Anda di halaman 1dari 7

Hukum Mendel I dan II

Mendel’s Law I and II


Windi Asnita Sari
windiasnitasari.bio16@fkip.unsyiah.ac.id

Abstrak
Dalam hukum Mendel I yang dikenal dengan hukum pemisahan gen yang sealel dinyatakan
bahwa dalam pembentukan gamet individu yang memiliki genotif heterozigot , sehingga tiap gamet
mengandung salah satu alel tersebut. Dalam hal ini disebutkan juga hukum segregasi yang
berdasarkan percobaan persilangan dua individu, yang mempunyai satu karakter yang berbeda.
Sedangkan Dalam hukum Mendel II atau dikenal dengan hukum pengelompokan gen secara
bebas, dinyatakan bahwa selama pemebentukan gamet gen – gen sealel akan memisah
secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Praktikum yang bejudul
“Hukum Menel I dan II” yang bertujuan untuk membuktikan perbandingan menurut rasio genotif
dan fenotip. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2019 di Laboratorium Program
Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala.
Praktikum dilakukan dengan menggunakan uji X2. Hasil yang didapat pada percobaan ini
persilangan monohibrid hipotesis di tolak sedangkan pada monohibrid hipotesis diterima.
Kata Kunci: Alel, gen, fenotip, genotip.

Abstract
In the Mendel`s law I, which is known as the law of the separation of the same allele gene,
it was stated that in the formation of gametes an individual has heterozygous genotype, so that
each gamete contains one of these alleles. In this case also mentioned the law of segregation based
on the experiment of crossing two individuals, which have one different character. Whereas in the
second law or known as the law of grouping genes freely, it was stated that during the formation of
gametes genes - the same allele gene would separate freely and group with other genes that are not
alleles. Practicum entitled "Law of Menel I and II" which aims to prove the comparison according
to genotive ratio and phenotype. This practicum was held on March 13, 2019 at the Laboratory of
Biology Education and Teaching and Education Faculty Study Program, Syiah Kuala University.
Practicum is carried out using the X2 test. The results obtained in this experiment were rejected as
monohibrid hypotheses while the monohibrid hypothesis was accepted.
Keywords: Alleles, genes, phenotype, genotype.

1
Windi Asnita Sari: Hukum Mendel I dan II

Pendahuluan semua kelompok organisme utama yang


Genetika merupakan konsep/materi bereproduksi secara seksual (Firdauzi, 2014,
sains yang penting untuk diajarkan di sekolah. p. 198).
Dinyatakan oleh Th. Dobzhansky dalam Sidik jari dapat dijadikan salah satu
Ayala & Kinger (1984) bahwa “Nothing in cara identifikasi dalam suatu tindakan
biology is understandable except the light of kriminal (10,11). Selain itu karena memiliki
genetics. Genetics is the core biological perbedaan antar individu dan dipengaruhi oleh
science”. Genetika menjadi dasar bagi faktor genetik, maka sidik jari juga sangat
pengembangan ilmu biologi maupun ilmu lain penting dalam ilmu antropologi, forensik,
yang terkait dengan biologi (Roini, 2013, p. etnologi, genetika dan kedokteran (Mundijo,
1). 2017, p. 313).
Secara biologis, seorang anak selalu
mewarisi gen dari induknya. Gen tersebutlah Metode/Cara Kerja
yang membawa sifat-sifat tertentu, baik yang Waktu dan Tempat
tampak secara fisik, maupun yang tidak Praktikum ini berlangsung pada tanggal
tampak secara fisik. Sistem penurunan sifat 13 Maret 2019 di Laboratorium Program Studi
yang berdasarkan Hukum Mendel dapat Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan
menghasilkan sifat keturunan yang beragam. Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala.
Hal itu terjadi jika diketahui terdapat sifat Target/Subjek/Populasi/Sampel
antara kedua induk (ayah atau ibu) berbeda. Target dari praktikum ini adalah
Termasuk peluang munculnya keberagaman membuktikan perbandingan menurut Hukum
sifat fisik atau struktur tubuh (Hereditas), Mendel I pada rasio genotif 1:2:1 dan
salah satunya dalam sistem pewarisan warna perbandingan fenotip 3:1 pada persilangan
kulit (Akbar, 2015, p. 1). monohibrid. Membuktikan perbandingan
Pewarisan gen pertumbuhan menurut Hukum Mendel II pada rasio fenotif
dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu 9:3:3:1 pada persilangan dihibrid. Selain itu,
diantaranya adalah faktor lingkungan. Hal ini menghitung X2 untuk menguji data hasil
sesuai dengan pendapat Falaki et al, yang pengamatan persilangan monohibrid dan
menyatakan bahwa pertumbuhan merupakan dihibrid serta menginterpretasikan nilai X2
sifat yang dikontrol oleh banyak gen, dengan setelah membandingkan dengan nilai X2 di
demikian ekspresi dari setiap individu yang tabel untuk data persilangan monohibrid dan
tumbuh cepat ditentukan oleh tiga komponen dihibrid.
utama mencakup faktor genetik, lingkungan
dan interaksi antara keduanya. Sifat Alat dan Bahan
kodominan pada lokus yang mengindikasikan Alat yang digunakan pada praktikum
tumbuh cepat seharusnya terdapat pada kedua ini adalah alat tulis. Bahan yang digunakan
alel yang diekspresikan pada individu adalah karton warna dan juga kancing warna.
heterozigot (Muzaki, 2017, pp. 135-136).
Contoh penjelasan simbolik Prosedur
persilangan yang dikemukakan J.G. Mendel Pada persilangan monohibrid
yaitu persilangan monohibrid. Persilangan dipisahkan 25 pasang kancing warna merah
monohibrida adalah dasar untuk ilmu genetika dan putih tersebut menjadi 2 bagian masing-
Mendel. Informasi terkait yang berhubungan masing terdiri dari 25 kancing berwarna
dengan pemisahan genetik seperti yang merah dan 25 berwarna putih. Kemudian
muncul dalam kombinasi monohibrida. dicampurkan 25 kancing berwarna putih dan
Persilangan semacam itu dapat terjadi dalam merah tersebut kedalam kotak I dan hal yang

2
Windi Asnita Sari: Hukum Mendel I dan II

sama dilakukan untuk kotak II. Setelah itu, transkripsi, modifikasi pascatranskripsi,
dilakukan pengambilan secara acak satu translasi, interaksi kerja gen, kontrol kerja gen
kancing dari kotak I dan satu kancing dari pada eukariotik; e) perubahan materi genetik,
kotak II. Kemudian pasangkan dan catat meliputi: mutasi, dan rekombinasi; f)
macam dan jumlah genotip serta fenotip keberadaan materi genetik dalam populasi;
dalam sebuah tabel. Lakukan terus sampai dan f) perekayasaan materi genetik.
kancing dari kedua kotak tersebut habis Frekuensi gen pada suatu populasi
terambil. Terakhir ihitung perbandingan yang dapat berubah apabila terdapat evolutionary
diperoleh baik genotip maupun fenotip dan uji forces, yaitu faktor-faktor yang berperan
dengan uji X2. dalam mengubah frekuensi alel dan genotip,
Pada persilangan dihibrid dipisahkan 25 antara lain mutasi, migrasi, perkawinan tidak
pasang karton tersebut menjadi 4 bagian acak, genetic drift dan seleksi alam. Migrasi
masing-masing terdiri dari 25 lembar karton dan genetic drift diduga menjadi faktor yang
berwarna merah, 25 lembar berwarna putih, mengubah frekuensi alel dan genotip pada
25 lembar berwarna biru dan 25 lembar populasi (Khoiriyah, 2014, p.132).
berwarna kuning. Kemudian dicampurkan 25 Alela memisah (segregasi) satu dari
lembar karton berwarna putih, merah, kuning, yang lain selama pembentukan gamet dan
biru tersebut kedalam kotak I dan hal yang diwariskan secara rambang ke dalam gamet-
sama dilakukan untuk kotak II. Setelah itu, gamet yang sama jumlahnya. Sebagai dasar
dilakukan pengambilan secara acak satu segregasi atau pasang alela terletak pada lokus
karton dari kotak I dan satu karton dari kotak yang sama kromosom homolog (Rosman,
II. Kemudian pasangkan dan catat macam dan 2006, p. 71).
jumlah genotip serta fenotip dalam sebuah Keberhasilan seleksi tergantung pada
tabel. Dilakukan terus sampai karton dari kemampuan pemulia untuk memisahkan
kedua kotak tersebut habis terambil. Terakhir genotipe-genotipe unggul dari genotipe yang
hitung perbandingan yang diperoleh baik tidak dikehendaki. Bagaimana cara
genotip maupun fenotip dan uji dengan uji X2. membedakan antara genotipe unggul dengan
genotipe yang tidak unggul atas dasar
Teknik Analisis Data penilaian fenotipe individu atau kelompok
Teknik analisis data pada pengamatan adalah tanaman yang dievaluasi diperlukan
teknik analisis dengan menggunakn uji X2. pertimbangan tentang besaran beberapa
parameter genetik. Beberapa parameter
Pembahasan
Konsep genetika semestinya genetik yang dapat digunakan sebagai
direorganisasi ke dalam tujuh konsep utama pertimbangan supaya seleksi efektif misalnya
berdasarkan keilmuan (Corebima, 2010), yaitu besaran nilai keragaman genetik, heritabilitas,
seluruhnya mengkaji tentang materi genetik. polase segregasi, jumlah gen, dan aksi gen
Secara rinci genetika mengkaji: a) pengertian pengendali karakter yang menjadi perhatian
genetika dan ruang lingkupnya; b) struktur (Maimun, 2007, pp. 48-52).
materi genetik, meliputi: DNA (yang terletak Secara biologis, seorang anak selalu
pada inti, mitokondria, kloroplas, virus, mewarisi gen dari ayahnya. Gen tersebutlah
bakteri, plasmid, episom, dan elemen yang membawa sifat-sifat tertentu, baik yang
transposable), dan RNA; c) reproduksi materi tampak secara fisik, maupun yang tidak
genetik, pada sel eukariotik meliputi: replikasi tampak secara fisik. Prinsip tentang gen dan
DNA, reproduksi sel, dan Mendelian pewarisan sifat modern pertama kali
inheritance; d) kerja materi genetik, meliputi: dikemukakan oleh Gregor Mendel. Mendel

3
Windi Asnita Sari: Hukum Mendel I dan II

mempelajari 7 jenis sifat yang diturunkan dan persilangan monohibrid intermediet.


pada tanaman buncis dan menemukan teori Persilangan monohibrid dominan adalah
persilangan untuk gen-gen yang independen. persilangan dua individu sejenis yang
Teori tersebut menyatakan bahwa gen dari memerhatikan satu sifat beda dengan gen-gen
anak merupakan perpaduan (persilangan) dari yang dominan. Sifat dominan dapat dilihat
gen-gen kedua orang tuanya (Tosida, 2011, p. secara mudah, yaitu sifat yang lebih banyak
44). muncul pada keturunannya. Sedangkan
Gen didefinisikan sebagai interval persilangan monohibrid intermediet adalah
sepanjang molekul-molekul DNA. Sebagian persilangan antara dua individu sejenis yang
besar gen membawa informasi yang memperhatikan satu sifat beda dengan gen-
dibutuhkan dalam membuat protein. Manusia gen intermediet. Kedua gen tidak mempunyai
memiliki sel-sel dengan 46 kromosom, 2 seks sifat dominan dan resesif. Atau dengan kata
kromosom, dan 22 pasang non seks lain, kedua gen saling mempengaruhi.
kromosom (autosom). Kromosom pada pria Contoh persilangan monohibrid
adalah “46, XY” dan kromosom pada wanita misalnya dalam persilangan pada tanaman
adalah “46, XX”. Kromosom terdiri atas bunga mawar berwarna merah sebagai warna
kombinasi protein-protein dan molekul- dominan dengan berwarna putih sebagai
molekul DNA yang sangat panjang. Peluang warna resesif yang menghasilkan sifat
seorang anak untuk mewarisi gen tertentu keturunan yang sama dengan kedua induknya,
dapat dihitung dengan sistem yang mengacu yakni merah dan putih.
pada algoritma genetika. Untuk meneliti Beberapa hal penting tentang
pewarisan gen pada manusia maka perlu perkawinan monoibrid, yaitu semua individu
dilakukan pemodelan atau representasi F1 adalah seragam. Jika dominansi tampak
peluang dari perkawinan dan pewarisan gen- sepenuhnya, maka individu F1 memiliki
gen dalam suatu keluarga. fenotip seperti induknya yang dominan. Pada
Pewarisan Gen pada Manusia itu waktu F1 yang heterozigot membentuk
sendiri sesuai dengan teori pewarisan Mendel, gamet-gamet, terjadilah pemisahan alel,
mengidentifikasi permasalahn apa yang sehingga gamet hanya mempunyai salah satu
sedang dihadapi dan kemudian menarik alel saja. Jika dominasi nampak sepenuhnya,
kesimpulan dari proses analisis yang telah maka perkawinan monohobrid menghasilkan
dilakukan. keturunan dengan perbandingan 3:1.
Persilangan monohibrid adalah Praktikum kali ini membahas tentang
perkawinan antara dua individu dari spesies hukum Mendel 1. Menurut teorinya, hukum
yang sama yang memiliki satu sifat berbeda. Mendel 1 dinyatakan juga sebagai hukum
Persilangan monohibrid sangat berkaitan segregasi, artinya alela memisah (segregasi)
dengan hukum Mendel I atau yang disebut satu dari yang lain selama pembentukan
dengan hukum segregasi yang berbunyi, gamet dan diwariskan secara rambang ke
“Pada pembentukan gamet untuk gen yang dalam gamet-gamet yang sama jumlahnya.
merupakan pasangan akan disegresikan Sebagai dasar segregasi atau pasang alela
kedalam dua anakan”. Keturunan pertamanya terletak pada lokus yang sama kromosom
(generasi F1) akan memiliki sifat sama homolog. Untuk dua macam fenotip
dengan salah satu induk, hal ini dipengaruhi diperoleh rasio 3:1 dan tiga macam fenotip
jika dipengaruhi oleh alel dominan dan diperoleh rasio 1:2:1.
resesif. Untuk membuktikan kemungkinan
Persilangan monohibrid terbagi menjadi hukum mendel 1 tersebut, maka dilakukan
dua, yaitu persilangan monohibrid dominan percobaan dengan kakancing dua warna

4
Windi Asnita Sari: Hukum Mendel I dan II

sebanyak 25 pasang. Lalu, kancing tersebut Untuk lebih mudah menghitungnya,


dimasukkan ke dalam wadah untuk diambil maka dibuat tabel untuk MM dan mm. Jika
secara acak oleh salah satu praktikan. Data yang muncul Merah dan putih, maka
tersebut kemudian dicatat dan dilakukan dicentang pada kolom MM. Jika yang
perbandingan X hitung dengan X tabel. Jika muncul merah dan merah, maka tetap di
diperoleh X hitung lebih besar dari pada X centang pada kolom MM. Namun, jika yang
tabel, maka hukum Mendel tersebut benar. muncul putih dan putih, maka di centang pada
Namun, jika didapat X hitung lebih kecil kolom mm. Artinya, MM merupakan sifat
daripada X tabel, maka hukum mendel dominan,sementara mm merupakan sifat
tersebut salah. resesif.
Dari percobaan, didapatkan hasil-hasil
Gambar 1. Kancing Genetik
kemungkinan dari semua persilangan antar
warna. Berikut ditampilkan semua
pembahasan persilangan antar warna yang
telah dicoba pada tabel berikut.

Fenotip
NO Dormansi Penuh MM Mm ∑
(Merah) (putih)
1. Diperoleh (o) 36 14 50
2. Diharapkan 37,5 12,5 50
3. Deviasi -1,5 1,5 0
4. X2 0,06 0,18 0,24
Tabel 1. Hasil Persilangan Monohibrid

Perlakuan ini diulang sebanyak dua “independent assortment of genes” atau


kali karena menggunakan 25 kancing. pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini
Sementara diperlukan 50 kancing. Setelah berlaku ketika pembentukan gamet, dimana
dilakukan percobaan, maka hasil yang didapat gen sealel secara bebas pergi ke masing-
rasio fenotip tidak sesuai dengan hukum masing kutub ketika meiosis. Hukum Mendel
Mendel I. Hipotesis ditolak atau data tidak II disebut juga hukum asortasi yaitu hukum
valid karena X hitung lebih kecil daripada X pengelompokan gen Secara bebas dinyatakan
tabel. bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen
Persilangan Dihibrid adalah sealel akan memisah secara bebas dan
perkawinan antara dua individu dari spesies mengelompok dengan gen lain yang bukan
yang sama yang memiliki dua sifat berbeda. alelnya. Hukum Mendel II melibatkan dua
Persilangan Dihibrid sangat berhubungan sifat beda. Hasil persilangan monohibrid
dengan hukum Mendel II yang berbunyi disilangkan lagi dengan sesamanya maka akan

5
Windi Asnita Sari: Hukum Mendel I dan II

muncul persilangan dihibrid dengan dua sifat atau perbedaan sifat dari suatu individu
beda. Sama halnya dengan monohibrid, tergantung dari susunan genetiknya yang
dihibrid pun mengenal sifat dominan dan dinyatakan dengan kata-kata, misalnya
intermediet, mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dan
Contoh persilangan dihibrid misalnya sebagainya.
dalam persilangan tanaman biji/kacang ercis.
Gambar 2. Kertas Karton Berwarna
Dimana sifat biji pertama berbentuk bulat dan
berwarna kuning, dan kedua sifat tersebut
dominan terhadap sifat lainnya. Sedangkan
pada biji kedua berbentuk kisut dan berwarna
hijau.
Pada praktikum ini, digunakan kertas
karton berjumlah (4 warna sebanyak 50
pasang. Percobaan yang dilakukan masih tetap
sama seperti percobaan hukum mendel I tetapi
persilangan yang dilakukan merupakan
persilangan dihibrid atau dua sifat beda.
Pada persilangan ini, ada dua orang
yang mengambil kertas karton yang sudah
Dari percobaan, didapatkan hasil-hasil
diletakkan dalam satu wadah dan satu orang
kemungkinan dari semua persilangan antar
mencatat hasil yang diambil oleh dua orang
warna. Berikut ditampilkan semua
itu nantinya. Persilangan ini jika Mendel
pembahasan persilangan antar warna yang
terbukti benar, maka akan menghasilkan rasio
telah dicoba pada tabel berikut.
fenotip 9:3:3:1. Fenotif adalah penampakan
Fenotip
NO Dormansi Penuh ∑
M. H. mmH. mmhh M. hh
1. Diperoleh (o) 11 7 2 5 25
2. Diharapkan 14,06 4,69 4,69 1,56 25
3. Deviasi -3.06 2,31 3,31 3,44 0
4. X2 0,67 1,14 1,14 7,59 10,54
Tabel 2. Hasil Persilangan Dihibrid

Setelah dilakukan percobaan, maka telah di jabarkan oleh Gregor Johann Mendel.
hasil yang didapat rasio fenotip sesuai dengan Mendel mengatakan bahwa pada
hukum Mendel II, hal ini menunjukkan pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen
sinkronisasi dengan hukum Mendel, tidak induk (Parent) yang merupakan pasangan alel
jauh berbeda. Maka hukum Mendel II terbukti akan memisah sehinggatiap-tiap gamet
benar. Persilangan dengan dua sifat beda menerima satu gen dari induknya
akan menghasilkan rasio Fenotip 9:3:3:1. sebagaimana bunyi hukum mendel I. Dan
bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa
Simpulan dan Saran bila dua individu mempunyai dua pasang atau
Simpulan lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat
Hukum pewarisan Mendel adalah secara bebas, tidak bergantung pada pasangan
hukum mengenai pewarisan sifat pada sifat yang lain. Dari hasil percobaan maka
organisme, yang kita kenal dengan hukum pada persilangan monohibrid hipotesis di
segregasi dan hukum asortasi bebas, yang tolak karena X tabel lebih besar daripada X

6
Windi Asnita Sari: Hukum Mendel I dan II

hitung, sedangkan untuk persilangan dihibrid Belanda. Jurnah Ilmiah Biologi, Vol. 2
hipotesis diterima atau data valid kaena X (2): 132-137.
hitung lebih besar daripada X tabel. Maimun, Barmawi. (2008). Pola Segregasi
dan Heritabilitas Sifat Ketahanan
Saran Kedelai Terhadap Cowpea Mild Mottle
Jika masih ada yang kurang dalam Virus Populasi Wilis X MLG2521.
laporan ini, dan pembahasan yang kurang Jurnal HPT Tropika, Vol. 7 (1): 48-52.
tepat mohon diberi petunjuk agar pada Mundijo, Trisnawati. (2017). Dominasi
praktikum selanjutnya bisa lebih baik. Pewarisan Pola Sidik Jari Whorl dalam
Selanjutnya, untuk mencapai praktikum yang Keluarga Karyawan Fakultas
lebih baik, waktu harus dipergunakan sebaik- Kedokteran Universitas
baiknya, serta keaktifan para praktikan dalam Muhammadiyah Palembang. Jurnal
melakukan praktek harus diperhatikan. Kedokteran Brawijaya, Vol. 29 (4):
312-315.
Daftar Pustaka
Akbar, Rinaldi T. (2015). Implementasi Muzaki, Ahmad., dkk. (2017). Pertumbuhan
Sistem Hereditas Meggunakan Metode dan Sintasan Larva dan Benih Ikan
Persilangan Hukum Mendel Untuk Kerapu Sunu Plectropomus leopardus
Identifikasi Pewarisan Warna Kulit Turunan Ketiga (F-3) Dari Induk Hasil
Manusia. Jurnal Biologi, Vol. 1 (1): 1- Seleksi. Jurnal Riset Akuakultur,
13. Vol.12 (2): 131-137.
Roini, Chumidach. (2013). Organisasi Konsep
Corebima, D. (2010). Genetika Mendel.
Surabaya: Airlangga University Press. Genetika Pada Buku Biologi SMA
Firdauzi, Nirmala F. (2014). Rasio Kelas XII. Jurnal EduBio Tropika, Vol.
Perbandingan F1 Pada Persilangan 1 (1): 1-60.
Starin N x b, dan Strain N x tx Serta Rosman, Yunus. (2008). Teori Darwin Dalam
Resiproknya. Jurnal Biology Science & Pandangan Sains dan Islam. Jakarta:
Education, Vol. 3 (2): 197-204. Penerbit Prestasi.
Khoriyah, Yustin N. (2014). Karakter Tosida, Eneng T. (2011). Pemodelan Sistem
Genetik Populasi Bedeng 61B Desa Pewarisan Gen Manusia Berdasarkan
Hukum Mendel Dengan Algoritma
Wonokarto KabupatenLampung Timur
Pasca Program Kolonisasi Pemerintah Branch aand Bound. Jurnal Ekologia,
Vol. 11 (1): 44-52.

Anda mungkin juga menyukai