dari laporan keuangan seluruh
kementerian negara/lembaga, informasi keuangan yang berada dalam pengelolaan Bendahara
Umum Negara (BUN), dan unit-unit terkait lainnya yang mengelola dan/atau menguasai aset
negara.

1. LAPORAN REALISASI APBN


Laporan Realisasi APBN menggambarkan perbandingan antara APBN-Perubahan TA 2004
dengan realisasinya, mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2004 adalah sebesar Rp403,37 triliun atau
mencapai 99,90% dari anggarannya.
Realisasi Belanja Negara pada TA 2004 adalah sebesar Rp427,18 triliun atau mencapai 99,33%
dari anggarannya. Jumlah realisasi belanja negara tersebut terdiri dari realisasi Belanja
Pemerintah Pusat sebesar Rp297,46 triliun atau 99,14% dari anggarannya, dan realisasi Belanja
untuk Daerah sebesar Rp129,72 triliun atau 99,78% dari anggarannya.
Realisasi Defisit Anggaran TA 2004 adalah sebesar Rp23,81 triliun, berarti 9,37% lebih rendah
dari yang dianggarkan dalam APBN TA 2004 sebesar Rp26,27 triliun.
Realisasi Pembiayaan Neto TA 2004 adalah sebesar Rp20,79 triliun, yang berarti membiayai
87,34% defisit anggaran, sehingga terdapat Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SIKPA) sebesar
Rp3,01 triliun. Adapun Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan 31 Desember 2004 sebesar
Rp21,57 triliun.

2. NERACA
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan pemerintah pusat mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
Jumlah Aset per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp851,88 triliun yang terdiri dari Aset Lancar
sebesar Rp86,90 triliun; Investasi Jangka Panjang sebesar Rp465,27 triliun; Aset Tetap sebesar
Rp229,07 triliun; Dana Cadangan sebesar Rp1,73 triliun; dan Aset Lainnya sebesar Rp68,92
triliun.
Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp1.349,03 triliun yang terdiri dari
Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp125,84 triliun dan Kewajiban Jangka Panjang sebesar
Rp1.223,19 triliun.
Sementara itu jumlah Ekuitas Dana Neto per 31 Desember 2004 adalah sebesar minus
Rp497,15 triliun yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar minus Rp38,94 triliun, Ekuitas
Dana Investasi sebesar minus Rp459,94 triliun, dan Ekuitas Dana Cadangan sebesar Rp1,73
triliun.

Ringkasan -1-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

3. LAPORAN ARUS KAS


Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan,
perubahan kas dan setara kas selama TA 2004, serta saldo kas dan setara kas pada tanggal 31
Desember 2004.
Saldo kas BUN per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp12,75 triliun, berarti terdapat
penurunan sebesar Rp6,57 triliun dari saldo per 31 Desember 2003 sebesar Rp19,3 triliun.
Penurunan saldo kas tersebut berasal dari kenaikan arus kas dari aktivitas operasi sebesar
Rp30,45 triliun, penurunan arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp66,96
triliun, kenaikan arus kas dari aktivitas pembiayaan sebesar Rp33,39 triliun, dan penurunan arus
kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp3,55 triliun.

4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan
keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai antara lain mengenai dasar penyusunan
laporan keuangan, kebijakan akuntansi, kejadian penting lainnya, dan informasi tambahan yang
diperlukan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi APBN, pendapatan, belanja, dan pembiayaan diakui
berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari Kas Umum Negara
(KUN).
Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual,
yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat
kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN.

Ringkasan -2-
LAPORAN REALISASI APBN
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

I. LAPORAN REALISASI APBN

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


LAPORAN REALISASI APBN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2004
(Dalam Rupiah)

Realisasi di atas
Uraian Catatan Anggaran Realisasi
(di bawah) Anggaran
A. Pendapatan Negara dan Hibah B.2.1
I. Penerimaan Dalam Negeri B.2.1.1 403.031.823.430.000 403.104.582.790.362 72.759.360.362
1. Penerimaan Perpajakan B.2.1.1.1 279.207.480.000.000 280.558.820.638.612 1.351.340.638.612
a. Pajak Dalam Negeri B.2.1.1.1.1 267.033.380.000.000 267.817.030.241.314 783.650.241.314
b. Pajak Perdagangan Internasional B.2.1.1.1.2 12.174.100.000.000 12.741.790.397.298 567.690.397.298
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak B.2.1.1.2 123.824.343.430.000 122.545.762.151.750 (1.278.581.278.250)
a. Penerimaan Sumber Daya Alam B.2.1.1.2.1 92.407.639.441.000 91.542.983.188.986 (864.656.252.014)
b. Bagian Pemerintah atas Laba BUMN B.2.1.1.2.2 9.103.500.000.000 9.817.530.700.000 714.030.700.000
c. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya B.2.1.1.2.3 22.313.203.989.000 21.185.248.262.764 (1.127.955.726.236)
II. Penerimaan Hibah B.2.1.2 737.705.900.000 262.103.390.287 (475.602.509.713)
Jumlah Pendapatan Negara dan Hibah (A.I + A.II) 403.769.529.330.000 403.366.686.180.649 (402.843.149.351)

B. Belanja Negara B.2.2


I. Belanja Pemerintah Pusat B.2.2.1 300.036.173.502.000 297.464.003.972.606 (2.572.169.529.394)
1. Pengeluaran Rutin B.2.2.1.1 228.088.404.400.000 236.013.837.863.766 7.925.433.463.766
2. Pengeluaran Pembangunan B.2.2.1.2 71.947.769.102.000 61.450.166.108.840 (10.497.602.993.160)
a. Pembiayaan Rupiah B.2.2.1.2.1 52.708.769.102.000 48.017.837.115.367 (4.690.931.986.633)
b. Pembiayaan Proyek B.2.2.1.2.2 19.239.000.000.000 13.432.328.993.473 (5.806.671.006.527)
II. Belanja untuk Daerah B.2.2.2 130.005.001.340.000 129.723.028.415.742 (281.972.924.258)
1. Dana Perimbangan B.2.2.2.1 123.149.623.397.000 122.867.684.672.742 (281.938.724.258)
a. Dana Bagi Hasil B.2.2.2.1.1 37.368.366.053.000 36.700.327.968.000 (668.038.085.000)
b. Dana Alokasi Umum B.2.2.2.1.2 82.130.926.144.000 82.130.927.929.572 1.785.572
c. Dana Alokasi Khusus B.2.2.2.1.3 3.650.331.200.000 4.036.428.775.170 386.097.575.170
2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian B.2.2.2.2 6.855.377.943.000 6.855.343.743.000 (34.200.000)
a. Dana Otonomi Khusus B.2.2.2.2.1 1.642.617.943.000 1.642.617.943.000 0
b. Dana Penyesuaian B.2.2.2.2.2 5.212.760.000.000 5.212.725.800.000 (34.200.000)
III. Suspen B.2.2.3 - (10.361.483.773) (10.361.483.773)
Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + B.III) 430.041.174.842.000 427.176.670.904.575 (2.864.503.937.425)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -3-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C. Defisit Anggaran (B - A) B.2.3 26.271.645.512.000 23.809.984.723.926 (2.461.660.788.074)


D. Pembiayaan B.2.4
I. Pembiayaan Dalam Negeri B.2.4.1 50.050.459.512.000 48.853.088.699.786 (1.197.370.812.214)
1. Perbankan Dalam Negeri B.2.4.1.1 23.911.807.287.000 22.712.505.838.000 (1.199.301.449.000)
2. Non Perbankan Dalam Negeri B.2.4.1.2 26.138.652.225.000 26.140.582.861.786 1.930.636.786

II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto) B.2.4.2 (23.778.814.000.000) (28.057.201.652.860) (4.278.387.652.860)


1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) B.2.4.2.1 21.745.637.000.000 18.433.905.228.916 (3.311.731.771.084)
a. Penarikan Pinjaman Program B.2.4.2.1.1 3.140.837.000.000 5.058.509.000.000 1.917.672.000.000
b. Penarikan Pinjaman Proyek B.2.4.2.1.2 18.604.800.000.000 13.375.396.228.916 (5.229.403.771.084)
2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri B.2.4.2.2 45.524.451.000.000 46.491.106.881.776 966.655.881.776
Jumlah Pembiayaan (D.I + D.II) 26.271.645.512.000 20.795.887.046.926 (5.475.758.465.074)
E. Sisa Lebih (Kurang )Pembiayaan Anggaran-SILPA (SIKPA ) TA 2004 (D-C) B.2.5 (3.014.097.677.000)
F. Sisa Anggaran Lebih (SAL) Awal TA 2004 B.2.6 24.588.479.454.419
G. Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan TA 2004 (E + F) B.2.7 21.574.381.777.419

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -4-
NERACA
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

II. NERACA
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2004
(Dalam Rupiah)

Uraian Catatan Jumlah


ASET
Aset Lancar
Kas dan Bank
Rekening Kas BUN di Bank Indonesia C.2.1 248.984.834.918
Rekening Kas di KPPN C.2.2 12.498.762.125.000
Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia C.2.3 38.660.204.618.670
Kas di Bendahara Pengeluaran C.2.4 322.614.437.433
Kas di Bendahara Penerimaan C.2.5 576.992.798.255
Jumlah Kas dan Bank 52.307.558.814.276
Uang Muka dari Rekening BUN C.2.6 2.574.116.076.156
Piutang
Piutang Pajak C.2.7 28.964.985.918.280
Piutang Bukan Pajak C.2.8 918.886.706.165
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.2.9 25.519.902.850
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi C.2.10 2.126.200.147
Piutang Lain-lain C.2.11 1.746.650.958.960
Jumlah Piutang 31.658.169.686.402
Persediaan C.2.12 356.045.620.551
Jumlah Aset Lancar 86.895.890.197.385
Investasi Jangka Panjang
Investasi Non Permanen
Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah C.2.13 62.278.309.530.000
Dana Bergulir C.2.14 2.766.220.770.219
Investasi Non Permanen Lainnya C.2.15 1.420.053.000.000
Jumlah Investasi Non Permanen 66.464.583.300.219
Investasi Permanen
Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah C.2.16 395.658.528.974.064
Investasi Permanen Lainnya C.2.17 3.144.466.700.390
Jumlah Investasi Permanen 398.802.995.674.454
Jumlah Investasi Jangka Panjang 465.267.578.974.673
Aset Tetap C.2.18
Tanah 83.635.282.924.766
Peralatan dan Mesin 61.687.965.097.396
Gedung dan Bangunan 38.896.471.338.200
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 40.489.403.009.948
Aset Tetap Lainnya 1.901.915.011.171
Konstruksi Dalam Pengerjaan 2.460.508.047.387
Jumlah Aset Tetap 229.071.545.428.868
Dana Cadangan
Dana Cadangan C.2.19 1.730.000.000.000
Aset Lainnya C.2.20
Tagihan Penjualan Angsuran 396.163.190.839
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 33.475.182.449
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga 31.579.000
Dana yang Dibatasi Penggunaannya 11.303.683.753.573
Aset Lain-lain 57.182.454.123.677
Jumlah Aset Lainnya 68.915.807.829.538
JUMLAH ASET 851.880.822.430.464

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -5-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Perhitungan Fihak Ketiga C.2.21 226.181.671.351
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang C.2.22 82.079.302.957.375
Utang Bunga C.2.23 43.054.542.475.822
Utang Jangka Pendek Lainnya C.2.24 478.049.128.712
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 125.838.076.233.260
Kewajiban Jangka Panjang
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN C.2.25 621.854.878.768.795
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya C.2.26 1.988.569.160.166
Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Negeri 623.843.447.928.961
Utang Jangka Panjang Luar Negeri
Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan C.2.27 583.008.813.834.960
Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan C.2.28 2.929.540.649.970
Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN C.2.29 9.228.859.647.206
Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya C.2.30 4.184.071.033.048
Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri 599.351.285.165.184
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 1.223.194.733.094.145
JUMLAH KEWAJIBAN 1.349.032.809.327.405

EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar
SAL C.2.31 24.588.479.454.419
SILPA (SIKPA) C.2.32 (3.014.097.677.000)
Dana Lancar Lainnya C.2.33 32.504.118.643.407
Cadangan Piutang C.2.34 31.658.169.686.402
Cadangan Persediaan C.2.35 356.045.620.551
Pendapatan yang Ditangguhkan C.2.36 576.992.798.255
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka
Pendek C.2.37 (125.611.894.561.909
Jumlah Ekuitas Dana Lancar (38.942.186.035.875)
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang C.2.38 465.267.578.974.673
Diinvestasikan dalam Aset Tetap C.2.39 229.071.545.428.868
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya C.2.40 68.915.807.829.538
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka
Panjang C.2.41 (1.223.194.733.094.145)
Jumlah Ekuitas Dana Investasi (459.939.800.861.066)
Ekuitas Dana Cadangan
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan C.2.42 1.730.000.000.000
EKUITAS DANA NETO (497.151.986.896.941)

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 851.880.822.430.464

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -6-
LAPORAN ARUS KAS
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

III. LAPORAN ARUS KAS

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2004
(Dalam Rupiah)

Uraian Catatan Jumlah

A. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

I. Arus Kas Masuk


1. Penerimaan Perpajakan D.2.1 280.897.641.240.000
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak D.2.2 116.704.801.670.000
a. Penerimaan Sumber Daya Alam 91.397.744.046.000
b. Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN 9.817.533.694.000
c. Penerimaan PNBP Lainnya 15.489.523.930.000
3. Pendapatan Hibah D.2.3 277.962.833.000
Jumlah Arus Kas Masuk (A.I) 397.880.405.743.000

II. Arus Kas Keluar


1. Belanja Pegawai D.2.4 54.783.069.983.000
2. Belanja Barang dan Jasa D.2.5 15.142.662.568.000
3. Belanja Subsidi D.2.6 91.899.301.904.000
4. Dana Perimbangan D.2.7 122.873.223.394.000
5. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian D.2.8 6.808.042.499.000
6. Bunga Utang D.2.9 62.664.201.767.000
7. Belanja Operasi Lain-Lain D.2.10 13.258.131.774.000
Jumlah Arus Kas Keluar (A.II) 367.428.633.889.000
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (A.I - A.II) 30.451.771.854.000

B. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN

I. Arus Kas Masuk


Penjualan Aset D.2.11
a. Penjualan Aset Tetap 84.553.020.000
b. Penjualan Aset Lainnya 22.984.389.000
Jumlah Arus Kas Masuk (B.I) 107.537.409.000

II. Arus Kas Keluar


Belanja Modal D.2.12
a. Belanja Modal untuk Tanah 711.226.994.000
b. Belanja Modal untuk Peralatan dan Mesin 17.019.729.691.000
c. Belanja Modal untuk Gedung dan Bangunan 8.253.085.058.000
d. Belanja Modal untuk Jaringan 9.850.130.631.000
e. Belanja Modal untuk Fisik Lainnya 4.551.527.369.000
f. Belanja Modal Non Fisik 26.574.980.766.000
Jumlah Arus Kas Keluar (B.II) 66.960.680.509.000
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non
Keuangan (B.I - B.II) (66.853.143.100.000)

C. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN

I. Arus Kas Masuk


1. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri D.2.13 64.901.134.245.000
2. Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri D.2.14 32.436.390.917.000
3. Pendapatan Pelunasan Piutang D.2.15 10.291.748.111.000
Jumlah Arus Kas Masuk (C.I) 107.629.273.273.000

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -7-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

II. Arus Kas Keluar


1. Pembayaran Utang Pokok Dalam Negeri D.2.16 25.456.429.045.000
2. Pembayaran Utang Pokok Luar Negeri D.2.17 46.491.106.882.000
3. Penerusan Pinjaman Luar Negeri D.2.18 2.294.463.777.000
Jumlah Arus Kas Keluar (C.2) 74.241.999.704.000
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Pembiayaan
(C.I – C.II) 33.387.273.569.000

D. ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN

I. Arus Kas Masuk


1. Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga D.2.19 12.286.381.675.000
2. Penerimaan Kiriman Uang D.2.20 974.976.554.354.569
3. Penerimaan Transito D.2.21 14.667.758.094.431
Jumlah Arus Kas Masuk (D.I) 1.001.930.694.124.000

II. Arus Kas Keluar


1. Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga D.2.22 16.618.210.830.000
2. Pengeluaran Kiriman Uang D.2.23 973.874.176.895.324
3. Pengeluaran Transito D.2.24 14.990.372.531.864
Jumlah Arus Kas Keluar (D.II) 1.005.482.760.257.188
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran (D.I – D.II) (3.552.066.133.188)
PENURUNAN KAS (A+B+C+D) (6.566.163.810.188)
SALDO AWAL KAS D.2.25 19.313.910.770.106
SALDO AKHIR KAS D.2.26 12.747.746.959.918
KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN D.2.27 322.614.437.433
KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN D.2.28 576.992.798.255
REKENING PEMERINTAH LAINNYA PADA BI D.2.29 38.660.204.618.670
SALDO AKHIR KAS DAN BANK 52.307.558.814.276

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -8-
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

A. PENDAHULUAN
A.1. DASAR HUKUM
1. Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan
setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara menetapkan bahwa Presiden menyampaikan
rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN
kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berupa laporan keuangan yang telah
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
3. Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2004 menetapkan setelah
Tahun Anggaran 2004 berakhir, Pemerintah menyusun Pertanggungjawaban
atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran
2004 berupa Laporan Keuangan. Laporan Keuangan yang dimaksud setidak-
tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
4. Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang APBN Tahun
Anggaran 2004 menetapkan Pemerintah mengajukan Rancangan Undang-
Undang tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2004, setelah Laporan Keuangan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan, paling lambat 9 (sembilan) bulan setelah Tahun Anggaran 2004
berakhir untuk mendapatkan persetujuan DPR.
5. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 337/KMK.012/2003
tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

A.2. KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 merupakan bentuk
pertanggungjawaban pemerintah pusat sebagai amanat dari Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2003 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) Tahun Anggaran 2004. Sebelum diajukan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) untuk disahkan menjadi Undang-Undang Pertanggungjawaban atas
Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2004, Laporan Keuangan telah diperiksa oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI) sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Laporan keuangan tahun 2004 merupakan laporan
keuangan pertama yang terdiri atas Laporan Realisasi APBN, Neraca, dan Laporan
Arus Kas disertai Catatan atas Laporan Keuangan.
Kebijakan pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004 mengacu kepada GBHN
1999-2004, Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004,
kesepakatan-kesepakatan antara pemerintah dan DPR serta program kerja Kabinet
Gotong Royong. Kebijakan di bidang ekonomi yang dituangkan dalam APBN
diarahkan untuk memantapkan proses konsolidasi fiskal dan penyehatan APBN
guna ketahanan fiskal yang berkelanjutan serta untuk diselaraskan dengan
program pemulihan ekonomi. Untuk tahun 2004, program konsolidasi fiskal
dimaksud meliputi antara lain langkah-langkah pemerintah dengan berakhirnya
program kerjasama dengan Dana Moneter Internasional (International Monetary
Fund/IMF) dan persiapan-persiapan untuk mengantisipasi pelaksanaan Pemilihan
Umum. Adapun titik berat dalam program konsolidasi fiskal tahun 2004 adalah:

Catatan atas Laporan Keuangan -9-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

• Mengendalikan dan menurunkan secara bertahap defisit APBN menuju APBN


yang seimbang;
• Melanjutkan upaya penurunan jumlah (stock) utang publik dan rasionya
terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB), guna meringankan beban utang
pemerintah secara cepat dalam jangka menengah;
• Meningkatkan penerimaan pajak secara progresif yang adil dan jujur,
mengurangi subsidi, menghemat anggaran belanja negara serta meningkatkan
disiplin anggaran;
• Memantapkan proses desentralisasi dengan tetap megupayakan pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah, yang sesuai dengan asas keadilan dan
sepadan dengan besarnya kewenangan yang diserahkan pemerintah pusat
kepada daerah, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik, Indonesia (NKRI).
Kinerja pelaksanaan APBN 2004 dipengaruhi oleh kinerja indikator ekonomi
Indonesia, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan, harga minyak mentah dan tingkat produksi
minyak Indoneisa. Secara umum, kinerja perekonomian Indonesia stabil dan
membaik selama tahun 2003 dan terus berlangsung hingga tahun 2004. Berikut
perkembangan asumsi makro selama tahun 2002 – 2004 sebagaimana terdapat
pada Nota Keuangan dan UU APBN Tahun Anggaran 2005:
2002 2003 2004
Uraian
Realisasi Realisasi Asumsi Perk. Realisasi
Pertumbuhan Ekonomi (Persen) 4,3 4,5 4,8 4,8
Tingkat Inflasi (Persen) 10 5,1 6,5 7
Nila Tukar Rupiah (Rp/US$) 9.311 8.577 8.600 8.900
Suku Bunga SBI-3 bulan (Persen) 15,24 10,2 8,5 7,6
Harga Minyak Internasional (US$/barel) 23,5 28,75 22 34
Produksi Minyak (juta barel/hari) 1,26 1,092 1,15 1,072

Berkaitan dengan adanya perubahan-perubahan pada asumsi makro selama tahun


2004, APBN tahun anggaran 2004 disesuaikan sehingga lebih realistis dan
sejalan. Perubahan dimaksud telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
dan disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas UU Nomor 28 Tahun 2003 tentang APBN Tahun Anggaran 2004.
Beberapa perubahan dimaksud sebagai berikut:
(dalam jutaan)
Beda
Uraian APBN APBN-P
(%)
Penerimaan Perpajakan 272.175.100 279.207.480 2,58
Penerimaan Bukan Pajak 77.124.436 123.824.343 60,55
Penerimaan Hibah 634.200 737.706 16,32
Jumlah Anggaran Pendapatan Negara dan HIbah 349.933.736 403.769.529 15,38
Belanja Pemerintah Pusat 255.308.989 300.036.173.502 17,51
Belanja untuk Daerah 119.042.274.087 130.005.001 9,21
Jumlah Anggaran Belanja Negara 374.351.263.087 430.041.174.842 14,87
Defisit Anggaran 24.417.527.287 26.271.645.512 7,59

Realisasi pendapatan negara dan hibah naik dari Rp341,40 triliun di tahun 2003
menjadi Rp403,37 triliun di tahun 2004. Sebagian kenaikan ini berasal dari
penerimaan pajak yang meningkat dengan adanya penyempurnaan kebijakan
perpajakan dan sistem administrasi perpajakan. Pada sisi lain, belanja negara
mengalami peningkatan secara nominal yang antara lain disebabkan oleh adanya
upaya perbaikan kesejahteraan aparatur pemerintah dan peningkatan pelayanan
kepada masyarakat, pemberian stimulus fiskal secara terbatas pada
perekonomian, dan peningkatan alokasi anggaran ke daerah sejalan dengan
pelaksanaan kebijakan desentralisasi fiskal.
Dengan demikian, defisit anggaran pada tahun 2004 menjadi Rp23,81 triliun.
Adapun sumber pembiayaan untuk menutup defisit anggaran antara lain berasal

Catatan atas Laporan Keuangan -10-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

dari hasil penjualan aset program restrukturisasi perbankan, privatisasi BUMN, dan
penerbitan surat utang pemerintah.
Di masa depan, beban pembiayaan anggaran akan semakin berat terutama
karena membengkaknya beban pembayaran pokok utang, baik utang dalam
negeri maupun utang luar negeri yang telah jatuh tempo. Besarnya kewajiban
pembayaran utang sehingga membatasi stimulus perekonomian juga menjadi
kendala yang harus dihadapi pada APBN 2004. Kendala lainnya pada
pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004 adalah adanya gejolak eksternal
perekonomian, baik yang berasal dari luar negeri maupun yang berasal dari
dalam negeri.
Pengaruh eksternal dari luar negeri antara lain kenaikan suku bunga the fed fund
dan upaya pemerintah China untuk menahan laju pertumbuhan ekonominya.
Sedangkan kendala dalam negeri antara lain terbatasnya sumber investasi,
tingginya tingkat pengangguran, serta kelebihan likuiditas pada sektor perbankan
karena belum pulihnya fungsi intermediasi perbankan.

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) merupakan laporan yang mencakup
seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh seluruh entitas pemerintah pusat, yang
terdiri dari kementerian negara/lembaga, beserta jenjang struktural di bawahnya
seperti eselon I, kantor wilayah, serta kantor/satuan kerja dan proyek/bagian
proyek yang bertanggung jawab atas otorisasi kredit anggaran yang diberikan
kepadanya, termasuk transaksi keuangan yang berasal dari APBN yang dikelola
oleh pemerintah daerah. LKPP tidak mencakup entitas pemerintah daerah, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD).

Kementerian negara/lembaga tersebut meliputi:

Daftar kementerian 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat


negara/lembaga 2. Dewan Perwakilan Rakyat
3. Badan Pemeriksa Keuangan
4. Mahkamah Agung
5. Kejaksaan Agung
6. Lembaga Kepresidenan
7. Sekretariat Wakil Presiden
8. Departemen Dalam Negeri
9. Departemen Luar Negeri
10. Departemen Pertahanan
11. Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
12. Departemen Keuangan
13. Departemen Pertanian
14. Departemen Perindustrian dan Perdagangan
15. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
16. Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi
17. Departemen Pendidikan Nasional
18. Departemen Kesehatan
19. Departemen Agama
20. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
21. Departemen Sosial
22. Departemen Kehutanan
23. Departemen Kelautan dan Perikanan
24. Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah
25. Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan
26. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
27. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

Catatan atas Laporan Keuangan -11-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

28. Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata


29. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
30. Kementerian Negara Riset dan Teknologi
31. Kementerian Negara Lingkungan Hidup
32. Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)
33. Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
34. Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
35. Badan Intelijen Negara
36. Lembaga Sandi Negara
37. Dewan Ketahanan Nasional
38. Badan Urusan Logistik
39. Badan Pusat Statistik
40. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS
41. Badan Pertanahan Nasional
42. Perpustakaan Nasional RI
43. Departemen Komunikasi dan Informasi
44. Kepolisian Republik Indonesia
45. Badan Pengawas Obat dan Makanan
46. Lembaga Ketahanan Nasional RI
47. Badan Koordinasi Penanaman Modal
48. Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia
49. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
50. Badan Narkotika Nasional
51. Badan Metereologi dan Geofisika
52. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
53. Komisi Pemberantasan Korupsi
54. Badan Meteorologi dan Geofisika
55. Komisi Pemilihan Umum
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan
atas Laporan Keuangan.
Laporan Realisasi APBN disusun berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran
kementerian negara/lembaga, kecuali untuk Dana Bagi Hasil dicatat berdasarkan
data Bendahara Umum Negara (BUN).
Neraca pemerintah pusat disusun berdasarkan data yang dikelola Departemen
Keuangan, Kementerian Negara BUMN, unit-unit terkait lainnya yang mengelola
dan/atau menguasai aset negara seperti Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi (BP MIGAS), Badan Pengelola Kemayoran, Badan Pengelola
Gelora Bung Karno, dan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam
(Otorita Batam). Selain itu neraca pemerintah pusat juga disusun berdasarkan
neraca kementerian negara/lembaga, terutama untuk Kas di Bendahara
Penerimaan, Kas di Bendahara Pengeluaran, Piutang, Persediaan, Aset Tetap, dan
Aset Lainnya.
Data mengenai Kas Umum Negara dan Non Anggaran, data investasi jangka
panjang, dan data kewajiban didasarkan pada data Departemen Keuangan.
Penyertaan Modal Pemerintah berasal dari Kementerian Negara BUMN.
Laporan realisasi anggaran dan neraca kementerian negara/lembaga disusun
dengan menggunakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang berbasis jurnal
berpasangan (double entry). Namun masih terdapat kementerian negara/lembaga
yang belum menerapkan SAI secara penuh dalam pemrosesan data aset tetap di
neraca. Beberapa kementerian negara/lembaga belum menggunakan Sistem
Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara (SABMKN), yang merupakan subsistem
dari SAI, dalam memproses data aset tetap.
Laporan Arus Kas disusun berdasarkan data penerimaan dan pengeluaran kas
yang dikelola oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).

Catatan atas Laporan Keuangan -12-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI


Laporan Realisasi APBN disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN.
Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan
basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban
tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari
KUN.
Pemerintah Indonesia, sampai dengan penyusunan laporan keuangan ini belum
menetapkan peraturan pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Oleh karena itu Pemerintah menetapkan kebijakan akuntansi sebagai acuan dalam
penyusunan laporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.
Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
pemerintah pusat:
(1) Pendapatan
Pendapatan dakui
Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana
pada saat kas lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah
diterima pada KUN. pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan
diakui pada saat kas diterima pada KUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).

(2) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana
Belanja diakui pada lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
saat kas keluar dari pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat
KUN.
terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara
pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas
pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN).
(3) Pembiayaan
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan
Pembiayaan diakui maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang
pada saat kas dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup
diterima/keluar dari
defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan diakui pada saat
KUN.
kas diterima pada KUN serta pada saat terjadinya pengeluaran kas dari KUN.
(4) Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,
termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber
daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut dan kandungan
pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan
berpindah.

Aset terdiri dari aset Aset diklasifikasikan menjadi aset lancar, investasi, aset tetap, dan aset lainnya.
lancar, investasi, aset a. Aset Lancar
tetap, dana
cadangan, dan aset Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk
lainnya direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua
belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas,

Catatan atas Laporan Keuangan -13-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

piutang, dan persediaan.


Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam
bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah
Bank Indonesia pada tanggal neraca. Rekening khusus (Reksus) tidak
termasuk dalam perkiraan Kas.
Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan
hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah,
dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan dicatat di neraca berdasarkan :
- harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian,
- harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri,
- harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh
dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
b. Investasi
Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomi seperti bunga, deviden dan royalti, atau manfaat sosial sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
Investasi pemerintah diklasifikasikan ke dalam investasi jangka pendek dan
investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang
dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki dalam kurun
waktu setahun atau kurang. Investasi jangka panjang adalah investasi
yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari setahun. Penyajian
investasi pada Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004 terbatas
pada investasi jangka panjang.

Investasi jangka Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya,
panjang terdiri dari yaitu non permanen dan permamen.
investasi non
(i) Investasi Non Permanen
permanen dan
investasi permanen. Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi non
permanen sifatnya bukan penyertaan modal saham melainkan berupa
pinjaman jangka panjang yang dimaksudkan untuk pembiayaan
investasi perusahaan negara/daerah, pemerintah daerah dan pihak
ketiga lainnya.
Investasi non permanen meliputi :
ƒ Seluruh dana pemerintah yang bersumber dari dana pinjaman luar
negeri yang diteruspinjamkan melalui Subsidiary Loan Agreement
(SLA) dan dana dalam negeri dalam bentuk Rekening Dana
Investasi (RDI) dan Rekening Pembangunan Daerah (RPD) yang
dipinjamkan kepada BUMN/BUMD dan Pemda.
ƒ Seluruh dana pemerintah yang diberikan dalam bentuk Pinjaman
Dana Bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), nasabah Lembaga Dana
Kredit Pedesaan (LDKP), nasabah Usaha Simpan Pinjam/Tempat
Simpan Pinjam (USP/TSP) atau nasabah BPR.
ƒ Seluruh pencairan pinjaman pendanaan Kredit Usaha Mikro dan
Kecil (KUMK) eks dana Surat Utang (SU) 005 yang disalurkan
melalui dua pola sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan -14-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

a. Dana SU-005 dipinjamkan langsung oleh Pemerintah


kepada Lembaga Keuangan Pelaksana (LKP) yang ditunjuk
oleh Pemerintah c.q. Menteri Keuangan dalam rangka
pendanaan KUMK;
b. Dana SU-005 dipinjamkan kepada BUMN Pengelola dan
selanjutnya diteruspinjamkan kepada LKP yang dtunjuk
oleh BUMN Pengelola yang bersangkutan dalam rangka
pendanaan KUMK.
(ii) Investasi Permanen
Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen
dimaksudkan untuk mendapatkan deviden atau menanamkan
pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang. Investasi permanen
meliputi seluruh Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) pada
perusahaan negara, lembaga internasional dan badan usaha lainnya
yang bukan milik negara. Penyertaan Modal Pemerintah dalam
badan usaha atau badan hukum lainnya yang sama dengan atau
lebih dari 51 persen disebut sebagai Badan Usaha Milik
Negara/Badan Hukum Milik Negara (BUMN/BHMN). PMP dalam
badan usaha atau badan hukum lainnya yang kurang dari 51 persen
disebut sebagai Non BUMN.
PMP dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu perseroan
terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal bukan
dalam bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan.
Penilaian investasi jangka panjang diprioritaskan menggunakan metode
ekuitas. Jika suatu investasi bisa dipastikan tidak akan diperoleh kembali
atau terdapat bukti bahwa investasi hendak dilepas, maka digunakan
metode nilai bersih yang direalisasikan. Investasi dalam bentuk pinjaman
jangka panjang kepada pihak ketiga dan non earning asset atau hanya
sebagai bentuk partisipasi dalam suatu organisasi, seperti penyertaan
pada lembaga-lembaga keuangan internasional, menggunakan metode
biaya.
Investasi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal neraca, pos
investasi dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah
dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Khusus untuk
RDI, menggunakan kurs jual.

c. Aset Tetap

Aset tetap terdiri dari Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah
tanah, gedung dan maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih
bangunan, mesin dan dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan berdasarkan neraca kementerian
peralatan, jalan, negara/lembaga per 31 Desember 2004 pada harga perolehan
irigasi, dan jaringan,
aset tetap lainnya, Pengakuan aset tetap yang perolehannya setelah tanggal 1 Januari 2002
dan konstruksi dalam didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu:
pengerjaan. (a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan
olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga
ratus ribu rupiah), dan
(b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan
atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah).
Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi
tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk
tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya. Seluruh aset tetap
tidak didepresiasi.

Catatan atas Laporan Keuangan -15-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

d. Dana Cadangan
Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu. Dana
Dana Cadangan cadangan dibentuk berdasarkan kebijakan Pemerintah pada tahun 1991
dimana pemerintah menyisihkan sebagian kelebihan realisasi pendapatan
pajak untuk digunakan sebagai Cadangan Anggaran Pembangunan
(CAP). CAP merupakan restricted cash pemerintah yang akan digunakan
apabila terjadi defisit dalam tahun-tahun anggaran berikutnya.
e. Aset Lainnya
Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka
Aset lainnya terdiri panjang, aset tetap dan dana cadangan. Termasuk dalam Aset Lainnya
dari TPA, Tagihan adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
TGR, Kemitraan (TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak
dengan Pihak Ketiga, Ketiga, dan Aset Lain-lain.
Dana yang Dibatasi
Penggunaannya, dan TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset
Aset lain-lain. pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai
sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang
bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh
pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap
bendahara/pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk
menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara
sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan
yang melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut
atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.
Kemitraan dengan pihak ketiga merupakan perjanjian antara dua pihak
atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang
dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha
yang dimiliki.
Dana yang Dibatasi Penggunaannya merupakan kas atau dana yang
alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu
seperti rekening dana reboisasi.
Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke
dalam TPA, Tagihan TGR, maupun Kemitraan dengan Pihak Ketiga. Aset
lain-lain dapat berupa aset pemerintah yang tidak digunakan dalam
kegiatan operasional pemerintah, dikelola pihak lain, tetapi belum
ditentukan status hukumnya, seperti aset pemerintah eks BPPN yang
dialihkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Tim
Pemberesan Aset, Departemen Keuangan dan aset pemerintah yang
digunakan oleh Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) BP MIGAS. Di
samping itu, piutang macet kementerian negara/lembaga yang dialihkan
penagihannya kepada Departemen Keuangan juga termasuk dalam
kelompok aset lain-lain. Kas dan setara kas, piutang, dan aset tetap yang
dikuasai dan/atau dimiliki Badan Pengelola Kemayoran (BP Kemayoran)
dan Badan Pengelola Gelora Olah Raga Bung Karno (BP Gelora Bung
Karno) juga termasuk dalam kelompok aset lain-lain.
(5) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
Kewajiban terdiri dari
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
kewajiban jangka
pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain
pendek dan kewajiban
jangka panjang. karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga
keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban
pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada
pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai
konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.

Catatan atas Laporan Keuangan -16-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan


kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan
setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK),
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang Bunga (accrued interest) dan
utang jangka pendek lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua
belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka panjang pemerintah terdiri dari utang luar negeri dan
utang dalam negeri. Utang luar negeri pemerintah adalah pinjaman
bilateral, multilateral, kredit ekspor, leasing, dan kredit komersial yang
dikelola Departemen Keuangan. Utang dalam negeri pemerintah adalah
utang dalam bentuk sekuritas (government debt securities), yang terdiri
dari fixed rates bonds, variable rates bonds, hedge bonds dan surat utang
yang dikelola Departemen Keuangan.
Fixed rate bonds-FR adalah obligasi yang memiliki tingkat kupon yang
ditetapkan pada saat penerbitan, dan dibayarkan secara periodik setiap 6
(enam) bulan. Tingkat kupon obligasi jenis FR berkisar antara 10 persen
sampai 16,5 persen, yang terdiri dari 23 seri, dengan masa jatuh tempo
berkisar antara tahun 2005 sampai 2014 (posisi per akhir tahun 2004).
Variable rate bonds-VR adalah obligasi berbunga mengambang memiliki
tingkat kupon yang ditetapkan secara periodik berdasarkan referensi
tertentu. Dalam hal ini referensi yang digunakan ialah tingkat bunga SBI
(Sertifikat Bank Indonesia) berjangka 3 bulan. Kupon dibayarkan secara
periodik setiap 3 (tiga) bulan sekali. Sampai akhir tahun 2004, terdapat
25 seri VR yang jatuh temponya berkisar antara tahun 2005 sampai
dengan 2020. Obligasi jenis FR maupun VR adalah obligasi yang dapat
diperdagangkandandipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder.
Hedge bonds-HB adalah obligasi lindung nilai yang berbunga
mengambang, dan terdiri dari 6 seri. Tingkat bunga per tahun obligasi
jenis ini adalah sebesar SIBOR (Singapore Interbank Offered Rate)
ditambah 2 persen, dihitung atas jumlah nominal yang telah disesuaikan
terhadap perubahan kurs Rupiah terhadap USD, dan dibayarkan empat
kali dalam setahun (quarterly). Pada saat jatuh tempo, sebagaimana terms
and condition-nya, HB dapat diganti dengan obligasi lain.
CPI Index Linked Bonds (SU) adalah jenis utang Pemerintah kepada Bank
Indonesia, berkaitan dengan program penjaminan dan BLBI (Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia). Jenis utang ini (SU-002 dan SU-004) berbunga
tetap yaitu sebesar 3 persen per tahun atas pokok yang disesuaikan
terhadap inflasi. Bunga dibayarkan setiap enam bulan sekali
(semiannually). Pokok SU dilunasi secara periodik (amortizing bonds),
melalui mekanisme amortisasi, dan dilakukan setelah berakhirnya grace
period yang ditetapkan.
SRBI-1/MK/2003 adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah
pada tanggal 7 Agustus 2003 sebagai pengganti SU-001 dan SU-003,
dalam rangka penyelesaian bantuan likuiditas BI (BLBI).
SU-005 adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah untuk kelanjutan
pendanaan kredit program. Dengan terbitnya UU No.23 tahun 1999,

Catatan atas Laporan Keuangan -17-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Bank Indonesia tidak diperkenankan lagi untuk memberikan likuiditas.


Dalam kaitan ini, maka, Pemerintah telah menerbitkan Surat Utang No.
SU-005/MK/1999 tanggal 29 Desember dengan plafond sebesar Rp9,97
triliun dengan ketentuan bahwa pinjaman yang dapat ditarik maksimum
sebesar pengembalian Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) sampai
dengan akhir Maret 2003. Sesuai dengan laporan BI pengembalian KLBI
sampai dengan akhir Maret sebesar Rp3,1 triliun (dibulatkan). SU-005
akan diperhitungkan sebagai kewajiban sebesar dana yang telah ditarik.
International Bond adalah jenis obligasi negara yang berdenominasi USD
(RI0014), dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00.
Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret 2014 dengan tingkat
kupon tetap sebesar 6,75 persen setahun, yang dibayar secara periodik
dua kali setahun (semiannual). RI0014 diterbitkan melalui proses
bookbuilding, dengan menggunakan jasa penjamin emisi/underwriter.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Aliran ekonomi
sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena
perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan
nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban
tersebut.
Utang bunga atas utang pemerintah dicatat sebesar biaya bunga yang telah
terjadi dan belum dibayar. Bunga dimaksud berasal dari utang pemerintah
baik dari dalam maupun luar negeri. Utang bunga atas utang pemerintah
yang belum dibayar diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai
bagian dari kewajiban yang berkaitan.
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dicatat sebesar saldo
pungutan/potongan berupa PFK yang belum disetorkan kepada pihak lain
sampai akhir periode pelaporan.
Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk bagian lancar utang jangka
panjang adalah jumlah yang jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan
setelah tanggal pelaporan.
Nilai nominal atas utang luar negeri pemerintah merupakan kewajiban
pemerintah kepada pemberi utang sebesar pokok utang dan bunga sesuai
yang diatur dalam kontrak perjanjian dan belum diselesaikan sampai tanggal
pelaporan. Utang dalam bentuk sekuritas dinilai berdasarkan nilai historis.
Khusus untuk hedge bonds menggunakan kurs rupiah terhadap dollar Amerika
Serikat yang terakhir.

(6) Ekuitas Dana


Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset
dan utang pemerintah.
Ekuitas dana terdiri Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas
dari ekuitas dana Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar merupakan
lancar, ekuitas dana selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi
investasi, dan ekuitas
mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang.
dana cadangan.
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang
dicadangkan untuk tujuan tertentu.

Catatan atas Laporan Keuangan -18-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBN

B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBN

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada tahun anggaran 2004 sebesar
Rp403.366.686.180.649, berasal dari penerimaan dalam negeri dan hibah.
Penerimaan dalam negeri terdiri dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara
bukan pajak. Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan penerimaan dalam negeri
dari tahun ke tahun. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan
penerimaan pajak melalui: (i) pemberlakuan tarif progresif dan penetapan batas
penghasilan tidak kena pajak; (ii) pengenaan tarif yang lebih tinggi untuk barang mewah
dan penetapan bukan barang kena pajak (non BKP) untuk kriteria barang strategis; (iii)
penetapan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) dan batas nilai bumi dan bangunan tidak kena
pajak; serta (iv) klasifikasi tarif yang berbeda-beda untuk cukai.
Penerimaan negara bukan pajak juga memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi
pendapatan negara meskipun sebagian besar penerimaan negara bukan pajak terutama
yang berasal dari sumber daya alam sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.
Realisasi Penerimaan Dalam Negeri pada tahun anggaran 2004 sebesar
Rp403.104.582.790.362, yang berasal dari Penerimaan Perpajakan sebesar
Rp280.558.820.638.612, dan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar
Rp122.545.762.151.750. Realisasi penerimaan pajak dan PNBP selama 5 tahun
terakhir menunjukkan adanya peningkatan, hal ini terlihat pada Grafik 1.
Grafik 1
Perkembangan Realisasi Penerimaan Perpajakan dan PNBP TA 2000-2004

450
triliun rupiah

400
350 122,5
98,9

300
88,4
115,1

250
200
89,4

280,6

150
242,0
210,1
185,5

100
115,9

50
-

P erpajakan P NB P

Realisasi Hibah pada tahun anggaran 2004 sebesar Rp262.103.390.287.


Pada sisi belanja negara, belanja dilakukan berprinsip pada pengendalian anggaran
belanja negara dengan tetap menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar dan alokasi
belanja minimum. Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip
penghematan dan efisiensi penggunaan belanja negara, menjamin terlaksananya
kegiatan administrasi pemerintahan, serta terselenggaranya agenda-agenda penting
kenegaraan seperti pemilu 2004. Belanja negara meliputi (i) belanja pemerintah pusat,
dan (ii) belanja untuk daerah. Belanja untuk daerah bertujuan untuk mendukung dan
memantapkan pelaksanaan otonomi daerah.
Realisasi Belanja Negara pada tahun anggaran 2004 sebesar
Rp427.176.670.904.575, yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar
Rp297.464.003.972.606, dan Belanja untuk Daerah sebesar Rp129.723.028.415.742,

Catatan atas Laporan Keuangan -19-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

serta perkiraan (account) Suspen sebesar minus Rp10.361.483.773. Perkembangan


realisasi belanja negara selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 2.

Grafik 2
Perkembangan Realisasi Belanja Negara TA 2000-2004

450

triliun rupiah
400

129,7
350

120,3
81,1
300

98,2
250
200

297,5
150

260,5

256,2
221,5

217,4
100
50
-
2000 2001 2002 2003 2004

B el. P emerintah P us at B el. untuk Daerah

Komposisi alokasi APBN untuk pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, bunga,
subsidi, belanja untuk daerah, dan belanja untuk kementerian negara/lembaga dalam
tahun anggaran 2004, disajikan pada Grafik 3.
Grafik 3
Komposisi Alokasi APBN TA 2004

Bunga Utang Kemen.


13,19% Neg/Lemb
Cicilan Pokok 30,29%
Utang LN
9,81%

Subsidi Belanja untuk


19,32% Daerah
27,38%

Defisit anggaran yang terjadi pada tahun anggaran 2004 adalah sebesar
Rp23.809.984.723.926. Untuk menutupi defisit anggaran tersebut diatasi dengan
pembiayaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Realisasi pembiayaan pada
tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp20.795.887.046.926, yang terdiri dari
Pembiayaan Dalam Negeri sebesar Rp48.853.088.699.786, dan Pembiayaan Luar
Negeri (neto) sebesar minus Rp28.057.201.652.860, yang berarti pengeluaran
pembiayaan luar negeri (untuk pembayaran cicilan pokok utang luar negeri) lebih tinggi
dari penerimaan pembiayaan luar negeri (penarikan pinjaman luar negeri).
Berdasarkan defisit anggaran dan pembiayaan yang dilakukan pada tahun anggaran
2004 terdapat Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SIKPA) sebesar
Rp3.014.097.677.000.

Catatan atas Laporan Keuangan -20-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBN

B.2.1. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah


Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah dalam tahun anggaran 2004 sebesar
Realisasi pendapatan
negara dan hibah Rp403.366.686.180.649, yang berarti Rp402.843.149.351 atau 0,10 persen lebih
Rp403,4 triliun. rendah dari anggaran yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp403.769.529.330.000.
Pendapatan negara dan hibah terdiri dari penerimaan dalam negeri dan hibah.

B.2.1.1. Penerimaan Dalam Negeri

Realisasi penerimaan Realisasi Penerimaan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 sebesar
dalam negeri Rp403,1 Rp403.104.582.790.362, yang berarti Rp72.759.360.362 atau 0,02 persen lebih
triliun tinggi dari target yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp403.031.823.430.000.
Penerimaan dalam negeri berasal dari (i) penerimaan perpajakan dan (ii) penerimaan
negara bukan pajak. Komposisi realisasi penerimaan dalam negeri (dalam persentase)
tahun anggaran 2004 dapat dilihat pada Grafik 4.
Grafik 4
Komposisi Realisasi Penerimaan Dalam Negeri TA 2004

Penerimaan Bagian Laba


SDA BUMN
23% 2%
Pajak
Internasional
3% PNBP Lainnya
5%

Pajak Dalam
Negeri
67%

B.2.1.1.1. Penerimaan Perpajakan


Realisasi penerimaan Realisasi Penerimaan Perpajakan dalam tahun anggaran 2004 sebesar
perpajakan Rp280,6 Rp280.558.820.638.612, yang berarti Rp1.351.340.638.612 atau 0,48 persen lebih
triliun tinggi dari target yang direncanakan dalam APBN yaitu sebesar
Rp279.207.480.000.000 Penerimaan perpajakan ini berasal dari (i) pajak dalam negeri
dan (ii) pajak perdagangan internasional.

B.2.1.1.1.1. Pajak Dalam Negeri


Realisasi penerimaan Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri tahun anggaran 2004 sebesar
pajak dalam negeri Rp267.817.030.241.314, yang berarti Rp783.650.241.314 atau 0,29 persen lebih
Rp267,8 triliun tinggi dari target yang direncanakan dalam APBN sebesar Rp267.033.380.000.000.
Besarnya realisasi pajak dalam negeri ini adalah sebagai berikut:
PPh Nonmigas Rp96.567.919.081.168
PPh Migas 22.946.614.007.646
PPN dan PPn BM 102.572.749.738.500
PBB 11.766.952.857.000
HTB 2.918.228.664.000
Cukai 29.172.451.701.000
Pajak Lainnya 1.872.114.192.000
Total Rp267.817.030.241.314

Catatan atas Laporan Keuangan -21-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1.


B.2.1.1.1.2. Pajak Perdagangan Internasional
Realisasi pajak Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional tahun anggaran 2004 adalah
perdagangan sebesar Rp12.741.790.397.298, yang berarti Rp567.690.397.298 atau 4,66 persen
internasional Rp12,7 lebih tinggi dari target yang direncanakan dalam APBN yaitu sebesar
triliun Rp12.174.100.000.000. Realisasi pajak perdagangan internasional ini terdiri dari
realisasi Bea Masuk sebesar Rp12.444.000.347.298 dan Pajak/Pungutan Ekspor
sebesar Rp297.790.050.000. Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1.

B.2.1.1.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak


Realisasi PNBP Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam tahun anggaran 2004 sebesar
Rp122,5 triliun Rp122.545.762.151.750, yang berarti Rp1.278.581.278.250 atau 1,03 persen lebih
rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp123.824.343.430.000. Realisasi PNBP berasal dari (i) penerimaan sumber daya alam
(ii) bagian pemerintah atas laba BUMN dan (iii) penerimaan negara bukan pajak
lainnya.

B.2.1.1.2.1. Penerimaan Sumber Daya Alam

Realisasi penerimaan
Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
SDA Rp91,5 tiliun Rp91.542.983.188.986, yang berarti Rp864.656.252.014, atau 0,94 persen lebih
rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp92.407.639.441.000. Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam berasal dari
Pendapatan Minyak bumi sebesar Rp63.059.805.131.106, Pendapatan Gas Alam
sebesar Rp22.199.226.563.929, Pendapatan Pertambangan Umum sebesar
Rp2.548.752.490.150, Pendapatan Kehutanan sebesar Rp3.411.633.313.730, dan
Pendapatan Perikanan sebesar Rp323.565.690.071. Komposisi realisasi penerimaan
sumber daya alam (dalam persentase) dapat dilihat pada Grafik 5. Rincian lebih lanjut
dapat dilihat dalam Lampiran 1.

Grafik 5
Komposisi Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam TA 2004

P ertambangan Kehutanan
Umum 3,73% P erikanan
2,78% 0,35%
Gas Alam
24,25%

Minyak B umi
68,89%

B.2.1.1.2.2. Bagian Pemerintah atas Laba BUMN


Realisasi bagian Realisasi Bagian Pemerintah atas Laba BUMN dalam tahun anggaran 2004 adalah
pemerintah atas laba sebesar Rp9.817.530.700.000, yang berarti Rp714.030.700.000 atau 7,84 persen
BUMN Rp9,8 triliun lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp9.103.500.000.000.

Catatan atas Laporan Keuangan -22-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

B.2.1.1.2.3. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya

Realisasi PNBP Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya dalam tahun anggaran 2004
lainnya Rp21,2 triliun adalah sebesar Rp21.185.248.262.764, yang berarti Rp1.127.955.726.236 atau 5,06
persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp22.313.203.989.000. Realisasi PNBP Lainnya ini berasal dari:
Penjualan hasil produksi, sitaan Rp 67.010.183.118
Penjualan aset 72.451.366.252
Pendapatan sewa 48.137.084.967
Pendapatan jasa I 3.241.172.347.092
Pendapatan jasa II 1.102.693.837.315
Pendapatan rutin dari luar negeri 200.050.263.847
Pendapatan kejaksaan dan peradilan 30.652.605.169
Pendapatan pendidikan 391.072.665.044
Pendapatan dari penerimaan lain-lain 16.032.007.909.960
Total Rp21.185.248.262.764
Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1.

B.2.1.2. Hibah
Realisasi penerimaan Realisasi Hibah dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar Rp262.103.390.287, yang
hibah Rp262,1 miliar berarti Rp475.602.509.713 atau 64,47 persen lebih rendah dari jumlah yang
dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp737.705.900.000.

B.2.2. Belanja Negara


Realisasi belanja Realisasi Belanja Negara dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
negara Rp427,2 triliun Rp427.176.670.904.575, yang berarti Rp2.864.503.937.425, atau 0,66 persen lebih
rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp430.041.174.842.000. Realisasi anggaran belanja negara terdiri dari (i) belanja
pemerintah pusat, dan (ii) belanja untuk daerah.
Komposisi lima terbesar pengguna anggaran belanja pemerintah pusat pada
kementerian negara/lembaga (dalam persentase) pada tahun anggaran 2004 dapat
dilihat pada Grafik 6.
Grafik 6
Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 2004

Dep. Agama Dep. PU Kepolisian RI


6,24% 10,11%
Dep. Lainnya 10,40%
41,52%

Dep. Pertahanan Dep.Diknas


17,81% 13,91%

Sedangkan komposisi lima terbesar pengguna anggaran belanja untuk daerah (dalam
persentase) pada tahun anggaran 2004 dapat dilihat pada Grafik 7.

Catatan atas Laporan Keuangan -23-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 7
Komposisi Lima Terbesar Pengguna Anggaran Belanja Untuk Daerah TA 2004

DKI Jakarta
18,35%

Daerah Lainnya Jawa Barat


49,12% 8,56%

Jawa Tengah
Sumatera Utara 9,28%
4,47% Jawa Timur
10,22%

B.2.2.1. Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi belanja Realisasi Belanja Pemerintah Pusat dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
pemerintah pusat Rp297.464.003.972.606, yang berarti Rp2.572.169.529.394, atau 0,86 persen lebih
Rp297,5 triliun rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp300.036.173.502.000. Realisasi anggaran belanja pemerintah pusat terdiri dari (i)
pengeluaran rutin, dan (ii) pengeluaran pembangunan. Laporan Realisasi Anggaran
Pengeluaran Rutin dan Pembangunan per Kementerian Negara/Lembaga dapat dilihat
dalam Lampiran 2.

B.2.2.1.1. Pengeluaran Rutin

Realisasi pengeluaran Realisasi Pengeluaran Rutin dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
rutin Rp236,0 triliun Rp236.013.837.863.766, yang berarti Rp7.925.433.463.766, atau 3,47 persen lebih
tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp228.088.404.400.000. Realisasi pengeluaran rutin terdiri dari (i) belanja pegawai, (ii)
belanja barang, (iii) pembayaran bunga utang, (iv) subsidi, dan (v) pengeluaran rutin
lainnya, dengan komposisi yang terlihat pada Grafik 8. Laporan Realisasi Anggaran
Pengeluaran Rutin per Kementerian Negara/Lembaga dapat dilihat dalam Lampiran 2.
Grafik 8
Komposisi Realisasi Pengeluaran Rutin per Jenis Belanja TA 2004

100 91,5
90
80
70 62,5
triliun rupiah

60 52,7
50
40
30
20 15,5 13,8
10
0
B elanja B elanja B elanja B unga Utang B elanja
P egawai B arang S ubs idi R utin
L ainnya

Catatan atas Laporan Keuangan -24-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Belanja Pegawai
Realisasi belanja Realisasi belanja pegawai dalam tahun anggaran 2004 sebesar
pegawai Rp52,7 triliun Rp52.743.205.144.145, yang berarti Rp1.474.188.855.855, atau 2,72 persen lebih
rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp54.217.394.000.000.

Belanja Barang
Realisasi belanja barang dalam tahun anggaran 2004 sebesar
Realisasi belanja
Rp15.518.110.722.226, yang berarti Rp1.261.704.277.774, atau 7,52 persen lebih
barang Rp15,5 triliun
rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp16.779.815.000.000.

Pembayaran Bunga Utang

Realisasi pembayaran Realisasi Pembayaran Bunga Utang dalam tahun anggaran 2004 sebesar
bunga utang Rp62,5 Rp62.485.645.627.660, yang berarti Rp742.060.372.340, atau 1,17 persen lebih
triliun rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp63.227.706.000.000.

Subsidi
Realisasi subsidi Realisasi Subsidi dalam tahun anggaran 2004 sebesar Rp91.529.079.759.437, yang
Rp91,5 triliun berarti Rp21.674.327.759.437 atau 31,03 persen lebih tinggi dari jumlah yang
dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp69.854.752.000.000. Alokasi subsidi
pemerintah untuk tahun anggaran 2004 terbesar digunakan untuk belanja subsidi
Subsidi BBM Rp69,0 BBM sebesar Rp69.024.450.135.166 atau 75,41 persen dari total subsidi.
triliun
Sedangkan subsidi non BBM adalah sebesar Rp22.504.629.624.271. Rincian
belanja subsidi non BBM adalah sebagai berikut:
Belanja Subsidi Pangan Rp 4.830.777.908.115
Belanja Subsidi Listrik 2.316.649.999.997
Belanja Subsidi Benih 76.202.915.844
Subsidi non BBM
Rp22,5
Belanja Subsidi Pupuk 1.171.414.204.236
Belanja Subsidi Bunga Kredit Pemilikan Rumah 61.572.454.420
Belanja Subsidi Bunga Kredit Ketahanan Pangan 34.889.148.056
Belanja Subsidi Pajak Penghasilan 1.312.122.927.984
Belanja Subsidi Lainnya 5.825.493.492.564
Biaya Rutin KONI 14.256.074.000
Dana Cadangan Tanggap Darurat (Dana Kontijensi) 6.149.692.417.062
Belanja Bantuan dalam rangka Penugasan PSO 700.657.490.243
Subsidi Lain-lain 10.900.591.750
Total Rp22.504.629.624.271

Pengeluaran Rutin Lainnya

Realisasi pengeluaran Realisasi Pengeluaran Rutin Lainnya dalam tahun anggaran 2004 sebesar
rutin lainnya Rp13,7 Rp13.737.796.610.298, yang berarti Rp10.270.940.789.702, atau 42,78 persen
triliun lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar
Rp24.008.737.400.000. Termasuk dalam belanja barang ini adalah belanja
Pemilihan Umum/Sidang Tahunan sebesar Rp3.855.263.119.461.
Realisasi Pengeluaran Rutin juga dapat dikelompokkan berdasarkan sektor sebagai
berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan -25-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Tabel 1
Sektor TA 2004
Kode Sektor
01 Sektor Industri
02 Sektor Pertanian, Kehutanan, Kelautan, dan Perikanan
03 Sektor Pengairan
04 Sektor Tenaga Kerja
05 Sektor Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan
dan Koperasi
06 Sektor Transportasi, Meteorologi dan Geofisika
07 Sektor Pertambangan dan Energi
08 Sektor Pariwisata, Pos, Telekomunikasi dan Informatika
09 Sektor Pembangunan Daerah
10 Sektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dan Tata Ruang
11 Sektor Pendidikan, Kebudayaan Nasional, Pemuda dan Olah Raga
12 Sektor Kependudukan dan Keluarga
13 Sektor Kesejahteraan Sosial, Kesehatan, dan Pemberdayaan
Perempuan
14 Sektor Perumahan dan Permukiman
15 Sektor Agama
16 Sektor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
17 Sektor Hukum
18 Sektor Aparatur Negara dan Pengawasan
19 Sektor Politik Dalam Negeri, Hubungan Luar Negeri, Informasi, dan
Komunikasi
20 Sektor Pertahanan dan Keamanan

Realisasi pengeluaran rutin terbesar pada tahun anggaran 2004 digunakan untuk Sektor
Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan dan Koperasi yaitu sebesar
Rp191.598.155.860.339, dan Sektor Pertahanan dan Keamanan sebesar
Rp21.599.788.611.922.
Komposisi realisasi belanja rutin menurut sektor (kecuali Sektor Perdagangan,
Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan dan Koperasi serta Sektor Pertahanan dan
Keamanan) dapat dilihat pada Grafik 9. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Rutin
menurut Sektor dan Subsektor dapat dilihat dalam Lampiran 3.

Catatan atas Laporan Keuangan -26-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 9
Komposisi Realisasi Belanja Rutin Menurut Sektor TA 2004

S ektor 19 2.797,1

S ektor 18 4.703,9

S ektor 17 2.099,4

S ektor 16 952,5

S ektor 15 2.178,2

S ektor 14 53,0

S ektor 13 710,5

S ektor 12 127,9

S ektor 11 5.593,7

S ektor 10 636,8

S ektor 09 72,0

S ektor 08 354,5

S ektor 07 473,8

S ektor 06 769,1

S ektor 04 293,3

S ektor 03 67,3

S ektor 02 896,0

S ektor 01 37,0

0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000


m iliar r u p iah

B.2.2.1.2. Pengeluaran Pembangunan

Realisasi pengeluaran Realisasi Pengeluaran Pembangunan dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
pembangunan Rp61,5 Rp61.450.166.108.840, yang berarti Rp10.497.602.993.160, atau 14,59 persen
triliun lebih rendah dari anggaran yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp
71.947.769.102.000. Realisasi pengeluaran pembangunan terdiri dari (i) pembiayaan
rupiah, dan (ii) pembiayaan proyek. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran
Pembangunan per Kementerian Negara/Lembaga dapat dilihat dalam Lampiran 2.

B.2.2.1.2.1. Pembiayaan Rupiah

Realisasi pengeluaran
Realisasi Pembiayaan Rupiah dalam tahun 2004 adalah sebesar
pembangunan dari Rp48.017.837.115.367, yang berarti Rp4.690.931.986.633, atau 8,89 persen lebih
pembiayaan rupiah rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp48,0 triliun Rp52.708.769.102.000. Realisasi pengeluaran pembiayaan proyek terbesar adalah
pada Sektor Pendidikan, Kebudayaan Nasional, Pemuda dan Olah Raga (Sektor 11)
dengan jumlah Rp12.101.825.884.319. Komposisi realisasi belanja pembangunan
pembiayaan rupiah menurut sektor dapat dilihat pada Grafik 10. Laporan Realisasi
Anggaran Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah menurut Sektor dan Subsektor
dapat dilihat dalam Lampiran 4.

Catatan atas Laporan Keuangan -27-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 10
Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah
Menurut Sektor TA 2004

S ektor 20 6.832,3
S ektor 19 271,6
S ektor 18 2.927,7
S ektor 17 999,4
S ektor 16 1.002,8
S ektor 15 71,4
S ektor 14 1.423,7
S ektor 13 4.597,8
S ektor 12 412,4
S ektor 11 12.101,8
S ektor 10 537,4
S ektor 09 1.108,6
S ektor 08 61,3
S ektor 07 1.404,0
S ektor 06 5.498,8
S ektor 05 1.662,3
S ektor 04 301,8

S ektor 03 2.638,9
S ektor 02 3.781,6
S ektor 01 382,0

0 3.000 6.000 9.000 12.000 15.000


miliar rupiah

B.2.2.1.2.2. Pembiayaan Proyek


Realisasi Pembiayaan Proyek dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
Realisasi pengeluaran
pembangunan dari Rp13.432.328.993.473, yang berarti Rp5.806.671.006.527 atau 30,18 persen lebih
pembiayaan proyek rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp13,4 triliun Rp19.239.000.000.000. Realisasi pengeluaran pembiayaan proyek terbesar adalah
pada Sektor Pembangunan Daerah (Sektor 9) dengan jumlah Rp2.580.794.515.739.
Komposisi realisasi pengeluaran pembangunan pembiayaan proyek menurut sektor
dapat dilihat pada Grafik 11. Laporan Realisasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan
Pembiayaan Proyek menurut Sektor dan Subsektor dapat dilihat dalam Lampiran 5.

Catatan atas Laporan Keuangan -28-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 11
Komposisi Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek
Menurut Sektor TA 2004

S ektor 20 988,1
S ektor 19 4,2
S ektor 18 124,0
S ektor 17 26,1
S ektor 16 17,9
S ektor 15
S ektor 14 112,8
S ektor 13 2.186,4
S ektor 12 38,3
S ektor 11 419,2
S ektor 10 81,3
S ektor 09 2.580,8
S ektor 08 9,7
S ektor 07 886,7
S ektor 06 2.573,4
S ektor 05 11,1
S ektor 04 8,2

S ektor 03 896,2
S ektor 02 295,0
S ektor 01 2.172,7

0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000


miliar rupiah

B.2.2.2. Belanja untuk Daerah

Realisasi belanja Dalam tahun anggaran 2004, realisasi anggaran Belanja untuk Daerah adalah sebesar
untuk daerah Rp129,7 Rp129.723.028.415.742, yang berarti Rp281.972.924.258 atau 0,22 persen lebih
triliun rendah dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp130.005.001.340.000. Belanja untuk daerah terdiri dari (i) dana perimbangan, dan
(ii) dana otonomi khusus dan penyesuaian.

B.2.2.2.1. Dana Perimbangan

Realisasi dana Realisasi Dana Perimbangan dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
perimbangan Rp122,9 Rp122.867.684.672.742, yang berarti Rp281.938.724.258, atau 0,23 persen lebih
triliun rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp123.149.623.397.000.
Dana perimbangan terdiri dari (i) Dana Bagi Hasil (DBH), (ii) Dana Alokasi Umum
(DAU), dan (iii) Dana Alokasi Khusus (DAK). Komposisi realisasi dana perimbangan
dapat dilihat pada Grafik 12.

Catatan atas Laporan Keuangan -29-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 12
Komposisi Realisasi Dana Perimbangan TA 2004

Dana Alokasi
Khusus
3,29%
Dana Bagi Hasil
29,87%

Dana Alokasi
Umum
66,85%

B.2.2.2.1.1. Dana Bagi Hasil


Realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
Realisasi dana DBH
Rp36,7 triliun Rp36.700.327.968.000, yang berarti Rp668.038.085.000, atau 1,79 persen lebih
rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp37.368.366.053.000. Realisasi dana bagi hasil terdiri dari bagi hasil sumber daya
alam dan bagi hasil perpajakan. Rincian alokasi dana bagi hasil per provinsi dapat
dilihat dalam Lampiran 6.

B.2.2.2.1.2. Dana Alokasi Umum


Realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
Realisasi DAU Rp82,1
triliun Rp82.130.927.929.572, yang berarti Rp1.785.572 lebih tinggi dari jumlah yang
dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp 82.130.926.144.000. Daerah penerima
dana alokasi umum terbesar adalah Jawa Timur. Rincian alokasi dana alokasi umum per
provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 6.

B.2.2.2.1.3. Dana Alokasi Khusus


Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
Realisasi DAK Rp4,0
Rp4.036.428.775.170, yang berarti Rp386.097.575.170 atau 10,58 persen lebih
triliun
tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp3.650.331.200.000.
Rincian alokasi dana alokasi umum per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 6.

B.2.2.2.2. Dana Otonomi Khusus & Penyesuaian

Realisasi dana Dalam tahun anggaran 2004, realisasi Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian adalah
otonomi khusus dan sebesar Rp6.855.343.743.000, yang berarti Rp34.200.000 lebih rendah dari jumlah
penyesuaian Rp6,9 yang ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp6.855.377.943.000. Dana Otonomi
triliun Khusus dan Penyesuaian terdiri dari (i) Dana Otonomi Khusus, dan (ii) Dana
Penyesuaian.

B.2.2.2.2.1. Dana Otonomi Khusus


Dalam tahun anggaran 2004, realisasi Dana Otonomi Khusus adalah sebesar
Rp1.642.617.943.000, yang berarti sama dengan jumlah yang ditetapkan dalam APBN

Catatan atas Laporan Keuangan -30-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Realisasi dana yaitu sebesar Rp1.642.617.943.000. Dana otonomi khusus diberikan kepada Provinsi
otonomi khusus Rp1,6 Papua sesuai dengan ketentuan yang digariskan dalam Undang-Undang Nomor 21
triliun Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua.

B.2.2.2.2.2. Dana Penyesuaian


Dalam tahun anggaran 2004, realisasi Dana Penyesuaian sebesar
Realisasi dana
Rp5.212.725.800.000, yang berarti Rp34.200.000 lebih rendah dari jumlah yang
penyesuaian Rp5,2
triliun
ditetapkan dalam APBN yaitu sebesar Rp5.212.760.000.000. Dana Penyesuaian terdiri
dari Penyesuaian Murni dan Penyesuaian Ad-Hoc. Dana Penyesuaian Murni dialokasikan
kepada daerah provinsi yang dalam perhitungan DAU mengalami penurunan
dibandingkan dengan alokasi tahun anggaran sebelumnya. Dana Penyesuaian Ad-Hoc
merupakan bantuan dari pemerintah pusat kepada daerah untuk membiayai kebijakan
pembayaran gaji ke-13. Dana penyesuaian ini bersifat bantuan, sehingga tidak
dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan pengeluaran daerah dalam APBD. Daerah
penerima dana penyesuaian terbesar adalah Jawa Timur. Rincian alokasi dana
penyesuaian per provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 7.

B.2.2.3 Suspen

Suspen merupakan perkiraan (account) yang menampung perbedaan pencatatan


Perkiraan suspen
sebesar minus Rp10,4
realisasi APBN menurut kementerian negara/lembaga dengan pencatatan penerimaan
miliar dan pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara (BUN). Jumlah perkiraan suspen adalah Rp10.361.483.773. Rincian
perbedaan tersebut adalah:
(dalam rupiah)

Kementerian Selisih
Uraian Negara/Lembaga (KL) BUN (KL-BUN)
A. Pendapatan Negara dan Hibah
I. Penerimaan Dalam Negeri 403.104.582.790.362 408.618.266.382.000 (5.513.683.591.638)
II. Penerimaan Hibah 262.103.390.287 277.962.833.000 (15.859.442.713)
Total A 403.366.686.180.649 408.896.229.215.000 (5.529.543.034.351)
B. Belanja
I. Belanja Pemerintah Pusat 297.464.003.972.606 308.066.323.819.000 (10.602.319.846.39)
II. Belanja Untuk Daerah 129.723.028.415.742 129.681.265.897.000 41.762.518.742
Total B 427.187.032.388.348 437.747.589.716.000 (10.560.557.327.652)
C. Pembiayaan 20.795.887.046.926 25.837.262.824.000 (5.041.375.777.074)
Suspen (A-B+C) (10.361.483.773)

Terjadinya perbedaan ini diperkirakan sebagai akibat penyelenggaraan Sistem Akuntansi


Pemerintah yang belum sempurna. Apabila sistem akuntansi tersebut telah terselenggara
dengan efektif, perbedaan tersebut semestinya tidak terjadi. Koreksi terhadap perbedaan
ini harus dilakukan kemudian sesuai ketentuan (draft) Standar Akuntansi Pemerintahan.
Perbedaan tersebut ditinjau dari besarannya yaitu 0,0024 persen dari total realisasi
belanja relatif tidak material, sehingga tidak mempengaruhi kewajaran Laporan Realisasi
APBN secara menyeluruh.

B.2.3. Defisit Anggaran


Defisit anggaran Dengan gambaran realisasi pendapatan dan belanja negara dalam tahun anggaran
APBN Rp23,8 triliun 2004, maka defisit APBN tahun anggaran 2004 adalah sebesar
Rp23.809.984.723.926, yang berarti Rp2.461.660.788.074, atau 9,37 persen lebih
rendah dari defisit yang diperkirakan dalam APBN yaitu sebesar
Rp26.271.645.512.000.

B.2.4. Pembiayaan

Realisasi pembiayaan Untuk menutupi defisit APBN tahun anggaran 2004 tersebut ditempuh berbagai upaya
Rp20,8 triliun strategis untuk mengoptimalkan pembiayaan, baik yang bersumber dari dalam negeri

Catatan atas Laporan Keuangan -31-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

maupun luar negeri. Dalam pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004, realisasi
pembiayaan adalah sebesar Rp20.795.887.046.926, yang berarti
Rp5.475.758.465.074, atau 20,84 persen lebih rendah dari jumlah yang ditetapkan
dalam APBN yaitu sebesar Rp26.271.645.512.000. Pembiayaan terdiri dari (i)
pembiayaan dalam negeri, dan (ii) pembiayaan luar negeri.

B.2.4.1. Pembiayaan Dalam Negeri


Realisasi pembiayaan Realisasi Pembiayaan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
dalam negeri Rp48,9 Rp48.853.088.699.786, yang berarti Rp1.197.370.812.214 atau 2,39 persen lebih
triliun rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp50.050.459.512.000. Pembiayaan dalam negeri terdiri dari (i) perbankan dalam
negeri, dan (ii) non – perbankan dalam negeri.

B.2.4.1.1. Perbankan Dalam Negeri


Realisasi pembiayaan Realisasi Pembiayaan Perbankan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah
perbankandalam sebesar Rp22.712.505.838.000, yang berarti Rp1.199.301.449.000 atau 5,01 persen
negeri Rp22,7 triliun lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp23.911.807.287.000. Pembiayaan Perbankan Dalam Negeri berasal dari Rekening
Dana Investasi dan Rekening Dana Non Investasi dengan rincian sebagai berikut:
(dalam rupiah)
Realisasi di atas (di
Anggaran Realisasi bawah) Anggaran
Rekening Dana Investasi 13.198.567.287.000 11.999.281.000.000 (1.199.286.287.000)
Non Rekening Dana
Investasi 10.713.240.000.000 10.713.224.838.000 (15.162.000)
Total 23.911.807.287.000 22.712.505.838.000 (1.199.301.449.000)

B.2.4.1.2. Non-Perbankan Dalam Negeri


Realisasi pembiayaan Realisasi Pembiayaan Non-Perbankan Dalam Negeri dalam tahun anggaran 2004
non perbankandalam adalah sebesar Rp26.140.582.861.786, yang berarti Rp1.930.636.786 atau 0,01
negeri Rp26,1 triliun persen lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar
Rp26.138.652.225.000. Pembiayaan non-perbankan dalam negeri terdiri dari
privatisasi, penjualan aset program restrukturisasi perbankan, dan Surat Utang Negara
(SUN) neto, dengan rincian sebagai berikut:
(dalam rupiah)
Realisasi di atas (di
Anggaran Realisasi bawah) Anggaran
A. Privatisasi 5.000.000.000.000 3.519.487.251.000 (1.480.512.749.000)
B. Penjualan Aset Program
Restrukturisasi
Perbankan 12.913.306.000.000 15.750.742.139.000 2.837.436.139.000
C. SUN Neto 8.225.346.225.000 6.870.353.471.786 (1.354.992.753.214)
Penerbitan 32.300.846.225.000 32.326.782.517.000 25.936.292.000
Dikurangi:
- Pembayaran Pokok (24.075.500.000.000) (25.456.429.045.214) (1.380.929.045.214)
- Pembelian Kembali - - -
Total (A+B+C) 26.138.652.225.000 26.140.582.861.786 1.930.636.786

B.2.4.2. Pembiayaan Luar Negeri (Neto)

Realisasi pembiayaan Realisasi Pembiayaan Luar Negeri (Neto) dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
luar negeri minus minus Rp28.057.201.652.860, yang berarti Rp4.278.387.652.860, atau 17,99 persen
Rp28,1 triliun lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar minus
Rp23.778.814.000.000. Pembiayaan luar negeri berasal dari penarikan pinjaman luar
negeri bruto setelah dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.

Catatan atas Laporan Keuangan -32-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

B.2.4.2.1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto)


Realisasi penarikan Realisasi Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) dalam tahun anggaran 2004 adalah
pinjaman luar negeri
sebesar Rp18.433.905.228.916, yang berarti Rp3.311.731.771.084, atau 15,23
Rp18,4 triliun
persen lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar
Rp21.745.637.000.000. Penarikan pinjaman luar negeri terdiri dari (i) pinjaman
program, dan (ii) pinjaman proyek.

B.2.4.2.1.1. Pinjaman Program

Realisasi penarikan Realisasi Pinjaman Program dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
pinjaman program Rp5.058.509.000.000, yang berarti Rp1.917.672.000.000 atau 61,06 persen lebih
Rp5,1 triliun tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp3.140.837.000.000.

B.2.4.2.1.2. Pinjaman Proyek

Realisasi penarikan Realisasi Pinjaman Proyek dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
pinjaman proyek Rp13.375.396.228.916, yang berarti Rp5.229.403.771.084, atau 28,11 persen lebih
Rp13,4 triliun rendah dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp18.604.800.000.000.
Realisasi Pinjaman Proyek tersebut merupakan selisih antara realisasi belanja
pembangunan pembiayaan proyek dengan hibah luar negeri untuk pembangunan.

B.2.4.2.2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri


Pembayaran cicilan Realisasi Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri merupakan pembayaran pokok
pokok utang luar utang luar negeri yang jatuh tempo dalam tahun anggaran 2004 dikurangi dengan
negeri Rp46,5 triliun penjadwalan kembali atas pokok utang dan bunga. Realisasi Pembayaran Cicilan Pokok
Utang Luar Negeri dalam tahun anggaran 2004 adalah sebesar
Rp46.491.106.881.776, yang berarti Rp966.655.881.776 atau 2,12 persen lebih
tinggi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp45.524.451.000.000.

B.2.5. Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran – SILPA (SIKPA)


SIKPA Rp3,01 triliun Berdasarkan defisit anggaran dan realisasi pembiayaan anggaran sebagaimana
diuraikan di atas, maka dalam pelaksanaan APBN tahun anggaran 2004 terdapat Sisa
Kurang Pembiayaan Anggaran (SIKPA) sebesar Rp3.014.097.677.000.

B.2.6. Sisa Anggaran Lebih (SAL) Awal Tahun Anggaran 2004


SAL sampai dengan Sisa Anggaran Lebih (SAL) pada awal tahun anggaran 2004 adalah sebesar
TA 2003 Rp24,6 Rp24.588.479.454.419, yang merupakan SAL tahun anggaran 2003 sebesar
triliun Rp34.576.722.954.419 setelah dikurangi Cadangan Anggaran Pembangunan (CAP)
sebesar Rp1.730.000.000.000 dan penggunaan Rekening SAL tahun anggaran 2003
sebesar Rp8.258.243.500.000.

B.2.7. Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan Tahun Anggaran 2004
SAL sampai dengan Sisa Anggaran Lebih (SAL) sampai dengan tahun anggaran 2004 adalah sebesar
TA 2004 Rp21,6 Rp21.574.381.777.419, merupakan SAL awal tahun anggaran 2004 sebesar
triliun Rp24.588.479.454.419 setelah dikurangi SIKPA tahun anggaran 2004 sebesar
Rp3.014.097.677.000.

Catatan atas Laporan Keuangan -33-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM


Posisi keuangan per 31 Desember 2004 adalah Aset sebesar Rp851.880.822.430.464;
Kewajiban sebesar Rp1.349.032.809.327.405; dan Ekuitas Dana Neto sebesar minus
Rp497.151.986.896.941 (Grafik 13).

Grafik 13
Struktur Neraca Pemerintah Pusat Per 31 Desember 2004
Aset berjumlah
Rp851,8 triliun 1.600
1.400 1.349,0
Kewajiban berjumlah
Rp1.349,0 triliun 1.200
1.000 851,9
Ekuitas Dana Neto
triliun rupiah

800
berjumlah minus
Rp497,2 triliun 600
400
200
0
-200
-400
-600 -497,2
Aset Kewajiban Ekuitas Dana

Jumlah Aset sebesar Rp851.880.822.430.464 terdiri dari Aset Lancar sebesar


Rp86.895.890.197.385; Investasi Jangka Panjang sebesar Rp465.267.578.974.673;
Aset Tetap sebesar Rp229.071.545.428.868, Dana Cadangan sebesar
Rp1.730.000.000.000, serta Aset Lainnya sebesar Rp68.915.807.829.538 (Grafik 14).

Grafik 14
Struktur Aset Pemerintah Pusat Per 31 Desember 2004

500 465,3
450
400
350
triliun rupiah

300
250 229,1

200
150
100 86,9 68,9
50 1,7
0
Aset Lancar Investasi Jgk Aset Tetap Dana Aset Lainnya
Panjang Cadangan

Jumlah Kewajiban sebesar Rp1.349.032.809.327.405 terdiri dari Kewajiban Jangka


Pendek sebesar Rp125.838.076.233.260 dan Kewajiban Jangka Panjang sebesar
Rp1.223.194.733.094.145.

Catatan atas Laporan Keuangan -34-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Total Ekuitas Dana Neto sebesar minus Rp497.151.986.896.941 terdiri dari Ekuitas
Dana Lancar sebesar minus Rp38.942.186.035.875, Ekuitas Dana Investasi sebesar
minus Rp459.939.800.861.066, dan Ekuitas Dana Cadangan sebesar
Rp1.730.000.000.000 (Grafik 15).

Grafik 15
Struktur Kewajiban dan Ekuitas Dana Pemerintah Pusat
per 31 Desember 2004

1.400
1.223,2
1.200

1.000

800
triliun rupiah

600

400

200 125,8
1,7
0

-200 -38,9
-459,9
-400

-600
Kewajiban Kewajiban Ekuitas Ekuitas Ekuitas
Jgk Pendek Jgk Dana Dana Dana
Panjang Lancar Investasi Cadangan

C.2. PENJELASAN PER POS NERACA

C.2.1. Rekening Kas BUN di Bank Indonesia


Rekening Kas BUN di Bank Indonesia (BI) sebesar Rp248.984.834.918 merupakan
Rekening Kas BUN di saldo Rekening 502 yang ada di Bank Indonesia per 31 Desember 2004 yang siap
BI Rp248,98 miliar
digunakan untuk kegiatan operasional pemerintahan.

C.2.2. Rekening Kas di KPPN


Rekening Kas di KPPN sebesar Rp12.498.762.125.000 merupakan saldo Rekening KPPN
Rekening di Kas KPPN
Rp12,5 triliun di seluruh Indonesia berdasarkan ketetapan saldo besi akhir tahun anggaran. Daftar
Saldo Kas di KPPN per 31 Desember 2004 dapat dilihat pada Lampiran 8.
Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI, saldo rekapitulasi rekening koran seluruh KPPN
adalah sebesar Rp11.653.341.520.000. Perbedaan jumlah saldo kas tersebut terjadi
antara lain karena adanya peraturan yang menyatakan bahwa penerimaan PBB/BPHTB
yang disetor ke kas negara tanggal 29 sampai dengan 31 Desember 2004 diperlakukan
sebagai penerimaan tahun 2005. Saldo Kas di KPPN ini akan dikoreksi pada laporan
keuangan tahun berikut bersamaan dengan diperbaikinya peraturan mengenai langkah-
langkah dalam menghadapi akhir tahun anggaran 2005.

C.2.3. Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia


Rekening Pemerintah Rekening Kas Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia sebesar Rp38.660.204.618.670
Lainnya di Bank merupakan saldo rekening pemerintah lainnya yang ada di Bank Indonesia per 31
Indonesia Desember 2004, yang terdiri dari rekening-rekening yang disajikan pada Tabel 2.
38,7 triliun

Catatan atas Laporan Keuangan -35-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Tabel 2
Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Indonesia
(dalam rupiah)
Jenis Rekening Jumlah
Rekening 500 talangan Reksus Kosong 334.431.886.327
Rekening Menkeu c.q. Dirjen utk menampung pengembalian dana 16.334.674.372
Rekening Penerimaan Minyak 888.913.108.300
Rekening Penerimaan PPh dalam valas 19.074.300.090
Rekening Pembangunan Daerah (RPD) 740.530.536.033
Rekening Dana Investasi (RDI) 11.494.086.771.033
Rekening Pener. Pertambangan dan Perikanan 239.183.538.931
Rekening Pener. Panas Bumi 699.421.391.103
Rekening Subsidi Bunga SEDP 3 992.035.450
Rekening Pembiayaan Proyek RDA 9.608.768.719
Rekening Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 39.490.833.881
Rekening IHPH dan PSDH 317.456.249
Rekening Dana untuk pembayaran kewajiban 92.496.361.849
Rek. Valas JPY Pemerintah dlm rangka EXIM JAPAN TSL 7 38
Rek. Valas USD Pemerintah dlm rangka EXIM JAPAN TSL 7 1.314.342.169.793
Rek. Sub BUN dlm USD utk menampung setoran pihak ketiga 1.379.925.391.058
Rek. Trade Maintenance Facility and Exchange Offer 360.000.000.000
Rek.BUN Setoran Bulog Hasil Penjualan Beras PLN dlm rupiah 85.305.612.500
Rek. Penerimaan Tim Pemberesan BPPN 39.734.128.725
Rek.Sub BUN Dana DAK-DR Tahun 2002 yg belum disalurkan 16.168.946.303
Rek.Sub BUN (Rp) dlm Rangka Monetisasi Non Project Type Grantaid 123.092.255
Rek. Depkeu (Rp) untuk Monetasi Non Project Type Grantaid 2000 147.739.547.109
Rek. Depkeu (Rp) untuk Increase of Food (SKR) 2000 36.981.775.121
Rek. Depkeu (Rp) untuk Increase of Food (SKR) 2001 22.186.472.552
Rek. Depkeu (Rp) untuk Monetisasi Non Project Type Grandtaid 2001 60.803.604.315
Rek. Depkeu untuk penampungan hibah luar negeri dalam rangka
bencana 21.995.000
Rekening Sisa Anggaran Lebih (SAL) 9.604.256.500.000
Rekening BUN Nomor 502.000002 untuk obligasi dalam rangka
penjaminan (di bawah pengendalian Tim Unit Pelaksana Penjaminan
Pemerintah - UP3) 11.017.733.721.564
Jumlah 38.660.204.618.670

Selain rekening-rekening tersebut di atas, dalam rangka penerapan Treasury Single


Account (TSA) saat ini sedang dilakukan inventarisasi rekening pemerintah secara
komprehensif.
Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI masih terdapat kekurangan pembukuan pada
Rekening pemerintah Lainnya di BI sebesar Rp8.727.583.320.000. Namun demikian,
setelah dilakukan penelusuran terdapat Rp1.876.735.943.262 merupakan rekening
khusus (kebijakan akuntansi tidak menempatkan rekening ini sebagai kas pemerintah),
Rp3.497.406.708.877 bukan milik pemerintah, dan Rp3.363.660.167.197 masih
memerlukan konfirmasi lebih lanjut. Saldo Rekening Pemerintah Lainnya di Bank
Indonesia ini akan dikoreksi pada laporan keuangan tahun berikut bersamaan dengan
diperolehnya kepastian status kepemilikan rekening-rekening tersebut.

C.2.4. Kas di Bendahara Pengeluaran


Jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp322.614.437.433 merupakan kas
Kas di Bendahara
(Uang yang Harus Dipertanggungjawabkan-UYHD) yang ada di bendahara pengeluaran
Pengeluaran
Rp322,6 miliar
pada kementerian negara/lembaga yang belum disetor kembali ke kas negara per 31
Desember 2004 dengan perhitungan sebagai berikut:

Pengeluaran UYHD Rp 14.990.372.531.864


Penerimaan Pengembalian UYHD (14.667.758.094.431)
UYHD Rp 322.614.437.433

Catatan atas Laporan Keuangan -36-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran pada kementerian negara/lembaga dapat dilihat


di Lampiran 9.

C.2.5. Kas di Bendahara Penerimaan


Kas di Bendahara Jumlah Kas di Bendahara Penerimaan sebesar Rp576.992.798.255 mencakup seluruh
Penerimaan kas, baik saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah
Rp576,99 miliar tanggung jawab bendahara yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas
pemerintahan yang berupa penerimaan pendapatan negara bukan pajak yang belum
disetor ke kas negara per 31 Desember 2004. Rincian Kas di Bendahara Penerimaan
masing-masing kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3
Kas di Bendahara Penerimaan pada Kementerian Negara/Lembaga
(dalam rupiah)

Kementerian negara/lembaga Jumlah


1. Departemen Luar Negeri (USD 55.967.288,62) 522.984.567.832
2. Departemen Hukum dan HAM 2.983.253.225
3. Departemen Keuangan 2.992.243.710
4. Departemen Perindustrian 216.897.335
5. Departemen Perhubungan 7.884.842.635
6. Departemen Kesehatan 4.903.302.222
7. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 21.472.500
8. Departemen Sosial 125.400.000
9. Departemen Kehutanan 12.313.989.491
10. Kementerian Negara BUMN 851.327
11. Kementerian Negara Riset dan Teknologi 179.968.991
12. Kementerian Negara Lingkungan Hidup 2.165.000.000
13. Lembaga Sandi Negara 353.877
14. Kementerian PPN/ Bappenas 109.120.644
15. Badan Pertanahan Nasional 18.231.230.908
15. Badan Pengawasan Obat dan Makanan 1.673.960.426
16. Lembaga Informasi Nasional 18.655.000
17. Komisi Pemberantasan Korupsi 187.688.132
Jumlah 576.992.798.255

Keterangan:
ΠKonversi ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2004,
USD 1 = Rp9.290.

C.2.6. Uang Muka dari Rekening Bendahara Umum Negara (BUN)


Uang Muka dari Uang Muka dari Rekening BUN sebesar Rp2.574.116.076.156 merupakan pembayaran
Rekening BUN pembiayaan pendahuluan dalam rangka penarikan pinjaman luar negeri dari BUN yang
Rp2,6 triliun belum ada penggantian dari lender per 31 Desember 2004. Rincian Uang Muka dari
Rekening BUN menurut lender dan tahun anggaran dapat dilihat di Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4
Uang Muka dari Rek. BUN menurut Lender
(dalam rupiah)

Lender Talangan Reimbursement Sisa Talangan


IBRD 6.694.688.592.866 5.476.395.712.177 1.218.292.880.689
ADB 5.345.882.763.448 4.902.010.223.386 443.872.540.062
OECF/JBIC 1.517.199.092.897 794.841.344.572 722.357.748.325
Lainnya 427.991.132.133 238.398.225.053 189.592.907.080
Jumlah 2.574.116.076.156

Catatan atas Laporan Keuangan -37-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Tabel 5
Uang Muka dari Rek. BUN menurut Tahun Anggaran
(dalam rupiah)

Tahun Talangan Reimbursement Sisa Talangan


1999/2000 3.529.817.252.591 516.964.953.298 3.012.852.299.293
2000 1.511.625.859.989 1.771.877.277.411 (260.251.417.422)
2001 2.085.737.069.977 2.414.256.935.587 (328.519.865.610)
2002 2.572.851.801.113 2.133.832.870.536 439.018.930.577
2003 2.854.166.043.672 1.977.426.483.757 876.739.559.915
2004 1.431.563.554.004 2.597.286.984.600 (1.165.723.430.596)
Jumlah 2.574.116.076.156

C.2.7. Piutang Pajak

Piutang Pajak Jumlah Piutang Pajak sebesar Rp28.964.985.918.280 merupakan tagihan pajak yang
Rp28,96 triliun telah ditetapkan dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang belum dilunasi
sampai dengan tanggal 31 Desember 2004, termasuk Piutang PBB dan BPHTB, dengan
rincian sebagai berikut:

Piutang PPh , PPN , dan lainnya Rp 25.960.020.347.280


Piutang PBB 2.766.539.776.000
Piutang BPHTB 238.425.795.000
Jumlah Rp 28.964.985.918.280

C.2.8. Piutang Bukan Pajak

Piutang Bukan Pajak Jumlah Piutang Bukan Pajak sebesar Rp918.886.706.165 merupakan piutang
Rp918,9 miliar penerimaan negara bukan pajak, yaitu semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas
uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal
neraca yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun,
yang berasal dari kementerian negara/lembaga dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA)
dengan rincian pada Tabel 6.

Tabel 6
Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2004
(dalam rupiah)

Instansi Jumlah
1. Departemen Keuangan 2.515.680.000
2. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 495.227.844.820
3. Departemen Perindustrian 918.808.280
4. Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi 304.792.602.842
5. Departemen Kesehatan 8.278.219.104
6. Departemen TenagaKerja dan Transmigrasi 4.812.226
7. Departemen Kehutanan 229.279.045
8. Kementerian Negara PAN 9.029.847.977
9. Kementerian PPN/Bappenas 1.200.000
10. PT Perusahaan Pengelola Aset 97.888.411.871
Jumlah 918.886.706.165

Catatan atas Laporan Keuangan -38-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Piutang dari PPA sebesar Rp97.888.411.871 dapat dirinci sebagai berikut:


Hasil Pengelolaan Aset (HPA)-bersih Rp 6.520.468.924.906
Dana Cadangan Biaya Pengelolaan (150.000.000.000)
Insentif Kerja (858.234.508.523)
PPN atas Insentif Kerja (85.823.450.852)
Realisasi Hasil Pengelolaan dana atas HPA 21.477.446.340
Jumlah HPA yang harus disetor Rp 5.447.888.411.871
Hasil HPA yang sudah sudah disetorkan (5.350.000.000.000)
Jumlah HPA yang masih harus disetor Rp 97.888.411.871

C.2.9. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran


Jumlah Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) sebesar Rp25.519.902.850
Bagian Lancar TPA merupakan saldo TPA kementerian negara/lembaga yang akan jatuh tempo dalam
Rp25,5 miliar
tahun anggaran 2005 yang berasal dari:
- Departemen Perhubungan Rp 1.912.078
- Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah 25.000.000.000
- Kementerian PPN/Bappenas 287.990.772
Rp 25.519.902.850

C.2.10. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi

Bagian Lancar
Jumlah Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) sebesar Rp2.126.200.147
Tagihan TGR merupakan saldo Tagihan TGR kementerian negara/ lembaga yang akan jatuh tempo
Rp2,1 miliar dalam tahun anggaran 2005. Rincian Bagian Lancar Tagihan TGR untuk masing-
masing kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2004
(dalam rupiah)
Kementerian Negara/Lembaga Jumlah
1. Departemen Dalam Negeri 74.360.000
2. Departemen Keuangan 12.500.000
3. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 232.960.424
4. Departemen Perhubungan 400.276.289
5. Departemen Pendidikan Nasional 57.127.500
6. Departemen Agama 10.000.000
7. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 70.167.000
8. Departemen Kehutanan 383.867.999
9. Departemen Kelautan dan Perikanan 666.334.273
10. Kementerian Negara Riset dan Teknologi 24.234.000
11. Badan Intelijen Negara 8.068.956
12. Badan Pusat Statistik 27.838.800
13. Departemen Komunikasi dan Informasi 3.229.470
14. Kepolisian RI 72.535.188
15. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 82.700.248
Jumlah 2.126.200.147

C.2.11. Piutang Lain-lain

Piutang Lain-lain Piutang Lain-lain sebesar Rp1.746.650.958.960 merupakan piutang yang tidak dapat
Rp1,7 triliun diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori piutang sebagaimana telah dijelaskan di
atas, yang berasal dari kementerian negara/lembaga antara lain terdiri dari Piutang
Premi Penjaminan dan Denda, serta Piutang Dividen.
Jumlah Piutang Lain-lain yang berasal dari kementerian negara/lembaga sebesar
Rp1.585.005.093.891 antara lain merupakan denda keterlambatan penyampaian

Catatan atas Laporan Keuangan -39-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

laporan keuangan kepada pihak ketiga (perusahaan asuransi, reasuransi dan dana
pensiun) yang belum diselesaikan per 31 Desember 2004 yang diharapkan diterima
dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, dan pinjaman yang diberikan kepada
pihak ketiga dalam rangka pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI), Kredit Usaha
Hutan Rakyat (KUHR) dan Kredit Usaha Tani Persuteraan Alam (KUTPA).
Rincian piutang lain-lain menurut kementerian negara/lembaga adalah sebagai berikut:
Dewan Perwakilan Rakyat Rp 1.030.361.120
Departemen Keuangan 1.212.400.000
Departemen Perhubungan 12.034.370.289
Departemen Kehutanan 1.568.969.196.896
Bappenas 1.758.765.586
Rp
Jumlah 1.585.005.093.891

Piutang Premi penjaminan dan Denda sebesar Rp144.207.508.481 merupakan


kekurangan pembayaran premi penjaminan oleh bank umum peserta program
penjaminan beserta denda yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 belum
dilunasi.

Piutang dividen sebesar Rp17.438.356.588 merupakan pembayaran deviden BUMN


kepada pemerintah yang penyelesaiannya dijadwalkan tahun 2004 namun sampai
dengan 31 Desember 2004 belum diselesaikan pembayarannya. Keterlambatan
penyelesaian ini mengakibatkan denda, yang diperhitungkan sebagai penambah
piutang. Rincian piutang deviden per BUMN sebagai berikut:
Saldo Piutang per 31 Desember 2004
No. BUMN
Dividen Denda Total
1. PT Istaka Karya 3.879.249.165 507.836.172 4.387.085.337
2. PT Yodya Karya 370.000.000 38.995.991 408.995.991
3. PT Kawasan Industri
Makassar 642.275.260 - 642.275.260
4. PT Semen Gresik Tbk 12.000.000.000 - 12.000.000.000
Jumlah 16.891.524.425 546.832.163 17.438.356.588

C.2.12. Persediaan

Persediaan Jumlah Persediaan sebesar Rp356.045.620.551 merupakan nilai persediaan


Rp356 miliar berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004. Persediaan
antara lain berupa alat tulis kantor, obat-obatan, dan suku cadang. Rincian Persediaan
untuk setiap kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Lampiran 10.

C.2.13. Rek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah


RDI/RPD sebesar Jumlah Rek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah (RDI/RPD) sebesar
Rp62,3 t riliun Rp62.278.309.530.000 merupakan nilai dana investasi per 31 Desember 2004
berdasarkan Laporan Posisi Penerusan Pinjaman Luar Negeri.
Rincian RDI/RPD adalah sebagai berikut:
Jumlah SLA, RDI, dan RPD Rupiah Rp 32.765.273.110.000
Jumlah SLA dan RDI valas (ekuivalen rupiah) 29.513.036.420.000
Jumlah Rp62.278.309.530.000
Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 11.

C.2.14. Dana Bergulir


Jumlah Dana Bergulir sebesar Rp2.766.220.770.219 merupakan dana pemerintah yang
Dana Bergulir
Rp2,8 triliun disalurkan dalam bentuk pinjaman bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi,
anggota KSM dan lain-lain yang dikelola oleh Departemen Keuangan, Departemen

Catatan atas Laporan Keuangan -40-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Perindustrian dan Perdagangan, dan Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah (UKM).

Dana Bergulir sebesar Rp1.040.491.388.330 dikelola oleh Departemen Keuangan


disalurkan antara lain melalui Bank Pembangunan Daerah, PT Bank BUKOPIN, PT Bank
BRI dan PT Bank Mandiri.

Dana Bergulir sebesar Rp40.226.564.946 dikelola oleh Departemen Perindustrian dan


Perdagangan melalui Lembaga Pembinaan terpadu Industri Kecil dan Dagang Kecil (LPT
INDAK), sedangkan sebesar Rp1.685.502.816.943 dikelola oleh Kementerian Negara
Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).

C.2.15. Investasi Non Permanen Lainnya


Investasi Non Permanen Lainnya merupakan pinjaman pendanaan Kredit Usaha Mikro
Investasi Non dan Kecil (KUMK) yang disalurkan melalui BUMN dan lembaga keuangan yang ditunjuk
Permanen Lainnya
sebagai BUMN Pengelola dan/atau Lembaga Keuangan Pelaksana (LKP). Pinjaman
Rp1,4 triliun
pendanaan KUMK merupakan kelanjutan pendanaan Kredit Likuiditas Bank Indonesia
(KLBI) sehubungan dengan berlakunya Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, BI tidak
diperkenankan lagi untuk memberikan kredit likuiditas. Untuk itu pemerintah menerbitkan
Surat Utang No. SU-005/MK/1999 tanggal 29 Desember 1999 dengan pagu sebesar
Rp9,97 triliun. Realisasi pencairan pinjaman pendanaan KUMK eks dana SU-005
sampai dengan 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp 1.420.053.000.000.
Rincian mengenai pencairan pinjaman pendanaan KUMK sampai dengan tanggal 31
Desember 2004 dapat dilihat pada Lampiran 12.

C.2.16. Investasi PInvestasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah


Jumlah Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) sebesar Rp395.658.528.974.064
Penyertaan Modal merupakan nilai Penyertaan Modal Pemerintah per 31 Desember 2004, yang terdiri dari
Pemerintah Rp395,7 penyertaan modal pemerintah pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar
triliun
Rp359.981.268.249.407, penyertaan modal pemerintah pada perusahaan minoritas
(non BUMN) sebesar Rp828.683.640.000 dan pada Lembaga Internasional sebesar
Rp34.848.577.084.657
Penyertaan pada BUMN (kepemilikan sama dengan atau lebih dari 51%) merupakan
penjumlahan total ekuitas masing-masing BUMN setelah dikalikan dengan persentase
kepemilikan pemerintah pada BUMN yang bersangkutan. Penyertaan modal pemerintah
pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp359.981.268.249.407 diperoleh
dari laporan keuangan 158 BUMN dengan rincian 123 laporan keuangan BUMN
dengan status audited sebesar Rp262.505.913.822.207, 12 laporan keuangan BUMN
dengan status unaudited sebesar Rp90.585.656.000.000, dan 23 laporan keuangan
BUMN dengan status prognosa sebesar Rp6.889.698.427.200.
Penyertaan modal pemerintah pada perusahaan minoritas (non BUMN) merupakan
penyertaan pemerintah pada perusahaan dengan prosentase kepemilikan kurang dari
51%. Nilai penyertaan pada perusahaan minoritas adalah penjumlahan total ekuitas
masing-masing perusahaan setelah dikalikan dengan persentase kepemilikan pemerintah
pada perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan minoritas berjumlah 17 perusahaan.
Penyertaan pada Lembaga Internasional merupakan Penyertaan Modal Pemerintah
Indonesia pada beberapa organisasi/lembaga keuangan internasional/regional yang
telah disetor sampai dengan 31 Desember 2004. Sisa setoran (promissory notes) tidak
diperhitungkan. PMP ini dikonversikan ke dalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal 31 Desember 2004.
Rincian Penyertaan Modal Pemerintah pada BUMN dapat dilihat pada Lampiran 13,
rincian Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan minoritas pada Lampiran 14,
dan rincian Penyertaan Modal Pemerintah pada Lembaga Internasional dapat dilihat
pada Lampiran 15.

Catatan atas Laporan Keuangan -41-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.2.17. Investasi Permanen Lainnya


Investasi Permanen Jumlah Investasi Permanen Lainnya sebesar Rp3.144.466.700.390 merupakan nilai
Lainnya Rp3,1 triliun
Penyertaan Modal Pemerintah pada Otorita Batam per 31 Desember 2004 dengan
menggunakan metode ekuitas. Nilai tersebut disajikan berdasarkan laporan keuangan
(unaudited) Otorita Batam per 31 Desember 2004. Sampai dengan laporan keuangan
ini disusun, pemeriksaan atas laporan keuangan tersebut belum selesai dilakukan.

C.2.18. Aset Tetap

Aset Tetap Rp229,1


Jumlah Aset Tetap sebesar Rp229.071.545.428.868 merupakan nilai aset tetap
triliun berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2004. Aset tetap
dinilai dengan menggunakan metode harga perolehan (acquisition cost) dan belum
memperhitungkan depresiasi (penyusutan). Untuk aset tetap yang belum diketahui harga
perolehannya dinilai sebesar Rp1 (satu rupiah). Sampai saat ini belum dilakukan
penilaian atas nilai wajar aset tetap. Rincian menurut jenis aset tetap dan grafiknya dapat
dilihat pada Tabel 8 dan Grafik 16.
Rincian lebih lanjut aset tetap untuk setiap kementerian negara/lembaga dapat dilihat
pada Lampiran 16.
Tabel 8
Aset Tetap per 31 Desember 2004
(dalam rupiah)
Jenis Aset Tetap Jumlah
Tanah 83.635.282.924.766
Peralatan dan Mesin 61.687.965.097.396
Gedung dan Bangunan 38.896.471.338.200
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 40.489.403.009.948
Aset Tetap Lainnya 1.901.915.011.171
Konstruksi Dalam Pengerjaan 2.460.508.047.387
Jumlah 229.071.545.428.868

Grafik 16
Komposisi Aset Tetap Berdasarkan Jenisnya per 31 Desember 2004

Kons truks i dalam


2,5
P engerjaan

As et T etap L ainnya 1,9

J alan, Irigas i dan


40,5
J aringan

Gedung dan B angunan 38,9

P eralatan dan Mes in 61,7

T anah 83,6

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
triliun rupiah

Catatan atas Laporan Keuangan -42-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.2.19. Dana Cadangan

Dana Cadangan Dana cadangan dibentuk berdasarkan kebijakan Pemerintah pada tahun 1991 dimana
Rp1,7 triliun pemerintah menyisihkan sebagian kelebihan realisasi pendapatan pajak untuk
digunakan sebagai Cadangan Anggaran Pembangunan (CAP) sebesar
Rp3.500.000.000.000. CAP merupakan restricted cash pemerintah yang akan
digunakan apabila terjadi defisit dalam tahun-tahun anggaran berikutnya. CAP tersebut
pernah digunakan pada tahun anggaran 1993/1994 sebesar Rp1.770.000.000.000.
Saldo Rek. CAP per 31 Desember 2004 sebesar Rp1.730.000.000.000.

C.2.20. Aset Lainnya


Aset Lainnya Rp68,9 Jumlah Aset Lainnya sebesar Rp68.915.807.829.538 merupakan saldo Tagihan
triliun Penjualan Angsuran (TPA) dan Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh
tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, dana yang dibatasi
pengunaannya (restricted assets) dan aset lain-lain yang berasal dari kementerian
negara/lembaga, PPA, Tim Pemberesan (TP), Departemen Keuangan dan Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS) BP Migas, Badan Pengelola (BP) Kemayoran, dan BP
Gelanggang Olah Raga (Gelora) Bung Karno dengan rincian sebagaimana disajikan
pada Tabel 9.

Tabel 9
Aset Lainnya per 31 Desember 2004
(dalam rupiah)

Uraian Jumlah
Tagihan Penjualan Angsuran 396.163.190.839
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 33.475.182.449
Kemitraan dengan Pihak Ketiga 31.579.000
Dana yang Dibatasi Penggunaannya 11.303.683.753.573
Aset Lain-lain yang berasal dari: 57.182.454.123.677
- Kementerian Negara/Lembaga 1.418.771.733.440
- PPA 7.874.876.579.116
- TP 1.099.621.502.074
- DJPLN 1.219.482.111.037
- KKKS BP Migas 31.796.578.020.262
- BP Kemayoran 198.160.517.811
- BP Gelora Bung Karno 13.574.963.659.937
Jumlah 68.915.807.829.538

Saldo Tagihan Penjualan Angsuran sebesar Rp 396.163.190.839 berasal dari


Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah sebesar Rp396.000.000.000 dan
Kementerian PPN/Bappenas sebesar Rp163.190.839.

Tagihan TGR masing-masing kementerian negara/lembaga dapat dilihat pada Tabel 10.

Catatan atas Laporan Keuangan -43-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Tabel 10
Tuntutan Ganti Rugi menurut Kementerian Negara/Lembaga
(dalam rupiah)
Kementerian Negara/Lembaga Jumlah
1. Dewan Perwakilan Rakyat 15.620.000
2. Badan Pemeriksa Keuangan 1.866.479.644
3. Departemen Luar Negeri1 14.816.837.218
4. Departemen Pertahanan 4.736.228.492
5. Departemen Hukum dan HAM 318.759.471
6. Departemen Keuangan 6.122.096.542
7. Departemen Perindustrian dan Perdagangan 1.204.082.242
8. Departemen Pendidikan Nasional 165.432.480
9. Departemen Kesehatan 1.074.726.326
10. Departemen Agama 147.508.593
11. Departemen Sosial 1.500.000
12. Departemen Kehutanan 1.113.548.972
13. Departemen Komunikasi dan Informasi 40.019.693
14. Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata 177.513.055
15. Kementerian Negara Koperasi dan UKM 25.850.000
16. Badan Intelejen Negara 20.810.509
17. Badan Pusat Statistik 103.796.775
18. Kementerian PPN/Bappenas 2.740.000
19. Badan Pertanahan Nasional 1.347.039.167
20. Kepolisian RI 174.593.270
Jumlah 33.475.182.449

Saldo Kemitraan dengan Pihak Ketiga sebesar Rp31.579.000, merupakan kerja sama
antara Departemen Kehutanan dengan pihak lain yang mempunyai ikatan dengan
Departemen Kehutanan dan rekanan yang melaksanakan pekerjaan dari Departemen
dan pemegang hak perijinan kehutanan.
Saldo Dana yang Dibatasi Pengunaannya sebesar Rp 11.303.683.753.573, merupakan
rekening dana reboisasi yang penggunaan dananya hanya untuk kegiatan reboisasi dan
rehabilitasi lahan melalui skema pinjaman. Kebijakan pengelolaan dana tersebut diatur
dengan ketentuan Inpres Nomor 9 Tahun 1999, Inpres Nomor 4 Tahun 2000 serta PP
Nomor 35 Tahun 2002. Rincian per rekening disajikan pada Lampiran 17
Aset Lain-lain yang berasal dari kementerian negara/lembaga disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11
Aset Lain-lain menurut Kementerian Negara/Lembaga
(dalam rupiah)

Kementerian Negara/Lembaga Jumlah


1. Departemen Luar Negeri 385.303.685.968
2. Departemen Hukum dan HAM 64.642.289.656
3. Departemen Keuangan 13.002.880.000
4. Departemen Perhubungan 18.332.935.826
5. Departemen Agama 3.667.405.200
6. Departemen Kehutanan 742.100.730.190
7. Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata 165.442.721.000
8. Kementerian Negara Riset dan Teknologi 10.888.077.567
9. Kementerian Negara Koperasi dan UKM 331.479.349
10. Kementerian Negara PAN 12.939.946.969
10. Kementerian PPN/Bappenas 2.119.581.715
Jumlah 1.418.771.733.440

Aset Lain-lain yang berasal dari PPA sebesar Rp7.874.876.579.116 merupakan aset
pemerintah eks BPPN yang masih dikelola PPA menunggu untuk dijual dan hasilnya
disetorkan ke Kas Negara sebagai PNBP. Nilai aset tersebut merupakan nilai aset hasil
valuasi internal BPPN per 30 April 2004. Pemerintah sedang mengupayakan untuk
memperoleh nilai wajar dari seluruh aset eks BPPN. Rincian disajikan pada Lampiran 18.
Aset Lain-lain yang berasal dari Tim Pemberesan (TP) sebesar Rp1.099.621.502.074

Catatan atas Laporan Keuangan -44-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

merupakan aset pemerintah eks BPPN yang status kepemilikan dan nilainya masih
bermasalah (belum bersih) sehingga belum dapat diserahkan kepada PT PPA. Rincian
disajikan pada Lampiran 19.
Aset inventaris kantor eks BPPN yang berasal dari pengadaan BPPN dan BBO/BBKU
belum dimasukkan dalam laporan ini karena nilai wajar aset tersebut belum ditetapkan
oleh Menteri Keuangan. Nilai perolehan dan nilai pengalihan aset tersebut pada saat
penyerahan ke Menteri Keuangan (30 April 2004) dianggap terlalu tinggi sehingga perlu
dilakukan penilaian terlebih dahulu oleh Tim Interdept.
Aset Lain-lain yang berasal dari DJPLN Departemen Keuangan sebesar
Rp1.219.482.111.037 merupakan piutang macet kementerian negara/lembaga yang
penagihannya dialihkan ke DJPLN, hasil bersih penagihan akan merupakan PNBP
kementerian negara/lembaga yang bersangkutan. Rincian disajikan pada Lampiran 20.
Aset Lain-lain yang berasal dari BP Migas sebesar Rp31.796.578.020.262 merupakan
aset negara yang digunakan dalam rangka kontrak kerja sama minyak bumi dan gas
alam. Angka yang disajikan merupakan nilai buku per 31 Desember 2004, yang
dihitung dari harga perolehan aset sebesar Rp178.791.439.130.115 dikurangi
akumulasi depresiasi sebesar Rp146.994.861.109.853. Rincian disajikan pada
Lampiran 21.
Aset Lain-lain yang berasal dari BP Kemayoran sebesar Rp198.160.517.811 merupakan
saldo Kas dan setara Kas BP Kemayoran per 31 Desember 2004, yang berupa deposito
sebesar Rp168.090.000.000 dan giro sebesar Rp30.070.517.811
Aset Lain-lain yang berasal dari BP Gelora Bung Karno sebesar Rp13.574.963.659.937
merupakan saldo Kas dan setara Kas, piutang, dan aset tetap BP Gelora Bung Karno per
31 Desember 2004 dengan rincian sebagai berikut:
USD Rupiah Total (dalam Rp)
Kas dan Setara Kas (I) 50.803.546.870
Deposito 1.800.000,00 22.500.000.000 39.222.000.000
Giro 792.208,45 4.221.930.369 11.581.546.870
Piutang (II) 11.545.000.000 11.545.000.000
Aset Tetap (III) 13.512.615.113.067
Peralatan dan Mesin 11.949.668.159 11.949.668.159
Gedung dan Bangunan 554.515.524.908 554.515.524.908
Tanah 12.946.149.920.000 12.946.149.920.000
Jumlah I+II+III 13.574.963.659.937
*) Konversi ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2004 USD 1 = Rp9.290

C.2.21. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

Utang PFK Rp226,2 Utang PFK sebesar Rp266.181.671.351 berasal dari jumlah potongan dalam Surat
miliar Perintah Membayar (SPM) yang belum dibayarkan kepada pihak ketiga meliputi
potongan 10% gaji, 2% pensiun, dan wesel pemerintah.
Saldo Rekening Utang PFK merupakan selisih antara Penerimaan Potongan PFK dan
Pengeluaran Pembayaran kepada pihak ketiga. Rekapitulasi penerimaan dan
pengeluaran PFK adalah sebagai berikut:

Uraian
Penerimaan Pengeluaran Saldo
Pengembl. Pen. PFK 10%
Gaji 5.901.560.438.000 5.818.424.268.000 83.136.170.000
Pengembl. Pen PFK 2%
Pensiun 64.082.621.000 61.575.344.000 2.507.277.000
Pengembl. Pen PFK Beras 355.835.134.000 288.897.641.000 66.937.493.000
Pengembl. PFK 2%
Pemda 152.843.128.000 129.371.276.000 23.471.852.000
Pengembl. PFK Lain 297.951.738.351 247.822.859.000 50.128.879.351
Total Pengeluaran PFK 6.772.273.059.351 6.546.091.388.000 266.181.671.351

Catatan atas Laporan Keuangan -45-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.2.22. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

Bagian Lancar Utang Jumlah Bagian Lancar Utang Jangka Panjang sebesar Rp82.079.302.957.375
Jangka Panjang merupakan utang pemerintah baik dalam negeri maupun luar negeri yang
Rp82,1 triliun diperhitungkan akan dibayar atau jatuh tempo dalam tahun 2005. Jumlah Bagian
Lancar Utang Luar Negeri disajikan pada Tabel 12. Sedangkan rincian Bagian Lancar
Utang Luar Negeri yang akan dibayar per bulan selama tahun 2005 dapat dilihat pada
Lampiran 22.

Tabel 12
Bagian Lancar Utang Luar Negeri per Jenis Utang
(dalam rupiah)

Jenis Utang Jumlah


Bilateral 16.153.493.926.222
Kredit Komersil 187.190.860.833
Kredit Ekspor 16.140.457.859.450
Leasing 756.698.620.950
Multilateral 18.748.076.084.809
Jumlah 51.985.917.352.264

Bagian Lancar Utang Dalam Negeri merupakan reklasifikasi surat utang negara (SUN)
dalam negeri yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal neraca,
sebagaimana disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri per Jenis Obligasi
(dalam rupiah)

Jenis Bonds Jumlah


Fixed Rate Bonds :
Nominal 13.712.072.000.000
Unamortized Premium (Discount) -
Nilai bersih (nilai buku) (I) 13.712.072.000.000

Variable Rate Bonds :


Nominal 5.980.172..000.000
Unamortized Premium (Discount) -
Nilai bersih (nilai buku) (II) 5.980.172.000.000

Hedge Bonds :
Nominal 2.711.595.000.000
Accrued Indexation (112.476.474.215
Nilai bersih (nilai buku) (III) 2.824.071.474.215

CPI Indexed Linked Bonds


Nominal yang harus diamortisasi 7.577.070.130.896
Accrued Indexation -
Nilai bersih (nilai buku) (IV) 7.577.070.130.896

Jumlah (I + II + III + IV) 30.093.385.605.111

Rincian lebih lanjut mengenai Bagian Lancar Utang Obligasi Dalam Negeri dapat dilihat
pada Lampiran 23. Sedangkan Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun
Anggaran 2004 dapat dilihat pada Lampiran 31.

C.2.23. Utang Bunga


Jumlah Utang Bunga sebesar Rp43.054.542.475.822 merupakan jumlah utang bunga
Utang Bunga Rp43,1
luar negeri dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan utang luar negeri pemerintah
triliun
dan utang bunga obligasi yang akan dibayar dalam tahun anggaran 2005. Rincian

Catatan atas Laporan Keuangan -46-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

utang bunga dan kewajiban luar negeri lainnya disajikan pada Tabel 14. Rincian utang
bunga obligasi dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 14
Utang Bunga dan Kewajiban Luar Negeri Lainnya
(dalam rupiah)

Jumlah
Bunga
Utang Bilateral 8.074.996.471.505
Obligasi 121.828.361.590
Kredit Komersial 225.694.008.822
Kredit Ekspor 5.259.892.358.843
Leasing 58.683.775.633
Multilateral 8.306.958.118.860
Jumlah Bunga (I) 22.048.053.095.253
Komisi
Bilateral 10.871.670.481
Kredit Ekspor 125.927.450.726
Kredit Komersial 40.127.676.935
Jumlah Komisi (II) 176.926.798.142
Jumlah I+II 22.224.979.893.395
Rincian lebih lanjut Biaya Bunga dan Biaya Utang Luar Negeri dapat dilihat pada
Lampiran 24.

Tabel 15
Utang Bunga Obligasi
(dalam rupiah)

Utang Bunga Jumlah


Fixed Rate Bonds 5.256.444.041.758
Variable Rate Bonds 1.732.377.891.178
Hedges Bonds 11.774.649.355
CPI Index Linked Bonds (SU) – not yet due 406.047.577.816
CPI Index Linked Bonds (SU) – overdue*) 13.163.427.628.178
SRBI-1/MK/2003 59.699.691.122
SU-005/MK/1999 **) 5.778.948.324
International Bonds 194.012.154.696
Jumlah 20.829.562.582.427

Keterangan :
*) Utang bunga atas CPI Index Linked Bonds (SU) – overdue adalah utang bunga tertunggak
atas penerbitan SU-002 dan SU-004 yang dihitung sejak diterbitkan sampai tanggal
pembayaran bunga terakhir tahun 2004 (1 Oktober 2004 untuk SU-002 dan 1 Desember
2004 untuk SU-004), dan baru dibayar sebagian oleh Pemerintah dengan rincian sebagai
berikut (dalam rupiah):

ITEM SU-002 SU-004 Jumlah


Per 1 Okt 2004 Per 1 Des 2004
Bunga terutang 4.341.712.820.922 10.511.312.053.831 14.853.024.874.753
Yang telah dibayar 863.013.698.630 826.583.547.945 1.689.597.246.575
Sisa terutang 3.478.699.122.292 9.684.728.505.886 13.163.427.628.178

Saat ini tengah diupayakan proses restrukturisasi SU-002 dan SU –004 antara Departemen
Keuangan dengan Bank Indonesia, termasuk utang bunga tertunggak. Utang bunga CPI
Index Linkeds Bonds (SU)-not yet due adalah utang bunga SU-002 dan SU-004 akrual, yang
dihitung dari tanggal pembayaran bunga terakhir di tahun 2004 sampai tanggal pelaporan.

**) Bunga yang masih harus dibayar untuk SUP No. SU-005/MK/1999 tanggal 29 Desember
1999, periode 10 Desember 2004 s.d. 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan -47-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Mutasi Outstan
Tingkat Bunga Bunga
No Penarikan Pengem ding HB
Tgl (%) (Rp)
(Rp juta) balian (Rp juta)
Saldo Awal 1.304.334
1 10-12-04 - 1.304.334 7,29278 18 4.690.958.256
2 28-12-04 57.000 1.361.334 7,29278 4 1.087.990.068
3 31-12-04
Jumlah 5.778.948.324
HB = Hari Bunga

Rincian lebih lanjut Utang Bunga Obligasi dapat dilihat pada Lampiran 25. Formula
perhitungan bunga dan accrued interest dapat dilihat pada Lampiran 26.

C.2.24. Utang Jangka Pendek Lainnya


Utang Jangka Pendek Jumlah Utang Jangka Pendek Lainnya sebesar Rp478.049.128.712 merupakan utang
Lainnya Rp478 miliar pemerintah kepada PT TASPEN dan utang pemerintah kepada BI yang terkait dengan
bunga subsidi impor bulog.

Utang pemerintah kepada PT TASPEN sebesar Rp49.147.371.000 terjadi karena


kekurangan pembayaran dana APBN kepada PT TASPEN untuk pembayaran pensiun
triwulan IV tahun anggaran 2004, dengan rincian sebagai berikut:

Utang karena kekurangan bayar pada Triwulan IV TA 2004 Rp 66.379.377.000


Piutang karena kelebihan bayar pada Triwulan II TA 2004 (12.081.656.000)
Piutang karena kelebihan bayar pada Triwulan III TA 2004 ( 5.150.350.000)
Utang bersih Rp49.147.371.000

Utang pemerintah kepada BI berupa bunga subsidi impor komoditi Bulog sebesar
Rp428.901.757.712 terjadi karena BI memberikan talangan kepada Pemerintah untuk
subsidi impor pangan yang dilakukan Bulog. Utang pokok talangan tersebut telah
dibayar Pemerintah, namun bunganya sampai dengan tanggal 31 Desember 2004
belum dilunasi.

C.2.25. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN

Utang Jangka Panjang Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN sebesar Rp621.854.878.768.795
DN SUN Rp621,9 merupakan posisi Utang Obligasi Dalam Negeri yang akan jatuh tempo lebih dari satu
triliun tahun setelah tanggal neraca sebagaimana disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi
(dalam rupiah)

Jenis Obligasi Dalam Negeri Jumlah


Fixed Rate Bonds
Nominal 165.021.022.000.000
Unamortized Premium (Discount) (1.069.295.350.370)
Nilai bersih (nilai buku) (I) 163.951.726.649.630
Variable Rate Bonds
Nominal 214.590.934.000.000
Unamortized Premium (Discount) 0
Nilai bersih (nilai buku) (II) 214.590.934.000.000
CPI Index Linked Bonds (SU)
Nominal 97.414.789.824.635
Accrued Indexation (0)
Nilai bersih (nilai buku) (III) 97.414.789.824.635
SRBI-1/MK/2003
Nominal 144.536.094.294.530
Jumlah nilai nominal (IV) 144.536.094.294.530
Pinjaman Pendanan KUMK eks SU-005
Penarikan (V) 1.361.334.000.000
Jumlah ( I+II+III+IV+V) 621.854.878.768. 795

Catatan atas Laporan Keuangan -48-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Rincian Utang Obligasi Dalam Negeri Jangka Panjang dapat dilihat pada Lampiran 27.

Catatan :
a. Jumlah yang tercantum dalam CPI Index Linked Bonds (SU – Surat Utang) adalah
jumlah pokok SU-002 dan SU-004 setelah memperhitungkan indeksasi pada awal
tahun anggaran 2004. Jumlah nominal SU-002 dan SU-004 pada saat
diterbitkan masing-masing sebesar Rp20.000.000.000.000 dan
Rp53.779.500.000.000. Surat Utang diindeks setiap awal tahun anggaran
berdasarkan inflasi pada tahun anggaran sebelumnya. Amortisasi pertama untuk
SU-002 adalah pada tanggal 1 April 2005, sementara untuk SU-004 adalah
tanggal 1 Juni 2005.
b. Dalam rangka program penjaminan, pada tanggal 6 September 2001,
Pemerintah menerbitkan SU-006 sebesar nominal Rp40.000.000.000.000.
Jumlah nominal atas SU-006 ini merupakan jumlah maksimum, sehingga baru
akan efektif menjadi utang jika benar-benar sudah terjadi penarikan. Namun
sampai 31 Desember 2004 belum terpakai sama sekali, sehingga nilai utang
Pemerintah atas SU-006 ini per tanggal 31 Desember 2004 adalah nol.
c. Nilai nominal penerbitan SRBI adalah sebesar Rp144.536.094.294.530 atau
sama dengan jumlah nominal SU-001 dan SU-003. SRBI jatuh tempo tahun 2033
dengan tingkat kupon 0,1% setahun dihitung dari sisa pokok terutang yang
dibayarkan secara periodik 2 (dua) kali setahun. Pelunasan SRBI akan bersumber
dari surplus Bank Indonesia yang menjadi bagian Pemerintah dan akan dilakukan
apabila rasio modal terhadap kewajiban moneter BI telah mencapai di atas 10%.
Dalam hal rasio modal terhadap kewajiban moneter Bank Indonesia kurang dari
3%, maka Pemerintah akan membayar charge kepada Bank Indonesia sebesar
kekurangan dana yang diperlukan untuk mencapai rasio modal tersebut.

C.2.26. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya

Utang Jangka Panjang


Jumlah Utang Jangka Panjang dalam Negeri Lainnya sebesar Rp1.988.569.160.166
DN Lainnya Rp1.99 merupakan utang jangka panjang pemerintah yang terkait dengan dana pensiun
triliun pegawai negeri dan pembekuan PT Bank Asiatic (BAS) dan PT Bank Dagang Bali (BDB).
Utang kepada dana pensiun sebesar Rp1.967.838.839.897 merupakan saldo unfunded
liability tahun 2004 akibat perubahan formula perhitungan manfaat dari SK Menkeu No.
500/KMK.06/2004. Kekurangan pendanaan tersebut akan diangsur oleh pemerintah
selama lima belas tahun dengan besar angsuran Rp250,2 miliar, dimulai tahun
anggaran 2005.
Utang kepada nasabah PT Bank Asiatic (BAS) dan PT Bank dagang Bali (BDB) sebesar
Rp20.730.320.269 merupakan kewajiban pemerintah sesuai dengan ketentuan Program
Penjaminan Pemerintah (PPP) sampai dengan 31 Desember 2004 yang dijamin dan
layak dibayarkan berdasarkan verifikasi BPKP.

C.2.27. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan


Utang Jangka Panjang Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan sebesar Rp583.008.813.834.960
LN perbankan Rp583 merupakan posisi Utang Luar Negeri yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun
triliun setelah tanggal neraca sebagaimana disajikan pada Tabel 17.

Catatan atas Laporan Keuangan -49-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Tabel 17
Utang Luar Negeri Perbankan per Jenis Utang
(dalam rupiah)

Outstanding
Jenis Utang Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
31 Des 04
Bilateral 317.441.091.076.379 16.153.493.926.222 301.287.597.150.157
Multilateral 180.498.228.761.161 18.748.076.084.809 161.750.152.676.352
Kredit Ekspor 136.111.521.867.901 16.140.457.859.450 119.971.064.008.451
Jumlah 634.050.841.705.441 51.042.027.870.481 583.008.813.834.960

C.2.28. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan

Utang Jangka Panjang Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan sebesar
LN Non Perbankan Rp2.929.540.649.970 merupakan posisi Utang Luar Negeri yang akan jatuh tempo
Rp2,9 triliun lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca sebagaimana disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18
Utang Luar Negeri Non Perbankan per Jenis Utang
(dalam rupiah)

Jenis Utang Outstanding 31 Des 04 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang


Obligasi 1.571.979.000.000 - 1.571.979.000.000
Leasing 2.114.260.270.920 756.698.620.950 1.357.561.649.970
Jumlah 3.686.239.270.920 756.698.620.950 2.929.540.649.970

C.2.29. Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN


Utang Jangka Panjang Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Luar Negeri SUN sebesar Rp9.228.859.647.206
LN SUN Rp9,2 triliun merupakan posisi Utang Obligasi Luar Negeri (International Bonds-RI0014) yang akan
jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca dengan rincian sebagai berikut:
Original Issued Principles* Rp8.554.000.000.000
Accrued Indexation 736.000.000.000
Unamortized Premium (61.140.352.794)
Nilai bersih (nilai buku) (V) Rp9.228.859.647.206
*) asumsi kurs yang digunakan adalah Rp8.554 per USD.
Catatan:
Pada tanggal 10 Maret 2004, Pemerintah menerbitkan Obligasi Negara (ON) berdenominasi
USD (RI0014), dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh
tempo pada tanggal 10 Maret 2014 dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,75% setahun, yang
dibayar secara periodik dua kali setahun (semiannual). RI0014 diterbitkan melalui proses
bookbuilding, dengan menggunakan jasa penjamin emisi/underwriter beberapa institusi keuangan
terkemuka, yaitu: Deutsche Bank Securities dan JPMorgan sebagai Joint Bookrunners dan Joint
Lead Managers serta Bahana Securities, HSBC, Citigroup, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Co-
Managers. Harga yang diperoleh Pemerintah dari penerbitan RI0014 ini adalah sebesar 99,285%,
yang mencerminkan adanya diskon sebesar 0,715% dari nominal penerbitan.

C.2.30. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya


Utang Jangka Panjang Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya sebesar Rp4.184.071.033.048
LN Lainnya Rp4,2 merupakan posisi utang luar negeri komersial kredit yang akan jatuh tempo lebih dari
triliun satu tahun setelah tanggal neraca, dengan rincian sebagai berikut:
Outstanding 31 Desember 2004 Rp4.371.261.893.881
Bagian Lancar 187.190.860.833
Utang Jangka Panjang Rp4.184.071.033.048

Komposisi utang jangka panjang pemerintah per jenis utang disajikan pada Grafik 17.

Catatan atas Laporan Keuangan -50-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 17
Komposisi Utang Jangka Panjang Pemerintah
per 31 Desember 2004

UJP LN Non
UJP LN UJP LN SUN
Perbankan
Perbankan 0,75%
0,24%
47,66%

UJP LN Lainnya
0,34%

UJP DN
Lainnya UJP DN SUN
0,16% 50,84%

Keterangan:
UJP DN = Utang Jangka Panjang Dalam Negeri, UJP LN = Utang
Jangka Panjang Luar Negeri, SUN = Surat Utang Negara

C.2.31. Sisa Anggaran Lebih

SAL Rp24,6 triliun Sisa Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp24.588.479.454.419 merupakan saldo awal SAL
tahun anggaran 2004. Rincian akumulasi SAL sampai dengan akhir Tahun Anggaran
2003 disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19
Akumulasi SAL s.d akhir TA 2003
(dalam jutaan rupiah)

1. Akumulasi SAL s.d. TA 2003 32.846.722,95


1. Dana SAL s.d. TA 1991/1992 2.980.287,78
2. Dana SIKPA TA 1992/1993 (551.198,00)
3. Dana SIKPA TA 1993/1994 (1.853.481,66)
4. Dana SIKPA TA 1994/995 1.495.073,19
5. Dana SIKPA TA 1995/1996 2.807.000,48
6. Dana SIKPA TA 1996/1997 1.017.516,73
7. Dana SIKPA TA 1997/1998 (1.307.456,04)
8. Dana SIKPA TA 1998/1999 6.433.354,89
9. Dana SIKPA TA 1999/2000 1.941.457,71
10. Dana SIKPA TA 2000 12.963.435,00
11. Dana SIKPA TA 2001 1.227.398,76
12. Dana SIKPA TA 2002 8.140.126,55
13. Dana SIKPA TA 2003 (2.446.792,44)

2. SAL untuk Pembiayaan APBN 2003 8.258.243,50


SAL s.d. Desember 2003 (1-2) 24.588.479,45

Saldo SAL ini terdiri dari:


1. Rekening SAL pada BI 4.704.256,50
2. Rekening BUN pada BI 7.672.665,51
3. Rekening KPKN 11.641.245,26
4. UYHD 229.002,18
5. Kas Besi pada Perwakilan RI di luar
negeri 341.310,00
Jumlah 24.588.479,45

Catatan atas Laporan Keuangan -51-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.2.32. SIKPA

SIKPA minus Rp3,014 Jumlah SIKPA sebesar minus Rp3.014.097.677.000 merupakan selisih antara realisasi
triliun seluruh penerimaan anggaran dengan pengeluaran anggaran TA 2004.

C.2.33. Dana Lancar Lainnya

Dana Lancar Lainnya Jumlah Dana Lancar Lainnya sebesar Rp32.504.118.643.407 merupakan Kas dan Bank
Rp 32,5 triliun pemerintah di luar Rek. 502 BUN dan Rek. Kas di KPPN dan Uang Muka dari Rek. BUN.

C.2.34. Cadangan Piutang


Cadangan Piutang Jumlah Cadangan Piutang sebesar Rp31.658.169.686.402 merupakan pasangan
Rp31,7 triliun perkiraan Piutang, yang terdiri dari:
Piutang Pajak Rp28.964.985.918.280
Piutang Bukan Pajak 918.886.706.165
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 25.519.902.850
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 2.126.200.147
Piutang Lain-lain 1.746.650.958.960
Jumlah Rp31.658.169.686.402

C.2.35. Cadangan Persediaan


Cadangan Persediaan Jumlah Cadangan Persediaan sebesar Rp356.045.620.551 merupakan pasangan
Rp356 miliar perkiraan persediaan yang dilaporkan kementerian negara/lembaga per 31 Desember
2004.

C.2.36. Pendapatan yang Ditangguhkan


Pendapatan yang Jumlah Pendapatan yang Ditangguhkan sebesar Rp576.992.798.255 merupakan
Ditangguhkan Rp577 Pendapatan Negara Bukan Pajak kementerian negara/lembaga yang belum disetorkan
miliar ke Kas Negara per 31 Desember 2004. Perkiraan ini merupakan pasangan perkiraan
Kas di Bendahara Penerimaan.

C.2.37. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek
Dana yang Harus Perkiraan tersebut merupakan bagian dari ekuitas dana yang disediakan untuk
Disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek. Jumlah ini merupakan total nilai Bagian Lancar
Pembayaran Utang Utang jangka Panjang, Utang Bunga dan utang Jangka Pendek Lainnya. Rincian dana
Jangka Pendek
yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek adalah sebagai berikut:
Rp125,6 triliun
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Rp 82.079.302.957.375
Utang Bunga 43.054.542.475.822
Utang Jangka Pendek Lainnya 478.049.128.712
Jumlah Rp125.611.894.561.909

C.2.38. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang


Diinvestasikan dalam Jumlah Perkiraan Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang sebesar
Investasi Jangka Rp465.267.578.974.673 erupakan dana pemerintah pusat yang diinvestasikan dalam
Panjang Rp465,2 bentuk investasi permanen dan investasi non permanen yang merupakan lawan dari
triliun perkiraan Investasi Jangka Panjang dengan rincian sebagai berikut:
Diinvestasikan dalam RDI/RPD Rp 62.278.309.530.000
Diinvestasikan dalam Dana Bergulir 2.766.220.770.219
Diinvestasikan dalam Investasi Non Permanen Lainnya 1.420.053.000.000
Diinvestasikan dalam PMP 395.658.528.974.064
Diinvestasikan dalam Investasi Permanen Lainnya 3.144.466.700.390
Jumlah Rp465.267.578.974.673

Catatan atas Laporan Keuangan -52-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.2.39. Diinvestasikan dalam Aset Tetap


Diinvestasikan dalam Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Tetap sebesar Rp229.071.545.428.868 merupakan
Aset Tetap Rp229,1 jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh pemerintah pusat dalam bentuk aset tetap
triliun dengan rincian sebagai berikut:
Diinvestasikan dalam Tanah Rp 83.635.282.924.766
Diinvestasikan dalam Peralatan dan Mesin 61.687.965.097.396
Diinvestasikan dalam Gedung dan Bangunan 38.896.471.338.200
Diinvestasikan dalam Jalan, Irigasi, dan Jaringan 40.489.403.009.948
Diinvestasikan dalam Aset Tetap Lainnya 1.901.915.011.171
Diinvestasikan dalam Aset Konstruksi Dalam Pengerjaan 2.460.508.047.387
Jumlah Rp 229.071.545.428.868

C.2.40. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

Diinvestasikan dalam Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Lainnya sebesar Rp68.915.807.829.538 merupakan
Aset Lainnya Rp68,9 jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh pemerintah pusat dalam bentuk aset
triliun lainnya dengan rincian sebagai berikut:
Diinvestasikan dalam Tagihan Penjualan Angsuran Rp 396.163.190.389
Diinvestasikan dalam Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 33.475.182.449
Diinvestasikan dalam Kemitraan dengan Pihak Ketiga 31.579.000
Diinvestasikan dalam Dana yang Dibatasi Penggunaannya 11.303.683.753.573
Diinvestasikan dalam Aset Lain-lain 57.182.454.123.677
Jumlah Rp 68.915.807.829.538

C.2.41. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang

Dana yang Harus Perkiraan tersebut merupakan bagian dari ekuitas dana yang disediakan untuk
Disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang. Jumlah ini merupakan akumulasi utang jangka
Pembayaran Utang panjang, yang terdiri dari Utang Jangka Panjang Dalam Negeri dan Utang Jangka
Jangka Panjang Panjang Luar Negeri. Rincian dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang
Rp1.223,2 riliun jangka panjang adalah sebagai berikut:
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SUN Rp 621.854.878.768.795
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya 1.988.569.160.166
Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan 583.008.813.834.960
Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan 2.929.540.649.970
Utang Jangka Panjang Luar Negeri SUN 9.228.859.647.206
Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya 4.184.071.033.048
Jumlah Rp1.223.194.733.094.145

C.2.42. Diinvestasikan dalam Dana Cadangan


Diinvestasikan dalam Jumlah Diinvestasikan dalam Dana Cadangan sebesar Rp1.730.000.000.000
Dana Cadangan merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh pemerintah pusat dalam
Rp1,7 triliun bentuk dana cadangan.

Catatan atas Laporan Keuangan -53-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.3. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA


1. Piutang Bukan Pajak kepada PPA sebesar Rp97.888.411.871 telah dibayar dan
disetor ke rekening BUN 502.000.000, dengan rincian sebagai berikut:
Tangal setor Jumlah
14 Januari 2005 Rp 49.768.297.780
17 Januari 2005 40.170.811.140
14 April 2005 7.949.302.951
Total Rp 97.888.411.871

2. Jumlah Utang Jangka Pendek Lainnya sebesar Rp49.147.371.000 karena


kekurangan pembayaran dana APBN kepada PT TASPEN untuk pembayaran pensiun
triwulan IV tahun anggaran 2004 telah dibayar, dengan perincian sebagai berikut:
Uraian Jumlah Keterangan
Kelebihan pembayaran Rp 12.081.656.000 Telah dipotong pada droping
Triwulan II Th 2004 belanja pensiun bulan Januari
2005 sesuai SPM No.
646178Y/019/113 tanggal 3
Januari 2005
Kelebihan pembayaran Rp 5.150.350.000 Telah dipotong pada droping
Triwulan III Th 2004 belanja pensiun bulan Maret 2005
sesuai SPM No.
226786A/019/113 tanggal 26
Januari 2005
Kekurangan pembayaran Rp 66.379.377.000 Telah dibayarkan sesuai SPM
Triwulan IV Th 2004 Taspen No. S-00804/ TSP.1/
04/2004 tanggal 13 April 2005

3. Pada tanggal 1 Januari 2005, sesuai dengan terms and conditions SU dilakukan
indeksasi terhadap SU-002 dan SU-004 berdasarkan inflasi tahun 2004. Hal ini
mengakibatkan perubahan saldo pokok SU yang cukup signifikan, baik untuk SU
yang berada pada posisi kewajiban jangka pendek maupun pada SU yang berada
pada posisi kewajiban jangka panjang, dengan rincian sebagai berikut:
(dalam rupiah)
CPI Index Linked Kewajiban Jangka Indeksasi Setelah Indeksasi
Bonds Pendek
SU-002 2.174.243.754.123 139.169.021.131 2.313.412.775.154
SU-004 5.402.826.376.873 345.824.177.633 5.748.650.554.506
Total 7.577.070.130.996 484.993.198.764 8.062.063.329.660

CPI Index Linked Kewajiban Jangka Indeksasi Setelah Indeksasi


Bonds Panjang
SU-002 27.178.046.925.282 1.739.612.764.133 28.917.659.689.415
SU-004 70.236.742.899.353 4.495.714.309.227 74.732.457.208.580
Total 97.414.789.824.635 6.235.327.073.360 103.650.116.897.995

Dengan adanya indeksasi di awal tahun 2005 sebagaimana disebutkan di atas,


maka jumlah amortisasi SU-002 dan SU-004 yang harus dibayar Pemerintah pada
awal tahun 2005 meningkat dari sebesar Rp7.577.070.130.896 sebagaimana
tercantum pada kewajiban jangka pendek, menjadi sebesar Rp8.062.063.329.660
yaitu jumlah setelah indeksasi sesuai tabel di atas. Selain itu, jumlah kewajiban atas
SU yang belum diamortisasi juga meningkat dari sebesar Rp97.414.789.824.635
sebagaimana tercantum pada kewajiban jangka panjang, menjadi
Rp103.650.116.897.995, sesuai tabel di atas.

Catatan atas Laporan Keuangan -54-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C.4. CATATAN PENTING LAINNYA

1. Rekening Pemerintah pada Bank Umum


Penempatan rekening pemerintah pada bank umum antara lain berupa
rekening untuk dana pemerintah yang dibatasi penggunaannya
(restricted cash) dan escrow accounts. Rekening yang dibatasi
penggunaannya per 31 Desember 2004 berdasarkan hasil pemeriksaan
BPK-RI sebesar Rp11.303.683.753.573 merupakan rekening dana
reboisasi yang alokasi dananya hanya akan dimanfaatkan untuk
membiayai kegiatan reboisasi dan rehabilitasi lahan melalui skema
pinjaman. Saldo rekening tersebut telah disajikan dalam laporan
keuangan ini sebagai aset lainnya (lihat C.2.20).

Escrow accounts merupakan rekening yang digunakan untuk


menampung sisa anggaran belanja subsidi yang belum dapat diverifikasi
dan dana bagi hasil yang penerimanya belum teridentifikasi. Escrow
accounts subsidi meliputi BBM, listrik, pupuk, dan pangan yang pada
akhir tahun anggaran belum dapat diverifikasi oleh BPKP. Saldo escrow
accounts subsidi sampai dengan 31 Desember 2004 berdasarkan hasil
pemeriksaan BPK-RI sebesar Rp1.205.840.392.760,33. Rincian per
rekening disajikan pada Lampiran 28.
Escrow accounts dana bagi hasil merupakan rekening penampungan
untuk dana bagi hasil perikanan, pertambangan umum, kehutanan dan
DAK DR yang belum disalurkan pada tahun anggaran bersangkutan
karena daerah penghasil belum teridentifikasi. Saldo escrow accounts
dana bagi hasil sampai dengan 31 Desember 2004 berdasarkan hasil
pemeriksaan BPK-RI sebesar Rp1.067.030.376.097. Rincian per
rekening disajikan pada Lampiran 29.

Disamping itu terdapat rekening pemerintah pada bank umum yang


berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-RI bersaldo
Rp3.403.063.546.244,21 per 31 Desember 2004. Rekening tersebut
merupakan rekening milik kementerian negara/lembaga, Pemerintah
Daerah dan pihak lain yang saat ini masih diteliti lebih lanjut.

2. Eksekusi oleh Kejaksaan Agung


Hasil pemeriksaan BPK-RI pada Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan
pengumpulan data pada jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus
menunjukkan adanya keputusan Pengadilan berupa denda dan
hukuman membayar uang pengganti kerugian negara yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap. Tagihan tersebut sampai dengan 31
Desember 2004 adalah sebesar Rp6.667.980,21 juta, meliputi
keputusan pengadilan yang ada di 17 Kejaksaan Tinggi sebesar
Rp5.314.180,99 juta dan di Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha
Negara sebesar Rp1.353.799,22 juta.

3. Utang Kepada Bank Indonesia (BI)


Sampai dengan tanggal 31 Desember 2004, terdapat tagihan-tagihan BI
kepada Pemerintah yang belum disepakati. Tagihan tersebut meliputi
tagihan atas subsidi bunga kredit program sebesar
Rp2.820.016.088.740, talangan iuran keanggotaan pada lembaga
keuangan internasional sebesar Rp2.826.956.396.636, dan tagihan
terkait dengan BLBI, Fasilitas Saldo Debet (FSD), serta KLBI sebesar
Rp25.787.190.073.861.

4. Utang Kontingensi terkait dengan Pelaksanaan Penjaminan Pemerintah


Utang kontingensi merupakan kewajiban kepada nasabah eks
BBO/BBKU yang belum dibayar pada saat tugas BPPN berakhir tanggal
27 Februari 2004 sebesar Rp2.313.086,87 juta. Utang tersebut terdiri

Catatan atas Laporan Keuangan -55-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

dari nasabah murni yang tidak berstatus blokir sebesar Rp840.820,47


juta dan nasabah yang terkait dengan pinjaman sebesar
Rp1.472.266,40 juta.

5. Tunjangan Hari Tua Pegawai Negeri Sipil (THT PNS)


Program Pensiun PNS diselenggarakan berdasarkan UU No. 11/1969,
tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai. Dana
Pensiun dibentuk berdasarkan kontribusi pemerintah, sebagai pemberi
kerja, dan PNS, sebagai peserta. Namun demikian, selama ini untuk
penyelenggaraan program pensiun dan program Tunjangan hari Tua
(THT), iuran hanya disetor oleh peserta masing-masing sebesar 4,75%
dan 3,25% dari gaji. Pemerintah selaku pemberi kerja belum mengiur.
Pemerintah menganut sistem pembayaran secara current cost financing
yaitu pembayaran pensiun dipenuhi secara langsung oleh pemerintah
melalui APBN (79%) pada saat pegawai memasuki masa pensiun. Dana
pensiun membayar sebesar 21% sisanya.
Sistem pembayaran sebagaimana tersebut di atas mengakibatkan
kekurangan pendanaan penyelenggaraan program pensiun dan THT
(past service liabilities). Nilai sementara berdasarkan perhitungan
aktuaria (sesuai surat PT TASPEN No. Srt-410/DIR/092003 tanggal 1
September 2003), terdapat kewajiban pemerintah kepada PT TASPEN
yang timbul sebagai akibat kekurangan pendanaan pemerintah atas
dana pensiun per 31 Desember 2002 sebesar
Rp306.329.000.000.000.
Jumlah tersebut dihitung berdasarkan jumlah seluruh PNS, termasuk
pegawai pemerintah daerah, anggota DPR, dan pejabat negara, tidak
termasuk TNI dan Polri. Untuk MPR hanya diperhitungkan ketua dan
wakil ketua.

Catatan atas Laporan Keuangan -56-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN ARUS KAS


D.1. IKHTISAR LAPORAN ARUS KAS

SALDO AWAL KAS

Saldo awal kas Saldo Awal Kas per 1 Januari 2004 sebesar Rp19.313.910.770.106 merupakan kas
pemerintah per 1 pemerintah pusat yang tersedia untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan
Januari 2004 sebesar operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan dan non anggaran, dengan
Rp19,3 triliun rincian:
- Kas di Bank Indonesia Rp 7.672.665.511.000
- Kas di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara 11.641.245.259.106
Jumlah Saldo Awal Kas Pemerintah Rp19.313.910.770.106

PERUBAHAN/MUTASI KAS
Perubahan/mutasi kas sepanjang tahun anggaran 2004 menginformasikan tentang
kenaikan (penurunan) kas dari berbagai aktivitas pemerintah dengan rincian:
Penurunan kas
pemerintah pada TA - Kenaikan (Penurunan) Kas Operasi Rp30.451.771.854.000
2004 sebesar Rp6,6 - Kenaikan (Penurunan) Kas Investasi Aset Non
triliun Keuangan (66.853.143.100.000)
- Kenaikan (Penurunan) Kas Pembiayaan 33.387.273.569.000
- Kenaikan (Penurunan) Kas Non Anggaran (3.552.066.133.188)
Kenaikan (Penurunan) Kas Pemerintah Rp(6.566.163.810.188)
Dari data tersebut berarti defisit anggaran adalah sebesar Rp36.401.371.246.000, yaitu
selisih antara kenaikan kas dari aktivitas operasi dan penurunan kas dari aktivitas
investasi aset non keuangan. Komposisi kenaikan (penurunan) dari tiap aktivitas
disajikan dalam Grafik 18.
Grafik 18
Komposisi Arus Kas Bersih per Aktivitas

40 33,4
30,5

20

0
triliun rupiah

-3,6
-20

-40

-60
-66,9
-80
Operasi Investasi Aset Non Pembiayaan Non Anggaran
Keuangan

SALDO AKHIR KAS

Saldo akhir kas


Saldo Akhir Kas dan Bank per 31 Desember 2004 sebesar Rp52.307.558.814.276
pemerintah per 31 merupakan kas pemerintah pusat yang tersedia dan siap digunakan untuk membiayai
Desember 2004 aktivitas pemerintah tahun anggaran berikutnya, dengan rincian:
sebesar Rp52,3 triliun

Catatan atas Laporan Keuangan -57-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

- Rekening Kas BUN di Bank Indonesia Rp 248.984.834.918


- Rekening Kas di KPPN 12.498.762.125.000
- Kas di Bendahara Pengeluaran 322.614.437.433
- Kas di Bendahara Penerimaan 576.992.798.255
- Rekening Pemerintah Lainnya di BI 38.660.204.618.670
Jumlah Saldo Akhir Kas Pemerintah Rp52.307.558.814.276

D.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN ARUS KAS

Penjelasan atas Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2004 diuraikan
sebagai berikut:

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Arus kas bersih dari


Menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas untuk kegiatan operasional
aktivitas operasi pemerintah selama satu periode akuntansi, yang menunjukkan kenaikan sebesar Rp
sebesar Rp30,4 triliun 30.451.771.854.000, dengan rincian sebagai berikut:
- Arus Masuk Kas Aktivitas Operasi Rp397.880.405.743.000
- Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Operasi 367.428.633.889.000
- Arus Kas Bersih Rp 30.451.771.854.000
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dalam tahun anggaran berjalan
dapat mendanai seluruh pengeluaran aktivitas operasi dari penerimaannya.

D.2.1. Penerimaan Perpajakan


Penerimaan Penerimaan Perpajakan sebesar Rp280.897.641.240.000 merupakan penerimaan neto
perpajakan (neto) pemerintah yang dihimpun dari sektor pajak sepanjang tahun berjalan setelah dikurangi
Rp280,9 triliun pengembalian pendapatan pajak. Penerimaan perpajakan dibagi menjadi penerimaan
pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional.
Rincian atas Penerimaan Pajak Dalam Negeri dan Pajak Perdagangan Internasional
sebagai berikut:
Pajak Dalam Negeri
- Pajak Penghasilan (PPh) Non Migas Rp117.401.085.234.000
- Pajak Penghasilan (PPh) Migas 22.946.614.602.000
- Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
Barang Mewah (PPN dan PPn BM) 102.584.414.956.000
- Pajak Bumi dan Bangunan 11.774.571.275.000
- Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 2.918.267.413.000
- Pendapatan Cukai 29.173.239.643.000
- Pendapatan atas Pajak Lainnya 1.872.254.692.000
Jumlah Pajak Dalam Negeri 288.670.447.815.000
Pajak Perdagangan Internasional
- Pendapatan Bea masuk 12.551.990.278.000
- Pendapatan Pajak/Pungutan Ekspor 297.790.052.000
Jumlah Pajak Perdagangan Internasional 12.849.780.330.000
Jumlah Penerimaan Perpajakan 301.520.228.145.000
Dikurangi :
- Pengembalian Pendapatan Pajak (20.622.586.905.000)
Jumlah Penerimaan Perpajakan (Neto) Rp280.897.641.240.000

Komposisi penerimaan perpajakan dalam prosentase dapat dilihat pada Grafik 19:

Catatan atas Laporan Keuangan -58-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 19
Komposisi Penerimaan Perpajakan TA 2004

Pajak Lainnya Bea Masuk Pajak/Pungutan


1% 4% Ekspor
Cukai
0%
10%
BPHTB
1%
PPh Non Migas
PBB
38%
4%

PPN & PPn BM


34% PPh Migas
8%

D.2.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

PNBP sebesar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp116.704.801.670.000 adalah
Rp116,7 triliun semua penerimaan yang diterima negara dalam bentuk penerimaan dari sumber daya
alam, bagian pemerintah atas laba Badan Usaha Milik Negara dan penerimaan negara
bukan pajak lainnya.
Rincian atas penerimaan negara bukan pajak adalah sebagai berikut :

Penerimaan Sumber Daya Alam

Penerimaan Sumber Daya Alam sebesar Rp91.397.744.046.000 merupakan


penerimaan negara sehubungan dengan kegiatan eksploitasi sumber daya alam, yang
terdiri dari:
- Pendapatan Minyak Bumi Rp63.060.418.282.000
- Pendapatan Gas Alam 22.199.226.564.000
- Pendapatan Pertambangan Umum 1.688.842.414.000
- Pendapatan Kehutanan 4.143.173.069.000
- Pendapatan Perikanan 306.083.717.000
Jumlah Penerimaan Sumber Daya Alam Rp91.397.744.046.000

Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN


Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN sebesar Rp9.817.533.694.000
merupakan penerimaan laba yang diperoleh pemerintah atas pengelolaan kekayaan
negara yang dipisahkan, yakni kekayaan negara yang ditempatkan sebagai penyertaan
modal pada BUMN. Pendapatan bagian pemerintah atas laba BUMN dibagi menjadi
pendapatan atas laba BUMN perbankan dan pendapatan atas laba BUMN non
perbankan.
Rincian dari pendapatan atas laba BUMN adalah sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan -59-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Pendapatan atas Laba BUMN Perbankan


- PT Bank Mandiri Rp 32.130.828.181
- PT Bank Ekspor Impor Indonesia 146.695.685.429
- PT Bank Rakyat Indonesia 910.000.000.000
- PT Bank Negara Indonesia 312.112.690.390
- PT Bank Tabungan Negara 589.330.000.000
- Lain-lain 840.000.000.000
Jumlah Pendapatan atas Laba BUMN Perbankan 2.830.269.204.000
Pendapatan atas Laba BUMN Non Perbankan
- PT Perkebunan Nusantara 174.654.339.249
- PT Wijaya Karya 20.369.153.000
- PT Timah 20.178.000.000
- PT Telkom 1.570.638.388.084
- PT Taspen 35.311.908.000
- PT Socfin 30.538.236.000
- PT Semen Gresik 52.847.792.008
- PT Pupuk Sriwijaya 50.000.000.000
- PT Permodalan Nasional Madani 24.907.007.210
- PT Perusahaan Gas Negara 153.217.178.098
- PT Perusahaan Pengelola Aset 400.000.000.000
- PT Pertamina 2.169.000.000.000
- PT Pelabuhan Indonesia 70.562.000.000
- PT Krakatau Steel 25.000.000.000
- PT Jasa Raharja 80.834.000.000
- PT Jasa Marga 24.063.317.280
- PT Indosat 113.037.768.750
- PT Freeport 90.086.013.451
- PT Bio Farma 39.924.055.000
- PT Asuransi Kesehatan 78.274.955.000
- PT Asuransi Kredit Indonesia 20.412.000.000
- PT Aset 29.887.520.000
- PT Angkasa Pura 217.453.637.094
- PT Aneka Tambang 47.859.040.000
- Lain-lain 1.448.208.181.776
Jumlah Pendapatan atas Laba BUMN Non Perbankan 6.987.264.490.000
Jumlah Pendapatan atas Laba BUMN Rp9.817.533.694.000

PNBP Lainnya
PNBP Lainnya sebesar Rp15.489.523.930.000 merupakan penerimaan negara selain
dari penerimaan sumber daya alam dan pendapatan bagian pemerintah atas laba
BUMN yang terdiri dari:
- Penjualan Hasil Produksi/Sitaan Rp 1.013.841.537.000
- Pendapatan Sewa 31.962.445.000
- Pendapatan Jasa I 3.385.888.989.000
- Pendapatan Jasa II 1.288.180.309.000
- Pendapatan Rutin dari Luar Negeri 100.000.004.000
- Pendapatan Bunga 447.274.212.000
- Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan 46.744.252.000
- Pendapatan Pendidikan 1.182.243.621.000
- Pendapatan Laba Bersih Penjualan BBM 24.000
- Pendapatan Lain-lain 3.644.379.697.000
- Pendapatan dari Penerimaan Kembali Belanja TAYL 4.649.271.885.000
Jumlah PNBP Lainnya 15.789.786.975.000
Dikurangi :
- Pengembalian PNBP (300.263.045.000)
Jumlah PNBP Lainnya (Netto) 15.489.523.930.000
Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp116.704.801.670.000

Catatan atas Laporan Keuangan -60-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

D.2.3. Pendapatan Hibah

Hibah sebesar Pendapatan Hibah sebesar Rp277.962.833.000 adalah semua penerimaan negara
Rp277,9 miliar yang berasal dari sumbangan swasta dalam negeri dan sumbangan lembaga swasta dan
pemerintah luar negeri:
- Hibah Luar Negeri – Bilateral Rp115.678.198.000
- Hibah Luar Negeri - Multilateral 84.336.093.000
- Pendapatan Hibah Luar Negeri Lainnya 77.948.542.000
Jumlah Pendapatan Hibah Rp277.962.833.000

D.2.4. Belanja Pegawai


Belanja Pegawai sebesar Rp54.783.069.983.000 merupakan pengeluaran pemerintah
Belanja pegawai
sebesar Rp54,8
untuk membayar gaji pegawai negeri sipil berupa gaji pokok, tunjangan istri/anak,
triliun tunjangan struktural, tunjangan fungsional, gaji pejabat negara dan pembayaran lainnya
berupa honorarium, vakasi, lembur, uang makan/lauk pauk, dan kompensasi lainnya
kepada pegawai pemerintah pusat, pensiunan dosen/guru/anggota TNI/Polri, dan lain-
lain.
Rincian Belanja Pegawai sepanjang tahun berjalan adalah sebagai berikut :
- Gaji dan Tunjangan Rp31.836.812.361.000
- Uang Makan/Lauk Pauk 152.806.000
- Belanja Pensiun 19.339.864.939.000
- Belanja Pegawai Lain-lain 3.531.137.105.000
- Belanja Gaji/Upah Proyek (BGP) 259.394.382.000
Jumlah Belanja Pegawai 54.967.361.593.000
Dikurangi :
- Penerimaan Kembali Belanja Pegawai (184.291.610.000)
Jumlah Belanja Pegawai (Neto) Rp54.783.069.983.000

D.2.5. Belanja Barang dan Jasa

Belanja barang dan


Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp15.142.662.568.000 merupakan pengeluaran
jasa sebesar Rp15,1 pemerintah dalam rangka pengadaan/pembelian barang dan jasa non investasi guna
triliun mendukung kegiatan operasional pemerintahan. Rincian Belanja Barang dan Jasa
sepanjang tahun berjalan adalah sebagai berikut:
- Keperluan Sehari-hari Perkantoran Rp 1.433.388.955.000
- Bahan Makanan 733.086.481.000
- Belanja Barang Transito 183.753.672.000
- Belanja Barang Lainnya 54.274.881.000
- Belanja Pembelian Bahan Proyek (BPBP) 110.359.953.000
- Langganan Daya dan Jasa 1.294.345.327.000
- Jasa Pos dan Giro 13.144.916.000
- Belanja Pemeliharaan 2.526.554.982.000
- Belanja Perjalanan 1.418.999.449.000
- Belanja Barang dan Jasa Lainnya 8.254.273.878.000
Jumlah Belanja Barang dan Jasa 16.022.182.494.000
Dikurangi :
- Penerimaan Kembali Belanja Barang dan Jasa (879.519.926.000)
Jumlah Belanja Barang dan Jasa (Neto) Rp15.142.662.568.000

D.2.6. Belanja Subsidi


Belanja Subsidi sebesar Rp91.899.301.904.000 merupakan belanja negara yang
diberikan kepada perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor atau

Catatan atas Laporan Keuangan -61-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Belanja subsidi mengimpor barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak, sehingga harga
sebesar Rp91,9 jual terjangkau oleh masyarakat. Rincian Belanja Subsidi adalah sebagai berikut:
triliun
Subsidi Harga/Biaya
- Subsidi BBM Rp69.024.450.135.000
- Subsidi Pangan 4.830.777.908.000
- Subsidi Listrik 2.316.650.000.000
- Subsidi Benih 76.202.915.000
- Subsidi Pupuk 1.259.218.582.000
Jumlah Subsidi Harga/Biaya 77.507.299.540.000
Subsidi Bunga Kredit/Penyertaan Risiko
- Subsidi Bunga Kredit Pemilikan Rumah 61.572.454.000
- Subsidi Bunga Kredit Ketahanan Pangan 34.889.148.000
Jumlah Subsidi Bunga Kredit/Penyertaan Resiko 96.461.602.000
Subsidi Pajak dan Bea Masuk
- Subsidi Pajak Penghasilan 1.312.122.928.000
Jumlah Subsidi Pajak dan Bea Masuk 1.312.122.928.000
Subsidi Rutin Lainnya
- Subsidi Lainnya 5.825.493.493.000
Jumlah Subsidi Rutin Lainnya 5.825.493.493.000
Subsidi Lain-lain 11.285.088.000
Subsidi/Belanja Bantuan
- Tunjangan Kesehatan Veteran Non Tuvet 793.000
- Belanja Rutin KONI 14.322.124.000
- Dana Kontingensi 6.409.717.749.000
- Bantuan Dalam Rangka Penugasan/PSO 722.598.587.000
Jumlah Subsidi/Belanja Bantuan 7.146.639.253.000
Jumlah Belanja Subsidi Rp91.899.301.904.000

D.2.7. Dana Perimbangan


Dana perimbangan Dana Perimbangan sebesar Rp122.873.223.394.000 adalah semua pengeluaran
sebesar Rp122,9 negara yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam
triliun rangka pelaksanaan desentralisasi yang terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum
dan dana alokasi khusus, sebagaimana dimaksud dalam Undang–Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Rincian Dana Perimbangan dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut:
- Dana Bagi Hasil Rp 36.700.327.968.000
- Dana Alokasi Umum 82.084.248.631.000
- Dana Alokasi Khusus 4.088.646.795.000
Jumlah Dana Perimbangan Rp122.873.223.394.000

D.2.8. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian


Dana otonomi khusus Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian sebesar RP6.808.042.499.000 merupakan
dan dana pengeluaran pemerintah dalam rangka pembiayaan pelaksanaan otonomi khusus suatu
penyesuaian sebesar daerah, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001
Rp6,8 triliun
tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Bagi Provinsi Papua, serta untuk penyesuaian kekurangan dana alokasi umum
untuk beberapa daerah.
Rincian Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian adalah sebagai berikut:
- Dana Otonomi Khusus Rp1.642.617.943.000
- Dana Penyesuaian 5.165.424.556.000
Jumlah Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Rp6.808.042.499.000

Catatan atas Laporan Keuangan -62-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

D.2.9. Bunga Utang

Bunga utang sebesar Bunga Utang sebesar Rp62.664.201.767.000 merupakan pembayaran yang dilakukan
Rp62,7 triliun atas kewajiban penggunaan pokok utang (Principal Outstanding), baik utang dalam
negeri maupun utang luar negeri, yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman. Bunga
Utang diklasifikasikan menjadi Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri serta Bunga
dan Kewajiban Utang Luar Negeri.
Rincian Bunga Utang tersebut adalah sebagai berikut :
Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri
Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri sebesar Rp39.867.284.566.000
merupakan pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah sehubungan dengan surat
berharga (obligasi) pemerintah dalam negeri dalam rangka Program Restrukturisasi
Perbankan dengan rincian:
- Bunga Utang Dalam Negeri – Obligasi Rp39.553.587.093.000
- Pembayaran Imbalan Bunga (SPM-IB) 313.697.473.000
Jumlah Bunga dan Kewajiban Utang Dalam Negeri Rp39.867.284.566.000

Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri


Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri sebesar Rp22.796.917.201.000
merupakan pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah atas pinjaman yang
diterima, dengan rincian sebagai berikut :
- Bunga Utang Luar Negeri - Pinjaman Proyek Rp22.182.691.769.000
- Biaya/Kewajiban Lainnya terhadap Utang Luar Negeri 276.166.494.000
- Biaya/Kewajiban Penerbitan/Penjualan Surat Utang LN 23.643.938.000
- Bunga Surat Utang Negara Luar Negeri 314.415.000.000
Jumlah Bunga dan Kewajiban Utang Luar Negeri 22.796.917.201.000
Jumlah Bunga Utang Rp62.664.201.767.000

D.2.10. Belanja Operasi Lain-lain

Belanja operasi lain-


Belanja Operasi Lain-lain sebesar Rp13.258.131.774.000 merupakan pengeluaran
lain sebesar Rp13,3 pemerintah untuk pengeluaran tak tersangka, belanja perusahaan jawatan, pemilihan
triliun umum/sidang tahunan, cadangan dana reboisasi dan lain-lain.
Rincian Belanja Operasi Lain-lain adalah sebagai berikut:
- Dana Pembangunan Daerah Rp 18.000.000
- Pengeluaran Tak Tersangka 7.119.704.000
- Belanja Barang Perusahaan Jawatan 262.268.777.000
- Pemilihan Umum/Sidang Tahunan 4.299.756.540.000
- Cadangan Dana Reboisasi 4.639.214.073.000
- Tunggakan dan Klaim Pihak Ketiga 66.309.567.000
- Belanja Rutin Lain-lain 3.627.489.330.000
- Belanja Lainnya 355.955.783.000
Jumlah Belanja Operasi Lain-lain Rp13.258.131.774.000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN


Menjelaskan aktivitas investasi aset non keuangan yang mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi
yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada
masyarakat di masa yang akan datang. Aktivitas investasi aset non keuangan
menunjukkan penurunan sebesar Rp66.853.143.100.000 dengan rincian sebagai
berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan -63-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Penurunan kas dari - Arus Masuk Kas Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan Rp 107.537.409.000
aktivitas investasi aset - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Investasi Aset Non
non keuangan Keuangan (66.960.680.509.000)
sebesar Rp66,9 triliun
- Arus Kas Bersih (Rp66.853.143.100.000)
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dalam tahun anggaran berjalan tidak
dapat mendanai seluruh pengeluaran aktivitas investasi aset non keuangan dari
penerimaannya.

D.2.11. Pendapatan dari Penjualan Aset


Arus kas masuk dari Pendapatan dari Penjualan Aset sebesar Rp107.537.409.000 merupakan pendapatan
aktivitas investasi aset yang diterima pemerintah sehubungan dengan kebijakan pemerintah dalam
non keuangan menjual/melepas aset-asetnya berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku.
sebesar Rp107,5 Rinciannya terdiri dari :
miliar yaitu dari
pendapatan dari - Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap Rp 84.553.020.000
penjualan aset. - Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya 22.984.389.000
Jumlah Pendapatan dari Penjualan Aset Rp107.537.409.000

D.2.12. Belanja Modal


Arus kas keluar dari Belanja Modal sebesar Rp66.960.680.509.000 merupakan pengeluaran anggaran
aktivitas investasi aset untuk belanja aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode
non keuangan akuntansi.
sebesar Rp66,9 triliun
yaitu untuk belanja Rincian Belanja Operasi Lain-lain adalah sebagai berikut :
modal
- Belanja Modal untuk Tanah Rp 711.226.994.000
- Belanja Modal untuk Peralatan dan Mesin 17.019.729.691.000
- Belanja Modal untuk Gedung dan Bangunan 8.253.085.058.000
- Belanja Modal untuk Jaringan 9.850.130.631.000
- Belanja Modal Fisik Lainnya 4.551.527.369.000
- Belanja Modal Non Fisik 26.574.980.766.000
Jumlah Belanja Modal Rp66.960.680.509.000

Dengan kenaikan Arus Kas (bersih) dari Aktivitas Operasi sebesar


Rp30.451.771.854.000 dan penurunan (bersih) dari Aktivitas Investasi Aset Non
Keuangan sebesar Rp66.853.143.100.000 mengakibatkan defisit anggaran sebesar
Rp36.401.371.246.000. Defisit tersebut akan ditutup dengan pembiayaan yang
diuraikan dibawah ini.

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN


Menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas (bruto) sehubungan dengan
pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran yang bertujuan untuk memprediksi
klaim (tuntutan) pihak lain terhadap arus kas pemerintah dan tuntutan pemerintah
terhadap pihak lain di masa yang akan datang. Aktivitas pembiayaan sepanjang periode
berjalan menunjukkan kenaikan sebesar Rp33.387.273.569.000 dengan rincian
sebagai berikut:
Kenaikan kas dari - Arus Masuk Kas Aktivitas Pembiayaan Rp107.629.273.273.000
aktivitas pembiayaan - Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Pembiayaan 74.241.999.704.000
sebesar Rp33,4 triliun
- Arus Kas Bersih Rp 33.387.273.569.000
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dalam tahun anggaran berjalan tidak
dapat menutup defisit yang ada sebesar Rp36.401.371.244.000 dengan surplus
pembiayaan yang hanya Rp33.387.273.569.000.

Catatan atas Laporan Keuangan -64-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

D.2.13. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri


Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri sebesar Rp64.901.134.245.000 merupakan
Penerimaan
seluruh penerimaan pemerintah yang berasal dari perbankan dan non perbankan dalam
pembiayaan dalam
negeri sebesar Rp64,9
negeri. Rincian Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri adalah sebagai berikut :
triliun Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Perbankan
Penerimaan atas Pembiayaan Dalam Negeri Perbankan sebesar
Rp22.712.505.838.000 seluruhnya berasal dari Penyetoran SAL ke Rekening BUN.

Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Non Perbankan


Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Non Perbankan sebesar
Rp42.188.628.407.000 merupakan penerimaan pemerintah yang berasal dari :
- Penerimaan Privatisasi Rp 3.519.487.251.000
- Penerbitan/Penjualan Obligasi Dalam Negeri - 22.918.399.017.000
Jangka Panjang
- Penjualan Aset Program Restrukturisasi Perbankan 15.750.742.139.000

Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Non 42.188.628.407.000


Perbankan
Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri 22.712.505.838.000
Perbankan
Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Rp64.901.134.245.000

D.2.14. Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri


Penerimaan Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri sebesar Rp32.436.390.917.000 merupakan
pembiayaan luar seluruh penerimaan pemerintah sehubungan dengan penarikan pinjaman luar negeri
negeri sebesar Rp32,4 yang terdiri dari pinjaman program dan pinjaman proyek serta penerbitan Surat Utang
triliun Negara Luar Negeri.
Rincian Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek adalah sebagai berikut :
Pinjaman Program
Pinjaman Program yang diterima pemerintah dalam tahun anggaran berjalan sebesar
Rp5.058.509.000.000 berasal dari ADB.

Pinjaman Proyek
Pinjaman Proyek yang diterima pemerintah dalam tahun anggaran berjalan sebesar
Rp18.416.772.005.000 berasal dari:
- Pinjaman Proyek dari Bilateral Rp 8.734.844.120.000
- Pinjaman Proyek dari Multilateral 1.832.993.226.000
- Pinjaman Proyek Fasilitas Kredit Ekspor 3.332.536.828.000
- Pinjaman Proyek dari Komersial 4.516.397.831.000
Jumlah Pinjaman Proyek Rp18.416.772.005.000

Pembiayaan Lain-lain
Pembiayaan lain-lain sebesar Rp8.961.109.912.000 merupakan penerimaan
pembiayaan sehubungan dengan penerbitan Surat Utang Negara yang diterima
dalam tahun berjalan.

D.2.15. Pendapatan Pelunasan Piutang

Pendapatan Pendapatan Pelunasan Piutang sebesar Rp10.291.748.111.000 merupakan


pelunasan piutang penerimaan kembali pokok piutang yang berasal dari pinjaman/hibah luar negeri
Rp10,3 triliun yang diteruspinjamkan pada BUMN, BUMD, Pemerintah Daerah, dan penerimaan

Catatan atas Laporan Keuangan -65-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

kembali pokok piutang lainnya. Rincian Pendapatan Pelunasan Piutang sebagai


berikut :
- Angsuran KIP Rp 338.958.517
- Angsuran Kredit Usaha Tani 287.531.960
- Angsuran Pengadaan Pangan 55.876.680
- Pelunasan Piutang dari RDI 10.290.886.287.000
- Lain-lain 179.456.843
Jumlah Pendapatan Pelunasan Piutang Rp10.291.748.111.000

D.2.16. Pembayaran Pokok Utang Dalam Negeri


Pembayaran pokok Pembayaran Pokok Utang Dalam Negeri sebesar Rp25.456.429.045.000 merupakan
utang dalam negeri pengeluaran pemerintah dalam tahun anggaran berjalan dalam melunasi utang obligasi
sebesar Rp25,5 triliun dalam negeri jangka panjang yang jatuh tempo.

D.2.17. Pembayaran Pokok (Amortisasi) Utang Luar Negeri

Pembayaran pokok Pembayaran Pokok (Amortisasi) Utang Luar Negeri sebesar Rp46.491.106.882.000
utang luar negeri merupakan pengeluaran pemerintah atas cicilan pokok (amortisasi) pinjaman yang telah
sebesar Rp46,5 triliun jatuh tempo. Pembayaran cicilan pokok (amortisasi) dalam tahun berjalan seluruhnya
dikeluarkan untuk cicilan pokok pinjaman proyek piutang kepada BUMN.

D.2.18. Penerusan Pinjaman Luar Negeri


Penerusan pinjaman Penerusan Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp2.294.463.777.000 merupakan
LN Rp2,3 triliun pengeluaran pemerintah atas penerusan pinjaman luar negeri yang disalurkan untuk
BUMN, BUMD, Pemerintah Daerah melalui Rekening Dana Investasi (RDI) dan Rekening
Pembangunan Daerah (RPD) dengan rincian :
- PMP untuk Badan Usaha Milik Negara Rp 66.817.879.000
- Piutang Pemerintah kepada Swasta 17.686.667.000
- Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada Daerah TAB 14.442.448.000
- Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada BUMN TAB 1.499.317.726.000
- Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada Daerah TAYL 16.683.776.000
- Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada BUMN TAYL 679.515.281.000
Jumlah Penerusan Pinjaman Luar Negeri Rp2.294.463.777.000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN


Arus kas dari aktivitas non anggaran menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran
Penurunan kas dari
kas (bruto) yang tidak mempengaruhi anggaran. Dalam tahun anggaran berjalan arus
aktivitas non
anggaran sebesar kas dari aktivitas non anggaran mengalami penurunan sebesar Rp3.552.066.133.188
Rp3,5 triliun dengan rincian sebagai berikut:

- Arus Masuk Kas Aktivitas Non Anggaran Rp1.001.930.694.124.000


- Dikurangi Arus Keluar Kas Aktivitas Non Anggaran (1.005.482.760.257.188)
- Arus Kas Bersih Rp (3.552.066.133.188)
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa dalam tahun anggaran berjalan pemerintah
mengeluarkan dana transaksi non anggaran di bawah penerimaannya.

D.2.19. Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga

Penerimaan PFK
Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp12.286.381.675.000 merupakan
sebesar Rp12,3 triliun penerimaan pemerintah yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat
Perintah Membayar (SPM) atau diterima secara tunai untuk fihak ketiga, misalnya
potongan atas gaji, pensiun, beras BULOG, dan lain-lain.

Catatan atas Laporan Keuangan -66-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Rincian atas Penerimaan PFK adalah sebagai berikut:


- Penerimaan PFK 10% Gaji 5.901.560.438.000
- Penerimaan PFK 2% Pensiun 64.082.621.000
- Penerimaan PFK 2% Pemda 152.843.128.000
- Penerimaan PFK Beras Bulog 355.835.134.000
- Penerimaan Wesel Pemerintah 71.491.000
- Penerimaan Reimbursment dalam rangka Prefinancing 5.513.661.099.000
- Penerimaan PFK Lain-lain 298.327.764.000
Jumlah Penerimaan PFK Rp12.286.381.675.000

D.2.20. Kiriman Uang Masuk


KU masuk sebesar Kiriman Uang (KU) Masuk sebesar Rp974.976.554.354.569 merupakan penerimaan
Rp975 triliun kiriman uang antar rekening-rekening pemerintah yang berasal dari KPPN, Kantor Pusat
Ditjen Perbendaharaan dan rekening BUN serta pemindahbukuan intern KPPN. Rincian
KU Masuk dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut:
- Penerimaan KU Rp493.786.831.607.000
- Pemindahbukuan intern KPPN 481.189.722.747.569
Jumlah Penerimaan KU Rp974.976.554.354.569
Penerimaan KU Masuk sebesar Rp974.976.554.354.569, sudah termasuk saldo akhir
KU tahun 2003 sebesar Rp1.102.377.459.245, sehingga jumlah KU Masuk tahun
berjalan sama dengan jumlah KU Keluar sebesar Rp973.874.176.895.324 (lihat catatan
D.2.23).

D.2.21. Penerimaan Transito


Penerimaan transito Penerimaan Transito sebesar Rp14.667.758.094.431 merupakan sisa uang muka
sebesar Rp14,7 triliun bendahara yang disetor ke kas negara baik itu berasal dari bendahara rutin, proyek dan
swadana. Rincian penerimaan transito adalah sebagai berikut:
- Penerimaan Transito TAB Rp13.522.961.006.000
- Penerimaan Transito TAYL 299.209.929.431
- Penerimaan Transito Pengguna PNBP (Swadana) 845.587.159.000
Jumlah Penerimaan Transito Rp14.667.758.094.431

D.2.22. Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga


Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp16.618.210.830.000
Pengeluaran PFK
sebesar Rp16,6 triliun
merupakan pengeluaran pemerintah sehubungan dengan penerimaan potongan gaji,
pensiun, beras BULOG yang disalurkan untuk dana pensiun, Tabungan Hari Tua (THT),
asuransi kesehatan, dan pembayaran beras kepada BULOG. Rincian atas Pengeluaran
PFK adalah sebagai berikut:
- Pengembalian Penerimaan PFK 10% Gaji Rp 6.086.812.037.000
- Pengembalian Penerimaan PFK 2% Pensiun 62.765.969.000
- Penerimaan PFK 2% Pemda 129.371.276.000
- Pengembalian Penerimaan PFK Beras Bulog 372.516.996.000
- Pelunasan Wesel Pemerintah 583.985.000
- Pembayaran PFK Prefinancing dan PFK BUN Lainnya 9.685.318.363.000
- Pengembalian Penerimaan PFK Lain-lain 280.842.204.000
Jumlah Pengeluaran PFK Rp16.618.210.830.000

D.2.23. Kiriman Uang Keluar


KU keluar sebesar Kiriman Uang (KU) Keluar sebesar Rp973.874.176.895.324 merupakan pengeluaran
Rp973,9 triliun kiriman uang rekening-rekening pemerintah yang berasal dari KPPN, Kantor Pusat Ditjen
Perbendaharaan dan rekening BUN serta pemindahbukuan intern KPPN. Rincian KU

Catatan atas Laporan Keuangan -67-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Keluar dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut:


- Pengeluaran KU Rp492.177.282.068.000
- Pengeluaran KU dalam rangka Reksus 276.192.081.000
- Pengeluaran Pemindahbukuan intern KPPN 481.420.702.746.324
Jumlah Pengeluaran KU Rp973.874.176.895.324

D.2.24. Pengeluaran Transito

Pengeluaran transito Pengeluaran transito sebesar Rp. 14.990.372.531.864 merupakan sisa uang muka
sebesar Rp15 triliun bendahara yang disetor ke kas negara baik itu berasal dari bendahara rutin, proyek dan
swadana rincian penerimaan transito sebagai berikut:
- Pengeluaran Transito Rutin Rp 6.861.703.440.864
- Pengeluaran Transito Pembangunan 7.357.736.253.000
- Pengeluaran Transito Pengguna PNBP (Swadana) 770.564.233.000
Pengeluaran Transito Dana Perimbangan 368.605.000
Jumlah Pengeluaran Transito Rp14.990.372.531.864

D.2.25. Saldo Awal Kas


Lihat penjelasan pada ikhtisar laporan arus kas (D.1).

D.2.26. Saldo Akhir Kas


Lihat penjelasan pada ikhtisar laporan arus kas (D.1).

D.2.27. Kas di Bendahara Pengeluaran


Penjelasan mengenai kas di bendahara pengeluaran lihat catatan atas neraca (C.2.4).

D.2.28. Kas di Bendahara Penerima


Penjelasan mengenai kas di bendahara penerimaan lihat catatan atas neraca (C.2.5).

D.2.29. Rekening Pemerintah Lainnya pada Bank Indonesia


Penjelasan mengenai Rekening Pemerintah Lainnya pada BI lihat catatan atas neraca
(C.2.3).

Catatan atas Laporan Keuangan -68-


LAMPIRAN
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 1
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENERIMAAN DALAM NEGERI
TAHUN ANGGARAN 2004
(Dalam Rupiah)

REALISASI
ANGGARAN
MAP URAIAN REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)
(UU. NO. 35 / 2004)
ANGGARAN
1 2 3 4 5=4-3

I Penerimaan perpajakan 279.207.480.000.000 280.558.820.638.612 1.351.340.638.612


a Pajak dalam negeri 267.033.380.000.000 267.817.030.241.314 783.650.241.314

0110 Pajak penghasilan (PPh) Nonmigas 112.767.200.000.000 96.567.919.081.168 (16.199.280.918.832)


0120 PPh Minyak Bumi dan Gas Alam 23.085.780.000.000 22.946.614.007.646 (139.165.992.354)
0130 Pajak pertambahan nilai barang dan jasa, dan pajak penjualan atas barang mewah 15.066.449.738.500
(PPN dan PPnBM) 87.506.300.000.000 102.572.749.738.500
0140 Pajak bumi dan bangunan (PBB) 10.211.700.000.000 11.766.952.857.000 1.555.252.857.000
0150 Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) 3.182.200.000.000 2.918.228.664.000 (263.971.336.000)
0160 Pendapatan Cukai 28.441.900.000.000 29.172.451.701.000 730.551.701.000
0170 Pendapatan Pajak lainnya 1.838.300.000.000 1.872.114.192.000 33.814.192.000
b Pajak perdagangan internasional 12.174.100.000.000 12.741.790.397.298 567.690.397.298
0210 Pendapatan Bea masuk 11.837.600.000.000 12.444.000.347.298 606.400.347.298
0220 Pendapatan Pajak / Pungutan ekspor 336.500.000.000 297.790.050.000 (38.709.950.000)

II Penerimaan negara bukan pajak 123.824.343.430.000 122.545.762.151.750 (1.278.581.278.250)

a Penerimaan sumber daya alam 92.407.639.441.000 91.542.983.188.986 (864.656.252.014)

0310 Pendapatan minyak bumi 63.863.900.000.000 63.059.805.131.106 (804.094.868.894)


0311 Pendapatan minyak bumi 63.863.900.000.000 63.059.805.131.106 (804.094.868.894)
0320 Pendapatan gas alam 23.783.500.000.000 22.199.226.563.929 (1.584.273.436.071)
0321 Pendapatan gas alam 23.783.500.000.000 22.199.226.563.929 (1.584.273.436.071)
0330 Pendapatan pertambangan umum 1.760.226.441.000 2.548.752.490.150 788.526.049.150
0331 Pendapatan iuran tetap 40.934.007.000 196.442.924.012 155.508.917.012
0332 Pendapatan royalti 1.719.292.434.000 2.352.309.566.138 633.017.132.138
0340 Pendapatan kehutanan 2.700.013.000.000 3.411.633.313.730 711.620.313.730
0341 Pendapatan dana reboisasi 2.029.578.000.000 2.415.141.858.926 385.563.858.926
0342 Pendapatan provisi sumber daya hutan 664.435.000.000 906.906.433.679 242.471.433.679
0343 Pendapatan iuran hak pengusahaan hutan 6.000.000.000 89.585.021.125 83.585.021.125
0350 Pendapatan perikanan 300.000.000.000 323.565.690.071 23.565.690.071
0351 Pendapatan perikanan 300.000.000.000 323.565.690.071 23.565.690.071

Lampiran -69-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASI
ANGGARAN
MAP URAIAN REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)
(UU. NO. 35 / 2004)
ANGGARAN
1 2 3 4 5=4-3

b. Bagian pemerintah atas laba BUMN 9.103.500.000.000 9.817.530.700.000 714.030.700.000

0410 Bagian pemerintah atas laba BUMN 9.103.500.000.000 9.817.530.700.000 714.030.700.000

c Penerimaan negara bukan pajak lainnya 22.313.203.989.000 21.185.248.262.764 (1.127.955.726.236)

0510 Penjualan hasil produksi, sitaan 1.178.224.850.000 67.010.183.118 (1.111.214.666.882)


0511 Penjualan hasil pertanian, kehutanan dan perkebunan 3.877.894.000 1.984.403.547 (1.893.490.453)
0512 Penjualan hasil peternakan dan perikanan 9.963.927.000 6.281.727.545 (3.682.199.455)
0513 Penjualan hasil tambang 993.474.167.000 26.176.277 (993.447.990.723)
0514 Penjualan hasil sitaan/rampasan dan harta peninggalan 150.000.000.000 46.563.037.044 (103.436.962.956)
0515 Penjualan obat-obatan dan hasil farmasi lainnya 379.424.000 274.022.649 (105.401.351)
0516 Penjualan informasi, penerbitan, film, dan hasil cetakan lainnya 4.023.454.000 2.381.742.190 (1.641.711.810)
0517 Penjualan dokumen-dokumen pelelangan 3.122.520.000 1.441.752.921 (1.680.767.079)
0519 Penjualan lainnya 13.383.464.000 8.057.320.945 (5.326.143.055)
0520 Penjualan aset 116.939.246.000 72.451.366.252 (44.487.879.748)
0521 Penjualan rumah, gedung, bangunan, dan tanah 24.194.178.000 4.771.635.139 (19.422.542.861)
0522 Penjualan kendaraan bermotor 1.070.588.000 540.337.176 (530.250.824)
0523 Penjualan sewa beli 68.905.954.000 48.005.808.733 (20.900.145.267)
0529 Penjualan aset lainnya yang berlebih / rusak / dihapuskan 22.768.526.000 19.133.585.204 (3.634.940.796)
0530 Pendapatan sewa 30.759.511.000 48.137.084.967 17.377.573.967
0531 Sewa rumah dinas, rumah negeri 16.704.802.000 15.504.864.692 (1.199.937.308)
0532 Sewa gedung, bangunan, gudang 10.129.133.000 12.411.169.829 2.282.036.829
0533 Sewa benda-benda bergerak 2.126.548.000 18.533.159.540 16.406.611.540
0539 Sewa benda-benda tak bergerak lainnya 1.799.028.000 1.687.890.906 (111.137.094)
0540 Pendapatan jasa I 3.103.586.557.000 3.241.172.347.092 137.585.790.092
0541 Pendapatan rumah sakit dan instansi kesehatan lainnya 101.108.747.000 118.285.013.222 17.176.266.222
0542 Pendapatan tempat hiburan/ taman/ museum 2.218.004.000 7.373.540.401 5.155.536.401
0543 Pendapatan surat keterangan, visa/paspor dan SIM/STNK/ BPKB 399.480.355.000 674.996.657.536 275.516.302.536
0544 Pendapatan jasa pertanahan 7.000.000.000 - (7.000.000.000)
0545 Pendapatan hak dan perijinan 1.169.805.000.000 1.570.678.889.832 400.873.889.832
0546 Pendapatan sensor/karantina/ pengawasan/ pemeriksaan 197.359.904.000 87.441.891.494 (109.918.012.506)
0547 Pendapatan jasa tenaga, jasa pekerjaan, jasa informasi, jasa pelatihan dan jasa teknologi 940.614.133.000 632.000.498.360 (308.613.634.640)
0548 Pendapatan jasa Kantor Urusan Agama 65.000.100.000 55.086.326.272 (9.913.773.728)
0549 Pendapatan jasa bandar udara, kepelabuhanan dan kenavigasian 221.000.314.000 95.309.529.975 (125.690.784.025)
0550 Pendapatan jasa II 1.051.754.532.000 1.102.693.837.315 50.939.305.315
0551 Pendapatan jasa lembaga keuangan (jasa giro) 249.688.416.000 551.248.118.558 301.559.702.558
0552 Pendapatan jasa penyelenggaraan telekomunikasi 395.235.513.000 464.237.151.442 69.001.638.442
0553 Pendapatan iuran lelang untuk fakir miskin 6.456.524.000 5.574.471.760 (882.052.240)
0554 Pendapatan jasa pencatatan sipil 592.766.000 10.329.071 (582.436.929)

Lampiran -70-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASI
ANGGARAN
MAP URAIAN REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)
(UU. NO. 35 / 2004)
ANGGARAN
1 2 3 4 5=4-3
0555 Pendapatan biaya penagihan pajak-pajak negara dengan surat paksa 2.520.781.000 490.370.624 (2.030.410.376)
0556 Pendapatan uang pewarganegaraan 7.000.000.000 3.839.862.684 (3.160.137.316)
0557 Pendapatan bea lelang 16.500.100.000 16.561.262.397 61.162.397
0558 Pendapatan biaya pengurusan piutang negara dan lelang negara 100.000.000.000 41.743.311.075 (58.256.688.925)
0559 Pendapatan jasa lainnya 273.760.432.000 18.988.959.704 (254.771.472.296)
0560 Pendapatan rutin dari luar negeri 198.646.387.000 200.050.263.847 1.403.876.847
0561 Pendapatan dari pemberian surat perjalanan Republik Indonesia - 259.557 259.557
0562 Pendapatan dari jasa pengurusan dokumen konsuler 198.646.387.000 200.050.004.290 1.403.617.290
0610 Pendapatan kejaksaan dan peradilan 40.690.460.000 30.652.605.169 (10.037.854.831)
0611 Legalisasi tanda tangan 200.000.000 154.704.740 (45.295.260)
0612 Pengesahan surat di bawah tangan 70.000.000 29.042.563 (40.957.437)
0613 Uang meja (leges) dan upah pada panitera badan pengadilan 1.026.000.000 685.203.244 (340.796.756)
0614 Hasil denda/denda tilang dan sebagainya 25.200.000.000 24.356.987.469 (843.012.531)
0615 Ongkos perkara 6.109.960.000 3.694.243.732 (2.415.716.268)
0619 Penerimaan kejaksaan dan peradilan lainnya 8.084.500.000 1.732.423.421 (6.352.076.579)
0710 Pendapatan pendidikan 1.422.600.000.000 391.072.665.044 (1.031.527.334.956)
0711 Uang pendidikan 1.311.980.504.000 335.206.223.987 (976.774.280.013)
0712 Uang ujian masuk, kenaikan tingkat, dan akhir pendidikan 12.314.222.000 9.786.713.910 (2.527.508.090)
0713 Uang ujian untuk menjalankan praktek 1.393.030.000 1.077.182.100 (315.847.900)
0719 Pendapatan pendidikan lainnya 96.912.244.000 45.002.545.047 (51.909.698.953)
Penerimaan Lain-lain 15.170.002.446.000 16.032.007.909.960 862.005.463.960
0810 Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran berjalan 1.007.251.556.000 7.084.518.122 (1.000.167.037.878)
0811 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat 38.740.128.000 5.857.653.832 (32.882.474.168)
0813 Penerimaan kembali belanja pensiun 151.139.068.000 - (151.139.068.000)
0814 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya 649.885.342.000 657.843.653 (649.227.498.347)
0815 Penerimaan kembali belanja pembangunan rupiah murni 47.487.018.000 569.020.637 (46.917.997.363)
0816 Penerimaan kembali belanja pembangunan pinjaman LN 120.000.000.000 - (120.000.000.000)

0820 Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran yang lalu 581.686.032.000 4.734.987.591.960 4.153.301.559.960
0821 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat 20.432.802.000 6.034.328.921 (14.398.473.079)
0822 Penerimaan kembali belanja pegawai daerah otonom 2.537.454.000 1.778.613.448 (758.840.552)
0823 Penerimaan kembali belanja pensiun 3.141.286.000 3.020.012.388 (121.273.612)
0824 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya 343.141.022.000 4.631.570.216.826 4.288.429.194.826
0825 Penerimaan kembali belanja pembangunan rupiah murni 62.751.364.000 18.940.635.093 (43.810.728.907)
0826 Penerimaan kembali belanja pembangunan pinjaman LN 149.661.234.000 73.475.214.034 (76.186.019.966)
0827 Penerimaan kembali belanja pembangunan Hibah 20.870.000 168.571.250 147.701.250

0840 Pendapatan pelunasan piutang 7.691.600.000.000 7.692.467.357.932 867.357.932


Lampiran -71-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASI
ANGGARAN
MAP URAIAN REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)
(UU. NO. 35 / 2004)
ANGGARAN
1 2 3 4 5=4-3
0841 Pendapatan pelunasan piutang 7.691.600.000.000 7.692.467.357.932 867.357.932

0870 Pembetulan Pembukuan Tahun Anggaran lalu 8.682.748.000 - (8.682.748.000)


0871 Pembetulan Pembukuan Belanja Pembangunan Pinjaman LN 8.675.280.000 - (8.675.280.000)
0873 Pembetulan Pembukuan Belanja Rutin 7.468.000 - (7.468.000)

0890 Pendapatan lain-lain 5.880.782.110.000 3.597.468.441.946 (2.283.313.668.054)


0891 Penerimaan kembali persekot/ uang muka gaji 10.060.052.000 11.114.233.414 1.054.181.414
0892 Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan 31.499.914.000 22.273.629.280 (9.226.284.720)
0893 Penerimaan kembali/ ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara 35.884.916.000 12.467.557.576 (23.417.358.424)
0894 Pendapatan denda administrasi BPHTB 125.368.000 2.171.480.078.158 2.171.354.710.158
0895 Penerimaan premi penjaminan perbankan nasional 2.500.000.000.000 (2.500.000.000.000)
0899 Pendapatan anggaran lainnya 3.303.211.860.000 1.380.132.943.518 (1.923.078.916.482)

Jumlah Penerimaan Dalam Negeri 403.031.823.430.000 403.104.582.790.362 72.759.360.362

Lampiran -72-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 2

REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN RUTIN DAN PEMBANGUNAN


PER KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
TAHUN ANGGARAN 2004
(Dalam Rupiah)

BA Kementerian Negara/Lembaga Pengeluaran Rutin Pengeluaran Pembangunan JUMLAH

01 Majelis Permusyawaratan Rakyat 123.982.021.718 89.270.951.100 213.252.972.818


02 Dewan Perwakilan Rakyat 430.317.614.279 229.272.330.840 659.589.945.119
04 Badan Pemeriksa Keuangan 120.605.108.471 117.780.704.720 238.385.813.191
05 Mahkamah Agung 46.493.929.943 90.865.289.906 137.359.219.849
06 Kejaksaan Agung 446.461.625.139 254.727.738.994 701.189.364.133
07 Kepresidenan 419.184.588.716 210.228.228.217 629.412.816.933
08 Wakil Presiden 29.935.913.579 21.844.637.065 51.780.550.644
10 Dalam Negeri 300.272.549.376 313.146.736.724 613.419.286.100
11 Luar Negeri 2.844.321.478.558 66.174.268.140 2.910.495.746.698
12 Pertahanan 13.136.704.050.621 5.060.418.329.541 18.197.122.380.162
13 Hukum dan Perundang-undangan 1.500.436.712.714 652.078.665.368 2.152.515.378.082
15 Keuangan 2.184.646.322.612 1.213.608.170.020 3.398.254.492.632
18 Pertanian 476.603.426.655 2.057.559.522.745 2.534.162.949.400
19 Perindustrian dan Perdagangan 354.588.780.881 841.932.323.585 1.196.521.104.466
20 Energi dan Sumberdaya Mineral 523.757.890.501 1.996.210.341.076 2.519.968.231.577
22 Perhubungan 1.069.501.941.904 3.201.266.684.034 4.270.768.625.938
23 Pendidikan Nasional 3.701.258.226.756 10.513.198.995.756 14.214.457.222.512
24 Kesehatan 1.398.519.120.006 4.814.038.520.535 6.212.557.640.541
25 Agama 4.194.599.099.699 2.185.000.760.829 6.379.599.860.528
26 Tenaga Kerja dan Transmigrasi 408.787.305.111 969.448.405.132 1.378.235.710.243
27 Sosial 204.353.940.188 1.667.703.981.281 1.872.057.921.469
29 Kehutanan 714.028.050.183 176.951.906.352 890.979.956.535
32 Kelautan dan Perikanan 230.669.549.778 1.788.945.985.910 2.019.615.535.688
33 Pekerjaan Umum 281.843.432.906 10.049.676.042.969 10.331.519.475.875
34 Menko Bidang Politik dan Keamanan 11.944.188.628 51.001.949.674 62.946.138.302
35 Menko Bidang Perekonomian 7.512.158.622 23.237.673.817 30.749.832.439
36 Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat 11.394.742.137 25.028.223.944 36.422.966.081

Lampiran -73-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

BA Kementerian Negara/Lembaga Pengeluaran Rutin Pengeluaran Pembangunan JUMLAH

40 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 189.515.694.447 8.593.982.960 198.109.677.407


41 Kementerian BUMN 12.326.103.031 15.030.031.438 27.356.134.469
42 Kementerian Negara Riset dan Teknologi 557.542.185.851 800.976.379.090 1.358.518.564.941
43 Kementerian Lingkungan Hidup 34.674.746.483 225.882.357.500 260.557.103.983
44 Kementerian Urusan Koperasi dan UKM 41.303.582.486 1.156.693.153.789 1.197.996.736.275
47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 13.643.074.830 55.784.100.489 69.427.175.319
48 Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara 435.731.157.632 274.701.177.500 710.432.335.132
50 Badan Intelijen Negara 242.762.395.331 249.855.008.968 492.617.404.299
51 Lembaga Sandi Negara 18.116.164.556 209.716.588.200 227.832.752.756
52 Dewan Ketahanan Nasional 6.000.239.167 5.902.979.380 11.903.218.547
53 BULOG 249.134.655 128.550.987.859 128.800.122.514
54 Badan Pusat Statistik 249.857.914.754 91.327.573.851 341.185.488.605
55 Kementerian PPN/Bappenas 26.603.980.526 96.547.032.325 123.151.012.851
56 Badan Pertanahan Nasional 622.778.373.197 165.433.079.220 788.211.452.417
57 Perpustakaan Nasional 28.266.203.606 28.902.473.980 57.168.677.586
59 Kementerian Komunikasi dan Informasi 159.697.060.313 110.146.150.890 269.843.211.203
60 Kepolisian RI 8.412.373.208.921 2.217.789.650.213 10.630.162.859.134
61 Cicilan dan Bunga Utang 62.415.861.180.321 - 62.415.861.180.321
62 Subsidi dan Transfer 111.117.057.646.633 - 111.117.057.646.633
63 Badan POM 85.768.653.450 137.793.017.187 223.561.670.637
64 Lemhanas RI 20.968.290.642 5.482.912.503 26.451.203.145
65 BKPM 18.513.876.075 190.996.231.249 209.510.107.324
66 Badan Narkotika Nasional 16.613.771.787 135.808.390.757 152.422.162.544
67 Kementerian Percepatan Pembangunan KTI 9.655.116.287 63.193.884.365 72.849.000.652
68 BKKBN 130.493.180.948 417.641.147.678 548.134.328.626
69 Belanja Lain-lain 16.811.224.804.365 5.889.292.641.401 22.700.517.445.766
72 Komisi Pemberantasan Korupsi 10.216.850.020 - 10.216.850.020
74 Komnas HAM 11.833.929.203 - 11.833.929.203
75 Badan Meteorologi dan Geofisika 84.770.836.871 87.507.807.774 172.278.644.645
76 Komisi Pemilihan Umum 7.402.589.766 - 7.402.589.766

Pengembalian Belanja 950.707.852.069 -


Total 236.013.837.863.766 61.450.166.108.840 297.464.003.972.606

Lampiran -74-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 3

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN RUTIN


TAHUN ANGGARAN 2004
(Dalam Rupiah)

REALISASI
ANGGARAN
KODE SEKTOR / SUBSEKTOR REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)
(UU No. 35 / 2004)
ANGGARAN
1 2 3 4 5=4-3

01 SEKTOR INDUSTRI 36.518.182.000 36.954.027.313 435.845.313


01.1 Subsektor Industri 36.518.182.000 36.954.027.313 435.845.313

02 SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN 872.149.183.000 896.046.095.358


23.896.912.358
02.1 Subsektor Pertanian 223.530.529.000 222.956.026.129 (574.502.871)
02.2 Subsektor Kehutanan 560.551.905.000 527.197.405.268 (33.354.499.732)
02.3 Subsektor Kelautan dan Perikanan 88.066.749.000 145.892.663.961 57.825.914.961

03 SEKTOR PENGAIRAN 38.309.782.000 67.285.538.706


28.975.756.706
03.1 Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan 37.164.183.000 66.158.859.744 28.994.676.744
03.2 Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air 1.145.599.000 1.126.678.962 (18.920.038)

04 SEKTOR TENAGA KERJA 225.165.286.000 293.251.774.034 68.086.488.034

04.1 Subsektor Tenaga Kerja 225.165.286.000 293.251.774.034 68.086.488.034

05 SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN


KOPERASI 182.666.964.532.000 191.598.155.860.339 8.931.191.328.339

05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri 12.421.677.000 15.597.207.083 3.175.530.083


05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri 97.672.041.000 99.666.425.227 1.994.384.227
05.4 Subsektor Keuangan 182.500.139.811.000 191.441.588.645.543 8.941.448.834.543
05.5 Subsektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 56.731.003.000 41.303.582.486 (15.427.420.514)

06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA 664.769.878.000 769.122.269.918 104.352.391.918

06.1 Subsektor Prasarana Jalan 27.416.491.000 41.478.454.364 14.061.963.364


06.2 Subsektor Transportasi Darat 39.207.940.000 32.122.269.577 (7.085.670.423)
06.3 Subsektor Transportasi Laut 377.858.647.000 446.488.309.757 68.629.662.757
06.4 Subsektor Transportasi Udara 116.017.604.000 136.238.846.784 20.221.242.784
06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan 104.269.196.000 112.794.389.436 8.525.193.436

Lampiran -75-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASI
ANGGARAN
KODE SEKTOR / SUBSEKTOR REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)
(UU No. 35 / 2004)
ANGGARAN
1 2 3 4 5=4-3

07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 414.868.249.000 473.835.089.660 58.966.840.660

07.1 Subsektor Pertambangan 396.850.648.000 456.098.092.081 59.247.444.081


07.2 Subsektor Energi 18.017.601.000 17.736.997.579 (280.603.421)

08 SEKTOR PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 296.622.893.000 354.514.211.558 57.891.318.558

08.1 Subsektor Pariwisata 83.815.519.000 68.245.549.113 (15.569.969.887)


08.2 Subsektor Pos, Telekomunikasi dan Informatika 212.807.374.000 286.268.662.445 73.461.288.445

09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH 87.627.443.000 72.002.380.133 (15.625.062.867)

09.1 Subsektor Otonomi Daerah 50.695.012.000 42.751.160.183 (7.943.851.817)


09.2 Subsektor Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat 36.932.431.000 29.251.219.950 (7.681.211.050)

10 SEKTOR SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN TATA RUANG 606.621.951.000 636.776.131.099 30.154.180.099

10.1 Subsektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 17.602.943.000 24.016.396.941 6.413.453.941
10.2 Subsektor Tata Ruang dan Pertanahan 589.019.008.000 612.759.734.158 23.740.726.158

11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, PEMUDA DAN OLAH RAGA 5.773.406.162.000 5.593.700.703.595 (179.705.458.405)

11.1 Subsektor Pendidikan 4.986.097.931.000 4.749.161.151.117 (236.936.779.883)


11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah 648.359.874.000 696.748.874.976 48.389.000.976
11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional 97.033.468.000 108.948.260.974 11.914.792.974
11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga 41.914.889.000 38.842.416.528 (3.072.472.472)

12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA 202.446.796.000 127.864.937.193 (74.581.858.807)

12.1 Subsektor Kependudukan dan Keluarga 202.446.796.000 127.864.937.193 (74.581.858.807)

13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN,


DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 458.559.901.000 710.490.038.229 251.930.137.229

13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial 86.199.219.000 91.309.003.496 5.109.784.496


13.2 Subsektor Kesehatan 372.360.682.000 619.181.034.733 246.820.352.733

14 SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 61.745.968.000 53.016.160.157 (8.729.807.843)

14.1 Subsektor Perumahan 569.814.000 209.886.653 (359.927.347)


14.2 Subsektor Permukiman 61.176.154.000 52.806.273.504 (8.369.880.496)

Lampiran -76-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASI
ANGGARAN
KODE SEKTOR / SUBSEKTOR REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)
(UU No. 35 / 2004)
ANGGARAN
1 2 3 4 5=4-3

15 SEKTOR AGAMA 1.825.175.585.000 2.178.156.434.673 352.980.849.673

15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama 388.612.445.000 496.563.992.731 107.951.547.731


15.2 Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama 1.436.563.140.000 1.681.592.441.942 245.029.301.942

16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 877.991.048.000 952.493.632.319 74.502.584.319

16.1''' Subsektor Pelayanan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 3.433.084.000 4.314.441.513 881.357.513
16.2 Subsektor Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 574.597.080.000 623.085.853.074 48.488.773.074
16.3 Subsektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 28.990.010.000 28.266.203.606 (723.806.394)
16.4 Subsektor Statistik 270.970.874.000 296.827.134.126 25.856.260.126

17 SEKTOR HUKUM 2.029.220.939.000 2.099.368.167.353 70.147.228.353

17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional 1.764.183.421.000 1.757.440.412.806 (6.743.008.194)


17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum 265.037.518.000 341.927.754.547 76.890.236.547

18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN 5.718.867.731.000 4.703.928.029.223 (1.014.939.701.777)

18.1 Subsektor Aparatur Negara 5.142.853.686.000 4.176.116.549.349 (966.737.136.651)


18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan 576.014.045.000 527.811.479.874 (48.202.565.126)

19 SEKTOR POLITIK DALAM NEGERI, HUBUNGAN


LUAR NEGERI, INFORMASI DAN KOMUNIKASI 3.557.085.557.000 2.797.087.770.984 (759.997.786.016)

19.1 Subsektor Politik Dalam Negeri 131.900.617.000 106.513.237.272 (25.387.379.728)


19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri 3.371.063.127.000 2.636.590.206.163 (734.472.920.837)
19.3 Subsektor Informasi dan Komunikasi 54.121.813.000 53.984.327.549 (137.485.451)

20 SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN 21.674.287.334.000 21.599.788.611.922 (74.498.722.078)

20.1 Subsektor Pertahanan 13.741.924.900.000 13.136.704.050.621 (605.220.849.379)


20.2 Subsektor Keamanan 7.932.362.434.000 8.463.084.561.301 530.722.127.301

Jumlah Pengeluaran Rutin 228.088.404.400.000 236.013.837.863.766 7.925.433.463.766

Pengembalian Belanja Rutin 950.707.852.069


Jumlah Pengeluaran Rutin Sebelum Pengembalian 236.964.545.715.835

Lampiran -77-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 4
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN
PEMBIAYAAN RUPIAH
TAHUN ANGGARAN 2004
(Dalam Rupiah)

REALISASI
ANGGARAN
KODE SEKTOR / SUBSEKTOR REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)
(UU. NO. 35 / 2004)
ANGGARAN
1 2 3 4 5=4-3

01 SEKTOR INDUSTRI 417.508.977.000 382.048.007.173 (35.460.969.827)

01.1 Subsektor Industri 417.508.977.000 382.048.007.173 (35.460.969.827)

02 SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.131.321.932.000 3.781.615.619.293 (349.706.312.707)

02.1 Subsektor Pertanian 2.716.182.121.000 2.172.116.523.994 (544.065.597.006)


02.2 Subsektor Kehutanan 82.494.417.000 72.000.471.608 (10.493.945.392)
02.3 Subsektor Kelautan dan Perikanan 1.332.645.394.000 1.537.498.623.691 204.853.229.691

03 SEKTOR PENGAIRAN 2.696.043.495.000 2.638.911.917.569 (57.131.577.431)

03.1 Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan 1.669.521.962.000 1.600.265.420.683 (69.256.541.317)


03.2 Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air 1.026.521.533.000 1.038.646.496.886 12.124.963.886

04 SEKTOR TENAGA KERJA 332.118.000.000 301.778.118.437 (30.339.881.563)

04.1 Subsektor Tenaga Kerja 332.118.000.000 301.778.118.437 (30.339.881.563)


-
05 SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN
KOPERASI 36.968.618.117
1.625.358.585.000 1.662.327.203.117
-
05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri 131.251.291.000 109.704.466.825 (21.546.824.175)
05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri 317.083.756.000 290.357.356.745 (26.726.399.255)
05.3 Subsektor Pengembangan Usaha Nasional 142.933.668.000 132.981.242.806 (9.952.425.194)
05.4 Subsektor Keuangan 35.921.670.000 31.421.274.560 (4.500.395.440)
05.5 Subsektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 998.168.200.000 1.097.862.862.181 99.694.662.181

06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA 5.778.979.338.000 5.498.752.975.209 (280.226.362.791)

06.1 Subsektor Prasarana Jalan 3.684.772.007.000 3.802.468.332.913 117.696.325.913


06.2 Subsektor Transportasi Darat 932.014.819.000 778.285.213.597 (153.729.605.403)
06.3 Subsektor Transportasi Laut 534.771.943.000 430.561.034.469 (104.210.908.531)
06.4 Subsektor Transportasi Udara 492.911.666.000 363.219.774.066 (129.691.891.934)
06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan (SAR) 134.508.903.000 124.218.620.164 (10.290.282.836)

Lampiran -78-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASI
ANGGARAN
KODE SEKTOR / SUBSEKTOR REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)
(UU. NO. 35 / 2004)
ANGGARAN
1 2 3 4 5=4-3

07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 1.501.912.149.000 1.403.958.760.285 (97.953.388.715)

07.1 Subsektor Pertambangan 301.049.175.000 260.616.567.690 (40.432.607.310)


07.2 Subsektor Energi 1.200.862.974.000 1.143.342.192.595 (57.520.781.405)

08 SEKTOR PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 269.289.034.000 61.332.640.774 (207.956.393.226)

08.1 Subsektor Pariwisata 209.592.132.000 2.822.797.600 (206.769.334.400)


08.2 Subsektor Pos, Telekomunikasi dan Informatika 59.696.902.000 58.509.843.174 (1.187.058.826)

09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH 1.279.542.684.000 1.108.617.774.003 (170.924.909.997)

09.1 Subsektor Otonomi Daerah 218.825.758.000 177.918.336.589 (40.907.421.411)


09.2 Subsektor Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat 1.060.716.926.000 930.699.437.414 (130.017.488.586)

10 SEKTOR SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN TATA RUANG 449.112.288.000 537.395.363.208 88.283.075.208

10.1 Subsektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 322.985.688.000 426.044.849.621 103.059.161.621
10.2 Subsektor Tata Ruang dan Pertanahan 126.126.600.000 111.350.513.587 (14.776.086.413)
-
11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, PEMUDA DAN OLAH RAGA 13.905.477.194.000 12.101.825.884.319
(1.803.651.309.681)

11.1 Subsektor Pendidikan 12.898.885.673.000 11.367.340.469.620 (1.531.545.203.380)


11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah 668.021.287.000 521.555.965.646 (146.465.321.354)
11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional 132.781.374.000 22.302.229.177 (110.479.144.823)
11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga 205.788.860.000 190.627.219.876 (15.161.640.124)

12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA 442.021.828.000 412.420.951.622 (29.600.876.378)

12.1 Subsektor Kependudukan dan Keluarga 442.021.828.000 412.420.951.622 (29.600.876.378)


-
13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
(1.677.232.247.714)
6.275.036.510.000 4.597.804.262.286
-
13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial 1.846.193.804.000 1.729.807.433.639 (116.386.370.361)
13.2 Subsektor Kesehatan 4.349.933.327.000 2.791.344.822.377 (1.558.588.504.623)
13.3 Subsektor Pemberdayaan Perempuan 78.909.379.000 76.652.006.270 (2.257.372.730)

14 SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 1.515.260.262.000 1.423.729.392.426 (91.530.869.574)

14.1 Subsektor Perumahan 637.442.293.000 608.207.119.998 (29.235.173.002)


14.2 Subsektor Permukiman 877.817.969.000 815.522.272.428 (62.295.696.572)

Lampiran -79-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASI
ANGGARAN
KODE SEKTOR / SUBSEKTOR REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)
(UU. NO. 35 / 2004)
ANGGARAN
1 2 3 4 5=4-3

15 SEKTOR AGAMA 169.833.948.000 71.406.173.816 (98.427.774.184)

15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama 101.166.638.000 50.465.707.985 (50.700.930.015)


15.2 Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama 68.667.310.000 20.940.465.831 (47.726.844.169)

16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 1.025.786.143.000 1.002.846.461.078 (22.939.681.922)

16.1 Subsektor Pelayanan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) 208.557.671.000 193.344.152.713 (15.213.518.287)
16.2 Subsektor Penelitian dan Pengembangan Iptek 349.558.891.000 312.971.200.151 (36.587.690.849)
16.3 Subsektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Iptek 250.610.328.000 282.899.859.117 32.289.531.117
16.4 Subsektor Statistik 217.059.253.000 213.631.249.097 (3.428.003.903)

17 SEKTOR HUKUM 1.143.482.396.000 999.373.244.741 (144.109.151.259)

17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional 48.429.953.000 39.462.005.689 (8.967.947.311)


17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum 1.095.052.443.000 959.911.239.052 (135.141.203.948)

18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN 3.187.293.256.000 2.927.732.051.025 (259.561.204.975)

18.1 Subsektor Aparatur Negara 3.100.250.513.000 2.849.210.048.219 (251.040.464.781)


18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan 87.042.743.000 78.522.002.806 (8.520.740.194)
-
19 SEKTOR POLITIK DALAM NEGERI, HUBUNGAN LUAR NEGERI, INFORMASI DAN
(8.239.834.988)
KOMUNIKASI 279.856.031.000 271.616.196.012
-
19.1 Subsektor Politik Dalam Negeri 36.422.857.000 37.491.979.998 1.069.122.998
19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri 41.484.254.000 44.061.633.072 2.577.379.072
19.3 Subsektor Informasi dan Komunikasi 201.948.920.000 190.062.582.942 (11.886.337.058)

20 SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN 6.283.535.052.000 6.832.344.118.974 548.809.066.974

20.1 Subsektor Pertahanan 4.328.141.210.000 5.082.261.331.021 754.120.121.021


20.2 Subsektor Keamanan 1.955.393.842.000 1.750.082.787.953 (205.311.054.047)
-
Jumlah Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Rupiah 52.708.769.102.000 48.017.837.115.367 (4.690.931.986.633)

Lampiran -80-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 5
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN
PEMBIAYAAN PROYEK
TAHUN ANGGARAN 2004
(Dalam Rupiah)

REALISASI
ANGGARAN
KODE SEKTOR / SUBSEKTOR REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)
(UU. NO. 35 / 2004)
ANGGARAN
1 2 3 4 5=4-3

01 SEKTOR INDUSTRI 26.416.524.000 2.172.746.160.566 2.146.329.636.566

01.1 Subsektor Industri 26.416.524.000 2.172.746.160.566 2.146.329.636.566

02 SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN 1.389.596.260.000 295.012.569.659 (1.094.583.690.341)

02.1 Subsektor Pertanian 1.207.038.735.000 141.688.305.534 (1.065.350.429.466)


02.2 Subsektor Kehutanan 22.595.644.000 824.107.584 (21.771.536.416)
02.3 Subsektor Kelautan dan Perikanan 159.961.881.000 152.500.156.541 (7.461.724.459)

03 SEKTOR PENGAIRAN 1.495.371.988.000 896.213.283.062 (599.158.704.938)

03.1 Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan 897.754.253.000 281.755.637.054 (615.998.615.946)


03.2 Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air 597.617.735.000 614.457.646.008 16.839.911.008
04 SEKTOR TENAGA KERJA - 8.177.123.398 8.177.123.398

04.1 Subsektor Tenaga Kerja - 8.177.123.398 8.177.123.398

05 SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA


NASIONAL, KEUANGAN DAN KOPERASI 31.845.601.000 11.149.969.766 (20.695.631.234)
05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri - - -
05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri - - -
05.3 Subsektor Pengembangan Usaha Nasional - - -
05.4 Subsektor Keuangan 31.845.601.000 11.149.969.766 (20.695.631.234)
05.5 Subsektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah - - -

06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA 4.653.671.813.000 2.573.405.023.667 (2.080.266.789.333)

06.1 Subsektor Prasarana Jalan 1.836.615.813.000 1.047.302.105.948 (789.313.707.052)


06.2 Subsektor Transportasi Darat 964.750.000.000 562.711.826.057 (402.038.173.943)
06.3 Subsektor Transportasi Laut 785.000.000.000 698.439.791.129 (86.560.208.871)
06.4 Subsektor Transportasi Udara 977.306.000.000 261.493.497.181 (715.812.502.819)
06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan (SAR) 90.000.000.000 3.457.803.352 (86.542.196.648)

Lampiran -81-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASI
ANGGARAN
KODE SEKTOR / SUBSEKTOR REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)
(UU. NO. 35 / 2004)
ANGGARAN
1 2 3 4 5=4-3

07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 1.731.935.939.000 886.705.281.025 (845.230.657.975)

07.1 Subsektor Pertambangan - - -


07.2 Subsektor Energi 1.731.935.939.000 886.705.281.025 (845.230.657.975)

08 SEKTOR PARIWISATA, POS, TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 137.616.000.000 9.749.263.686 (127.866.736.314)

08.1 Subsektor Pariwisata 11.516.000.000 - (11.516.000.000)


08.2 Subsektor Pos, Telekomunikasi dan Informatika 126.100.000.000 9.749.263.686 (116.350.736.314)

09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH 1.925.265.542.000 2.580.794.515.739 655.528.973.739

09.1 Subsektor Otonomi Daerah - 28.899.473.372 28.899.473.372


09.2 Subsektor Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat 1.925.265.542.000 2.551.895.042.367 626.629.500.367

10 SEKTOR SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN TATA RUANG 297.648.056.000 81.319.129.227 (216.328.926.773)

10.1 Subsektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 181.306.056.000 27.486.733.096 (153.819.322.904)
10.2 Subsektor Tata Ruang dan Pertanahan 116.342.000.000 53.832.396.131 (62.509.603.869)

11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, PEMUDA DAN OLAH RAGA 1.302.020.275.000 419.189.891.943 (882.830.383.057)

11.1 Subsektor Pendidikan 1.258.745.761.000 406.370.550.919 (852.375.210.081)


11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah 30.984.890.000 1.740.053.596 (29.244.836.404)
11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional 12.289.624.000 11.079.287.428 (1.210.336.572)
11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga - - -

12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA 45.505.584.000 38.302.934.968 (7.202.649.032)

12.1 Subsektor Kependudukan dan Keluarga 45.505.584.000 38.302.934.968 (7.202.649.032)


-
13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, DAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 669.590.162.000 2.186.411.630.963 1.516.821.468.963
-
13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial - - -
13.2 Subsektor Kesehatan 669.590.162.000 2.184.868.836.763 1.515.278.674.763
13.3 Subsektor Pemberdayaan Perempuan - 1.542.794.200 1.542.794.200

14 SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 240.557.488.000 112.819.372.769 (127.738.115.231)

14.1 Subsektor Perumahan 145.108.212.000 2.746.115.014 (142.362.096.986)


14.2 Subsektor Permukiman 95.449.276.000 110.073.257.755 14.623.981.755

Lampiran -82-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

REALISASI
ANGGARAN
KODE SEKTOR / SUBSEKTOR REALISASI DI ATAS (DI BAWAH)
(UU. NO. 35 / 2004)
ANGGARAN
1 2 3 4 5=4-3

15 SEKTOR AGAMA - -

15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama - - -


15.2 Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama - - -

16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 29.774.343.000 17.949.546.920 (11.824.796.080)

16.1 Subsektor Pelayanan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) 5.553.343.000 17.364.437.275 11.811.094.275
16.2 Subsektor Penelitian dan Pengembangan Iptek 20.496.000.000 - (20.496.000.000)
16.3 Subsektor Kelembagaan, Prasarana dan Sarana Iptek 2.375.000.000 - (2.375.000.000)
16.4 Subsektor Statistik 1.350.000.000 585.109.645 (764.890.355)

17 SEKTOR HUKUM 86.988.622.000 26.076.547.552 (60.912.074.448)

17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional - - -


17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum 86.988.622.000 26.076.547.552 (60.912.074.448)

18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN 295.375.803.000 124.023.158.055 (171.352.644.945)

18.1 Subsektor Aparatur Negara 295.375.803.000 124.023.158.055 (171.352.644.945)


18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan - - -
-
19 SEKTOR POLITIK DALAM NEGERI, HUBUNGAN LUAR
NEGERI, INFORMASI DAN KOMUNIKASI 53.500.000.000 4.153.910.589 (49.346.089.411)
19.1 Subsektor Politik Dalam Negeri - - -
19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri - - -
19.3 Subsektor Informasi dan Komunikasi 53.500.000.000 4.153.910.589 (49.346.089.411)

20 SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN 4.826.320.000.000 988.129.679.919 (3.838.190.320.081)

20.1 Subsektor Pertahanan 3.570.290.000.000 - (3.570.290.000.000)


20.2 Subsektor Keamanan 1.256.030.000.000 988.129.679.919 (267.900.320.081)
-
Jumlah Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan Proyek 19.239.000.000.000 13.432.328.993.473 (5.806.671.006.527)

Lampiran -83-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 6

REALISASI ANGGARAN DANA PERIMBANGAN


DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS
TAHUN ANGGARAN 2004
(Dalam Rupiah)

DANA BAGI DANA ALOKASI DANA ALOKASI


No. PROVINSI *)
HASIL UMUM KHUSUS

1 DKI Jakarta 21.661.615.357.921 743.531.000.000 1.229.869.541.000


2 Jawa Barat 2.000.582.957.196 8.415.510.000.000 130.510.000.000
3 Jawa Tengah 1.100.928.719.031 9.961.490.992.000 212.580.000.000
4 DI. Yogyakarta 160.502.747.039 1.516.979.000.000 45.649.500.000
5 Jawa Timur 1.799.706.359.306 10.446.936.996.000 240.554.311.364
6 NAD 471.613.684.712 2.555.509.999.997 133.681.000.000
7 Sumatera Utara 881.200.357.840 4.483.871.000.000 184.970.000.000
8 Sumatera Barat 295.795.329.782 2.645.281.000.000 132.540.000.000
9 Riau 1.287.759.834.522 1.597.555.999.998 -
10 Jambi 449.587.316.878 1.647.601.000.000 87.220.000.000
11 Sumatera Selatan 743.355.248.446 2.333.230.998.800 57.160.000.000
12 Lampung 278.283.616.108 2.479.280.999.992 92.540.000.000
13 Kalimantan Barat 252.835.247.546 2.275.765.000.000 99.150.000.000
14 Kalimantan Tengah 320.846.077.209 2.015.155.999.200 94.340.000.000
15 Kalimantan Selatan 332.762.254.750 1.744.543.992.000 95.430.000.000
16 Kalimantan Timur 1.057.941.732.689 1.690.262.995.997 5.000.000.000
17 Sulawesi Utara 132.710.183.107 1.338.887.000.000 70.330.000.000
18 Sulawesi Tengah 134.527.279.365 1.693.681.996.000 90.720.000.000
19 Sulawesi Selatan 623.160.300.537 4.375.572.999.992 257.145.422.806
20 Sulawesi Tenggara 121.034.481.308 1.352.648.000.000 66.525.000.000
21 Maluku 123.258.216.678 1.248.443.000.000 52.200.000.000
22 Bali 220.661.556.307 1.742.776.000.000 72.030.000.000
23 NTB 148.367.848.112 1.717.495.996.000 68.960.000.000
24 NTT 214.492.947.305 2.778.292.991.996 136.595.000.000
25 Papua 384.836.911.284 2.926.170.996.000 109.520.000.000
26 Bengkulu 99.773.361.992 1.006.946.000.000 47.210.000.000
27 Maluku Utara 125.893.943.241 783.942.999.600 42.699.000.000
28 Banten 760.599.216.606 1.781.362.000.000 36.930.000.000
29 Bangka Belitung 26.067.050.168 585.862.000.000 39.790.000.000
30 Gorontalo 53.803.118.463 716.850.992.000 43.850.000.000
31 Kepulauan Riau 74.836.185.764 527.474.992.000 8.000.000.000
32 Irian Jaya Barat 360.988.526.788 1.002.012.992.000 52.730.000.000

Total 36.700.327.968.000 82.130.927.929.572 4.036.428.775.170

Lampiran -84-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 7

REALISASI DANA PENYESUAIAN


TAHUN ANGGARAN 2004
(Dalam Rupiah)

No. PROVINSI *) JUMLAH

1 DKI Jakarta 164.025.000.000


2 Jawa Barat 561.317.000.000
3 Jawa Tengah 765.706.000.000
4 DI. Yogyakarta 96.914.000.000
5 Jawa Timur 773.471.000.000
6 Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) 215.174.000.000
7 Sumatera Utara 251.988.000.000
8 Sumatera Barat 133.875.000.000
9 Riau 238.454.000.000
10 Jambi 71.892.000.000
11 Sumatera Selatan 133.895.000.000
12 Lampung 130.784.000.000
13 Kalimantan Barat 89.036.000.000
14 Kalimantan Tengah 64.470.000.000
15 Kalimantan Selatan 87.429.800.000
16 Kalimantan Timur 269.154.000.000
17 Sulawesi Utara 88.558.000.000
18 Sulawesi Tengah 70.655.000.000
19 Sulawesi Selatan 217.692.000.000
20 Sulawesi Tenggara 66.899.000.000
21 Maluku 58.278.000.000
22 Bali 100.316.000.000
23 Nusa Tenggara Barat 88.581.000.000
24 Nusa Tenggara Timur 107.722.000.000
25 Papua 83.711.000.000
26 Bengkulu 51.175.000.000
27 Maluku Utara 27.715.000.000
28 Banten 81.935.000.000
29 Bangka Belitung 20.154.000.000
30 Gorontalo 23.715.000.000
31 Kepulauan Riau 47.551.000.000
32 Irian Jaya Barat 30.484.000.000
TOTAL 5.212.725.800.000

Lampiran -85-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 8

DAFTAR SALDO BESI


TAHUN ANGGARAN 2004
(dalam rupiah)

KANWIL Ditjen PBN


No. JUMLAH
KPPN
1 2 3
I. KANWIL I 340.030.972.000
1 BANDA ACEH 114.345.000.000
2 LHOKSEUMAWE 58.562.000.000
3 LANGSA 40.009.831.000
4 MEULABOH 46.173.293.000
5 TAPAKTUAN 34.927.000.000
6 KOTACANE 27.128.000.000
7 TAKENGON 18.885.848.000

II. KANWIL II 545.919.000.000


1 MEDAN 171.963.000.000
2 PEMATANG SIANTAR 53.922.000.000
3 PADANG SIDEMPUAN 55.551.000.000
4 GUNUNG SITOLI 25.973.000.000
5 TEBING TINGGI 61.425.000.000
6 SIDIKALANG 37.389.000.000
7 RANTAU PRAPAT 30.138.000.000
8 TANJUNG BALAI 40.661.000.000
9 SIBOLGA 29.926.000.000
10 BALIGE 38.971.000.000

III. KANWIL III 331.022.000.000


1 PADANG 136.444.000.000
2 BUKITTINGGI 92.143.000.000
3 SOLOK 30.919.000.000
4 LUBUK SIKAPING 22.423.000.000
5 SIJUNJUNG 28.099.000.000
6 PAINAN 20.994.000.000

IV. KANWIL IV 262.682.000.000


1 PEKANBARU 101.380.000.000
2 TANJUNG PINANG 44.047.000.000
3 RENGAT 47.559.000.000
4 DUMAI 40.348.000.000
5 BATAM 29.348.000.000

V. KANWIL V 189.939.000.000
1 JAMBI 84.428.000.000
2 SUNGAI PENUH 20.380.000.000
3 MUARA BUNGO 30.090.000.000
4 KUALA TUNGKAL 25.523.000.000
5 BANGKO 29.518.000.000

VI. KANWIL VI 303.387.000.000


1 PALEMBANG 153.050.000.000
2 BATURAJA 34.102.000.000
3 LUBUK LINGGAI 29.445.000.000
4 LAHAT 52.306.000.000
5 SEKAYU 34.484.000.000

VII. KANWIL VII 282.974.000.000


1 BANDAR LAMPUNG 136.626.000.000
2 KOTABUMI 58.172.000.000
3 LIWA 18.607.000.000
4 METRO 69.569.000.000

JML HAL INI 2.255.953.972.000

Lampiran -86-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR SALDO BESI


TAHUN ANGGARAN 2004
(dalam rupiah)

KANWIL Ditjen PBN


No. JUMLAH
KPPN
1 2 3

JML HAL SEBELUMNYA 2.255.953.972.000


VIII. KANWIL VIII 122.303.000.000
1 BENGKULU 75.505.000.000
2 MANNA 24.633.000.000
3 CURUP 22.165.000.000

IX. KANWIL IX 71.848.000.000


1 PANGAL PINANG 55.415.000.000
2 TANJUNG PANDAN 16.433.000.000

X. KANWIL X 230.224.000.000
1 SERANG 126.326.000.000
2 TANGERANG 75.063.000.000
3 RANGKASA BITUNG 28.835.000.000

XI. KANWIL XI 2.525.501.000.000


1 JAKARTA I 251.940.000.000
2 JAKARTA II 1.908.724.000.000
3 JAKARTA III 131.140.000.000
4 JAKARTA IV 107.611.000.000
5 JAKARTA V 98.586.000.000
JAKARTA VI 27.500.000.000

XII. KANWIL XII 1.105.259.000.000


1 BANDUNG 313.463.000.000
2 BOGOR 140.625.000.000
3 CIREBON 104.323.000.000
4 PURWAKARTA 64.014.000.000
5 TASIKMALAYA 115.775.000.000
6 KARAWANG 37.371.000.000
7 GARUT 55.355.000.000
8 KUNINGAN 64.912.000.000
9 SUKABUMI 109.626.000.000
10 SUMEDANG 37.634.000.000
11 BEKASI 62.161.000.000

XIII. KANWIL XIII 1.199.854.000.000


1 SEMARANG 216.288.000.000
2 SURAKARTA 110.900.000.000
3 PURWOKERTO 84.402.000.000
4 MAGELANG 88.328.000.000
5 PURWOREJO 64.184.000.000
6 PEKALONGAN 62.278.000.000
7 PATI 63.010.000.000
8 KLATEN 75.996.000.000
9 TEGAL 128.711.000.000
10 KUDUS 76.891.000.000
11 CILACAP 39.852.000.000
12 SRAGEN 70.012.000.000
13 PURWODADI 63.177.000.000
14 BANJARNEGARA 55.825.000.000

XIV. KANWIL XIV 212.034.000.000


1 YOGYAKARTA 181.331.000.000
2 WONOSARI 30.703.000.000

JML S.D. HAL INI 7.722.976.972.000

Lampiran -87-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR SALDO BESI


TAHUN ANGGARAN 2004
(dalam rupiah)

KANWIL Ditjen PBN


No. JUMLAH
KPPN
1 2 3

JML S.D. HAL SEBELUMNYA 7.722.976.972.000


XV. KANWIL XV 1.275.921.211.000
1 SURABAYA 206.328.211.000
2 MALANG 167.826.000.000
3 MADIUN 140.653.000.000
4 KEDIRI 120.096.000.000
5 PAMEKASAN 109.439.000.000
6 BOJONEGORO 64.849.000.000
7 MOJOKERTO 76.671.000.000
8 PACITAN 22.683.000.000
9 BANYUWANGI 39.956.000.000
10 BONDOWOSO 85.862.000.000
11 BLITAR 77.199.000.000
12 JEMBER 88.802.000.000
13 SIDOARJO 45.974.000.000
14 TUBAN 29.583.000.000

XVI. KANWIL XVI 266.208.000.000


1 PONTIANAK 98.950.000.000
2 SINGKAWANG 47.791.000.000
3 KETAPANG 27.588.000.000
4 SINTANG 29.374.000.000
5 PUTUSIBAU 22.284.000.000
6 SANGGAU 40.221.000.000

XVII. KANWIL XVII 234.450.000.000


1 PALANGKARAYA 99.528.000.000
2 BUNTOK 50.666.000.000
3 PANGKALANBUN 34.460.000.000
4 SAMPIT 49.796.000.000

XVIII. KANWIL XVIII 224.492.000.000


1 BANJARMASIN 123.132.000.000
2 BARABAI 35.372.000.000
3 KOTABARU 20.970.000.000
4 TANJUNG 30.390.000.000
5 PELAIHARI 14.628.000.000

XIX. KANWIL XIX 191.774.000.000


1 SAMARINDA 93.511.000.000
2 BALIKPAPAN 39.720.000.000
3 TARAKAN 35.864.000.000
4 TANJUNG REDEP 13.559.000.000
5 NUNUKAN 9.120.000.000

XX. KANWIL XX 227.130.000.000


1 DENPASAR 133.653.000.000
2 SINGARAJA 48.797.000.000
3 AMLAPURA 44.680.000.000

XXI. KANWIL XXI 197.539.000.000


1 MATARAM 99.818.000.000
2 BIMA 44.996.000.000
3 SUMBAWA BESAR 22.168.000.000
4 SELONG 30.557.000.000

JML S.D. HAL INI 10.340.491.183.000

Lampiran -88-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR SALDO BESI


TAHUN ANGGARAN 2004
(dalam rupiah)

KANWIL Ditjen PBN


No. JUMLAH
KPPN
1 2 3

JML S.D. HAL SEBELUMNYA 10.340.491.183.000


XXII. KANWIL XXII 292.187.000.000
1 KUPANG 108.944.000.000
2 ENDE 32.434.000.000
3 WAINGAPU 34.581.000.000
4 RUTENG 41.789.000.000
5 ATAMBUA 47.738.000.000
6 LARANTUKA 26.701.000.000

XXIII. KANWIL XXIII 550.933.000.000


1 MAKASSAR 202.867.000.000
2 WATAMPONE 65.835.000.000
3 BANTAENG 60.658.000.000
4 PARE-PARE 79.844.000.000
5 PALOPO 48.514.000.000
6 MAJENE 58.538.000.000
7 BENTENG 13.024.000.000
8 MAKALE 21.653.000.000

XXIV. KANWIL XXIV 188.996.000.000


1 PALU 93.003.000.000
2 POSO 37.564.000.000
3 LUWUK 31.686.000.000
4 TOLI-TOLI 26.743.000.000

XXV. KANWIL XXV 158.267.374.000


1 KENDARI 77.854.374.000
2 BAU-BAU 35.924.000.000
3 KOLAKA 22.577.000.000
4 RAHA 21.912.000.000

XXVI. KANWIL XXVI 79.649.000.000


1 GORONTALO 79.649.000.000

XXVII. KANWIL XXVII 186.275.000.000


1 MANADO 131.855.000.000
2 TAHUNA 29.607.000.000
3 KOTAMOBAGU 24.813.000.000

XXIX. KANWIL XXIX 226.719.568.000


1 AMBON 73.102.568.000
2 TERNATE 85.081.000.000
3 TUAL 19.951.000.000
4 SAUMLAKI 17.684.000.000
5 MASOHI 30.901.000.000

XXX. KANWIL XXX 475.244.000.000


1 JAYAPURA 129.250.000.000
2 BIAK 26.793.000.000
3 NABIRE 44.294.000.000
4 MANOKWARI 47.914.000.000
5 SORONG 52.386.000.000
6 FAK-FAK 25.791.000.000
7 MERAUKE 55.113.000.000
8 WAMENA 50.407.000.000
9 SERUI 22.962.000.000
10 TIMIKA 20.334.000.000

JUMLAH SELURUHNYA 12.498.762.125.000

Lampiran -89-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 9

KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN


PER 31 DESEMBER 2004
(dalam rupiah)

NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA JUMLAH


1 01 MajelisPermusyawaratan Rakyat 6.508.288.697
2 05 Mahkamah Agung 2.721.705.701
3 07 Lembaga Kepresidenan 6.651.804.923
4 08 Wakil Presiden 593.704.644
5 10 Departemen Dalam Negeri 556.465.107
6 12 Departemen Pertahanan 108.407.651.727
7 15 Departemen Keuangan 300.000.000
8 19 Departemen Perindustrian dan Perdagangan 7.714.128.673
9 20 Departemen Energi dan SDM 372.836.704
10 24 Departemen Kesehatan 97.347.377.519
11 28 Departemen Kehutanan 3.966.651.081
12 32 Departemen Kelautan dan Perikanan 5.701.708.522
13 42 Kementerian Riset dan Teknologi 967.888.651
14 43 Kementerian Lingkungan Hidup 80
15 44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 42.808.121.107
16 47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 397.036.211
17 48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara 1.835.032.431
18 52 Dewan Ketahanan Nasional 157.385.900
19 53 Badan Urusan Logistik 10.945.028
20 54 Badan Pusat Statistik 2.438.171.498
21 55 Kantor Menneg PPN/Bappenas 1.360.454.170
22 56 Badan Pertanahan Nasional 25.437.900.637
23 59 Departemen Komunikasi dan Informasi 951.263.102
24 63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan 342.852.392
25 66 Badan Narkotika Nasional 178.447.400
26 67 Kementerian Percepatan Pembangunan KTI (460.015)
27 68 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 4.877.905.853
28 74 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 9.169.690
JUMLAH 322.614.437.433

Lampiran -90-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 10
DAFTAR PERSEDIAAN
per 31 Desember 2004
(dalam rupiah)
No BA Kementerian Negara/Lembaga Jumlah

1 01 Majelis Permusyawaratan Rakyat 1.991.942.562


2 02 Dewan Perwakilan Rakyat 653.219.857
3 04 Badan Pemeriksa Keuangan 1.445.938.956
4 05 Mahkamah Agung 4.207.249.150
5 06 Kejaksanaan Agung 268.263.847
6 07 Lembaga Kepresidenan 3.686.545.975
7 10 Departemen Dalam Negeri 282.843.150
8 11 Departemen Luar Negeri 157.994.490
9 13 Departemen Hukum dan HAM 63.150.179.866
10 15 Departemen Keuangan 9.155.646.112
11 18 Departemen Pertanian 291.584.000
12 19 Departemen Perindustrian 641.291.250
13 20 Departemen Energi dan SDM 12.361.166.546
14 22 Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi 144.924.368.052
15 23 Departemen Pendidikan Nasional 7.777.048.000
16 24 Departemen Kesehatan 26.796.608.468
17 25 Departemen Agama 40.910.000
18 26 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 490.060.272
19 27 Departemen Sosial 60.000.500
20 28 Departemen Kehutanan 2.542.766.657
21 32 Departemen Kelautan dan Perikanan 16.233.383.178
22 33 Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah 8.560.802.850
23 35 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 498.899.000
24 41 Kementerian BUMN 238.553.431
25 42 Kementerian Riset dan Teknologi 29.554.233.482
26 43 Kementerian Lingkungan Hidup 33.020.000
27 44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 3.840.500
28 47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 2.650.000
29 48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara 2.272.794.873
30 50 Badan Intelejen Negara 380.589.000
31 51 Lembaga Sandi Negara 2.193.200
32 54 Badan Pusat Statistik 2.501.204.735
33 56 Badan Pertanahan Nasional 150.858.255
34 59 Departemen Komunikasi dan Informasi 5.195.398.812
35 63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan 152.390.000
36 64 Lembaga Ketahanan Nasional 4.511.075
37 65 Badan Koordinasi Penanaman Modal 77.541.500
38 72 Komisi Pemberantasan Korupsi 23.575.475
39 75 Badan Meterologi dan Geofisika 9.233.553.475
JUMLAH 356.045.620.551

Lampiran -91-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 10
DAFTAR PERSEDIAAN
per 31 Desember 2004
(dalam rupiah)
No BA Kementerian Negara/Lembaga Jumlah

1 01 Majelis Permusyawaratan Rakyat 1.991.942.562


2 02 Dewan Perwakilan Rakyat 653.219.857
3 04 Badan Pemeriksa Keuangan 1.445.938.956
4 05 Mahkamah Agung 4.207.249.150
5 06 Kejaksanaan Agung 268.263.847
6 07 Lembaga Kepresidenan 3.686.545.975
7 10 Departemen Dalam Negeri 282.843.150
8 11 Departemen Luar Negeri 157.994.490
9 13 Departemen Hukum dan HAM 63.150.179.866
10 15 Departemen Keuangan 9.155.646.112
11 18 Departemen Pertanian 291.584.000
12 19 Departemen Perindustrian 641.291.250
13 20 Departemen Energi dan SDM 12.361.166.546
14 22 Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi 144.924.368.052
15 23 Departemen Pendidikan Nasional 7.777.048.000
16 24 Departemen Kesehatan 26.796.608.468
17 25 Departemen Agama 40.910.000
18 26 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 490.060.272
19 27 Departemen Sosial 60.000.500
20 28 Departemen Kehutanan 2.542.766.657
21 32 Departemen Kelautan dan Perikanan 16.233.383.178
22 33 Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah 8.560.802.850
23 35 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 498.899.000
24 41 Kementerian BUMN 238.553.431
25 42 Kementerian Riset dan Teknologi 29.554.233.482
26 43 Kementerian Lingkungan Hidup 33.020.000
27 44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 3.840.500
28 47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 2.650.000
29 48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara 2.272.794.873
30 50 Badan Intelejen Negara 380.589.000
31 51 Lembaga Sandi Negara 2.193.200
32 54 Badan Pusat Statistik 2.501.204.735
33 56 Badan Pertanahan Nasional 150.858.255
34 59 Departemen Komunikasi dan Informasi 5.195.398.812
35 63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan 152.390.000
36 64 Lembaga Ketahanan Nasional 4.511.075
37 65 Badan Koordinasi Penanaman Modal 77.541.500
38 72 Komisi Pemberantasan Korupsi 23.575.475
39 75 Badan Meterologi dan Geofisika 9.233.553.475
JUMLAH 356.045.620.551

Lampiran -91-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 11

POSISI DANA PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN DALAM NEGERI


SLA,RDI, dan RPD
PER 31 DESEMBER 2004
(Dalam Jutaan Rupiah)

JML TUNGGAKAN OUTSTANDING


PIUTANG
NO. SEKTOR (Bunga+Com.Charge PINJAMAN
PEMERINTAH
+Denda) POKOK
1 2 3 4 5=3+4

1. DALAM NEGERI
PDAM 1.891.222,67 3.184.943,11 5.076.165,78
PDK 21.330,41 26.673,68 48.004,09
PEMDA 389.854,13 1.016.956,75 1.406.810,88
Jumlah 1 2.302.407,21 4.228.573,54 6.530.980,75
2. BPIS 96.843,50 1.335.229,07 1.432.072,57
3. KEUANGAN 1.439.195,36 5.468.143,68 6.907.339,04
4. INDUSTRI 966.278,63 668.745,96 1.635.024,58
5. PERTANIAN 1.314.987,35 1.501.052,96 2.816.040,30
6. KEHUTANAN 296,58 20.481,21 20.777,79
7. PU 43.172,36 479.520,70 522.693,06
8. PERHUBUNGAN 105.541,87 173.625,78 279.167,65
9. PERTAMBANGAN DAN ENERGI 0,00 10.524.963,80 10.524.963,80
10. PARPOSTEL (5.512,73) 2.044.309,30 2.038.796,57
11. KOPERASI 28.292,66 29.124,35 57.417,00
JUMLAH SLA+RDI+RPD RUPIAH (1 S.D. 11) 6.291.502,79 26.473.770,35 32.765.273,11
JUMLAH (SLA+RDI) VALAS (Ekuiv. Rp) 1.523.319,07 27.989.717,35 29.513.036,42
JUMLAH KESELURUHAN (VALAS + Rp) 7.814.821,86 54.463.487,70 62.278.309,53

Lampiran - 92 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 12

RINCIAN PENCAIRAN PINJAMAN PENDANAAN KUMK


POSISI 31 DESEMBER 2004
(Dalam Rupiah)

NO BUMN PENGELOLA/LKP PLAFON PENARIKAN % SISA PLAFON

I BUMN PENGELOLA/LKP
1 PT Bank Mandiri (Persero) Tb 500.000.000.000 125.000.000.000 25% 375.000.000.000
Sub Jumlah I 500.000.000.000 125.000.000.000 25% 375.000.000.000
-
II BUMN PENGELOLA -
1 PT PNM (Persero) 250.000.000.000 250.000.000.000 100% -
Sub Jumlah II 250.000.000.000 250.000.000.000 100% -

III LKP -
1 PT BRI (Persero) Tbk 500.000.000.000 250.000.000.000 50% 250.000.000.000
2 PT BNI (Persero) Tbk 350.000.000.000 100.000.000.000 29% 250.000.000.000
3 PT Bank Bukopin (Persero) 300.000.000.000 300.000.000.000 100% -
4 PT BTN (Persero) 250.000.000.000 35.000.000.000 14% 215.000.000.000
5 Perum Pegadaian 200.000.000.000 200.000.000.000 100% -
6 BPD Aceh 30.000.000.000 0% 30.000.000.000
7 BPD Sumatera Utara 25.000.000.000 0% 25.000.000.000
8 BPD Sumatera Barat 35.000.000.000 0% 35.000.000.000
9 BPD Bengkulu 10.000.000.000 3.463.000.000 35% 6.537.000.000
10 BPD Riau 25.000.000.000 0% 25.000.000.000
11 BPD Jambi 10.000.000.000 0% 10.000.000.000
12 BPD Sumatera Selatan 40.000.000.000 25.000.000.000 63% 15.000.000.000
13 BPD Lampung 15.000.000.000 0% 15.000.000.000
14 BPD DKI Jakarta 50.000.000.000 25.000.000.000 50% 25.000.000.000
15 BPD Jawa Barat 50.000.000.000 16.250.000.000 33% 33.750.000.000
16 BPD DIY Yogyakarta 15.000.000.000 0% 15.000.000.000
17 BPD Jawa Tengah 50.000.000.000 3.950.000.000 8% 46.050.000.000
18 BPD Jawa Timur 50.000.000.000 32.000.000.000 64% 18.000.000.000
19 BPD Bali 35.000.000.000 20.000.000.000 57% 15.000.000.000
20 BPD Nusa Tenggara Barat 15.000.000.000 15.000.000.000 100% -
21 BPD Nusa Tenggara Timur 25.000.000.000 0% 25.000.000.000
22 BPD Sulawesi Selatan 35.000.000.000 0% 35.000.000.000
23 BPD Sulawesi Tengah 25.000.000.000 0% 25.000.000.000
24 BPD Sulawesi Utara 30.000.000.000 0% 30.000.000.000
25 BPD Sulawesi Tenggara 10.000.000.000 0% 10.000.000.000
26 BPD Kalimantan Selatan 20.000.000.000 0% 20.000.000.000
27 BPD Kalimantan Tengah 20.000.000.000 0% 20.000.000.000
28 BPD Kalimantan Barat 30.000.000.000 0% 30.000.000.000
29 BPD Kalimantan Timur 30.000.000.000 0% 30.000.000.000
30 BPD Maluku 35.000.000.000 19.390.000.000 55% 15.610.000.000
31 BPD Papua 35.000.000.000 0% 35.000.000.000
Sub Jumlah III 2.350.000.000.000 1.045.053.000.000 44% 1.304.947.000.000

JUMLAH I + II + III 3.100.000.000.000 1.420.053.000.000 46% 1.679.947.000.000

Lampiran -93-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 13

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PADA BUMN


PER 31 DESEMBER 2004
(Dalam Jutaan Rp)

Status % Saham Kepemilikan


NO NAMA PERUSAHAAN Nilai Ekuitas
(*) Negara RI Pemerintah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4) x (5)
1 BIDANG PERBANKAN
1 PT Bank Mandiri, Tbk A 70,00% 24.934.707 17.454.295
2 PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) A 99,12% 12.858.301 12.745.148
3 PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) A 59,50% 12.450.294 7.407.925
4 PT Bank Tabungan Negara (BTN) A 100% 1.212.228 1.212.228
5 PT Bank Ekspor Indonesia (BEI) A 100% 3.729.931 3.729.931
Jumlah 42.549.527
2 BIDANG ASURANSI
1 PT Asuransi Jiwasraya A 100% 333.129 333.129
2 PT Asuransi Jasa Indonesia A 100% 437.452 437.452
3 PT Asuransi Kesehatan Indonesia A 100% 1.087.170 1.087.170
4 PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) A 100% 1.951.726 1.951.726
5 PT Taspen A 100% 648.109 648.109
6 PT Asuransi ABRI (ASABRI) A 100% 378.004 378.004
7 PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) A 100% 498.092 498.092
8 PT Asuransi Jasa Raharja A 100% 735.697 735.697
9 PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI) A 100% (74.123) (74.123)
Jumlah 5.995.255
3 BIDANG PEMBIAYAAN
1 PT Danareksa A 100% 787.104 787.104
2 PT Permodalan Nasional Madani (PNM) A 100% 421.943 421.943
3 PT PANN Multi Finance A 93,04% (1.564.811) (1.455.900)
4 PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) A 100% (88) -88
5 Perum Pegadaian A 100% 700.028 700.028
6 Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU) A 100% 257.070 257.070
Jumlah 710.157
4 BIDANG KONSTRUKSI
1 PT Adhi Karya A 51% 330.478 168.544
2 PT Waskita Karya A 100% 260.863 260.863
3 PT Hutama Karya (HK) A 100% 214.160 214.160
4 PT Nindya Karya A 100% 67.676 67.676
5 PT Pembangunan Perumahan (PP) A 51% 203.440 103.755
6 PT Wijaya Karya A 100% 313.156 313.156
7 PT Brantas Abipraya U 100% (132.268) (132.268)
8 PT Istaka Karya A 100% 63.060 63.060
9 Perum Pengembangan Perumahan Nasional (PERUMNAS) A 100% 522.095 522.095
Jumlah 1.581.040
5 BIDANG KONSULTAN DAN KONSTRUKSI
1 PT Virama Karya A 100% 12.304 12.304
2 PT Bina Karya A 100% (16.159) (16.159)
3 PT Indah Karya A 100% 8.226 8.226
4 PT Yodya Karya A 100% 7.516 7.516
5 PT Indra Karya A 100% (6.162) (6.162)
Jumlah 5.724
6 BIDANG PENUNJANG KONSTRUKSI
1 PT Amarta Karya A 100% 16.371 16.371
2 PT Jasa Marga A 100% 1.844.968 1.844.968
Jumlah 1.861.339

Lampiran -94-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 13

(Dalam Jutaan Rp)

Status % Saham Kepemilikan


NO NAMA PERUSAHAAN Nilai Ekuitas
(*) Negara RI Pemerintah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4) x (5)
7 BIDANG JASA PENILAI
1 PT Sucofindo A 95% 334.316 317.600
2 PT Surveyor Indonesia (SI) A 85,12% 223.975 190.648
3 PT Survay Udara Penas P 100% 8.440 8.440
4 PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) A 100% 33.713 33.713
Jumlah 550.401
8 BIDANG JASA LAINNYA
1 Perum Jasa Tirta I A 100% 43.859 43.859
2 Perum Jasa Tirta II A 100% 183.518 183.518
3 PT Perusahaan Pengelola Aset A 100% 502.423 502.423
Jumlah 729.800
9 BIDANG RUMAH SAKIT
1 Perjan RS Jantung Harapan Kita P 100% 201.664 201.664
2 Perjan RS Cipto Mangunkusumo P 100% 203.477 203.477
3 Perjan RS Persahabatan P 100% 68.760 68.760
4 Perjan RS AB Harapan Kita U 100% 122.085 122.085
5 Perjan RS Sanglah U 100% 103.260 103.260
6 Perjan RS Kariadi U 100% 287.625 287.625
7 Perjan RS Djamil U 100% 94.667 94.667
8 Perjan RS Kanker Dharmais P 100% 141.871 141.871
9 Perjan RS Fatmawati P 100% 171.613 171.613
10 Perjan RS Hasan Sadikin U 100% 93.125 93.125
11 Perjan RS Sardjito U 100% 140.955 140.955
12 Perjan RS M. Husein P 100% 78.861 78.861
13 Perjan RS Dr. Wahidin U 100% 81.961 81.961
Jumlah 1.789.924
10 PELABUHAN
1 PT Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I) A 100% 897.902,00 897.902
2 PT Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II) A 100% 2.821.234 2.821.234
3 PT Pelabuhan Indonesia III (PELINDO III) A 100% 2.020.519 2.020.519
4 PT Pelabuhan Indonesia IV (PELINDO IV) A 100% 466.807 466.807
Jumlah 6.206.463
11 PELAYARAN
1 PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) A 100% 4.654.151 4.654.151
2 PT Pelayaran Bahtera Adhiguna A 100% 34.602 34.602
3 PT Djakarta Lyod A 100% 548.234 548.234
4 PT Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) P 100% 395.063 395.063
Jumlah 5.632.049
12 KEBANDARUDARAAN
1 PT Angkasa Pura I (AP I) A 100% 3.289.144 3.289.144
2 PT Angkasa Pura II (AP II) A 100% 3.289.378 3.289.378
Jumlah 6.578.522
13 ANGKUTAN DARAT
1 PT Kereta Api Indonesia (KAI) A 100% 2.995.202 2.995.202
2 Perum PPD A 100% (123.733) (123.733)
3 Perum DAMRI P 100% 128.591 128.591
Jumlah 3.000.060
14 LOGISTIK
1 PT Pos Indonesia (POSINDO) A 100% 597.351 597.351
2 PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) A 100% 57.422 57.422
3 PT Varuna Tirta Prakasya A 100% (8.552) (8.552)
4 Perum Bulog P 100% 5.992.968 5.992.968
Jumlah 6.639.189

Lampiran -95-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 13

(Dalam Jutaan Rp)

Status % Saham Kepemilikan


NO NAMA PERUSAHAAN Nilai Ekuitas
(*) Negara RI Pemerintah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4) x (5)
15 PERDAGANGAN
1 PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) U 100% (405.556) (405.556)
2 PT PP Berdikari A 100% 131.497 131.497
3 PT Sarinah A 100% 81.269 81.269
Jumlah A (192.789)
16 PENGERUKAN A
1 PT Pengerukan Indonesia (RUKINDO) A 100% 270.834 270.834
Jumlah 270.834
17 FARMASI
1 PT Kimia Farma, Tbk A 90,03% 814.584 733.370
2 PT Indo Farma, Tbk A 80,66% 255.665 206.219
3 PT Biofarma A 100% 442.850 442.850
Jumlah 1.382.439
18 PARIWISATA
1 PT Hotel Indonesia Natour (HIN) A 100% 69.395 69.395
2 PT Bali Tourism & Development Corporation A 100% 147.691 147.691
3 PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko A 100% 90.285 90.285
Jumlah 307.371
19 KAWASAN INDUSTRI
1 PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) A 88,74% 326.269 289.531
2 PT Kawasan Industri Medan (KIM) A 60% 37.807 22.684
3 PT Kawasan Industri Makasar (KIMA) A 60% 45.352 27.211
4 PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma (KIW) A 60% 25.483 15.290
5 PT Pengembangan Daerah Industri (PDI) Pulau Batam A 100% 33.448 33.448
Jumlah 388.164
20 USAHA PENERBANGAN
1 PT Garuda Indonesia (GIA) A 100% 1.209.737 1.209.737
2 PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) P 93,20% (871.378) (812.124)
Jumlah 397.613
21 DOK DAN PERKAPALAN
1 PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari A 99,40% (1.852.502) (1.841.387)
2 PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) A 100% 43.661 43.661
3 PT PAL Indonesia A 100% 1.304.657 1.304.657
4 PT Industri Kapal Indonesia A 100% 9.859 9.859
Jumlah (483.210)
22 BIDANG PERKEBUNAN
1 PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) A 100% 132.166 132.166
2 PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) A 100% 484.694 484.694
3 PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) A 100% 1.153.744 1.153.744
4 PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) A 100% 1.335.365 1.335.365
5 PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) A 100% 678.238 678.238
6 PT Perkebunan Nusantara V I (PTPN VI) A 100% 286.512 286.512
7 PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) A 100% 652.952 652.952
8 PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) A 100% 687.639 687.639
9 PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) A 100% (3.285) (3.285)
10 PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) A 100% 487.348 487.348
11 PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) A 100% 214.590 214.590
12 PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) A 100% 343.027 343.027
13 PT Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII) A 100% 671.473 671.473
14 PT Perkebunan Nusantara XIV (PTPN XIV) A 100% 1.825 1.825
15 PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) A 100% 575.568 575.568
Jumlah 7.701.856
23 BIDANG PERTANIAN
1 PT Sang Hyang Seri (SHS) A 100% 46.961 46.961
2 PT Pertani P 100% 63.193 63.193
Jumlah 110.154

Lampiran -96-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 13

(Dalam Jutaan Rp)

Status % Saham Kepemilikan


NO NAMA PERUSAHAAN Nilai Ekuitas
(*) Negara RI Pemerintah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4) x (5)
24 BIDANG PERIKANAN
1 PT Usaha Mina P 100% (113.318) (113.318)
2 PT Perikanan Samodra Besar (PSB) P 100% 25.844 25.844
3 PT Tirta Raya Mina (TRM) P 100% (3.618) (3.618)
4 PT Perikani P 100% (4.073) (4.073)
5 Perum Prasarana Perikanan Samudra (PPS) A 100% 84.716 84.716
Jumlah (10.449)
25 BIDANG PUPUK
1 PT Pupuk Sriwidjaya (PUSRI) A 100% 7.547.924 7.547.924
2 PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) A 60% 297.682 178.609
Jumlah 7.726.533
26 BIDANG KEHUTANAN
1 PT Inhutani I A 100% 328.859 328.859
2 PT Inhutani II A 100% 173.726 173.726
3 PT Inhutani III A 100% 337.488 337.488
4 PT Inhutani IV A 100% 84.587 84.587
5 PT Inhutani V U 100% 42.056 42.056
6 Perum Perhutani U 100% 1.118.392 1.118.392
Jumlah 2.085.108
27 BIDANG KERTAS
1 PT Kertas Kraft Aceh (KKA) P 94,64% 253.438 239.854
2 PT Kertas Leces A 100% (221.762) (221.762)
Jumlah 18.092
28 BIDANG PERCETAKAN DAN PENERBITAN
1 PT Balai Pustaka (BP) A 100% 33.602 33.602
2 PT Pradnya Paramita A 100% 4.438 4.438
3 Perum Percetakan Uang RI (PERURI) A 100% 465.931 465.931
4 Perum Percetakan Negara Indonesia (PNRI) A 100% 83.392 83.392
Jumlah 587.363
29 PERTAMBANGAN
1 PT Aneka Tambang, Tbk (ANTAM) A 65% 2.478.141 1.610.791
2 PT Timah, Tbk A 65% 1.509.256 981.016
3 PT Sarana Karya P 100% (702) (702)
4 PT Pertamina U 100% 88.970.594 88.970.594
Jumlah 91.561.700
30 ENERGI
1 PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) A 100% 142.348.843 142.348.843
2 PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) A 61% 3.177.611 1.938.343
3 PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA) A 69,24% 1.689.263 1.169.646
4 PT Konversi Energi Abadi (KONEBA) A 100% 11.464 11.464
Jumlah 145.468.295
31 INDUSTRI BERBASIS TEKNOLOGI
1 PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) A 100% 520.314 520.314
2 PT LEN Industri A 100% 56.907 56.907
3 PT Industri Kereta Api (INKA) A 100% 96.175 96.175
4 PT Batan Teknologi A 100% 31.258 31.258
Jumlah 704.654
32 BAJA DAN KONSTRUKSI BAJA
1 PT Krakatau Steel (KS) A 100% 5.116.269 5.116.269
2 PT Barata Indonesia A 100% 30.220 30.220
3 PT Bosma Bisma Indra (BBI) A 100% (56.382) (56.382)
Jumlah 5.090.107

Lampiran -97-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 13

(Dalam Jutaan Rp)

Status % Saham Kepemilikan


NO NAMA PERUSAHAAN Nilai Ekuitas
(*) Negara RI Pemerintah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4) x (5)
33 TELEKOMUNIKASI
1 PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) A 51,19% 20.261.342 10.371.781
2 Perum Produksi Film Negara (PFN) P 100% 33.728 33.728
3 PT Televisi Republik Indonesia (TVRI) P 100% 183.221 183.221
4 Perjan Radio Republik Indonesia (RRI) P 100% na na
Jumlah 10.588.730
34 INDUSTRI PERTAHANAN
1 PT Dahana A 100% 101.146 101.146
2 PT PINDAD A 100% 136.578 136.578
Jumlah 237.724
35 SEMEN
1 PT Semen Gresik, Tbk A 51,01% 3.660.356 1.867.148
2 PT Semen Baturaja A 100% 122.364 122.363
Jumlah 1.989.511
36 INDUSTRI SANDANG
1 PT Industri Sandang Nusantara (INSAN) A 100% (10.441) (10.441)
2 PT Cambrics Primissima A 52,79% 28.712 15.157
Jumlah 4.716
37 ANEKA INDUSTRI
1 PT Industri Gelas (IGLAS) A 63,82% 83.365 53.204
2 PT Industri Soda Indonesian (ISI) P 100% (44.854) (44.854)
3 PT Garam A 100% 208.953 208.953
Jumlah 217.303
TOTAL 359.981.268
(*) P= Prognosa
A= Hasil Sesudah Audit BPK
U= Hasil dari Laporan Keuangan Unaudited

Lampiran -98-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 14

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PADA NON BUMN (MINORITAS)


PER 31 DESEMBER 2004

(Rp Juta)
Kepemilikan Pemerintah
No. Perusahaan % Saham RI Ekuitas
RI

(1) (2) (3) (4) (5)=(3) X (4)


1 PT Rekayasa Industri 0,0497 399.910 19.875,52
2 Atmindo 0,366 16.287 5.961,12
3 PT Semen Kupang 0,385 62.100 23.908,50
4 PT Inalum 0,4212 144.583 60.898,36
5 PT Freeport Indonesia 0,0936 2.322.067 217.345,47
6 PT Bank Bukopin 0,2172 1.041.878 226.295,90
7 PT Askrindo 0,45 787.950 354.577,50
8 PT Bahana PUI 0,1778 (1.359.819) (241.775,82)
9 PT Dirgantara Indonesia 0,071 42.518 3.018,78
10 PT Indosat 0,1469 528.531 77.641,18
11 PT SIER 0,5 81.866 40.933,00
12 PT JIEP 0,5 94.146 47.073,22
13 PT Kertas Padalarang 0,4076 25.951 10.577,71
14 PT Kertas Basuki Rahmat* 0,0128 (1.307.462) (16.735,52)
15 PT Kertas Blabak* 0,029 (177.113) (5.136,29)
16 PT Socfind Indonesia 0,1 42.250 4.225,00
JUMLAH 828.683,64

Keterangan:
* = Audit per 31 Desember 2003

Lampiran -99-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 15

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH


PADA ORGANISASI/LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL/REGIONAL PER 31 DESEMBER 2004

ORGANISASI/LEMBAGA TOTAL PENYERTAAN DISETOR s.d. 31 Desember 2004 SISA SETORAN (PROMISSORY NOTES)
NO
INTERNASIONAL/REGIONAL dalam USD dalam IDR** dlm USD dlm IDR** dlm USD dlm IDR**
1. IMF 3.197.609.919 29.705.796.147.510 3.229.173.693 29.999.023.607.970 (31.563.774) (267.187.346.910)
2. IBRD 1.807.000.000 16.787.030.000.000 110.275.771 1.024.461.912.590 1.696.724.229 14.362.770.598.485
3. IDA 14.400.000 133.776.000.000 0 23.847.109.367 14.400.000 121.896.000.000
4. IFC 28.539.000 265.127.310.000 28.539.000 265.127.310.000 0 0
5. MIGA 20.006.000 185.855.740.000 3.797.820 35.281.747.800 16.208.180 137.202.243.700
6. ADB 2.863.464.000 26.601.580.560.000 208.865.530 1.940.360.773.700 2.654.598.470 22.471.176.048.550
7. IFAD 41.959.000 389.799.110.000 38.459.000 357.284.110.000 3.500.000 29.627.500.000
8. ASEAN FUND 1.000.000 9.290.000.000 100.000 929.000.000 900.000 7.618.500.000
9. ASEAN SCIENCE FUND 1.000.000 9.290.000.000 235.000 2.183.150.000 765.000 6.475.725.000
10. ASEAN CENTRE FOR ENERGY 528.000 4.905.120.000 528.000 4.905.120.000 0 0
11. ICD 7.305 67.860.593 0 0 7.305 61.834.222
12. IDB 285.221.330 2.649.706.156.629 126.397.195 1.174.229.941.550 158.824.135 1.344.446.303.622
13. ICIEC 384.458 3.571.610.175 194.126 1.803.430.540 190.332 1.611.156.148
14 CFC 177.005.000 1.644.376.450.000 560.266 5.204.871.140 176.444.734 1.493.604.673.310
15 IRCO 1.000.000 9.290.000.000 1.500.000 13.935.000.000 (500.000) (4.232.500.000)

JUMLAH 8.439.124.011 78.399.462.064.907 3.748.625.401 34.848.577.084.657 4.690.498.610 39.705.070.736.126

Keterangan:
**) : Konversi ke dalam IDR menggunakan kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2004
USD 1= Rp 9.290

Lampiran -100-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 16

DAFTAR ASET TETAP


per 31 Desember 2004
(Dalam Rupiah)

Jalan, Irigasi dan Konstruksi dalam


No BA Kementerian Negara/Lembaga Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Aset Tetap Lainnya Jumlah
Jaringan Pengerjaan

1 01 Majelis Permusyawaratan Rakyat 462.307.000 70.663.849.781 153.310.791.493 9.002.238.000 747.261.620 234.186.447.894


2 02 Dewan Perwakilan Rakyat 57.465.994.000 178.874.333.000 369.604.339.000 9.539.190.000 1.764.110.000 0 617.247.966.000
3 04 Badan Pemeriksa Keuangan 27.255.732.000 88.585.337.397 94.358.039.264 0 678.160.940 210.877.269.601
4 05 Mahkamah Agung 18.148.865.000 58.580.747.000 39.783.444.588 8.232.230.912 6.227.839.000 0 130.973.126.500
5 06 Kejaksanaan Agung 118.613.831.000 211.262.602.582 85.323.026.000 901.100.000 477.688.700 0 416.578.248.282
6 07 Lembaga Kepresidenan 223.443.747.081 677.145.749.712 343.222.977.434 6.446.305.326 2.161.171.849 0 1.252.419.951.402
7 08 Wakil Presiden 0 25.529.743.753 12.748.424.415 0 12.690.000 42.870.138.020 81.160.996.188
8 10 Departemen Dalam Negeri 70.091.629.169 201.282.994.054 120.271.039.987 21.717.282.777 16.958.477.390 430.321.423.377
9 11 Departemen Luar Negeri 44.884.756.000 579.451.812.029 231.760.161.237 0 17.573.928.213 873.670.657.479
10 12 Departemen Pertahanan 30.294.051.484.667 24.545.162.902.643 8.351.442.004.532 0 31.944.668.525 0 63.222.601.060.367
11 13 Departemen Hukum dan HAM 150.526.003.000 428.502.118.153 565.075.799.400 609.150.000 4.621.454.000 0 1.149.334.524.553
12 15 Departemen Keuangan 3.601.983.781.124 1.898.297.431.499 850.337.534.593 28.772.679.448 12.621.847.770 48.242.070.690 6.440.255.345.124
13 18 Departemen Pertanian 577.527.388.552 2.212.333.184.124 3.238.418.303.700 85.897.791.642 574.654.910.518 0 6.688.831.578.536
14 19 Departemen Perindustrian dan Perdagangan 30.270.228.000 512.925.092.278 60.248.167.000 4.112.708.000 3.682.435.337 0 611.238.630.615
15 20 Departemen Energi dan SDM 255.985.414.503 1.797.647.364.618 289.506.185.362 2.460.344.403.822 139.859.306.659 1.792.660.702.534 6.736.003.377.498
16 22 Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi 8.669.240.401.071 3.705.373.004.565 1.858.516.505.817 2.050.588.958.997 30.148.190.682 0 16.313.867.061.132
17 23 Departemen Pendidikan Nasional 1.115.487.007.000 2.531.659.396.000 2.558.427.283.000 42.936.343.000 102.216.470.000 0 6.350.726.499.000
18 24 Departemen Kesehatan 182.282.017.000 1.529.068.006.455 611.580.085.000 47.144.983.545 9.691.425.225 0 2.379.766.517.225
19 25 Departemen Agama 505.558.959.000 852.838.532.200 1.007.357.785.555 16.192.102.500 0 277.454.459.573 2.659.401.838.828
20 26 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 61.879.295.200 374.858.554.773 567.284.499.660 31.715.046.582 27.808.293.100 1.063.545.689.315
21 27 Departemen Sosial 107.369.024.333 110.679.415.802 152.849.426.965 61.855.460.234 1.458.930.501 0 434.212.257.835
22 28 Departemen Kehutanan 55.507.585.222 810.567.001.804 165.502.806.876 25.135.171.460 2.433.686.983 0 1.059.146.252.345
23 32 Departemen Kelautan dan Perikanan 314.105.540.000 616.604.411.221 342.596.075.056 181.083.398.737 3.918.600.750 190.021.950 1.458.498.047.714
24 33 Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah 3.190.201.345.771 2.248.125.494.412 626.638.621.488 35.266.989.602.367 719.666.413.026 0 42.051.621.477.064
25 34 Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan 0 23.718.368.057 22.419.601.700 0 3.400.000 0 46.141.369.757
26 35 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 0 13.598.537.000 0 0 4.455.000 0 13.602.992.000
27 36 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 0 10.562.978.000 0 0 675.000 0 10.563.653.000
28 40 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 16.337.530.000 54.059.235.190 120.268.453.000 863.052.000 2.652.444.600 0 194.180.714.790
29 41 Kementerian BUMN 0 22.217.863.776 0 0 583.571.910 0 22.801.435.686
30 42 Kementerian Riset dan Teknologi 93.425.386.371 1.636.561.411.828 704.378.528.243 69.950.760.663 56.863.780.706 5.187.850.000 2.566.367.717.811
31 43 Kementerian Lingkungan Hidup 244.000.000 21.587.983.000 368.600.000 0 1.150.663.000 0 23.351.246.000
32 44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 27.185.433.000 85.267.520.700 255.158.344.540 5.983.339.000 79.116.000 0 373.673.753.240
33 47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 120.600.000 9.777.225.868 90.900.000 0 35.000.000 0 10.023.725.868

Lampiran -101-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004 Lampiran 16

DAFTAR ASET TETAP


per 31 Desember 2004
(Dalam Rupiah)

Jalan, Irigasi dan Konstruksi dalam


No BA Kementerian Negara/Lembaga Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Aset Tetap Lainnya Jumlah
Jaringan Pengerjaan

34 48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara 74.237.563.150 302.544.975.844 235.323.980.935 8.633.551.374 1.649.929.793 137.803.810.720 760.193.811.816
35 50 Badan Intelejen Negara 3.756.469.000 477.772.377.532 77.039.215.000 32.738.977.478 239.649.000 0 591.546.688.010
36 51 Lembaga Sandi Negara 6.270.043.451 424.607.190.000 11.656.855.650 287.815.000 78.788.350 15.879.000.000 458.779.692.451
37 52 Dewan Ketahanan Nasional 0 2.297.822.930 0 4.020.000 29.728.250 0 2.331.571.180
38 53 Badan Urusan Logistik 0 262.829.915.325 75.814.007.514 0 0 0 338.643.922.839
39 54 Badan Pusat Statistik 18.175.535.375 207.050.459.669 65.677.573.207 1.038.077.065 291.941.645.316
40 55 Kantor Menneg PPN/Bappenas 15.283.167.243 47.169.362.778 25.641.041.672 179.114.000 578.223.865 0 88.850.909.558
41 56 Badan Pertanahan Nasional 144.462.635.000 322.620.693.500 77.656.729.000 617.600.000 15.723.446.000 0 561.081.103.500
42 57 Perpustakaan Nasional 22.400.000.000 28.980.569.880 62.512.227.488 0 28.534.779.612 12.611.210.000 155.038.786.980
43 59 Kementerian Komunikasi dan Informasi 32.815.145.470 235.743.962.516 196.047.421.687 1.784.368.659 2.661.674.697 0 469.052.573.029
44 60 Kepolisian Negara RI 27.952.092.573.305 10.718.786.943.912 14.071.205.346.123 3.057.721.000 4.272.700.000 105.526.856.900 52.854.942.141.240
45 63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan 2.321.250.000 27.324.949.000 35.448.436.374 14.999.000 1.978.905.000 0 67.088.539.374
46 64 Lembaga Ketahanan Nasional 0 13.886.137.100 1.101.649.000 0 0 6.833.784.000 21.821.570.100
47 65 Badan Koordinasi Penanaman Modal 5.196.725.979 47.756.689.088 90.833.224.023 129.836.000 142.324.000 144.058.799.090
48 66 Badan Narkotika Nasional 132.137.296.200 14.648.763.051 0 49.211.740.861 15.248.143.000 211.245.943.112
49 67 Kementerian Percepatan Pembangunan KTI 16.673.465.312 0 0 0 1.010.000.000 17.683.465.312
50 68 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 5.520.201.178.317 87.818.402.073 11.322.411.726 48.682.890 10.555.053.834 0 5.629.945.728.840
51 75 Badan Metereologi dan Geofisika 11.741.888.100 197.458.383.184 39.224.205.130 5.878.313.035 11.488.598.840 0 265.791.388.289
52 72 Komisi Pemberantasan Korupsi 0 7.679.512.641 0 14.712.500 20.325.000 0 7.714.550.141
53 74 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 0 129.250.950 6.470.495.715 0 0 0 6.599.746.665
83.635.282.924.766 61.687.965.097.396 38.896.471.338.200 40.489.403.009.948 1.901.915.011.171 2.460.508.047.387 229.071.545.428.868

Lampiran -102-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 17

SALDO REKENING - REKENING ESCROW DANA REBOISASI


PER 31 DESEMBER 2004
(dalam rupiah)

No. BANK NAMA REKENING NO. REKENING SALDO PER 31-12-2004

1 PT. BANK MANDIRI KCK JAKARTA PLAZA Menkeu-DJA Dana Reboisasi 070-00-0012505-9 2.915.502.452
2 PT. BANK MANDIRI KCK JAKARTA PLAZA Menkeu-DJA Cadangan Reboisasi 070-00-0021024-0 5.026.766.903.181
3 PT. BANK MANDIRI KCK JAKARTA PLAZA Menkeu- DJA Jasa Giro Cadangan Reboisasi 070-00-0116856-1 1.005.540.971
4 PT. BNI Cab. Taman Niaga Suwarna Menkeu-DJA Cadangan Sisas Dana Reboisasi 081,000920111,001 1.467.699.430.382
5 PT. BNI Cab. Taman Niaga Suwarna Menkeu-DJA Jasgir Cadangan Sisa Dana Reboisasi 081,000920129,001 54.178.914.520
6 PT. BNI Cab. Jakarta Kramat Menkeu-DJA Cadangan Sisa Dana Jasa Giro Reboisasi 10560776 612.901.033.187
7 PT. BNI Cab. Jakarta Kramat Menkeu-DJA Cadangan Sisa Dana Jasa Giro Reboisasi 10560787 22.723.352.124
8 PT. BNI KCU TANGERANG Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan 0019717937 305.852.045.247
9 PT. BNI KCU TANGERANG Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan 0019717926 2.086.798.662.506
10 PT. BANK DKI JAKARTA Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan 101,01,07211 433.402.325.680
11 PT. BANK DKI JAKARTA Departemen Keuangan cq. Dirjen Perbendaharaan 101,01,07212 59.570.502.324
12 PT. BNI Cab. Jakarta Kramat Sub Account DAK DR 13630358 1.229.869.541.000

11.303.683.753.574

Lampiran -103--
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 18

PT. PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO)


RINGKASAN ASET NEGARA YANG DIKELOLA PPA
UNTUK PERIODE 27 FEBRUARI 2004 - 31 DESEMBER 2004

MUTASI SERAH KELOLA SALDO SETELAH MUTASI TRANSASKSI


SALDO AWAL *) (LAMPIRAN B) ADJUSMENT SALDO AKHIR PERIODE
NO JENIS ASET SATUAN ASET PENAMBAHAN/(PENGURANGAN) PENAMBAHAN PENGURANGAN
JUMLAH NILAI ASET JUMLAH NILAI ASET JUMLAH NILAI ASET JUMLAH NILAI JUMLAH NILAI ASET JUMLAH NILAI ASET
ASET (Rp) ASET (Rp) ASET (Rp) ASET ASET ASET (Rp) ASET (Rp)

1 Aset Saham Bank Bank 9 4.912.611.725.201 - - 9 4.912.611.725.201 3.594.740.773.300 9 1.317.870.951.901

2 Aset Saham Non Bank Perusahaan 17 219.081.776.228 6 93.034.737.162 23 312.116.513.390 23 312.116.513.390

3 Aset Hak Tagih Debitur 1.165 3.693.527.076.694 (17) (253.586.241.133) 1.148 3.439.940.835.561 9.423.866.395 1.148 3.430.516.969.165

4 Aset Properti Unit 823 2.168.609.395.241 (1) (6.266.970.000) 822 2.162.342.425.241 822 2.162.342.425.241

5 Surat Berharga Perusahaan 11 17.708.532.590 - - 11 17.708.532.590 11 17.708.532.590

6 Saham dan Kredit Perusahaan 2 674.114.253.584 - - 2 674.114.253.584 39.793.066.755 2 634.321.186.829

JUMLAH 2.027 11.685.652.759.538 (12) (166.818.473.971) 2.015 11.518.834.285.567 - - - 3.643.957.706.450 2.015 7.874.876.579.116

Untuk mata uang USD dikonversi dengan menggunakan kurs beli 31 Desember 2004 sebesar $ 1 = Rp. 9.224,-
*) Saldo per 24 Maret 2004

Lampiran -104 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 19

RINGKASAN DATA NOMINATIF ASET KREDIT YANG DISERAHKAN


KEPADA TIM PEMBERESAN (TP)
(Dalam Rupiah)

TP PENAWARAN CEK STATUS TOTAL BALANCE NILAI PENGALIHAN

TP Belum Ditawarkan BERMASALAH 7.063.438.160.103 5.836


BERPERKARA 3.274.115.441.176 261
FREE & CLEAR 33.093.295.968 7.855.889.267
UNKNOWN 516.997.385.043 36.441.744.438
NON ATK INDIKASI LUNAS 2.999.702.962 130.012.423

Pernah Ditawarkan BERMASALAH 1.759.476.634.621 229


BERPERKARA 19.356.054.567.588 920
FREE & CLEAR 609.339.364.979 80.854.180.204
KARABHA DIGDAYA PT. 1.017.973.300.346 164.521.628.544
TEXMACO 28.711.008.344.460 471.395.902.288
UNKNOUWN 2.744.775.323.146 338.422.137.664

TP. T O T A L 65.089.271.520.392 1.099.621.502.074

Lampiran -105 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 20

PIUTANG NEGARA NON PERBANKAN INSTANSI PEMERINTAH DAN LEMBAGA NEGARA


POSISI PER 31 DESEMBER 2004
(dalam rupiah)

No. Kementerian Negara/Lembaga Jumlah

1 Dep. Kehutanan 296.251.349.165


2 Dep. Agama 33.318.288
3 Dep. Pertanian 77.534.860
4 Depdiknas 7.483.636
5 Dep. Perhubungan 5.412.869
6 Pemda 1.711.418.502
7 Dep. ESDM 22.179.968.997
8 Depnakertrans 3.815.000
9 Dep. Kimpraswil 842.560.987
10 Dep. Keuangan 323.465.293.593
11 Dep. Kesehatan 5.164.380.503
12 Deperindag 783.679.918
13 Depkeham 19.854.235
14 Bakorsutanal 191.501.897.540
15 Batan 2.982.140.115
16 BPN 723.070.000
17 BPPT 371.700.078.860
18 BPS 1.971.560.394
19 IJJDI 51.631.575
20 Bulog 5.662.000
Jumlah 1.219.482.111.037

Keterangan :
1 US$ = Rp. 9.290,00
1 EUR = Rp. 12,652.06

Lampiran -106 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 21
DATA ASSET
KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA
No OPERATOR WILAYAH KERJA DTT STATUS ONS/OFF AREA CODE OPR.CODE KETERANGAN ITEMS ASSET COST (US$) ACCUM. DEPR. BOOK VALUE
1 BP INDONESIA (Ex. ARCO) Wiriagar - Irian Jaya 27-02-1993 PSC ONS 05 045 Produksi 11 20.244,07 14.213,23 6.030,84
2 BP INDONESIA (Ex. ARCO) Onw. Java Sea 19-01-1967 PSC-EXT OFF 03 010 Produksi/Di Extend 7736 2.540.355.703,00 2.506.597.364,00 33.758.339,00
3 BUMI SIAK PUSAKO (Ex.Caltex) CPP Area - C. Sumatra 09-08-1975 PSC ONS 02 029 Produksi 7.970 270.459.872,00 270.459.872,00 0,00
4 CALTEX PACIFIC INDONESIA MFK Area - C. Sumatra 25-11-1963 PSC ONS 02 018 Produksi 430 5.020.314,00 5.019.282,01 1.031,99
5 CALTEX PACIFIC INDONESIA Rumbai C.sum.(Kangguru) 09-08-1975 PSC ONS 02 016 Produksi/Di Extend 129.964 3.897.009.474,83 3.658.682.465,81 238.327.009,02
6 CALTEX PACIFIC INDONESIA C&T Siak C.Sum.(Blok I,II,III.) 25-09-1963 PSC ONS 02 092 Produksi/Di Extend 976 19.976.132,50 18.867.758,52 1.108.373,98
7 CAMAR RES.(Ex.Enterprise,Gfb,INDO PACIFIC) Bawean Block 12-02-1981 PSC ONS/OFF 03 063 Produksi 98 8.069.931,00 5.095.900,00 2.974.031,00
8 CNOOC SE.BV. (Ex.Maxus,Ypf Maxus) S.E. Sumatra 06-09-1968 PSC-EXT OFF 02 011 Produksi/Di Extend 6.246 1.190.330.560,00 1.141.261.680,00 49.068.880,00
9 CONOCO PHILLIPS. (Ex.Asamera,Gulf res.) Corridor - S. Sumatra 20-12-1983 PSC ONS 02 012 Produksi/Di Extend 1.407 630.534.437,00 350.787.344,00 279.747.093,00
10 CONOCO PHILL.IPS (Ex.Asamera,Gulf res.) North Sumatra Blok "A" 01-09-1961 PSC-EXT ONS 02 004 Produksi/Di Extend 623 10.168.904,00 10.168.904,00 0,00
11 CONOCO PHILLIPS (Ex.Conoco) Natuna Sea Blok "B" 16-10-1968 PSC-EXT OFF 02 017 Produksi/Di Extend 2.200 1.221.603.552,00 554.340.657,00 667.262.895,00
12 COSTA INT'L (Ex.Japex Petr.) Gebang - Sumatra Utara 29-11-1985 PSCJOB ONS/OFF 02 034 Produksi 420 41.059.756,00 40.034.805,00 1.024.951,00
13 ENERGY EQUITY (Ex. BP) Sengkang - South Sulawesi 25-04-1995 PSC ONS 03 003 Produksi 417 17.980.909,00 17.546.463,00 434.446,00
14 EMP KANGEAN LTD. (Ex.Arbni,Bp Ind.) Kangean Block Java Sea 14-11-1980 PSC ONS/OFF 03 062 Produksi 650 337.524.000,00 275.367.000,00 62.157.000,00
15 EXXON MOBIL OIL INDONESIA Bee Block 15-01-1970 PSC ONS/OFF 02 019 Produksi 20.728 1.500.280.000,00 1.448.092.000,00 52.188.000,00
16 EXXON MOBIL OIL INDONESIA NSO 18-02-1981 PSC ONS 02 027 Produksi 618 471.974.000,00 206.142.000,00 265.832.000,00
17 EXXON MOBIL OIL INDONESIA Pase Aceh 16-07-1968 PSC-EXT ONS 02 066 Produksi/Di Extend 65 74.598.000,00 25.412.000,00 49.186.000,00
18 KODECO W. Madura Block 07-05-1981 JOA OFF 03 069 Produksi 765 43.797.690,00 34.901.205,00 8.896.485,00
19 KUFPEC Seram non Bula 22-05-2000 PSC ONS 05 136 Produksi 1.913 82.434.613,82 36.694.763,24 45.739.850,58
20 KALREZ PETR. (Ex. AGL,Santos) Bula - Seram 22-05-2000 PSC ONS 05 036 Produksi/Di Extend 1.193 6.253.996,00 6.069.292,00 184.704,00
21 KONDUR PETR. (Ex.Lasmo) Malacca Strait 05-08-1970 PSC ONS/OFF 02 033 Produksi/Di Extend 2.113 267.451.000,00 263.098.000,00 4.353.000,00
22 LAPINDO (Ex.Huffco) Brantas - Jawa Timur 23-04-1990 PSC ONS/OFF 03 021 Produksi 300 12.096.508,00 4.088.766,00 8.007.742,00
23 MEDCO E&P (Ex.Bonham,Enim,Eel,Amerada,Exspan) Lematang Blok - S. Sumatra 06-04-1987 PSC ONS 02 031 Produksi 14 6.101.183,00 6.101.183,00 0,00
24 MEDCO E&P (Ex.Stanvac,Exspan) Barisan-Rimau C/S.Sumatra 23-04-1973 PSC ONS 02 067 Produksi 1.735 100.183.861,00 78.842.136,00 21.341.725,00
25 MEDCO E&P (Ex.Stanvac,Exspan) Kampar, C/S. SUM. Ext. 28-11-1963 PSC ONS 02 168 Produksi/Di Extend 1.384 173.546.629,00 141.641.178,00 31.905.451,00
26 MEDCO E&P (Ex.Tesoro,Phillips,Exspan) Tarakan Kaltim. 14-01-1982 PSC ONS 04 078 Produksi/Di Extend 204 25.757.066,00 24.169.330,00 1.587.736,00
27 PETROCHINA (Ex.Trend, Santa fe,Devon) Kepala Burung - Irian Jaya 15-10-1970 PSC ONS 05 042 Produksi/Di Extend 7.772 113.985.387,00 111.836.277,00 2.149.110,00
28 PETROCHINA (Ex.Trend,Santa fe Devon) Jabung - Jambi 27-02-1993 PSC ONS 02 046 Produksi 2170 156.508.762,00 111.881.332,00 44.627.430,00
29 PETROCHINA (Ex.Trend,Santa fe,Devon) Tuban East Java 29-02-1988 JOB ONS 03 022 Produksi 948 83.078.278,00 78.142.368,00 4.935.910,00
30 PETROCHINA (Ex.Trend,Santa fe,Devon) Salawati - Irian Jaya 23-04-1990 JOB ONS/OFF 05 081 Produksi 345 21.126.991,00 19.587.405,00 1.539.586,00
31 PETROSELAT LTD. (Ex.Petronusa bb.) Selat panjang - Riau 06-09-1991 PSC ONS 02 070 Produksi 244 1.905.075,00 1.781.469,00 123.606,00
32 PREMIER OIL NATUNA SEA B.V. (Ex.Amoseas) Natuna "A" 16-10-1989 PSC OFF 02 014 Produksi 667 389.666.970,00 333.741.318,00 55.925.652,00
33 STAR ENERGY (Ex.Marathon,Clyde,Gulf,conocop.) Kakap Block Natuna 22-03-1975 PSC OFF 02 025 Produksi 1.335 365.481.809,90 331.987.290,13 33.494.519,77
34 TOTAL E&P INDONESIE Mahakam 31-03-1966 PSC-EXT ONS/OFF 04 013 Produksi/Di Extend 5.846 3.240.592.436,00 2.171.317.224,00 1.069.275.212,00
35 TALISMAN ENERGY (Ex.Bow V.Ex.CNWE.) Ogan Komering-Sumsel. 29-02-1988 JOB ONS 02 044 Produksi 9.101 44.602.642,00 37.596.973,00 7.005.669,00
36 UNOCAL INDONESIA (Ex. Mobil Makassar) Makassar Strait 14-03-1973 PSC OFF 04 051 Produksi/Di Extend 315 426.216.246,00 180.958.088,00 245.258.158,00
37 UNOCAL INDONESIA E. Kal. W. Pasir + Attaka 28-08-1968 PSC-EXT ONS/OFF 04 030 Produksi/Di Extend 8.415 679.959.986,00 605.522.876,00 74.437.110,00
38 YPF AMERADA HESS (Ex.Elf Aqut.Saga,Ypf) Jambi Merang 10-02-1989 JOB ONS 02 050 Evaluasi Utn.Pgbgn. 72 9.086.420,00 9.062.468,00 23.952,00
39 VICO INDONESIA E. Kalimantan 08-08-1968 PSC-EXT ONS 04 047 Produksi/Di Extend 11678 758.780.761,00 700.002.279,00 58.778.482,00
239.088,00 19.245.580.100,12 15.822.912.928,94 3.422.667.171,18
JUMLAH Rp 178.791.439.130.115 146.994.861.109.853 31.796.578.020.262

Keterangan:
Jumlah dalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia tanggal 31 Desember 2004 1USD=Rp9.290

Lampiran -107 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 22

BAGIAN LANCAR UTANG JANGKA PANJANG LUAR NEGERI


PROJECTED DEBT SERVICE: JANUARY - DECEMBER 2005 (IDR)
Local currency/ IDR units; Exchange rates at: 31.12.2004 )

FIN_SOURCE JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC TOTAL

PRINCIPAL

365.437.576.070 1.684.573.521.528 470.801.490.927 2.046.191.598.485 990.763.341.614 2.322.527.879.083 274.986.060.630 1.589.270.878.549 483.448.049.560 2.165.986.765.037 1.012.856.841.344 2.746.649.923.395 16.153.493.926.222
BILATERAL

3.293.553.421 105.840.931 21.809.807.759 0 842.580.435 75.640.063.733 3.293.555.045 0 23.035.576.021 0 842.580.435 58.327.303.053 187.190.860.833
COMMERCIAL CRDT.

1.215.209.143.823 1.693.855.889.431 1.039.571.797.574 756.127.884.882 872.499.101.235 2.573.805.604.058 1.156.517.988.026 1.531.090.194.656 1.060.988.783.586 735.838.940.518 804.676.425.829 2.700.276.105.832 16.140.457.859.450
EXPORT CREDIT

44.489.388.985 26.969.699.709 40.630.176.594 171.201.854.616 56.672.764.028 25.043.988.543 44.489.388.985 26.969.699.709 40.630.176.594 171.201.854.616 56.672.764.028 51.726.864.543 756.698.620.950
LEASING

2.203.326.426.741 1.106.867.514.985 1.910.369.236.028 1.503.562.289.909 1.383.664.656.627 1.230.133.266.135 2.113.194.617.058 1.143.272.101.106 1.917.059.791.601 1.633.439.835.237 1.369.419.213.264 1.233.767.136.118 18.748.076.084.809
MULTILATERAL

3.831.756.089.040 4.512.372.466.584 3.483.182.508.882 4.477.083.627.892 3.304.442.443.939 6.227.150.801.552 3.592.481.609.744 4.290.602.874.020 3.525.162.377.362 4.706.467.395.408 3.244.467.824.900 6.790.747.332.941 51.985.917.352.264
TOTAL PRINCIPAL

Lampiran -108 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 23

BAGIAN LANCAR UTANG OBLIGASI DALAM NEGERI


PER 31 DESEMBER 2004
(Dalam Rupiah)

Maturity Principle Rate Accrued Principle Indexed 2) Unamortized

No. Series Date Outstanding (%) Indexation 1) Principle Prem/(Disc) BookValue

FIXED RATE BOND 13,712,072,000,000 0 13,712,072,000,000 0 13,712,072,000,000

1.  FR0003 15/05/2005 382,172,000,000 12,00000 0 382,172,000,000 0 382,172,000,000

2.  FR0008 15/05/2005 7,508,224,000,000 16,50000 0 7,508,224,000,000 0 7,508,224,000,000

3.  FR0009 15/05/2005 5,821,676,000,000 10,00000 0 5,821,676,000,000 0 5,821,676,000,000

VARIABLE RATE BOND 5,980,172,000,000 0 5,980,172,000,000 0 5,980,172,000,000

1.  VR0007 25/04/2005 2,952,363,000,000 7,30416 0 2,952,363,000,000 0 2,952,363,000,000

2.  VR0008 25/11/2005 3,027,809,000,000 7,30398 0 3,027,809,000,000 0 3,027,809,000,000

HEDGE BOND 2,711,595,000,000 112,476,474,215 2,824,071,474,215 0 2,824,071,474,215

1.  HB0077 25/01/2005 451,977,000,000 4,10000 18,747,924,888 470,724,924,888 0 470,724,924,888

2.  HB0078 25/02/2005 451,977,000,000 4,38000 18,747,924,888 470,724,924,888 0 470,724,924,888

3.  HB0079 25/03/2005 451,977,000,000 4,55000 18,747,924,888 470,724,924,888 0 470,724,924,888

4.  HB0080 25/04/2005 451,888,000,000 4,10000 18,744,233,184 470,632,233,184 0 470,632,233,184

5.  HB0081 25/05/2005 451,888,000,000 4,38000 18,744,233,184 470,632,233,184 0 470,632,233,184

6.  HB0082 25/06/2005 451,888,000,000 4,55000 18,744,233,184 470,632,233,184 0 470,632,233,184

CPI INDEX LINKED BOND 3) 7,577,070,130,896 0 7,577,070,130,896 0 7,577,070,130,896

1.  SU002 01/04/2005 1,087,121,877,011 3,00000 0 1,087,121,877,011 0 1,087,121,877,011

2.  SU002 01/10/2005 1,087,121,877,011 3,00000 0 1,087,121,877,011 0 1,087,121,877,011

3.  SU004 01/06/2005 2,701,413,188,437 3,00000 0 2,701,413,188,437 0 2,701,413,188,437

4.  SU004 01/12/2005 2,701,413,188,437 3,00000 0 2,701,413,188,437 0 2,701,413,188,437

GRAND TOTAL 29,980,909,130,896 112,476,474,215 30,093,385,605,111 0 30,093,385,605,111

1) Applied to hedge bonds

2) Net after accrued principle indexation

3) CPI indexed link bond is an amortized bonds

Lampiran -109 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 24

UTANG BUNGA DAN KEWAJIBAN LUAR NEGERI LAINNYA


PROJECTED DEBT SERVICE: JANUARY - DECEMBER 2005 (IDR)
Local currency/ IDR units; Exchange rates at: 31.12.2004 )

FIN_SOURCE JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC TOTAL

INTERST

BILATERAL 266.132.996.274 379.216.827.641 258.959.521.128 630.117.629.174 460.271.221.086 1.982.958.154.755 353.302.411.037 356.572.929.119 270.033.462.142 618.638.029.132 452.434.266.220 2.046.359.023.797 8.074.996.471.505

BONDS AND NOTES 0 60.914.180.795 0 0 0 0 0 60.914.180.795 0 0 0 0 121.828.361.590

COMMERCIAL CREDIT 296.419.968 1.916.859 4.500.770.414 0 575.209.738 108.144.211.722 148.209.984 0 4.479.285.639 0 572.328.153 106.975.656.345 225.694.008.822

EXPORT CREDIT 256.019.549.156 357.321.339.600 289.911.382.041 150.660.263.383 189.549.974.287 1.539.955.557.991 221.678.800.912 324.485.392.274 268.671.536.593 148.819.556.192 160.066.772.356 1.352.752.234.058 5.259.892.358.843

LEASING 2.621.279.486 1.868.774.963 2.777.098.232 16.776.718.165 6.245.742.733 1.815.026.680 2.011.743.102 1.521.232.592 2.296.506.596 13.837.140.333 5.454.986.733 1.457.526.018 58.683.775.633

MULTILATERAL 1.051.397.157.167 516.846.614.970 590.641.742.893 696.730.502.506 653.949.273.588 739.682.878.955 989.321.384.231 483.273.921.301 550.052.703.321 686.411.365.140 630.360.423.512 718.290.151.276 8.306.958.118.860

TOTAL INTERST 1.576.467.402.051 1.316.169.654.828 1.146.790.514.708 1.494.285.113.228 1.310.591.421.432 4.372.555.830.103 1.566.462.549.266 1.226.767.656.081 1.095.533.494.291 1.467.706.090.797 1.248.888.776.974 4.225.834.591.494 22.048.053.095.253

FEES

BILATERAL 1.516.776.804 520.289.944 23.756.893 560.780.034 587.625.000 2.220.774.081 1.547.972.546 511.775.963 - 567.504.908 601.728.000 2.212.686.308 10.871.670.481

EXPORT CREDIT 736.505.188 114.341.097.014 1.133.331.173 181.109.752 2.102.436.164 1.429.579.564 488.464.625 2.131.638.074 558.723.968 40.861.468 1.722.550.113 1.061.153.623 125.927.450.726

MULTILATERAL 227.540.616 274.882.795 539.359.927 3.876.980.420 11.308.088.194 15.481.909.828 76.913.318 1.143.833.311 441.324.521 648.100.450 1.318.731.383 4.790.012.172 40.127.676.935

TOTAL FEES 2.480.822.608 115.136.269.753 1.696.447.993 4.618.870.206 13.998.149.358 19.132.263.473 2.113.350.489 3.787.247.348 1.000.048.489 1.256.466.826 3.643.009.496 8.063.852.103 176.926.798.142

Total bunga dan kewajiban LN


1.578.948.224.659 1.431.305.924.581 1.148.486.962.701 1.498.903.983.434 1.324.589.570.790 4.391.688.093.576 1.568.575.899.755 1.230.554.903.429 1.096.533.542.780 1.468.962.557.623 1.252.531.786.470 4.233.898.443.597 22.224.979.893.395
lainnya

Lampiran -110 -
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 25

UTANG BUNGA OBLIGASI NEGARA


PER 31 DESEMBER 2004
(Dalam Rupiah)

Maturity Accrued Indexed Accrued Interest

No. Series Date Principle Rate (%) Principle Principle

FIXED RATE BOND 178.733.094.000.000 0 178.733.094.000.000 5.256.444.041.758

1.  FR0002 15/06/2009 20.011.798.000.000 14,00000 0 20.011.798.000.000 123.152.604.892

2.  FR0003 15/05/2005 382.172.000.000 12,00000 0 382.172.000.000 5.827.740.828

3.  FR0004 15/02/2006 14.554.430.000.000 12,12500 0 14.554.430.000.000 661.775.377.670

4.  FR0005 15/07/2007 18.403.245.000.000 12,25000 0 18.403.245.000.000 1.035.311.353.965

5.  FR0008 15/05/2005 7.508.224.000.000 16,50000 0 7.508.224.000.000 157.424.932.608

6.  FR0009 15/05/2005 5.821.676.000.000 10,00000 0 5.821.676.000.000 73.976.036.932

7.  FR0010 15/03/2010 12.012.678.000.000 13,15000 0 12.012.678.000.000 466.920.781.182

8.  FR0011 15/05/2010 800.000.000.000 13,55000 0 800.000.000.000 13.774.400.000

9.  FR0012 15/05/2010 2.488.141.000.000 12,62500 0 2.488.141.000.000 39.917.246.063

10.  FR0013 15/09/2010 5.453.601.000.000 15,42500 0 5.453.601.000.000 248.646.030.393

11.  FR0014 15/11/2010 1.349.947.000.000 15,57500 0 1.349.947.000.000 26.716.801.077

12.  FR0015 15/02/2011 7.264.938.000.000 13,40000 0 7.264.938.000.000 365.063.134.500

13.  FR0016 15/08/2011 7.264.937.000.000 13,45000 0 7.264.937.000.000 366.421.627.469

14.  FR0017 15/01/2012 7.209.063.000.000 13,15000 0 7.209.063.000.000 435.355.314.570

15.  FR0018 15/07/2012 7.209.062.000.000 13,17500 0 7.209.062.000.000 436.184.296.310

16.  FR0019 15/06/2013 11.856.341.000.000 14,25000 0 11.856.341.000.000 74.268.120.024

17.  FR0020 15/12/2013 11.856.341.000.000 14,27500 0 11.856.341.000.000 74.398.539.775

18.  FR0021 15/12/2010 2.000.000.000.000 14,50000 0 2.000.000.000.000 12.748.000.000

19.  FR0022 15/09/2011 2.700.000.000.000 12,00000 0 2.700.000.000.000 95.769.000.000

20.  FR0023 15/12/2012 11.332.500.000.000 11,00000 0 11.332.500.000.000 54.792.637.500

21.  FR0024 15/10/2010 5.700.000.000.000 12,00000 0 5.700.000.000.000 144.694.500.000

22.  FR0025 15/10/2011 8.804.000.000.000 10,00000 0 8.804.000.000.000 186.239.816.000

23.  FR0026 15/10/2014 6.750.000.000.000 11,00000 0 6.750.000.000.000 157.065.750.000

VARIABLE RATE BOND 220.571.106.000.000 0 220.571.106.000.000 1.732.377.891.178

1.  VR0007 25/04/2005 2.952.363.000.000 7,30416 0 2.952.363.000.000 39.260.523.174


2.  VR0008 25/11/2005 3.027.809.000.000 7,30398 0 3.027.809.000.000 21.633.695.305
3.  VR0009 25/03/2006 3.257.756.000.000 7,29278 0 3.257.756.000.000 3.958.173.540
4.  VR0010 25/10/2006 8.601.494.000.000 7,30416 0 8.601.494.000.000 114.382.667.212
5.  VR0011 25/02/2007 6.894.352.000.000 7,30398 0 6.894.352.000.000 49.260.145.040
6.  VR0012 25/09/2007 9.515.924.000.000 7,29278 0 9.515.924.000.000 11.561.847.660
7.  VR0013 25/01/2008 12.999.279.000.000 7,30416 0 12.999.279.000.000 172.864.412.142
8.  VR0014 25/08/2008 14.503.625.000.000 7,30398 0 14.503.625.000.000 103.628.400.625
9.  VR0015 25/12/2008 12.506.786.000.000 7,29278 0 12.506.786.000.000 15.195.744.990
10.  VR0016 25/07/2009 13.682.992.000.000 7,30416 0 13.682.992.000.000 181.956.427.616
11.  VR0017 25/06/2011 4.483.666.000.000 7,29278 0 4.483.666.000.000 5.447.654.190
12.  VR0018 25/10/2012 1.065.483.000.000 7,30416 0 1.065.483.000.000 14.168.792.934
13.  VR0019 25/12/2014 11.406.226.000.000 7,29278 0 11.406.226.000.000 13.858.564.590
14.  VR0020 25/04/2015 9.899.007.000.000 7,30416 0 9.899.007.000.000 131.636.995.086
15.  VR0021 25/11/2015 7.546.328.000.000 7,30398 0 7.546.328.000.000 53.918.513.560
16.  VR0022 25/03/2016 9.666.749.000.000 7,29278 0 9.666.749.000.000 11.745.100.035
17.  VR0023 25/10/2016 8.652.056.000.000 7,30416 0 8.652.056.000.000 115.055.040.688
18.  VR0024 25/02/2017 9.909.300.000.000 7,30398 0 9.909.300.000.000 70.801.948.500
19.  VR0025 25/09/2017 6.909.300.000.000 7,29278 0 6.909.300.000.000 8.394.799.500
20.  VR0026 25/01/2018 5.442.142.000.000 7,30416 0 5.442.142.000.000 72.369.604.316

Lampiran -111-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 25

UTANG BUNGA OBLIGASI NEGARA


PER 31 DESEMBER 2004
(Dalam Rupiah)

Maturity Accrued Indexed Accrued Interest

No. Series Date Principle Rate (%) Principle Principle

21.  VR0027 25/07/2018 5.442.142.000.000 7,30416 0 5.442.142.000.000 72.369.604.316


22.  VR0028 25/08/2018 7.033.994.000.000 7,30398 0 7.033.994.000.000 50.257.887.130
23.  VR0029 25/08/2019 12.212.320.000.000 7,30398 0 12.212.320.000.000 87.257.026.400
24.  VR0030 25/12/2019 10.503.015.000.000 7,29278 0 10.503.015.000.000 12.761.163.225
25.  VR0031 25/07/2020 22.456.998.000.000 7,30416 0 22.456.998.000.000 298.633.159.404

HEDGE BOND 2.711.595.000.000 1,12476E+11 2.824.071.474.215 11.774.649.355

1.  HB0077 25/01/2005 451.977.000.000 4,10000 18.747.924.888 470.724.924.888 3.513.669.198


2.  HB0078 25/02/2005 451.977.000.000 4,38000 18.747.924.888 470.724.924.888 2.017.173.351
3.  HB0079 25/03/2005 451.977.000.000 4,55000 18.747.924.888 470.724.924.888 357.061.830
4.  HB0080 25/04/2005 451.888.000.000 4,10000 18.744.233.184 470.632.233.184 3.512.977.312
5.  HB0081 25/05/2005 451.888.000.000 4,38000 18.744.233.184 470.632.233.184 2.016.776.144
6.  HB0082 25/06/2005 451.888.000.000 4,55000 18.744.233.184 470.632.233.184 356.991.520

CPI INDEX LINKED BOND 104.991.859.955.531 0 104.991.859.955.531 406.047.577.816

1.  SU002 01/04/2018 29.352.290.679.305 3,00000 0 29.352.290.679.305 219.539.050.834


2.  SU004 01/12/2018 75.639.569.276.226 3,00000 0 75.639.569.276.226 186.508.526.982

SRBI 144.536.094.294.530 0 144.536.094.294.530 59.699.691.122

1.  SRBI01 01/08/2033 144.536.094.294.530 0.10000 0 144.536.094.294.530 59.699.691.122

INTERNATIONAL BOND 8.554.000.000.000 736.000.000.000 9.290.000.000.000 194.012.154.696

1.  RI0014 10/03/2014 8.554.000.000.000 6,75000 736.000.000.000 9.290.000.000.000 194.012.154.696

GRAND TOTAL 660.097.749.250.061 848.476.474.215 660.946.225.724.276 7.660.356.005.925

Lampiran -112-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 26

INTEREST, ACCRUED INTEREST, AND ACCRUED INDEXATION FORMULA


COMPUTATION FOR GOVERNMENT BONDS

FIXED RATE BONDS


Fixed rate bonds are long-term debt instruments paying a semi-annual coupon on a fixed
rate basis and can be issued at par, discount or premium.
Formula:
(1) Coupon = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year
(2) Monthly Interest Accrual = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon
per Year * Actual No of Days in Month / Actual No of Days in Current
Coupon Period
(3) Monthly Amortization of Discount = Discount Amount * Actual No of Days in
Month / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date
(4) Monthly Amortization of Premium = Premium Amount * Actual No of Days in
Month / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date
(5) Interest Accrual as at Value Date = Principal * Coupon Rate / Frequency of
Coupon per Year * Actual No of Days from Last Coupon Date / Actual No of
Days in Current Coupon Period
(6) Unamortized Discount as at Value Date = Discount Amount * Actual No of
Days to Maturity Date / Actual No of Days from Issue Date to Maturity Date
(7) Unamortized Premium as at Value Date = Premium Amount * Actual No of
Days Actual No of Days to Maturity Date / Actual No of Days from Issue
Date to Maturity Date

VARIABLE RATE BONDS


Variable rate bonds are long-term debt instruments paying a quarterly coupon at a rate that
is indexed to a particular reference rate, currently the SBI rate. The coupon rate is determined
at the beginning of the repricing (or coupon) period.
Formula:
(1) Coupon = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon per Year
(2) Monthly Interest Accrual = Principal * Coupon Rate / Frequency of Coupon
per Year * Actual No of Days in Month / Actual No of Days in Current
Coupon Period
(3) Interest Accrual as at Value Date = Principal * Coupon Rate / Frequency of
Coupon per Year * Actual No of Days from Issue (Previous Coupon) Date /
Actual No of Days in Current Coupon Period

HEDGE BONDS
Hedge Bonds are long-term debt instruments issued at par that pay a floating coupon rate
quarterly on the 25th of the month with the interest rate based on 3-month SIBOR. The
coupon is calculated based on the principal being indexed to movements in the Rupiah / US
dollar foreign exchange rate. The interest rate is determined at the start of the repricing
period using the 3-month SIBOR rate and the IDR/USD exchange rate determined two days
prior (T-2) to the coupon date (23rd of the month). Payment of principal on maturity is
indexed to the IDR/USD exchange rate.
Formula:
(1) Indexation Amount = Nominal Principal * Current Index – Original Index /
Original Index
Lampiran -113-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 26

(2) Coupon = (Nominal Principal + Indexation Amount) * Coupon Rate /


Frequency of Coupon per Year
(3) Monthly Interest Accrual = (Nominal Principal + Indexation Amount) *
Coupon Rate/ Frequency of Coupon per Year * Actual No of Days in Month
/ Actual No of Days in Current Coupon Period
(4) Increment in Bond Principal = Current Indexed Principal – Previous Indexed
Principal
(5) Monthly Accrual for Increment = (Nominal Principal * Current Index –
Original Index / Original Index) – Previous Indexed Principal
(6) Interest Accrual as at Value Date = (Nominal Principal + Indexation
Amount) * Coupon Rate/ Frequency of Coupon per Year * Actual No of
Days from Last Coupon Date / Actual No of Days in Current Coupon Period

Lampiran -114-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 27
OBLIGASI NEGARA JANGKA PANJANG
PER 31 DESEMBER 2004
(Dalam Rupiah)

Maturity Principle Rate Accrued Principle Indexed 2) Unamortized

No. Series Date Outstanding (%) Indexation 1) Principle Prem(+)/Disc(-) BookValue

FIXED RATE BOND 165,021,022,000,000 0 165,021,022,000,000 (1,069,295,350,370) 163,951,726,649,630

1.  FR0002 15/06/2009 20,011,798,000,000 14,00000 0 20,011,798,000,000 0 20,011,798,000,000

2.  FR0004 15/02/2006 14,554,430,000,000 12,12500 0 14,554,430,000,000 0 14,554,430,000,000

3.  FR0005 15/07/2007 18,403,245,000,000 12,25000 0 18,403,245,000,000 0 18,403,245,000,000

4.  FR0010 15/03/2010 12,012,678,000,000 13,15000 0 12,012,678,000,000 0 12,012,678,000,000

5.  FR0011 15/05/2010 800,000,000,000 13,55000 0 800,000,000,000 0 800,000,000,000

6.  FR0012 15/05/2010 2,488,141,000,000 12,62500 0 2,488,141,000,000 0 2,488,141,000,000

7.  FR0013 15/09/2010 5,453,601,000,000 15,42500 0 5,453,601,000,000 0 5,453,601,000,000

8.  FR0014 15/11/2010 1,349,947,000,000 15,57500 0 1,349,947,000,000 0 1,349,947,000,000

9.  FR0015 15/02/2011 7,264,938,000,000 13,40000 0 7,264,938,000,000 0 7,264,938,000,000

10.  FR0016 15/08/2011 7,264,937,000,000 13,45000 0 7,264,937,000,000 0 7,264,937,000,000

11.  FR0017 15/01/2012 7,209,063,000,000 13,15000 0 7,209,063,000,000 0 7,209,063,000,000

12.  FR0018 15/07/2012 7,209,062,000,000 13,17500 0 7,209,062,000,000 0 7,209,062,000,000

13.  FR0019 15/06/2013 11,856,341,000,000 14,25000 0 11,856,341,000,000 0 11,856,341,000,000

14.  FR0020 15/12/2013 11,856,341,000,000 14,27500 0 11,856,341,000,000 0 11,856,341,000,000

15.  FR0021 15/12/2010 2,000,000,000,000 14,50000 0 2,000,000,000,000 -12,023,197,534 1,987,976,802,466

16.  FR0022 15/09/2011 2,700,000,000,000 12,00000 0 2,700,000,000,000 -23,529,315,156 2,676,470,684,844

17.  FR0023 15/12/2012 11,332,500,000,000 11,00000 0 11,332,500,000,000 -357,257,945,321 10,975,242,054,679

18.  FR0024 15/10/2010 5,700,000,000,000 12,00000 0 5,700,000,000,000 -213,932,347,124 5,486,067,652,876

19.  FR0025 15/10/2011 8,804,000,000,000 10,00000 0 8,804,000,000,000 -288,942,273,838 8,515,057,726,162

20.  FR0026 15/10/2014 6,750,000,000,000 11,00000 0 6,750,000,000,000 -173,610,271,397 6,576,389,728,603

VARIABLE RATE BOND 214,590,934,000,000 0 214,590,934,000,000 0 214,590,934,000,000

1.  VR0009 25/03/2006 3,257,756,000,000 7,29278 0 3,257,756,000,000 0 3,257,756,000,000

2.  VR0010 25/10/2006 8,601,494,000,000 7,30416 0 8,601,494,000,000 0 8,601,494,000,000

3.  VR0011 25/02/2007 6,894,352,000,000 7,30398 0 6,894,352,000,000 0 6,894,352,000,000

4.  VR0012 25/09/2007 9,515,924,000,000 7,29278 0 9,515,924,000,000 0 9,515,924,000,000

5.  VR0013 25/01/2008 12,999,279,000,000 7,30416 0 12,999,279,000,000 0 12,999,279,000,000

6.  VR0014 25/08/2008 14,503,625,000,000 7,30398 0 14,503,625,000,000 0 14,503,625,000,000

7.  VR0015 25/12/2008 12,506,786,000,000 7,29278 0 12,506,786,000,000 0 12,506,786,000,000

8.  VR0016 25/07/2009 13,682,992,000,000 7,30416 0 13,682,992,000,000 0 13,682,992,000,000

9.  VR0017 25/06/2011 4,483,666,000,000 7,29278 0 4,483,666,000,000 0 4,483,666,000,000

10.  VR0018 25/10/2012 1,065,483,000,000 7,30416 0 1,065,483,000,000 0 1,065,483,000,000

11.  VR0019 25/12/2014 11,406,226,000,000 7,29278 0 11,406,226,000,000 0 11,406,226,000,000

12.  VR0020 25/04/2015 9,899,007,000,000 7,30416 0 9,899,007,000,000 0 9,899,007,000,000

13.  VR0021 25/11/2015 7,546,328,000,000 7,30398 0 7,546,328,000,000 0 7,546,328,000,000

Lampiran -115-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004
Lampiran 27
OBLIGASI NEGARA JANGKA PANJANG
PER 31 DESEMBER 2004
(Dalam Rupiah)

Maturity Principle Rate Accrued Principle Indexed 2) Unamortized

No. Series Date Outstanding (%) Indexation 1) Principle Prem(+)/Disc(-) BookValue

14.  VR0022 25/03/2016 9,666,749,000,000 7,29278 0 9,666,749,000,000 0 9,666,749,000,000

15.  VR0023 25/10/2016 8,652,056,000,000 7,30416 0 8,652,056,000,000 0 8,652,056,000,000

16.  VR0024 25/02/2017 9,909,300,000,000 7,30398 0 9,909,300,000,000 0 9,909,300,000,000

17.  VR0025 25/09/2017 6,909,300,000,000 7,29278 0 6,909,300,000,000 0 6,909,300,000,000

18.  VR0026 25/01/2018 5,442,142,000,000 7,30416 0 5,442,142,000,000 0 5,442,142,000,000

19.  VR0027 25/07/2018 5,442,142,000,000 7,30416 0 5,442,142,000,000 0 5,442,142,000,000

20.  VR0028 25/08/2018 7,033,994,000,000 7,30398 0 7,033,994,000,000 0 7,033,994,000,000

21.  VR0029 25/08/2019 12,212,320,000,000 7,30398 0 12,212,320,000,000 0 12,212,320,000,000

22.  VR0030 25/12/2019 10,503,015,000,000 7,29278 0 10,503,015,000,000 0 10,503,015,000,000

23.  VR0031 25/07/2020 22,456,998,000,000 7,30416 0 22,456,998,000,000 0 22,456,998,000,000

CPI INDEX LINKED BOND 3) 97,414,789,824,635 0 97,414,789,824,635 0 97,414,789,824,635

1.  SU002 01/04/2018 27,178,046,925,282 3,00000 0 27,178,046,925,282 0 27,178,046,925,282

2.  SU004 01/12/2018 70,236,742,899,353 3,00000 0 70,236,742,899,353 0 70,236,742,899,353

SRBI 144,536,094,294,530 0 144,536,094,294,530 0 144,536,094,294,530

1.  SRBI01 01/08/2033 144,536,094,294,530 0.10000 0 144,536,094,294,530 0 144,536,094,294,530

Pinjaman Pendanan KUMK eks SU-005 1.361.334.000.000

Penarikan 1.361.334.000.000

GRAND TOTAL 621.562.840.119.165 - 621.562.840.119.165 (1.069.295.350.370) 621.854.878.768.795

1) Applied to hedge bonds & International Bonds

2) Net after accrued principle indexation

3) CPI indexed link bond is an amortized bonds

Lampiran -116-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 28

DAFTAR PENGAWASAN SALDO


REKENING SEMENTARA CADANGAN SUBSIDI DAN PSO (ESCROW ACCOUNT)
(dalam rupiah)

REKENING ESCROW NILAI


NO JENIS
SUBSIDI BANK NAMA REKENING NO. REK REKENING A.n. SISA SPM BUNGA SALDO AKHIR

1 BBM Mandiri Cab. Jkt Gambir Rek. Cad Dana Subsidi BBM TA 2000 119-00-0009311-0 PT. PERTAMINA 200.000.000.000,00 - 200.000.000.000,00
BNI Cab Jkt Gambir Cad Subsidi BBM TA 2001 89,000,690,384,708 PT. PERTAMINA 200.000.000.000,00 - 200.000.000.000,00
BRI Cab Jkt Veteran Cad Subsidi BBM TA 2002 0329-01-001285-30-4 PT. PERTAMINA 144.463.783.002,00 343.955.182,00 144.807.738.184,00
544.463.783.002,00 343.955.182,00 544.807.738.184,00

2 Pangan BRI KCK Sudirman Cad Subsidi Pangan TA 2001 0206-01-000089-30-1 Perum BULOG 65.921.450.580,00 - 65.921.450.580,00
BRI KCK Sudirman Rek Cad Dana Subsisi Pangan TA 2003 0206-01-001939-30-5 Perum BULOG 155.178.346.179,00 - 155.178.346.179,00
Bukopin Pusat Rek Titipan Subsidi Pangan 1016053-01-1 Perum BULOG 382.207.504.956,00 647.439.336,25 382.854.944.292,25
Bukopin Pusat Rek Cad Dana Subsidi {angan TA 2003 1016977-01-9 Perum BULOG 53.988.905.154,00 91.440.615,16 54.080.345.769,16
657.296.206.869,00 738.879.951,41 658.035.086.820,41

3 Listrik Mandiri Cab. Melawai Rek Cad Dana Susidi Listrik TA 2000 126-00-9903363-0 PT. PLN - 1.209.985.555,34 1.209.985.555,34
BNI Cab Kby Baru Cad Subsidi Listrik TA 2002 22,000,604,189,009 PT. PLN - 1.094.028.495,00 1.094.028.495,00
- 2.304.014.050,34 2.304.014.050,34

4 Pupuk Mandiri Cab. Cikampek Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003 132-00-04113642-1 PT. Pupuk Kujang - 101.104.871,18 101.104.871,18
BNI Cab. Utama Mayestik Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003 76,011,722,990,001 PT. Pupuk Sriwijaya - 212.184.400,00 212.184.400,00
BRI Cab. Gresik Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003 0026-01-000410-30-8 PT. Petrokimia Gresik - 302.483.355,00 302.483.355,00
Mandiri Cab Kebon Sirih Rek Cad Dana Subsisi Pupuk TA 2003 121-00-0410980-1 PT. Pupuk Kaltim - 77.781.079,40 77.781.079,40
- 693.553.705,58 693.553.705,58

5 PSO BNI Cab. Kramat Jkt Sub Account Cad Dana PSO 10560823 Dirjen Perbendaharaan - - -

1.201.759.989.871,00 4.080.402.889,33 #############

Lampiran -117-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 29

REKENING SUB ACCOUNT DANA BAGI HASIL SDA


PADA PT. BNI (PERSERO) Tbk Cabang Kramat Jakarta
(Dalam Rupiah)

REKENING ESCROW N I LAI


NO JENIS SUBSIDI REKENING A.n.
BANK NAMA REKENING NO. REK SISA SPM BUNGA SALDO AKHIR KET

1 DBH SDA Kehutanan BNI Cab. Kramat Jkt Sub Acc Dana bagi Hasil SDA Kehutanan 0010560801 395.097.838.361,00 0,00 395.097.838.361,00 Saldo menurut BB

2 DBH SDA Perikanan BNI Cab. Kramat Jkt Sub Acc Dana bagi Hasil SDA Perikanan 0010560798 64.752.033.042,00 0,00 64.752.033.042,00 Saldo menurut BB

3 DBH SDA PU BNI Cab. Kramat Jkt Sub Acc Dana bagi Hasil SDA Pertb. Umum 0010560812 607.180.504.694,00 0,00 607.180.504.694,00 Saldo menurut BB

1.067.030.376.097,00 0,00 1.067.030.376.097,00

Ket SDA Kehutanan Saldo menurut rek. Koran Rp.395.097.838.361, terdapat selisih sebesar Rp 35.908.179.428 (Sisa DBH dan Jasa Giro)
Sisa DBH SDA Kehutanan Tahun 2003 sebesar Rp 35.801.427.506 ditransfer ke Rekening BUN tanggal 3 Januari 2005 dengan surat No. S-1326/PB/2004 tgl 30 Desember 2004
SDA Perikanan Saldo menurut Rek. Koran Rp 64.752.033.042 terdapat selisih sebesar Rp 32.452.010.520 (Sisa DBH SDA dan Jasa Giro)
Sisa DBH SDA Perikanan Tahun 2003 sebesar Rp 32.379.627.328 ditransfer ke Rekening BUN tanggal 3 Januari 2005 dengan surat No. S-1327/PB/2004 tanggal 30 Desember 2004
SDA Pertamb.Umum Saldo menurut rek.koran Rp 607.180.504.694, terdapat selisih sebesar Rp 455.648.524.241 (Sisa DBH SDA dan Jasa Giro)
Sisa DBH SDA Pertambangan Umum Tahun 2003 sebesar Rp 454.649.768.533 ditransfer ke Rekening BUN tanggal 3 Januari 2005 dengan surat No. S-1328/PB/2004 tanggal 30 Desember 200

Lampiran -118-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 30
REKAPITULASI ASET, KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PER 31 DESEMBER 2004
(dalam rupiah)

KODE
NO NAMA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA ASET KEWAJIBAN EKUITAS
BA

1 01 MajelisPermusyawaratan Rakyat 242.686.679.153 6.508.288.697 236.178.390.456


4 05 Mahkamah Agung 137.902.081.351 2.721.705.701 135.180.375.650
5 06 Kejaksanaan Agung 416.846.512.129 0 416.846.512.129
6 07 Lembaga Kepresidenan 1.262.758.302.300 6.651.804.923 1.256.106.497.377
7 08 Sekretariat Wakil Presiden 81.754.700.832 593.704.644 81.160.996.188
8 10 Departemen Dalam Negeri 431.235.091.634 556.465.107 430.678.626.527
9 11 Departemen Luar Negeri 1.796.933.742.987 522.984.567.832 1.273.949.175.155
10 12 Departemen Pertahanan 63.335.744.940.586 108.407.651.727 63.227.337.288.859
11 13 Departemen Hukum dan HAM 1.280.429.006.771 2.983.253.225 1.277.445.753.546
12 15 Departemen Keuangan 32.435.589.138.768 3.292.243.710 32.432.296.895.058
13 18 Departemen Pertanian 6.689.123.162.536 0 6.689.123.162.536
14 19 Departemen Perindustrian dan Perdagangan 662.160.403.341 7.931.026.008 654.229.377.333
15 20 Departemen Energi dan SDM 7.244.198.185.992 372.836.704 7.243.825.349.288
16 22 Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi 16.802.468.369.143 7.884.842.635 16.794.583.526.508
17 23 Departemen Pendidikan Nasional 6.358.726.106.980 0 6.358.726.106.980
18 24 Departemen Kesehatan 2.518.166.750.864 102.250.679.741 2.415.916.071.123
19 25 Departemen Agama 2.663.267.662.621 0 2.663.267.662.621
20 26 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1.064.132.201.313 21.472.500 1.064.110.728.813
21 27 Departemen Sosial 434.399.158.335 125.400.000 434.273.758.335
22 28 Departemen Kehutanan 3.390.797.861.676 16.280.640.572 3.374.517.221.104
23 32 Departemen Kelautan dan Perikanan 1.481.099.473.687 5.701.708.522 1.475.397.765.165
24 33 Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah 42.481.182.279.914 0 42.481.182.279.914
25 34 Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan 46.141.369.757 0 46.141.369.757
26 35 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 14.101.891.000 0 14.101.891.000
27 36 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 10.563.653.000 0 10.563.653.000
28 40 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 359.800.948.845 0 359.800.948.845
29 41 Kementerian BUMN 23.040.840.444 851.327 23.039.989.117

Lampiran -119-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Lampiran 30
REKAPITULASI ASET, KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PER 31 DESEMBER 2004
(dalam rupiah)

KODE
NO NAMA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA ASET KEWAJIBAN EKUITAS
BA

30 42 Kementerian Riset dan Teknologi 2.607.982.120.502 1.147.857.642 2.606.834.262.860


31 43 Kementerian Lingkungan Hidup 25.549.266.080 2.165.000.080 23.384.266.000
32 44 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2.102.345.861.139 42.808.121.107 2.059.537.740.032
33 47 Kementerian Pemberdayaan Perempuan 10.423.412.079 397.036.211 10.026.375.868
34 48 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara 786.271.434.066 1.835.032.431 784.436.401.635
35 50 Badan Intelejen Negara 591.956.156.475 0 591.956.156.475
36 51 Lembaga Sandi Negara 458.782.239.528 353.877 458.781.885.651
37 52 Dewan Ketahanan Nasional 4.608.538.795 157.385.900 4.451.152.895
38 53 Badan Urusan Logistik 338.654.867.867 10.945.028 338.643.922.839
39 54 Badan Pusat Statistik 297.012.657.124 2.438.171.498 294.574.485.626
40 55 Kantor Menneg PPN/Bappenas 92.534.371.569 1.469.574.814 91.064.796.755
41 56 Badan Pertanahan Nasional 606.248.132.467 43.669.131.545 562.579.000.922
42 57 Perpustakaan Nasional 155.038.786.980 0 155.038.786.980
43 59 Kementerian Komunikasi dan Informasi 475.261.139.106 969.918.102 474.291.221.004
44 60 Kepolisian Negara RI 52.855.189.269.698 0 52.855.189.269.698
45 63 Badan Pengawasan Obat dan Makanan 69.257.742.192 2.016.812.818 67.240.929.374
46 64 Lembaga Ketahanan Nasional 21.826.081.175 0 21.826.081.175
47 65 Badan Koordinasi Penanaman Modal 144.136.340.590 0 144.136.340.590
48 66 Badan Narkotika Nasional 211.424.390.512 178.447.400 211.245.943.112
49 67 Kementerian Percepatan Pembangunan KTI 17.683.005.297 (460.015) 17.683.465.312
50 68 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 5.634.906.334.941 4.877.905.853 5.630.028.429.088
51 74 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 6.608.916.355 9.169.690 6.599.746.665
52 75 Badan Metereologi dan Geofisika 7.925.813.748 187.688.132 7.738.125.616
53 76 Komisi Pemberantasan Korupsi 275.024.941.764 0 275.024.941.764
JUMLAH 262.295.039.191.186 899.607.235.688 261.395.431.955.498

Lampiran -120-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2004

Lampiran 31

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA
TAHUN 2004

DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI


PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN APBN
TAHUN ANGGARAN 2004

Lampiran -121-
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL................................................................................................................................... 123


DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................................ 123
I. PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 124
II. UMUM ..................................................................................................................................... 124
A. Profil Surat Utang Negara............................................................................................................. 124
1. Obligasi Negara Berdenominasi Rupiah ..................................................................................... 124
a) Obligasi berbunga tetap (fixed rate bonds – FR) ................................................................ 124
b) Obligasi berbunga mengambang (variable rate bonds – VR) .............................................. 124
c) Obligasi lindung nilai (hedge bonds – HB)........................................................................ 125
d) Surat utang kepada BI (SU).............................................................................................. 125
e) SRBI (Special Rate Bank Indonesia)................................................................................... 125
2. Obligasi Negara Berdenominasi Mata Uang Asing...................................................................... 126
B. Mekanisme Penerbitan Surat Utang Negara ................................................................................... 126
III. POSISI SURAT UTANG NEGARA ................................................................................................. 126
A. Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara.............................................................................. 126
B. Penyebab Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara............................................................... 128
C. Struktur Jatuh Tempo Surat Utang Negara ..................................................................................... 129
IV. KEGIATAN TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA........................................ 130
A. Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang............................................ 130
1. Penerbitan Melalui Lelang ......................................................................................................... 130
a) Realisasi Penerbitan Melalui Lelang .................................................................................. 130
b) Diskon dan Bunga Berjalan (Accrued Interest) ................................................................... 131
c) Struktur SUN yang Diterbitkan.......................................................................................... 131
d) Antusiasme Masyarakat................................................................................................... 131
2. Penerbitan Tanpa Melalui Lelang ............................................................................................... 131
a) Penerbitan International Bonds......................................................................................... 131
b) Penerbitan Obligasi Negara Pengganti Hedge Bonds Jatuh Tempo..................................... 132
3. Total Realisasi Tunai Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang.......... 133
B. Pemenuhan Kewajiban (Debt Service Cost) dan Pembelian Kembali ................................................. 133
1. Pembayaran Bunga, Utang Bunga dan Biaya Penerbitan.............................................................. 133
a) Bunga ON Berdenominasi Rupiah.................................................................................... 133
b) Bunga dan Biaya Penerbitan ON Berdenominasi USD (RI0014).......................................... 134
c) Pembayaran Utang Bunga............................................................................................... 134
2. Pembayaran/Pelunasan Pokok ................................................................................................... 134
a) Buyback Program ........................................................................................................... 135
b) Divestasi BPD ................................................................................................................. 136
C. Kegiatan Lainnya Terkait dengan Pengelolaan Surat Utang Negara ................................................. 136
1. Restrukturisasi Surat Utang (SU) dengan Bank Indonesia .............................................................. 136
2. Pengembangan Pasar SUN........................................................................................................ 137
3. Memantau Rekening Terkait dengan Pengelolaan SUN................................................................ 138
V. ANGGARAN DAN REALISASI ANGGARAN................................................................................... 139
A. Anggaran Pengeluaran................................................................................................................. 139
1. Pembayaran Pokok SUN ........................................................................................................... 139
a) Kelebihan atas pembayaran pokok jatuh tempo sebesar Rp845.469,00. ............................ 139
b) Kelebihan atas pembayaran pokok obligasi dibeli kembali (buyback program) sebesar
Rp869.970.000.000,00. ................................................................................................ 139
c) Belum dianggarkannya pembayaran utang bunga untuk tahun 2004, sebesar
Rp510.958.199.745,00. ................................................................................................ 140
2. Pembayaran Bunga SUN ........................................................................................................... 140
B. Anggaran Penerimaan Pembiayaan ............................................................................................... 140
VI. PENUTUP.................................................................................................................................. 140

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 122-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Ringkasan Perubahan Posisi Nominal SUN Tahun 2004.............................................................. 127


Tabel 2: Pelunasan Hedge Bonds Jatuh Tempo ....................................................................................... 132
Tabel 3: Penerimaan Tunai Penerbitan SUN ............................................................................................ 133
Tabel 4: Biaya Penerbitan RI0014........................................................................................................... 134
Tabel 5: Pembayaran/Pelunasan Pokok Obligasi Negara ......................................................................... 135
Tabel 6: Hasil Pembelian Kembali (Buyback) Obligasi Negara .................................................................. 135
Tabel 7: Saldo Utang Pemerintah Kepada Bank Indonesia per 1 Januari 2005 .......................................... 136
Tabel 8: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara ........................................................................ 137
Tabel 9: Realisasi APBN Untuk Pos Pembayaran Pokok dan Bunga SUN.................................................... 139

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1: Perbandingan Komposisi Obligasi Berbunga Tetap Dengan Obligasi Berbunga Mengambang...... 127
Grafik 2: Saldo Surat Utang Negara Akhir Tahun 2000-2004 .................................................................. 128
Grafik 3: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR dan VR) .......................................... 129
Grafik 4: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR, VR dan International Bonds*)........... 129
Grafik 5: Pembayaran Bunga Surat Utang Negara 2000 – 2004 .............................................................. 133
Grafik 6: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara di Pasar Sekunder Januari 2003 – Desember
2004.................................................................................................................................... 138

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 123-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

I. PENDAHULUAN

Laporan pertanggungjawaban pengelolaan Surat Utang Negara (SUN) ini disusun dalam rangka
pemenuhan amanat pasal 16 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, sebagai
berikut:
Pasal 16
(1) Menteri wajib menyelenggarakan penatausahaan dan membuat pertanggungjawaban atas pengelolaan
Surat Utang Negara dan dana yang dikelola.
(2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan sebagai bagian dari
pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Selain itu, dengan disampaikannya laporan ini sebagai bagian dari pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), masyarakat berkesempatan mengetahui secara jelas dan transparan
informasi terkait dengan pengelolaan Surat Utang Negara. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk
mengelola sektor keuangan yang transparan, profesional dan bertanggung jawab. Seluruh angka dan data yang
digunakan dalam laporan ini meliputi data selama setahun selama periode anggaran 1 Januari 2004 sampai 31
Desember 2004, kecuali secara jelas dinyatakan lain.

II. UMUM
A. Profil Surat Utang Negara

Surat Utang Negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 adalah surat berharga yang
berupa surat pengakuan utang dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga
dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. Tujuan penerbitan SUN ialah
untuk: (1) membiayai defisit APBN, (2) menutup kekurangan kas jangka pendek, dan (3) mengelola portofolio
utang negara.
Secara umum SUN dapat dibedakan atas Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu
sampai dengan 12 bulan dan Obligasi Negara (ON) yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Sampai akhir
tahun 2004, Pemerintah baru menerbitkan ON dan belum pernah menerbitkan SPN.
Menurut denominasi mata uangnya, ON yang telah diterbitkan Pemerintah dapat dikelompokkan ke
dalam dua kelompok, yaitu ON berdenominasi Rupiah dan ON berdenominasi valuta asing.

1. Obligasi Negara Berdenominasi Rupiah


Obligasi negara berdenominasi Rupiah dapat dipisahkan ke dalam beberapa jenis, yaitu:
a) Obligasi berbunga tetap (fixed rate bonds – FR)
Obligasi jenis ini memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada saat penerbitan, dan dibayarkan secara
periodik setiap 6 (enam) bulan. Berdasarkan posisi akhir tahun 2004, tingkat kupon obligasi jenis FR
berkisar antara 10% sampai 16,5%, yang terdiri dari 23 seri, dengan masa jatuh temponya berkisar
antara tahun 2005 sampai 2014. Obligasi jenis FR dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan
kepemilikannya di pasar sekunder.
b) Obligasi berbunga mengambang (variable rate bonds – VR)
Obligasi berbunga mengambang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan secara periodik berdasarkan
referensi tertentu. Dalam hal ini referensi yang digunakan ialah tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank
Indonesia) berjangka 3 bulan. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan. Sampai akhir
tahun 2004, terdapat 25 seri VR yang jatuh temponya berkisar antara tahun 2005 sampai dengan 2020.
Obligasi jenis VR dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 124-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

c) Obligasi lindung nilai (hedge bonds – HB)


Obligasi lindung nilai (HB) diterbitkan untuk menutup net open position (NOP) beberapa bank, saat bank-
bank tersebut dalam proses rekapitalisasi perbankan. Secara umum NOP ialah suatu ukuran yang
membandingkan antara aktiva valas dengan kewajiban valas perbankan. Semakin besar selisih antara
aktiva valas dengan kewajiban valas, akan menyebabkan semakin meningkatnya NOP sehingga semakin
besar pula risiko valas yang dihadapi bank yang bersangkutan. Bank Indonesia menetapkan aturan
besarnya NOP yang harus dipatuhi oleh perbankan. Pokok obligasi jenis hedge bonds diterbitkan dalam
denominasi Rupiah dengan memperhatikan NOP bank rekap pada saat pelaksanaan rekapitalisasi. Pada
saat jatuh tempo pembayaran baik pokok maupun kupon, nilai nominalnya akan disesuaikan terlebih
dahulu terhadap nilai tukar Rp/USD yang berlaku. Apabila nilai tukar Rupiah terhadap USD pada saat
jatuh tempo pembayaran melemah dibanding nilai tukar pada saat penerbitan, maka nilai nominal HB
setelah indeksasi akan meningkat sehingga meningkatkan jumlah pembayaran pokok dan bunga yang
jatuh tempo, dan sebaliknya. Tingkat kupon HB ditetapkan secara periodik berdasarkan referensi tertentu,
yaitu SIBOR + margin 2%. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan sekali. Pada akhir
tahun 2004 terdapat 6 seri HB yang masih belum jatuh tempo, dan dimiliki oleh satu bank rekap.
Obligasi jenis HB ini tidak dapat diperdagangkan.
d) Surat utang kepada BI (SU)
Dalam rangka program penjaminan perbankan dan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) pada tahun
1998 dan 1999 Pemerintah menerbitkan empat seri SU, yaitu SU-001, SU-002, SU-003 dan SU-004,
dengan total nominal sebesar Rp218,3 triliun. SU-001 dan SU-003 merupakan SU yang diterbitkan
dalam rangka BLBI yang dikucurkan oleh Bank Indonesia saat krisis moneter tahun 1998/1999. SU-002
merupakan penyertaan modal negara pada Bank Ekspor Impor Indonesia. Sementara SU-004 merupakan
surat utang yang diterbitkan dalam rangka program penjaminan Pemerintah.
Sesuai dengan terms & conditions awalnya, Obligasi jenis ini memiliki tingkat bunga tetap sebesar 3%
yang diperhitungkan atas pokok yang diindeks berdasarkan inflasi. Kupon dibayarkan secara periodik
setiap 6 (enam) bulan sekali. Sementara pokok utang diamortisasi (dicicil) setiap enam bulan sekali
secara proporsional atas dasar pokok yang telah diindeks. Pembayaran cicilan pokok dilakukan
bersamaan dengan pembayaran bunga, dan dimulai setelah masa tenggang (grace period) berakhir.
Sebagai bagian dari penyelesaian BLBI, Pemerintah dan BI telah sepakat untuk mengganti SU-001 dan
SU-003 dengan menerbitkan surat utang jenis baru yaitu SRBI (Special Rate Bank Indonesia) pada tanggal
7 Agustus 2003. Adanya kesepakatan tersebut telah mengubah terms & conditions awal yang secara lebih
rinci dijelaskan pada bagian tersendiri di bawah ini.
Selain SU-001, SU-002, SU-003 dan SU-004, Pemerintah juga menerbitkan SU-005 untuk pembiayaan
kredit program. Obligasi ini jatuh tempo tahun 2009, dan memiliki tingkat kupon yang ditetapkan
berdasarkan tingkat bunga SBI berjangka 3 bulan. SU-005 memiliki plafon sebesar Rp9,97 triliun, namun
demikian jumlah realisasi yang menjadi utang pemerintah hanyalah jumlah dana yang sudah disalurkan
dalam rangka pembiayaan beberapa skim kredit program, yang per posisi akhir tahun 2004 berjumlah
Rp1,36 triliun.
Pada tanggal 6 September 2001, Pemerintah juga telah menerbitkan SU-006 sebesar nominal
Rp40.000.000.000.000. Jumlah nominal atas SU-006 ini merupakan jumlah maksimum, sehingga baru
akan menjadi utang jika memang sudah ditarik. Namun sampai 31 Desember 2004 belum terpakai sama
sekali, sehingga nilai utang Pemerintah atas SU-006 ini per tanggal 31 Desember 2004 adalah nol.
Dana yang dapat ditarik atas SU-006 ini sedianya akan digunakan untuk program penjaminan
perbankan.
e) SRBI (Special Rate Bank Indonesia)
SRBI, yang lengkapnya SRBI-01/MK/2003, adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah pada
tanggal 7 Agustus 2003 sebagai pengganti SU-001 dan SU-003, dalam rangka penyelesaian bantuan

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 125-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

likuiditas BI. Nilai nominal penerbitan SRBI adalah sebesar Rp144.536.094.294.530,00 atau sama
dengan jumlah nominal SU-001 dan SU-003. SRBI jatuh tempo tahun 2033 dengan tingkat kupon 0,1%
setahun dihitung dari sisa pokok terutang yang dibayarkan secara periodik 2 (dua) kali setahun.
Pelunasan SRBI akan bersumber dari surplus Bank Indonesia yang menjadi bagian Pemerintah dan akan
dilakukan apabila rasio modal terhadap kewajiban moneter BI telah mencapai di atas 10%. Dalam hal
rasio modal terhadap kewajiban moneter Bank Indonesia kurang dari 3%, maka Pemerintah akan
membayar charge kepada Bank Indonesia sebesar kekurangan dana yang diperlukan untuk mencapai
rasio modal tersebut.
2. Obligasi Negara Berdenominasi Mata Uang Asing
Pada tanggal 10 Maret 2004, Pemerintah menerbitkan ON berdenominasi USD (Dollar Amerika),
selanjutnya disebut RI0014, dengan nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo
pada tanggal 10 Maret 2014 dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,75% setahun, yang dibayar secara periodik
dua kali setahun (semiannual). Obligasi RI0014 dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di
pasar sekunder.

B. Mekanisme Penerbitan Surat Utang Negara

Pada dasarnya SUN dapat diterbitkan dengan dua cara yaitu melalui lelang atau tanpa lelang. Penerbitan
yang dilakukan melalui lelang memiliki beberapa metode yaitu: (1) lelang dengan metode Harga Beragam
(multiple price), dan (2) lelang dengan metode Harga Seragam (uniform price). Pada lelang dengan metode harga
beragam, pemenang lelang membayar kepada Pemerintah sesuai harga penawarannya masing-masing.
Sementara untuk lelang dengan metode harga seragam, seluruh pemenang lelang membayar pada harga yang
sama, yang dapat ditetapkan atas dasar harga terendah dari penawaran yang dimenangkan. Sampai dengan
akhir tahun 2004, dalam setiap kali kesempatan lelang penerbitan SUN, Pemerintah selalu menggunakan metode
lelang dengan harga beragam (multiple price auction).
Untuk penerbitan tanpa lelang, metode yang dipakai Pemerintah ialah (1) bookbuilding, dan (2) private
placement. Secara ringkas yang dimaksud dengan proses bookbuilding ialah proses pengumpulan dan
pemutakhiran data pemesanan pembelian pada volume dan harga tertentu oleh investor, atas surat utang yang
ditawarkan. Proses pemesanan ini berlangsung selama periode tertentu (masa penawaran) dimana dalam masa
tersebut pemesan/investor dapat mengubah baik volume maupun harga surat utang yang akan dibeli, sesuai
dengan perkembangan terakhir. Setelah masa penawaran berakhir, Pemerintah beserta agen penjual akan
menentukan harga akhir yang optimal, dan melakukan penjatahan/alokasi perolehan atas surat utang yang
ditawarkan. Hingga akhir tahun 2004, Pemerintah telah dua kali melakukan penerbitan secara bookbuilding, yaitu
pada saat penerbitan FR0021 pada bulan Desember tahun 2002, dan saat penerbitan RI0014 pada bulan Maret
2004. Pada saat penerbitan FR0021 pemesan/investor membayar dengan harga beragam, sementara pada saat
penerbitan RI0014, pemesan/investor membayar pada harga yang seragam. Untuk metode private placement,
Pemerintah melakukan penempatan langsung kepada investor tertentu sesuai kesepakatan. Terbitnya SUN pada
saat rekapitalisasi perbankan dahulu dan penerbitan ON baru pengganti HB yang jatuh tempo merupakan contoh
penerbitan SUN tanpa lelang dengan metode private placement.

III. POSISI SURAT UTANG NEGARA


A. Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, SUN terdiri dari beberapa seri: (1) seri fixed rate/FR, yaitu
SUN berdenominasi Rupiah dengan tingkat kupon tetap, (2) seri variable rate/VR, yaitu SUN berdenominasi
Rupiah dengan tingkat kupon mengambang, (3) seri hedge bonds/HB, yaitu SUN berdenominasi Rupiah yang
diindeks dengan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (USD), (4) seri SU, yaitu SUN dalam
rangka program penjaminan dan kredit program, (5) SRBI, yaitu SUN terkait dengan penyelesaian BLBI, dan (6)

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 126-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

international bonds/RI0014, yaitu SUN berdenominasi USD dengan tingkat kupon tetap. Adapun ringkasan posisi
nominal SUN per 1 Januari 2004 dan 1 Januari 2005 adalah sebagai berikut (rincian pada Lampiran 1 dan 2).

Tabel 1: Ringkasan Perubahan Posisi Nominal SUN Tahun 2004


Obligasi Negara 1 Januari 2004 1 Januari 2005 Selisih
(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp)
Seri Fixed Rate 159.038.750,00 178.733.094,00 19.694.344,00
Total ON berbunga tetap 159.038.750,00 178.733.094,00 19.694.344,00
Seri Variable Rate 231.443.491,00 220.571.106,00 -10.872.385,00
Seri Hedge Bonds 14.292.717,00 2.711.595,00 -11.581.122,00
Total ON berbunga 245.736.208,00 223.282.701,00 -22.453.507,00
mengambang
SU 74.629.500,00 75.140.834,00 511.334,00
SRBI 144.536.094,29 144.536.094,29 -
International Bonds* - 9.290.000,00 9.290.000,00
Total 623.940.552,29 630.982.723,29 7.042.171,00

*Nominal USD1.000.000.000,00 dengan kurs pada tanggal 31 Desember 2004 sebesar Rp9.290/USD.

Memperhatikan saldo ON berbunga tetap (fixed rate) dan yang berbunga mengambang (variable rate
dan hedge bonds) pada Tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan yang cukup signifikan komposisi
ON berbunga tetap dengan yang berbunga mengambang. Pada tanggal 1 Januari 2004, perbandingan
komposisi ON berbunga tetap dengan yang berbunga mengambang adalah sebesar 39:61. Sedangkan
perbandingan komposisi ON berbunga tetap dengan yang berbunga mengambang pada tanggal 1 Januari 2005
adalah sebesar 44:56.

Grafik 1: Perbandingan Komposisi Obligasi Berbunga Tetap Dengan Obligasi Berbunga Mengambang

1-Jan-05
1-Jan-04
FR
FR 44%
39%

VR & HB
VR & HB
56%
61%

Tingginya komposisi ON berbunga mengambang meningkatkan risiko tingkat bunga (interest rate risk)
yang dihadapi Pemerintah. Artinya, jika tingkat bunga yang dijadikan referensi bergerak ke arah yang tidak
menguntungkan (misalnya naiknya tingkat bunga SBI 3-bulan), maka beban pembayaran bunga Pemerintah akan
semakin besar mengingat tingginya porsi ON berbunga mengambang. Sebagai ilustrasi, berdasarkan posisi SUN
per tanggal 1 Januari 2004, kenaikan 1% tingkat bunga SBI 3-bulan meningkatkan pembayaran kupon SUN
sebesar + Rp2,31 triliun.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 127-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Pemerintah berupaya untuk menurunkan risiko tingkat bunga dengan cara menurunkan komposisi ON
berbunga mengambang melalui program penerbitan fixed rate bonds dan pelunasan variable rate bonds. Pada
awal tahun 2005 dapat dilihat adanya penurunan yang signifikan atas posisi nominal ON berbunga
mengambang (variable rate dan hedge bonds) dan peningkatan signifikan posisi nominal ON berbunga tetap
(fixed rate bonds). Perbandingan komposisi ON berbunga mengambang (variable rate dan hedge bonds) dengan
yang berbunga tetap (fixed rate bonds) pada tanggal 1 Januari 2005 menjadi 56:44.

B. Penyebab Perubahan Posisi Nominal Surat Utang Negara

Sepanjang tahun 2004, telah terjadi peningkatan posisi ON sebesar Rp7.042,2 miliar. Peningkatan ini
disebabkan oleh adanya penambahan/penerbitan ON baru sebesar (nominal) Rp45.063,3 miliar, yang terdiri dari
penerbitan melalui lelang dan tanpa lelang sebesar Rp32.864,0 miliar, penambahan SU-005 sebesar Rp511,3
miliar, dan penerbitan ON pengganti HB jatuh tempo sebesar Rp11.687,9 miliar. Selain penambahan/penerbitan
ON baru, terdapat pula pelunasan/pembayaran ON sebesar Rp38.021,1 miliar. Secara rinci, penyebab
perubahan posisi tersebut adalah sebagai berikut:
Saldo Awal (1 Januari 2004) Rp623.940.552.294.530,00
Penerbitan (nominal):
• Lelang ON domestik Rp23.574.000.000.000,00
• Penerbitan RI0014 Rp9.290.000.000.000,00
• Penambahan SU-005 Rp511.334.000.000,00
• Penerbitan ON pengganti HB jatuh tempo Rp11.687.989.000.000,00
Total Penerbitan Rp45.063.323.000.000,00
Pelunasan/pembayaran pokok:
• ON seri FR jatuh tempo (Rp3.679.477.000.000,00)
• ON seri VR jatuh tempo (Rp19.396.015.000.000,00)
• ON seri HB jatuh tempo (nominal) (Rp12.353.600.000.000,00)
• Pembelian kembali (buyback) (Rp1.962.000.000.000,00)
• Program divestasi BPD (Rp630.060.000.000,00)
Total Pelunasan (Rp38.021.152.000.000,00)
Netto (Penerbitan-Pelunasan ON) Tahun 2004 Rp7.042.171.000.000,00
Saldo akhir (1 Januari 2005) Rp630.982.723.294.530,00

Perkembangan saldo SUN setiap akhir tahun, dapat dilihat pada Grafik 2 di bawah ini.

Grafik 2: Saldo Surat Utang Negara Akhir Tahun 2000-2004

650,000.00

640,000.00
Miliar Rp

630,000.00

620,000.00

610,000.00
2000 2001 2002 2003 2004
Saldo SUN 644,701.25 649,902.67 641,313.31 623,940.55 630,982.72
Akhir Tahun

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 128-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

C. Struktur Jatuh Tempo Surat Utang Negara

Sebagai instrumen keuangan, SUN dapat dikelompokkan ke dalam SUN yang dapat diperdagangkan
dan yang tidak dapat diperdagangkan. Surat Utang Negara yang dapat diperdagangkan meliputi seri-seri FR, VR
dan international bonds, sementara seri lainnya, yaitu HB, SU dan SRBI merupakan SUN yang tidak dapat
diperdagangkan. Obligasi negara yang dapat diperdagangkan memiliki jatuh tempo yang berbeda-beda, mulai
tahun 2005 sampai dengan tahun 2020.
Struktur jatuh tempo ON diupayakan merata dan tidak terkonsentrasi pada tahun-tahun tertentu. Jika
jatuh tempo ON terkonsentrasi pada tahun-tahun tertentu, maka hal itu akan meningkatkan tekanan fiskal pada
tahun-tahun yang bersangkutan mengingat besarnya beban pembayaran pokok utang yang harus ditanggung.
Perbandingan struktur jatuh tempo ON yang dapat diperdagangkan per 1 Januari 2004 dan 1 Januari
2005 dapat dilihat pada Grafik 3 dan 4 di bawah ini.

Grafik 3: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR dan VR)

45.00

40.00

1-Jan-04
35.00
1-Jan-05
30.00
Triliun Rp

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

-
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Grafik 4: Struktur Jatuh Tempo SUN yang Dapat Diperdagangkan (FR, VR dan International Bonds*)

45.00

40.00

1-Jan-04
35.00
1-Jan-05
30.00
Triliun Rp

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

-
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 129-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

*International Bonds atau RI0014 jatuh tempo tahun 2014.

Berdasarkan grafik tersebut nampak bahwa secara umum jatuh tempo ON akan mencapai puncak pada tahun
2007 sampai 2009. Lebih jauh dapat dilihat bahwa pembiayaan atas ON yang jatuh tempo tahun 2004
dilakukan terutama dengan menerbitkan ON baru yang jatuh temponya setelah tahun 2010, yaitu ON yang jatuh
tempo tahun 2011, 2012, dan 2014. Strategi ini dilakukan oleh Pemerintah sebagai upaya untuk mewujudkan
struktur jatuh tempo yang lebih manageable dan untuk mengurangi risiko gagal bayar (default risk) terutama untuk
tahun-tahun 2007 sampai 2009, serta untuk menerbitkan ON yang menjadi acuan baru (new benchmark)
terutama untuk tahun-tahun 2011, 2012, dan 2014. Dengan menghindari penerbitan ON yang berjangka waktu
pendek (yaitu yang jatuh tempo sebelum tahun 2010), Pemerintah berupaya meningkatkan kebertahanan
kemampuan pembayaran utang (debt sustainability) pada tahun-tahun tersebut.
Struktur jatuh tempo pada Grafik 3 dan 4 tidak menyertakan ON yang tidak dapat diperdagangkan, yaitu
SU, SRBI, dan Hedge Bonds, dengan pertimbangan: (1) SU sedang dalam proses restrukturisasi dengan Bank
Indonesia, (2) SRBI jatuh tempo pada tahun 2033, dan (3) sesuai dengan terms & conditions-nya (ketentuan dan
persyaratan), Hedge Bonds dapat dilunasi dengan ON jenis lain, tidak harus dengan uang tunai.

IV. KEGIATAN TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA


Kegiatan yang terkait dengan pengelolaan SUN tahun 2004, umumnya dapat dibagi kedalam tiga
kelompok besar, yaitu: (1) penerbitan SUN baik melalui lelang maupun tanpa lelang, (2) pemenuhan kewajiban
yang meliputi pembayaran kupon, pelunasan ON jatuh tempo (debt service cost) dan pembelian kembali ON
sebelum jatuh tempo, dan (3) kegiatan lainnya terkait dengan pengelolaan SUN.
A. Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang

1. Penerbitan Melalui Lelang


a) Realisasi Penerbitan Melalui Lelang
Untuk memenuhi pembiayaan defisit APBN tahun 2004 sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 35
Tahun 2004 tentang APBN-P 2004, Pemerintah menghimpun dana melalui penerbitan Obligasi Negara
(ON) melalui lelang. Lelang ON tahun 2004 diselenggarakan melalui sistem yang dimiliki oleh Bank
Indonesia (BI) dan terbuka untuk masyarakat luas melalui peserta lelang yang telah ditunjuk. Dalam
menentukan komposisi jatuh tempo dan tingkat kupon ON yang akan dilelang serta dalam menentukan
hasil lelang, Pemerintah berprinsip pada optimalisasi portofolio SUN dengan titik berat pada minimalisasi
default/refinancing risk, pencapaian borrowing cost yang optimal, dan pemenuhan jumlah yang
diperlukan untuk pembiayaan defisit APBN.
Mengingat jumlah kebutuhan pembiayaan defisit APBN melalui penerbitan SUN yang cukup besar,
sedangkan daya serap pasar terbatas, maka pada tahun 2004 Pemerintah menempuh strategi penerbitan
yang dilakukan secara bulanan dengan tetap memperhatikan kondisi pasar. Sepanjang tahun 2004,
Pemerintah telah melaksanakan lelang ON di pasar domestik sebanyak 9 (sembilan) kali, dimana satu di
antaranya Pemerintah memutuskan tidak ada penawaran yang dimenangkan. Melalui lelang tersebut
Pemerintah menerbitkan ON dengan nilai nominal total sebesar Rp23.574.000.000.000,00 (dua puluh
tiga triliun lima ratus tujuh puluh empat miliar rupiah) dengan total penerimaan tunai sebesar
Rp23.323.495.365.400,00 (dua puluh tiga triliun tiga ratus dua puluh tiga miliar empat ratus sembilan
puluh lima juta tiga ratus enam puluh lima ribu empat ratus rupiah) yang terdiri dari penerimaan pokok
(clean price) sebesar Rp22.806.608.217.400,00 (dua puluh dua triliun delapan ratus enam miliar enam
ratus delapan juta dua ratus tujuh belas ribu empat ratus rupiah) dan penerimaan bunga berjalan/utang
bunga (accrued interest) sebesar Rp516.887.148.000,00 (lima ratus enam belas miliar delapan ratus
delapan puluh tujuh juta seratus empat puluh delapan ribu rupiah). Rincian hasil lelang ON tahun 2004
dapat dilihat pada Lampiran 3.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 130-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

b) Diskon dan Bunga Berjalan (Accrued Interest)


Penerimaan pokok (clean price) yang lebih kecil daripada nominal ON yang diterbitkan menunjukkan
adanya diskon pada saat penerbitan. Diskon timbul karena tingkat kupon ON yang dilelang lebih kecil
daripada tingkat bunga yang diharapkan oleh masyarakat, sehingga sebagai kompensasi, Pemerintah
menerima dana dalam jumlah yang lebih kecil daripada nominalnya. Dasar pertimbangan utama
Pemerintah menetapkan tingkat kupon yang lebih kecil daripada tingkat bunga yang diharapkan ialah
untuk menstimulasi perdagangan ON tersebut di pasar sekunder serta memberi ruang bagi Pemerintah
untuk melakukan reopening (penerbitan tambahan) terhadap ON dimaksud di masa mendatang. Bunga
berjalan/utang bunga (accrued interest) adalah dana yang diterima Pemerintah sebagai akibat adanya
perbedaan antara tanggal penerbitan ON hasil lelang dengan tanggal awal periode pembayaran
kuponnya. Bunga berjalan dihitung dari tanggal pembayaran kupon terakhir sampai dengan tanggal
penerbitan ON. Dana tersebut sifatnya hanya titipan, yang akan dibayarkan kembali pada saat
pembayaran kupon pertama ON dimaksud. Dengan demikian, pada saat pembayaran kupon pertama,
seluruh pemegang ON akan menerima secara penuh pembayaran kupon pertama (full first coupon
payment).
c) Struktur SUN yang Diterbitkan
Obligasi Negara yang diterbitkan melalui lelang tahun 2004 memiliki umur yang relatif panjang, dengan
jatuh tempo berkisar antara tahun 2011 sampai dengan 2014. Hal ini dipandang penting untuk
dilakukan dalam rangka mengurangi risiko gagal bayar (default risk) atas pokok yang jatuh tempo,
terutama untuk tahun-tahun 2007 sampai dengan 2009. Sebagaimana diketahui pada tahun-tahun
tersebut rata-rata pokok yang jatuh tempo berkisar kurang lebih antara Rp35 – Rp40 triliun. Jika
Pemerintah menerbitkan ON yang jatuh tempo pada tahun-tahun tersebut, maka risiko gagal bayar
Pemerintah akan meningkat.
Tingkat kupon dari ON yang diterbitkan tahun 2004 berkisar antara 10-11% (fixed rate bonds). Tingkat
kupon ini lebih rendah dibandingkan tingkat kupon ON yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya
(11-12% pada tahun 2003, dan 14,5% pada tahun 2002). Tingkat kupon yang lebih rendah ini terjadi
seiring dengan kecenderungan menurunnya tingkat bunga dan tingkat imbal hasil (yield) yang diharapkan
oleh masyarakat atas investasinya serta meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah.
d) Antusiasme Masyarakat
Secara umum masyarakat luas (terutama institusi keuangan) sangat antusias menyambut lelang ON tahun
2004. Hal itu dapat dilihat dari relatif besarnya tawaran pembelian yang masuk dibandingkan dengan
target indikatif yang ditetapkan Pemerintah pada setiap kali lelang. Dengan pengecualian pada bulan Mei
dan Juni, rata-rata jumlah penawaran yang masuk mencapai kisaran 1,8 sampai 4,3 kali target indikatif.
Hal ini menunjukkan tingginya likuiditas di pasar yang hendak ditempatkan pada ON dan juga tingginya
kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah dalam pengelolaan portofolio utangnya, yang pada
akhirnya berdampak pada penurunan biaya utang (cost of borrowings). Pada lelang ON bulan Mei,
Pemerintah memutuskan tidak ada penawaran yang dimenangkan dengan pertimbangan harga
penawaran yang masuk tidak sesuai dengan patokan harga yang dianggap layak oleh Pemerintah.
Sementara pada bulan Juni, Pemerintah memutuskan untuk tidak mengadakan lelang ON dengan
pertimbangan ketidakpastian kondisi pasar akibat beberapa peristiwa (events) ekonomi dan politik baik
dalam maupun luar negeri, yaitu antara lain berkaitan dengan penetapan tingkat suku bunga Bank
Sentral Amerika/Federal Reserve (Fed Fund Rate) dan pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
RI.
2. Penerbitan Tanpa Melalui Lelang
a) Penerbitan International Bonds
Pada tanggal 10 Maret 2004, Pemerintah menerbitkan ON berdenominasi USD (RI0014), dengan
nominal penerbitan sebesar USD1.000.000.000,00. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 10 Maret

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 131-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

2014 dengan tingkat kupon 6,75% setahun (fixed rate). RI0014 diterbitkan melalui proses bookbuilding,
dengan menggunakan jasa penjamin emisi/underwriter beberapa institusi keuangan terkemuka, yaitu:
Deutsche Bank Securities dan JPMorgan sebagai Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers serta
Bahana Securities, Citigroup, HSBC, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Co-Managers. Pemilihan institusi
keuangan di atas telah melalui proses seleksi oleh tim yang dibentuk oleh Menteri Keuangan. Obligasi
Internasional RI0014 dicatatkan (listing) di Luxembourg Stock Exchange, dan diterbitkan dengan format
144A/Reg S. Bertindak sebagai fiscal, paying agent & trustee ialah Bank of New York (BONY).
Sedangkan bertindak sebagai kustodian ialah The Depository Trust Company (DTC).
Harga yang diperoleh Pemerintah dari penerbitan RI0014 ini adalah sebesar 99,285%, yang
mencerminkan adanya diskon sebesar 0,715% dari nominal penerbitan. Biaya penerbitan yang dikenakan
oleh underwriter adalah sebesar USD2.087.130,00 (18 basis points dari nilai penerbitan ditambah Out of
Pocket Expenses USD300.000) dan dipotong langsung dari penerimaan dana hasil penerbitan. Dengan
demikian, jumlah dana hasil penerbitan RI0014 adalah sebesar USD990.762.870,00. Namun demikian
dalam pencatatannya, penerimaan dari penerbitan RI0014 dicatat secara net setelah diskon yaitu sebesar
USD992.850.000,00. Sedangkan biaya underwriter sebesar USD2.087.130,00 dibebankan pada
belanja negara. Realisasi penerbitan setelah dipotong discount tersebut dicatat di APBN dalam Rupiah
sebesar Rp8.961.109.911.780,00 (dengan kurs konversi Rp9.025,00/USD untuk dana sebesar
USD990.762.870,00 dan Rp9.331,00/USD untuk dana sebesar USD2.087.130). Dalam penerbitan
RI0014 tidak ada penerimaan utang bunga/bunga berjalan (accrued interest), mengingat tanggal
penerbitan RI0014 bersamaan dengan tanggal awal periode pembayaran kuponnya.
b) Penerbitan Obligasi Negara Pengganti Hedge Bonds Jatuh Tempo
Selain dengan cara lelang Pemerintah juga menerbitkan ON dengan cara tanpa lelang melalui proses
private placement. Dalam hal ini Pemerintah menerbitkan ON baru sebagai pengganti hedge bonds (HB)
yang jatuh tempo. Sepanjang tahun 2004, pelunasan HB jatuh tempo dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2: Pelunasan Hedge Bonds Jatuh Tempo


Keterangan Jumlah
Nominal HB jatuh tempo tahun 2004 Rp12.353.600.000.000,00
Nilai jatuh tempo setelah disesuaikan dengan Rp11.687.997.845.469,00
perubahan kurs Rp/USD
Dilunasi dengan:
- Penerbitan ON baru Rp11.687.989.000.000,00
- Pembayaran tunai Rp8.845.469,00
Total Rp11.687.997.845.469,00

Nilai jatuh tempo HB yang lebih kecil daripada nilai nominalnya adalah sebagai akibat dari nilai tukar
Rupiah terhadap USD pada saat HB jatuh tempo lebih kuat dibandingkan saat HB diterbitkan. Penerbitan
ON baru sebagai pengganti HB jatuh tempo sebesar Rp11.687.989.000.000,00 terdiri dari penerbitan
ON jenis variable rate (VR) sebesar Rp10.915.511.000.000,00 dan ON jenis HB (baru) sebesar
Rp772.478.000.000,00. Obligasi negara jenis VR dipilih untuk menggantikan sebagian besar HB yang
jatuh tempo terutama disebabkan oleh lebih rendahnya biaya kupon VR (SBI 3 bulan) yang harus
ditanggung Pemerintah daripada jika diganti dengan ON jenis fixed rate. Selain itu mengingat ON jenis
FR yang telah ada dan memiliki tenor terpanjang jatuh tempo pada tahun 2014 sedangkan ON jenis VR
tahun 2020, maka untuk mengurangi default risk, opsi penerbitan ON jenis VR dianggap lebih baik.
Dalam realisasinya ON jenis VR yang diterbitkan untuk mengganti HB jatuh tempo tahun 2004 memiliki
jatuh tempo antara tahun 2018 – 2020. Atas penerbitan ON jenis VR tersebut, Pemerintah mencatat
penerimaan bunga berjalan/utang bunga (accrued interest) sebesar Rp42.177.239.913,00.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 132-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

3. Total Realisasi Tunai Penerbitan Surat Utang Negara Melalui Lelang dan atau Tanpa Lelang
Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa total realisasi tunai penerbitan SUN tahun 2004
melalui lelang dan atau tanpa lelang ialah sebesar Rp32.326.782.517.093,00 (tiga puluh dua triliun tiga
ratus dua puluh enam miliar tujuh ratus delapan puluh dua juta lima ratus tujuh belas ribu sembilan puluh
tiga rupiah), yang terdiri dari penerimaan pokok (clean price) sebesar Rp31.767.718.129.180,00 (tiga
puluh satu triliun tujuh ratus enam puluh tujuh miliar tujuh ratus delapan belas juta seratus dua puluh
sembilan ribu seratus delapan puluh rupiah), dan penerimaan utang bunga/bunga berjalan (accrued
interest) sebesar Rp559.064.387.913,00 (lima ratus lima puluh sembilan miliar enam puluh empat juta
tiga ratus delapan puluh tujuh ribu sembilan ratus tiga belas rupiah). Adapun perincian penerimaan tunai
penerbitan SUN tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3: Penerimaan Tunai Penerbitan SUN


Penerimaan Pokok Bunga Berjalan (Accrued Total
Interest)
Lelang Rp22.806.608.217.400,00 Rp516.887.148.000,00 Rp23.323.495.365.400,00
Tanpa Lelang Rp8.961.109.911.780,00 Rp42.177.239.913,00 Rp 9.003.287.151.693,00
(RI0014) (VR pengganti HB)
Total Rp31.767.718.129.180,00 Rp 559.064.387.913,00 Rp32.326.782.517.093,00

Secara lebih mendetail, penerimaan tunai penerbitan SUN dapat dilihat pada Lampiran 4.
B. Pemenuhan Kewajiban (Debt Service Cost) dan Pembelian Kembali

Pemenuhan kewajiban terkait dengan Surat Utang Negara meliputi: (a) pembayaran bunga, utang bunga dan
biaya penerbitan, dan (b) pembayaran pokok (termasuk pembelian kembali).
1. Pembayaran Bunga, Utang Bunga dan Biaya Penerbitan
a) Bunga ON Berdenominasi Rupiah
Sepanjang tahun 2004, Pemerintah telah menyelesaikan seluruh kewajiban pembayaran bunga ON
berdenominasi Rupiah sebesar Rp39.553.587.093.462,00 (tiga puluh sembilan triliun lima ratus lima
puluh tiga miliar lima ratus delapan puluh tujuh juta sembilan puluh tiga ribu empat ratus enam puluh
dua rupiah), dengan perincian sebagai berikut:
• Bunga ON jenis fixed rate (FR) Rp21.839.326.446.136,00
• Bunga ON jenis variable rate (VR) Rp17.254.721.821.006,00
• Bunga ON jenis hedge bonds (HB) Rp315.002.732.026,00
• Bunga ON SRBI Rp144.536.094.294,00
Total Rp39.553.587.093.462,00
Pembayaran bunga SUN lima tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 5 di bawah ini.

Grafik 5: Pembayaran Bunga Surat Utang Negara 2000 – 2004

70,000.00

60,000.00

50,000.00
Miliar Rp

40,000.00

30,000.00

20,000.00

10,000.00

-
2000 2001 2002 2003 2004
Bunga 31,237.85 58,196.98 62,260.58 46,355.95 39,553.58
Tahun

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 133-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Walaupun jumlah bunga yang harus dibayarkan masih relatif tinggi, namun apabila dibandingkan
dengan tahun anggaran sebelumnya, jumlah tersebut telah menunjukkan kecenderungan menurun. Hal
ini dapat dilihat pada grafik pembayaran bunga SUN lima tahun terakhir di atas.

b) Bunga dan Biaya Penerbitan ON Berdenominasi USD (RI0014)


RI0014 yang diterbitkan pada tanggal 10 Maret 2004 memiliki jadwal pembayaran kupon setiap tanggal
10 Maret dan 10 September setiap tahunnya. Untuk tahun 2004, telah dilakukan pembayaran kupon
pertama RI0014 pada tanggal 10 September 2004 sebesar USD33.750.000,00 (tiga puluh tiga juta
tujuh ratus lima puluh ribu dollar amerika). Biaya penerbitan yang timbul pada saat penerbitan RI0014
juga telah dibayar, dan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4: Biaya Penerbitan RI0014


No Jenis Jumlah (USD) Keterangan
1 Underwriting’s Fee 1.787.130,00 Dipotong langsung dari hasil
2 Underwriter’s OPE (Out of Pocket Expenses) 300.000,00 penerbitan RI0014
3 Pajak atas Underwriting’s Fee 446.782,50 Disetor kembali ke kas negara
sbg. penerimaan pajak.
4 Local Legal Counsel Fee 17.500,00
5 Rating Fee 30.000,00
Total 2.581.412,50

c) Pembayaran Utang Bunga


Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, utang bunga yang diterima pada saat
penerbitan ON (baik melalui lelang atau tanpa lelang) merupakan dana titipan yang sifatnya sementara,
dan akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama ON yang diterbitkan dimaksud.
Utang bunga yang diterima akan dibayarkan kembali pada saat pembayaran kupon pertama bersamaan
dengan pembayaran bunga yang memang menjadi beban Pemerintah. Dari total penerimaan utang
bunga tahun 2004 sebesar Rp559.064.387.913,00, Pemerintah telah membayar kembali utang bunga
tersebut pada tahun yang sama, sebesar Rp510.958.199.745,00 (lima ratus sepuluh miliar sembilan
ratus lima puluh delapan juta seratus sembilan puluh sembilan ribu tujuh ratus empat puluh lima rupiah).
Sedangkan sisanya sebesar Rp48.106.188.168,00 akan dibayarkan pada tahun 2005. Sisa yang akan
dibayarkan pada tahun 2005 terutama akibat adanya penerbitan ON pada kuartal keempat tahun 2004,
sehingga pembayaran kupon pertamanya jatuh pada tahun 2005. Realisasi pembayaran bunga dan
utang bunga ON berdenominasi Rupiah dapat dilihat pada Lampiran 5.

2. Pembayaran/Pelunasan Pokok
Pada tahun 2004, Pemerintah telah melakukan pembayaran/pelunasan ON dengan total nominal
sebesar Rp38.021.152.000.000,00. Pembayaran pokok tersebut dilakukan dengan pembayaran tunai
sebesar Rp24.945.470.845.469,00, menerbitkan ON baru sebesar Rp11.687.989.000.000,00, dengan
perincian pada Tabel 5 di bawah ini.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 134-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Tabel 5: Pembayaran/Pelunasan Pokok Obligasi Negara


Jumlah dalam Rupiah Dilunasi dengan:
Nominal dilunasi/
Jenis Tunai ON baru (Nominal) Lainnya*
dibayar
Pelunasan ON Jatuh
Tempo:
Fixed Rate &
1 23,075,492,000,000.00 23,075,492,000,000.00
Variable Rate
2 Hedge Bonds 12,353,600,000,000.00 8,845,469.00 11,687,989,000,000.00
Total 35,429,092,000,000.00 23,075,500,845,469.00 11,687,989,000,000.00
Pembayaran ON
Sebelum Jatuh Tempo:
Melalui program
1 1,962,000,000,000.00 1,869,970,000,000.00
buyback
Melalui program
2 630,060,000,000.00 630,060,000,000.00
divestasi BPD
Total 2,592,060,000,000.00 1,869,970,000,000.00 - 630,060,000,000.00
Grand Total 38,021,152,000,000.00 24,945,470,845,469.00 11,687,989,000,000.00 630,060,000,000.00

(*lihat keterangan pada Divestasi BPD di bawah)


a) Buyback Program
Pada tanggal 25 Maret 2004, Pemerintah melakukan pembelian kembali ON melalui lelang. Prioritas
seri-seri ON yang dibeli kembali ialah yang jatuh tempo antara tahun 2004 sampai 2010. Tujuan
dilakukannya program buyback (pembelian kembali sebelum jatuh tempo) ialah: (1) memperpanjang
rata-rata jatuh tempo portofolio ON (sehingga mengurangi default risk terutama antara tahun 2004 -
2009), (2) mengurangi volatilitas harga ON di pasar, dan (3) meningkatkan kepercayaan pasar terhadap
kemampuan Pemerintah mengelola portofolio ON. Dari total penawaran sebesar
Rp7.406.000.000.000,00, Pemerintah memutuskan untuk membeli beberapa seri Obligasi Negara
dengan total nilai nominal sebesar Rp1.962.000.000.000,00, dengan pertimbangan harga yang paling
menguntungkan sesuai dengan kisaran harga referensi yang dimiliki Pemerintah. Uang tunai yang
dibayarkan oleh Pemerintah untuk pembelian kembali ON tersebut adalah sebesar
Rp1.897.355.551.000,00, yang terdiri dari pembayaran pokok sebesar Rp1.869.970.000.000,00 dan
pembayaran bunga sebesar Rp27.385.551.000,00. Adapun seri ON yang dibeli kembali terdiri dari 1
seri FR dan 4 seri VR yang jatuh tempo 2007 sampai 2009. Rincian hasil pembelian kembali ON tersebut
dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6: Hasil Pembelian Kembali (Buyback) Obligasi Negara


Jumlah Pembayaran (dalam Rp)
Harga
Seri Jatuh Tempo per Unit Nominal Obligasi (Rp) Pembayaran Pokok Accrued Interest Total
FR0005 15-Jul-07 107.50 5,000,000,000.00 5,375,000,000.00 126,200,000.00 5,501,200,000.00
5,000,000,000.00 5,375,000,000.00 126,200,000.00 5,501,200,000.00

VR0013 25-Jan-08 96.00 50,000,000,000.00 48,000,000,000.00 727,350,000.00 48,727,350,000.00


96.00 115,000,000,000.00 110,400,000,000.00 1,672,905,000.00 112,072,905,000.00
96.25 50,000,000,000.00 48,125,000,000.00 727,350,000.00 48,852,350,000.00
96.50 150,000,000,000.00 144,750,000,000.00 2,182,050,000.00 146,932,050,000.00
365,000,000,000.00 351,275,000,000.00 5,309,655,000.00 356,584,655,000.00

VR0014 25-Agust-08 96.00 6,000,000,000.00 5,760,000,000.00 43,626,000.00 5,803,626,000.00


6,000,000,000.00 5,760,000,000.00 43,626,000.00 5,803,626,000.00

VR0015 25-Des-08 96.00 86,000,000,000.00 82,560,000,000.00 85,570,000.00 82,645,570,000.00


86,000,000,000.00 82,560,000,000.00 85,570,000.00 82,645,570,000.00

VR0016 25-Jul-09 95.00 1,500,000,000,000.00 1,425,000,000,000.00 21,820,500,000.00 1,446,820,500,000.00


1,500,000,000,000.00 1,425,000,000,000.00 21,820,500,000.00 1,446,820,500,000.00

GRAND TOTAL 1,962,000,000,000.00 1,869,970,000,000.00 27,385,551,000.00 1,897,355,551,000.00

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 135-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

b) Divestasi BPD
Pelunasan ON melalui program divestasi BPD adalah mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 543/KMK.06/2003 tanggal 18 desember 2003 tentang Divestasi Saham Negara dalam Rangka
Penyertaan Modal Negara dan Pelunasan Obligasi Negara pada Bank Pembangunan Daerah Peserta
Program Rekapitalisasi. Sebagai akibat dari rekapitalisasi BPD, Pemerintah memiliki saham pada BPD.
Seiring dengan perbaikan kondisi keuangan BPD peserta program rekapitalisasi, BPD yang diwakili oleh
pemegang saham pengendali dan Pemerintah sepakat untuk melakukan divestasi penyertaan modal
negara pada BPD dimaksud. Divestasi tersebut dilakukan melalui proses penyetoran dana oleh pemegang
saham pengendali BPD ke rekening Pemerintah (Rekening 502.000.001). Dana tersebut digunakan oleh
Pemerintah untuk membeli kembali ON yang telah ditempatkan pada BPD saat rekapitalisasi perbankan.
Sepanjang tahun 2004, telah dilakukan divestasi terhadap 7 (tujuh) BPD, yaitu: BPD Lampung, Jateng,
Sulut, NTT, Bengkulu, Kalbar dan Sumut (divestasi sebagian). Dari BPD-BPD tersebut Pemerintah
memperoleh dana divestasi sebesar Rp721.197.564.507,87 yang disetor ke rekening 502.000.001.
Selanjutnya Pemerintah membeli kembali ON dari BPD dimaksud sebesar nominal
Rp630.060.000.000,00 dengan pembayaran tunai dalam jumlah yang sama. Adapun sisa dana sebesar
Rp91.137.564.507,87, yang merupakan premi divestasi, disetorkan ke kas negara sebagai penerimaan
non-RDI sisa dana cash bond swap dalam Rupiah. Sebelumnya, yaitu pada tahun 2003, telah dilakukan
divestasi terhadap 3 BPD yaitu BPD DKI Jaya, Jatim, dan NTB. Dengan demikian, dari 12 BPD yang
direkapitalisasi, hingga akhir tahun 2004 telah dilakukan divestasi penuh terhadap 9 BPD dan divestasi
sebagian terhadap 1 BPD (yaitu BPD Sumut). Sisa BPD yang belum didivestasi penuh ialah: BPD Aceh,
Maluku, dan Sumut.
C. Kegiatan Lainnya Terkait dengan Pengelolaan Surat Utang Negara

Kegiatan lain yang terkait dengan pengelolaan SUN meliputi: (a) restrukturisasi Surat Utang dengan Bank
Indonesia, (b) pengembangan pasar SUN, dan (c) memantau rekening terkait dengan pengelolaan SUN.
1. Restrukturisasi Surat Utang (SU) dengan Bank Indonesia
Dalam rangka program penjaminan perbankan, pada tahun 1998 dan 1999 Pemerintah menerbitkan SU
kepada Bank Indonesia, yaitu seri-seri SU-001, SU-002, SU-003 dan SU-004 dengan total nominal
sebesar Rp218.315.594.294.530,00. Sebagai bagian dari penyelesaian Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia (BLBI), pada tanggal 7 Agustus 2003 seri-seri SU-001 dan SU-003 dengan total nilai nominal
Rp144.536.094.294.530,00 diganti dengan seri baru yaitu seri SRBI-01/MK/2003 (SRBI) dengan jumlah
nominal yang sama. Sementara untuk seri-seri SU yang lain yaitu SU-002 dan SU-004, saat ini tengah
diupayakan proses restrukturisasi terhadap ketentuan dan persyaratannya. Saldo utang Pemerintah
kepada Bank Indonesia, per posisi 1 Januari 2005 adalah sebagai berikut (dalam Rupiah):

Tabel 7: Saldo Utang Pemerintah Kepada Bank Indonesia per 1 Januari 2005
Jenis Pokok Indeksasi Pokok* Pokok Stlh. Diindeks

Pokok Surat Utang dan SRBI:


SU-002 20.000.000.000.000,0 11.231.072.464.568,9 31.231.072.464.568,9
SU-004 53.779.500.000.000,0 26.701.607.763.086,1 80.481.107.763.086,2
SRBI-01 144.536.094.294.530,0 0 144.536.094.294.530,0
SU-005 1.361.334.000.000,0 0 1.361.334.000.000,0
Total Pokok Surat Utang dan SRBI 257.609.608.522.185,1
Utang Tunggakan Bunga SU-002 dan SU-004:*
Tunggakan bunga 3.478.699.122.292,0
SU-002
Tunggakan bunga 9.684.728.505.886,0
SU-004
Utang Tunggakan Bunga SU-002 dan SU-004: 13.163.427.628.178,0
Saldo Utang Pemerintah kepada Bank Indonesia 270.773.036.150.363,1

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 136-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

*Utang tunggakan bunga dan indeksasi pokok atas SU-002 dan SU-004 ini merupakan perhitungan
internal Pemerintah, dan masih akan diverifikasi lebih lanjut dengan pihak BI.

Pada awal terbitnya SU-002 (23 Oktober 1998) dan SU-004 (28 Mei 1999), nominal penerbitannya
masing-masing sebesar Rp20 triliun dan Rp53,78 triliun. Mengingat SU-002 dan SU-004 diindeks
terhadap inflasi, maka nilai utang Pemerintah atas SU-002 dan SU-004 per posisi 1 Januari 2005
meningkat menjadi masing-masing sebesar Rp31,23 triliun (naik 56%) dan Rp80,48 triliun (naik 50%).
Dengan memperhatikan perkembangan tersebut, sasaran utama restrukturisasi yang tengah diupayakan
Pemerintah ialah menghilangkan indeksasi dan memperpanjang jatuh tempo, dengan memperhatikan
kondisi keuangan Pemerintah dan juga Bank Indonesia. Selain itu, Pemerintah juga memiliki utang berupa
tunggakan bunga atas SU-002 dan SU-004 sebesar Rp13,16 triliun. Tunggakan bunga ini juga menjadi
bagian dalam proses restrukturisasi surat utang Pemerintah kepada BI. Jumlah utang Pemerintah berupa
Pokok SU dan SRBI Setelah Indeksasi dan Tunggakan Bunga SU-002 dan SU-004 sebagaimana
disebutkan di atas, merupakan perhitungan internal Pemerintah dan masih akan diverifikasi lebih lanjut
bersama dengan Bank Indonesia.

2. Pengembangan Pasar SUN


Sebagaimana diketahui, ON seri FR, VR dan International Bonds dapat diperdagangkan di pasar
sekunder sebagai instrumen keuangan. Perdagangan ON di pasar sekunder memberikan manfaat baik
bagi Pemerintah maupun masyarakat. Bagi Pemerintah, perdagangan ON yang semakin likuid
mendorong semakin rendahnya biaya pinjaman yang harus ditanggung Pemerintah pada penerbitan ON
di masa mendatang. Bagi masyarakat, khususnya institusi keuangan, ON dapat menjadi alternatif
investasi yang relatif bebas risiko gagal bayar (karena pembayaran bunga dan pokoknya dijamin oleh
Undang-Undang), dan juga dapat menjadi acuan (benchmark) bagi penilaian instrumen investasi lainnya.
Perdagangan ON pada tahun 2004 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Untuk tahun 2004, rata-rata perdagangan harian ON di pasar sekunder naik sebesar 53%
dari tahun 2003, yaitu dari Rp1,39 triliun per hari pada tahun 2003, menjadi Rp2,14 triliun per hari pada
tahun 2004. Perkembangan rata-rata perdagangan harian ON dapat dilihat pada Tabel 8, sementara
rata-rata perdagangan harian ON di pasar sekunder selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik
6.

Tabel 8: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara


Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara Tahun 2000 - 2004
2000 2001 2002 2003 2004
Obligasi Negara
Volume (Milliar Rp) 126 268 522 1.395 2.140
Frekuensi 1 5 16 51 113

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 137-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

Grafik 6: Rata-rata Perdagangan Harian Obligasi Negara di Pasar Sekunder Januari 2003 – Desember 2004

(miliar rupiah) (frekuensi)


3,500 175

3,000 Volume 150

Frekuensi
2,500 125

2,000 100

1,500 75

1,000 50

500 25

0 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2003 2004

Upaya pengembangan pasar sekunder SUN yang dilakukan Pemerintah meliputi:


• menerbitkan ON secara periodik setiap bulan, untuk menjamin kepastian kepada investor,
• menerbitkan ON yang menjadi acuan baru (new benchmark), dengan terms and conditions yang
sesuai dengan kebutuhan investor dan tidak bertentangan dengan kebijakan Pemerintah,
• menyelenggarakan pertemuan secara periodik dengan pelaku pasar termasuk dana pensiun,
reksadana, perusahaan asuransi, dan perbankan, untuk mengevaluasi dan memahami ekspektasi
pasar terhadap SUN, serta memperluas basis investor,
• mengembangkan pasar repo (repurchase agreement),
• Melakukan pengkajian pengembangan obligasi retail,
• mengembangkan kerjasama dengan institusi lain seperti WorldBank, Nomura Research Institute, dll.,
• mengembangkan kerangka hukum yang transparan dan efisien, dengan menerbitkan peraturan-
peraturan operasional yang menunjang pelaksanaan UU Nomor 24 tahun 2002 tentang SUN.
3. Memantau Rekening Terkait dengan Pengelolaan SUN
Dalam pengelolaan SUN, Pemerintah membuka dua rekening di Bank Indonesia, yaitu rekening
500.000.003 untuk menampung dana setoran hasil lelang SUN, dan rekening 502.000.001 untuk
menampung dana pemenuhan kewajiban yang terkait dengan pengelolaan SUN (debt service cost).
Kedua rekening tersebut pada hakekatnya hanyalah rekening antara sebelum dana masuk ke rekening
Bendahara Umum Negara (untuk hasil penerbitan) dan sebelum dana dibayarkan kepada investor SUN
(untuk pemenuhan kewajiban). Rekening 500.000.003 sebagai rekening sementara penampung setoran
hasil lelang SUN diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh dana hasil penerbitan SUN telah sesuai
dengan keputusan hasil lelang yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Setelah sesuai, dana pada
rekening tersebut segera disetorkan ke rekening Bendahara Umum Negara sebagai realisasi pembiayaan
yang berasal dari penerbitan SUN. Sedangkan rekening 502.000.001 sebagai rekening sementara
penampung dana pemenuhan kewajiban juga diperlukan untuk hal yang sama, yaitu memastikan bahwa
telah tersedia dana yang cukup untuk pemenuhan kewajiban sebelum dibayarkan kepada investor SUN.
Pemerintah selalu melakukan pemantauan terhadap kedua rekening tersebut. Khusus untuk rekening
502.000.001, pada masa lampau rekening ini juga digunakan untuk menampung dana setoran BPPN
sebagai pengganti asset bonds swap, dan juga setoran BPD dalam rangka program divestasi saham
negara di BPD. Pada akhir tahun 2004, seluruh dana pada rekening tersebut sebesar
Rp2.976.680.502.166,12 telah disetorkan ke rekening Bendahara Umum Negara, dan dilaporkan

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 138-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

sebagai penerimaan non-RDI sisa dana cash bond swap dalam Rupiah, sebagaimana diamanatkan
dalam UU APBN-P 2004.

V. ANGGARAN DAN REALISASI ANGGARAN


A. Anggaran Pengeluaran

Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2004 tentang APBN-P 2004, pagu untuk pembayaran pokok SUN
(termasuk buyback) ditetapkan sebesar Rp24.075.500.000.000,00, dan pagu untuk pembayaran bunga SUN
ditetapkan sebesar Rp39.814.600.000.000,00. Adapun realisasi penggunaan dana yang disediakan dalam APBN
tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9: Realisasi APBN Untuk Pos Pembayaran Pokok dan Bunga SUN

Pos Pagu Anggaran Realisasi Selisih Penghematan (%)


Pembayaran pokok SUN 24,075,500,000,000.00 25,456,429,045,214.00 (1,380,929,045,214.00) -5.74%
Pokok jatuh tempo 23,075,500,000,000.00 23,075,500,845,469.00 (845,469.00) 0.00%
Pokok dibeli kembali
1,000,000,000,000.00 1,869,970,000,000.00 (869,970,000,000.00) -87.00%
(sebelum jatuh tempo)
Pembayaran utang bunga - 510,958,199,745.00 (510,958,199,745.00) n.a.

Pembayaran bunga SUN 39,814,600,000,000.00 39,553,587,093,462.00 261,012,906,538.00 0.66%

1. Pembayaran Pokok SUN


Realisasi pembayaran pokok SUN meningkat 5,74% dari pagu anggaran yang telah ditetapkan, atau
melebihi anggaran sebesar Rp1.380.929.045.214,00 (satu triliun tiga ratus delapan puluh miliar
sembilan ratus dua puluh sembilan juta empat puluh lima ribu dua ratus empat belas rupiah). Kelebihan
atas pagu anggaran ini terutama diakibatkan oleh:
a) Kelebihan atas pembayaran pokok jatuh tempo sebesar Rp845.469,00.
Kelebihan atas pembayaran pokok jatuh tempo sebesar Rp845.469,00 terjadi karena tidak sesuainya
perkiraan kurs Rupiah terhadap USD pada APBN-P 2004 dengan realisasi, terutama pada akhir
tahun 2004. Kelebihan pembayaran pokok tersebut diatribusikan pada pembayaran sisa pokok
hedge bonds yang jatuh tempo, dimana pada saat jatuh tempo, nominalnya akan disesuaikan
terlebih dulu dengan perubahan kurs Rupiah terhadap USD. Disebut sisa pokok karena sebagian
besar hedge bonds jatuh tempo dibayar dengan menerbitkan SUN baru (lihat Pembayaran Tunai
Hedge Bonds pada Tabel 2).
b) Kelebihan atas pembayaran pokok obligasi dibeli kembali (buyback program) sebesar
Rp869.970.000.000,00.
Pada tanggal 25 Maret 2004 Pemerintah memutuskan untuk membeli kembali ON dengan nominal
sebesar Rp1.962.000.000.000,00, dengan pembayaran tunai atas pokok sebesar
Rp1.869.970.000.000,00. Pembayaran tersebut Rp1 triliun diantaranya dibiayai dengan pagu dari
APBN, selebihnya sebesar Rp869,97 miliar dibiayai dengan dana setoran hasil penjualan asset yang
dikelola BPPN, yang disimpan di rekening 502.000.001.
Dalam rangka tertib administrasi APBN, penerimaan dana setoran hasil penjualan asset yang dikelola
BPPN sebesar Rp869,97 miliar dicatat di APBN 2004 sebagai Pendapatan Anggaran Lainnya.
Sementara di sisi lain, penggunaan dana tersebut untuk kegiatan pembelian kembali ON dicatat
pada pos pembayaran pokok SUN (pembelian kembali) dalam jumlah yang sama. Keuntungan
jangka panjang yang diperoleh dari dibelinya kembali ON adalah Pemerintah dapat memperoleh
ON pada harga yang baik karena sebagian besar dibeli dengan harga discount, dan Pemerintah
tidak lagi perlu melakukan pembayaran bunga di masa mendatang atas ON yang dibeli kembali,
yang pada akhirnya dapat mengurangi beban Pemerintah di masa mendatang.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 139-


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2004

c) Belum dianggarkannya pembayaran utang bunga untuk tahun 2004, sebesar


Rp510.958.199.745,00.
Hal ini disebabkan oleh belum diputuskannya perlakuan terhadap utang bunga pada saat
penyusunan APBN-P 2004. Sebagaimana diketahui, utang bunga yang timbul saat penerbitan ON
diterima oleh Pemerintah sebagai dana titipan, yang akan dibayarkan kembali pada saat
pembayaran kupon pertama ON yang diterbitkan dimaksud, bersamaan dengan pembayaran bunga
yang memang merupakan kewajiban Pemerintah. Praktik pada tahun sebelumnya terhadap
pengeluaran utang bunga ialah dengan mencatatnya secara off-budget. Artinya, pada saat
Pemerintah menerima utang bunga, Pemerintah menampungnya di rekening antara (rekening
502.000.001) dan pada saat pembayaran Pemerintah mendebit rekening tersebut bersamaan
dengan pembayaran bunga yang benar-benar menjadi kewajiban Pemerintah yang dibiayai melalui
APBN. Untuk tahun 2004 diputuskan bahwa dana-dana tersebut harus dicatat secara on-budget
melalui APBN, baik pada saat diterima maupun pada saat dikeluarkan.
2. Pembayaran Bunga SUN
Dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp39.814.600.000.000,00, realisasi pembayaran bunga SUN
mencapai Rp39.553.587.093.462,00 (tiga puluh sembilan triliun lima ratus lima puluh tiga miliar lima
ratus delapan puluh tujuh juta sembilan puluh tiga ribu empat ratus enam puluh dua rupiah), atau
terdapat selisih penghematan sebesar Rp261.012.906.538,00 (dua ratus enam puluh satu miliar dua
belas juta sembilan ratus enam ribu lima ratus tiga puluh delapan rupiah). Penghematan ini terjadi karena
kombinasi beberapa faktor yaitu adanya trend penurunan tingkat bunga SBI dan juga program pembelian
kembali.
B. Anggaran Penerimaan Pembiayaan

Berdasarkan APBN-P 2004, pagu untuk penerimaan pembiayaan SUN ditetapkan sebesar
Rp32.300.800.000.000,00. Realisasi penerimaan penerbitan SUN untuk tahun 2004 mencapai
Rp32.326.782.517.093,00 (tiga puluh dua triliun tiga ratus dua puluh enam miliar tujuh ratus delapan puluh dua
juta lima ratus tujuh belas ribu sembilan puluh tiga rupiah), yang terdiri dari:
• Penerimaan pokok penerbitan ON Rupiah Rp22.806.608.217.400,00
• Penerimaan utang bunga ON Rupiah Rp559.064.387.913,00
• Penerimaan pokok penerbitan ON valas Rp8.961.109.911.780,00
Total Realisasi Tunai Rp32.326.782.517.093,00
Dengan demikian terdapat selisih positif realisasi penerbitan tunai SUN dibandingkan dengan yang dianggarkan
sebesar Rp25.982.517.093,00 (dua puluh lima miliar sembilan ratus delapan puluh dua juta lima ratus tujuh
belas ribu sembilan puluh tiga rupiah).

VI. PENUTUP
Demikianlah laporan pertanggungjawaban pengelolaan SUN ini dibuat dalam rangka pemenuhan
amanat sebagaimana dituangkan pada pasal 16 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang
Negara, dan dilampirkan sebagai bagian dari pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Besar harapan
Pemerintah agar masyarakat juga dapat mengetahui secara jelas dan transparan informasi terkait dengan
pengelolaan Surat Utang Negara, sesuai komitmen Pemerintah untuk mengelola sektor keuangan yang
transparan, profesional dan bertanggung jawab.

Lampiran Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan SUN Tahun 2004 - 140-

Anda mungkin juga menyukai