ABSTRACT
Acne is a pile of oil glands in the skin that are actively being clogged by dirt and infection
because of bacteria Staphylococcus aureus. The bark is cinnamon (Cinnmomum burmanii) contains
antibacterial compounds sinamaldehid and eugenol. This research aims to create a gel formulation anti-
acne essential oil of cinnamon bark with two variations of the concentration of HPMC base that is 3%
and 7% gel also examine the effect of essential oils of cinnamon bark on the antibacterial activity. The
research proves that the essential oil of cinnamon bark can be formulated as a gel formulation
antijerawat eligible organoleptic, homogeneity, pH, dispersive power and consistency. Gel essential oil of
cinnamon bark with concentration of 7% is the most excellent gel inhibits the activity of S. aureus
because of inhibition zone of 7,8 mm were included in the category of medium inhibition.
ABSTRAK
Jerawat merupakan timbunan kelenjar minyak pada kulit yang terlalu aktif yang tersumbat oleh
kotoran dan terjadi infeksi karena adanya bakteri Staphylococcus aureus. Kulit batang kayu manis
(Cinnmomum burmanii) mengandung senyawa antibakteri sinamaldehid dan eugenol. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat formulasi sediaan gel antijerawat minyak atsiri kulit batang kayu manis dengan
dua variasi konsentrasi basis HPMC yakni 3% dan 7% juga menguji pengaruh gel minyak atsiri kulit
batang kayu manis terhadap aktivitas antibakteri. Hasil penelitian membuktikan bahwa minyak atsiri kulit
batang kayu manis dapat diformulasikan sebagai sediaan gel antijerawat yang memenuhi persyaratan
organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar dan konsistensi. Gel minyak atsiri kulit batang kayu manis
dengan konsentrasi 7% merupakan gel yang paling baik menghambat aktivitas bakteri S. aureus karena
memiliki zona hambat 7,8 mm yang termasuk dalam kategori daya hambat sedang.
Kata kunci: Kulit batang kayu manis, gel, antijerawat, Staphylococcus aureus
136
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
137
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
138
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
menggunakan mixer basis gel yang telah gel diukur. Setelahnya, ditambahkan 150
menyatu, sambil dimasukkan propilenglikol g beban tambahan dan didiamkan selama
sebanyak 30 ml dan nipagin sebanyak 0,1 g 1 menit lalu diukur diameter yang
secara bertahap lalu dimasukkan minyak konstan. Daya sebar 5-7 cm menunjukkan
atsiri kulit batang kayu manis sebanyak 6 ml konsistensi semisolid yang sangat
sambil diaduk menggunakan mixer sampai nyaman dalam penggunaan.
homogen. Untuk pembuatan gel minyak e. Pengujian Konsistensi (Djajadisastra,
atsiri kulit batang kayu manis dengan 2009)
konsentrsi basis gel HPMC 7% dilakukan Dilakukan dengan mengamati perubahan
dengan cara yang sama dengan basis gel konsistensi dari sediaan gel yang dibuat
HPMC 3%. apakah terjadi pemisahan antara
pembentuk gel dengan pembawanya yaitu
Evaluasi Sediaan Gel Antijerawat air. Pengujian konsistensi menggunakan
Minyak Atsiri Kulit Batang Kayu Manis pengujian centrifugal test diaman sampl
a. Organoleptik (Ansel, 1989) gel disentrifugasi pada kecepatan
Pengamatan dilihat secara langsung 3800rpm selama 5 jam kemudian diamati
bentuk, warna, dan bau dari gel yang perubahan fisiknya. Gel yang baik tidak
dilihat. Gel biasanya jernih dengan terjadi perpindahan fase.
konsistensi setengah padat.
b. Homogenitas (Depkes RI, 1995) Pengujian Mikrobiologi Sediaan
Pemeriksaan dilakukan dengan cara: Uji mikrobiologi untuk mengetahui
sediaan ditimbang 0,1 g kemudian aktivitas antibakteri sediaan gel minyak
dioleskan pada kaca objek atau bahan atsiri kulit batang kayu manis yang
transparan lain yang cocok, diamati dilakukan dengan metode difusi agar,
susunannya. Gel yang baik tidak terdapat dengan cara mengukur diameter hambatan
butiran kasar pertumbuhan bakteri terhadap bakteri
c. Pengujian pH (Tranggono, 2007) Staphylococcus aureus. Cara pengujiannya
Pengujian pH dilakukan dengan ialah sebagai berikut : Sumuran yang sudah
menggunakan stik pH yang dicelupkan ke dibuat pada media pengujian diteteskan
dalam sampel gel. Setelah tercelup larutan uji sebanyak 50 µl menggunakan
sempurna, pH universal tersebut dilihat mikro pipet, kemudian diinkubasi dalam
perubahan warnanya dan dicocokkan inkubator pada suhu 370C selama 24 jam,
dengan standar pH universal. pH sediaan setelah itu diukur diameter daerah hambatan
gel harus sesuai dengan pH kulit yaitu (zona jernih) di sekitar sumuran
4,5-6,5. menggunakan penggaris berskala dengan
d. Uji Daya Sebar (Voigt, 1994) cara mengukur secara horizontal dan
Sediaan sebanyak 0,5 g diletakkan pada vertikal kemudian hasil yang didapat
kaca transparan yang berdiameter 15cm, dikurangi diameter sumuran 7 mm.
kaca lainnya diletakkan di atasnya dan
dibiarkan selama 1 menit. Diameter sebar
139
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
HASIL Pengujian pH
Pengujian Organoleptik Pengujian pH sediaan dilakukan
Pengujian organoleptik dilakukan mengunakan stik pH universal. pH sediaan
untuk mengetahui bentuk, warna dan bau gel harus sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-
dari gel yang sudah dibuat. Pengujian ini 6,5.
Tabel 4. Pengujian pH
perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai
Jenis Gel pH
estetika dari suatu sediaan. Gel minyak atsiri kulit batang 6
kayu manis dengan konsentrasi
Tabel 2. Hasil Pengujian Organoleptik HPMC 3%
Jenis Gel Bentuk Warna Bau
Gel minyak atsiri kulit batang 6
Gel minyak Setengah Putih khas kayu manis dengan konsentrasi
atsiri kulit padat, minyak
HPMC 7%
batang kental atsiri
kayu manis kulit
dengan batang Pengujian Daya Sebar
konsentrasi kayu Pengujian daya sebar dilakukan
3% manis untuk menjamin tersebarnya gel ketika
Gel minyak Setengah Putih khas diaplikasikan ke kulit. Pengukuran daya
atsiri kulit padat, minyak sebar dilakukan dengan mengukur diameter
batang kental atsiri sebar gel ketika ditimpa beban 150 g dan
kayu manis (lebih kulit didiamkan selama 1 menit hingga
dengan kental) batang diametrnya konstan.
konsentrasi kayu
7% manis
Tabel 5. Pengujian Daya Sebar
Jenis gel Diameter Sebar
Pengujian Homogenitas Gel
Pengujian homogenitas dilakukan Gel minyak atsiri kulit 7 cm
untuk melihat homogenitas gel yang dibuat. batang kayu manis
Pengujian yang dilakukan dengan cara gel dengan konsentrasi
bagian atas, tengah dan bawah dioleskan HPMC 3%
pada sekeping kaca. Gel dikatakan homogen Gel minyak atsiri kulit 6 cm
jika tidak terlihat adanya butiran kasar. batang kayu manis
dengan konsentrasi
Tabel 3. Pengujian Homogenitas HPMC 7%
Jenis Gel Homogenitas
Pengujian Konsistensi
Gel minyak atsiri Homogen, tidak ada
kulit batang kayu butiran kasar Pengujian konsistensi dilakukan
manis dengan untuk mengetahui terjadinya pemisahan fase
konsentrasi HPMC dari gel yang dibuat. Pengujian ini dilakukan
3% dengan menggunakkan metode centrifugal
Gel minyak atsiri Homogen, tidak ada test dimana sampel disentrifugasi selama 1
kulit batang kayu butiran kasar jam. Perlakuan tersebut dianggap setara
manis dengan dengan besarnya pengaruh gaya gravitasi
konsentrasi HPMC terhadap penyimpanan gel selama setahun.
7%
140
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
141
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
142
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
Zona hambat disekitaran sumuran sediaan gel yang stabil. Gel minyak atsiri
disebabkan oleh adanya kandungan zat aktif kulit batang kayu manis dapat memberikan
dari minyak atsiri kulit batang kayu manis aktivitas antibakteri terhadap bakteri
yaitu sinamaldehid dan proantosianidin yang Staphylococcus aureus. Gel minyak atsiri
dapat memberikan efek antibakteri terhadap kulit batang kayu manis dengan konsentrasi
Staphylococcus aureus. Hal ini juga 7% merupakan gel yang paling baik
dibuktikan pada penelitian yang dilakukan menghambat aktivitas bakteri S. aureus
oleh Shan, et al (2008) yang meneliti karena memiliki zona hambat 7,8 mm yang
aktivitas antibakteri dan kapasitas termasuk dalam kategori daya hambat
antioksidan dari tanaman obat kulit batang sedang.
kayu manis terhadap 5 jenis bakteri yang
salah satunya adalah Staphylococcus aureus,
dibuktikan bahwa minyak kulit batang kayu DAFTAR PUSTAKA
manis menunjukkan aktivitas antibakteri
yang lebih baik terhadap bakteri gram positif Anonim. 1985. Formularium Kosmetika
karena adanya senyawa fenolik yang Indonesia. Jakarta: Departemen
terkandung di dalamnya. Terlihat perbedaan Kesehatan RI
daya hambat aktivitas bakteri pada gel
dengan konsentrasi 3% yang memiliki daya Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk
hambat sedang dan 7% memiliki daya Sediaan Farmasi Edisi Keempat.
hambat sedang. Hal ini terjadi karena Jakarta: UI Press
dinding sel bakteri memiliki sifat polar
yang mudah ditembus oleh sediaan bersifat Djajadisastra, J., Mun’im, A., dan Dessy,
polar juga. HPMC memiliki sifat partikel N.P. 2009. Formulasi Gel Topikal
polar sehingga mampu menembus dinding dari Ekstrak Nerii Folium dalam
sel Staphylococcus aureus, maka semakin Sediaan Anti Jerawat. JFI. 4(4): 210
tinggi konsentrasi HPMC yang bekerja sama -216.
dengan senyawa fenolik yang berada dalam
minyak atsiri kulit kayu manis akan semakin Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Sigla,
besar pula daya hambat terhadap aktivitas A.K. 2002. Spreading of Semisolid
bakteri. Formulation: An Update.
Pharmaceutical Technology. 84:
102.
KESIMPULAN
Minyak atsiri kulit batang kayu
manis dapatdiformulasikan menggunakan Inna, M., Atmania, N., Primasari, S. 2010.
basis HPMC konsentrasi 3% dan 7%. Dalam Potential Use of Cinnamommum
bentuk gel memenuhi parameter uji kualitas Burmanii Essential Oil-based
gel yaitu dari uji organoleptic gel berbentuk Chewing Gum as Oral Antibiofilm
setengah padat, warna dan bau sesuai Agent. Journal of Dentistry.
dengan ektrak yang digunakan), uji
homogenitas gel tidak terdapat butiran Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata.
kasar), pH gel 6 dan uji konsistensi gel tidak 2000. Dasar-dasar Farmasi Fisik
terjadi pemindahan fase. Jadi minyak atsiri dalam Ilmu Farmasetik. Edisi
kulit batang kayu manis yang Ketiga. Penerjemah: Yoshita.
diformulasikan dalam basis HPMC Jakarta: UI-Press.
konsentrasi 3% dan 7% dapat membentuk
143
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493
144