Anda di halaman 1dari 9

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No.

4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

FORMULASI SEDIAAN GEL ANTIJERAWAT MINYAK ATSIRI KULIT


BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) DAN UJI AKTIVITAS
TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

Sarah Pelen1), Adeanne Wullur1), Gayatri Citraningtyas1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT
Acne is a pile of oil glands in the skin that are actively being clogged by dirt and infection
because of bacteria Staphylococcus aureus. The bark is cinnamon (Cinnmomum burmanii) contains
antibacterial compounds sinamaldehid and eugenol. This research aims to create a gel formulation anti-
acne essential oil of cinnamon bark with two variations of the concentration of HPMC base that is 3%
and 7% gel also examine the effect of essential oils of cinnamon bark on the antibacterial activity. The
research proves that the essential oil of cinnamon bark can be formulated as a gel formulation
antijerawat eligible organoleptic, homogeneity, pH, dispersive power and consistency. Gel essential oil of
cinnamon bark with concentration of 7% is the most excellent gel inhibits the activity of S. aureus
because of inhibition zone of 7,8 mm were included in the category of medium inhibition.

Keywords: cinnamon bark, gel, antijerawat, Staphylococcus aureus

ABSTRAK
Jerawat merupakan timbunan kelenjar minyak pada kulit yang terlalu aktif yang tersumbat oleh
kotoran dan terjadi infeksi karena adanya bakteri Staphylococcus aureus. Kulit batang kayu manis
(Cinnmomum burmanii) mengandung senyawa antibakteri sinamaldehid dan eugenol. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat formulasi sediaan gel antijerawat minyak atsiri kulit batang kayu manis dengan
dua variasi konsentrasi basis HPMC yakni 3% dan 7% juga menguji pengaruh gel minyak atsiri kulit
batang kayu manis terhadap aktivitas antibakteri. Hasil penelitian membuktikan bahwa minyak atsiri kulit
batang kayu manis dapat diformulasikan sebagai sediaan gel antijerawat yang memenuhi persyaratan
organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar dan konsistensi. Gel minyak atsiri kulit batang kayu manis
dengan konsentrasi 7% merupakan gel yang paling baik menghambat aktivitas bakteri S. aureus karena
memiliki zona hambat 7,8 mm yang termasuk dalam kategori daya hambat sedang.

Kata kunci: Kulit batang kayu manis, gel, antijerawat, Staphylococcus aureus

136
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN Oleh karena itu perlu digunakan antibakteri


dari bahan alam yang sudah diketahui aman.
Kulit merupakan lapisan pelindung Salah satu tanaman yang secara empiris
tubuh terhadap pengaruh luar, baik pengaruh dapat menyembuhkan berbagai jenis
fisik maupun pengaruh kimia. Kulit pun penyakit dan memiliki khasiat antibakteri
mendukung penampilan seseorang. ialah kayu manis (Cinnamommum
Penampilan kulit biasanya terganggu dengan burmanii).
adanya rangsangan sentuhan, rasa sakit Minyak atsiri dari kulit batang kayu
maupun pengaruh buruk dari luar. manis (Cinnamomum burmanii) dapat
Gangguan-gangguan ini dapat menyebabkan memberikan daya hambat pada
kulit terkena penyakit. Penyakit yang paling Staphylococcus aureus. Daya hambat yang
sering diderita dalam permasalah kulit ini muncul disebabkan karena adanya
adalah jerawat (Wasitaatmadja, 2008). kandungan senyawa antibakteri
Jerawat biasanya muncul pada Sinamaldehid (Inna et al., 2010). Hal ini
permukaan kulit wajah, leher, dada dan menyatakan bahwa minyak kulit batang
pungggung pada saat kelenjar minyak pada kayu manis menunjukkan aktivitas
kulit terlalu aktif sehingga pori-pori kulit antibakteri yang lebih baik pada gram positif
akan tersumbat oleh timbunan lemak yang daripada bakteri gram negatif. Daya hambat
berlebihan. Jika timbunan itu bercampur tertinggi didapatkan pada Staphylococcus
dengan keringat, debu dan kotoran lain, aureus dan terendah pada Escherichia coli
maka akan menyebabkan timbunan lemak (Shan et al., 2008).
dan bintik hitam di atasnya yang disebut Banyak sediaan anti jerawat yang
komedo. Pada komedo terdapat bakteri, telah beredar dalam bentuk gel, krim dan
maka terjadilah peradangan yang dikenal lotio. Sediaan dalam bentuk gel banyak
dengan jerawat yang ukurannya bervariasi digunakan dalam pembuatan tata rias
mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar rambut, rias wajah dan perawatan kulit.
serta berwarna merah, kadang-kadang Keuntungan dari sediaan gel yaitu tidak
bernanah serta menimbulkan rasa nyeri lengket dan juga merupakan sediaan yang
(Djajadisastra et al., 2009). cepat menguap dan dapat menghantarkan
Bakteri yang umum menginfeksi obat dengan baik ke kulit hal ini
jerawat adalah Staphylococcus epidermidis, menyebabkan jerawat bisa cepat kering.
Propionibacterium acne dan Staphylococcus Berdasarkan uraian tersebut peneliti
aureus. Saat ini banyak orang yang memilih melakukan penelitian “Formulasi Sediaan
untuk pengobatan jerawat ke klinik kulit Gel Antijerawat Minyak Atsiri Kulit Batang
yang kebanyakan menggunakan antibiotik Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) dan
memiliki efek samping seperti iritasi pada Uji Aktivitas Terhadap Bakteri
kulit wajah. Obat jerawat yang Staphylococcus aureus”.
menggunakan bahan-bahan alam akan
berefek lebih aman pada kulit wajah
dibandingkan dengan bahan ataupun
senyawa kimia (Djajadisastra et al., 2009).

137
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

METODE PENELITIAN Pembuatan Minyak Atsiri


Alat dan Bahan Disiapkan satu set alat destilasi.
Alat yang digunakan dalam Dimasukkan 50 g kulit batang kayu manis
penelitian ini yaitu satu set alat destilasi, yang telah di rajang ke dalam labu alas bulat
gelas ukur (Pyrex), Erlenmeyer (Pyrex), 250 mL. Labu diisi dengan aquadest hingga
aluminium foil, pisau, timbangan analitik setengah volume total labu, ditambahkan
(aeADAM®), mixer (Philips), spatel, sudip, batu didih. Dipasang kembali labu pada set
pinset, pot salep, kertas perkamen, autoklaf up alat distilasi. Dipanaskan labu pada
(ALP), stirrer, Laminar Air Flow (N- mantel pemanas secara perlahan-lahan.
Bioteck), incubator (MMM Group), hot Dihentikan distilasi jika telah dipanaskan
plate (ACIS) dan pipet mikro selama 5-6 jam. Dipisahkan minyak atsiri

(ecopippette ). dari air yang ada dalam campuran distilat
Bahan yang digunakan adalah dengan Na2SO4 anhidrat.
minyak atsiri kulit batang kayu manis Pembuatan Formula Sediaan
(Cinnamomum burmanii (Ness.) Bl), Pada penelitian ini dibuat sediaan gel
Larutan Na2SO4 Anhidrat, HPMC (Hydroxy dengan variasi konsentrasi basis gel HPMC
Propyl Methyl Cellulose), Na2SO4 anhidrat, yang berbeda yaitu konsentrasi 3% dan 7%.
propilenglikol, etanol 95%, nipagin, larutan
NaOH 10%, aquadest steril, gel Tabel 1. Formulasi gel antijerawat minyak
Klindamisin, H2SO4 0,36 N, BaCl2.2H2O atsiri kulit batang kayu manis
1,175%, NaCl 0,9%, media Nutrient Agar Bahan Formula
dan bakteri Staphylococcus aureus. a b
Pengambilan Sampel Minyak Atsiri kulit batang 6% 6%
kayu manis
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini ialah kulit batang kayu manis HPMC 3% 7%
yang diambil dari area Fakultas Pertanian,
Propilenglikol 30% 30%
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Persiapan Sampel Nipagin 0,1% 0,1%
Tahap awal yang dilakukan yaitu
kulit batang kayu manis dikelupas dari Aquadest sampai 100 100
pohonnya menggunakan pisau. Kemudian
dicuci dengan air mengalir untuk Cara Pembuatan Gel
menghilangkan kotoran yang menempel. Semua bahan yang diperlukan
Lalu kulit batang kayu manis yang sudah ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan
dibersihkan dirajang menggunakan pisau. formulasi di atas. Pembuatan gel minyak
Kulit batang kayu manis telah dirajang atsiri kulit batang kayu manis dengan
diangin-anginkan dengan cara diletakkan di konsentrasi basis gel HPMC 3% dilakukan
tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang dengan cara basis HPMC diambil sebanyak
baik dan tidak terkena sinar matahari 3 g ditaburkan diatas beaker glass yang
langsung. berisi aquadest. Setelah 20 menit basis gel
menyatu dengan aquades, dicampur

138
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

menggunakan mixer basis gel yang telah gel diukur. Setelahnya, ditambahkan 150
menyatu, sambil dimasukkan propilenglikol g beban tambahan dan didiamkan selama
sebanyak 30 ml dan nipagin sebanyak 0,1 g 1 menit lalu diukur diameter yang
secara bertahap lalu dimasukkan minyak konstan. Daya sebar 5-7 cm menunjukkan
atsiri kulit batang kayu manis sebanyak 6 ml konsistensi semisolid yang sangat
sambil diaduk menggunakan mixer sampai nyaman dalam penggunaan.
homogen. Untuk pembuatan gel minyak e. Pengujian Konsistensi (Djajadisastra,
atsiri kulit batang kayu manis dengan 2009)
konsentrsi basis gel HPMC 7% dilakukan Dilakukan dengan mengamati perubahan
dengan cara yang sama dengan basis gel konsistensi dari sediaan gel yang dibuat
HPMC 3%. apakah terjadi pemisahan antara
pembentuk gel dengan pembawanya yaitu
Evaluasi Sediaan Gel Antijerawat air. Pengujian konsistensi menggunakan
Minyak Atsiri Kulit Batang Kayu Manis pengujian centrifugal test diaman sampl
a. Organoleptik (Ansel, 1989) gel disentrifugasi pada kecepatan
Pengamatan dilihat secara langsung 3800rpm selama 5 jam kemudian diamati
bentuk, warna, dan bau dari gel yang perubahan fisiknya. Gel yang baik tidak
dilihat. Gel biasanya jernih dengan terjadi perpindahan fase.
konsistensi setengah padat.
b. Homogenitas (Depkes RI, 1995) Pengujian Mikrobiologi Sediaan
Pemeriksaan dilakukan dengan cara: Uji mikrobiologi untuk mengetahui
sediaan ditimbang 0,1 g kemudian aktivitas antibakteri sediaan gel minyak
dioleskan pada kaca objek atau bahan atsiri kulit batang kayu manis yang
transparan lain yang cocok, diamati dilakukan dengan metode difusi agar,
susunannya. Gel yang baik tidak terdapat dengan cara mengukur diameter hambatan
butiran kasar pertumbuhan bakteri terhadap bakteri
c. Pengujian pH (Tranggono, 2007) Staphylococcus aureus. Cara pengujiannya
Pengujian pH dilakukan dengan ialah sebagai berikut : Sumuran yang sudah
menggunakan stik pH yang dicelupkan ke dibuat pada media pengujian diteteskan
dalam sampel gel. Setelah tercelup larutan uji sebanyak 50 µl menggunakan
sempurna, pH universal tersebut dilihat mikro pipet, kemudian diinkubasi dalam
perubahan warnanya dan dicocokkan inkubator pada suhu 370C selama 24 jam,
dengan standar pH universal. pH sediaan setelah itu diukur diameter daerah hambatan
gel harus sesuai dengan pH kulit yaitu (zona jernih) di sekitar sumuran
4,5-6,5. menggunakan penggaris berskala dengan
d. Uji Daya Sebar (Voigt, 1994) cara mengukur secara horizontal dan
Sediaan sebanyak 0,5 g diletakkan pada vertikal kemudian hasil yang didapat
kaca transparan yang berdiameter 15cm, dikurangi diameter sumuran 7 mm.
kaca lainnya diletakkan di atasnya dan
dibiarkan selama 1 menit. Diameter sebar

139
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

HASIL Pengujian pH
Pengujian Organoleptik Pengujian pH sediaan dilakukan
Pengujian organoleptik dilakukan mengunakan stik pH universal. pH sediaan
untuk mengetahui bentuk, warna dan bau gel harus sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-
dari gel yang sudah dibuat. Pengujian ini 6,5.
Tabel 4. Pengujian pH
perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai
Jenis Gel pH
estetika dari suatu sediaan. Gel minyak atsiri kulit batang 6
kayu manis dengan konsentrasi
Tabel 2. Hasil Pengujian Organoleptik HPMC 3%
Jenis Gel Bentuk Warna Bau
Gel minyak atsiri kulit batang 6
Gel minyak Setengah Putih khas kayu manis dengan konsentrasi
atsiri kulit padat, minyak
HPMC 7%
batang kental atsiri
kayu manis kulit
dengan batang Pengujian Daya Sebar
konsentrasi kayu Pengujian daya sebar dilakukan
3% manis untuk menjamin tersebarnya gel ketika
Gel minyak Setengah Putih khas diaplikasikan ke kulit. Pengukuran daya
atsiri kulit padat, minyak sebar dilakukan dengan mengukur diameter
batang kental atsiri sebar gel ketika ditimpa beban 150 g dan
kayu manis (lebih kulit didiamkan selama 1 menit hingga
dengan kental) batang diametrnya konstan.
konsentrasi kayu
7% manis
Tabel 5. Pengujian Daya Sebar
Jenis gel Diameter Sebar
Pengujian Homogenitas Gel
Pengujian homogenitas dilakukan Gel minyak atsiri kulit 7 cm
untuk melihat homogenitas gel yang dibuat. batang kayu manis
Pengujian yang dilakukan dengan cara gel dengan konsentrasi
bagian atas, tengah dan bawah dioleskan HPMC 3%
pada sekeping kaca. Gel dikatakan homogen Gel minyak atsiri kulit 6 cm
jika tidak terlihat adanya butiran kasar. batang kayu manis
dengan konsentrasi
Tabel 3. Pengujian Homogenitas HPMC 7%
Jenis Gel Homogenitas
Pengujian Konsistensi
Gel minyak atsiri Homogen, tidak ada
kulit batang kayu butiran kasar Pengujian konsistensi dilakukan
manis dengan untuk mengetahui terjadinya pemisahan fase
konsentrasi HPMC dari gel yang dibuat. Pengujian ini dilakukan
3% dengan menggunakkan metode centrifugal
Gel minyak atsiri Homogen, tidak ada test dimana sampel disentrifugasi selama 1
kulit batang kayu butiran kasar jam. Perlakuan tersebut dianggap setara
manis dengan dengan besarnya pengaruh gaya gravitasi
konsentrasi HPMC terhadap penyimpanan gel selama setahun.
7%

140
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

Tabel 6. Hasil Pengujian Konsistensi PEMBAHASAN


Jenis gel Konsistensi Pembuatan gel minyak atsiri kulit
Gel minyak atsiri kulit Tidak terjadi batang kayu manis menggunakan basis gel
batang kayu manis pemindahan fase HPMC yang bertujuan membentuk gel yang
dengan konsentrasi
HPMC 3%
jernih dan bersifat netral serta memiliki
Gel minyak atsiri kulit Tidak terjadi viskositas yang stabil pada penyimpanan
batang kayu manis pemindahan fase jangka panjang. Pada pembuatan gel ini juga
dengan konsentrasi ditambahkan propilenglikol yang berfungsi
HPMC 7% sebagai humektan yang akan menjaga
kestabilan sediaan dengan cara
Hasil Pengujian Mikrobiologi mengabsorbsi lembab dari lingkungan dan
Pengujian mikrobiologi sediaan gel mengurangi penguapan air dari sediaan.
dilakukan dengan menggunakan metode Selain menjaga kestabilan sediaan, secara
difusi agar dengan cara sumuran terhadap tidak langsung humektan juga dapat
bakteri Staphylococcus aureus . Diameter mempertahankan kelembaban kulit sehingga
daerah hambat (zona hambat) yang kulit tidak kering (Martin et al., 2000).
terjadidiukur selama masa inkubasi Ditambahkan juga nipagin sebagai
1x24jam. Nilai diameter daerah hambatan pengawet, karena dalam pembuatan gel ini
yang dihasilkan dikurangi 7 mm. mengandung banyak air yang dapat
menimbulkan kontaminasi bakteri pada gel
Tabel 7. Hasil Pengujian Mikrobiologi yang dibuat.
Jenis Gel Diameter daerah hambatan Pengujian fisik terhadap gel minyak
(mm) atsiri kulit batang kayu manis dilakukan
Zona Zona Zona Rata- agar diketahui kelayakan dan kestabilan gel.
1 2 3 rata Pengujian fisik yang dilakukan meliputi
HPMC 0 0 0 0 pengujian organoleptik, pengujian
(Kontrol homogenitas, pengujian pH, pengujian daya
negatif) sebar, dan pengujian konsistensi. Selain itu,
juga dilakukan pengujian antibakteri
Gel 7,5 8 7 7.5
Staphylococcus aureus agar diketahui secara
Klindamisin
(Kontrol pasti aktivitas antibakteri dalam gel yang
Positif) dibuat.
Pengujian organoleptik meliputi
Gel minyak 5,5 4 5,5 5 bentuk, warna dan bau. Gel yang dihasilkan
atsiri kulit memiliki bentuk setengah padat yang
batang kayu merupakan karakteristik dari gel pada
manisdengan umumnya. Warna putih yang dihasilkan
konsentrasi merupakan warna dari minyak atsiri kulit
3% batang kayu manis yang telah tercampur
secara homogen dengan basis gel. Dalam gel
Gel minyak 5,5 7,5 10,5 7,8
juga tercium aroma yang khas dari minyak
atsiri kulit
batang kayu atsiri kulit batang kayu manis. Untuk basis
manisdengan gelnya sendiri tidak berbau.
konsentrasi Pengujian homogenitas merupakan
7% pengujian terhadap ketercampuran bahan-
bahan dalam sediaan gel yang menunjukkan

141
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

susunan yang homogen. Pengujian dikarenakan HPMC dapat membentuk basis


dilakukan terhadap basis gel dan juga gel gel dengan cara mengabsorbsi pelarut
dengan minyak atsiri kulit batang kayu sehingga cairan tersebut tertahan dan
manis yang menunjukkan tidak adanya meningkatkan tahanan cairan dengan
butiran kasar pada gel. Hal ini sesuai dengan membentuk massa cairan yang kompak.
persyaratan homogenitas gel yaitu gel harus Semakin banyak HPMC yang terlarut maka
menunjukkan susunan yang homogeny dan semakin banyak juga cairan yang tertahan
tidak terlihat butiran kasar (Anonim, 1985). dan diikat oleh agen pembentuk gel (Martin
Nilai pH untuk sediaan topikal harus et al., 2000).
sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5. Pengujian konsistensi dilakukan
Pengujian pH gel minyak atsiri kulit batang dengan metode centrifugal test dimana gel
kayu manis menggunakan stik pH universal disentrifugasi pada kecepatan 3800 rpm
yang dicelupkan dalam gel yang telah selama 5 jam. Hal ini dilakukan karena
dibuat. Setelah tercelup,stik pH tersebut pengujian tersebut dianggap setara dengan
akan terlihat perubahan warnanya dan besarnya pengaruh gaya gravitasi terhadap
dicocokkan dengan standar pH universal. penyimpanan gel selam setahun.Pengujian
Dari hasil pengukuran pH sediaan gel konsistensi dilakukan agar dapat diketahui
minyak atsiri kulit batang kayu manis, perubahan konsistensi dari sediaan gel yang
dihasilkan nilai pH 6 pada gel minyak atsiri dibuat, tidak terjadi pemisahan antara bahan
kulit batang kayu manis konsentrasi HPMC pembentuk gel dengan pembawanya yaitu
3% dan 7%. Nilai pH yang terlalu asam air. Semua gel yang diuji tidak terjadi
dapat menyebabkan iritasi pada kulit pemisahan. Hal ini menandakkan gel-gel
sedangkan pH terlalu basa dapat tersebut stabil terhadap pengaruh gaya
menyebabkan kulit berisik. Nilai pH ini gravitasi selama penyimpanan gel selama
sesuai dengan pH kulit sehingga aman jika setahun (Djajadisastra, 2009).
diaplikasikan pada kulit. Diameter daerah hambatan (zona
Pengujian daya sebar merupakan hambat) disekitar sumuran diukur
pengujian yang dilakukan untuk mengetahui menggunakan mistar berskala dengan cara
kemampuan penyebaran gel. Daya sebar mengukur secara horizontal dan vertical
berbanding lurus dengan kecepatan gel kemudain hasil yang didapat dikurangi
untuk menyebar. Semakin besar nilai diameter sumuran 7 mm. Gel minyak atsiri
diameter daya sebar makin tinggi kecepatan kulit batang kayu manis dengan konsentrasi
gel menyebar dengan hanya sedikit HPMC 3% memberikan daya hambat
pengolesan sehingga kontak obat dengan sedang dengan zona hambat 5 mm. Gel
permukaan kulit akan meningkat. Daya minyak atsiri kulit batang kayu manis
sebar 5-7 cm menunjukkan konsistensi dengan konsentrasi HPMC 7% memberikan
semisolid yang sangat nyaman dalam daya hambat sedang dengan zona hambat
penggunaan (Garg et al., 2002). Hasil daya 7,8 mm. Kontrol positif memberikan daya
sebar untuk gel minyak atsiri kulit batang hambat sedang dengan zona hambat 7,3 dan
kayu manis konsentrasi HPMC 3% yaitu 7 kontrol negatif tidak memberikan daya
cm dan minyak atsiri kulit batang kayu hambat karena menghasilkan zona hambat
manis konsentrasi HPMC 7% yaitu 6 cm. (0 mm). Dari hasil tersebut dapat
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa gel minyak atsiri kulit
dilihat bahwa gel dengan basis HPMC batang kayu manis dengan konsentrasi
mempunyai konsistensi semisolid yang HPMC 3% dan 7% dapat menghambat
nyaman untuk digunakan. Hal ini aktivitas bakteri Staphylococcus aureus.

142
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

Zona hambat disekitaran sumuran sediaan gel yang stabil. Gel minyak atsiri
disebabkan oleh adanya kandungan zat aktif kulit batang kayu manis dapat memberikan
dari minyak atsiri kulit batang kayu manis aktivitas antibakteri terhadap bakteri
yaitu sinamaldehid dan proantosianidin yang Staphylococcus aureus. Gel minyak atsiri
dapat memberikan efek antibakteri terhadap kulit batang kayu manis dengan konsentrasi
Staphylococcus aureus. Hal ini juga 7% merupakan gel yang paling baik
dibuktikan pada penelitian yang dilakukan menghambat aktivitas bakteri S. aureus
oleh Shan, et al (2008) yang meneliti karena memiliki zona hambat 7,8 mm yang
aktivitas antibakteri dan kapasitas termasuk dalam kategori daya hambat
antioksidan dari tanaman obat kulit batang sedang.
kayu manis terhadap 5 jenis bakteri yang
salah satunya adalah Staphylococcus aureus,
dibuktikan bahwa minyak kulit batang kayu DAFTAR PUSTAKA
manis menunjukkan aktivitas antibakteri
yang lebih baik terhadap bakteri gram positif Anonim. 1985. Formularium Kosmetika
karena adanya senyawa fenolik yang Indonesia. Jakarta: Departemen
terkandung di dalamnya. Terlihat perbedaan Kesehatan RI
daya hambat aktivitas bakteri pada gel
dengan konsentrasi 3% yang memiliki daya Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk
hambat sedang dan 7% memiliki daya Sediaan Farmasi Edisi Keempat.
hambat sedang. Hal ini terjadi karena Jakarta: UI Press
dinding sel bakteri memiliki sifat polar
yang mudah ditembus oleh sediaan bersifat Djajadisastra, J., Mun’im, A., dan Dessy,
polar juga. HPMC memiliki sifat partikel N.P. 2009. Formulasi Gel Topikal
polar sehingga mampu menembus dinding dari Ekstrak Nerii Folium dalam
sel Staphylococcus aureus, maka semakin Sediaan Anti Jerawat. JFI. 4(4): 210
tinggi konsentrasi HPMC yang bekerja sama -216.
dengan senyawa fenolik yang berada dalam
minyak atsiri kulit kayu manis akan semakin Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Sigla,
besar pula daya hambat terhadap aktivitas A.K. 2002. Spreading of Semisolid
bakteri. Formulation: An Update.
Pharmaceutical Technology. 84:
102.
KESIMPULAN
Minyak atsiri kulit batang kayu
manis dapatdiformulasikan menggunakan Inna, M., Atmania, N., Primasari, S. 2010.
basis HPMC konsentrasi 3% dan 7%. Dalam Potential Use of Cinnamommum
bentuk gel memenuhi parameter uji kualitas Burmanii Essential Oil-based
gel yaitu dari uji organoleptic gel berbentuk Chewing Gum as Oral Antibiofilm
setengah padat, warna dan bau sesuai Agent. Journal of Dentistry.
dengan ektrak yang digunakan), uji
homogenitas gel tidak terdapat butiran Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata.
kasar), pH gel 6 dan uji konsistensi gel tidak 2000. Dasar-dasar Farmasi Fisik
terjadi pemindahan fase. Jadi minyak atsiri dalam Ilmu Farmasetik. Edisi
kulit batang kayu manis yang Ketiga. Penerjemah: Yoshita.
diformulasikan dalam basis HPMC Jakarta: UI-Press.
konsentrasi 3% dan 7% dapat membentuk

143
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

Shan B, Cai YZ, Brooks JD. 2008.


Antibacterial Propertis and Major
Bioactive Componients of Cinnamon
Stick (Cinnamomum burmanii):
Activity Againts Foodborne
Pathogenic Bacteria. Journal of
Agricultural and Food Chemistry.
55: 5484-5490
.
Tranggono, Retno. 2007. Buku Pegangan
Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta:
PT. Gramedia Utama.

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi


Farmasi, Edisi V. Penerjemah:
Soendani Noerono. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.

Wasitaatmadja, S.M. 2008. Penuntun Ilmu


Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.

144

Anda mungkin juga menyukai