Anda di halaman 1dari 11

EKONOMI KOPERASI

TANTANGAN KOPERASI DI INDONESIA DALAM ERA


PERDAGANGAN BEBAS MEA 2015

Disusun oleh :

Qorina Nurul Alifah

K1 / Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi

Universitas Tidar 2015


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

MEA adalah sebuah revolusi ekonomi ASEAN dimana menjadikan sebuah


wilayah regional yang tidak memiliki batas untuk melakukan pergerakan barang dan jasa
serta tenaga kerja yang didukung oleh modal baik domestik maupun asing. Indonesia sebagai
negara anggota ASEAN yang ikut mensetujui pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) harus menghadapi berbagai tantangan dibidang ekonomi khususnya domestik.
Kesiapan Indonesia untuk membuka pasar ekonomi bebas di tingkat regional mau tidak mau
memberikan perhatian serius bagi pihak pemerintah sebagai aktor negara dan pelaku-pelaku
ekonomi lainnya atau aktor non negara yaitu pengusaha dan organisasi ekonomi. Dengan
terciptanya integrasi kawasan dalam bentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) selain
merupakan suatu tantangan yang akan dihadapi negara di kawasan tersebut, perlu
diperhatikan masalah-masalah yang akan ditimbulkan. Masalah tersebut lebih kepada
kesiapan negara anggota khususnya,Indonesia untuk menghadapi persaingan ekonomi global
yang bersifat terbuka dan represif. Indonesia perlu segera memperhatikan faktor-faktor
pendukung, baik internal maupun eksternal agar dampak yang ditimbulkan di kemudian hari
akibat arus barang dan jasa yang bebas, memberikan dampak dan pengaruh yang positif.

Pembentukan MEA diharapkan akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi,


daya saing kawasan dalam perekonomian global melalui empat kerangka strategis yang
meliputi pasar tunggal dan basis produksi internasional, kawasan ekonomi yang saling
memiliki daya saing tinggi, pertumbuhan ekonomi yang merata, peningkatan kesejahteraan
masyarakat ASEAN, mengurangi tingkat pengangguran dengan menciptakan lapangan
pekerjaan yang banyak dan hubungan kerjasama ekonomi yang erat dengan organisasi global
lainnya. Hal ini tentunya akan memberikan manfaat yang signifikan bagi pertumbuhan
ekonomi di negara ASEAN yang mayoritas merupakan negara berkembang.
Untuk menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, sebagian masyarakat
melibatkan diri dalam berbagai usaha yang berproduktif adapula yang bergabung dalam
wadah yang memiliki legalitas seperti koperasi. Koperasi menciptakan peluang bagi
masyarakat untuk membantu dirinya sendiri. Lebih dari 800 juta orang diseluruh dunia sudah
menjadi anggota koperasi. Meskipun koperasi lebih memberi fokus untuk memenuhi
kebutuhan lokal para anggotannya, mereka juga bekerjasama dan terkait. Mereka sama-sama
mendukung dan mempraktekan nilai maupun prinsip yang terkandung didalam ICIS
(Pernyataan Internasional tentang jatidiri Koperasi). Basis demokrasi dan kombinasi tujuan
sosial ekonomi yang unik menempatkan koperasi sebagai lembaga ideal yang berperan untuk
meningkatkan kelayakan globalisasi. Dalam banyak hal koperasi adalah cermin dan lebih
menampakan wajah kemanusiaan dari globalisasi yang mementingkan uang dan modal
semata-mata. Bukan tidak mungkin untuk menghadapi persaingan pasar bebas
pengembangan peran masyarakat melalui koperasi akan menjadi salah satu titik yang
menjadikan globalisasi sebagai pembukaan kesempatan bagi Usaha Mikro Kecil dan
Menengah untuk menunjukan sejauhmana potensi dan apa yang akan dilakukan koperasi agar
bertahan dalam globalisasi yang diwarnai oleh persaingan efisiensi dan profesionalisme
pelaku bisnis dan apa yang sesungguhnya yang dapat dilakukan untuk
menumbuhkembangkan koperasi dalam memberdayakan masyarakat dalam potensi ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian MEA ?

2. Bagaimana karakteristik MEA dan peluang koperasi dalam MEA ?

3. Tantangan apa saja yang harus dihadapi koperasi dalam MEA ?

4. Bagaimana Kesiapan Koperasi-UKM Indonesia dalam era MEA 2015?

5. Solusi yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan dalam MEA ?


PEMBAHASAN

Pengertian MEA

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah sistem perdagangan bebas antara negara
– negara di ASEAN. Indonesia dan sembilan negara anggota lainnya telah menyepakati
perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi
yang dimuat dalam visi 2020, yang didasarkan pada kepentingan negara – negara anggota
ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada
dan baru dengan batas waktu yang jelas, dalam mendirikan / membentuk Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). ASEAN harus bertindak sesua dengan prinsip – prinsip terbuka,
berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan
multilateral serta kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan.
Munculnya Masyrakat Ekonomi Asean seharusnya dapat menumbuhkan perekonomian di
Indonesia secara umum, globalisasi tidak dapat di lawan karena semua orang akan selalu
ingin maju. Jadi koperasi tidak bisa melawan, koperasi harus berjalan secara bersama-sama.
Di Negara berkembang seperti Indonesia harusnya koperasi dapat berkembang untuk
melawan ketidak pastian dan kejamnya dunia ekonomi pada saat ini. Karena koperasi
merupakan salah satu lemabaga ekonomi rakyat yang menggerakan perekonomian rakyat
dalam memacu kesejahteraan sosial masyarakat.

Karakteristik MEA dan peluang koperasi dalam MEA

Pentingnya perdagangan ekstenal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk Komunitas


ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan. Karakteristik utama Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) yaitu :

1. Pasar dan basis produksi tunggal.


2. Kawasan ekonomi yang kompetitif.
3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata.
4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
Karakteristik ini saling berkaitan kuat. Dengan memasukkan unsur – unsur yang
dibutuhkan dari masing – masing karakteristik dan harus memastikan pelaksanaannya
agar tepat dan saling mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang
relevan. Beberapa peluang MEA bagi koperasi :
1. Gobalisasi ekonomi terutama implementasi MEA dapat menciptakan peluar pasar
bagi produk UKM. Pasar ASEAN sebesar 600 juta, dengan jumlah kelas
menengah ASEAN berjumlah 24% pada tahun 2010 akan meningkat menjadi 65%
pada tahun 2030 (menurut ADB).
2. Potensi pengembangan industri nasional dan mendorong Indonesia sebagai
production base di kawasan dengan ditopangnya pasar domestik yang besar,
penduduk usia kerja/produktif, investasi yang meningkat dan sumber daya alam
yang besar.
3. Perdagangan intra – ASEAN cenderung meningkat.
4. Keunggulan produk UKM (memiliki nilai tinggi berbasis kebudayaan lokal,
handmade) telah memenuhi standar kualitas.
5. Dukungan kebijakan pemerintah/lintas terkait peningkatan daya saing produk.
6. Semakin terbukanya peluan pasar internasional dan kerjasama ekonomi baik
secara bilateral, kawasan, maupun regional.
7. Terbentuknya pasar untuk produk ekspor di Asean
8. Memudahkan untuk bisa mengakses modal investasi antar Negara Asean
9. Memudahkan memperoleh barang/jasa yang diproduksi diluar Negara kita

Tantangan yang harus dihadapi koperasi dalam MEA

1. Sumber daya manusia yang rendah.


2. Standar produk yang harus sesuai dengan ketentuan ASEAN ataupun inernasional.
3. Desain dan kualitas produk yang sesuai dengan selera pasar.
4. Kesinambungan kegiatan produksi.
5. Fasilitas pembiayaan yang belum dimanfaatkan.
6. Kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan daya saing.
7. Informasi yang belum terpusat.
8. Aktifitas promosi ekspor terbatas.
9. Mahalnya biaya penyesuaian standar dan sertifikasi internasional.
10. Produk
Standar produk yang sesuai dengan ketentuan ASEAN atau internasional, desain &
kualitas produk yang sesuai dengan selera pasar, serta kesinambungan kegiatan
produksi.
11. Pelaku/UKM
Belum semua UKM melihat MEA 2015 sebagai peluang, kurang memahami fasilitas
perdagangan dan prosedur kepabeanan, fasilitas pembiayaan yang belum
dimanfaatkan, kreatifitas dan inovasi guna meningkatkan daya saing, dan sebagai
UKM masih bergantung pada lembaga keuangan informal.
12. Infrastruktur/Sarana Prasarana
Penggunaan e-channel dan e-commerce yang belum maksimal, informasi yang belum
terpusat, dan aktivitas promosi ekspor terbatas.
13. Kebijakan/Regulasi
Keraguan Bank untuk meminjamkan dana kepada UKM, market intelligence
mengenai ASEAN belum optimal, mahalnya biaya penyesuaian standar dan sertifkasi
internasional, mahalnya biaya pembuatan sistem iformasi virtual yang komperhensif
dan terpadu, perlu perencanaan bisnis dan pemasaran bagi UKM, serta adanya
hambatan non-tariff.
14. Hilangnya pasar produk ekspor kita karena kalah bersaing karena harga dan kualitas
produk kita kalah dibanding Negara lain di Asean.
15. Semakin banyaknya produk impor di pasaran dalam negeri yang akan mematikan
usaha di Negara kita, contohnya saja Koperasi yang semakin harus dapat bersaing.
16. Masuknya SDM dari Negara lain yang mungkin lebih berkualitas, yang akan
menggusur tenaga keja dalam negeri.
17. Lemahnya kelembagaan koperasi
18. Lemahnya modal internal koperasi
19. Kurangnya inovasi dalam bisnis koperasi dan lambannya pemanfaatan IT
20. Lemahnya kualitas SDM dan kurangnya profesionalisme di Koperasi
Dengan semakin banyaknya masalah yang dihadapi oleh koperasi, maka koperasi harus
melakukan peningkatan daya saing untukn menghadapi MEA 2015, yaitu dari segi organisasi
koperasi itu sendiri, bisnis koperasinya, dan juga Sumber Daya Manusianya. Jika dilihat dari
Organisasi Koperasi itu bisa dilakukan diantaranya :
1. Memperkuat idiologisasi koperasi pada anggota
2. Penguatan kelembagaan koperasi sebagai entitas bisnis modern
3. Membangun kultur kreatif, inovatif dan nilai tambah damlam kerangka meningkatkan daya
saing koperasi
4. Memperkuat jaringan kemitraan koperasi dengan stake holder

Jika dilihat dari segi Bisnis Koperasinya, diantaranya :


1. Peningkatan modal sendiri berdasar skala ekonomi yang layak
2. Penerapan IT
3. Kemitraan dengan pelaku bisnis lain
Jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia nya,antaralain :
1. Peningkatan kualitas SDM koperasi
2. Pengembangan system kompensasi yang menarik
3. Profesionalisasi manajemen
4. Pengukuran kinerja SDM yang unggul

Kesiapan Koperasi-UKM Indonesia dalam era MEA 2015

Untuk menghadapi era pasar bebas se-Asia Tenggara itu, dunia usaha di Tanah Air
tentu harus mengambil langkah-langkah strategis agar dapat menghadapi persaingan dengan
negara ASEAN lainnya, tidak terkecuali sektor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(KUKM). Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan mengatakan bahwa persiapan Koperasi
dan UKM nasional untuk menghadapi era MEA sudah cukup baik.
"Sejauh ini persiapan Koperasi dan UKM kita untuk menghadapi era MEA 2015 ini cukup
bagus. Persiapan sampai saat ini untuk menghadapi MEA itu kurang lebih 60 sampai 70
persen," kata Syarief Hasan. Sebagai persiapan, menurut dia, pemerintah telah melaksanakan
beberapa upaya strategis, salah satunya pembentukan Komite Nasional Persiapan MEA 2015,
yang berfungsi merumuskan langkah antisipasi serta melakukan sosialisasi kepada
masyarakat dan KUKM mengenai pemberlakuan MEA pada akhir 2015. Adapun langkah-
langkah antisipasi yang telah disusun Kementerian Koperasi dan UKM untuk membantu
pelaku KUKM menyongsong era pasar bebas ASEAN itu, antara lain peningkatan wawasan
pelaku KUKM terhadap MEA, peningkatan efisiensi produksi dan manajemen usaha,
peningkatan daya serap pasar produk KUKM lokal, penciptaan iklim usaha yang kondusif.
Namun, satu faktor hambatan utama bagi sektor Koperasi dan UKM untuk bersaing dalam
era pasar bebas adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) pelaku KUKM yang secara
umum masih rendah. Untuk meningkatkan kualitas pelaku KUKM, perlu dilakukan berbagai
pembinaan dan pelatihan, baik yang bersifat teknis maupun manajerial. Oleh karena itu,
dilakukannya pembinaan dan pemberdayaan KUKM yang diarahkan pada peningkatan
kualitas dan standar produk, agar mampu meningkatkan kinerja KUKM untuk menghasilkan
produk-produk yang berdaya saing tinggi. Diharapkan juga para pelaku UKM untuk harus
memanfaatkan teknologi seluas-luasnya untuk mengembangkan usahanya sehingga mereka
bisa cepat maju dan siap bersaing secara global.

Peran pemerintah dalam melakukan pembinaan pada koperasi juga berperan penting
agar menciptakan koperasi yang bisa semakin berkembang dalam MEA 2015. Pemerintah
merupakan aktor utama bagi perkembangan koperasi, karena kebijakan-kebijakan yang
dilakukan harus pro rakyat dan demi kesejahteraan rakyat Indonesia semata jangan
menguntungkan bagi bangsa lain. Disamping itu pemerintah juga harus membantu dana
dalam mengembangkan koperasi, tetapi tidak hanya memberikan dana saja, pemerintah harus
mengontrol pengguanaan dana tersebut. Hal tersebut akan menjadi lebih baik & efektif lagi
bila diadakan program penelitian dan pengembangan koperasi.

a) Peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan, yang meliputi seluruh aspek


pengembangan perkoperasian melalui pendekatan interdisipliner dan lintas sektoral yang
terkoordinasi dan terintegrasi.
b) Pengkajian dan perumusan pengetahuan perkoperasian dalam rangka penyusunan
keilmuan koperasi, sebagai bahan pengajaran ilmu koperasi dalam pendidikan formal.
c) Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan perkoperasian untuk memberikan
masukan yang diperlukan bagi penyusunan pola pengembangan koperasi serta persiapan
langkah-langkah bagi usaha membangun koperasi.
d) Mengembangkan berbagai pola dan perangkat pembangunan koperasi baik perangkat
lunak maupun perangkat keras, yang meliputi aspek-aspek manajemen personil, permodalan
dan perkreditan, produksi serta pemasaran.
e) Mengkaji proyek rintisan/percontohan dalam rangka memperoleh sistem dan peralatan
teknis yang belum dijadikan pola atau sistem operasional.
f) Mengembangkan pusat dokumentasi ilmiah dan informasi perkoperasian yang didukung
oleh sistem dan jaringan informasi yang menyeluruh dan terpadu, guna memonitor dan
mengevaluasi berbagai perkembangan pembangunan koperasi serta dampak sosial ekonomi
yang ditimbulkannya.
g) Meningkatkan kerjasama koperasi dengan lembaga-lembaga pendidikan, penelitian,
pengembangan dan pengkajian baik di lingkungan pemerintah maupun swasta.
Solusi yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan dalam MEA

1. Peningkatan iklim usaha yang kodusif bagi UKM


2. Meningkatkan akses sumber daya produksi
3. Pengembangan jaringan pemasaran produk UKM
4. Meningkatkan daya saing SDM UKM
5. Fasilitasi peningkatan produktivitas dan mutu UKM
6. Pengembangan wirausaha (UKM) berpotensi untuk ekspor
7. Perluasan/perkembangan sarana promosi ekspor UKM
8. Penataan Koperasi
9. Penataan PKL
KESIMPULAN

Dengan berlakunya MEA di Indonesia, berdampak langsung seperti pada Koperasi


sebagai salah satu Usaha Kecil Menengah, yang daya saingnya masih rendah dan belum
banyak diminati orang. Dengan masuknya MEA ini produk – produk dari UKM ini akan
bersaing ketat karena produuk – produk luar cenderung lebih murah dan memiliki kualitas
yang lebih baik. Peluang koperasi memang besar di Indonesia, tetapi mungkin banyak juga
tantangan yang akan dihadapi oleh koperasi di dalam MEA 2015. Agar bisa terus sejalan
dengan MEA 2015, Infrastruktur penunjang bisnis seperti infrastruktur fisik,informasi dan
komunikasi dan Sumber Daya Alam sangat diperlukan juga untuk meningkatkan daya saing
daerah. Karena itu, koperasi/UKM di Indonesia harus memanfaatkan setiap peluang yang ada
untuk dapat menghadapi MEA dan juga mengembangkan usahanya di berbagai sektor seperti
SDM agar tercipta tenaga kerja yang terampil, sehingga Indonesia memilki perekonomian
yang lebih maju kedepannya.

Saran

Koperasi diharapkan bisa turut mengalami perkembangan, contohnya dengan


ditumbuhkannya inovasi dan kreatifitas pada suatu organisasi koperasi. Sumber Daya
Manusia yang ada di koperasi juga merupakan salah satu factor penting untuk
mengembangkan koperasi, dnegan pelatihan dan pembinaan kiranya SDM dan organisasi
koperasi dapat terus berkembang agar dapat terus eksis di dalam Masyarakat Ekonomi Asean
saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://rizhu189.blogspot.co.id/2015/01/peluang-dan-tantangan-koperasi-dalam.html

http://www.antaranews.com/berita/436319/kesiapan-koperasi-ukm-indonesia-
menatap-era-mea-2015

https://najmunisanisa.wordpress.com/2015/01/26/peluang-dan-tantangan-koperasi-
dalam-menghadapi-ekonomi-mea-masyarakat-ekonomi-asean-tahun-2015/

http://nicoadityas.blogspot.co.id/2015/02/peluang-dan-tantangan-koperasi-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai