XII IPA 7
TAHUN 2018-2019
A. Judul : PRAKTIKUM ENZIM KATALASE
B. Tujuan : Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase dan hasil
penguraiannya.
C. Hipotesa
Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki ciri – ciri
yang sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat keasaman
lingkungannya.
D. Variabel
Variabel Bebas
Suhu
Variabel Terikat
Variabel Kontrol
E. Dasar Teori
Enzim adalah molekul komples berbasis protein yang dihasilkan oleh sel-sel. Enzim ikut
terlibat dalam berbagai reaksi biokimia. Tiap-tiap enzim yang terdapat dalam tubuh kita dapat
mempengaruhi reaksi kimia tertentu.
Enzim berperan sebagai katalis organik, enzim mempercepat kecepatan reaksi yang terjadi. Jika
tidak ada enzim, reaksi kimia akan menjadi sangat lambat. Berbagai reaksi juga mungkin tidak
akan terjadi jika tidak terdapat enzim yang tepat di dalam tubuh. Enzim dapat meningkatkan
kecepatan reaksi kimia berkali-kali lipat. Studi telah menemukan bahwa enzim dapat
mempercepat reaksi kimia sampai 10 milyar kali lebih cepat. Zat kimia yang hadir pada awal
proses biokimia disebut sebagai substrat, yang mengalami perubahan kimia membentuk produk
akhir.
Konsentrasi substrat atau enzim dapat berdampak pada aktivitas enzim. Selain itu, kondisi
lingkungan seperti suhu, pH, kehadiran inhibitor, dll turut mempengaruhi aktivitas enzim.
Dibawah ini dibahas lebih lanjut mengenai masing-masing faktor yang mempengaruhi aktivitas
enzim:
· Suhu
Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan biak. Laju reaksi
biokimia meningkat seiring kenaikan suhu. Hal ini karena panas meningkatkan energi kinetik
dari molekul sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-molekul meningkat.
Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat sedikit
kontak antara substrat dan enzim.
Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu yang sangat
tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun. Enzim yang
terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Dalam tubuh manusia, suhu optimum di
mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada pada kisaran 35°C sampai 40°C. Ada juga
beberapa enzim yang dapat bekerja lebih baik pada suhu yang lebih rendah daripada ini.
· Nilai pH
Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat keasaman sekitarnya. Ini
karena muatan komponen asam amino enzim berubah bersama dengan perubahan nilai pH.
Secara umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan 8. Tapi,
ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di lingkungan asam atau basa.
Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya tergantung pada sistem biologis
tempat enzim tersebut bekerja. Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka
struktur dasar enzim dapat mengalami perubahan. Sehingga sisi aktif enzim tidak dapat mengikat
substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim menjadi sangat terpengaruhi. Bahkan enzim
dapat sampai benar-benar berhenti berfungsi.
· Konsentrasi Substrat
Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah molekul
substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah berarti
lebih sedikit jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan
berkurangnya aktivitas enzim.
Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan enzim sudah dalam kondisi paling
aktif, peningkatan konsentrasi substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam aktivitas enzim.
Dalam kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus terdapat substrat, sehingga tidak ada
tempat untuk substrat ekstra.
· Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan semakin cepat pula.
Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, tentunya selama masih ada
substrat yang perlu diubah menjadi produk.
Aktivator merupakan molekul yang membantu enzim agar mudah berikatan dengan substrat.
Inhibitor adalah substansi yang memiliki kecenderungan untuk menghambat aktivitas enzim.
Inhibitor enzim memiliki dua cara berbeda mengganggu fungsi enzim. Berdasarkan caranya,
inhibitor dibagi menjadi 2 kategori: inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif.
Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan molekul substrat, inhibitor ini melekat
pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi pembentukan ikatan kompleks enzim-substrat.
Inhibitor non-kompetitif dapat melekat pada sisi enzim yang bukan merupakan sisi aktif, dan
membentuk kompleks enzim-inhibitor. Inhibitor ini mengubah bentuk/struktur enzim, sehingga
sisi aktif enzim menjadi tidak berfungsi dan substrat tidak dapat berikatan dengan enzim tersebut.
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel makhluk
hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun yang
merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme. Apabila H2O2 tidak diuraikan
dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu, enzim ini
bekerja dengan merombak H2O2 menjadi substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa air dan
oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat tertentu, enzim juga bersifat termolabil
(rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa golongan protein. Pengaruh
temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim dan membuatnya terdenaturasi
seperti protein kebanyakan.Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi
tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida
dapat menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak membrane sel dan
kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta arterosklerosis. Enzim Katalase memiliki
kemampuan untuk inaktivasi hydrogen peroksida.Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim
oksidase. H2O2 berpotensi membentuk radikal karena membentuk OH- .Enzim katalase
merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem.
2. Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2 sebagai substrat
atau donor electron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan atau akseptor electron.
2 H2O2 + enzim katalase à 2 H2O + O2
Enzim katalase dapat ditemukan di darah, sumsum tulang, membrane mukosa, ginjal dan hati.
F. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah :
3. Bagaimana pengaruh NaOH, asam cuka dan suhu terhadap kerja enzim?
1. Batang pengaduk
2. 2 tabung Erlenmeyer
3. Pipet tetes
4. Kertas pH
5. Korek api
7. Tabung reaksi
10. Selang
11. Blender
12. Baskom
13. Termometer
14. Plastisin
Bahan
1. Hati ayam
2. Larutan HCL 5%
3. Larutan NaOH 5%
5. Es batu
6. Air
H. Langkah Kerja
1) Ekstrak hati + H2O2
b) Mencuci ekstrak hati ayam tersebut terlebih dahulu dan kemudian dihaluskan menggunakan
blender dengan sedikit air.
e) Menyiapkan air ke dalam ember lalu mencelupkan gelas ukur ke dalam air hingga tidak ada
udara atau gelembung.
f) Memposisikan gelas ukur dalam keadaan terbalik lalu memasukkan ujung selang ke dalam
gelas ukur tadi dan memasang sumpal karet pada ujung selang yang lain.
g) Menambahkan H2O2 5 ml lalu menutup erlenmeyer dengan sumpal karet disertai plastisin
agar tidak ada udara yang masuk.
h) Mengamati reaksi hingga 1 menit, setelah itu mengamati volume air dalam gelas ukur.
e) Menyiapkan air ke dalam ember lalu mencelupkan gelas ukur ke dalam air hingga tidak ada
udara atau gelembung.
f) Memposisikan gelas ukur dalam keadaan terbalik lalu memasukkan ujung selang ke dalam
gelas ukur tadi dan memasang sumpal karet pada ujung selang yang lain.
h) Menambahkan H2O2 5 ml lalu menutup enlemeyer dengan sumpal karet disertai plastisin.
h) Mengamati reaksi hingga 1 menit, setelah itu mengamati volume air dalam gelas ukur.
e) Menyiapkan air ke dalam ember lalu mencelupkan gelas ukur ke dalam air hingga tidak ada
udara atau gelembung.
f) Memposisikan gelas ukur dalam keadaan terbalik lalu memasukkan ujung selang ke dalam
gelas ukur tadi dan memasang sumpal karet pada ujung selang yang lain.
h) Menambahkan H2O2 5 ml lalu menutup enlemeyer dengan sumpal karet disertai plastisin.
h) Mengamati reaksi hingga 1 menit, setelah itu mengamati volume air dalam gelas ukur.
2) Menambahkan ekstrak hati yang telah dihaluskan ke dalam enlemeyer sebanyak 3 ml.
3) Memasukkan air 100 ml ke dalam beaker glass kecil lalu memanaskannya di atas kaki tiga.
4) Memasukkan enlemeyer yang berisi ekstrak hati ke dalam beaker glass tadi hingga suhu 70C.
5) Setelah itu angkat dan menambahkan H2O2 5 ml lalu menutup enlemeyer dengan sumpal
karet disertai plastisin.
6) Mengamati reaksi hingga 1 menit, setelah itu mengamati volume air dalam gelas ukur.
2) Menambahkan ekstrak hati yang telah dihaluskan ke dalam enlemeyer sebanyak 3 ml.
3) Memasukkan enlemeyer ke dalam beaker glass besar lalu diisi dengan es batu.
4) Setelah suhu 5C, angkat dan menambahkan H2O2 5 ml lalu menutup enlemeyer dengan
sumpal karet disertai plastisin.
5) Mengamati reaksi hingga 1 menit, setelah itu mengamati volume air dalam gelas ukur.
I. Tabel Pengamatan
Pembeda Kondisi Waktu Volume
J. Pembahasan
1. Ekstrak hati ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
Saat ekstrak diberi larutan H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal
ini juga mengindikasikan bahwa didalam hati ayam terdapat banyak enzim katalase.
2. Ekstrak hati ditambah asam cuka dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu
asam. Kemudian ditambah larutan H2O2 ternyata terbentuk sedikit sekali gelembung
udara. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi
terlalu asam.
3. Ekstrak hati ditambah NaOH dan H2O2
Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu
basa. Kemudian ditambah larutan H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang sedang.
Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam
kondisi terlalu basa.
4. Ekstrak hati didinginkan dalam suhu -1ºC dan H2O2
Pada percobaan ini, timbul banyak gelembung udara, padahal seharusnya enzim katalase
berhenti bekerja pada suhu dingin namun tidak rusak. Hal ini terjadi karena adanya
kesalahan dalam kelompok kami.
5. Ekstrak hati dipanaskan dalam suhu 60ºC kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah larutan H2O2, ternyata tidak timbul
gelembung udara. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang
terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan
O2.
K. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
- Kerja enzim katalase sangat berpengaruh terhadap dalam metabolisme makhluk hidup.
Katalase memecah senyawa berbahaya, seperti Hidrogen peroksida (H2O2) di dalam sel hati.
Dalam hal ini Hidrogen peroksida bertindak sebagai substrat. Hidrogen peroksida merupakan
senyawa reaktif dan dapat merusak sel, kemudian akan didegrasi oleh katalase. Katalase
mendegrasi Hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2).
- Enzim bekerja berpengaruh dengan derajat kesamaan dan suhu, pada Ph yang terlalu asam
maupun basa enzim tidak dapat bekerja secara maksimal, sedangkan pada suhu tinggi akan
mengalami denaturesi.
- Enzim katalase bekerja dengan menguraikan H2O2 menjadi air (H2O) dan Oksigen (O2).
Enzim katalase akan rusak apabila bekerja pada suhu diatas 500C, dan pada kondisi asam
maupun basa.
L. Lampiran