PharmaceuticL Care (DELA) PDF
PharmaceuticL Care (DELA) PDF
PENDAHULUAN
1 Universitas Indonesia
Intervensi apoteker ..., Mayannaria Simarmata, FMIPA UI, 2010
2
untuk observasi, perawatan dan terapi (Depkes RI.,2006) Dalam satu studi baru
terungkap bahwa kesalahan pemberian obat suntik merupakan masalah keamanan
utama di ruang intensive care medicine. Kesalahan yang paling sering terjadi adalah
dikaitkan dengan salah dalam waktu pemberian obat, dan miss medication, diikuti
dengan dosis salah, obat salah dan rute yang salah (Valenti Andreas et al.,2009).
Sekitar 97% dari pasien yang dimonitor di ruang perawatan intensif rumah
sakit pendidikan Mesir dilaporkan dengan satu atau lebih masalah terkait obat.
Rejimen dosis yang tidak benar menunjukkan persentase tertinggi (27,971%) diikuti
dengan duplikasi dan penentuan pengobatan yang tidak perlu masing-masing
menunjukkan persentasi sekitar 12%, interaksi obat (8,4%), kurang monitoring
(7,27%), penyalahgunaan antibiotik (5,331%), penghentian pengobatan yang perlu
(2,1%),kombinasi yang tidak perlu (2,1%), pengobatan yang tidak sesuai (1,131%)
dan kontraindikasi (1,131%) (Sabry Nirmen A, Farid Samar F, Abdel Aziz
Emad,2009).
Penelitian tentang efek dari partisipasi apoteker pada ronde dokter dan
kejadian efek yang merugikan dari obat dilakukan pada ruang perawatan intensif
rumah sakit umum Massachusetts di Boston menunjukkan bahwa kehadiran apoteker
pada saat ronde sebagai anggota tim di ruang perawatan intensif menurunkan angka
kejadian efek yang merugikan dari obat karena kesalahan penentuan obat (Leape
Lucian L et al., 1999). Intervensi apoteker dalam mencegah terjadinya masalah terkait
dengan obat akan mempengaruhi biaya kesehatan, menyelamatkan kehidupan dan
meningkatkan kualitas hidup ( Alderman CP,Farmer C.,2001).
Jumlah pasien yang masuk ruang perawatan intensif Rumah Sakit TNI
Angkatan Laut (Rumkital) Dr. Mintohardjo pada tahun 2009 adalah sebanyak 393
orang, dengan rata-rata hari perawatan 3,28 hari. Penyakit stroke, infark miokard
serta hipertensi adalah merupakan diagnosa terbanyak pada pasien yang di rawat di
ruang perawatan intensif ini. Penelitian tentang intervensi apoteker terhadap masalah
terkait obat telah dilakukan pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani rawat
inap dan pada pasien anak rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo. Masalah terkait
obat yang paling banyak ditemui pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani
rawat inap adalah over dosis (65,40%), interaksi potensial obat-obat (38,5%) dan
perlu pemeriksaan laboratorium (26,9%) (Aritonang,Robert E., 2008). Masalah
terkait obat yang paling banyak ditemui pada pasien anak rawat jalan adalah dosis
Universitas Indonesia
Intervensi apoteker ..., Mayannaria Simarmata, FMIPA UI, 2010
3
terlalu rendah (28,81%), interval pemberian tidak sesuai (15,90%) dan interaksi
potensial (8,99%) (Pramono, Yudi.,2008).
Pasien di ruang perawatan intensif sering kali mendapat polifarmasi.
Pemberian obat pasien perawatan intensif rata-rata 9 obat. Hal ini menyebabkan
kemungkinan besar terjadi interaksi obat dan sebagian besar darinya relevan secara
klinik. (Ray S, Bhattacharyya M, Pramanik J, Todi S.,2009).
Universitas Indonesia
Intervensi apoteker ..., Mayannaria Simarmata, FMIPA UI, 2010
4
1. Memberikan informasi mengenai masalah terkait obat yang dialami oleh pasien
stroke dan gangguan kardiovaskular yang dirawat di ruang perawatan intensif.
2. Memberikan informasi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menyusun
pedoman terapi bagi pasien stroke dan gangguan kardiovaskular yang dirawat di
ruang perawatan intensif Rumkital DR. Mintohardjo Jakarta.
Universitas Indonesia
Intervensi apoteker ..., Mayannaria Simarmata, FMIPA UI, 2010