Anda di halaman 1dari 4

KEKERASAN TAJAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

440/ /VIII/2015
PUSKESMAS GEKBRONG
Jl. Raya Cianjur Sukabumi KM.15
Cianjur
Tanggal Terbit Ditetapkan
STANDAR Kepala Puskesmas
01 Agustus 2015
OPERASIONAL
PROSEDUR dr. CECEP WILLY BUDIMAN
NIP. 19710915 200604 1 017
Tujuan 1. Sebagai pedoman mendiagnosis dan mendeskripsikan luka akibat
kekerasan tajam
2. Menentukan penatalaksaan yang tepat untuk pasien dengan luka
akibat kekerasan tajam
Kebijakan Pelaksanaan terapi dan tindakan terhadap penderita dilakukan sesuai
dengan protap dan apabila ada hal yang sulit perlu konsul dokter
spesialis bedah dan forensik.
Petunjuk Pelaksanaan
Tata Laksana Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
1. Anamnesis: menanyakan mekanisme trauma atau terjadinya luka,
kapan terjadinya, siapa saja yang terlibat, lokasi kejadian. Kekerasan
tajam menimbulkan luka yang merupakan putusnya atau rusaknya
kontinuitas jaringan karena trauma akibat alat/senjata yang bermata
tajam dan atau berujung runcing.

2. Pemeriksaan fisik: luka akibat kekerasan tajam dapat berupa luka


tusuk (stab wound), luka iris (Incised wounds), luka bacok (Chop
wounds).

Luka Tusuk (Stab Wound)


Luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau
tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong
pada permukaan tubuh. Contoh: belati, bayonet, keris, clurit, kikir,
tanduk kerbau.
Karakteristik luka tusuk:
- Tepi luka rata
- Dalam luka lebih besar dari panjang luka
- Sudut luka tajam
- Sisi tumpul pisau menyebabkan sudut luka kurang tajam
- Sering ada memar / echymosis di sekitarnya

Luka Iris (Incised Wounds)


Luka iris adalah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya
luka oleh karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif
ringan kemudian digeserkan sepanjang kulit.
Karakteristik luka iris :
o Pinggir luka rata
o Sudut luka tajam
o Rambut ikut terpotong
o Jembatan jaringan (-)
o Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak sampai
tulang

Luka Bacok (Chop Wounds)


Adalah luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam
atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga
yang cukup besar. Contoh: pedang, clurit, kapak, baling-baling
kapal. Adanya luka iris yang terdapat pada kulit, dengan fraktur
comminuted mendasari atau terdapat alur yang dalam pada tulang,
menunjukkan bahwa disebabkan oleh senjata yang bersifat
membacok.
Karakteristik pada luka bacok:
o Luka biasanya besar
o Tepi luka rata
o Sudut luka tajam
o Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat
memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan
o Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, abrasi

Deskripsi Luka
Dalam mendeskripsikan luka terbuka harus mencakup jumlah,
lokasi, bentuk, ukuran, dan sifat luka. Sedangkan untuk luka tertutup,
sifat luka tidak perlu dicantumkan dalam pendeskripsian luka. Untuk
penulisan deskripsi luka jumlah, lokasi, bentuk, ukuran tidak harus
urut tetapi penulisan harus selalu ditulis diakhir kalimat.
Deskripsi luka meliputi:
1. Jumlah luka
2. Lokasi luka, meliputi:
a. Lokasi berdasarkan region anatomiknya.
b. Lokasi berdasarkan garis koordinat atau berdasarkan bagian-
bagian tertentu dari tubuh. Menentukan lokasi berdasarkan
garis koordinat dilakukan untuk luka pada regio yang luas
seperti di dada, perut, punggung. Koordinat tubuh dibagi
dengan menggunakan garis khayal yang membagi tubuh
menjadi dua yaitu kanan dan kiri, garis khayal mendatar yang
melewati puting susu, garis khayal mendatar yang melewati
pusat, dan garis khayal mendatar yang melewati ujung tumit.
Untuk luka di bagian punggung dapat dideskripsikan lokasinya
berdasarkan garis khayal yang menghubungkan ujung bawah
tulang belikat kanan dan kiri.
3. Bentuk luka
4. Ukuran luka (panjang x lebar x tinggi dalam satuan sentimeter
atau millimeter).
5. Sifat-sifat luka, meliputi :
a. Daerah pada garis batas luka, meliputi :
- Batas (tegas atau tidak tegas)
- Tepi (rata atau tidak rata)
- Sudut luka (runcing atau tumpul)
b. Daerah di dalam garis batas luka, meliputi:
- Jembatan jaringan (ada atau tidak ada)
- Tebing (ada atau tidak ada, jika ada terdiri dari apa)
- Dasar luka
c. Daerah di sekitar garis batas luka, meliputi :
- Memar (ada atau tidak)
-Lecet (ada atau tidak)

Penatalaksanaan luka:
1. Wound Cleansing
Langkah membersihkan luka secara umum adalah:
 Lakukan tindakan antiseptic
 Anestesi lokal
 Mechanical Scrubbing, menggosok luka dengan kassa steril,
memakai larutan antiseptik
 Dilusi dan irrigasi 500-2000 cc atau 50-100 cc/panjang luka,
tergantung dari luas dan kotornya luka.
- Larutan yang digunakan adalah NS
- Dilanjutkan dengan klorheksidin atau povidon iodine
- Kembali irigasi dan dilusi sampai benar-benar bersih

2. Debridemen
 Pembersihan luka dan debridemen diawali pada lapisan
superfisial jaringan sampai ke lapisan terdalam.
 Perhatikan tanda-tanda jaringan avital/mati, yaitu warna lebih
pucat, lebih rapuh dan tidak berdarah.
 Buang jaringan avital dengan pisau atau gunting, perhatikan
anatomi daerah tersebut, jangan mencederai vaskular atau
nervus.
 Lakukan debridement sampai jaringan yang normal terlihat,
biasanya terlihat adanya perdarahan dari jaringan yang
dipotong.

3. Penutupan Luka
Jika luka bersih dan jaringan kulit dapat menutup, maka lakukan
jahitan primer.
Jika luka bersih namun diperkirakan produktif, misalnya
kemungkinan seroma atau infeksi, maka pasanglah drain.
Jika luka kotor, maka lakukan perawatan luka terbuka untuk
selanjutnya dilakukan hekting sekunder.

4. Medikamentosa
Antibiotik
Tujuan pemberian atibiotik adalah untuk profilaksis
 Topikal /larutan/Salep
 Mengurangi pembaentukan krusta yang dapat menghambat
epitaelisasi
 Mencegah kassa melekat pada luka
 Mengurangi tingkat infeksi
 Sistemik berupa sediaan oral ataupun parenteral. Dapat
diberikan oral amoxicillin 3x500mg atau cefadroxil 3x500mg
Analgesik: parasetamol 3x500mg atau asam mefenamat 3x500mg
Roboransia: vitamin C 2x50mg

5. Pemberian Anti Tetanus


Pemberian tetanus toksoid dilakukan jika belum atau lama tidak
mendapatkan booster TT. Jika telah mendapat booster sebelumnya,
cukup diberikan anti tetanus serum yang terlebih dahulu dilakukan
skin test.

Konseling & Edukasi:


 Pasien diingatkan untuk menjaga kebersihan lukanya dan tidak
terkena air selama 3 hari pertama terutama untuk luka robek.
 Setelah 3 hari pasien dianjurkan untuk kontrol kembali.
 Visum dapat dilakukan bila ada surat permintaan visum dari polisi
dan ada polisi yang mengantarnya.
 Kriteria rujukan: bila luka terlalu dalam hingga merusak tulang atau
organ dalam dan perdarahan sulit dihentikan serta ada tanda-tanda
syok.

Anda mungkin juga menyukai